Tentang
PERKEMBANGAN PELAYANAN FARMASI ERA 4.0
Disusun Oleh :
1. ALANG ARASHI
2. ALFITRI YENI
3. ASTI APRILIA NANDINI
4. DIAN ASTRIANA
5. DIAN ISLAMI
Puji syukur senantiasa kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah
memberikan kekuatan serta rahmat-Nya kepada kami sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang “Perkembangan Pelayanan Farmasi Era 4.0” ini
tepat pada waktunya.
Kami mengucapkan terima kasih yang sangat banyak kepada semua pihak
yang telah membantu demi terselesainya makalah sejarah ini.
Dalam penyusunan makalah ini, tentu masih terdapat banyak kekurangan.
Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat membangun dan inovatif sangat
kami harapkan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
A. Latar Belakanh....................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................1
C. Tujuan Penulisan................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN................................................................................2
A. Sejarah Kefarmasian...........................................................................2
B. Perkembangan Ilmu Kefarmasian Saat Ini.........................................2
C. Revolusi Industri 4.0...........................................................................3
D. Hubungan Dunia Kefarmasian Dengan Perkembangan Revolusi Industri
4.0.......................................................................................................6
E. Perkembangan Pelayanan Farmasi Era 4.0.........................................7
BAB III PENUTUP .....................................................................................11
A. Kesimpulan.......................................................................................11
B. Saran.................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Farmasi merupakan salah satu bidang professional kesehatan yang
merupakan kombinasi dari ilmu kesehatan dan ilmu kimia, yang mempunyai
tanggung-jawab memastikan efektivitas dan keamanan pengunaan obat.
Ruang lingkup dari praktek farmasi termasuk praktik farmasi Tradisional
seperti peracikan dan penyediaan sediaan obat, serta pelayanan farmasi
modern yang berhubungan dengan layanan terhadap pasien (pantient care)
diantaranya layanan klinik, evaluasi efikasi dan keamanan penggunaan obat
dan penyediaan informasi obat.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam pembuatan makalah ini yaitu
“bagaimanakah perkembangan pelayanan farmasi era 4.0”?
C. Tujuan
1. Agar mahasiswa mampu memahami dan mengetahui dengan jelas sejarah
perkembangan farmasi.
2. Agar mahasiswa mampu mengetahui tentang ilmu kefarmasian saat ini
3. Agar mahasiswa mampu memahami tentang revolusi industri 4.0
4. Agar mahasiswa mampu memahami tentang hubungan kefarmasian
dengan perkembangan revolusi 4.0
5. Agar mahasiswa mampu mengerti dengan jelas tentang perkembangan
dunia farmasi di era revolusi industry 4.0 ini.
6. Agar mahasiswa memahami tentang momentum – momentum dalam dunia
kefarmasian.
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Kefarmasian
Kata farmasi berasal dari kata ”PHARMACON” yang merupakan
bahasa yunani yang berarti (RACUN) atau (OBAT). Farmasi merupakan
profesi kesehatan yang meliputi kegiatan di bidang penemuan,
pengembangan, produksi, pengolahan, peracikan informasi obat dan distribusi
obat :
Beberapa Ilmuwan yang berjasa dalam pengembangan farmasi dan
kedokteran adalah :
1. Gelan ( 130-200 SM ), adalah dokter dan ahli farmasi bangsa yunani.
Karyanya dalam ilmu kedokteran dan obat-obatan yang berasal dari alam,
formula dan sediaan farmasi yaitu farmasi galenika.
2. Philipus Aureulus Theopratus Bombatus Van Hohenheim ( 1493-1541 SM
) adalah seorang dokter dan ahli kimia darin swiss yang menyebut dirinya
paracelcus, sangat besar pengaruhnya terhadap perubahan farmasi,
menyampaikan bahan obat spesifik dan memperkenalkan zat kimia
sebagai obat internal.
