Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

Tentang
PERKEMBANGAN PELAYANAN FARMASI ERA 4.0

Disusun Oleh :

1. ALANG ARASHI
2. ALFITRI YENI
3. ASTI APRILIA NANDINI
4. DIAN ASTRIANA
5. DIAN ISLAMI

PROGRAM STUDI S-1 FARMASI


FAKULTAS MATARAM
UNIVERSITAS QAMARUL HUDA BADARUDDIN BAGU
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah
memberikan kekuatan serta rahmat-Nya kepada kami sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang “Perkembangan Pelayanan Farmasi Era 4.0” ini
tepat pada waktunya.
Kami mengucapkan terima kasih yang sangat banyak kepada semua pihak
yang telah membantu demi terselesainya makalah sejarah ini.
Dalam penyusunan makalah ini, tentu masih terdapat banyak kekurangan.
Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat membangun dan inovatif sangat
kami harapkan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca.

Bagu, 05 November 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
A. Latar Belakanh....................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................1
C. Tujuan Penulisan................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN................................................................................2
A. Sejarah Kefarmasian...........................................................................2
B. Perkembangan Ilmu Kefarmasian Saat Ini.........................................2
C. Revolusi Industri 4.0...........................................................................3
D. Hubungan Dunia Kefarmasian Dengan Perkembangan Revolusi Industri
4.0.......................................................................................................6
E. Perkembangan Pelayanan Farmasi Era 4.0.........................................7
BAB III PENUTUP .....................................................................................11
A. Kesimpulan.......................................................................................11
B. Saran.................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Farmasi merupakan salah satu bidang professional kesehatan  yang
merupakan kombinasi dari ilmu kesehatan dan ilmu kimia, yang mempunyai
tanggung-jawab memastikan efektivitas dan keamanan pengunaan obat.
Ruang lingkup dari praktek farmasi termasuk praktik farmasi Tradisional
seperti peracikan dan penyediaan sediaan obat, serta pelayanan farmasi 
modern yang berhubungan dengan layanan terhadap pasien (pantient care) 
diantaranya layanan klinik, evaluasi efikasi dan keamanan penggunaan obat
dan penyediaan informasi obat.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam pembuatan makalah ini yaitu
“bagaimanakah perkembangan pelayanan farmasi era 4.0”?

C. Tujuan
1. Agar mahasiswa mampu memahami dan mengetahui dengan jelas sejarah
perkembangan farmasi.
2. Agar  mahasiswa mampu mengetahui tentang ilmu kefarmasian saat ini
3. Agar mahasiswa mampu memahami tentang revolusi industri 4.0
4. Agar mahasiswa mampu memahami tentang hubungan kefarmasian
dengan perkembangan revolusi 4.0
5. Agar mahasiswa mampu mengerti dengan jelas tentang perkembangan
dunia farmasi di era revolusi industry 4.0 ini.
6. Agar mahasiswa memahami tentang momentum – momentum dalam dunia
kefarmasian.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Kefarmasian
Kata farmasi berasal dari kata ”PHARMACON” yang merupakan
bahasa yunani yang berarti (RACUN) atau (OBAT). Farmasi merupakan
profesi kesehatan yang meliputi  kegiatan di bidang penemuan,
pengembangan, produksi, pengolahan, peracikan informasi obat dan distribusi
obat :
 Beberapa Ilmuwan  yang berjasa dalam pengembangan farmasi dan
kedokteran adalah :
1. Gelan  ( 130-200 SM ), adalah dokter dan ahli farmasi bangsa yunani.
Karyanya dalam ilmu kedokteran dan obat-obatan yang berasal dari alam,
formula dan sediaan farmasi yaitu farmasi galenika.
2. Philipus Aureulus Theopratus Bombatus Van Hohenheim ( 1493-1541 SM
) adalah seorang dokter dan ahli kimia darin swiss yang menyebut dirinya
paracelcus, sangat besar pengaruhnya terhadap perubahan farmasi,
menyampaikan bahan obat spesifik dan memperkenalkan zat kimia
sebagai obat internal.
3. Hipocrates (460 – 370 ) adalah dokter yunani yang memperkenalkan farmasi
dan kedokteran secara ilmiah . hipocrates disebut sebagai bapak ilmu
kedokteran.
4. Dioscorides ( abad ke-1 SM ), adalah ahli botani yunani,merupakan orang
pertama yangm menggunakan tumbuh-tumbuhan sebagai ilmu farmasi
terapan. Karyanya De Materia Medica. Obat obatan yang dibuatnya yaitu :
Aspirindium, Opium, dan Cinnamon.

