Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

Tentang
LAHIRNYA POLITIK LUAR NEGERI BEBAS DAN AKTIF

Disusun Oleh :

1. RINI RAHMAYANI
2. WAHYUDIN
3. BINTANG HAMZANWADI

Kelas XII IIS 2

MADRASAH ALIYAH NEGERI 2 LOMBOK TENGAH


MAN 2 LOTENG
TAHUN PELAJARAN 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah
memberikan kekuatan serta rahmat-Nya kepada kami sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang “Lahirnya Politik Luar Negeri Bebas Dan Aktif”
ini tepat pada waktunya.
Kami mengucapkan terima kasih yang sangat banyak kepada semua pihak
yang telah membantu demi terselesainya makalah sejarah ini.
Dalam penyusunan makalah ini, tentu masih terdapat banyak kekurangan.
Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat membangun dan inovatif sangat
kami harapkan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca.

Jelantik. 19 Januari 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakanh...................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................................2
C. Tujuan Penulisan................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
A. Pengertian Politik Luar Negeri Indonesia....................................................3
B. Kebijakan Politik Luar Negeri Indonesia.....................................................4
C. Tujuan dan Prinsip Politik Luar Negeri Indonesia.......................................4
D. Landasan Politik Luar Negeri Indonesia......................................................5
E. Arah Kebijakan Politik Luar Negeri Indonesia............................................7
F. Pelaksanaan Politik Luar Negeri pada Masa Orde Lama.............................8
G. Pelaksanaan Politik Luar Negeri pada Masa Orde Baru..............................8
H. Politik Luar Negeri Indonesia Bebas Aktif di Era Globalisasi....................9
I. Perwujudan Politik Luar Negeri Indonesia Bebas Aktif............................10
BAB III PENUTUP ...............................................................................................14
A. Kesimpulan......................................................................................................14
B. Saran.................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................15

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dari sebagian masyarakat dunia, bangsa Indonesia selalu melakukan
hubungan dengan bangsa lainnya. Dalam menjalin hubungan dengan bangsa
lain, kita menetapkan politik luar negeri yang “bebas” dan “aktif”. Politik luar
negeri bebas aktif ini mulai dicanangkan sejak awal merdeka. Bebas artinya
bahwa bangsa Indonesia bebas menjalin hubungan dan kerja sama dengan
bangsa mana pun di dunia ini. Bangsa kita tidak membatasi hubungan dengan
negara-negara barat saja, juga tidak membatasi dengan bangsa-bangsa timur
saja. Indonesia menjalin hubungan dengan semua bangsa di dunia.
Aktif artinya bahwa bangsa Indonesia selalu berusaha secara aktif
dalam usaha menciptakan perdamaian dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Pelaksanaan politik luar negeri
Indonesia yang bebas dan aktif berdasar pada landasan konstitusional, yakni
tercantum pada alinea keempat Pembukaan UUD 1945 dan pasal 11 UUD
1945. Dalam perkembangan sejarah bangsa Indonesia, pada masa orde lama
(tahun 1959-1965) pernah terjadi penyimpangan terhadap politik luar negeri
yang bebas dan aktif ini. Saat itu bangsa Indonesia cenderung mengeblok ke
Rusia (timur). Pada waktu itu, politik luar negeri Indonesia berporos Jakarta-
Pyongyang-Peking.
Sebagai salah satu perwujudan politik luar negeri yang bebas aktif,
bangsa Indonesia pernah menyelenggarakan Konferensi Asia Afrika di
Bandung pada tahun 1955 dan juga membentuk Gerakan Non Blok bersama
beberapa negara Asia Afrika lainnya. Kebijakan politik luar negeri Indonesia
tidak bisa dilepaskan dari sejarah kelahirannya dan perkembangan nasional
serta internasional. Kemerdekaan yang diperoleh harus dijaga, dipertahankan,
dan diisi dengan pembangunan. Dalam menegakkan kemerdekaan Indonesia
masih menghadapi berbagai ancaman, baik dari dalam maupun dari luar.
Dari dalam negeri, adanya gerakan ekstremis, baik ekstrem kiri
maupun ekstrem kanan, serta adanya gerakan separatisme. Dari luar negeri,

