Tentang
AMAR MA’RUF NAHI MUNGKAR
Disusun Oleh :
Puji syukur senantiasa kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah
memberikan kekuatan serta rahmat-Nya kepada kami sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang “Amar Ma’ruf Nahi Mungkar” ini tepat pada
waktunya.
Kami mengucapkan terima kasih yang sangat banyak kepada semua pihak
yang telah membantu demi terselesainya makalah sejarah ini.
Dalam penyusunan makalah ini, tentu masih terdapat banyak kekurangan.
Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat membangun dan inovatif sangat
kami harapkan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
A. Latar Belakanh....................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................1
C. Tujuan Penulisan................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN................................................................................2
A. Pengertian Amar Ma’ruf Nahi Munkar..............................................2
B. Karakteristik Masyarakat Menyikapi Amar Ma’ruf Nahi Munkar.....3
C. Perintah Mencegah Kemunkaran........................................................4
D. Penurunan Azab Menimpa Semua Masyarakat..................................6
E. Manfaat Melakukan Amar Ma’ruf Nahi Munkar...............................7
BAB III PENUTUP .......................................................................................9
A. Kesimpulan.........................................................................................9
B. Saran...................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Allah menciptakan manusia di dunia ini pastilah ada tujuannya, tidak
ada yang sia- sia. Manusia diciptakan di dunia sebagai khalifah di bumi ini
yang memiliki tugas dan tanggung jawab. Manusia dituntut untuk bergotong
royong dan bersosialisasi. Tak lepas pula pada alam semesta ini, tidak
dibolehkan untuk merusaknya, bahkan manusia disuruh untuk menjaga dan
merawatnya tanpa terkecuali. Manusia juga dituntut untuk berbuat baik
kepada sesama dan tidak boleh melakukan pengrusakan. Di dunia ini manusia
memiliki tanggung jaweab yang sama karena sama- sama makhluk Allah,
yakni berbuat baik dan meninggalkan keburukan agar kehidupan ini berjalan
selaras dan seimbang.
Bahwasanya menyuruh berbuat baik dan melarang berbuat jahat itu
adalah suatu kewajiban fardhu kifayah. Apabila sebagian dari kaum muslimin
menjalankan tugas ini, gugurlah dosa dari yang lain-lain. Orang yang
menjalankan tugas itu akan memperolaeh pahala yang besar dari Allah SWT.
Tetapi jika semua kaum muslimin mengabaikan tugas itu, maka dosanya akan
menimpa setiap orang yang mengetahui hukum-hukumnya, apabila munkar itu
berlaku di hadapan matanya, sedang ia tiada mengubahnya dengan tangan atau
lisan padahal ia berkuasa.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam pembuatan makalah ini yaitu :
1. Apa yang dimaksud dengan amar ma’ruf nahi mungkar ?
2. Apa saja dalil atau hadist tentang amar ma’ruf nahi mungkar ?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dalam pembuatan makalah ini yaitu :
1. Untuk memahami definisi amar ma’ruf nahi mungkar
2. Untuk memahami dalil atau hadist tentang amar ma’ruf nahi mungkar
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
Ketahuilah bahwa amar ma’ruf nahi munkar termasuk Ushul Ad-Din,
dengan dicapai tujuan perutusan (bi;tsah) para nabi. Hal itu berdasarkan
firman Allah SWT dalam surah Ali-Imran: 104.
. َونcc َوُأوْ لَ ٰـِئكَ هُ ُم ْٱل ُم ْفلِ ُح رc ِ بِ ْٱل َم ْعر ََو ْلتَ ُكن م ْن ُك ْم ُأ َّمةٌ يَ ْد ُعونَ ِإلَى ْٱل َخي ِْر َويَْأ ُمرُون
ِ cُوف َويَ ْنهَوْ نَ َع ِن ْٱل ُم ْن َك
)۱۰ ۴ :(آل عمران
3
2. Memerintahkan yang munkar dan melarang yang ma’ruf,
atau dinamakan karakter orang munafik.
3. Memerintahkan sebagian yang ma’ruf dan munkar, dan melarang sebagian
yang ma’ruf dan munkar. Ini adalah karakter orang yang suka berbuat dosa
dan maksiat.
