Anda di halaman 1dari 10

DINAMIKA SEJARAH UNDANG UNDANG DASAR

NEGARA REPUBLIK INDONESIA


SEBAGAI KONSTITUSI

Dosen Pengampu:
Khoirul Anwar M.Pd.

Disusun Oleh:
Solikhin ( 2303050001 )

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK


UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Pemurah, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah kepada saya dan kita semua, sehingga
makalah tentang “Dinamika Sejarah Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Sebagai Konstitusi” ini bisa selesai tanpa ada suatu halangan apapun.
Makalah ini telah saya susun dengan maksimal dan untuk itu saya menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah ikut serta membantu dalam pembuatan
makalah ini. Terlepas dari itu semua, saya masih menyadari sepenuhnya bahwa ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh sebab itu saya
sebagai penyusun menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar saya bisa memperbaiki
makalah ini dan makalah saya yang lain nantinya.

Semarang, 30 Oktober 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar………………………………………………………………………………. i
Daftar Isi…………………………………………………………………………………….. ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang………………………………………………………………………. 1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………………… 1

BAB II PEMBAHASAN
A. Sejarah Konstitusi…………………………………………………………………… 2
B. Hakikat Dan Makna Pengesahan UUD 1945……………………………………….. 2
C. Perkembangan Konstitusi Di Indonesia…………………………………………….. 4

BAB III PENUTUP


Kesimpulan………………………………………………………………………………….. 6
Saran………………………………………………………………………………………… 6

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………….. 7

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hukum dasar atau konstitusi terdiri dari hukum dasar tertulis dan tidak tertulis,
sedangkan Undang-Undang Dasar merupakan hukum dasar tertulis. Dengan
demikian, dapat dipahami bahwa Undang-Undang Dasar hanya merupakan bagian
dari hukum dasar atau konstitusi.
Pada era digital ini banyak masyarakat bahkan generasi muda tidak
mengetahui arti dari UUD 1945 ( Undang Undang Dasar 1945 ), bahkan tidak peduli
dengan hakikat dan makna dari konstitusi ini. Selain itu di era digital dan arus
globalisasi ini masyarakat dituntut untuk bisa menyaring hal-hal positif dan negatif.
Dengan pendidikan konstitusi diharapkan masyarakat mampu melaksanakan 3M
yaitu; mempelajari, memahami dan melaksanakan kegiatan kenegaraan berlandaskan
konstitusi, sehingga masyarakat tidak kehilangan jati dirinya.
Konstitusi merupakan norma hukum dibawah dasar negara. Dalam arti yang
luas: konstitusi ialah hukum tata negara, dalam arti tengah: konstitusi itu hukum
dasar, dan dalam arti sempit: konstitusi merupakan Undang-Undang Dasar. Dengan
demikian, konstitusi tidak lain bersumber dari dasar Negara.
Pernyataan itulah yang membuat penulis memiliki ide gagasan mengenai tema
makalah, yang Bapak Khoirul Anwar berikan dalam tugas Pendidikan Pancasila yaitu
“Dinamika Sejarah Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia”
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Sejarah Konstitusi Di Indonesia?
2. Apa Hakikat dan Makna Pengesahan UUD 1945?
3. Bagaimana Perkembangan Konstitusi Di Indonesia?

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Konstitusi Indonesia


UUD 1945 dirancang sejak 29 Mei 1945 hingga 16 Juni 1945 oleh badan
penyelidik usaha-usaha persiapan kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dalam bahasa
jepang dikenal dengan Dokuritsu Zyunbi Tyoosakai. Badan ini kemudian menetapkan
tim khusus yang bertugas menyusun konstitusi bagi Indonesia merdeka, yang
kemudian dikenal dengan nama UUD 1945.
Terbentuknya konstitusi UUD 1945 berawal dari janji Jepang untuk
memberikan kemerdekaan bagi bangsa Indonesia. Janji tersebut adalah “sejak dari
dahulu, sebelum pecahnya peperangan asia timur raya, Dai Nippon sudah mulai
berusaha membebaskan bangsa Indonesia dari kekuasaan pemerintah hindia
belanda. Tentara Dai Nippon serentak menggerakkan angkatan perangnya, baik di
darat, laut, maupun udara, untuk mengakhiri kekuasaan penjajahan Belanda”. Tetapi
semua itu hanyalah janji palsu yang diberikan oleh Jepang. Pada akhirnya Jepang
dipukul mundur oleh sekutu, Jepang tak lagi ingat akan janjinya. Setelah menyerah
tanpa syarat kepada sekutu, rakyat Indonesia lebih bebas dan leluasa untuk berbuat
dan tidak bergantung pada Jepang sampai saat kemerdekaan tiba.
Pasca kemerdekaan Republik Indonesia diraih, konstitusi tampak tak bisa lagi
ditawar-tawar dan harus segera diformulasikan, sehingga menjadi lengkaplah
Indonesia berdiri menjadi sebuah negara yang berdaulat, tatkala UUD 1945 berhasil
diresmikan menjadi konstitusi oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia.