1
adanya kekuatan asing yang ingin menguasai Indonesia, adanya bipolarisme
dan multipolarisme politik internasional yang dapat mengganggu stabilitas
nasional, regional, dan internasional.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian politik luar negeri Indonesia?
2. Apa saja kebijakan politik luar negeri Indonesia?
3. Apa tujuan dan prinsip politik luar negeri Indonesia?
4. Apa saja landasan politik luar negeri Indonesia?
5. Bagaimana arah kebijakan politik luar negeri Indonesia?
6. Bagaimana pelaksanaan politik luar negeri Indonesia pada masa orde
lama?
7. Bagaimana pelaksanaan politik luar negeri Indonesia pada masa orde
baru?
8. Bagaimana politik luar negeri Indonesia pada era globalisasi?
9. Apa saja perwujudan politik luar negeri Indonesia bebas aktif?

C. Tujuan
Dengan disusunya makalah ini diharapkan para siswa dapat memahami
tentang politik luar negeri Republik Indonesia, sehingga dapat menunjang
kemampuan mendeskripsikan dan memahami dalam proses pembelajaran.
Dan juga dapat sebagai bahan pengembangan tentang aspek-aspek politik luar
negeri Republik Indonesia.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Politik Luar Negeri Indonesia


Secara sederhana politik luar negeri diartikan sebagai skema atau pola
dari cara dan tujuan secara terbuka dan tersembunyi dalam aksi negara
tertentu berhadapan dengan negara lain atau sekelompok negara lain. Politik
luar negeri merupakan perpaduan dari tujuan atau kepentingan nasional
dengan power dan kapabilitas (kemampuan). Dalam arti luas, politik luar
negeri adalah pola perilaku yang digunakan oleh suatu negara dalam
hubungannya dengan negara-negara lain. Politik luar negeri berhubungan
dengan proses pembuatan keputusan untuk mengikuti pilihan jalan tertentu.
Menurut buku rencana strategi pelaksanaan politik luar negeri republik
Indonesia (1984-1988), politik luar negeri diartikan sebagai suatu
kebijaksanaan yang diambil oleh pemerintah dalam rangka hubungannya
dengan dunia internasional dalam usaha untuk mencapai tujuan nasional.
Melalui politik luar negeri, pemerintah memproyeksikan kepentingan
nasionalnya ke dalam masyarakat antar bangsa. Hubungan yang dilakukan
oleh suatu negara dengan negara lain, tentu saja tidak bisa dilepaskan dari
kebijakan politik luar negeri suatu negara termasuk Indonesia, definisi atau
pengertian dari politik luar negeri seperti di bawah ini:
1. Politik luar negeri adalah strategi dan taktik yang digunakan oleh suatu
negara dalam berhubungan dengan negara lain.
2. Politik luar negeri merupakan kumpulan kebijaksanaan atau setiap yang
ditetapkan oleh suatu negara untuk mengatur hubungan dengan negara lain
untuk yang ditujukan untuk kepentingan nasional.
3. Politik luar negeri merupakan penjabaran dari politik nasional, sedangkan
politik nasional merupakan penjabaran untuk dari kepentingan nasional
atau tujuan negara yang bersangkutan.
Jadi, pada dasarnya politik luar negeri merupakan strategi untuk
melaksanakan kepentingan nasional atau tujuan negara yang ada kaitannya
dengan negara lain.

3
B. Kebijakan Politik Luar Negeri Indonesia
Pembukaan UUD 1945 merupakan dasar hukum yang sangat kuat bagi
politik luar negeri RI. Alinea I menyatakan bahwa “… kemerdekaan ialah hak
segala bangsa dan oleh sebab itu maka penjajahan di atas dunia harus
dihapuskan karena tidak sesuai dengan peri kemanusiaan dan peri
keadilan …” Selanjutnya pada alinea IV dinyatakan bahwa “… dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi
dan keadilan sosial …” Jelaslah bahwa politik luar negeri RI mempunyai
landasan atau dasar hukum yang sangat kuat, karena diatur di dalam
pembukaan UUD 1945. Kebijakan politik luar negeri Indonesia dikenal
dengan politik luar negeri bebas dan aktif, beberapa pendapat mengenai
pengertian bebas dan aktif.

