Anda di halaman 1dari 8

Nama : Angga Putri Utami

NIM : 195120607111049

ANALISIS PERUBAHAN KONSTITUSI DAN DAMPAKNYA BAGI SISTEM


PEMERINTAHAN DI INDONESIA

PENDAHULUAN
Konstitusi merupakan syarat penting untuk mendirikan dan membangun suatu negara
yang merdeka dan merupakan hukum dasar tertinggi yang dijadikan pegangan dalam
penyelenggaraan suatu negara yang dapat berupa hukum dasar tertulis yang biasanya disebut
Undang-Undang Dasar, dan dapat pula tidak tertulis seperti traktat. Indonesia sebagai negara
merdeka tentunya memiliki konstitusi sebagai landasan dalam penyelenggaraan pemerintahan
negara yang disebut Undang-Undang Dasar (UUD) 1945. UUD 1945 merupakan hukum dasar
yang mengikat pemerintah, Lembaga-lembaga Negara, Lembaga masyarakat, dan mengikat
setiap rakyat yang berada di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Oleh karena itu,
sebagai hukum dasar UUD 1945 yang berisi norma-norma dan aturan-aturan harus ditati dan
dilaksanakan dengan baik. Setiap hukum dibawah UUD 1945 harus berlandaskan dan
bersumber pada UUD 1945 dan harus dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan
yang termuat dalam UUD 1945 dengan berpedoman pada Pancasila sebagai sumber dari segala
sumber hukum di NKRI.

PEMBAHASAN
Konsep Perubahan Konstitusi
Menurut Hardjono, bagaimanapun sempurnanya sebuah Konstitusi atau UUD pada
suatu saat tertentu akan mengalami perubahan, karena sebuah konstitusi tetap harus mengikuti
perkembangan zaman.1 Suatu undang-undang dasar jika tidak lagi mencerminkan konstelasi
politik atau tidak memenuhi harapan aspirasi rakyat, dapat dibatalkan dan diganti dengan
2
undang-undang dasar baru. UUD 1945 sebagai produk hukum dan politik, kadangkala
memiliki substansi yang sudah tidak sesuai dengan perkembangan zaman dan tuntutan
reformasi dari generasi berikutnya, oleh karena itu dilakukan perubahan konstitusi dengan

1
Hardjono. 2009. Legitimasi Perubahan Konstitsusi Kajian Terhadap Perubahan UUD 1945 Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
2
Sartono, Kus Eddy. 2008. Kajian Konstitusi Indonesia Dari Awal Kemerdekaan Sampai Reformasi
Konstitusi Pasca Orde Baru.
tujuan untuk mengubah, menambah, mengurangi, atau memperbarui redaksi dan substansi
konstitusi (sebagian atau seluruhnya), agar sesuai dengan kondisi ideologi, politik, ekonomi,
sosial, budaya begitupula dengan pertahanan dan keamanan bangsa Indonesia pada zamannya.;
Menjadikan UUD 1945 sebagai norma dasar perjuangan demokratisasi bangsa yang terus
bergulir untuk mengembalikan paham konstitusionalisme, sehingga jaminan dan perlindungan
HAM dapat ditegakkan, anatomi kekuasaan tunduk pada hukum atau tampilnya supremasi
hukum, dan terciptanya peradilan yang bebas.; menghindari terjadinya pembaruan hukum atau
reformasi hukum yang tambal sulam agar penciptaan peraturan perundang-undangan yang baru
sejalan dengan hukum dasarnya yaitu UUD 1945.
Proses Perubahan Konstitusi di Indonesia
Sejak disahkan hingga saat ini UUD 1945 mengalami perkembangan dan perubahan
pada batang tubuh yang disebabkan karena perkembangan politik demokrasi dan kepentingan
sesuai masanya. sebagai berikut:
a. Periode 18 Agustus 1945 – 27 Desember 1949, masa berakunya Undang-Undang Dasar
1945 (UUD 1945)
Negara kesatuan Republik Indonesia (NKRI) merdeka pada tanggal 17 Agustus
1945, sehai setelah kemerdekaan yaitu 18 Agustus 1945 Rancangan Undang-Undang
disahkan oleh PPKI sebagai Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945 setelah
melalui beberapa fase dan proses. UUD 1945 berlaku secara nasional sampai dengan tanggal
27 Desember 1949. PPKI dan BPUPKI adalah suatu badan yang dibentuk oleh
Pemerintahan Jepang sebagai bentuk realisasi janji kemerdekaan bagi negara Indonesia.
Sidang pertamanya pada tanggal 29 Mei 1945 hingga 1 Juni 1945. Hasil persidangan
BPUPKI tersebut yaitu menyusun naskah komplit Rancangan Undang-Undang Dasar
meliputi : a) Pernyataan Indonesia merdeka; b) Pembukaan Undang-Undang Dasar; c)
Undang-Undang Dasar terdiri atas pasal-pasal.3 Setelah BPUPKI selesai selanjutnya
Pemerintah Jepang membentuk Panitia persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) yang
memiliki tugas untuk mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan
kemerdekaan Indonesia.
Pada sidang tanggal 18 Agustus 1945, PPKI mengesahkan naskah UndangUndang
Dasar 1945 dari Rancangan Undang-Undang Dasar hasil kerja BPUPKI tentunya dengan
beberapa perubahan kalimat. Tertama tentang dasar negara: Ketuhanan dengan kewajiban

