Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

SISTEM DAN DINAMIKA DEMOKRASI


PANCASILA

Disusun oleh :

Nama : Ernawati
Kelas : XI BKP 2
No.absen :8
M.Pelajaran : PPKn

SMK NEGERI 1 WANAREJA


KABUPATEN CILACAP
TAHUN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan
rahmat dan karunia-Nya, saya dapat menyusun karya tulis ini yang berjudul “Sistem dan
Dinamika Demokrasi Pancasila” dengan baik.

Adapun maksud dan tujuan saya menyusun karya tulis ini untuk memenuhi tugas
PPKn. Saya juga mengucapkan terimakasih kepada Ibu selaku pembimbing materi dalam
pembuatan karyatulis ini, serta kepada semua pihak yang telah mendukung dalam menyusun
karya tulis ini.

Saya menyadari masih terdapat banyak kekurangan yang terdapat dalam karya tulis
ini. Oleh karena itu saya mengharapkan kritik dan saran kepada berbagai pihak untuk saya
jadikan sebagai bahan evaluasi guna meningkatkan kinerja untuk kedepannya.

Majenang, 29 November 2021

Ernawati
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................. 2


DAFTAR ISI ............................................................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 4
A. LATAR BELAKANG ................................................................................................... 4
B. RUMUSAN MASALAH ............................................................................................... 4
C. TUJUAN ........................................................................................................................ 5
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................... 6
A. KONSEP DEMOKRASI .............................................................................................. 6
B. DEMOKRASI PANCASILA ....................................................................................... 8
a.) Prinsip Pokok Demokrasi Pancasila .................................................................... 9
b.) Sistem Pemerintah Demokrasi Pancasila .......................................................... 10
C. SEJARAH PERKEMBANGAN DEMOKRASI DI INDONESIA ......................... 11
D. ANALISIS GERAKAN DEMOKRASI YANG PERNAH DITERAPKAN DI
INDONESIA ....................................................................................................................... 13
BAB III KESIMPULAN ........................................................................................................ 15
DAFTAR PUSATKA ............................................................................................................. 16
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Berbicara mengenai demokrasi di Indonesia, tidak dapat diepaskan dari
pelaksanaan demokrasi dan pengertian dari demokrasi dalam konstektualnya. Sebelum
melangkah lebih jauh membahas demokrasi kita harus harus mengetahui apa demokrasi
itu? Dan sudah berjalan baik kah demokrasi di Indonesia?
Demokrasi adalah suatu bentuk pemerintahan politik yang kekuasaan
pemerintahanya berasal dari rakyat, baik secara langsung (demokrasi langsung) atau
melalui perwakilan (demokrasi perwakilan). Istilah ini bersal dari bahasa yunani
(dēmokratía) “kekuasaan rakyat”, yang dibentuk dari kata (dêmos) ”rakyat” dan (Kratos)
“kekuasaan”, Istilah demokrasi di perkenalkan pertama kali oleh Aristoteles sebagai suatu
bentuk pemerintahan,yaitu pemerintahan yang menggariskan bahwa kekuasaan berada di
tangan orang banyak (rakyat).
Demokrasi merupakan suatu sistem negara yang dimana kewenagan berada
ditangan rakyat, sehingga suatu pemerintahan tidak mempunyai kewenangan penuh
terhadap keputusan pemerintahan. Demokrasi terbentuk menjadi suatu system
pemerintahan sebagai respon kepada masyarakat umum yang ingin menyuarakan
pendapat mereka. Dengan adanya system demokrasi, kekuasaaan absolute satu pihak
melalui tirani, kediktatoran dan pemerintahan otoriter lainnya dapat dihindari. Demokrasi
memberikan kebebasan berpendapat bagi rakyat.
Di Indonesia, para masyarakat mencita-citakan pembentukan negara demokrasi
yang berwatak anti feodalisme dan anti imperialisme, dengan tujuan membentuk
masyarakat sosialisasi. Landasan demokrasi adalah keadilan, dalam arti terbukanya
peluang kepada semua orang dan berarti juga otonomi atau kemandirian dari orang yang
bersangkutan untuk mengatur hidupnya, sesuai dengan apa yang diinginkan. Masalah
keadilan menjadi penting, dalam arti setiap orang mempunyai hak untuk menentukan
sendiri jalan hidupnya.
Sebagai bentuk dari landasan tersebut suatu negara kesatuan berkewenangan
penuhatas sistem pemerintahan yang hendak dijalankan dalam bernegara, seperti di
Indonesia dalam mejalankan sistem kenegaraannya sering terjadi problem yang harus
dihadapi seperti pada masa orde baru bermunculan konflik-konflik baru serta terjadi
perubahan genetika sosial masyarakat, krisis moneter juga melanda pada keuangan
negara sehingga penurunan keuangan negara sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan
ekonomi negara.
Dari latar belakang diatas, makalah ini akan menguraikan tentang bagaimana
konsepdan system demokrasi yang diterapkan dan gerakan demokratisasi di Indonesia,
bagaimanakah perkembangan pelaksanaan demokrasi di Indonesia.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa konsep demokrasi di Indonesia?
2. Apa itu demokrasi pancasila?
3. Bagaimana perkembangan demokrasi pancasila di Indonesia?
4. Apa saja analisis gerakan demokrasi yang pernah diterapkan di Indonesia?

