Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah “Pembentukan Pemerintahan Indonesia Pada Awal Kemerdekaan” ini
tepat waktu. Tugas ini disusun dalam rangka memenuhi nilai tugas Mata
Pelajaran Sejarah Indonesia Semester Genap.

Makalah ini dirancang untuk memperkuat kompetensi dari sisi


pengetahuan, keterampilan, dan sikap secara utuh. Keutuhan tersebut menjadi
dasar dalam perumusan kompetensi dasar tiap mata pelajaran, sehingga
kompetensi dasar tiap mata pelajaran mencakup kompetensi dasar kelompok
keterampilan. Semua mata pelajaran dirancang mengikuti rumusan tersebut.
Dalam menyusun Makalah, penulis banyak memperoleh bantuan serta
bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan
terimakasih kepada Ibu Endang Dwi Wahyuni, S.Pd, M.Pd selaku Guru
Pembimbing Mata Pelajaran Sejarah Indonesia dan Orangtua tercinta yang
selalu mendukung, mendo’akan, dan membantu penulis dalam memberi dana
serta nasihat kepada penulis.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,


untuk itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis
harapkan demi peningkatan tugas ini.
Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis
khususnya dan dapat memberikan pengetahuan dan wawasan yang lebih luas
kepada pembaca.
Wassalamualaikum Wr. Wb

Lamongan, 17 Maret 2020

Penulis,

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................ .............. 1


DAFTAR ISI ................................................................................... .............. 2
BAB I PENDAHULUAN................................................................... ............. 3
A.. Latar Belakang.................................................................................. 3
B.. Rumusan Masalah............................................................................ 4
C.. Tujuan............................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN................................................................................... 5
A. Pengertian Sistem Pemerintahan........................................................... 5
B. Sistem Pemerintahan Indonesia 1945 s.d.1949........................ ............. 6
1. Lembaga – lembaga Negara menurut UUD 1945................. ............. 6
2. Hubungan antar Lembaga Negara..................................................... 7
3. Efektifitas Penyelenggaraan Sistem Pemerintahan ............. ............. 7
4. Kelebihan dan Kekurangan Sistem Pemerintahan................ ............ 8
BAB III PENUTUP........................................................................... ............ 10
A. Kesimpulan............................................................................... ............. 10
B. Kritik dan Saran...................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 11

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Semenjak dikumandangkan proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia,


oleh wakil-wakil bangsa Indonesia, Soekarno-Hatta pada tanggal 17 Agustus
1945 yang merupakan titik awal dari negara Indonesia yang menghendaki dan
melaksanakan sebagai suatu negara yang berdaulat, bangsa yang merdeka dan
pembentukan masyarakat yang bebas menentukan kemauan negaranya
sendiri. Proklamasi sebagai sumber hukum formil adalah konsisten dengan
doktrin proklamasi 17 Agustus 1945 menjadi dasar berlakunya Undang-Undang
Dasar 1945 yang berlaku pertama kalinya pada tanggal 18 Agustus 1945.

Setelah ditetapkan dan disahkannya UUD 1945 oleh PPKI, pada tanggal
18 Agustus 1945, mulai saat itu berlakulah UUD tersebut sebagai UUD Negara
Republik Indonesia. Maka mulai pada saat itu penyelenggaraan negara akan
didasarkan kepada ketentuan-ketentuan menurut UUD ini.

Pada tanggal yang sama, PPKI mengadakan sidangnya dan menetapkan:

a. Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945


b. Undang-Undang Dasar 1945
c. Memilih Ir. Sukarno sebagai Presiden dan Drs. Mohammad Hatta sebagai
Wakil Presiden Republik Indonesia.
Kemudian pada tanggal 22 Agustus 1945 rapat PPKI dilanjutkan dengan tiga
putusan persoalan pokok yang sudah dibahas dalam rapat-rapat sebelumnya,
yakni pembentukan Komite Nasional, Partai Nasional Indonesia dan Badan
Keamanan.

Sistem pemerintahan Indonesia pada awal kemerdekaan adalah sistem


Presidensial sesuai dengan pasal IV aturan peralihan sebelum terbentuknya
MPR, DPR, dan DPA yang memegang kekuasaan eksekutif dan tugas MPR, DPR
dan DPA adalah Presiden dibantu dengan komite nasional. Dengan itu dapat
disimpulkan bahwa presiden memegang kekuasaan tertinggi tunggal.

