Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

Tentang
AMAR MA’RUF NAHI MUNGKAR

Disusun Oleh :

DIAH CITRA ANJANI

Kelas XII MIA 2

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


KABUPATEN LOMBOK TENGAH
MA NEGERI 2 LOMBOK TENGAH
Tahun Pelajaran 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah
memberikan kekuatan serta rahmat-Nya kepada kami sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang “Amar Ma’ruf Nahi Mungkar” ini tepat pada
waktunya.
Kami mengucapkan terima kasih yang sangat banyak kepada semua pihak
yang telah membantu demi terselesainya makalah sejarah ini.
Dalam penyusunan makalah ini, tentu masih terdapat banyak kekurangan.
Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat membangun dan inovatif sangat
kami harapkan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca.

Jelantik. 08 Januari 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
A. Latar Belakanh....................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................1
C. Tujuan Penulisan................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN................................................................................2
A. Pengertian Amar Ma’ruf Nahi Munkar..............................................2
B. Karakteristik Masyarakat Menyikapi Amar Ma’ruf Nahi Munkar.....3
C. Perintah Mencegah Kemunkaran........................................................4
D. Penurunan Azab Menimpa Semua Masyarakat..................................6
E. Manfaat Melakukan Amar Ma’ruf Nahi Munkar...............................7
BAB III PENUTUP .......................................................................................9
A. Kesimpulan.........................................................................................9
B. Saran...................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Allah menciptakan manusia di dunia ini pastilah ada tujuannya, tidak
ada yang sia- sia. Manusia diciptakan di dunia sebagai khalifah di bumi ini
yang memiliki tugas dan tanggung jawab. Manusia dituntut untuk bergotong
royong dan bersosialisasi. Tak lepas pula pada alam semesta ini, tidak
dibolehkan untuk merusaknya, bahkan manusia disuruh untuk menjaga dan
merawatnya tanpa terkecuali. Manusia juga dituntut untuk berbuat baik
kepada sesama dan tidak boleh melakukan pengrusakan. Di dunia ini manusia
memiliki tanggung jaweab yang sama karena sama- sama makhluk Allah,
yakni berbuat baik dan meninggalkan keburukan agar kehidupan ini berjalan
selaras dan seimbang.
Bahwasanya menyuruh berbuat baik dan melarang berbuat jahat itu
adalah suatu kewajiban fardhu kifayah. Apabila sebagian dari kaum muslimin
menjalankan tugas ini, gugurlah dosa dari yang lain-lain. Orang yang
menjalankan tugas itu akan memperolaeh pahala yang besar dari Allah SWT.
Tetapi jika semua kaum muslimin mengabaikan tugas itu, maka dosanya akan
menimpa setiap orang yang mengetahui hukum-hukumnya, apabila munkar itu
berlaku di hadapan matanya, sedang ia tiada mengubahnya dengan tangan atau
lisan padahal ia berkuasa.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam pembuatan makalah ini yaitu :
1. Apa yang dimaksud dengan amar ma’ruf nahi mungkar ?
2. Apa saja dalil atau hadist tentang amar ma’ruf nahi mungkar ?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dalam pembuatan makalah ini yaitu :
1. Untuk memahami definisi amar ma’ruf nahi mungkar
2. Untuk memahami dalil atau hadist tentang amar ma’ruf nahi mungkar

