Anda di halaman 1dari 20

PEMBUKAAN UNDANG-UNDANG DASAR 1945 SEBAGAI

POKOK KAIDAH NEGARA YANG FUNDAMENTAL DAN


SEBAGAI TERTIB HUKUM NEGARA REPUBLIK
INDONESIA
Tugas UTS
Dosen Pengajar :
Al-Ustadzah Yaumi Sa’adah, MH

Disusun Oleh :
Rifqi Auliya Saputra
432022312182

Program Studi Perbandingan Madzhab


Fakultas Syari’ah
Universitas Darussalam Gontor
1443/2022
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.............................................................................................................i
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Pokok Permasalahan.....................................................................................1
C. Tujuan Pembahasan......................................................................................1
D. Metode Pembahasan.....................................................................................2
BAB II......................................................................................................................3
PEMBAHASAN......................................................................................................3
A. Sejarah Terbentuknya UUD 1945.............................................................3
1. Sejarah awal...........................................................................................3
2. Periode UUD 1945................................................................................4
a) Periode berlakunya UUD 1945 (18 Agustus 1945 - 27 Desember
1949)..........................................................................................................4
b) Periode berlakunya Konstitusi RIS 1949 (27 Desember 1949 - 17
Agustus 1950)............................................................................................5
c) Periode UUDS 1950 (17 Agustus 1950 - 5 Juli 1959).......................5
d) Periode kembalinya ke UUD 1945 (5 Juli 1959 - 1966)....................5
e) Periode UUD 1945 masa orde baru (11 Maret 1966 - 21 Mei 1998) 6
f) Periode 21 Mei 1998 - 19 Oktober 1999............................................6
3. Periode Perubahan UUD 1945...............................................................6
B. Pokok Kaidah Negara Republik Indonesia Yang Fundamental................7
1. Pengertian.......................................................................................7
2. Pembukaan UUD 1945 sebagai Pokok Kaidah Negara yang
Fundamental..........................................................................................8
C. Tertib Hukum Negara Republik Indonesia...............................................9
BAB III..................................................................................................................13
PENUTUP..............................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................15

i
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
(UUD 1945) merupakan salah satu sumber hukum yang ada di Indonesia.
Seluruh peraturan perundang-undangan yang ada di Indonesia harus sesuai
dan tidak boleh menyeleweng dari apa yang telah dirumuskan di dalam
UUD 1945.
Begitupun pada Pembukaan UUD 1945. Di dalamnya terdapat
berbagai hal mengenai kemerdekaan Indonesia. Hal inilah yang kemudian
menjadi alasan bahwa pembukaan UUD 1945 adalah sebagai pokok
kaidah Negara yang mendasar atau fundamental dan sebagai tertib hukum
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Pada pembahasan kali ini, sang penulis ingin menyampaikan
tentang Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 Sebagai Pokok Kaidah
Negara Yang Fundamental Dan Sebagai Tertib Hukum Negara Republik
Indonesia.
2. Pokok Permasalahan
Sang penulis telah merangkum berbagai permasalahan yang
terdapat dalam pembahasan tentang Pembukaan Undang-Undang Dasar
1945 Sebagai Pokok Kaidah Negara Yang Fundamental Dan Sebagai
Tertib Hukum Negara Republik Indonesia, yang diantaranya :
1. Bagaimanakah sejarah terbentuknya UUD 1945 ?
2. Apa yang dimaksud dengan Pokok Kaidah Negara Yang
Fundamental dan hal apa yang terdapat didalamnya ?
3. Apa yang dimaksud dengan Tertib Hukum Negara Republik
Indonesia dan dari mana sumbernya ?

3. Tujuan Pembahasan
Berbagai macam tujuan yang terdapat di dalam judul pembahasan
ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui sejarah terbentuknya UUD 1945.
2. Mengetahui apa yang dimaksud dengan Pokok Kaidah Negara
Yang Fundamental dan hal yang terdapat didalamnya.
3. Mengetahui apa yang dimaksud dengan Tertib Hukum Negara
Republik Indonesia dan dari mana sumbernya.