B. Hakikat Dan Makna Pengesahan UUD 1945


Menurut dari laman Mahkamah RI, Keputusan rapat paripurna PPKI sangat
krusial lantaran Konvensi Montevideo (1933) tandas menyebutkan syarat minimal
eligibilitas untuk diakuinya sebuah negara disandarkan pada dua unsur. Pertama,
unsur deklaratif, dimana adanya pengakuan dari negara lain, dan yang kedua, unsur
konstitutif, yang menjelaskan anasir pokok meliputi adanya rakyat, wilayah, dan
pemerintahan yang berdaulat.
Pada 17 Agustus 1945, menurut fakta (ipso facto), kita menyatakan merdeka
sebagai sebuah negara, tetapi terkait pemerintahan yang berdaulat, dan wilayah,
secara yuridis (ipso jure) sesungguhnya baru sah ‘dimiliki’ dan ‘diakui’ pada 18

2
Agustus 1945 dari rapat paripurna PPKI yang mana menetapkan Ir. Soekarno sebagai
presiden dan Mohammad Hatta selaku wakil nya, selain itu juga menetapkan UUD
1945 sebagai konstitusi Republik Indonesia.
Menurut Laman DPR RI, Transfigurasi konstitusi dalam hal ini bisa dianggap
merupakan piagam kelahiran bagi negara baru, sehingga relasi konstitusi dengan
negaranya amat erat, menjadi sesuatu hal yang mutlak adanya. Tidak ada satupun
negara di dunia ini yang tidak memiliki konstitusi. Begitulah personifikasi fungsi
konstitusi, ia menopang dan menjamin tegak kokohnya sebuah negara.
Kelahiran UUD 1945 pada puluhan tahun silam sesungguhnya merupakan
klimaks perjuangan bangsa Indonesia sekaligus sebagai karya agung dari para pendiri
bangsa (the founding fathers and mothers). Keistimewaan suatu konstitusi terdapat
dari sifatnya yang sangat luhur dengan mencakup konsensus-konsensus
(toestemming) tentang prinsip-prinsip (principles, beginselen) esensial dalam
bernegara. Dengan demikian, maka konstitusi dapat dikatakan sebagai sebuah
dokumen nasional (a national document) bersifat mulia yang notabene adalah
dokumen hukum dan politik (political and legal document).
Tentang makna Konstitusi, Sri Soemantri menyebutnya sebagai dokumen
formal yang berisi: Hasil perjuangan politik bangsa di waktu lampau; Tingkat-tingkat
tertinggi perkembangan ketatanegaraan bangsa; Pandangan tokoh-tokoh bangsa yang
hendak diwujudkan, baik untuk waktu sekarang, maupun untuk masa yang akan
datang, dan Suatu keinginan dengan perkembangan kehidupan ketatanegaraan bangsa
hendak dipimpin.
Materi substansinya antara lain adalah berupa pembagian dan pembatasan dari
pada tugas ketatanegaraan secara prinsipil, susunan ketatanegaraan suatu negara yang
bersifat fundamental, termasuk juga jaminan terhadap hak asasi manusia (human
rights, mensenrechten) serta hak warga negara.
Sedangkan menurut C. F. Strong, “constitutions may be said to be collection
of principle according to which the powers of the Governments the rights of the
governed and the relation between the two are adjusted.” Dalam arti bahwa konstitusi
dapat dikatakan sebagai suatu himpunan prinsip-prinsip yang mengatur kekuasaan
pemerintah dan hak-hak yang diperintah serta hubungan antar keduanya.
Ekspektasinya dimaksudkan agar Indonesia kelak menjadi negara yang damai,
adil, dan makmur sejalan dengan tujuan negara sebagaimana telah termaktub di dalam
mukadimah atau pembukaan (preambule) UUD 1945.