3
Turyana, Nan dan Siti Ngainnur Rohmah. 2021. Implikasi Perubahan Konstitusi 1945-1959 Terhadap
Pemerintahan Indonesia. Jurnal Sosial dan Budaya Syar-1 Vol. 8 No. 1 hlm 303.
menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya yang termuat pada Piagam Jakarta
menjadi Ketuhanan yang Maha Esa. Berdasarkan UUD 1945, MPR terdiri dari DPR, Utusan
Daerah dan Utusan Golongan. dalam menjalankan kedaulatan rakyat mempunyai tugas dan
wewenang menetapkan UUD, GBHN, memilih dan mengangkat Presiden dan wakil
Presiden serta mengubah UUD. Selain MPR terdapat lembaga tinggi negara lainnya
dibawah MPR, yaitu Presiden yang menjalankan pemerintahan, DPR yang membuat
Undang-Undang, Dewan Pertimbangan Agung (DPA) dan Mahkamah Agung (MA).
Namun, pada masa ini terbukti bahwa konstitusi negara Indobneisa belum berjalans
ecara urni dan konsekuen, masih berubah-ubahnya system ketatanegaraan terutama pada
saat dikeluarkannya maklumat Wakil Presiden No. X pada tanggal 16 Oktober 1945, yang
isinya menegaskan bahwa Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) sebelum terbentuknya
MPR dan DPR diserahi tugas legislatif dan menetapkan GBHN bersama Presiden, KNIP
bersama Presiden menetapkan Undang-Undang, dan dalam menjalankan tugas sehari-hari
dibentuklah badan pekerja yang bertanggung jawab kepada Komite Nasional Pusat. UUD
1945 diberi julukan sebagai UUD kilat dikarenakan disusun dalam waktu yang sangat
singkat dan Susana yang tidak memungkinkan.4

b. Periode 27 Desember 1949 sampai 17 Agustus 1950, masa berlakunya Undang-Undang


Dasar Republik Indonesia Serikat (RIS)
Belanda menginginkan kembali berkuasa di Indonesia dengan mencoba untuk
mendirikan negara-negara seperti negara Sumatera Timur, negara Indonesia Timur,
negara Jawa Timur, dan sebagainya. Belanda berkeinginan untuk memecah belah NKRI
menjadi negara federal agar dengan secara mudah dikuasai kembali oleh Belanda. Selain
itu, Belanda juga mencoba Agresi Militer 1- tahun 1947 dan Agresi Militer-11 tahun 1948,
namun gagal. Pada tahun 1949, dilakukan KMB (Konferensi Meja Bundar) di Den Haag,
Belanda. Konferensi ini dihadiri oleh negara bentukan Belanda yang tergabung dalam
Byeenkomst voor Federal Overleg (BFO).
Hasil kesepatan dari konferensi tersebut antara lain: 1) Mendirikan Negara Republik
Indonesia Serikat (RIS); 2) Penyerahan kedaulatan kepada Republik Indonesia Serikat
(RIS); dan 2) Didirikannya Uni antara Republik Indonesia Serikat dengan Kerajaan
Belanda.5 Dengan didirikannya RIS yaitu bentuk negara Serikat (federal), maka dari itu