1
2

4. Metode Pembahasan
Metode penelitian yang digunakan dalam penyusunan tugas akhir
ini adalah Metode Literatur, yaitu dengan mengumpulkan,
mengidentifikasi, serta mengolah data tertulis yang diperoleh dan dapat
digunakan sebagai input dalam proses analisa. Pengumpulan dilakukan
dengan cara kompilasi data yang diperoleh dari referensi-referensi seperti
karya ilmiah, hasil penelitian sebelumnya, maupun buku-buku referensi
lainnya yang mendukung pembuatan tugas ini.
BAB II

PEMBAHASAN

5. Sejarah Terbentuknya UUD 1945

6. Sejarah awal

UUD 1945 dirancang sejak 29 Mei 1945 sampai 16 Juni 1945 oleh
badan penyelidik usaha-usaha persiapan kemerdekaan Indonesia
(BPUPKI) yang beranggotakan 21 orang, diketuai Ir. Soekarno dan Drs.
Moh, Hatta sebagai wakil ketua dengan 19 orang anggota. Mereka terdiri
dari 11 orang wakil dari Jawa, 3 orang dari Sumatra dan masing-masing 1
wakil dari Kalimantan, Maluku, dan Sunda kecil. BPUPKI ditetapkan
berdasarkan maklumat gunseikan nomor 23 bersamaan dengan ulang
tahun Tenno Heika pada 29 April 1945.
Badan ini kemudian menetapkan tim khusus yang bertugas
menyusun konstitusi bagi Indonesia merdeka, yang kemudian dikenal
dengan nama UUD’1945. Para tokoh perumus itu adalah antara lain Dr.
Radjiman Widiodiningrat, Ki Bagus Hadikoesoemo, Oto Iskandardinata,
Pangeran Purboyo, Pangeran Soerjohamidjojo, Soetarjo Kartohamidjojo,
Prop. Dr. Mr. Soepomo, Abdul Kadir, Drs. Yap Tjwan Bing, Dr.
Mohammad Amir (Sumatra), Mr. Abdul Abbas (Sumatra), Dr. Ratulangi,
Andi Pangerang (keduanya dari Sulawesi), Mr. Latuharhary, Mr. Pudja
(Bali), AH. Hamidan (Kalimantan), R.P. Soeroso, Abdul Wachid hasyim
dan Mr. Mohammad Hasan (Sumatra).
Latar belakang terbentuknya konstitusi (UUD’45) bermula dari
janji Jepang untuk memberikan kemerdekaan bagi bangsa Indonesia di
kemudian hari. Janji tersebut antara lain berisi “sejak dari dahulu, sebelum
pecahnya peperangan asia timur raya, Dai Nippon sudah mulai berusaha
membebaskan bangsa Indonesia dari kekuasaan pemerintah hindia
belanda. Tentara Dai Nippon serentak menggerakkan angkatan perangnya,
baik di darat, laut, maupun udara, untuk mengakhiri kekuasaan penjajahan
Belanda”. Sejak saat itu Dai Nippon Teikoku memandang bangsa
Indonesia sebagai saudara muda serta membimbing bangsa Indonesia
dengan giat dan tulus ikhlas di semua bidang, sehingga diharapkan kelak
bangsa Indonesia siap untuk berdiri sendiri sebagai bangsa Asia Timur
Raya.
Namun janji hanyalah janji, penjajah tetaplah penjajah yang selalu
ingin lebih lama menindas dan menguras kekayaan bangsa Indonesia.
Setelah Jepang dipukul mundur oleh sekutu, Jepang tak lagi ingat akan
janjinya. Setelah menyerah tanpa syarat kepada sekutu, rakyat Indonesia