B. Perkembangan Ilmu Kefarmasian Saat Ini


1. Ilmu kefarmasian baru menjadi ilmu pengetahuan sesungguhnya pada
abad ke XVII di Perancis. Pada tahun 1797 telah berdiri sekolah farmasi
yang pertama di perancis dan buku tentang farmasi mulai diterbitkan
dalam beberapa bentuk antara lain buku pelajaran,majalah,farmakope
maupun komentar. Kemajuan di perancis ini di ikuti oleh Negara Eropa

2
yang lain,misalnya Italia,Inggris, Jerman dll. Di Amerika sekolah farmasi
pertama berdiri pada tahun 1821 di Philadelphia.
2. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan  kefarmasian, maka ilmu
farmasipun mengalami perkembangan sehingga terpecah menjadi ilmu
yang lebih khusus, tetapi saling berkaitan, misalnya Farmakologi,
Farmakognosi, Gelanika, dan Kimi farmasi.
3. Perkembangan farmasi di Indonesia sudah di mulai sejak zaman Belanda
sehingga buku pedoman maupun undang-undang yang berlaku pada waktu
ituberkiblat pada negeri Belanda. Setelah kemerdekaan, buku pedoman
maupun undang-undang yang dirasai masih cocok tetapi dipertahankan,
sedangkan yang tidak sesuai lagi dihilangkan.
4. Sejarah industri farmasi moderan dimulai 1897 ketika Felix Hoffman
menemukan cara menambahkan dua atom ekstra karbon dan lima atom
dan ekstra hydrogen ke dalam sari pati kulit kayu willow. Hasil penemuan
ini dikenal dengan nama Aspirin, yang akhirnya menyebabkan lahirnya
perusahaan industri farmasi moderan di dunia, yaitu Bayer. Selanjutnya,
perkembangan (R&D) pasca perang dunia I. Kemudian, pada perang dunia
II para pakar berusaha menemukan obat-obatan secara massal, seperti obat
TBC, hormaon steroid, dan kontrasepsi serta antipsikotika.
5. Sejak saat itulah, dunia farmasi (industry&pendidikan) terus berkembang
dengan didukung oleh berbagai penemuan dibidang lain, misalnya
penggunaan bioteknologi. Sekolah-sekolah farmasi saat ini hampir di
jumpai di seluruh dunia.

C. Revolusi Industri 4.0


1. Revolusi industri generasi keempat ini ditandai dengan kemunculan super
computer, robot pintar, kendaraan tanpa pengemudi, editing genetik dan
perkembangan neuroteknologi yang memungkinkan manusia untuk lebih
mengoptimalkan fungsi otak. Hal ini lah yang disampaikan oleh Klaus
schwab, founderdan executive chairman of the world economic forum
dalam bukunya the fourth industrial revolution.

3
2. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah mengubah dunia
sebagai mana revolusi generasi pertama melahirkan sejarah  ketika tenaga
manusia dan hewan digantikan oleh kemunculan mesin. Salah satunya
adalah  kemunculan mesin uap pada abad ke 18. Revolusi ini dicatat oleh
sejarah berhasil menggerak naik perekonomian secara dramatis dimana
selama dua abad setelah revolusi industri terjadi peningkatan rata-rata
pendapatan  perkapita negara-negara didunia menjadi enam kali lipat .
3. Berikutnya , pada revolusi industri generasi kedua ditandai dengan
kemunculan pembangkit tenaga listrik dan motor pembakaran dalam
(combustion chamber ). Penemuan ini  memicu kemunculan pesawat
telepon,  mobil, pesawat terbang  dll. Yang mengubah wajah dunia secara
signifikan. Kemudian , revolusin industry generasi ketiga ditandai dengan
kemunculan teknologi digital dan internet.
4. Selanjutnya, pada revolusi industry generasi keempat, seperti yang telah
disampaikan pada pembukaan tulisan ini, telah menemukan pola ketika
disruptif teknologi (disruptive technology) hadir begitu cepat dan
mengancam keberadaan perusahaan-perusahaan incumbent. Sejara telah
mencatat bahwa revolusi industri telah banyak menelan korban dengan
matinya perusahaan-perusahaan raksasa.
5. Lebih dari itu, pada era industry  generasi keempat ini, ukuran besar
perusahaan tidak menjadi jaminan, namun kelincahan peruhaan menjadi
kunci keberhasilan meraih prestasi dengan cepat. Hal ini ditunjukkan oleh
uber yang mengancam pemain-pemain besar pada industri  transportasi
diseluruh dunia atau Airbnb yang mengancam pemain-pemain utama di
industri jasa pariwisata. Ini membuktikan bahwa yang cepat dapat
memangsa yang lambat dan bukan yang besar memangsa yang kecil.
6. Oleh sebab itu, perusahaan harus peka dan melakukan instropeksi diri
sehingga mampu mendeteksi posisinya ditengah perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Sebagai panduan untuk melakukan intropeksi
diri, McKinsey&Company memaparkannyadalam laporan berjudul An
Incumbent’s Guide to Digital Disruption yang memformulasikan empat
tahapan posisi perusahaan ditengah era discruptif teknologi.