C. TUJUAN
1. Agar mengetahui apa itu demokrasi di Indonesia?
2. Agar mengetahui apa itu demokrasi pancasila?
3. Agar mengetahui bagaiman perkembangan demokrasi pancasila di Indonesia?
4. Agar mengetahui apa saja analisi gerakan demokrasi yang perna diterapkan di
Indonesia?
BAB II
PEMBAHASAN

A. KONSEP DEMOKRASI
Istilah demokrasi berasal dari penggalan kata Yunani “demos” yang berarti
“rakyat” dan kata “kratos” atau ”cratein” yang berarti “pemerintahan”, sehngga kata
“demokrasi” berarti suatu “pemerintahan oleh rakyat”. Kata “pemerintahan oleh rakyat”
memiliki konotasi suatu pemerintahan yang dipilih oleh rakyat dan suatu pemerintahan
“oleh rakyat biasa” (bukan oleh kaum bangsawan)’ bahkan suatu pemerintahan oleh
rakyat kecil dan miskin (government by the poor) atau yang sering diistilahkan dengan
“wong cilik”. Namun demikian, yang penting bagi suatu demokrasi bukan hanya siapa
yang memilih pemimpin, tetapi juga cara dia memimpin. Sebab jika cara memimpin
negara tidak benar, baik karena rendahnya kualitas dan komitmen moral dari sang
pemimpin itu sendiri, maupun karena budaya masyarakat setempat yang tidak kondusif,
maka demokrasi hanya berarti pemolesan dari tirani oleh kaum bangsawan menjadi tirani
oleh masyarakat bawah.
Secara terminology, banyak ahli yang mengemukakan pengertian demokrasi,
namundasar demokrasi selalu mengacu pada rakyat, yaitu :
1. Pelaksanaan kekuasaan negara ialah wakil rakyat yang terpilih karena rakyat yakin
segala kepentingannya akan diperhatikan.
2. Cara melaksanakan kekuasaan negara dengan senantiasa mengingat kehendak rakyat
dan memenuhi kehendak rakyat.
3. Batas kekuasaan negara demokrasi ditentukan dengan sebanyak mungkin
memperoleh hasil yang diinginkan oleh rakyat asal tidak menyimpang dasar
demokrasi.
Pengertian demokrasi yang sangat popular ialah pemerintahan dari rakyat, untuk
rakyat dan oleh rakyat. Pemerintahan dari rakyat artinya presiden, gubernur, bupati,
kepala desa pemimpin politik telah dipilih dan mendapatkan mandate dari rakyat
sehingga mengemban kepentingan rakyat. Pemerintahan oleh rakyat artinya negara
dijalankan oleh rakyat melalui mandat sehingga rakyat menjadi pengawas, yang
dijalankan oleh rakyat. Pemerintahan untuk rakyat artinya hasil dan kebijaksanaan
diarahkan pada kesejahteraan rakyat dan atas dasar aspirasi rakyat. Jadi demokrasi adalah
pemerintahan yang berdasarkan kedaulatan rakyat.
Dalam penerapan dinegara kesatuan Republik Indonesia demokrasi dapat
dipandang sebagai suatu mekanisme dan cita-cita hidup berkelompok yang ada dalam
UUD 1945 yang disebut kerakyatan. Demokrasi dapat juga dipandang sebagai pola hidup
berkelompok dalam organisasi negara, sesuai dengan keinginan orang-orang yang hidup
dalam kelompok tersebut (demos).
Keinginan orang-orang yang ada dalam kelompok tersebut ditentukan oleh
pandangan hidupnya (weltanschaung), falsafah hidupnya (filosofiche Gronslag) dan
ideologi bangsa yang bersangkutan. Dengan demikian demokrasi atau pemerintahan
rakyat di Indonesia didasarkan pada :
1. Nilai-nilai falsafah pancasila atau pemerintahan dari, oleh dan untuk rakyat
berdasarkan sila-sila pancasila.
2. Transformasi nilai-nilai pancasila pada bentuk dan sistem pemerintahan.
3. Merupakan konsekuaensi dan komitmen terhadap nilai-nilai pancasila dan UUD
1945.