Dengan melihat ketiga karakter tersebut, maka sudah jelas bahwa tugas
beramar ma’ruf nahi munkar bukanlah hanya tugas seorang da’i, mubaligh,
ataupun ustadz saja, namun merupakan kewajiban setiap muslim. Dan ini
merupakan salah satu kewajiban penting yang diamanahkan Rasulullah SAW
kepada seluruh kaum muslim sesuai dengan kapasitasnya masing-
masing. Rasulullah mengingatkan, agar siapa pun jika melihat kemunkaran,
maka ia harus mengubah dengan tangan, dengan lisan, atau dengan hati, sesuai
dengan kapasitas dan kemampuannya. Begitu juga Imam al-Ghazali, dalam
kitabnya Ihya’ Ulumuddin, beliau menekankan, bahwa aktivitas amar ma’ruf
dan nahi munkar adalah kutub terbesar dalam urusan agama. Ia adalah sesuatu
yang penting, dan karena misi itulah, maka Allah mengutus para nabi. Jika
aktivitas amar ma’ruf nahi munkar hilang, maka syiar kenabian hilang, agama
menjadi rusak, kesesatan tersebar, kebodohan akan merajalela, satu negeri
akan binasa. Begitu juga umat secara keseluruhan.
Dari Thariq ibn’ Syihab. Ini merupakan cerita Abu Bakr. Dia berkata:
“Salah seorang yang mula-mula memulai Hari Raya dengan khutbah adalah
Marwan. Pada saat itu, berdirilah seorang lelaki dan ia berkata: “Shalat Idul
Fitri sebelum khutbah.” Marwan pun menjawab: “Yang demikian sudah
ditinggalkan.” Abu Sa’id menyahut: “Hal ini telah diputuskan oleh
4
Rasulullah saw. Aku mendengar Rasulullah saw bersabda: “Siapa pun
diantara kamu yang melihat kemungkaran, maka hendaklah ia mengubahnya
dengan tangannya. Namun jika ia tidak mampu (dengan tangannya), maka
hendaklah dengan lidahnya (berbicara). Jika ia juga tidak sanggup
melakukannya (dengan lidahnya), maka hendaklah ia mengubahnya dengan
hatinya. Yang demikian itu adalah selemah-lemahnya iman.
Kalau kita tidak sanggup mencegahnya atau takut akan membahayakan
diri sendiri, kita berusaha memberikan nasihat, kita pergunakan akal kita agar
dia membatalkan niatnya. Kalau tidak ada juga kesanggupan memberikan
nasihat, maka hendaklah kita menanamkan rasa benci kita, seperti menjauhkan
diri dari dia, tidak menggaulinya, tidak bermu’amalah dengan dia, tidak
memberikan salam dan tidak menyahut salamnya.
Nabi pernah bersikap seperti ini pada Ka’ab Ibn Malik, Mirarah bin
Rabi’ dan Hilal Ibn Umaiyah yang tidak mau ikut pertempuran Tabuk. Nabi
menyuruh para sahabat supaya menjauhkan diri dari tiga orang itu dan tidak
menyapanya. Lima puluh malam mereka dibiarkan begitu. Sehingga mereka
merasa gundah akibat boikot itu dan mereka menyesali perbuatannya lantaran
itu mereka bertaubat, taubat mereka diterima Allah.
Dalam hadits lain juga dijelaskan seperti hadits di bawah ini:
من دعا الى هوى كان له من االجر: عن ابى هريرة ايضا ان رسول هللا صلى هللا عليه وسلم قا ل
مثل اجور من تبعه الينقص ذلك من اجور هم شئا ومن دعا الى ضال لة كان عليه من االثم مثل ثام
)من تبعه ال ينقص ذلك من ثا مهم شيء(رواه مسلم
5
1. Yang menyangkut hak Allah SWT.
2. Yang menyangkut hak manusia.
3. Yang menyangkut hak Allah dan manusia.
Ibadat merupakan hak Allah bila kita mengingkari hak Allah tersebut,
dianggap telah mengerjakan munkar . Di samping itu kita melanggar larangan
Allah, tidak berpuasa, minum-minuman yang memabukkan. Orang yang
memperdayakan minuman keras, jika dia beragama Islam, haruslah dihukum
dan dagangannya dirampas untuk dimusnahkan.
Sebagai anggota masyarakat, kita harus memperhatikan kemaslahatan
dan kepentingan orang lain. Dalam kaitan dengan kemunkaran terhadap hak
manusia , seperti contoh mendirikan bangunan yang menyebabkan tetangga
tak punya jalan keluar / masuk.