3
C. Perkembangan Konstitusi Di Indonesia
Menurut laman Mahkamah RI, Para pendiri Negara Kesatuan Republik
Indonesia telah sepakat untuk merancang sebuah konstitusi tertulis dalam bentuk
Undang-Undang Dasar, yang mengandung semua arti dan peran yang diperlukan.
Hanya satu hari setelah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia pada tanggal 17
Agustus 1945, panitia persiapan kemerdekaan Indonesia telah mengesahkan konstitusi
Indonesia sebagai sebuah "revolusi grondwet" dalam naskah yang disebut sebagai
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia pada tanggal 18 Agustus 1945.
Meskipun Undang-Undang Dasar 1945 ini singkat dan hanya terdiri dari 37 pasal,
namun semua tiga elemen konstitusi yang esensial sesuai dengan teori konstitusi telah
diatur di dalamnya. Para penyusun UUD 1945 sendiri telah mempertimbangkan
kemungkinan untuk melakukan perubahan atau penyesuaian, seperti yang diatur
dalam pasal 37 UUD 1945 tentang perubahan Undang-Undang Dasar. Jika MPR ingin
mengubah UUD melalui pasal 37 UUD 1945, langkah tersebut harus mendapat
persetujuan terlebih dahulu dari seluruh Rakyat Indonesia melalui sebuah referendum,
sesuai dengan Tap no.1/MPR/1983 pasal 105-109 jo. Tap no.IV/MPR/1983 tentang
referendum.

Perubahan pada UUD 1945 kemudian dilakukan secara bertahap dan menjadi
bagian dari agenda sidang Tahunan MPR dari tahun 1999 hingga perubahan keempat
pada sidang tahunan MPR tahun 2002. Hal ini dilakukan bersamaan dengan
pembentukan komisi konstitusi yang bertugas melakukan evaluasi menyeluruh
terhadap perubahan UUD 1945 berdasarkan ketentuan MPR No. I/MPR/2002 tentang
pembentukan komisi Konstitusi.
Dalam sejarah perkembangan sistem pemerintahan Indonesia, ada empat jenis
undang-undang yang pernah berlaku:

Periode 18 Agustus 1945 – 27 Desember 1949


(Penetapan Undang-Undang Dasar 1945)
Ketika Republik Indonesia diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945, belum
ada undang-undang dasar yang mengatur tatanan negara. Sehari kemudian, pada
tanggal 18 Agustus 1945, Rancangan Undang-Undang disahkan oleh PPKI sebagai
Undang-Undang Dasar Republik Indonesia setelah melalui serangkaian proses.

4
Periode 27 Desember 1949 – 17 Agustus 1950
(Penetapan konstitusi Republik Indonesia Serikat)
Selama periode ini, Belanda berupaya mengembalikan kekuasaannya di Indonesia dan
mencoba mendirikan negara-negara regional seperti Sumatra Timur, Indonesia Timur,
Jawa Timur, dan lainnya. Akibatnya, terjadi agresi Belanda pertama pada tahun 1947
dan agresi kedua pada tahun 1948. Ini menghasilkan pembentukan Negara Kesatuan
Republik Indonesia Serikat (RIS), yang hanya memiliki UUD berlaku untuk RIS saja.

Periode 17 Agustus 1950 – 5 Juli 1959


(Penetapan Undang-Undang Dasar Sementara 1950)
Perubahan sementara pada UUD Republik Indonesia Serikat 1949 dilakukan karena
keinginan bangsa Indonesia yang menginginkan kesatuan sejak tanggal 17 Agustus
1945. Ini mengakibatkan penggabungan RIS dengan Republik Indonesia, yang
memerlukan UUD baru. Sebuah panitia bersama kemudian merumuskan Rancangan
Undang-Undang Dasar yang disahkan pada tanggal 12 Agustus 1950 oleh Badan
Pekerja Komite Nasional Pusat dan oleh Dewan Perwakilan Rakyat dan Senat
Republik Indonesia Serikat pada tanggal 14 Agustus 1950, dan mulai berlaku pada
tanggal 17 Agustus 1950.