3. Hipocrates (460 – 370 ) adalah dokter yunani yang memperkenalkan farmasi
dan kedokteran secara ilmiah . hipocrates disebut sebagai bapak ilmu
kedokteran.
4. Dioscorides ( abad ke-1 SM ), adalah ahli botani yunani,merupakan orang
pertama yangm menggunakan tumbuh-tumbuhan sebagai ilmu farmasi
terapan. Karyanya De Materia Medica. Obat obatan yang dibuatnya yaitu :
Aspirindium, Opium, dan Cinnamon.
2
yang lain,misalnya Italia,Inggris, Jerman dll. Di Amerika sekolah farmasi
pertama berdiri pada tahun 1821 di Philadelphia.
2. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan kefarmasian, maka ilmu
farmasipun mengalami perkembangan sehingga terpecah menjadi ilmu
yang lebih khusus, tetapi saling berkaitan, misalnya Farmakologi,
Farmakognosi, Gelanika, dan Kimi farmasi.
3. Perkembangan farmasi di Indonesia sudah di mulai sejak zaman Belanda
sehingga buku pedoman maupun undang-undang yang berlaku pada waktu
ituberkiblat pada negeri Belanda. Setelah kemerdekaan, buku pedoman
maupun undang-undang yang dirasai masih cocok tetapi dipertahankan,
sedangkan yang tidak sesuai lagi dihilangkan.
4. Sejarah industri farmasi moderan dimulai 1897 ketika Felix Hoffman
menemukan cara menambahkan dua atom ekstra karbon dan lima atom
dan ekstra hydrogen ke dalam sari pati kulit kayu willow. Hasil penemuan
ini dikenal dengan nama Aspirin, yang akhirnya menyebabkan lahirnya
perusahaan industri farmasi moderan di dunia, yaitu Bayer. Selanjutnya,
perkembangan (R&D) pasca perang dunia I. Kemudian, pada perang dunia
II para pakar berusaha menemukan obat-obatan secara massal, seperti obat
TBC, hormaon steroid, dan kontrasepsi serta antipsikotika.
5. Sejak saat itulah, dunia farmasi (industry&pendidikan) terus berkembang
dengan didukung oleh berbagai penemuan dibidang lain, misalnya
penggunaan bioteknologi. Sekolah-sekolah farmasi saat ini hampir di
jumpai di seluruh dunia.
3
2. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah mengubah dunia
sebagai mana revolusi generasi pertama melahirkan sejarah ketika tenaga
manusia dan hewan digantikan oleh kemunculan mesin. Salah satunya
adalah kemunculan mesin uap pada abad ke 18. Revolusi ini dicatat oleh
sejarah berhasil menggerak naik perekonomian secara dramatis dimana
selama dua abad setelah revolusi industri terjadi peningkatan rata-rata
pendapatan perkapita negara-negara didunia menjadi enam kali lipat .
3. Berikutnya , pada revolusi industri generasi kedua ditandai dengan
kemunculan pembangkit tenaga listrik dan motor pembakaran dalam
(combustion chamber ). Penemuan ini memicu kemunculan pesawat
telepon, mobil, pesawat terbang dll. Yang mengubah wajah dunia secara
signifikan. Kemudian , revolusin industry generasi ketiga ditandai dengan
kemunculan teknologi digital dan internet.
4. Selanjutnya, pada revolusi industry generasi keempat, seperti yang telah
disampaikan pada pembukaan tulisan ini, telah menemukan pola ketika
disruptif teknologi (disruptive technology) hadir begitu cepat dan
mengancam keberadaan perusahaan-perusahaan incumbent. Sejara telah
mencatat bahwa revolusi industri telah banyak menelan korban dengan
matinya perusahaan-perusahaan raksasa.
