Anda di halaman 1dari 4

Nama : Angga Putri Utami

NIM : 195120607111049

TEORI MODERNISASI PEMBANGUNAN DI INDONESIA


(STUDI KASUS PEMBANGUNAN TRANSJAWA)

Pada periode kepemimpinan Presiden Joko Widodo, kebijakan membangun


infrastruktur menjadi fokus utama strategi pemerintah untuk mendorong pertumbuhan dan
pemerataan ekonomi daerah dan mecapai tujuan: keadilan social-ekonomi bagi warga negara.
Pembangunan infrastruktur jalan bebas hambatan atau jalan tol memiliki peranann penting
dalam menggerakkan roda perekonomian negara dan tolak ukur kemajuan perekonomian baik
makro maupun mikro. Salah satunya yaitu pembangunan jalan tol Trans-Jawa yang digadang-
gadang menjadi proyek multimanfaat karena efesiensi transportasi dan komoditas. Dan
dianggap sebagai kunci utama perkembangan ekonomi di Pulau Jawa, khususnya pada sektor
industri.

Sebeneranya, Jalan Tol Trans-Jawa telah dirancang sejak tahun 1996 pada era
kepemimpinan Presiden Soeharto. Proses perencanaan hingga sampai pada tahap
pembangunan Jalan Tol Trans-Jawa memakan waktu puluhan tahun. Pada awal perencanaan
krisis moneter Indonesia tahun 1998 menjadi hambatan yang serius. Banyak proyek
pembangunan pemerintah yang harus direstrukturisasi dan pembangunannya sempat berhenti.
Oleh karena itu, biaya pembangunan membengkak dan berakibat pada mahalnya tarif tol.

Jalan Tol Trans-Jawa memiliki panjang 1,350 kilometer dan dioperasikan pada tahun
2019. Jalan tol ini menghubungkan kota-kota di Pulau Jawa dan membentang dari Jakarta
hingga Surabaya. Pembangunan jalan tol Trans-Jawa di atas 10 ruas jaringan tol, antara lain
Cikampek-Palimanan, Kanci-Pejagan, Pejagan-Pemalang, Pemalang-Batang, Batang-
Semarang, Semarang-Solo, Solo-Ngawi-Kertosono, Kertosono-Mojokerto dan Mojokerto-
Surabaya. Berdasarkan perhitungan Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) dana yang dibutuhkan
untuk pembangunan yaitu Rp. 40 Triliun dan sudah termasuk dana pembebasan lahan. Dalam
pembangunan dan pengoperasiannya, terdapat berbagai dampak positif dan negative bagi
pemerintah dan masyarakat.

Pembangunan adalah proses perubahan yang direncanakan untuk memperbaiki


berbagai aspek kehidupan manusia (Portes 1976). Sulistyo (2011) bahwa pertumbuhan
ekonomi yang baik harus didukung infrastruktur transportasi yang cukup memadai.
Keberadaan jalan tol Trans-Jawa merupakan salah satu kebijakan pemerintah dalam
modernisasi pembangunan di Indonesia. Teori moderninasi melihat serangkaian proses yang
terjadi sebagai prasyarat untuk bergerak dari kondisi yang tradisional menuju modern. Dalam
teori modernisasi kemiskinan dianggap sebagai masalah internal sebuah negara (Arief
Budiman, 2000:18).

Sulistyo (2011) mengungkapkan bahwa pertumbuhan ekonomi yang baik harus


didukung infrastruktur transportasi yang cukup memadai. Dengan adanya Tol Trans-Jawa
diharapkan masalah kemiskinan dapat dientaskan dengan pertumbuhan dan kemajuan
perekonomian yang ditimbulkan mudahnya aksebilitas dan efisiensi sektor pembangunan,
terutama sektor industri. Dalam dunia industri, infrastruktur berperan sangat vital karena
diyakini dapat meningkatkan produktivitas yang bermuara pada meningkatnya kinerja
perekonomian.