Periode 5 Juli 1959 – saat ini


(Penetapan berlakunya kembali Undang-Undang Dasar 1945)
Dengan dekrit Presiden pada tanggal 5 Juli 1959, UUD 1945 dipulihkan. Perubahan
juga terjadi pada Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara Orde Lama pada masa
1959-1965 menjadi Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara Orde Baru.
Perubahan ini dilakukan karena dianggap bahwa Majelis Permusyawaratan Rakyat
Sementara Orde Lama tidak mencerminkan pelaksanaan UUD 1945 secara murni dan
konsisten.

5
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Sejarah Konstitusi Indonesia dimulai dengan perancangan UUD 1945 oleh Badan
Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) pada tahun 1945.
Konstitusi ini menjadi dasar hukum bagi Indonesia sebagai negara merdeka. Konstitusi
memiliki hakikat dan makna yang penting, mengatur pembagian tugas ketatanegaraan,
struktur negara, hak asasi manusia, dan visi untuk membangun negara yang damai, adil, dan
makmur. Sejarah perkembangan konstitusi di Indonesia mencakup beberapa tahap, termasuk
perubahan dalam bentuk dan konten konstitusi sejak tahun 1945 hingga sekarang,
menggambarkan evolusi dan adaptasi konstitusi sesuai dengan perubahan politik dan sosial di
Indonesia. Pengadopsian kembali UUD 1945 pada tahun 1959 setelah beberapa perubahan
sementara mencerminkan kembali kesatuan Republik Indonesia dan menjadikan konstitusi ini
sebagai hukum dasar yang berlaku hingga saat ini. Konstitusi adalah pondasi utama negara
Indonesia dan menjadi dasar bagi pemerintahan dan kehidupan masyarakat di negara ini.
Selama sejarahnya, konstitusi telah mengalami perubahan sesuai dengan kebutuhan dan
perkembangan politik Indonesia.

Saran
Dikarenakan para generasi muda yang mulai tidak peduli dan kurang mengetahui
tentang UUD 1945, maka penyusun menyarankan pemerintah khususnya Kemendikbud
untuk membuat program sebagai berikut:
1. Diskusi Publik: Gelar diskusi publik tentang sejarah konstitusi, memperkenalkan
sejarah perkembangan konstitusi Indonesia dan perannya dalam kehidupan
sehari-hari.
2. Publikasi Buku dan Materi Referensi: Terbitkan buku dan materi referensi yang dapat
diakses oleh masyarakat umum. Ini bisa menjadi sumber referensi yang mudah
dijangkau.

Dengan mengimplementasikan saran-saran di atas, kita dapat meningkatkan


pemahaman dan kesadaran masyarakat, khususnya generasi muda, tentang sejarah konstitusi
Indonesia, hakikat UUD 1945, dan perubahan yang telah terjadi. Seiring dengan pemahaman
yang lebih baik, masyarakat dapat lebih memahami peran konstitusi dalam pembentukan
negara dalam kehidupan sehari-hari.

6
DAFTAR PUSTAKA

Beni Ahmad Saebani & Ai Waty, 2016, Perbandingan Hukum Tata Negara, Pustaka
Setia, Yogyakarta.
Dahlan Thaib, Jazim Hamidi & Ni’matul Huda, 2013, Teori dan Hukum Konstitusi,
Rajawali Pers, Jakarta.
Septi Nur Wijayanti & Iwan Satriawan, 2009, Hukum Tata Negara dalam Teori &
Prakteknya di Indonesia, Laboratorium Hukum UMY, Yogyakarta.
https://www.dpr.go.id/, Diakses 30 September 2023
https://www.google.com/search?q=dinamika, Diakses 30 September 2023
https://www.mkri.id/index.php?page=web.Berita&id=11776, Diakses 30 September 2023
https://news.detik.com/berita/d-4851156/undang-undang-dasar-1945-ri-sejarah-hingga-period
e-perubahan, Diakses 1 November 2023

Anda mungkin juga menyukai