4
a. Tahap pertama , sinyal ditengah kebisingan ( signals amidst the noise).
Pada tahun 1990, polygram dicatat sebagai salah satu perusahaan
recording terbesar didunia. Namu, pada tahun 1998 perusahaan ini dijual
ketika teknologi MP3 baru saja ditemuakan sehingga pemilik masih
merasakan puncak kejayaan polygram pada saat itu dan memperoleh nilai
(value) penjualan yang optimal.
b. Tahap kedua,perubahan lingkungan bisnis tampak jelas (change takes
hold).Pada tahap ini perubahan sudah tampak jelas baik  secara teknologi
maupun dari sisi ekonomis, namun dampaknya pada kinerja keuangan
masih relatife tidak signifikan sehingga belum dapat disimpulkan apakah
model  bisnis baru akan lebih menguntungkan atau sebaliknya dalam
jangka panjang. Namun, dampak yang belum signifikan ini ditanggapi
secara serius oleh Netflix tahun 2011 ketika menganibal  bisnis inti
mereka yakni menggeser fokus bisnis dari penyewaan DVD menjadi
streaming. Ini merupakan keputusan besar yang berhasil menjaga
keputusan besar yang berhasil menjaga keberlangsungan perusahaan pada
kemudian hari sehingga tidak mengikuti kebangkrutan
pesaingannya,Blockbuster.
c. Tahap ketiga,transformasi   yang tak terelakan (the inevitable
transformation). Pada tahap ini.model bisnis baru sudah teruji dan terbukti
lebih baik dari model bisnis yang lama.Oleh sebab itu, perusahaan
incumbent akan mengakselerrasi transformasi  menuju model bisnis
baru.Namun demikian transformasi pada tahap ini akan lebih berat
mengingat perusahaan incumbent relative sudah besar dan
gemuk.Sehingga tidak selincah dan seadaptif perusahaan-perusahaan
pendatang  baru  (startup company)yang hadir dengan model bisnis baru.
Oleh sebab itu,pada tahap ini perusahaan sudah tertekan pada sisi kinerja
keuangan sehingga akan menekan budget bahkan mengurangi beberapa
aktivitas bisnis  dan focus hanya pada inti bisnis perusahaan incumbent.
d. Tahap keempat,adaptasi pada keseimbangan baru(adapting to the new
normal).Pada tahap ini,perusahaan incumbent sudah tidak memiliki pilihan
lain selain menerima dan menyesuaikan pada keseimbangan baru karena

5
fundamental industri sudah birubah dan juga perusahaan incumbent tidak
menjadi pemain yang dominan. Perusahaan incumbent hanya dapat
berupaya untuk tetap bertahan di tengah terpaan kompetisi. Pada tahap ini
pun para  pengambil  keputusan diperusahaan  incumbent perlu jeli dalam
mengambul keputusan seperti  halnya kadok yang keluar lenbih cepat dari
industri  fotografi  sehingga tidak mengalami keterperosokan  yang
semakin dalam.berangkat dari tahapan-tahapan ini seyogiannya masing-
masing perusahaan  dapat melakukan deteksi dini posisi perusahaan
sehingga dapat menetapkan langkah antisipasi yang tepat.