C. Tujuan dan Prinsip Politik Luar Negeri Indonesia


1. Tujuan Politik Luar Negeri
Tujuan politik luar negeri setiap negara adalah mengabdi kepada
tujuan nasional negara itu sendiri. Tujuan nasional bangsa Indonesia
tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 Alinea keempat yang menyatakan
“… melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan perdamaian abadi dan keadilan sosial …”.
Menurut Drs. Moh. Hatta, tujuan politik luar negeri Indonesia,
antara lain sebagai berikut:
a. Mempertahankan kemerdekaan bangsa dan menjaga keselamatan
negara;
b. Memperoleh barang-barang yang diperlukan dari luar negeri untuk
memperbesar kemakmuran rakyat;
c. Meningkatkan perdamaian internasional;
d. Meningkatkan persaudaraan dengan semua bangsa.
Tujuan politik luar negeri tidak terlepas dari hubungan luar negeri.
Hubungan luar negeri merupakan hubungan antarbangsa, baik regional

4
maupun internasional, melalui kerja sama bilateral ataupun multilateral
yang ditujukan untuk kepentingan nasional.
2. Prinsip-prinsip Politik Luar Negeri
Dalam menjalankan politik luar negeri yang bebas aktif, bangsa
Indonesia menjalankan prinsip-prinsip berikut:
a. Negara Indonesia menjalankan politik damai, dalam arti bangsa
Indonesia bersama-sama dengan masyarakat bangsa-bangsa lain di
dunia ingin menegakkan perdamaian dunia;
b. Negara Indonesia ingin bersahabat dengan negara-negara lain atas dasar
saling menghargai dan tidak akan mencampuri urusan dalam negeri
negara lain. Indonesia menjalankan politik bertetangga baik dengan
semua negara di dunia;
c. Negara Indonesia menjunjung tinggi sendi-sendi hukum
internasional.Indonesia membantu pelaksanaan keadilan sosial
internasional dengan berpedoman kepada Piagam PBB.

D. Landasan Politik Luar Negeri Indonesia


Pelaksanaan politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif memiliki
landasan yang kuat dan kokoh. Landasan tersebut tercantum pada alinea
pertama dan keempat Pembukaan UUD Negara Kesatuan Republik Indonesia
Tahun 1945 serta pasal 11 UUD 1945. Dalam alinea pertama disebutkan,
“penjajahan harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan
dan perikeadilan.” Sedangkan dalam alinea keempat dinyatakan, “ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi, dan keadilan sosial”. Pasal 11 ayat 1 UUD 1945 berbunyi, “Presiden
dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat menyatakan perang, membuat
perdamaian dan perjanjian dengan negara lain.”
Hal yang menjadi landasan bagi pelaksanaan politik luar negeri
Indonesia adalah sebagai berikut:
1. Pancasila sebagai Landasan Idil

5
Pancasila adalah dasar negara Indonesia. Nilai-nilai yang
terkandung dalam Pancasila harus dijadikan sebagai pedoman dan pijakan
dalam melaksanakan politik luar negeri Indonesia.
2. Landasan Konstitusional
Landasan konstitusional politik luar negeri Indonesia tercantum
dalam Pembukaan UUD 1945 Alinea pertama dan Alinea keempat, serta
pada batang tubuh UUD 1945 Pasal 11 dan Pasal 13.
a. Alinea Pertama Pembukaan UUD 1945
“Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala
bangsa dan oleh sebab itu maka penjajahan di atas dunia harus
dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan
perikeadilan.”
b. Alinea Keempat Pembukaan UUD 1945
“… dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial, …”
c. UUD 1945 Pasal 11
“Presiden dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat menyatakan
perang, membuat perdamaian, dan perjanjian dengan negara lain.”
d. UUD 1945 Pasal 13
1) Ayat 1: Presiden mengangkat duta dan konsul.
2) Ayat 2: Dalam mengangkat duta, Presiden memperhatikan
pertimbangan Dewan Perwakilan Rakyat.”
3) Ayat 3: Presiden menerima penempatan duta negara lain dengan
memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan Rakyat.
3. Landasan Operasional
a. Landasan operasional yaitu, peraturan perundang-undangan, Undang-
Undang Nomor 37 Tahun 1999 tentang Hubungan Luar Negeri;
b. Ketetapan MPR mengenai garis-garis besar haluan negara (GBHN)
terutama dibidang hukum luar negeri;
c. Kebijakan yang dibuat oleh presiden;
d. Kebijakan atau peraturan yang dibuat oleh menteri luar negeri.