4
Tutik, Triwulan . 2006. Pokok-Pokok Hukum Tata Negara. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.
5
M. Agus Santoso, Perkembangan Konstitusi Di Indonesia, Fakultas Hukum Universitas Widya Gama
Mahakam Samarinda, Yustisia, Vol.2 No.3, 2013, hlm 122.
konstitusi Indonesia berubah yanga walnya UUD 1945 menjadi Undang-Undang Dasar
Republik Indonesia Serikat (UUD RIS). Negara serikat adalah negara yang terdiri atas
negara-negara bagian. Konstitusi yang berubah, menyebabkan berubahnya system
pemerintahan Indonesia pada waktu itu dari sistem pemerintahan presidensial menjadi
system pemerintahan parlementer.
Namun. Bentuk negara federal seperti yang dikehendaki dalam konstitusi RIS tidak
bertahan lama. Hingga pada tanggal 19 Mei 1950 pemerintah Republik Indonesia Serikat
dan Pemerintah Republik Indonesia sepakat untuk dibentuknya Kembali NKRI sebagai
kelanjytan dari negara kesatuan yang diproklamirkan Indonesia pada tanggal 17 Agustus
1945. Dalam persiapan perubahan tersebut, dibentuklah panitia yang bertugas untuk
Menyusun rancangan undang-undang dasar yang disahkan oleh Komite Nasional Indonesia
Pusat (KNIP) pada tanggal 12 Agustus 1950 dan disahkan oleh Dewan Perwakilan Rakyat
serta senat Republik Indonesia serikat pada tanggal 14 Agutus 1950. Naskah inilah yang
kita kenal dengan Undang-Undang Dasar Sementara (UUDS) dan secara resmi berlaku di
Indonesia sejak tanggal 17 Agustus 1950.

c. Periode 17 Agustus 1950 sampai 5 Juli 1959, masa berlakunya Undang-Undang Dasar
Sementara (UUDS 1950)
Periode federal UUD RIS 1949 hanya bertahan sementara, karena sejak merdeka
Indonesia menghendaki sifat kesatuan. Oleh karena itu, UUD RIS digantikan dengan
Undang-Undang Dasar Sementara (UUDS) 1950. Sama hal nya dengan konstitusi RIS 1949,
UUDS 1950 juga bersifat sementara. Penggantian konstitusi RIS ke Undang-Undang Dasar
Sementara 1950 itu mencakup perubahan mukaddimah dan bentuk negara, yaitu dari bentuk
negara federal ke bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia. Bentuk negara konstitusi ini
adalah Negara Kesatuan seperti ditegaskan dalam Pasal 1 ayat (1) UUDS 1950 yang
menyatakan bahwa Republik Indonesia merdeka dan berdaulat ialah negara hukum yang
demokrasi dan berbentuk kesatuan. Sistem pemerintahnnya adalah system pemerintahan
parlementer, tugas-tugas lemabaga eksekutif dipertanggung jawabkan oleh Menteri-menteri
kepda DPR. Kepala negara sebagai pucuk pimpinan pemerintahan tidak dapat diganggu
gugat karena kepala negara dianggap tidak pernah melakukan kesalahan, kemudian apabila
DPR dianggap tidak representatif maka Presiden berhak membubarkan DPR.6

6
Radjab, Dasril. 2005. Hukum Tata Negara Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.
Akan tetapi, dalam pelaksanaan system pemerintahan yang menggunakan system
cabinet parlementer yang tidak cocok dengan nilai-nilai Pancasila, sehingga rata-rata umur
tiap-tiap kabinet kurang dari setahun dan mengalami jatuh bangun. dari tahun 1950 sampai
tahun 1959 telah terjadi pergantian kabinet sebanyak 7 kali yang mengindikasikan bahwa
stabilitas nasional Indonesia saat itu sangat terganggung dan tidak stabil.
Pada periode ini, berhasil dilakukannya pemilihan umum pertama di Indonesia pada
tahun 1955 untuk memilih anggota DPR dan Dewan Konstituante. UUDS 1950 hanya dapat
bertahan 8 tahun lamanya, Badan Konstituante terbentuk sejak pemilu demokratis pada
tahun 1955, namun tidak dapat bekerja sampai menghasilkan undang-undang dasar baru
negara Republik Indonesia. Akhirnya, Presiden Soekarno mengeluarkan Dekrit Presiden 5
Juli 1959 yang berisikan: Menetapkan pembubaran Konstituante; Menetapkan UUD 1945
berlaku lagi terhitung mulai tanggal penetapan Dekrit, dan tidak berlakunya lagi UUDS
1950; dan Menetapkan dalam waktu sesingkat-singkatnya pembentukan MPRS dan DPAS.7