3
Dasar hukum sistem pemerintahan Indonesia periode 18 Agustus 1945 –
27 Desember 1949 adalah UUD 1945, tetapi belum bisa dijalankan secara
murni dan konsekuen, karena bangsa Indonesia baru saja memproklamasikan
kemerdekaannya. Walaupun UUD 1945 telah dilakukan, yang dapat dibentuk
baru Presiden,Wakil presiden serta menteri, dan para Gubernur sebagai
perpanjangan tangan pemerintah pusat. Aturan peralihan UUD 1945
menyatakan bahwa untuk pertama kalinya Presiden dan wakil Presiden dipilih
oleh PPKI. Jadi, tidaklah menyalahi apabila MPR/ DPR RI belum dimanfaatkan
karena pemilihan umum belum diselenggarakan. Lembaga-lembaga tinggi
negara lain yang disebutkan dalam UUD 1945 belum dapat diwujudkan
sehubungan dengan keadaan darurat. Jadi sebelum MPR, DPR, DPA, BPK dan
MA terbentuk segala kekuasaan dijalankan oleh Presiden dengan dibantu oleh
Komite Nasional. Hanya saja waktu itu aparat pemerintah penuh dengan jiwa
pengabdian.

B. Rumusan Masalah

 Apa Pengertian Sistem Pemerintahan?


 Bagaimana Sistem Pemerintahan Indonesia 1945 s.d.1949?

C. Tujuan
 Untuk mengetahui definisi sistem pemerintahan.
 Untuk mengetahui bagaiamana sistem pemerintahan indonesia pada
tahun 1945-1949.

4
BAB II
PEMBAHASAAN

A. Sistem Pemerintahan

Sistem pemerintahan adalah sistem yang dimiliki suatu negara dalam


mengatur pemerintahannya. Sesuai dengan kondisi negara masing-masing,
sistem ini dibedakan menjadi:

a. Presidensial
b. Parlementer
c. Semi presidensial
d. Komunis
e. Demokrasi liberal
f. Liberal
Sistem pemerintahan mempunyai sistem dan tujuan untuk menjaga suatu
kestabilan negara itu. Namun di beberapa negara sering terjadi tindakan
separatisme karena sistem pemerintahan yang dianggap memberatkan rakyat
ataupun merugikan rakyat. Sistem pemerintahan mempunyai fondasi yang
kuat di mana tidak bisa diubah dan menjadi statis. Jika suatu pemerintahan
mempunya sistem pemerintahan yang statis, absolut maka hal itu akan
berlangsung selama-lamanya hingga adanya desakan kaum minoritas untuk
memprotes hal tersebut.
Secara luas berarti sistem pemerintahan itu menjaga kestabilan masyarakat,
menjaga tingkah laku kaum mayoritas maupun minoritas, menjaga fondasi
pemerintahan, menjaga kekuatan politik, pertahanan, ekonomi, keamanan
sehingga menjadi sistem pemerintahan yang kontinu dan demokrasi di mana
seharusnya masyarakat bisa ikut turut andil dalam pembangunan sistem
pemerintahan tersebut. Hingga saat ini hanya sedikit negara yang bisa
mempraktekan sistem pemerintahan itu secara menyeluruh.
Secara sempit,Sistem pemerintahan hanya sebagai sarana kelompok untuk
menjalankan roda pemerintahan guna menjaga kestabilan negara dalam waktu
relatif lama dan mencegah adanya perilaku reaksioner maupun radikal dari
rakyatnya itu sendiri.

5
B. Sistem Pemerintahan Indonesia 1945 s.d. 1949
1. Lembaga – lembaga Negara menurut UUD 1945

Lembaga-lembaga negara pada awal kemerdekaan di antaranya:

a. Presiden
b. Wakil Presiden
c. KNIP
Setelah PPKI rapat pada tanggal 18 Agustus 1945, dengan pembahasan
masalah rancangan pembukaan dan undang-undang dasar yang telah
disiapkan oleh Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan, berhasil
dibahas dalam tempo kurang dari dua jam, disepakati bersama rancangan
Pembukaan dan undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia. Sidang
diskors pada pukul 12.50, dan akan dimulai lagi pukul 13.15. Sebelum
meningkat ke acara baru, yaitu pemilihan presiden dan wakil presiden,
Soekarno minta agar disahkan Pasal Peralihan III Aturan Peralihan. Kemudian
Oto Iskandar Dinata mengusulkan agar pemilihan presiden dan wakil presiden
dilakukan dengan aklamasi. Ia mengajukan Bung Karno sebagai presiden dan
Bung Hatta sebagai wakil presiden. Semua hadirin menerima dengan aklamasi
sambil menyanyikan Indonesia Raya.