3
4

lebih bebas dan leluasa untuk berbuat dan tidak bergantung pada Jepang
sampai saat kemerdekaan tiba. Pasca kemerdekaan Republik Indonesia
diraih, kebutuhan akan sebuah konstitusi tampak tak bisa lagi ditawar-
tawar dan harus segera diformulasikan, sehingga lengkaplah Indonesia
menjadi sebuah negara yang berdaulat, tatkala UUD 1945 berhasil
diresmikan menjadi konstitusi oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (PPKI).
Pengesahan UUD 1945 pada 17 Agustus 1945, menurut fakta
Indonesia memang menyatakan merdeka sebagai sebuah negara. Namun
terkait pemerintahan yang berdaulat, dan wilayah, secara yuridis
sesungguhnya baru sah diakui pada 18 Agustus 1945 melalui rapat
paripurna PPKI. Hasil rapat tersebut menetapkan Soekarno sebagai
presiden dan Mohammad Hatta selaku wakil presiden, juga menetapkan
UUD 1945 sebagai konstitusi Republik Indonesia.
Transfigurasi konstitusi dalam hal ini dapat dianggap merupakan
piagam kelahiran bagi negara baru, sehingga relasi konstitusi dengan
negaranya amat erat berkelindan, begitu inheren, dan menjadi sesuatu yang
mutlak adanya. Tidak ada satupun negara di dunia ini yang tidak memiliki
konstitusi. Bayangkan sebuah rumah tanpa pondasi. Berdiri, namun
tidaklah kokoh. Begitulah personifikasi fungsi konstitusi, ia menopang dan
menjamin tegak kokohnya rumah besar yang bernama negara. Kemuliaan
konstitusi itu pulalah yang menjadikannya sebagai basic law dan the
higher law. Dalam konstitusi terdapat pula cakupan pandangan hidup dan
inspirasi bangsa yang memilikinya.
Dari dalil tersebut konstitusi kemudian dijadikan sebagai sumber
hukum yang utama, sehingga tidak boleh ada satupun peraturan
perundang-undangan yang bertentangan dengannya. Kelahiran UUD 1945
pada puluhan tahun silam sesungguhnya merupakan klimaks perjuangan
bangsa Indonesia sekaligus sebagai karya agung dari para pendiri bangsa.
Keistimewaan suatu konstitusi terdapat dari sifatnya yang sangat
luhur dengan mencakup konsensus-konsensus tentang prinsip-prinsip
esensial dalam bernegara. Dengan demikian, maka konstitusi dapat
dikatakan sebagai sebuah dokumen nasional bersifat mulia yang notabene
adalah dokumen hukum dan politik.1

7. Periode UUD 1945

1
https://katadata.co.id/intan/berita/619fbb8dbea3d/latar-belakang-perumusan-
teks-uud-1945-dan-sejarahnya
5

8. Periode berlakunya UUD 1945 (18 Agustus 1945 - 27 Desember


1949)

Dalam kurun waktu 1945-1950, UUD 1945 tidak dapat


dilaksanakan sepenuhnya karena Indonesia sedang disibukkan dengan
perjuangan mempertahankan kemerdekaan.
Maklumat Wakil Presiden Nomor X pada 16 Oktober 1945
memutuskan bahwa kekuasaan legislatif diserahkan kepada KNIP, karena
MPR dan DPR belum terbentuk.
Tanggal 14 November 1945, dibentuk Kabinet Semi-Presidensial
(Semi-Parlementer) yang pertama, sehingga peristiwa ini merupakan
perubahan pertama dari sistem pemerintahan Indonesia terhadap UUD
1945.
9. Periode berlakunya Konstitusi RIS 1949 (27 Desember 1949
- 17 Agustus 1950)

Pada masa ini sistem pemerintahan indonesia adalah parlementer.


Bentuk pemerintahan dan bentuk negaranya federasi yaitu negara yang di
dalamnya terdiri dari negara-negara bagian yang masing masing negara
bagian memiliki kedaulatan sendiri untuk mengurus urusan dalam
negerinya.
Ini merupakan perubahan dari UUD 1945 yang mengamanatkan
bahwa Indonesia adalah Negara Kesatuan.

10. Periode UUDS 1950 (17 Agustus 1950 - 5 Juli 1959)

Pada periode UUDS 1950 ini diberlakukan sistem Demokrasi


Parlementer yang sering disebut Demokrasi Liberal.
Pada periode ini pula kabinet selalu silih berganti, akibatnya
pembangunan tidak berjalan lancar, masing-masing partai lebih
memperhatikan kepentingan partai atau golongannya.
Setelah negara RI dengan UUDS 1950 dan sistem Demokrasi
Liberal yang dialami rakyat Indonesia selama hampir 9 tahun, maka rakyat
Indonesia sadar bahwa UUDS 1950 dengan sistem Demokrasi Liberal
tidak cocok. Hal itu karena tidak sesuai dengan jiwa Pancasila dan UUD
1945.
Beberapa aturan pokok itu mengatur bentuk negara, bentuk
pemerintahan, pembagian kekuasaan, dan sistem pemerintahan Indonesia
6

