Disusun Oleh:
2022/2023
1
KATA PENGANTAR
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..................................................................................................... I
DAFTAR ISI .................................................................................................................. II
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................................... 2
C. Manfaat Penulisan ....................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................ 3
A. Instrumen Hak Asasi Manusia .................................................................................... 3
B. Berbagai Instrumen Hak Asasi Manusia Nasional ...................................................... 4
BAB III PENUTUP ...................................................................................................... 11
A. Kesimpulan .............................................................................................................. 11
B. Saran ......................................................................................................................... 11
Daftar Pustaka .............................................................................................................. 12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
HAM (Hak Asasi Manusia) merupakan suatu hak dasar yang dimiliki
oleh seseorang dan harus dilindungi secara hukum. Hak yang dimaksud
disini seperti hak untuk hidup, hak di mata hukum, hak mengeluarkan
pendapat, dan sebagainya. Agar hak-hak tersebut tidak dilanggar maka
pemerintah membuat beberapa instrumen yang dapat melindunginya.
Perjalanan sejarah bangsa Indonesia telah mencatat berbagai penderitaan,
kesengsaraan, dan kesenjangan sosial yang disebabkan oleh perilaku
diskriminatif atas dasar etnis, ras, warna kulit, budaya, bahasa, agama,
golongan, jenis kelamin, dan status sosial lainnya. Perilaku tidak adil dan
diskriminatif tersebut merupakan pelanggaran hak asasi manusia.
Adanya pelanggaran hak asasi manusia tersebut mendorong pemerintah
untuk menciptakan suatu instrumen dan lembaga perlindungan hak asasi
manusia.
Indonesia menjadi salah satu negara yang menjunjung tinggi HAM.
Oleh karena itu, pemerintah pusat membuat instrumen-instrumen yang
dapat melindungi HAM penduduk Indonesia. UUD (Undang-Undang
Dasar) 1945 merupakan dasar hukum negara Indonesia. Dalam peraturan
tersebut diatur pula tentang perlindungan HAM seperti dalam Pasal 28
tentang berserikat dan berkumpul. Meskipun sudah diatur, namun karena
belum ada perincian dari pasal tersebut mengakibatkan masih adanya
pelanggaran HAM bahkan oleh pemerintah sendiri. Berakhirnya rezim
Orde Baru yang ditandai dengan jatuhnya Soeharto dari kursi presiden
menjadi titik awal munculnya instrumen-instrumen HAM yang berlaku
secara universal untuk seluruh warga negara Indonesia.
1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dalam
makalah ini kami dapat merumuskan beberapa rumusan masalah, yaitu:
1. Apa yang dimaksud dengan instrumen hak asasi manusia nasional?
2. Apa saja instrumen hak asasi manusia nasional?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas adapun
tujuan dari penulisan makalah ini mengenai instrumen nasional hak asasi
manusia nasional, yaitu sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan instrument hak asasi
manusia.
2. Untuk mengetahui apa saja instrument hak asasi manusia nasional.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Majelis Permusyawaratan Rakyat dan undang-undang stelah masa
reformasi tahun 1998. Perlembagaan hak asasi manusia kemudian
meningkat bahkan masuk ke dalam substansi undang-undang dasar hasil
amandemen. Selaindi atur dalam konstitusi, hak asasi manusia juga
melembaga di berbagai peraturan perundang-undangan di Indonesia.
4
pelaksanaan kelembagaannya berasaskan pada Pancasila. Harapan
pemerintah dari pembentukan Komnas HAM ini ada 2 yaitu:
5
instrumen internasional seperti kategorisasi yang ada dalam UDHR,
ICCPR, CRC, dan lain sebagainya. Adapun hak-hak yang diatur di
dalam UU tersebut seperti:
6
sumpah, pemeriksaan di sidang pengadilan, syarat pengangkatan
hakim ad hoc, dan acara pemeriksaan
d. Perlindungan korban dan saksi
e. Kompensasi, restitusi, dan rehabilitasi
f. Ketentuan pidana bagi pelanggar HAM
Dalam jurnal konstitusi disebutkan bahwa kategorisasi pelanggaran
HAM berat ini merupakan kategori kejahatan internasional. Proses
peradilannya menjadi yurisdiksi Mahkamah Pidana Internasional dan
bukannya pengadilan HAM. Dengan demikian terdapat tumpang tindih
lingkup kewenangan apakah pelanggaran HAM berat dipidana secara
internasional atau secara nasional.
7
pengancaman, penculikan dan sebagainya). Ketentuan-ketentuan
sebagaimana diatur dalam KUHP tersebut identik dengan ketentuan
Pasal 3 Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia, yang menyatakan
bahwa: setiap orang berhak atas kehidupan, kemerdekaan dan
keamanan pribadi.
8. Kitab undang undang hukum acara pidana
KUHAP telah menggariskan aturan yang melekatkan integritas
harkat harga diri kepada tersangka atau terdakwa, dengan jalan
memberi perisai hak-hak yang sah kepada mereka. Pengakuan hukum
yang tegas akan hak asasi yang melekat pada diri mereka, merupakan
jaminan yang menghindari mereka dari perlakuan sewenang- wenang.