D. Hubungan Dunia Kefarmasian Dengan Perkembangan Revolusi Industri


4.0
Seiring dengan berkembangnya zaman, kebutuhan akan sesuatu yang
serba instan, mudah dan praktis menjadi primadona di khalayak ramai.
Dengan berkembangnya jaringan internet yang semakin memanjakan
masyarakat, dengan perkembangan teknologi ini juga ikut eksis dalam dunia
kesehatan terutama kefarmasian. Kementrian perindustrian mendorong
industri farmasi nasional untuk menciptakan produk biofarmasi dengan
memanfaatkan sumber bahan baku alam, mengingat potensi besar yang ada di
dalam negeri upaya ini seiring dengan langkah strategi dalam menerapkan
revolusi industri 4.0 di Indonesia sekaligus mengurangi ketergantungan
terhadap bahan baku impor berbasis kimia. Mentri perindustrian menjelaskan
guna memacu tumbuhnya inovasi, produk di sektor industri, pemerintah
tengah memfasilitasi pemberian insentif. Salah satu yang akan didorong
adalah biofarmasi. Jadi daya saing industri ini akan dipacu dengan
menciptakan subsitusi impor yang membangun pabrik bahan baku obat di
Indonesia. Penyelenggaraan pameran industri farmasi, kosmetik dan jamu
tahun 2018 diikuti sebanyak 45 peserta yang terdiri dari 22 perusahaan
farmasi. Tujuan ajang yang berlangsung pada 10 – 13 juli 2018 ini adalah
mempromosikan produk. Industri farmasi, kosmetik, dan jamu yang telah
berkualitas dan sesuai standar agar dapat memperluas pasarnya baik di
domestik maupun ekspor. Oleh karena itu kementrian perindustrian tersebut

6
dengan melaksanakan berbagai program dan kebijakan srategi yang
memperkuat struktur sektornya. Misalnya, dengan memasuki era industry 4.0
saat ini, transformasi ke arah  teknologi digital dinilai akan menciptakan nilai
tambah tinggi didalam negeri. Lebih lanjut, kementrian perindustrian juga
tengah memfokuskan pengembangan pendidikan vokasi industri yang berbasis
kompetensi. Program ini mengusung konsep keterkaitan dan kesepadanan
(link and match) antara dunia pendidikan dengan dunia industri sehingga
menghasilkan tenaga kerja yang terampil dan mampu bersaing hingga di
kancah internasional.

E. Perkembangan Pelayanan Farmasi Era 4.0


Revolusi industri 4.0 adalah Prof Klaus Schwab, Ekonom terkenal
dunia asal Jerman, Pendiri dan Ketua Eksekutif World Economic Forum
(WEF) yang mengenalkan konsep Revolusi Industri 4.0. Dalam bukunya yang
berjudul “The Fourth Industrial Revolution”, Prof Schawab (2017)
menjelaskan revolusi industri 4.0 telah mengubah hidup dan kerja manusia
secara fundamental.  Berbeda dengan revolusi industri sebelumnya, revolusi
industri generasi ke-4 ini memiliki skala, ruang lingkup dan kompleksitas
yang lebih luas. Kemajuan teknologi baru yang mengintegrasikan dunia fisik,
digital dan biologis telah mempengaruhi semua disiplin ilmu, ekonomi,
industri dan pemerintah. Bidang-bidang yang mengalami terobosoan berkat
kemajuan teknologi baru diantaranya :
1. robot kecerdasan buatan (artificial intelligence robotic),
2. teknologi nano,
3. bioteknologi, dan
4. teknologi komputer kuantum,
5. blockchain (seperti bitcoin),
6. teknologi berbasis internet, dan
7. printer 3D.
Revolusi industri 4.0 merupakan fase keempat dari perjalanan sejarah
revolusi industri yang dimulai pada abad ke -18. Menurut Prof Schwab, dunia
mengalami empat revolusi industri. Revolusi industri 1.0 ditandai dengan