11. Periode kembalinya ke UUD 1945 (5 Juli 1959 - 1966)

Karena situasi politik pada Sidang Konstituante 1959, maka pada 5


Juli 1959, Presiden Sukarno mengeluarkan Dekret Presiden.
Salah satu isi Dekret Presiden adalah memberlakukan kembali
UUD 1945 sebagai undang-undang dasar, menggantikan Undang- Undang
Dasar Sementara 1950 yang berlaku pada waktu itu.
Pada masa ini, terdapat berbagai penyimpangan UUD 1945, di
antaranya:
1. Presiden mengangkat Ketua dan Wakil Ketua MPR/DPR dan
MA serta Wakil Ketua DPA menjadi Menteri Negara;
2. MPRS menetapkan Soekarno sebagai presiden seumur hidup.
12. Periode UUD 1945 masa orde baru (11 Maret 1966 - 21 Mei
1998)

Pada masa Orde Baru (1966-1998), Pemerintah menyatakan akan


menjalankan UUD 1945 dan Pancasila secara murni dan konsekuen.
Pada masa Orde Baru, UUD 1945 juga menjadi konstitusi yang
sangat "sakral", di antara melalui sejumlah peraturan, yaitu:
1. Ketetapan MPR Nomor I/MPR/1983 yang menyatakan bahwa
MPR berketetapan untuk mempertahankan UUD 1945, tidak
berkehendak akan melakukan perubahan terhadapnya;
2. Ketetapan MPR Nomor IV/MPR/1983 tentang Referendum yang
antara lain menyatakan bahwa bila MPR berkehendak mengubah
UUD 1945, terlebih dahulu harus minta pendapat rakyat melalui
referendum;
3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1985 tentang Referendum,
yang merupakan pelaksanaan Ketetapan MPR Nomor
IV/MPR/1983.
13. Periode 21 Mei 1998 - 19 Oktober 1999

Pada masa ini dikenal masa transisi. Yaitu masa sejak Presiden
Soeharto digantikan oleh B.J.Habibie sampai dengan lepasnya Provinsi
Timor Timur dari NKRI.

14. Periode Perubahan UUD 1945


7

Salah satu tuntutan Reformasi 1998 adalah dilakukannya


perubahan (amendemen) terhadap UUD 1945.
Tujuan perubahan UUD 1945 waktu itu adalah menyempurnakan
aturan dasar seperti tatanan negara, kedaulatan rakyat, HAM, pembagian
kekuasaan, eksistensi negara demokrasi dan negara hukum, serta hal-hal
lain yang sesuai dengan perkembangan aspirasi dan kebutuhan bangsa.
Perubahan UUD 1945 dengan kesepakatan di antaranya tidak
mengubah Pembukaan UUD 1945, tetap mempertahankan susunan
kenegaraan (staat structuur) kesatuan atau selanjutnya lebih dikenal
sebagai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), serta mempertegas
sistem pemerintahan presidensial.
UUD 1945 mengalami 4 kali perubahan (amendemen) yang
ditetapkan dalam Sidang Umum dan Sidang Tahunan MPR:
1. Sidang Umum MPR 1999, tanggal 14-21 Oktober 1999 →
Perubahan Pertama UUD 1945.
2. Sidang Tahunan MPR 2000, tanggal 7-18 Agustus 2000 →
Perubahan Kedua UUD 1945.
3. Sidang Tahunan MPR 2001, tanggal 1-9 November 2001 →
Perubahan Ketiga UUD 1945.
4. Sidang Tahunan MPR 2002, tanggal 1-11 Agustus 2002 →
Perubahan Keempat UUD 1945.2
15. Pokok Kaidah Negara Republik Indonesia Yang Fundamental

16. Pengertian
Pokok kaidah fundamental merupakan posisi norma dasar negara.
Pokok kaidah ini menjadi pedoman dalam bernegara.

Prinsip dasar norma negara dasar adalah posisinya sebagai norma


negara dasar. Teori norma dasar nasional dikembangkan oleh pakar hukum
Jerman Hans Nawierski.

Hans Kelsen mengembangkan teori hierarki norma hukum (stepwise


construction theory). Dalam teori ini, norma hukum berjenjang dan
berlapis dalam hierarki, norma yang lebih rendah berlaku, norma yang
lebih tinggi muncul, dan seterusnya sampai norma ditetapkan. Itu tidak
2
https://www.tribunnews.com/pendidikan/2021/07/30/sejarah-undang-undang-
dasar-1945-disahkan-beserta-periode-perubahan-uud?page=4
8