1
BAB  II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Amar Ma’ruf Nahi Munkar


Sebelum kita berbicara lebih jauh mengenai amar ma’ruf dan nahi
mungkar, maka terlebih dahulu kita akan berbicara mengenai definisi amar
ma’ruf dan nahi mungkar.
Makna ma’ruf secara bahasa kebanyakannya berputar di atas makna
semua perkara yang diketahui dan dimaklumi oleh manusia satu dengan yang
lainnya dan mereka tidak mengingkarinya. Adapun secara istilah, ma’ruf
bermakna semua perkara yang diketahui, diperintahkan, dan dipuji pelakunya
oleh syari’at, maka masuk di dalamnya semua bentuk ketaatan, dan yang
paling utamanya adalah beriman kepada Allah Ta’ala dan mentauhidkan-Nya.
Yang dimaksud amar ma’ruf adalah ketika engkau memerintahkan orang lain
untuk bertahuid kepada Allah, menaati-Nya, bertaqarrub kepada-Nya, berbuat
baik kepada sesama manusia, sesuai dengan jalan fitrah dan kemaslahatan.
Mungkar secara bahasa, maka maknanya kebanyakan berputar di atas
makna semua perkara yang tidak diketahui dan tidak diakui oleh manusia dan
mereka mengingkarinya. Adapun secara istilah, mungkar adalah semua
perkara yang diingkari, dilarang, dicela, dan dicela pelakunya oleh syari’at,
maka masuk di dalamnya semua bentuk maksiat dan bid’ah, dan yang paling
jeleknya adalah kesyirikan kepada Allah ’Azza wa Jalla, mengikari keesaan-
Nya dalam peribadahan atau ketuhanan-Nya atau pada nama-nama dan sifat-
sifat-Nya.
Agama Islam adalah agama yang sangat memperhatikan penegakan
Amar Ma’ruf dan Nahi Munkar. Amar Ma’ruf merupakan pilar dasar dari
pilar-pilar akhlak yang mulia lagi agung. Kewajiban menegakkan kedua hal
itu adalah merupakan hal yang sangat penting dan tidak bisa ditawar bagi
siapa saja yang mempunyai kekuatan dan kemampuan melakukannya. Bahkan
Allah swt beserta RasulNya mengancam dengan sangat keras bagi siapa yang
tidak melaksanakannya sementara ia mempunyai kemampuan dan
kewenangan dalam hal tersebut.

2
Ketahuilah bahwa amar ma’ruf nahi munkar termasuk Ushul Ad-Din,
dengan dicapai tujuan perutusan (bi;tsah) para nabi. Hal itu berdasarkan
firman Allah SWT dalam surah Ali-Imran: 104.

. َ‫ون‬cc‫ َوُأوْ لَ ٰـِئكَ هُ ُم ْٱل ُم ْفلِ ُح‬ ‫ر‬c ِ ‫بِ ْٱل َم ْعر‬  َ‫َو ْلتَ ُكن م ْن ُك ْم ُأ َّمةٌ يَ ْد ُعونَ ِإلَى ْٱل َخي ِْر َويَْأ ُمرُون‬
ِ c‫ُوف َويَ ْنهَوْ نَ َع ِن ْٱل ُم ْن َك‬
)۱۰ ۴ :‫(آل عمران‬

“Dan hendaklah diantara kamu segolongan umat yang menyeru


kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang
munkar dan merekalah termasuk orang-orang yang beruntung”(Ali Imran:
104)

Dan dalam Surah Ali Imran: 110

“Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk


manusia, (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari
yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman,
tentulah itu lebih baik bagi mereka. Di antara mereka ada yang beriman,
namun kebanyakan mereka adalah orang-orang fasik”

B. Karakteristik Masyarakat Menyikapi Amar Ma’ruf Nahi Munkar


Ada 3 karakter masyarakat dalam menyikapi amar ma’ruf nahi
munkar:
1. Memerintahkan yang ma’ruf dan melarang yang munkar, atau dinamakan
karakter orang mukmin.

3
2. Memerintahkan yang munkar dan melarang yang ma’ruf,
atau dinamakan karakter orang munafik.
3. Memerintahkan sebagian yang ma’ruf dan munkar, dan melarang sebagian
yang ma’ruf dan munkar. Ini adalah karakter orang yang suka berbuat dosa
dan maksiat.
Dengan melihat ketiga karakter tersebut, maka sudah jelas bahwa tugas
beramar ma’ruf nahi munkar bukanlah hanya tugas seorang da’i, mubaligh,
ataupun ustadz saja, namun merupakan kewajiban setiap muslim. Dan ini
merupakan salah satu kewajiban penting yang diamanahkan Rasulullah SAW
kepada seluruh kaum muslim sesuai dengan kapasitasnya masing-
masing. Rasulullah mengingatkan, agar siapa pun jika melihat kemunkaran,
maka ia harus mengubah dengan tangan, dengan lisan, atau dengan hati, sesuai
dengan kapasitas dan kemampuannya. Begitu juga Imam al-Ghazali, dalam
kitabnya Ihya’ Ulumuddin, beliau menekankan, bahwa aktivitas amar ma’ruf
dan nahi munkar adalah kutub terbesar dalam urusan agama. Ia adalah sesuatu
yang penting, dan karena misi itulah, maka Allah mengutus para nabi. Jika
aktivitas amar ma’ruf nahi munkar hilang, maka syiar kenabian hilang, agama
menjadi rusak, kesesatan tersebar, kebodohan akan merajalela, satu negeri
akan binasa. Begitu juga umat secara keseluruhan.