d. Periode 5 Juli 1959 sampai 19 Oktober 1999, masa berlakunya Undang-Undang Dasar
1945
Pada periode ini UUD 1945 diberlakukan kembali dengan dasar dekrit Prsiden
tanggal 5 Juli tahun 1959. Berlakunya kembali UUD 1945 berarti merubah sistem
ketatanegaraan, Presiden yang sebelumnya hanya sebagai kepala negara selanjutnya juga
berfungsi sebagai kepala pemerintahan, dibantu Menteri-Menteri kabinet yang bertanggung
jawab kepada Presiden. Sistem pemerintahan yang sebelumnya parlementer berubah
menjadi sistem presidensial. Kabinet Parlementer yang sebelumnya memerintah di bawah
Pimpinan Perdana Menteri Djuanda dinyatakan demisioner dan diganti oleh Kabinet
Presidensial yang langsung dipimpin oleh Presiden Soekarno.8 Ciri-ciri dari berlakunya
periode ini adalah dominasi presiden yang sangaat kuat dan terbatasnya peranan partai
politik, besarnya peranan ABRI dalam sosial politik serta berkembangnya pengaruh
komunis.
Undang-Undang Dasar 1945 memberi kesempatan bagi seorang presiden untuk
bertahan selama sekurang-kurangnya lima tahun. Namun, dalam TAP MPRS No.
III/MPRS/1963 mengangkat Soekarno sebagai presiden seumur hidup dan membatalkan

7
Barus, Sonia Ivana. 2017. Proses Perubahan Mendasar Konstitusi Indonesia Pra dan Pasca
Amandemen. Ubeaj Vol. 1 No.1 hlm 39.
8
Ekatjahjana, Widodo. 2015. Negara Hukum, Konstitusi, Dan Demokrasi: Dinamika Dalam
Penyelenggaraan Sistem Ketatanegaraan Republik Indonesia. Jember: UPT Penerbitan UNEJ hlm 35.
pembatasan jabatan waktu lima tahun. Pada tahun 1960, Presiden Soekarno membubarkan
DPR hasil pemilu dan bertentangan dengan UUD 1945 karena bukan merupakan
kewenangan presiden. Kuatnya posisi presiden juga merambah dalam bidang-bidang lain
diluar bidang eksekutif. Berdasarkan Undang-Undang No. 19 tahun 1964 Presiden diberi
wewenang untuk campur tangan di bidang yudikatif. Selain itu, masih banyak lagi
penyimpangan-penyimapangan terhadap Undang-Undang Dasar 1945. Puncaknya
pecahnya peristiwa G 30 S/PKI yang telah mengakhiri periode demokrasi terpimpin dan
membuka secercah jalan untuk di mulainya masa demokrasi Pancasila.9
Pergeseran kekuasaan dari Presiden Soekarno kepada Presiden Soeharto
menyebabkan perubahan Orde Lama ke Orde Baru. Pengimplementasian UUD 1945
mengalami koreksi, karena tekad Orde Baru yaitu menghapuskan penyimpangan terhadap
UUD 1945 yang dilakukan Oleh Orde Lama. Pada awal mulanya, sisi positif dirasakan oleh
rakyat yaitu peningkatan kehidupan dengan program yang dituangkan dalam GBHN dan
Repelita. Berjalannya waktu, Orde Baru berubah menjadi kekuasaan yang otoriter.
Penafsiran UUD 1945 dan Pancasila dimanipulasi untuk kepentingan melanggengkan
kekuasaan. Berbagai penyimpangan juga kembali terjadi antara lain posisi legislatif berada
di bawah presiden yang mengakibatkan posisi presiden sangat kuat, hak asasi rakyat
dibatasi, kekuasaan tanpa control, korupsi kolusi dan nepotisme (KKN), ketimpangan
pembangunan, kesenjangan sosial dan hutang negara yang menumpuk sehingga terjadinya
krisisi multidimensi. Hal tersebut menyebabkan tuntutan reformasi di segala bidang yang
dipelopori oleh mahasiswa dan rakyat, Orde Baru pun berakhir ditandai dengan mundurnya
Presiden Soeharto pada tanggal 21 Mei 1998.