6
E. Arah Kebijakan Politik Luar Negeri Indonesia
Dalam ketetapan MPR No. IV/MPR/1999 tentang GBHN, Bab IV
Arah Kebijakan, huruf C angka 2 tentang Hubungan Luar Negeri, dirumuskan
hal-hal sebagai berikut:
1. Menegaskan arah politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif dan
berorientasi pada kepentingan nasional, menitik beratkan pada solidaritas
antar negara berkembang, mendukung perjuangan kemerdekaan bangsa-
bangsa, menolak penjajahan dalam segala bentuk, serta meningkatkan
kemandirian bangsa dan kerja sama internasional bagi kesejahteraan
rakyat;
2. Dalam melakukan perjanjian dan kerja sama internasional yang
menyangkut kepentingan dan hajat hidup rakyat banyak harus dengan
persetujuan lembaga perwakilan rakyat;
3. Meningkatkan kualitas dan kinerja aparatur luar negeri agar mampu
melakukan diplomasi pro-aktif dalam segala bidang untuk membangun
citra positif Indonesia di dunia internasional, memberikan perlindungan
dan pembelaan terhadap warga negara dan kepentingan Indonesia, serta
memanfaatkan setiap peluang positif bagi kepentingan nasional;
4. Meningkatkan kualitas diplomasi guna mempercepat pemulihan ekonomi
dan pembangunan nasional, melalui kerja sama ekonomi regional maupun
internasional dalam rangka stabilitas, kerja sama dan pembangunan
kawasan;
5. Meningkatkan kesiapan Indonesia dalam segala bidang untuk menghadapi
perdagangan bebas, terutama dalam menyongsong pemberlakuan AFTA,
APEC, dan WTO;
6. Memperluas perjanjian ekstradisi dengan negara-negara sahabat serta
memperlancar prosedur diplomatik dalam upaya melaksanakan ekstradisi
bagi penyelesaian perkara pidana;
7. Meningkatkan kerja sama dalam segala bidang dengan negara tetangga
yang berbatasan langsung dan kerja sama kawasan ASEAN untuk
memelihara stabilitas, pembangunan dan kesejahteraan.

7
F. Pelaksanaan Politik Luar Negeri pada Masa Orde Lama
Pada masa orde lama (Demokrasi Terpimpin), politik luar negeri
Indonesia pernah belok ke arah negara-negara Eropa Timur atau Uni Soviet,
dan memusuhi negara-negara Eropa. Hal ini disebabkan oleh dua faktor
penting, yaitu:
1. Faktor dari dalam negeri (intern), yaitu karena dominannya (besarnya
pengaruh) Partai Komunis Indonesia (PKI) menguasai kehidupan politik
Indonesia;
2. Faktor dari luar negeri (ekstern), yaitu kurang simpatiknya bangsa Eropa
dan Amerika dalam menghadapi berbagai persoalan di negara Indonesia.
Dengan dua alasan itu, pemerintah Indonesia akhirnya membelokkan
haluan politiknya ke arah timur (Uni Soviet). Indonesia mengambil haluan
politik luar negeri dengan membentuk Poros Jakarta _ Hanoi _ Phnom Penh _
Peking _ Pyongyang. Dianutnya politik luar negeri yang cenderung condong
ke Soviet menyebabkan perubahan kehidupan sosial politik bangsa Indonesia.
Partai Komunis Indonesia (PKI) berkembang dengan leluasa. Partai-partai
politik lain dibubarkan satu per satu, sehingga dalam negara hanya ada satu
partai, yaitu Partai Komunis Indonesia (PKI). Puncaknya terjadilah peristiwa
G30S/PKI pada tanggal 30 September 1965.