Berdasrkan pemahaman ini maka beberapa pakar Indonesia memberikan


pengertian sebagai berikut :
1. Sri Soemantri mengatakan :
“Demokrasi Indonesia adalah kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan/perwakilan yang mengandung semangat Ketuhanna Yang
Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia dan keadilan
sosial” (Soemantri 1967:7)
2. Pamudji mengatakan :
“Demokrasi Indonesia adalah kerakyatan yang dipimpin oleh kebijaksaan dalam
permusyawaratan/perwakilan yang berketuhanan Yang Maha Esa yang
berprikemanusian yang berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia” (Pamudji
1979:11).
Prinsip dalam demokrasi Pancasila sedikit berbeda dengan prinsip demokrasi
secara universal. Ciri demokrasi Pancasila :
1. Pemerintah dijalankan berdasarkan konstitusi.
2. Adanya pemilu secara berkesinambungan.
3. Adanya peran-peran kelompok kepentingan.
4. Adanya penghargaan atas HAM serta perlindungan hak minoritas.
5. Demokrasi Pancasila merupakan kompetisi berbagai ide dan cara untuk
menyelesaikan masalah.
6. Ide-ide yang paling baik akan diterima, bukan berdasarkan suara terbanyak.
Demokrasi Pancasila merupakan demokrasi konstitusional dengan mekanisme
kedaulatan rakyat dalam penyelenggaraan negara dan penyelengaraan pemerintahan
berdasarkan konstitusi yaitu UUD 1945. Sebagai demokrasi pancasila terikat dengan
UUD 1945 dan pelaksanaannya harus sesuai dengan UUD 1945.
Untuk melihat rumusan-rumusan tersebut dalam tatanan praktis dapat dicermati
dalam gagasan demokrasi mengalir seperti lahinya konsep-konsep demokrasi dari para
tokoh Republik Indonesia, Soekarno, Hatta, M.Natsir, Sharir dan kemudian dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara yang perkembangannya dapat dirasakan pada 2
tahapan yaitu : Tahapan Pra Kemerdekaan dan Tahapan Pasca Kemerdekaan.
Pada tahapan pra kemerdekanan pemahaman demokrasi belum dapat diartikan
sebagai wujud pemerintahan rakyat karena saat itu belum ada negara, tentunya belum ada
juga pemerintahan, namun pemahaman demokrasi saat itu adalah semua orang sebagai
komponen bangsa semua berkumpul untuk memperbincnagkan bagaimana baiknya
dalam menyiapkan pembentukan negara secara real, yaitu penyiapan anggaran dasar atau
UUD, penyiapan sistem pemerintahan yang harus dijalankan, bagaimana bentuknya, sipa
yang akan menjadi kepala dan wakil kepala pemerintahan, kesepakatan dalam
musywarah dengan modal semngat kebangsaan ingin mempunyai negara, hasilnya adalah
rumusan yang tertera dalam UUD 1945.
Sementar itu perkembangan demokrasi pasca kemerdekanan telah mengalaimi
pasang surut (fluktuasi) dari masa kemerdekaan sampai saat ini. Sebenarnya sisitem
demokrasi yang dibutuhkan oleh bangsa Indonesia adalah rumusan “mekanisme hidup
berkelompok, bermasyrakat, berbangsa dan bernegara yang dapat menjawab
keanekaragaman suku adat-istiadat, bahasa dan agama dan keanekaragaman kehendak”
atau kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanan dalam
permusyawratan/perwakilan dan ini hanya akan dapat dilaksanakan apabila rakyat ini :
1. Memiliki kesadaran bermasyarakat, berbangsa, bernegara dan rasa nasionalisme
yang tinggi.
2. Memiliki kebesaran jiwa dan sportif.
3. Konstitusional.
4. Terjamin keamanan.
5. Bebas dari campur tangan asing.
6. Sadar akan adanya perbedaan.
Dengan demikian bahwa pemahaman konsep demokrasi pada pra kemerdekaan
adalah bermusyawah sebagi mekanisme kehidupan dari keanekaragaman kehendak atau
aspirasi komponen bangsa.