C. Perintah Mencegah Kemunkaran


    ‫و حدثنا محمد بن‬  : ‫ (ح) و حدثنا محمد بن المثنى‬.‫ حدثنا وكيع عن سفيان‬: ‫حدثنا ابو بكر بن ٲبي شيبة‬
‫ قال أول من بدأ‬.‫ أبي بكر‬ ‫ وهذا حديث‬.‫ عن طأرق بن شهاب‬,‫عن قيس بن مسلم‬  ‫ كالهما‬,‫ حدثنا شعبة‬:‫جعفر‬
‫بالخطبة يوم العيد قبل الصالة مروان فقام إليه رجل فقال الصالة قبل الخطبة فقال قد ترك ما هنالك فقال أبو‬
‫سعيد أما هذا فقد قضى ما عليه سمعت رسول هللا صلى هللا عليه وسلم يقول من رأى منكم منكرا فليغيره بيده‬
)‫فٳن لم يستطع فبلسانه فٳن لم يستطع فبقلبه وذلك أضعف اال يمان (أخرجه مسلم في كتاب اال يمان‬

Dari Thariq ibn’ Syihab. Ini merupakan cerita Abu Bakr. Dia berkata:
“Salah seorang yang mula-mula memulai Hari Raya dengan khutbah adalah
Marwan. Pada saat itu, berdirilah seorang lelaki dan ia berkata: “Shalat Idul
Fitri sebelum khutbah.” Marwan pun menjawab: “Yang demikian sudah
ditinggalkan.” Abu Sa’id menyahut: “Hal ini telah diputuskan oleh

4
Rasulullah saw. Aku mendengar Rasulullah saw bersabda: “Siapa pun
diantara kamu yang melihat kemungkaran, maka hendaklah ia mengubahnya
dengan tangannya. Namun jika ia tidak mampu (dengan tangannya), maka
hendaklah dengan lidahnya (berbicara). Jika ia juga tidak sanggup
melakukannya (dengan lidahnya), maka hendaklah ia mengubahnya dengan
hatinya. Yang demikian itu adalah selemah-lemahnya iman.
Kalau kita tidak sanggup mencegahnya atau takut akan membahayakan
diri sendiri, kita berusaha memberikan nasihat, kita pergunakan akal kita agar
dia membatalkan niatnya. Kalau tidak ada juga kesanggupan memberikan
nasihat, maka hendaklah kita menanamkan rasa benci kita, seperti menjauhkan
diri dari dia, tidak menggaulinya, tidak bermu’amalah dengan dia, tidak
memberikan salam dan tidak menyahut salamnya.
Nabi pernah bersikap seperti ini pada Ka’ab Ibn Malik, Mirarah bin
Rabi’ dan Hilal Ibn Umaiyah yang tidak mau ikut pertempuran Tabuk. Nabi
menyuruh para sahabat supaya menjauhkan diri dari tiga orang itu dan tidak
menyapanya. Lima puluh malam mereka dibiarkan begitu. Sehingga mereka
merasa gundah akibat boikot itu dan mereka menyesali perbuatannya lantaran
itu mereka bertaubat, taubat mereka diterima Allah.
Dalam hadits lain juga dijelaskan seperti hadits di bawah ini:
‫ من دعا الى هوى كان له من االجر‬: ‫عن ابى هريرة ايضا ان رسول هللا صلى هللا عليه وسلم قا ل‬
‫مثل اجور من تبعه الينقص ذلك من اجور هم شئا ومن دعا الى ضال لة كان عليه من االثم مثل ثام‬
                                             )‫من تبعه ال ينقص ذلك من ثا مهم شيء(رواه مسلم‬

“Dari Hurairah ra. Bahwasanya Rasulullah SAW bersabda : “Barang


siapa mengajak orang kepada suatu petunjuk (kebenaran) maka ia mendapat
pahala sebanyak pahala orang-orang yang mengikutinya dengan tanpa
mengurangi pahala mereka sedikit pun. Dan barang siapa mengajak kepada
kesesatan maka ia akan mendaat dosa seperti dosa-dosa orang yang
mengerjakannya dengan tidak mengurangi dosa mereka sedikit pun” (HR.
Muslim)
Ada tiga jenis perbuatan munkar yang harus dicegah secara sungguh-
sungguh:

5
1. Yang menyangkut hak Allah SWT.
2. Yang menyangkut hak manusia.
3. Yang menyangkut hak Allah dan manusia.
Ibadat merupakan hak Allah bila kita mengingkari hak Allah tersebut,
dianggap telah mengerjakan munkar . Di samping itu kita melanggar larangan
Allah, tidak berpuasa, minum-minuman yang memabukkan. Orang yang
memperdayakan minuman keras, jika dia beragama Islam, haruslah dihukum
dan dagangannya dirampas untuk dimusnahkan.
Sebagai anggota masyarakat, kita harus memperhatikan kemaslahatan
dan kepentingan orang lain. Dalam kaitan dengan kemunkaran terhadap hak
manusia , seperti contoh mendirikan bangunan yang menyebabkan tetangga
tak punya jalan keluar / masuk.
Ada pun perbuatan munkar yang menyangkut kepentingan Allah dan
kepentingan manusia, adalah seperti memindahkan jenazah dari tempatnya,
tanpa alasan yang jelas. Pemindahan yang mempunyai alasan yang jelas demi
kepentingan umum, tentu tidak termasuk perbuatan munkar.

D. Penurunan Azab Menimpa Semua Masyarakat


Apabila manusia melihat kemunkaran  dan tidak bisa merubahnya, 
Dikawatirkan Allah akan melimpahkan azab siksa-Nya secara merata.
Seperti kisah bani israil yang ada dalam Q.S Almaidah: 78-79

6
Artinya :
“Orang-orang kafir dari Bani Israil telah dilaknat melalui lisan
(ucapan) Dawud dan Isa putra Maryam. Yang demikian itu karena mereka
durhaka dan selalu melampaui batas.”(78)
“Mereka tidak saling mencegah perbuatan mungkar yang selalu
mereka perbuat. Sungguh, sangat buruk apa yang mereka perbuat.”(79)

Dalam hadits Rasulullah SAW bersabda :


‫ َّل‬c‫ض‬َ ‫ ُر ُكم َمن‬c‫ض‬ُ َ‫وا َعلَي ُكم الَي‬ccُ‫َيق َأنَّهُ ايُّهَا ِإنَّ ُك ٌم تَقٌ َرءُونَ هَ ِذه االيَةً (يَا اَيّهَا الّذينَ امن‬
ِ ‫صد‬ َ ‫ع ٌَن أبِي بَ ٌك ٍر ال‬
ّ ‫اس إ َذا راَ ُوا‬
‫ ِه‬c ‫ ُذوا على يَدَي‬c‫ا لِ َم فَلَ ٌم يَا ُخ‬cc‫الظ‬ َّ ‫عت رسول هللا عليه وسلّم يَقُو ُل‬
َ ّ‫إن الن‬ ُ ‫ِإ َذاهٌتَدَيتُم) َوإنّى َس ِم‬
ِ ‫ك اَ ٌن يَ ُع ّمهُ ْم هللا بِ ِعقا‬
 )‫ (رواه ابو د و الترمذي و النساء‬.ُ‫ب ِمنه‬ َ ‫اَ ٌو َش‬
 “Dari Abu Bakar Ash-Shiddiq ra, ia berkata : Wahai manusia,
hendaklah kalian membaca ayat ini : “Hai orang-orang yang beriman,
jagalah dirimu, tiadalah orang yang sesat itu akan memberi
mudharatkepadamu apabila kamu telah mendapatkan petunjuk. Dan
sesungguhnya saya mendengar Rasululllah SAW bersabda :” sesungguhnya
apabila orang-orang melihat orang yang bertindak aniaya kemudian mereka
tidak mencegahnya, maka kemungkinan besar Allah akan meratakan siksaan
kepada mereka, disebabkan perbuatan tersebut.” (HR. Abu Daud, Tirmidzi
dan An-Nasa’i)
Bila kemungkaran telah mewabah di masyarakat, maka siksa akan
turun menimpa semua orang, apakah dia sholeh ataukah tidak sholeh. Bila
tindakan orang-orang dzalim tidak ada yang mencegahnya, maka hampir saja
Allah Swt meratakan seluruh masyarakat dengan azabnya.

E. Manfaat Melakukan Amar Ma’ruf Nahi Munkar


Ada beberapa manfaat bila amar ma’ruf dan nahi munkar ditegakkan:
1. Kita akan menjadi bagian dari orang-orang mukmin.
2. Segala kebaikan akan diberikan siapa saja yang melakukan aksi amar
ma’ruf nahi munkar, yaitu, orang-orang yang lahir dari umat terbaik (umat
muslim).
3. Kita akan menjadi orang-orang yang shaleh.