G. Pelaksanaan Politik Luar Negeri pada Masa Orde Baru


Politik pada masa Orde Baru lebih memperhatikan masalah stabilitas
regional akan menjamin keberhasilan rencana pembangunan Indonesia. Upaya
yang dilakukan Indonesia yaitu dengan:
1. Mempertahankan persahabatan dengan pihak barat;
2. Menjalankan politik pintu terbuka bagi investor asing serta pinjaman luar
negeri;
3. Bergabungnya kembali Indonesia sebagai anggota PBB pada 28 Desember
1966;
4. Memperbaiki hubungan dengan sejumlah negara yang sempat renggang
karena adanya politik konfrontasi masa Orde Lama;

8
5. Didirikan pula bentuk kerja sama regional ASEAN dalam rangka menjaga
stabilitas kawasan;
6. Pada 1992 Indonesia menjadi ketua Gerakan Non Blok tetapi pada saat itu
timbul pertikaian dan perpecahan di negara Yugoslavia (Serbia menyerang
Bosnia yang mayoritas beragama Islam);
7. Indonesia menggunakan APEC untuk menentukan posisi kepemimpinan
Indonesia. Awalnya Indonesia tidak mau bergabung sebab takut tidak
mampu menghadapi liberalisasi perdagangan dan dipandang dapat
mengurangi rasa kerja sama di antara negara-negara ASEAN tetapi setelah
berakhirnya Perang Dingin Indonesia bergabung dalam APEC. Dengan
demikian Indonesia siap untuk mengikuti perdagangan bebas bagi negara-
negara berkembang pada tahun 2020.

H. Politik Luar Negeri Indonesia Bebas Aktif di Era Globalisasi


Kita semua memaklumi, bahwa saat ini kehidupan dunia sedang
mengalami proses yang dinamakan globalisasi. Globalisasi adalah proses
kehidupan yang mulai mendunia. Keadaan ini disebabkan oleh perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama teknologi komunikasi dan
transportasi. Dengan globalisasi, dunia seakan-akan terasa mengecil. Hal ini
terasa sekali ketika kita sedang menyaksikan suatu peristiwa di belahan dunia
lain dalam waktu yang bersamaan. Seolah-olah dunia tidak mengenal batas-
batas geografis. Demikian pula bila kita mengunjungi negara lain atau daerah
lain dengan menggunakan alat transportasi modern. Untuk menempuh suatu
tempat hanya diperlukan waktu yang cukup singkat. Inilah salah satu tanda
globalisasi.
Seiring dengan perkembangan globalisasi yang terus melesat,
ketergantungan antarnegara menjadi semakin tinggi, baik ketergantungan
secara politis, ekonomi, maupun ilmu pengetahuan dan teknologi.
Menghadapi kenyataan ini, tentu saja kita harus membuka diri terhadap
seluruh bangsa-bangsa di dunia. Di abad globalisasi seperti sekarang ini, suatu
bangsa tidak bisa lagi hanya menjalin hubungan dengan negara-negara
tertentu saja. Kebutuhan negara akan barang-barang pemuas kebutuhan warga

9
negara semakin beraneka ragam. Dan itu tidak semua dapat diproduksi oleh
negaranya. Oleh sebab itu, maka menjalin hubungan dan kerja sama yang
seluas-luasnya merupakan salah satu tantangan global.
Bagi bangsa Indonesia, politik luar negeri yang bebas dan aktif
merupakan kunci dalam menjalin hubungan di abad global. Ini berarti, bagi
bangsa Indonesia, globalisasi tidak harus mengubah haluan politiknya. Sebab,
politik luar negeri Indonesia telah sesuai dengan tuntutan globalisasi. Politik
luar negeri Indonesia memberi kesempatan dan peluang untuk melakukan
hubungan dengan Negara mana pun tanpa dibatasi oleh perbedaan ideologi,
politik, ekonomi, dan sosial budaya, serta agama.