Komite Nasional Indonesia akan dibentuk di tingkat pusat dan tingkat


daerah. Tujuan komite, seperti dijelaskan Presiden Soekarno, antara lain
mempersatukan semua lapisan dan bidang pekerjaan agar tercapai solidaritas
dan kesatuan nasional yang erat dan utuh, membantu menentramkan rakyat
dan melindungi keamanan serta membantu para pemimpin untuk
mewujudkan cita-cita bangsa. Di tingkat pusat, pembentukan Komite Nasional
Indonesia Pusat ( KNIP) diresmikan pada tanggal 29 Agustus 1945. Anggotanya
berjumlah 137 orang, dan Mr. Kasman Singodimedjo diangkat sebagai ketua
dibantu oleh tiga wakil ketua, yakni Sutardjo Kartohadikusumo (Wakil Ketua I),
Mr. Johannes Latuharhary (Wakil Ketua II), dan Adam Malik (Wakil Ketua III).
Dengan terbentuknya KNIP, tugas PPKI pun berakhir. Pembentukan KNIP
dengan cepat diikuti oleh pembentukan KNI Daerah (KNID). Sejak awal
September 1945 sudah terbentuk di berbagai daerah dari tingkat keresidenan
sampai tingkat desa.

6
Dalam Pasal IV Aturan Peralihan UUD’45 disebutkan bahwa Komite
Nasional adalah sebuah badan yang bertugas membantu presiden
menjalankan kekuasaan MPR, DPR, dan DPA sebelum lembaga-lembaga
tersebut terbentuk. Berarti KNIP hanya merupakan lembaga pembantu
eksekutif.

Pada tanggal 7 Oktober 1945 kelompok pemuda dalam KNIP


mengajukan petisi yang ditandatangani oleh lima puluh orang kepada Presiden
Soekarno agar KNIP diberi wewenang legislatif. Berdasarkan petisi itu, pada
tanggal 16 Oktober 1945 Wakil Presiden Hatta mengeluarkan Maklumat No. X
(baca:eks, bukan sepuluh) yang menyatakan bahwa sebelum MPR dan DPR
terbentuk, KNIP diberi kekuasaan legislatif dan ikut serta menentukan garis-
garis besar haluan negara. Dinyatakan pula bahwa tugas sehari-hari KNIP
dijalankan oleh Badan Pekerja KNIP (BP KNIP).

2. Hubungan Antar Lembaga Negara

Hubungan antara lembaga-lembaga negara yang meliputi presiden, wakil


presiden dan KNIP adalah presiden sebagai kepala negara dan penyelenggara
pemerintahan atau lembaga eksekutif dalam menjalankan tugas
penyelenggaraan pemerintah dibantu oleh KNIP, jadi KNIP bertindak sebagai
pembantu lembaga eksekutif. Namun pada tanggal 7 Oktober 1945 kelompok
pemuda dalam KNIP mengajukan petisi yang ditandatangani oleh lima puluh
orang kepada Presiden Soekarno agar KNIP diberi wewenang legislatif.

Peran wakil presiden tidak hanya konco wingking untuk presiden, tetapi
juga diberi wewenang untuk mengeluarkan suatu kebijakan , terbukti wakil
presiden pada tanggal 16 Oktober 1945 Wakil Presiden Hatta mengeluarkan
Maklumat No. X.

3. Efektivitas Pelaksanaan Sistem Pemerintah

Dalam pelaksanaan sistem pemerintahan awal kemerdekaan periode 18


Agustus 1945 sampai 27 Desember 1949 terjadi pergantian dari sistem
presidensial menjadi parlementer. Hal ini tidak menyimpang dari Undang-
Undang Dasar 1945 karena nyatanya tidak ada pasal ataupun ayat yang
menyatakan bahwa penyelenggara pemerintahan harus presiden. Maka hal ini

7
dimanfaatkan pemerintah pada waktu itu untuk mengatasi situasi genting
seperti pertempuran di berbagai daerah yang dilakukan oleh Sekutu. Perdana
menteri dipimpin oleh Sutan Syahrir karena beliau pandai diplomatik,
intelektual dan sosialis, sehingga memungkinkan untuk berdiplomasi dengan
Belanda mengenai pengakuan kedaulatan.