Ada pun perbuatan munkar yang menyangkut kepentingan Allah dan
kepentingan manusia, adalah seperti memindahkan jenazah dari tempatnya,
tanpa alasan yang jelas. Pemindahan yang mempunyai alasan yang jelas demi
kepentingan umum, tentu tidak termasuk perbuatan munkar.
6
Artinya :
“Orang-orang kafir dari Bani Israil telah dilaknat melalui lisan
(ucapan) Dawud dan Isa putra Maryam. Yang demikian itu karena mereka
durhaka dan selalu melampaui batas.”(78)
“Mereka tidak saling mencegah perbuatan mungkar yang selalu
mereka perbuat. Sungguh, sangat buruk apa yang mereka perbuat.”(79)
7
4. Kita akan mendapatkan keselamatan apabila kita mencegah perbuatan
buruk (munkar).
5. Kita akan menjadi orang-orang yang meraih kemenangan.
6. Allah akan memberikan rahmat dan karunianya kepada kaum tersebut,
sehingga tercipta kerukunan, kedamaian dan ketentraman.
7. Akan dijauhkan dari Azab Allah.
8. Ilmu yang dibawa oleh para ulama (sebagai pewaris para nabi) akan
terjaga dengan baik, sehingga dijauhkan dari kesesatan dalam menuntut
ilmu, yaitu niat/motivasi yang salah dan belajar pada orang yang salah.
Dengan terjaganya para ulama yang sholeh, maka akan lahirlah umara
(penguasa) yang baik dan mampu memimpin umatnya dengan adil.
Namun tidak bisa dipungkiri, saat ini kema’rufan telah digerus oleh
derasnya arus kemunkaran. Hal ini terjadi karena kemunkaran telah dibungkus
dengan performa yang menarik, sehingga hampir seluruh lapisan masyarakat
mampu menikmatinya. Begitu mudahnya kemunkaran sudah masuk dalam
celah-celah sempit dalam rumah melalui media cetak dan elektronik, yang
setiap hari dikonsumsi oleh masyarakat. Tentu ini sangat berbahaya, karena
kemunkaran/kebathilan yang secara terus-menerus disuguhkan dan
diinformasikan, apalagi didesain dengan performa yang menarik, maka sangat
mungkin kemunkaran itu akan dianggap sebagai kebaikan dan kemudian
dijadikan sebagai kebiasaan.
Untuk menghadang arus kemunkaran ini diperlukan benteng yang
kokoh, yaitu dari diri kaum muslim sendiri yang harus sadar akan tugas dan
kewajibannya sebagai hamba Allah. Kesadaran inilah yang akan
mengantarkannya untuk menjadi seorang yang muttaqin, dan mampu
menjalankan amar ma’ruf nahi munkar dengan baik.
Ketika kita ingin menyelamatkan umat secara keseluruhan dari bahaya
kemunkaran, maka hendaklah dimulai dari diri sendiri dan keluarga kita. Dan
jika Allah dan Rasul Nya telah memberikan rambu-rambu yang tegas dan
jelas, maka sebagai seorang muslim yang taat sudah sepatutnya untuk berucap
sami’na wa atho’na.
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Amar ma'ruf nahi munkar adalah mengajak kepada kebaikan dan
mencegah kepada kemunkaran, ini merupakan kewajiban kita sebagai umat
muslim yang baik. Apabila perintah ini tidak dijalankan, niscaya fungsi
kenabian itu akan lenyap, agama akan hancur, kesesatan akan merajalela,
kebodohan akan subur, kerusakan ada di mana-mana, negeri menjadi hancur,
dan seluruh manusia menjadi binasa. Siapa saja yang melihat kemunkaran
maka tugasnya adalah merubah dengan tangannya, apabila tidak mampu maka
rubahlah dengan lisannya, bila tidak mampu juga rubahlah dengan hati, dan
itulah selemah-lemahnya iman.
Sesungguhnya, amar ma’ruf nahi munkar memiliki manfaat yang
sangat banyak, misalnya, kita akan masuk kepada pintu kemenangan dan
kebahagiaan. Kita pun akan menjadi bagian dari orang-orang mukmin. Inilah
seruan dari seluruh kebaikan.
B. Saran
Demikianlah makalah yang kami buat, kami menyadari bahwa dalam
penulisan makalah ini banyak kesalahan dan kekurangan untuk itu kritik dan
saran yang konstruktif demi kesempurnaan makalah ini sangat kami
harapkan. Besar harapan kami, semoga makalah ini bisa memberikan manfaat
bagi pembaca umumnya dan pemakalah khususnya. Amin
9
DAFTAR PUSTAKA
10