bisa dikejar lebih jauh, itu hipotetis dan fiktif, norma dasar. Menurut
Kelsen, norma dasar bersifat abstrak, berpredikat, dan tidak tertulis. Ia
dianggap bukan ditentukan, bukan milik tatanan hukum aktif, dan bersifat
eksternal, tetapi bersifat ekstralegal, sebagai dasar tertinggi yang dapat
diterapkan dari tatanan hukum aktif.3
17. Pembukaan UUD 1945 sebagai Pokok Kaidah Negara yang
Fundamental
Pembukaan UUD 1945 memiliki kedudukan penting dalam hukum
dasar tertulis negara kesatuan Republik Indonesia. Pembukaan UUD’45
dapat diibaratkan sebagai abstrak dari sebuah karya ilmiah atau
pendahuluan dalam sebuah buku yang berisi hal-hal yang sangat mendasar
atau inti sari dari keseluruhan isi sebuah karya ilmiah atau buku. Dengan
demikian Pembukaan Undang-Undang 1945 berisi pokok-pokok pikiran
dan kaedah negara fundamental yang dengan jalan hukum tidak dapat
diubah, disamping itu berisi pernyataan kemerdekaan. Oleh karena isinya
yang sangat essensial ini maka Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945
disepakati sebagai sumber cita moral dan cita hukum Indonesia.
Pembukaan Undang-Undang Dasar dibentuk oleh Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia PPKI yang mewakili seluruh rakyat Indonesia
yang menetapkan dan mengesahkannya pada tanggal 18 Agustus 1945. 
Dalam Pembukaan UUD 1945 memuat pokok-pokok kaidah
negara fundamental yang menerangkan hakikat negara Indonesia.

Berikut pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam Pembukaan


UUD 1945:

 Negara persatuan, negara mengatasi segala paham golongan dan


perorangan, negara melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah
darah Indonesia.
 Negara hendak mewujudkan keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia.
Negara menganut paham negara kesejahteraan.
 Negara yang berkedaulatan rakyat. Negara Indonesia adalah negara
demokrasi.
 Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa menurut dasar
kemanusiaan yang adil dan beradab. Negara melindungi kehidupan
beragama, bukan negara ateis.
4 merupakan sumber hukum. Setiap produk hukum seperti
Undang-undang, peraturan atau keputusan pemerintah, dan setiap tindakan
kebijakan pemerintah haruslah berlandaskan dan bersumberkan pada

3
https://brainly.co.id/tugas/12174474
9

peraturan yang lebih tinggi yang pada akhirnya dapat


dipertanggungjawabkan pada ketentuan-ketentuan UUD 1945.4

Berikut adalah makna Alinea-alinea Pembukaan UUD Negara RI


Tahun 1945 :

Makna alinea pertama tersebut ialah bahwa bangsa Indonesia anti


penjajahan, karena penjajahan tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan
perikeadilan. Bangsa Indonesia mengakui bahwa setiap bangsa berhak
untuk merdeka. Karena itu bangsa Indonesia mendukung perjuangan
kemerdekaan bangsa-bangsa di dunia.

Alinea kedua ini menggambarkan cita-cita luhur bangsa Indonesia


yaitu ingin mewujudkan negara Indonesia yang merdeka, bersatu,
berdaulat, adil dan makmur.

Alinea III. Isi alinea ketiga ini berisi pernyataan kemerdekaan


Indonesia, dan pengakuan bangsa Indonesia bahwa kemerdekaan yang
dicapai adalah berkat rakhmat Allah Yang Maha Kuasa, bukan semata-
mata hasil perjuangan bangsa Indonesia sendiri.

Alinea keempat Pembukaan UUD Negara RI Tahun 1945, memuat


Dasar Negara yaitu Pancasila, tujuan negara, dan bentuk negara yaitu
Republik yang berkedaulatan rakyat. Untuk lebih mendalami dan
mengukur pencapaian hasil belajar Anda tentang Pokok Kaidah
Fundamental Negara.5

18. Tertib Hukum Negara Republik Indonesia

Pada hakikatnya, pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945


sebagai pokok kaidah negara yang fundamental mempunyai hakikat dan
kedudukan hukum yang tetap, maka secara hukum tidak dapat diubah.
Lalu, bagaimana kedudukan dan makna pembukaan UUD 1945?

Jika melihat dari ilmu hukum yang ada, maka pembukaan UUD
1945 mempunyai kedudukan tertinggi di atas Undang-undang lainnya. Hal
ini dikarenakan UUD 1945 merupakan hukum dasar berbentuk tertulis dan
menjadi dasar sumber hukum bagi seluruh peraturan-peraturan yang ada di
Indonesia.