B. DEMOKRASI PANCASILA
Secara ringkas demokrasi pancasila mempunyai beberapa pengertian sebagai berikut :
1. Demokrasi pancasila adalah demokrasi yang berdasarkan kekeluargaan dan gotong
royong yang ditujukan kepada kesejahteraan rakyat, yang mengandung unsur-unsur
berkesadaran religius, berdasarkan kebenaran dan budi pekerti luhur, kepribadian
Indonesia yang berkesinambungan.
2. Dalam demokrasi pancasila, sistem pengorganisasian negara di lakukan oleh rakyat
sendiri atau dengan persetujuan rakyat.
3. Dalam demokrasi pancasila kebebasan individu tidak bersifat mutlak, tetapi harus
diselarasaskan dengan tanggung jawab sosial.
4. Dalam demokrasi, keuniversalan cita-cita demokrasi dipadukan dengan cita-cita
hidup bangsa Indonesia yang dijiwai oleh semangat kekeluargaan, sehingga tidak
ada dominasi mayoritas dan minoritas.
Demokrasi pancasila pada intinya merupakan demokrasi yang didasarkan pada
pancasila, yakni yang didasarkan pada lima sila, yaitu sebagai berikut:
1. Sila ketuhanan
2. Sila kemanusiaan
3. Sila persatuan
4. Sila kedaulatan rakyat
5. Sila keadilan sosial
Unsur utama dari demokrasi Indonesia yang berdasarkan pada pancasila adalah
adanya prinsip “musyawarah”. Kata musyawarah sendiri awal mulanya sendiri tersebut
dalam sila ke empat dari pancasila, yang secara lengkap berbunyi “kerakyatan yang
dipimpinoleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan”. Inti dari
musyawarah adalah “win-win solution” artinya dengan prinsip musyawarah tersebut,
diharapkan dapat memuaskan semua pihak yang berbeda pendapat, suatu harapan yang
sebenarnya sangat sulit dapat diwujudkan dalam praktek berbangsa dan bernegara. Yang
lebih realitis justru pelaksanaan voting berdasarkan metode one man one vote yang
menhasilkan konsep win lose solution berdasarkan konsep zero sum game, meskipun
tidak selamanya berarti pemenangambil semua (the winner takes all).
Di samping itu, prinsip musyawarah ini sering disalah artikan dalam praktik.
Misalnya semasa Indonesia dibawah rezim pemerintahan presiden Soeharto, prinsip ini
lebih sering diartikan sebagai pemaksaan kehendak dari pihak yang kuat/yang punya
kuasa terhadap pihak yang lemah. Atau penggunaan prinsip musyawarah sebagai lawan
dari prinsip voting suara, padahal voting suara berdasarkan one man one vote merupakan
inti dan metode pengambilan keputusan satu-satunya yang paling reasonable dari konsep
demokrasi itu.
Penjelmaan konsep demokrasi pancasila dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara menjadi kabur dikarenakan beberapa hal, terutama karena sangat sumirnya
penjabaran demokrasi pancasila di dalam UUD 1945. Seperti pada masa orde presiden
Soekarno danorde presiden Soeharto, terjadi berbagai penyimpangan terhadap prinsip
kebebasan berbicara, suatu penyimpangan yang bahkan sering kali dilembagakan. Karena
itu, tidak mengherankan jika pada saat itu banyak surat kabar dan majalah yang dibreidel,
siaran TV dan radio yang dikontrol dengan ketat, dan orang yang bicara vokal dikirim
kepenjara atau bahkan dihilangkan (dibunuh), hanya karena berbeda pandangan dengan
pemerintah.
Menurut Azyumardi Azra, agar sistem demokrasi di Indonesia menjadi lebih
mendekati demokrasi dalam arti yang benar, diperlukan beberapa perombakan dalam
berbangsa dan bernegara, yaitu diperlukan perombakan-perombakan sebagai berikut :
1. Perombakan sistem (constitutional reforms), yang berisikan perumusan kembali
falsafah, kerngka dasar dan perangkat legal sistem politik.
2. Perombakan kelembagaan yang menyangkut dengan pengembangan dan
pemberdayaan (institutional reforms and empowerment) terhadap lembaga-lembaga
politik.
3. Perombakan kultur politik kearah yang lebih demokratis.