7
penemuan mesin uap untuk mendukung mesin produksi, kereta api dan kapal
layar. Berbagai peralatan kerja yang semula bergantung pada tenaga manusia
dan hewan kemudian digantikan dengan tenaga mesin uap. Dampaknya,
produksi dapat dilipatgandakan dan didistribusikan ke berbagai wilayah secara
lebih masif. Namun demikian, revolusi industri ini juga menimbulkan dampak
negatif dalam bentuk pengangguran masal.
Ditemukannya enerji listrik dan konsep pembagian tenaga kerja untuk
menghasilkan produksi dalam jumlah besar pada awal abad 19 telah menandai
lahirnya revolusi industri 2.0. Enerji listrik mendorong para imuwan untuk
menemukan berbagai teknologi lainnya seperti lampu, mesin telegraf, dan
teknologi ban berjalan. Puncaknya, diperoleh efesiensi produksi hingga 300
persen.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat
pada awal abad 20 telah melahirkan teknologi informasi dan proses produksi
yang dikendalikan secara otomatis. Mesin industri tidak lagi dikendalikan oleh
tenaga manusia tetapi menggunakan Programmable Logic Controller (PLC)
atau sistem otomatisasi berbasis komputer. Dampaknya, biaya produksi
menjadi semakin murah. Teknologi informasi juga semakin maju diantaranya
teknologi kamera yang terintegrasi dengan mobile phone dan semakin
berkembangnya industri kreatif di dunia musik dengan ditemukannya musik
digital.
Revolusi industri mengalami puncaknya saat ini dengan lahirnya
teknologi digital yang berdampak masif terhadap hidup manusia di seluruh
dunia. Revolusi industri terkini atau generasi keempat mendorong sistem
otomatisasi di dalam semua proses aktivitas. Teknologi internet yang semakin
masif tidak hanya menghubungkan jutaan manusia di seluruh dunia tetapi juga
telah menjadi basis bagi transaksi perdagangan dan transportasi secara online.
Munculnya bisnis transportasi online seperti Gojek, Uber dan Grab
menunjukkan integrasi aktivitas manusia dengan teknologi informasi dan
ekonomi menjadi semakin meningkat. Berkembangnya teknologi autonomous
vehicle (mobil tanpa supir), drone, aplikasi media sosial, bioteknologi dan

8
nanoteknologi semakin menegaskan bahwa dunia dan kehidupan manusia
telah berubah secara fundamental.
Seperti yang disampaikan oleh Presiden Joko Widodo, revolusi
industri 4.0 telah mendorong inovasi-inovasi teknologi yang memberikan
dampak disrupsi atau perubahan fundamental terhadap kehidupan masyarakat.
Perubahan-perubahan tak terduga.
Kita menyaksikan pertarungan antara taksi konvensional versus taksi
online atau ojek pangkalan vs ojek online. Publik tidak pernah menduga
sebelumnya bahwa ojek/taksi yang populer dimanfaatkan masyarakat untuk
kepentingan mobilitas manusia berhasil ditingkatkan kemanfaatannya dengan
sistem aplikasi berbasis internet. Dampaknya, publik menjadi lebih mudah
untuk mendapatkan layanan transportasi dan bahkan dengan harga yang sangat
terjangkau.
Yang lebih tidak terduga, layanan ojek online tidak sebatas sebagai alat
transportasi alternatif tetapi juga merambah hingga bisnis layanan antar
(online delivery order). Dengan kata lain, teknologi online telah membawa
perubahan yang besar terhadap peradaban manusia dan ekonomi.
Menurut Prof Rhenald Kasali (2017), disrupsi tidak hanya bermakna
fenomena perubahan hari ini (today change) tetapi juga mencerminkan makna
fenomena perubahan hari esok (the future change). Prof Clayton M.
Christensen, ahli administrasi bisnis dari Harvard Business School,
menjelaskan bahwa era disrupsi telah mengganggu atau merusak pasar-pasar
yang telah ada sebelumnya tetapi juga mendorong pengembangan produk atau
layanan yang tidak terduga pasar sebelunya, menciptakan konsumen yang
beragam dan berdampak terhadap harga yang semakin murah. Dengan
demikian, era disrupsi akan terus melahirkan perubahan-perubahan yang
signifikan untuk merespon tuntutan dan kebutuhan konsumen di masa yang
akan datang.
Perubahan di era disrupsi menurut Prof Kasali (2017) pada hakikatnya
tidak hanya berada pada perubahan cara atau strategi tetapi juga pada pada
aspek fundamental bisnis. Domain era disrupsi merambah dari mulai struktur
biaya, budaya hingga pada ideologi industri. Implikasinya, pengelolaan bisnis