Pembukaan UUD 1945 merupakan pokok dari tujuan kaidah


negara yang bersifat fundamental, dimana memuat prinsip negara seperti
bentuk negara, dasar negara dan tujuan negara itu sendiri. Hal tersebut
4
https://idkuu.com/pembukaan-uud-1945-sebagai-pokok-kaidah-negara-yang-
fundamental
5
https://hasilcopa.com/sebagai-pokok-kaidah-negara-yang-fundamental-
tercantum-pada
10

tergambar dalam setiap alinea pembukaan UUD 1945 yang memiliki


makna berkaitan dengan kemerdekaan maupun usaha setelah kemerdekaan
Indonesia.

Nah, untuk lebih paham mengenai kedudukan dan makna


pembukaan UUD 1945, berikut penjelasannya.

Pada alinea pertama “Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah


hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus
dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan
perikeadilan”. Hal ini bermakna bahwa Indonesia dan dunia harus
menghapus dan melawan penjajahan yang ada di dunia ini.

Pada Alinea kedua, “Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan


Indonesia telah sampailah kepada saat yang berbahagia dengan selamat
sentosa mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang
kemerdekaan negara Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan
makmur”. Dalam alinea ini bermakna untuk menunjukan kebanggaan dan
penghargaan atas perjuangan kemerdekaan Indonesia yang diraih dengan
hasil kerja keras pada pejuang yang rela mengorbankan harta, jiwa, dan
nyawanya.

Pada alenia ketiga, “Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa
dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan
kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini
kemerdekaannya”. Hal ini bermakna bahwa kemerdekaan Indonesia juga
didapat atas bantuan Tuhan yang masa esa dan juga keinginan luhur
bangsa untuk kehidupan yang bebas.

Pada Alinea terakhir atau keempat, “Kemudian dari pada itu untuk
membentuk suatu pemerintah negara Indonesia yang melindungi segenap
bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan
ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah kemerdekaan
kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-undang Dasar Negara
Indonesia yang terbentuk dalam suatu susunan negara RI yang
berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada Ketuhanan Yang Masa Esa,
Kemanusian yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, dan Kerakyatan
yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan keadilan sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia.

Makna yang terkandung pada alinea keempat dalam pembukaan


UUD 1945 ini yaitu prinsip-prinsip bangsa Indonesia yang akan menjadi
penuntun bangsa untuk meraih cita-citanya.6

6
https://idkuu.com/pembukaan-uud-1945-sebagai-pokok-kaidah-negara-yang-
fundamental
11

Penjelasan resmi tentang isi Pembukaan Undang-Undang Dasar


Negara Republik Indonesia tahun 1945 termuat dalam Berita Republik
Indonesia tahun II nomor 7, seluruhnya mengenai bagian Pembukaan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 yang
keempat tersebut. Penjelasan yang resmi itu menyebutkan, bahwa Undang-
Undang Dasar suatu negara ialah hanya sebagian dari hukum dasar negara
itu. Undang-Undang Dasar ialah hukum dasar yang tertulis, sedang di
samping Undang-Undang Dasar itu berlaku juga hukum dasar yang tidak
tertulis ialah aturan-aturan dasar yang timbul dan terpelihara dalam
praktek penyelenggaraan negara, meskipun tidak tertulis.
Hakikat dan kedudukan Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia tahun 1945 adalah: Pertama, Pembukaan memuat
dasar-dasar pokok kerohanian negara (dalam bagian-bagian pertama,
kedua, dan ketiga). Kedua, daerah negara. Ketiga, asas kerohanian
Pancasila. Keempat, ketentuan tentang asas politik berupa bentuk negara
(bagian keempat). Kelima, saat mulai berlakunya adalah pada waktu
Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun
1945 ditetapkan oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia pada
tanggal 18 Agustus 1945. Lima faktor tersebut memungkinkan ketentuan
tentang hakikat dan kedudukan Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia tahun 1945 menurut syarat-syarat ukuran yang
diketemukan dalam Ilmu Hukum. Pada saat mulai berlakunya Pembukaan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 tanggal 18
Agustus 1945 berhentilah berlakunya tertib hukum yang lama dan
timbullah tertib hukum Indonesia.