Misalnya KUHAP telah memberi hak kepada tersangka atau terdakwa
untuk segera mendapat "pemeriksaan" pada tingkat penyidikan
maupun putusan yang seadil-adilnya. Juga memberi hak untuk
memperoleh "bantuan hukum" pemeriksaan pengadilan. Demikian
juga mengenai "pembatasan" jangka waktu setiap tingkat pemeriksaan
mulai dari tingkat penyidikan, penuntutan dan penangkapan dan
penahanan, ditentukan secara limitatif bagi semua instansi dalam setiap
tingkat pemeriksaan. Bahkan untuk setiap penangkapan atau
penahanan yang dikenakan, wajib diberitahukan kepada keluarga
mereka. Dengan demikian tersangka atau terdakwa maupun keluarga
mereka, akan mendapat kepastian atas segala bentuk tindakan
penegakan hukum. Ini sejalan dengan tujuan KUHAP sebagai sarana
pembaruan hukum, yang bermaksud hendak melenyap- kan
kesengsaraan masa lalu.
Landasan Filosofis KUHAP adalah berdasarkan Pancasila terutama
yang berhubungan erat dengan ketuhanan dan kemanusiaan. Dengan
landasan sila Ketuhanan, KUHAP mengakui setiap pejabat aparat
penegak hukum maupun tersangka adalah sama-sama manusia yang
dependen kepada Tuhan, semua manusia tergantung kepadak kehendak
Tuhan. Semua makhluk manusia tanpa kecuali adalah ciptaan Tuhan,
8
yang kelahirannya di permukaan bumi semata-mata adalah kehendak
dan rahmat Tuhan. Mengandung arti bahwa:
a. Tidak ada perbedaan asasi di antara sesama manusia.
b. Sama-sama mempunyai tugas sebagai manusia untuk mengem-
bangkan dan mempertahankan kodrat, harkat dan martabat
sebagai manusia ciptaan Tuhan.
c. Sebagai manusia mempunyai hak kemanusiaan yang harus
dilindungi tanpa kecuali.
d. Fungsi atau tugas apapun yang diemban oleh setiap manusia, hanya
semata-mata dalam ruang lingkup menunaikan amanat Tuhan Yang
Maha Esa.
Azaz legalitas
Dalam hukum pidana, dikenal asas legalitas, yakni asas
yang menentukan bahwa tidak ada perbuatan yang dilarang dan
diancam dengan pidana jika tidak ditentukan terlebih dahulu dalam
undang-undang. Dalam bahasa latin, dikenal sebagai Nullum
delictum nulla poena sine praevia lege poenalli yang artinya lebih
kurangnya adalah tidak ada delik, tidak ada pidana tanpa peraturan
terlebih dahulu. Asas ini di masa kini lebih sering diselaraskan
dengan asas non retroaktif, atau asas bahwa peraturan perundang-
undangan tidak boleh berlaku surut. Secara mudah, asas ini
menyatakan bahwa tidak dipidana kalau belum ada aturannya.
Syarat pertama untuk menindak terhadap suatu perbuatan
yang tercela, yaitu adanya suatu ketentuan dalam undang-undang
pidana yang merumuskan perbuatan tercela itu dan memberikan
suatu sanksi terhadapnya. Kalau, misalnya seseorang suami yang
menganiaya atau mengancam akan menganiaya istrinya untuk
memaksa bersetubuh tidak dapat dipidana menurut KUHP yang
berlaku. Sebab Pasal 285 KUHP (Pasal 242 Wetboek van
Strafrecht/Sr) hanya mengancam perkosaan “di luar pernikahan”.
Syarat tersebut di atas bersumber dari asas legalitas.
9
Azaz Keseimbangan
Asas keseimbangan dalam tujuan pemidanaan adalah untuk
membina pelaku dan membebaskan rasa bersalah pelaku,
disamping itu juga bertujuan untuk mencegah dilakukan tindak
pidana dengan menegakkan hukum, menyelesaikan konflik yang
ditimbulkan oleh tindak pidana, memulihkan keseimbangan dan
mendatangkan rasa damai dalam masyarakat.
Azaz Praduga Tak Bersalah
Dalam proses perkara pidana, asas praduga tidak bersalah
diartikan sebagai ketentuan yang menganggap seseorang yang
menjalani proses pemidanaan tetap tidak bersalah sehingga harus
dihormati hak-haknya sebagai warga negara sampai ada putusan
pengadilan negeri yang menyatakan kesalahannya.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Instrumen HAM di Indonesia berarti alat, sehingga instrumen
HAM merupakan suatu alat yang digunakan untuk melindungi hak asasi
manusia. Alat ini berupa peraturan perundang-undangan yang dibuat oleh
pemerintah sebagai bentuk partisipatif adanya Universal Declaration of
Human Right (Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia) oleh PBB
(Perserikatan Bangsa-Bangsa). Instrumen HAM perlu dibuat karena
banyak jenis-jenis pelanggaran HAM yang marak terjadi. Oleh karena itu,
negara-negara di dunia membuat peraturan tertulis untuk melindunginya
baik secara internasional maupun secara nasional. Instrumen HAM
Nasional, instrumen ini berlaku secara nasional saja, artinya instrumen
tersebut dibuat oleh pemerintah di suatu negara dan hanya berlaku di
negara di bawah hukum dimana instrumen tersebut ditetapkan. Berbagai
instrumen hak asasi manusia yaitu,
1. Undang-Undang Dasar 1945 Berserta Amandemennya
11
DAFTAR PUSTAKA
Pengertian Instrumen HAM di Indonesia dan Dasar Hukumnya. (2017, july 28).
Retrieved november selasa, 2022, from amel: https://guruppkn.com/instrumen-
ham-di-indonesia
Dr. Osgar S.H., M. M. (2018). Hukum dan Hak Asasi Manusia. Malang: Intrans Publishing.
12