Pada awal kemerdekaan lembaga negara yang ada belum selengkap dengan
apa yang tertuang dalam UUD 1945, maka dapat dikatakan penyelenggaraan
pemerintahan belum efektif karena belum ada yang pembagian kekuasaan
secara formal dan belum ada check and balance.

4. Kelebihan dan Kekurangan Sistem Pemerintahan

Kelebihan:
- Indonesia menganut konsep distributif of power atau adanya pembagian
kekuasaan Negara.
- Muncul kehidupan demokrasi multi partai. Partai politik sebagai sarana
untuk penyaluran aspirasi dan paham yang berkembang di masyarakat
- Berhasil meletakan dan membangun dasar kehidupan negara secara
konstitusional berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945
Kekurangan:
- Karena menggunakan sistem parlementer, Sistem pemerintahan tidak
dapat bekerja sama dengan baik akibat adanya persaingan kedudukan
Antara kabinet dan parlemen (KNIP) sehingga sering terjadi pergantian
kabinet.
- Belum terbentuk alat-alat perlengkapan negara. Negara Indonesia yang
baru merdeka belum sepenuhnya dapat memenuhi keperluan Negara
sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945.
- Adanya praktek ketatanegaraan yang tidak sesuai dengan Undang-
Undang Dasar 1945 yaitu:
a. Berubahnya fungsi komite nasional dari pembantu presiden menjadi
badan yang di serahi kekuasaan legislative (seharusnya DPR), ikut
menetapkan Garis-Garis Besar Haluan Negara (sesungguhnya
kewenangan MPR). Keputusan ini berdasarkan Maklumat Wakil Presiden
No. X tanggal 16 Oktober 1945.

8
b. Terjadinya perubahan sistem kabinet presidensial menjadi parlementer
berdasarkan usul Badan Pekerja Komite Nasional Indonesia Pusat pada
tanggal 11 November 1945, yang kemudian disetujui oleh Presiden.

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Sejak PPKI memilih Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta sebagai Presiden
dan Wakil Presiden maka Indonesia sempurna menjadi Negara Republik
Indonesia.
Menurut penjelasan UUD 1945 salah satunya menerangkan bahwa Presiden
sebagai penyelenggara pemerintah Negara Kesatuan Republik Indonesia maka
dapat diketahui bahwa Indonesia menganut sistem pemerintahan presidensial.
Setelah keluar maklumat wakil presiden tanggal 14 November 1945,
sistem pemerintahan beralih menjadi sistem parlementer dan Sutan Syahrir
sebagai perdana menterinya.
Sistem pemerintahan Indonesia pada awal kemerdekaan adalah sistem
presidensial sesuai dengan pasal IV aturan peralihan sebelum terbentuknya
MPR, DPR, dan DPA yang memegang kekuasaan eksekutif dan tugas MPR, DPR
dan DPA adalah Presiden dibantu oleh Komite Nasional.
Pada awal kemerdekaan, lembaga-lembaga negara masih terdiri dari
presiden, wakil presiden dan komite nasional. Presiden sebagai kepala negara
dan penyelenggara pemerintahan dibantu oleh KNIP. Wakil presiden tidak
hanya konco wingking bagi presiden tetapi juga diberi wewenang untuk
membuat kebijakan.
Pada awal kemerdekaan lembaga negara yang ada belum selengkap
dengan apa yang tertuang dalam UUD 1945, maka dapat dikatakan
penyelenggaraan pemerintahan belum efektif karena belum ada yang
pembagian kekuasaan secara formal dan belum ada check and balance.

B. Saran

Demikianlah makalah yang saya buat berdasarkan sumber sumber yang ada.
Saya juga menyadari masih ada banyak kekurangan dalam penulisan makalah
sehingga perlulah bagi saya,dari para pembaca untuk memberikan saran yang
membantu supaya makalah ini mendekati lebih baik. atas perhatian anda
semua,kami ucapkan terima kasih.

10
DAFTAR PUSTAKA

Busroh, Abu Daud. 1989. Sistem Pemerintahan Republik Indonesia.


Jakarta : Bina Aksara.

Kansil, CST. 1985. Sistem Pemerintahan Indonesia. Jakarta: Aksara


Baru.

Sunarso, dkk. 2008. Pendidikan Kewarganegaraan untuk Perguruan


Tinggi. Yogyakarta: UNY Press.

11

Anda mungkin juga menyukai