a.) Prinsip Pokok Demokrasi Pancasila


Prinsip merupakan kebenaran pokok atau dasar orang berfikir, bertindak
dan lain sebagainya. Dalam menjalankan prinsip-prinsip demokrasi secara umum
terdapat 2 landasan pokok yang menjadi dasar yang merupakan syarat mutlak untuk
diketahui oleh setiap orang yang menjadi pemimpin
negara/rakyat/masyarakat/organisasi/partai/keluarga, yaitu :
1. Suatu negara itu milik seluruh rakyatnya, jadi bukan milik perorangan atau
milik suatu keluarga/golongan/partai dan dan bukan pula milik penguasa
negara.
2. Siapapun yang menjadi pemegang kekuasaan negara, prinsipnya adalah selaku
pengurus rakyat, harus bisa bersikap dan bertindak adil terhadap rakyatnya, dan
sekaligus pelaku pelayanan rakyat, yaitu tidak atau boleh bertindak zalim
kepada orang tuannya, yaitu rakyat.
Adapun prinsip pokok demokrasi pancasila adalah sebagai berikut :
1. Pemerintahan berdasarkan hukum, dalam penjelasan UUD 1945
dikatakan:
a. Indonesia ialah negara berdasarkan hukum (rechtstaat) dan tidak
berdasarkan kekuasaan belaka (machtstaat).
b. Pemerintah berdasrkan atas sistem konstitusi (hukum dasar) tidak
bersifat absolutisme (kekuasaan tidak terbatas).
c. Kekuasan tertinggi berada di MPR.
2. Perlindungan terhadap hak asasi.
3. Pengambilan keputusan atas hak musyawarah.
4. Peradilan yang merdeka berarti badan peradilan merupakan badan yang
merdeka.
5. Adanya partai politik dan organisasi sosial politik karena berfungsi untuk
menyalurkan aspirasi rakyat.
6. Pelaksanaan pemilihan umum.
7. Kedaulatan ada ditangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh MPR
(pasal 1 ayat 2UUD 1945).
8. Keseimbangan antara hak dan kewajiban.
9. Pelaksanaan kebebasan yang bertanggung jawab secara moral kepada
Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, masyarakat dan negara ataupun orang
lain.
10. Menjunjung tinggi tujuan dan cita-cita.

b.) Sistem Pemerintah Demokrasi Pancasila


Landasan formal dari periode republik indonesia III ialah pancasila,
UUD 45 serta ketetapan-ketetapan MPRS. Sedangkan sistem demokrasi pancasila
menurut prinsip-prinsipyang terkandung didalam batang tubuh UUD 45
berdasarkan tujuh sendi pokok, yaitusebagai berikut :
1. Indonesia adalah negara yang berdasarkan hukum Negara
Indonesia bedasarkan hukum, tidak berdasarkan atas kekuasaan belaka.
Hal ini mengandung arti bahwa baik pemerintah maupun lembaga-lembaga
lain dalam melaksanakan tindakan apapun harus dilandasi dengan hukum dan
tindakanya terhadap rakyat harus ada landasan hukumnya.

2. Indonesia menganut sitem konstitusional


Pemerintah berdasarkan sistem konstitusional (hukum dasar) dan tidak
bersifat absolutisme (kekuasaan yang mutlak tidak terbatas). Sistem
konstitusional ini lebih menegaskan bahwa pemerintah dalam melaksanakan
tugasnya dikendalikan atau dibatasioleh ketentuan konstitusi, disamping oleh
ketentuan hukum yang lainnya yang merupakan pokok konstitusi, seperti TAP
MPR dan undang-undang.
3. Majlis permusyawaratan rakyat (MPR) sebagai pemegang kekuasan rakyat
tertinggi
Seperti telah disebutkan pada pasal 1 ayat 2 UUD 1945 pada halaman
terdahulu, bahwa (kekuasaan egara tertinggi) ada ditangan rakyat dan
dilakukan sepenuhnya oleh MPR. Dengan demikian, MPR adalah lembaga
tertinggi sebagai penjelmaan seluruh rakyat Indonesia.

