MAKALAH
POLITIK LUAR NEGERI INDONESIA
Disusun Oleh :
Resti Yunita
Kelas X.D
Puji syukur kami panjatkan kehadirat allah SWT,bahwa kami telah menyelesaikan tugas mata
pelajaran Sejarah dalam bentuk makalah yang berjudul “Politik Luar Negeri Indonesia”.
Dalam penyusunan tugas ini, tak sedikit hambatan yang kami hadapi,namun kami menyadari
bahwa kelancaran dalam penyusunan makalah ini tidak lain berkat bantuan dorongan dan
bimbingan orangtua sehingga kendala kendala yang kami hadapi teratasi oleh karena itu kami
mengucap terima kasih kepada.
Ibu guru Mata Pelajaran PKn yang telah memberikan tugas, petunjuk kepada kami
sehingga kami bermotifasi dan menyelesaikan tugas ini.
Orang tua yang telah turut membantu,membimbing dan mengatasi berbagai kesulitan
sehingga tugas ini selesai.
Dalam penulisan tugas makalah ini kami masih merasa banyak kekurangan baik pada teknis
maupun materi,mengingat akan kemampuan yang kami miliki untuk itu kritik dan saran dari
semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Harapan kami semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan fikiran bagi
pihak yang membutuhkan khususnya bagi kami sehingga tujuan yang diharapkan dapat
tercapai.
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan ……………………………………………………...... 6
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada dasarnya politik luar negeri Indonesia senantiasa amat dipengaruhi oleh realitas
politik domestik Indonesia. Di lain sisi situasi politik domestik Indonesia juga tidak dapat
terlepas dari konstelasi politik global. Politik luar negeri indonesia bebas aktif pada era
demokrasi liberal tentulah menjadi situasi politik yang menarik untuk dicermati. Pada masa era
itu dimana Indonesia masih berupa bayi yang baru terlahir setelah sekian lama dikandung
dalam situasi kolonialisme (penjajahan), harus menentukan sikap politik luar negerinya.
Dalam situasi ini tuntutan terhadap sebuah Negara yang baru merdeka seperti Indonesia
untuk menentukan sikap dan posisinya dalam kancah politik Global. Sistem pemerintahan
di Indonesia yang saat itu dapat kita katakan sebagai masa percobaan demokrasi, yang mana
semenjak revolusi kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945, di tandai dengan polarisasi
maupun fragmentasi politik di Indonesia yang di tandai dengan menjamurnya partai politik saat
itu yang di bentuk oleh elit politik sebagai sarana pengejahwantahan kepantingan politik
masing-masing. Bukti yang cukup kuat untk menegaskan situasi ini adalah situasi politik
domestik yang tidak stabil dan sering bergantinya pimpinan pemerintah dalam hal ini perdana
menteri beserta kabinetnya yang setiap masa kepemimpinannya selalu mengutamakan
kepentingan atas ideologi maupun partainya.
Silih bergantinya kabinet ternyata berdampak pada pola kebijakan luar negeri
Indonesia. Politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif pun tetap bertendensi sesuai
kepentingan pemimpin pemerintahan saat itu. Hal ini dapat dilihat pada kedekatan cabinet
tertentu dengan salah satu blok baik itu barat maupun timur.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka ditemukan beberapa masalah yang akan dibahas
selanjutnya yaitu :
1. Apakah politik luar negeri itu?
2. Mengapa Indonesia mengambil politik luar negeri bebas aktif?
3. Sebutkan model pembentukan proses pembuatan keputusan Politik Luar Negeri?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Politik Luar Negeri
Apa yang dimaksud dengan politik luar negeri? Politik luar negeri adalah arah kebijakan
suatu negara untuk mengatur hubungannya dengan negara lain. Politik luar negeri merupakan
bagian dari kebijakan nasional yang diabdikan bagi kepentingan nasional dalam lingkup dunia
internasional. Setiap negara mempunyai kebijakan politik luar negeri yang berbeda-beda.
Mengapa demikian? Karena politik luar negeri suatu negara tergantung pada tujuan nasional
yang akan dicapai. Kebijakan luar negeri suatu negara dipengaruhi oleh faktor luar negeri dan
faktor dalam negeri.
a. Faktor Luar Negeri
Faktor luar negeri, misalnya akibat globalisasi. Dengan globalisasi seakanakan dunia ini
sangat kecil dan begitu dekat. Maksudnya dunia ini seperti tidak ada batasnya. Hubungan satu
negara dengan negara lainnya sangat mudah dan cepat. Apalagi dengan adanya kemajuan
teknologi komunikasi seperti sekarang ini. Peristiwa-peristiwa yang terjadi di negara lain
dengan mudah diketahui oleh negara lain.
Tujuan politik luar negeri tidak terlepas dari hubungan luar negeri. Hubungan luar negeri
merupakan hubungan antarbangsa, baik regional maupun internasional, melalui kerja sama
bilateral ataupun multirateral yang ditujukan untuk kepentingan nasional.
Politik luar negeri Indonesia oleh pemerintah dirumuskan dalam kebijakan luar negeri yang
diarahkan untuk mencapai kepentingan dan tujuan nasional. Kebijakan luar negeri oleh
pemerintah dilaksanakan dengan kegiatan diplomasi yang dilaksakan oleh para diplomat.
Dalam menjalankan tugasnya para diplomat dikoordinasikan oleh Departemen Luar Negeri
yang dipimpin oleh Menteri Luar Negeri. Tugas diplomat adalah menjembatani kepentingan
nasional negaranya dengan dunia internasional.
Perwakilan diplomatik Indonesia di luar negeri dapat berupa kedutaan besar yang ditempatkan
pada suatu negara dan perutusan tetap yang ditempatkan pada suatu organisasi internasional.
1) Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI)
Kedutaan Besar Republik Indonesia dipimpin oleh seorang duta besar luar biasa dan
berkuasa penuh. Duta besar diangkat oleh presiden. Duta besar Indonesia ditempatkan pada
negara yang menjalin hubungan dengan Indonesia. Kantor kedutaan pada umumnya terletak di
ibu kota negara penerima.
2) Perutusan Tetap Republik Indonesia
Perutusan tetap Republik Indonesia ditempatkan pada suatu organisasi internasional.
Perutusan tetap Republik Indonesia kedudukannya sama dengan duta besar luar biasa dan
berkuasa penuh. Contohnya Duta Besar Indonesia untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Selain duta besar dan perutusan tetap juga dikenal adanya kuasa usaha sementara yang
merupakan Pejabat Dinas Luar Negeri yang ditunjuk oleh Menteri Luar Negeri. Mereka
menjadi perwakilan diplomatik untuk sementara
waktu karena mewakili duta besar yang tidak di wilayah kerjanya atau sama sekali
berhalangan melaksanakan tugasnya. Dalam menjalankan tugasnya, duta besar dibantu oleh
beberapa pejabat yang disebut atase dan terdiri atas berikut ini.
1) Atase Pertahanan
Atase pertahanan dijabat oleh seorang perwira Tentara Nasional Indonesia dari Departemen
Pertahanan dan Keamanan yang ditugaskan pada Departemen Luar Negeri. Atase pertahanan
ditempatkan di perwakilan diplomatik dengan status diplomatik untuk melaksanakan tugas-
tugas perwakilan dalam bidang pertahanan dan keamanan.
2) Atase Teknik
Atase teknik adalah pegawai negeri Departemen Luar Negeri dan Departemen Pertahanan
dan Keamanan atau lembaga nondepartemen yang diperbantukan pada Departemen Luar
Negeri untuk melaksanakan tugastugas
teknis sesuai dengan tugas departemen atau lembaga pemerintah nondepartemen. Contohnya,
atase perdagangan dan atase kebudayaan.
Tugas seorang diplomat, antara lain sebagai berikut:
1) wakil negara Indonesia di negara penerima atau organisasi internasional dalam menjalin
hubungan antardua
negara;
2) melindungi warga negara Indonesia di negara tempat ia ditugaskan;
3) meningkatkan hubungan dengan negara lain;
4) melaksanakan pengamatan, penilaian, dan membuat laporan;
5) memberi bimbingan dan pengawasan terhadap warga negara Indonesia yang berada di
negara tempat ia
ditugaskan;
6) menyelenggarakan urusan pengamanan, penerangan, konsuler, protokol, komunikasi, dan
persandian;
7) melaksanakan urusan rumah tangga perwakilan diplomatik.
b. Perwakilan Konsuler
Perwakilan konsuler tugas pokoknya tidak jauh berbeda dengan tugas pokok perwakilan
diplomatik. Perwakilan konsuler merupakan wakil negara pengirim yang melaksanakan tugas
dalam bidang-bidang tertentu sesuai dengan kebutuhan negara pengirim. Misalnya, mengurus
bidang ekonomi, perdagangan, ilmu pengetahuan, kebudayan, dan sebagainya. Perwakilan
konsuler di negara lain, seperti berikut ini.
1) Konsulat jenderal yang dipimpin oleh seorang konsul jenderal.
2) Konsulat yang dipimpin oleh seorang konsul.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Politik luar negeri Republik Indonesia di sebut ‘politik bebas aktif’. Bebas, artinya menentukan
jalan sendiri, tidak terpengaruh oleh pihak manapun juga; Aktif, artinya menuju perdamaian
dunia dan bersahabat dengan seluruh bangsa. Politik luar negeri Bebas Aktif menjadi jawaban
atas tuntutan gejolak politik Global paska perang dunia II yang terpolarisasi dalam pertarungan
dua Blok besar dunia atas nama perbedaan ideology, yang mengharuskan Negara-negara dunia
ketiga paska kolonial harus menentukan pilihan politik luar negerinya. Para Founding Fathers
secara brilian mampu merumuskan politik luar negeri yang tidak terjebak dalam alur politik
global yang terkena sindrom perang Dingin. Disisi lain pertentangan terbuka antar kekuatan
politik dalam negeri kerap membawa dampak pada implementasi politik luar negeri yang kerap
keluar jalur dari konsep Bebas Aktif yang di kemukakan oleh Ir. Muhammad Hatta dalm
pidatonya yan g berjudul Mendayung Antara Dua Karang.
Secara teoritis dasar pembentukan politik luar negeri berdasarkan yang diajukan oleh Graham
Alison maka proses pembentukan politik luar negeri Indonesia bebas aktif .
1. Model Rasional Aktor, yang mana tokohnya adalah Ir. Muhamad Hatta. Seperti diketahui
dalam keterangan sebagai pemerintah tentang politiknya dimuka sidang badan pekerja KNIP di
Yogyakarta, yang diajukannya pada tanggal 2 september 1948.
2. Organisation process. Politik luar negeri dipandang sebagai hasil kerja sama suatu
organisasi yang berfungsi menurut suatu pola perilaku.
3. Bereucratic politic. Politik luar negeri dipandang sebagai hasil dari proses interaksi.
Daftar Pusaka
Sumber : http://aryasuwardi08.blogspot.com/2014/01/peran-indonesia-dalam-hunbungan.html
Sumber : http://yeninear.blogspot.com/2012/01/makalah-politik-luar-negeri-indonesia.html
DAFTAR PUSTAKA
Swasono, Sri-Edi. Ridzal, Fauzi, 2002, Satu Abad Bung Hatta, Demokrasi kita, Bebas Aktif,
http://fdib.tripod.com/makalah/awang.html