5. Lebih dari itu, pada era industry generasi keempat ini, ukuran besar
perusahaan tidak menjadi jaminan, namun kelincahan peruhaan menjadi
kunci keberhasilan meraih prestasi dengan cepat. Hal ini ditunjukkan oleh
uber yang mengancam pemain-pemain besar pada industri transportasi
diseluruh dunia atau Airbnb yang mengancam pemain-pemain utama di
industri jasa pariwisata. Ini membuktikan bahwa yang cepat dapat
memangsa yang lambat dan bukan yang besar memangsa yang kecil.
6. Oleh sebab itu, perusahaan harus peka dan melakukan instropeksi diri
sehingga mampu mendeteksi posisinya ditengah perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Sebagai panduan untuk melakukan intropeksi
diri, McKinsey&Company memaparkannyadalam laporan berjudul An
Incumbent’s Guide to Digital Disruption yang memformulasikan empat
tahapan posisi perusahaan ditengah era discruptif teknologi.
4
a. Tahap pertama , sinyal ditengah kebisingan ( signals amidst the noise).
Pada tahun 1990, polygram dicatat sebagai salah satu perusahaan
recording terbesar didunia. Namu, pada tahun 1998 perusahaan ini dijual
ketika teknologi MP3 baru saja ditemuakan sehingga pemilik masih
merasakan puncak kejayaan polygram pada saat itu dan memperoleh nilai
(value) penjualan yang optimal.
b. Tahap kedua,perubahan lingkungan bisnis tampak jelas (change takes
hold).Pada tahap ini perubahan sudah tampak jelas baik secara teknologi
maupun dari sisi ekonomis, namun dampaknya pada kinerja keuangan
masih relatife tidak signifikan sehingga belum dapat disimpulkan apakah
model bisnis baru akan lebih menguntungkan atau sebaliknya dalam
jangka panjang. Namun, dampak yang belum signifikan ini ditanggapi
secara serius oleh Netflix tahun 2011 ketika menganibal bisnis inti
mereka yakni menggeser fokus bisnis dari penyewaan DVD menjadi
streaming. Ini merupakan keputusan besar yang berhasil menjaga
keputusan besar yang berhasil menjaga keberlangsungan perusahaan pada
kemudian hari sehingga tidak mengikuti kebangkrutan
pesaingannya,Blockbuster.
c. Tahap ketiga,transformasi yang tak terelakan (the inevitable
transformation). Pada tahap ini.model bisnis baru sudah teruji dan terbukti
lebih baik dari model bisnis yang lama.Oleh sebab itu, perusahaan
incumbent akan mengakselerrasi transformasi menuju model bisnis
baru.Namun demikian transformasi pada tahap ini akan lebih berat
mengingat perusahaan incumbent relative sudah besar dan
gemuk.Sehingga tidak selincah dan seadaptif perusahaan-perusahaan
pendatang baru (startup company)yang hadir dengan model bisnis baru.
Oleh sebab itu,pada tahap ini perusahaan sudah tertekan pada sisi kinerja
keuangan sehingga akan menekan budget bahkan mengurangi beberapa
aktivitas bisnis dan focus hanya pada inti bisnis perusahaan incumbent.
d. Tahap keempat,adaptasi pada keseimbangan baru(adapting to the new
normal).Pada tahap ini,perusahaan incumbent sudah tidak memiliki pilihan
lain selain menerima dan menyesuaikan pada keseimbangan baru karena
5
fundamental industri sudah birubah dan juga perusahaan incumbent tidak
menjadi pemain yang dominan. Perusahaan incumbent hanya dapat
berupaya untuk tetap bertahan di tengah terpaan kompetisi. Pada tahap ini
pun para pengambil keputusan diperusahaan incumbent perlu jeli dalam
mengambul keputusan seperti halnya kadok yang keluar lenbih cepat dari
industri fotografi sehingga tidak mengalami keterperosokan yang
semakin dalam.berangkat dari tahapan-tahapan ini seyogiannya masing-
masing perusahaan dapat melakukan deteksi dini posisi perusahaan
sehingga dapat menetapkan langkah antisipasi yang tepat.