4. Presiden adalah penyelenggaraan pemerintah yang tinggi dibawah Majlis


Permusyawaratan Rakyat (MPR)
Di bawah MPR, presiden ialah penyelenggara pemerintah negara
tertinggi. Presiden selain diangkat oleh majlis juga harus tunduk dan
bertanggung jawab kepada majlis.

5. Pengawas dewan perwakilan rakyat (DPR)


Presiden tidak bertanggung jawab kepada DPR, tetapi DPR mengawasi
pelaksanaan mandat (kekuasaan pemerintah) yang dipegang oleh presiden dan
DPR harus saling bekerjasama dalam pembentukan undang-undang termasuk
APBN.

6. Menteri negara adalah pembantu presiden, mentri negara tidak bertanggung


jawab terhadapDPR
Presiden memiliki kewenangan untuk mengangkat dan
memberhentikan menteri negara. Menteri ini tidak bertanggung jawab kepada
DPR, tetapi kepada presiden. Berdasarkan hal tersebut, berarti sistem kabinet
kita adalah kepresidenan/presidentil.

7. Kekuasaan negara tidak tak terbatas


Kepala negara tidak bertanggunag jawab kepada DPR, tetapi ia bukan
diktator, artinya kekuasaan tidak tak terbatas. Ia harus memperhatikan
sungguh-sungguh suara DPR.

C. SEJARAH PERKEMBANGAN DEMOKRASI DI INDONESIA


1. Demokrasi pada periode 1945-1950
Demokrasi pada masa dikenal dengan sebutan demokrasi perlementer.
System parlementer yang dimulai berlaku sebulan sesudah kemerdekaan di
proklamirkan dandiperkuat dalam UUD 1945 dan 1950, karna kurang cocok untuk
Indonesia. Persatuan yangdapat digalang selama menghadapi musuh bersama dan
tidak dapat dibina menjadi kekuatankonstuktif sesudah kemerdekaan tercapai
karenah lemahnya benih-benih demokrasi system perlementer memberi peluang
untuk dominasi partai politik dan dewan perwakilan rakyat.
Kekuatan social politik yang memperoleh saluran dan tempat yang realitas
dalamkontelasi politik, padahal merupakan kekuatan yang paling penting yaitu
seorang presiden yang tidak mau bertindak sebagai “Rubber stamppresident”.
2. Demokrasi pada periode 1950-1965
Ciri-ciri periode ini adalah dominasi dari presiden. Terbatasnya peranan
partai politik, berkembangnya pengaruh komunis meluasnya peranan ABRI sebagai
unsure social politik. Demokrasi terpimpin ini telah menyimpang dari demokrasi
konstitusional dan lebihmenampilkan beberapa aspek dari demokrasi rakyat. Masa
ini ditandai dengan dominasi presiden, terbatasnya peran partai politik,
perkembangan pengaruh komunis dan peran ABRIsebagai unsure social-politik
semakin meluas.

3. Demokrasi pada periode 1965-1998


Perkembangan demokrasi di Negara kita di tentukan batas-batasnya tidak
hanya olehkeadaan social, kulturia, gegrapis dan ekonomi, tetapi juga oleh penelitian
kita mengenai pengalaman pada masa lampau telah sampai titik mana pada didasari
bahwa badan eksekutifyangtidak kuat dan tidak continue tidak akan memerintah
secara efektif sekalipunekonominya teratur dan sehat, tetapi kita menyadari pula
bahwa badan eksekutif yang kuat tetapi tidak “kommited” kepada sesuatu program
pembangunan malah mendapatkan kebobrokan ekonomi karna kekuasaan yang
dimilikinya di sia-siakan untuk tujuan yang ada pada hakikatnya merugikan rakyat.
Dengan demikian secara umum dapat dijelaskan bahwa watak demokrasi
pancasila tidak berbeda dengan demokrasi pada umumnya. Karna demokrasi
pancasila memandangkedaulatan rakyat sebagai inti dari sitem demokrasi.