e. Periode 19 Oktober 1999 sampai 10 Agustus 2002, masa berlaku pelaksanaan


amandemen Undang-Undang Dasar 1945
Sejarah kelam masa Orde Lama dan Orde Baru dalam menerapkan Undang-Undang
Dasar 1945 yang menyebabkan kekuasaan pemerintahan terpusat di tangan presiden. Hal
tersebut melatar belakangi amandemen UUD 1945 dan meAmandemen merupakan
keharusan karena hal itu akan mengantar bangsa Indonesia kearah tahapan baru penataan
terhadap ketatanegaraan.10 Dalam sejarah bangsa Indonesia, UUD 1945 di amandemen
sejak tahun 1999, Amandemen pertama dilakukan dengan menambah dan merubah terhadap

9
Ibid
10
Kaelan, 2004. Pendidikan Pancasila. Yogyakarta. Penerbit Paradigma
9 pasal Undang-Undang Dasar 1945. Kemudian amandemen kedua dilakukan pada tahun
2000, amandemen ketiga dilakukan tahun 2001 dan amandemen terakhir dilakukan tahun
2002 dan disahkan pada tanggal 10 Agustus 2002.
f. Periode 10 Agustus 2020 sampai saat ini, masa berlaku Undang-Undang Dasar 1945
setelah mengalami amandemen.
Setelah UUD 1945 mengalami empat kali amandemen, nuansa demokrasi lebih
terasa dan terjamin. Keberadaan Lembaga negara sejajar, yaitu Lembaga Eksekutif
(pemerintah), Lembaga legislative (MPR, DPR dan DPD), lembaga yudikatif (MA, MK,
dan KY) dan juga Lembaga auditif (BPK). Kedudukan lembaga-lembaga tersebut
memberikan dampak pada lebih jelas dan rincinya peran-perannya dibandingkan pada masa-
masa sebelumnya. Selain itu, masa jabatan presiden dibatasa hanya dua periode dan presiden
dipilih secara langsung oleh rakyat. Pelaksanaan otonomi daerah juga terinci dalam UUD
1945 setelah amandemen, sehingga pembangunan di daerah dapat merata. Jaminan akan
hak-hak asasi manusi terjamin lebih baik sehingga demokrasi dapat berjalan dengan baik.

PENUTUP
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 atau biasa disebut
UUD 1945 merupakan konstitusi dan landasan hukum di Indonesia. Dalam sejarahnya, UUD
telah mengalami perubahan yang signifikan yang diakibatkan oleh kondisi politik pada saat itu
dan berpengaruh pada perubahan sistem pemerintahan di Indonesia. Mulai dari disahkannya
UUD 1945, beralih ke UUD RIS, diganti menjadi UUDS, dan kembali lagi ke UUD 1945 yang
diamandemen sebanyak 4 kali sejak masa reformasi.

DAFTAR PUSTAKA
Barus, Sonia Ivana. (2017). Proses Perubahan Mendasar Konstitusi Indonesia Pra dan Pasca
Amandemen. Ubelaj Vol. 1 No.1 hlm 39. Retrieved from
DOI: https://doi.org/10.33369/ubelaj.2.1.29-55

Ekatjahjana, Widodo. (2015). Negara Hukum, Konstitusi, Dan Demokrasi: Dinamika Dalam
Penyelenggaraan Sistem Ketatanegaraan Republik Indonesia. Jember: UPT Penerbitan
UNEJ hlm 35.

Hardjono. (2009). Legitimasi Perubahan Konstitsusi Kajian Terhadap Perubahan UUD


1945.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Kaelan. (2004). Pendidikan Pancasila. Yogyakarta. Penerbit Paradigma

Radjab, Dasril. (2005). Hukum Tata Negara Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.

Santoso, M. Agus. (2013). Perkembangan Konstitusi Di Indonesia. Yustisia, Vol.2 No.3 hlm
122. Retrieved from DOI: https://doi.org/10.20961/yustisia.v2i3.10168

Sartono, Kus Eddy. (2008). Kajian Konstitusi Indonesia Dari Awal Kemerdekaan Sampai
Reformasi. Humanika: Kajian Ilmiah Mata Kuliah Umum 9(1). Retrieved from doi:
10.21831/hum.v9i1.3786.

Tutik, Triwulan. (2006). Pokok-Pokok Hukum Tata Negara. Jakarta: Prestasi Pustaka
Publisher.

Turyana, Nan dan Siti Ngainnur Rohmah. (2021). Implikasi Perubahan Konstitusi 1945-1959
Terhadap Pemerintahan Indonesia. Jurnal Sosial dan Budaya Syar-1 Vol. 8 No. 1 hlm
303. Retrieved from DOI: 10.15408/sjsbs.v8i1.19656

Anda mungkin juga menyukai