6
dengan melaksanakan berbagai program dan kebijakan srategi yang
memperkuat struktur sektornya. Misalnya, dengan memasuki era industry 4.0
saat ini, transformasi ke arah teknologi digital dinilai akan menciptakan nilai
tambah tinggi didalam negeri. Lebih lanjut, kementrian perindustrian juga
tengah memfokuskan pengembangan pendidikan vokasi industri yang berbasis
kompetensi. Program ini mengusung konsep keterkaitan dan kesepadanan
(link and match) antara dunia pendidikan dengan dunia industri sehingga
menghasilkan tenaga kerja yang terampil dan mampu bersaing hingga di
kancah internasional.
7
penemuan mesin uap untuk mendukung mesin produksi, kereta api dan kapal
layar. Berbagai peralatan kerja yang semula bergantung pada tenaga manusia
dan hewan kemudian digantikan dengan tenaga mesin uap. Dampaknya,
produksi dapat dilipatgandakan dan didistribusikan ke berbagai wilayah secara
lebih masif. Namun demikian, revolusi industri ini juga menimbulkan dampak
negatif dalam bentuk pengangguran masal.
Ditemukannya enerji listrik dan konsep pembagian tenaga kerja untuk
menghasilkan produksi dalam jumlah besar pada awal abad 19 telah menandai
lahirnya revolusi industri 2.0. Enerji listrik mendorong para imuwan untuk
menemukan berbagai teknologi lainnya seperti lampu, mesin telegraf, dan
teknologi ban berjalan. Puncaknya, diperoleh efesiensi produksi hingga 300
persen.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat
pada awal abad 20 telah melahirkan teknologi informasi dan proses produksi
yang dikendalikan secara otomatis. Mesin industri tidak lagi dikendalikan oleh
tenaga manusia tetapi menggunakan Programmable Logic Controller (PLC)
atau sistem otomatisasi berbasis komputer. Dampaknya, biaya produksi
menjadi semakin murah. Teknologi informasi juga semakin maju diantaranya
teknologi kamera yang terintegrasi dengan mobile phone dan semakin
berkembangnya industri kreatif di dunia musik dengan ditemukannya musik
digital.
Revolusi industri mengalami puncaknya saat ini dengan lahirnya
teknologi digital yang berdampak masif terhadap hidup manusia di seluruh
dunia. Revolusi industri terkini atau generasi keempat mendorong sistem
otomatisasi di dalam semua proses aktivitas. Teknologi internet yang semakin
masif tidak hanya menghubungkan jutaan manusia di seluruh dunia tetapi juga
telah menjadi basis bagi transaksi perdagangan dan transportasi secara online.
Munculnya bisnis transportasi online seperti Gojek, Uber dan Grab
menunjukkan integrasi aktivitas manusia dengan teknologi informasi dan
ekonomi menjadi semakin meningkat. Berkembangnya teknologi autonomous
vehicle (mobil tanpa supir), drone, aplikasi media sosial, bioteknologi dan
8
nanoteknologi semakin menegaskan bahwa dunia dan kehidupan manusia
telah berubah secara fundamental.
Seperti yang disampaikan oleh Presiden Joko Widodo, revolusi
industri 4.0 telah mendorong inovasi-inovasi teknologi yang memberikan
dampak disrupsi atau perubahan fundamental terhadap kehidupan masyarakat.
Perubahan-perubahan tak terduga.
Kita menyaksikan pertarungan antara taksi konvensional versus taksi
online atau ojek pangkalan vs ojek online. Publik tidak pernah menduga
sebelumnya bahwa ojek/taksi yang populer dimanfaatkan masyarakat untuk
kepentingan mobilitas manusia berhasil ditingkatkan kemanfaatannya dengan
sistem aplikasi berbasis internet. Dampaknya, publik menjadi lebih mudah
untuk mendapatkan layanan transportasi dan bahkan dengan harga yang sangat
terjangkau.