Tertib hukum ialah keseluruhan peraturan-peraturan hukum dalam


susunan yang hirarkhis dan harus memenuhi empat syarat :

Pertama, ada kesatuan subjek yang mengadakan peraturan-


peraturan hukum.
Kedua, ada kesatuan asas kerohanian yang meliputi keseluruhan
peraturan-peraturan hidup.
Ketiga, ada kesatuan waktu dalam mana peraturan-peraturan
hukum tersebut berlaku.
Keempat, ada kesatuan daerah di mana peraturan-perturan hukum
tersebut berlaku.
Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
tahun 1945 dalam segala sesuatunya memenuhi syarat-syarat mutlak bagi
Pokok Kaidah Fundamental Negara yang menurut pengertian ilmiah
mengandung beberapa unsur mutlak, yaitu:

Pokok Kaidah Fundamental Negara dalam hal terjadinya:


1. ditentukan oleh pembentuk negara.
2. terjelma dalam suatu bentuk pernyataan lahir (ijab kabul)
sebagai penjelmaan kehendak pembentuk negara untuk
12

menjadikan hal-hal tertentu sebagai dasar negara yang


dibentuk.
Pokok kaidah fundamental negara dalam hal isinya:
1. memuat dasar-dasar negara yang dibentuk, atas dasar cita-
cita kerohanian (asas kerohanian negara), serta untuk cita-
cita negara (tujuan negara).
2. memuat ketentuan diadakannya Undang-Undang Dasar
Negara, merupakan sebab berada, sumber hukum bagi
Undang-Undang Dasar Negara.
Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 menurut sejarah terjadinya ditentukan oleh pembentuk negara
sebagai penjelmaan kehendaknya yang dalam hakikatnya terpisah dari
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 menurut isinya memuat asas kerohanian negara (Pancasila), asas
politik negara (Republik yang berkedaulatan rakyat), tujuan negara
(melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia, dan untuk memajukan kesejahteraan umum, menyerdaskan
kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial), serta
menetapkan adanya suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia. Jadi
Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 dalam segala sesuatunya memenuhi syarat-syarat mutlak bagi Pokok
Kaidah Negara yang Fundamental. Pokok Kaidah Fundamental Negara
dalam hukum mempunyai hakikat dan kedudukan yang tetap, kuat, dan tak
berubah bagi negara yang dibentuk, sehingga dengan jalan hukum tidak
dapat diubah.
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
mempunyai hubungan hirarkhis dan organis dengan Pembukaan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 mempunyai kedudukan di
bawah dan di dalam lingkungan Pembukaan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 merupakan isi penjelmaan asas
kerohanian negara, asas politik negara, dan tujuan negara. Pancasila telah
mempunyai bentuk dan isi formal maupun material untuk menjadi
pedoman hidup kenegaraan dan hukum Indonesia. Seluruh hidup
kenegaraan dan tertib hukum Indonesia didasarkan atas, ditujukan kepada,
dan diliputi oleh Pancasila, asas politik, dan tujuan negara yang tercantum
dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945.7

7
https://hasilcopa.com/sebagai-pokok-kaidah-negara-yang-fundamental-
tercantum-pada
13
BAB III

PENUTUP

UUD 1945 dirancang sejak 29 Mei 1945 sampai 16 Juni 1945 oleh
badan penyelidik usaha-usaha persiapan kemerdekaan Indonesia
(BPUPKI) yang beranggotakan 21 orang, diketuai Ir. Soekarno dan Drs.
Moh, Hatta sebagai wakil ketua dengan 19 orang anggota. Mereka terdiri
dari 11 orang wakil dari Jawa, 3 orang dari Sumatra dan masing-masing 1
wakil dari Kalimantan, Maluku, dan Sunda kecil. BPUPKI ditetapkan
berdasarkan maklumat gunseikan nomor 23 bersamaan dengan ulang
tahun Tenno Heika pada 29 April 1945.
Latar belakang terbentuknya konstitusi (UUD’45) bermula dari
janji Jepang untuk memberikan kemerdekaan bagi bangsa Indonesia di
kemudian hari. Janji tersebut antara lain berisi “sejak dari dahulu, sebelum
pecahnya peperangan asia timur raya, Dai Nippon sudah mulai berusaha
membebaskan bangsa Indonesia dari kekuasaan pemerintah hindia
belanda. Tentara Dai Nippon serentak menggerakkan angkatan perangnya,
baik di darat, laut, maupun udara, untuk mengakhiri kekuasaan penjajahan
Belanda”. Sejak saat itu Dai Nippon Teikoku memandang bangsa
Indonesia sebagai saudara muda serta membimbing bangsa Indonesia
dengan giat dan tulus ikhlas di semua bidang, sehingga diharapkan kelak
bangsa Indonesia siap untuk berdiri sendiri sebagai bangsa Asia Timur
Raya.