9
tidak lagi berpusat pada kepemilikan individual, tetapi menjadi pembagian
peran atau kolaborasi atau gotong royong. Di dalam dunia perguruan tinggi,
fenomena disrupsi ini dapat kita lihat dari berkembangnya riset-riset
kolaborasi antar peneliti dari berbagai disiplin ilmu dan perguruan tinggi.
Riset tidak lagi berorientasi pada penyelesaian masalah (problem solving)
tetapi didorong untuk menemukan potensi masalah maupun potensi nilai
ekonomi yang dapat membantu masyarakat untuk mengantisipasi berbagai
masalah sosial ekonomi dan politik di masa depan.

10
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Revolusi industri saat ini memasuki fase keempat. Perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat memberikan dampak yang besar
terhadap kehidupan manusia. Banyak kemudahan dan inovasi yang diperoleh
dengan adanya dukungan teknologi digital. Layanan menjadi lebih cepat dan
efisien serta memiliki jangkauan koneksi yang lebih luas dengan sistem
online. Hidup menjadi lebih mudah dan murah.
Namun demikian, digitalisasi program juga membawa dampak negatif.
Peran manusia setahap demi setahap diambil alih oleh mesin otomatis.
Akibatnya, jumlah pengangguran semakin meningkat. Hal ini tentu saja akan
menambah beban masalah lokal maupun nasional.

B. Saran
1. Untuk mahasiswa agar lebih mengetahui lagi dan terus belajar tentang para
ilmuan farmasi yang ada di dunia farmsi.
2. Untuk mahasiswa agar bisa terus update dalam perkembangan
perkembangan ilmu farmasi di era revolusi 4.0
3. Dunia indusrti juga harus dapat mengembangkan strategi transformasi
dengan mempertimbangkan perkembangan sektor ketenaga kerjaan karena
transformasi industri.

11
DAFTAR PUSTAKA

Diambil dari Era Revolusi Industri 4.0: Perlu Persiapkan Literasi Data,


Teknologi dan Sumber Daya Manusia. (2018). Diambil 28 Maret 2018
dari http://belmawa.ristekdikti. go.id/2018/01/17/era-revolusi-industri-
4-0-perlu-persiapkan-literasi-data-teknologi-dan-sumber-daya-
manusia/

Fakta ketergantungan pada teknologi (2014). Diambil 27 Maret 2018


dari http://www.beritasatu.com/gaya-hidup/232713-8-fakta-
ketergantungan-pada-teknologi.html
Inovasi disruptif. (2016). Diambil 27 Maret 2018 dari https://id.wikI
pedia.org/wiki/Inovasi_disruptif

Karnawati, D. (2017). Revolusi industri, 75% jenis pekerjaan akan


hilang. https://ekbis.sindonews.com/read/1183599/34/ revolusi-
industri-75-jenis-pekerjaan-akan-hilang-1488169341

Kasali, R. (2017).  Meluruskan Pemahaman soal Disruption. Diambil


dari https://ekonomi.kompas.com/read/2017/05/05/073000626/melurus
kan.pemahaman.soal. disruption. 

Pekerjaan yang diprediksi punah akibat revolusi industri apa saja. (2018).
Diambil 28 Maret 2018 dari  https://regional.kompas.com/
read/2018/01/31/17225241/pekerjaan-yang-diprediksi-punah-akibat-
revolusi-industri-apa-saja

Rakhmat, J. (1997).  Hegemoni budaya. Yogyakarta: Yayasan. Bentang


Budaya.
Schwab, K. (2017). The fourth industrial revolution. Crown Business Press.
Tofler, A. (1970). Future shock. USA: Random House.
Untung rugi revolusi industri 4.0 versi Presiden Jokowi. (2018). Diambil 25
Maret 2018 dari https://www.merdeka.com/uang/untung-rugi-revolusi-
industri-40-versi-presiden-jokowi.html

Where machines could replace humans – and where they can’t (yet). (2017).
Diambil 28 Maret 2018 dari https://public.tableau.com/profile/
mckinsey.analytics#!/vizhome/InternationalAutomation/
WhereMachines CanReplaceHuma 

12

Anda mungkin juga menyukai