Yang lebih tidak terduga, layanan ojek online tidak sebatas sebagai alat
transportasi alternatif tetapi juga merambah hingga bisnis layanan antar
(online delivery order). Dengan kata lain, teknologi online telah membawa
perubahan yang besar terhadap peradaban manusia dan ekonomi.
Menurut Prof Rhenald Kasali (2017), disrupsi tidak hanya bermakna
fenomena perubahan hari ini (today change) tetapi juga mencerminkan makna
fenomena perubahan hari esok (the future change). Prof Clayton M.
Christensen, ahli administrasi bisnis dari Harvard Business School,
menjelaskan bahwa era disrupsi telah mengganggu atau merusak pasar-pasar
yang telah ada sebelumnya tetapi juga mendorong pengembangan produk atau
layanan yang tidak terduga pasar sebelunya, menciptakan konsumen yang
beragam dan berdampak terhadap harga yang semakin murah. Dengan
demikian, era disrupsi akan terus melahirkan perubahan-perubahan yang
signifikan untuk merespon tuntutan dan kebutuhan konsumen di masa yang
akan datang.
Perubahan di era disrupsi menurut Prof Kasali (2017) pada hakikatnya
tidak hanya berada pada perubahan cara atau strategi tetapi juga pada pada
aspek fundamental bisnis. Domain era disrupsi merambah dari mulai struktur
biaya, budaya hingga pada ideologi industri. Implikasinya, pengelolaan bisnis
9
tidak lagi berpusat pada kepemilikan individual, tetapi menjadi pembagian
peran atau kolaborasi atau gotong royong. Di dalam dunia perguruan tinggi,
fenomena disrupsi ini dapat kita lihat dari berkembangnya riset-riset
kolaborasi antar peneliti dari berbagai disiplin ilmu dan perguruan tinggi.
Riset tidak lagi berorientasi pada penyelesaian masalah (problem solving)
tetapi didorong untuk menemukan potensi masalah maupun potensi nilai
ekonomi yang dapat membantu masyarakat untuk mengantisipasi berbagai
masalah sosial ekonomi dan politik di masa depan.
10
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Revolusi industri saat ini memasuki fase keempat. Perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat memberikan dampak yang besar
terhadap kehidupan manusia. Banyak kemudahan dan inovasi yang diperoleh
dengan adanya dukungan teknologi digital. Layanan menjadi lebih cepat dan
efisien serta memiliki jangkauan koneksi yang lebih luas dengan sistem
online. Hidup menjadi lebih mudah dan murah.
Namun demikian, digitalisasi program juga membawa dampak negatif.
Peran manusia setahap demi setahap diambil alih oleh mesin otomatis.
Akibatnya, jumlah pengangguran semakin meningkat. Hal ini tentu saja akan
menambah beban masalah lokal maupun nasional.
B. Saran
1. Untuk mahasiswa agar lebih mengetahui lagi dan terus belajar tentang para
ilmuan farmasi yang ada di dunia farmsi.
2. Untuk mahasiswa agar bisa terus update dalam perkembangan
perkembangan ilmu farmasi di era revolusi 4.0
3. Dunia indusrti juga harus dapat mengembangkan strategi transformasi
dengan mempertimbangkan perkembangan sektor ketenaga kerjaan karena
transformasi industri.
11
DAFTAR PUSTAKA
Pekerjaan yang diprediksi punah akibat revolusi industri apa saja. (2018).
Diambil 28 Maret 2018 dari https://regional.kompas.com/
read/2018/01/31/17225241/pekerjaan-yang-diprediksi-punah-akibat-
revolusi-industri-apa-saja
Where machines could replace humans – and where they can’t (yet). (2017).
Diambil 28 Maret 2018 dari https://public.tableau.com/profile/
mckinsey.analytics#!/vizhome/InternationalAutomation/
WhereMachines CanReplaceHuma
12