4. Demokrasi pada periode 1998-sekarang


Sukses atau gagalnya suatu transisi demokrasi sangat bergantung pada 4
faktor kunci yaitu :
1. Komposisi elite politik.
2. Desain institusi politik.
3. Kultur politik atau perubahan sikap terhadap politik dikalangan elite dan non
elite.
4. Peran civil soisiety (masyarakat madani).
Ke-4 faktor itu harus dijalan secara sinergis dan berkelindan sebagai untuk
mengonsolodasi demokrasi. Pengalaman Negara yang sudah demokrasi established
memperlihatkan bahwa institusi-institusi demokrasi bisa tetap berfungsi walaupun
pemilihanya kecil.
Harapan lain dalam suksesnya transaksi demokrasi Indonesia mungkin adalah
pada perancivil society (masyarakat madani) untuk mengurangi polaritas politik dan
menciptakan kultur toleransi, trabsaksi demokrasi selalu dimulai dengan jatuhnya
pemerintahan otoriter, sedangkan panjang pendeknya maka transisi tergantung pada
kemampuan rezim demokrasi baru mengatasi problem tradisional yang menghadang.
Secara historis, semakin berhasil suatu rezim dalam menyediakan apa yang
diinginkan rakyat.
D. ANALISIS GERAKAN DEMOKRASI YANG PERNAH DITERAPKAN DI
INDONESIA
a) Demokrasi Liberal (1950 - 1959)
Pertama kali Indonesia menganut system demokrasi parlementer, yang biasa
disebut dengan demokrasi liberal. Masa demokrasi liberal membawa dampak yang
cukup besar, mempengaruhi keadaan, situasi dan kondisi politik pada waktu itu. Di
Indonesia demokrasi liberal yang berjalan dari tahun 1950-1959 mengalami
perubahan-perubahan kabinet yang mengakibatkan pemerintahan menjadi tidak
stabil. Pada waktu itu, pemerintah berlandaskan UUD 1950 pengganti konstitusi RIS
(Republik Indonesia Serikat) tahun 1949.
Ciri-ciri demokrasi liberal adalah sebagai berikut :
1. Presidendan wakil presiden tidak dapat diganggu gugat.
2. Menteri bertanggung jawab atas kebijakan pemerintah.
3. Presiden bisa dan berhak membubarkan DPR.
4. Perdana Menteridiangkat oleh presiden.
Daftar kabinet yang ada di Indonesia selama masa semorasi liberal :
1. Kabinet Natsir (September 1950 - Maret 1951)
2. Kabinet Sukiman (April 1951 - April 1952)
3. Kabinet Wilopo (April 1952 - Juni 1953)
4. Kabinet Ali Sastroamijoyo 1 (Juli 1953 - Agustus 1955)
5. Kabinet Burhanuddin Harahap (Agustus 1955 - Maret 1956)

b) Demokrasi Terpimpin (1959 - 1966)


Demokrasi terpimpin adalah sebuah demokrasi yang sempat ada di Indonesia,
yang seluruh keputusan serta pemikiran berpusat pada pemimpinnya saja.
Latar belakang dicetuskannya sistem demokrasi terpimpin oleh Presiden Soekarno:
1. Dari segi keamanan : Banyaknya gerakan sparatis pada masa demokrasi liberal,
menyebabkan ketidak stabilan di bidang keamanan.
2. Dari segi perekonomian : Sering terjadinya pergantian kabinet pada masa
demokrasi liberal menyebabkan program-program yang dirancang oleh kabinet
tidak dapat dijalankan secarautuh, sehingga pembangunan ekonomi tersendat.
3. Dari segi politik : Konstituante gagal dalam menyusun UUD baru untuk
menggantikan UUDS 1950.
Masa Demokrasi Terpimpin yang dicetuskan oleh Presiden Soekarno diawali
olehanjuran beliau agar Undang-Undang yang digunakan untuk menggantikan
UUDS 1950adalah UUD'45. Namun usulan itu menimbulkan pro dan kontra di
kalangan anggota konstituante. Sebagai tindak lanjut usulannya, diadakan voting
yang diikuti oleh seluruh anggota konstituante . Voting ini dilakukan dalam rangka
mengatasi konflik yang timbul dari pro kontra akan usulan Presiden Soekarno
tersebut.
Hasil voting menunjukan bahwa :
1. 269 orang setuju untuk kembali ke UUD'45
2. 119 orang tidak setuju untuk kembali ke UUD'45
Melihat dari hasil voting, usulan untuk kembali ke UUD'45 tidak dapat
direalisasikan. Hal ini disebabkan oleh jumlah anggota konstituante yang menyetujui
usulan tersebut tidak mencapai 2/3 bagian, seperti yang telah ditetapkan pada pasal
137 UUDS 1950.
Bertolak dari hal tersebut, Presiden Soekarno mengeluarkan sebuah dekrit
yang disebut Dekrit Presiden 5 Juli 1959. Isi Dekrit Presiden 5 Juli 1959 :
1. Tidak berlaku kembali UUDS 1950
2. Berlakunya kembali UUD 1945
3. Dibubarkannya konstituante
4. Pembentukan MPRS dan DPAS