Dalam pembangunan Tol Trans-Jawa masih terdapat banyak dampak negative. Salah
satunya yaitu pada pembangunan ruas tol Solo-Kertosono tidak berwawasan lingkungan dan
tidak sesuai dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) karena menurunkan
jumlah lahan produktif yang harusnya dapat digunakan sebagai lahan pertanian, menurunnya
pendapatan petani karena berkurangnya lahan pertanian dan hilangnya saluran irigasi sawah
serta meningkatnya polusi udara karena tol dilewati oleh kendaraan besar yang notabene
bermuatan material.

Jalan Tol Trans-Jawa mengonversi lahan pertanian sebesar 655.400 hektar, yang
mengancam ketahanan pangan nasional. Padahal Pulau Jawa memiliki peran sebagai pemasok
53% kebutuhan pangan di Indonesia. Lahan hijau di Pulau Jawa yang smeakin kecil akibat
penggilisan tanah subur yang mengurangi produksi padi dan menimbulkan tingginya angka
pengangguran dan kemiskinan bagi masyarakat yang terdampak pembebasan lahan. Dampak
negatif lainnya yaitu kurangnya daerah resapan air, salah satu contohnya berada di Daerah
Kramas semacam lembah yang dikelilingi jaan melingkar dari Perumnas Banyumanik ke
daerah Tembalang. Daerah tersebut awalnya merupakan daerah respaan air yang berupa sawah
tadah hujan. Akibat pengerugan daerah tersebut untuk dijadikan tol, maka tidak ada lagi daerah
resapan air jika musim hujan. Dan akibatnya, masyarakat yang tinggal disekitar tersebut harus
menerima konsekuensi sering terjadinya banjir.

Dalam modernisasi pembangunan di Indonesia, perencanaan pembangunan jalan tol


perlu dipersiapkan sebaik mungkin. Pemerintah harus berkoordinasi dpenuh dengan rakyat
yang lahannya akan dibebaskan agar tidak terjadi masalah kedepannya. Selain itu, kompensasi
biaya pembebasan lahan juga harus sesuai dan dalam pembangunannnya memperhatikan
aspek-aspek penting terutama kelestarian lingkungan dan dampak bagi perekonomian warga.
DAFTAR PUSTAKA

Jemadu, A. (2003). Pembangunan dan Modernisasi: Implikasinya Terhadap Tatanan Ekologi


dan Sosial. Jurnal Administrasi Publik, Vol.2 No. 2 diakses pada 15 November 2020 dari
http://journal.unpar.ac.id/index.php/JAP/article/view/1527

Khasanah, U., Nugraha, N., & Kokotiasa, W. (2017). Dampak Pembangunan Jalan Tol Solo-
Kertosono Terhadap Hak Ekonomi Masyarakat Desa Kasreman Kecamatan Geneng
Kabupaten Ngawi. Citizenship Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan, Vol. 5 No 2.
Diakses pada 15 November 2020 dari
http://e-journal.unipma.ac.id/index.php/citizenship/article/view/1644/1381

Novenanto, A. (2018). Trans-Jawa, Pertumbuhan Ekonomi, dan Urbanisasi. Bhumi: Jurnal


Agraria dan Pertanahan, Vol.4 No.2, diakses pada 15 November 2020 dari
https://jurnalbhumi.stpn.ac.id/index.php/JB/article/view/275

Rosana, E. (2011). Modernisasi dan perubahan social. Jurnal Tapis: Jurnal Teropong Aspirasi
Politik islam Vol 2 No. 7, diakses pada 16 November 2020 dari
http://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/TAPIs/article/view/1529

Sumaryoto, S. (2018). Dampak Keberadaan Jalan Tol Terhadap Kondisi Fisik, Sosial, dan
Ekonomi Lingkungannya. Jurnal of Rural and Development, Vol. 1 NO.2. Diakses pada
15 November 2020 dari
https://jurnal.uns.ac.id/rural-and-development/article/view/23808/17120

Anda mungkin juga menyukai