I. Perwujudan Politik Luar Negeri Indonesia Bebas Aktif


Sebagai bangsa yang menganut politik luar negeri bebas aktif,
Indonesia melakukan berbagai kegiatan yang merupakan perwujudan dari
politik luar negeri bebas aktif itu. Di antara kegiatan yang dilakukan bangsa
Indonesia dapat kamu baca seperti berikut ini.
1. Menyelenggarakan Konferensi Asia Afrika (KAA) di Bandung
Sebagai bangsa yang pernah merasakan betapa pahitnya hidup
dalam penjajahan, bangsa Indonesia memprakarsai diselenggarakannya
Konferensi Asia Afrika bersama dengan negara India, Pakistan, Birma,
dan Sri Lanka. Persiapan untuk menyelenggarakan Konferensi Asia Afrika
dilakukan di Colombo (Sri Lanka) pada tanggal 28 April–2 Mei 1954 dan
di Bogor (Indonesia) pada tanggal 29 Desember 1954. Dalam persiapan itu
disepakati bahwa Konferensi Asia Afrika (KAA) akan dilaksanakan di
Bandung (Indonesia) pada tanggal 18–24 April 1955. Setelah disepakati,
maka pada tanggal 18 sampai dengan 24 April 1955 di Kota Bandung
(Jawa Barat) diselenggarakan Konferensi Asia Afrika, tepatnya di Jalan
Asia Afrika.
2. Mendirikan Gerakan Non Blok
Seusai Perang Dunia II, negara-negara di dunia terbagi ke dalam
dua blok, yaitu Blok Barat yang dipimpin oleh Amerika Serikat dan Blok
Timur yang dipimpin oleh Uni Soviet. Adanya dua kekuatan tersebut

10
menyebabkan terjadinya “perang dingin” (cold war) di antara kedua blok
itu. Akibatnya, suhu politik dunia menjadi memanas dan penuh dengan
ketegangan-ketegangan. Guna mengatasi ketegangan antara Blok Barat
dan Blok Timur yang terus bersitegang, bangsa Indonesia memprakarsai
didirikannya Gerakan Non-Blok (Non Aligned).
3. Mengirimkan Misi Garuda
Politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif menyatakan, bahwa
bangsa Indonesia akan senantiasa aktif dalam upaya menciptakan
perdamaian dunia. Untuk mewujudkan misi ini, maka Indonesia
mengirimkan misi perdamaian dunia dengan nama Pasukan Garuda.
Pasukan ini diperbantukan untuk PBB dalam usaha turut mendamaikan
daerah-daerah yang sedang bersengketa.
Pada bulan Januari 1957 dikirimlah Pasukan Garuda I ke Timur
Tengah di bawah komando Kolonel Hartoyo, yang kemudian diganti oleh
Letnan Kolonel Suadi. Pada tahun 1960, di Kongo terjadi perang saudara.
Untuk mendamaikan situasi di Kongo ini, Indonesia mengirimkan Pasukan
Garuda II di bawah pimpinan Kolonel Prijatna, sedangkan sebagai
komandan batalion adalah Letkol Solichin Gautama Purwanegara.
Selanjutnya Misi Garuda III dikirim ke Kongo dipimpin oleh Brigjen
Kemal Idris.
Dalam setiap sengketa internasional yang menerjunkan PBB,
Indonesia selalu siap sedia menjadi petugas misi perdamaian PBB melalui
Pasukan Garuda. Keikutsertaan Indonesia dalam Misi Perdamaian ini
tergabung dalam Pasukan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa
(DK-PBB). Dalam pengiriman misi perdamaian ini, tentara dari Indonesia
mendapat sambutan baik dari negara yang menerima. Hal ini karena
tentara kita mengembangkan sikap bersahabat dan cinta damai. Sampai
saat ini, bangsa Indonesia telah puluhan kali terlibat dalam misi
perdamaian dunia di bawah bendera Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
4. Menjadi anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)
Dalam rangka mewujudkan perdamaian dunia, bangsa Indonesia
ikut aktif menjadi anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada

11
tanggal 28 September 1950 dengan nomor anggota ke-60. Pada masa Orde
Lama (Demokrasi Terpimpin), Indonesia pernah menyatakan keluar dari
keanggotaan PBB, yakni pada tanggal 7 Januari 1965. Pada saat itu, politik
luar negeri Indonesia sedang condong ke Soviet.
Akan tetapi, setelah zaman orde baru, Indonesia kembali menjadi
anggota PBB pada tanggal 28 September 1966 dan tetap pada urutan ke-
60, karena oleh PBB Indonesia masih belum dicoret dari keanggotaan.
Sebagai anggota PBB, bangsa Indonesia aktif terus dalam usaha
menciptakan perdamaian dan keamanan dunia internasional, salah satu di
antaranya ialah dengan aktifnya Indonesia dalam mengirimkan misi
perdamaian yang tergabung dalam Misi Republik Indonesia Garuda
(MISIRIGA).
5. Mendirikan ASEAN
Sebagai perwujudan dari politik luar negeri Indonesia yang bebas
aktif, pada tanggal 8 Agustus 1967, Indonesia dengan negara-negara Asia
Tenggara lainnya mendirikan organisasi yang diberi nama ASEAN
(Association of The South East Asian Nations), Organisasi Negara-negara
Asia Tenggara.
6. Menjalin Kerja Sama dengan Negara-negara di Dunia
Politik luar negeri yang bebas dan aktif memberikan kesempatan
kepada bangsa Indonesia untuk melakukan hubungan dengan negara-
negara lain di dunia. Itulah sebabnya, sehingga bangsa Indonesia juga
menjalin hubungan kerja sama dengan negara-negara di dunia, baik dalam
bidang politik, ekonomi, sosial budaya, pendidikan dan ilmu pengetahuan,
tanpa membatasi diri dengan negara-negara blok barat saja atau blok timur
saja.
Sebagai perwujudannya, bangsa kita menjadi anggota oragnisasi
internasional. Dalam organisasi internasional, Indonesia juga bekerja sama
dalam OPEC (Organization of Petroleum Exporting Countries =Negara-
negara pengekspor minyak), Organisasi Konferensi Islam (OKI), dan
APEC (Asia Pacific Economic Cooperation = Kerjasama Ekonomi Negara

12
Asia Pasifik). Selain itu, Indonesia juga menjadi anggota organisasi
internasional lainnya.

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Setiap bangsa di muka bumi ini tidak terlepas kerja samanya dengan
bangsa lainnya dalam upaya untuk mencapai kepentingan nasional dari bangsa
tersebut. Kepentingan nasional merupakan kunci politik luar negeri suatu
negara di bumi ini. Suatu negara dalam forum internasional akan selalu
memperjuangkan dan mempertahankan kepentingan nasionalnya.
Namun dari dulu sampai sekarang, antara negara maju dan juga negara
yang berkembang tetap saja ada perbedaan salah satunya adalah kekuasaan
baik itu dari sektor ekonomi, politik dan sebagainya. Hal inilah yang
menyebabkan terkadang, kebijakan-kebijakan yang diambil terkait politik luar
negeri tidak lepas dari pengaruh dan campur tangan negara adidaya, oleh
karna itu tidak heran kebijakan dan keputusan yang diambil sering sekali tidak
mewakili sepenuhnya untuk kepentingan nasional saja, tapi ada terkandung
kepentingan para negara adidaya.

B. Saran
Kita dapat berperan serta untuk membantu perubahan ke arah yang
lebih baik dengan cara memilih wakil atau pemimpin kita sesuai dengan
kemampuan yang dimilikinya dan menyadarkan diri kita masing-masing agar
dapat berguna bagi bangsa.

14
DAFTAR PUSTAKA

http://makalah-politik-bebas-aktif.html
http://younghendra.wordpress.com
http://mustofasmp2.wordpress.com
http://umum.kompasiana.com
http://matulessi.wordpress.com
http:/www.tabloiddiplomasi.org
http://politik.kompasiana.com
http://hubungan-antara-pembangunan-dan-politik.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Hubungan_luar_negeri_Indonesia

15

Anda mungkin juga menyukai