c) Demokrasi Pancasila
Demokrasi Pancasila merupakan demokrasi konstitusional dengan
mekanisme kedaulatan rakyat dalam penyelenggaraan negara dan penyelengaraan
pemerintahan berdasarkan konstitusi yaitu UUD 1945. Sebagai demokrasi pancasila
terikat dengan UUD 1945 dan pelaksanaannya harus sesuai dengan UUD 1945.
Ciri - cirri demokrasi pancasila :
1. Kedaulatan ada di tangan rakyat.
2. Selalu berdasarkan kekeluargaan dan gotong royong.
3. Cara pengambilan keputusan secara musyawarah untuk mencapai mufakat.
4. Tidak kenal adanya partai pemerintahan dan partai oposisi.
5. Diakui keselarasan antara hak dan kewajiban.
6. Menghargai Hak Asasi Manusia.
7. Ketidaksetujuan terhadap kebijaksanaan pemerintah dinyatakan dan disalurkan
melalui wakil-wakil rakyat. Tidak menghendaki adanya demonstrasi dan
pemogokan karena merugikansemua pihak.
8. Tidak menganut sistem monopartai.
9. Pemilu dilaksanakan secara luber.
10. Mengandung sistem mengambang.
11. Tidak kenal adanya diktator mayoritas dan tirani minoritas.
12. Mendahulukan kepentingan rakyat atau kepentingan umum.
System pemerintahan Demokrasi Pancasila sebagai berikut:
1. Indonesia ialah negara yang berdasarkan hukum.
2. Indonesia menganut sistem konstitusional.
3. Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) sebagai pemegang kekuasaan negara
yang tertinggi.
4. Presiden adalah penyelenggaraan pemerintah yang tertinggi di bawah Majelis
Permusyawaratan Rakyat (MPR).
5. Pengawasan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
6. Menteri Negara adalah pembantu presiden, Menteri Negara tidak bertanggung
jawab kepada DPR.
7. Kekuasaan Kepala Negara tidak tak terbatas.
BAB III
KESIMPULAN

Demokrasi secara umum merupakan system pemerintahan yang segenap rakyat


turutserta memerintah dengan perantara wakil-wakilnya. Namun ada juga yang menyatakan
suatu system politik yang dimana kebijakan umum ditentukan atas dasar mayoritas oleh wakil-
wakil yang diawasi secara efektif oleh rakyat dalam pemilihan-pemilihan berkala yang
didasarkan atas prinsip kesamaan politik dan diselenggarakan dalam suasana terjaminya
kebebasan politik.
Dalam demokrasi kebijakan rakyat menjadi prioritas suatu sistem, di Indonesia sistem
demokrasi yang digunakan adalah demokrasi pancasila dengan mengedepankan adanya prinsip
musyawarah. Dengan bermusyawarah diharapkan dapat memuaskan semua pihak yang berbeda
pendapat, suatu harapan yang sebenarnya sangat sulit dapat diwujudkan dalam praktek
berbangsa dan bernegara.
DAFTAR PUSATKA

http://id.scribd.com/document/4425622334/Makalah-Sistem-Dan-Dinamika-Demokrasi-
Pancasila-docx pada tanggal 28 November 2021 jam 20.00 WIB

Anda mungkin juga menyukai