Periode UUD 1945

1. Periode berlakunya UUD 1945 (18 Agustus 1945 - 27 Desember


1949)
2. Periode berlakunya Konstitusi RIS 1949 (27 Desember 1949 - 17
Agustus 1950)
3. Periode UUDS 1950 (17 Agustus 1950 - 5 Juli 1959)
4. Periode kembalinya ke UUD 1945 (5 Juli 1959 - 1966)
5. Periode UUD 1945 masa orde baru (11 Maret 1966 - 21 Mei 1998)
6. Periode 21 Mei 1998 - 19 Oktober 1999
Pembukaan UUD’45 dapat diibaratkan sebagai abstrak dari sebuah
karya ilmiah atau pendahuluan dalam sebuah buku yang berisi hal-hal
yang sangat mendasar atau inti sari dari keseluruhan isi sebuah karya
ilmiah atau buku. Dengan demikian Pembukaan Undang-Undang 1945

14
15

berisi pokok-pokok pikiran dan kaedah negara fundamental yang dengan


jalan hukum tidak dapat diubah, disamping itu berisi pernyataan
kemerdekaan. Oleh karena isinya yang sangat essensial ini maka
Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 disepakati sebagai sumber cita
moral dan cita hukum Indonesia. Pembukaan Undang-Undang Dasar
dibentuk oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia PPKI yang
mewakili seluruh rakyat Indonesia yang menetapkan dan mengesahkannya
pada tanggal 18 Agustus 1945. 
Dalam Pembukaan UUD 1945 memuat pokok-pokok kaidah
negara fundamental yang menerangkan hakikat negara Indonesia.

Berikut pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam Pembukaan


UUD 1945:

 Negara persatuan, negara mengatasi segala paham golongan dan


perorangan, negara melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah
darah Indonesia.
 Negara hendak mewujudkan keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia.
Negara menganut paham negara kesejahteraan.
 Negara yang berkedaulatan rakyat. Negara Indonesia adalah negara
demokrasi.
 Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa menurut dasar
kemanusiaan yang adil dan beradab. Negara melindungi kehidupan
beragama, bukan negara ateis.
Hakikat dan kedudukan Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia tahun 1945 adalah: Pertama, Pembukaan memuat
dasar-dasar pokok kerohanian negara (dalam bagian-bagian pertama,
kedua, dan ketiga). Kedua, daerah negara. Ketiga, asas kerohanian
Pancasila. Keempat, ketentuan tentang asas politik berupa bentuk negara
(bagian keempat). Kelima, saat mulai berlakunya adalah pada waktu
Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun
1945 ditetapkan oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia pada
tanggal 18 Agustus 1945. Pada saat mulai berlakunya Pembukaan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 tanggal 18
Agustus 1945 berhentilah berlakunya tertib hukum yang lama dan
timbullah tertib hukum Indonesia.

Tertib hukum ialah keseluruhan peraturan-peraturan hukum dalam


susunan yang hirarkhis dan harus memenuhi empat syarat :

Pertama, ada kesatuan subjek yang mengadakan peraturan-


peraturan hukum.
Kedua, ada kesatuan asas kerohanian yang meliputi keseluruhan
peraturan-peraturan hidup.
Ketiga, ada kesatuan waktu dalam mana peraturan-peraturan
hukum tersebut berlaku.
16

Keempat, ada kesatuan daerah di mana peraturan-perturan hukum


tersebut berlaku.
DAFTAR PUSTAKA

https://katadata.co.id/intan/berita/619fbb8dbea3d/latar-belakang-
perumusan-teks-uud-1945-dan-sejarahnya

https://www.tribunnews.com/pendidikan/2021/07/30/sejarah-undang-
undang-dasar-1945-disahkan-beserta-periode-perubahan-uud?
page=4

https://brainly.co.id/tugas/12174474

https://idkuu.com/pembukaan-uud-1945-sebagai-pokok-kaidah-negara-
yang-fundamental

https://hasilcopa.com/sebagai-pokok-kaidah-negara-yang-fundamental-
tercantum-pada

17

Anda mungkin juga menyukai