7
4. Kita akan mendapatkan keselamatan apabila kita mencegah perbuatan
buruk (munkar).
5. Kita akan menjadi orang-orang yang meraih kemenangan.
6. Allah akan memberikan rahmat dan karunianya kepada kaum tersebut,
sehingga tercipta kerukunan, kedamaian dan ketentraman.
7. Akan dijauhkan dari Azab Allah.
8. Ilmu yang dibawa oleh para ulama (sebagai pewaris para nabi) akan
terjaga dengan baik, sehingga dijauhkan dari kesesatan dalam menuntut
ilmu, yaitu niat/motivasi yang salah dan belajar pada orang yang salah.
Dengan terjaganya para ulama yang sholeh, maka akan lahirlah umara
(penguasa) yang baik dan mampu memimpin umatnya dengan adil.
Namun tidak bisa dipungkiri, saat ini kema’rufan telah digerus oleh
derasnya arus kemunkaran. Hal ini terjadi karena kemunkaran telah dibungkus
dengan performa yang menarik, sehingga hampir seluruh lapisan masyarakat
mampu menikmatinya. Begitu mudahnya kemunkaran sudah masuk dalam
celah-celah sempit dalam rumah melalui media cetak dan elektronik, yang
setiap hari dikonsumsi oleh masyarakat. Tentu ini sangat berbahaya, karena
kemunkaran/kebathilan yang secara terus-menerus disuguhkan dan
diinformasikan, apalagi didesain dengan performa yang menarik, maka sangat
mungkin kemunkaran itu akan dianggap sebagai kebaikan dan kemudian
dijadikan sebagai kebiasaan.
Untuk menghadang arus kemunkaran ini diperlukan benteng yang
kokoh, yaitu dari diri kaum muslim sendiri yang harus sadar akan tugas dan
kewajibannya sebagai hamba Allah. Kesadaran inilah yang akan
mengantarkannya untuk menjadi seorang yang muttaqin, dan mampu
menjalankan amar ma’ruf nahi munkar dengan baik.
Ketika kita ingin menyelamatkan umat secara keseluruhan dari bahaya
kemunkaran, maka hendaklah dimulai dari diri sendiri dan keluarga kita. Dan
jika Allah dan Rasul Nya telah memberikan rambu-rambu yang tegas dan
jelas, maka sebagai seorang muslim yang taat sudah sepatutnya untuk berucap
sami’na wa atho’na.

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Amar ma'ruf nahi munkar adalah mengajak kepada kebaikan dan
mencegah kepada kemunkaran, ini merupakan kewajiban kita sebagai umat
muslim yang baik.  Apabila perintah ini tidak dijalankan, niscaya fungsi
kenabian itu akan lenyap, agama akan hancur, kesesatan akan merajalela,
kebodohan akan subur, kerusakan ada di mana-mana, negeri menjadi hancur,
dan seluruh manusia menjadi binasa. Siapa saja yang melihat kemunkaran
maka tugasnya adalah merubah dengan tangannya, apabila tidak mampu maka
rubahlah dengan lisannya, bila tidak mampu juga rubahlah dengan hati, dan
itulah selemah-lemahnya iman.
Sesungguhnya, amar ma’ruf nahi munkar memiliki manfaat yang
sangat banyak, misalnya, kita akan masuk kepada pintu kemenangan dan
kebahagiaan. Kita pun akan menjadi bagian dari orang-orang mukmin. Inilah
seruan dari seluruh kebaikan.

B. Saran
Demikianlah makalah yang kami buat, kami  menyadari bahwa dalam
penulisan makalah ini banyak kesalahan dan kekurangan untuk itu kritik dan
saran yang konstruktif demi kesempurnaan makalah ini sangat kami
harapkan. Besar harapan kami, semoga makalah ini bisa memberikan manfaat
bagi pembaca umumnya dan pemakalah khususnya. Amin

9
DAFTAR PUSTAKA

Abduh, Ahmad, Iwudh. Mutiara Hadis Qudsi. Bandung: Mizan Pustaka. 2006


Ash Shiddiqiey, Teungku, Muhammad, Hasbi. Al-Islam. Semarang: PT Pustaka
Rizki Putra. 2001
Haqqi, Ahmad, Muadz. Hadits Akhlak. Surabaya: Pustaka As-Sunnah. 2003
Muslim, Imam. Shahih Muslim. Bairut: Darul Fikri.
Qasyimi, Muhammad, Jamaludin. Roudhlotul Mu’minin terjemah Abu
Ridho. Semarang: Assyifa. 1993
Tirmidhi, Imam. Sunan At Tirmidhi. Bairut: Darul Kutub Al-Ilmiyah
Muawiyah, Abu. Amar Ma’ruf Nahi Munkar.
http://al-atsariyyah.com/2008/10/06/amar-maruf-dan-nahi-mungkar.html

10

Anda mungkin juga menyukai