Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan Rahmat
dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan benar, serta tepat pada
waktunya. Dalam makalah ini kami akan membahas mengenai “Sejarah Perkembangan Farmasi”.
Makalah ini berisikan momentum & perkembangan farmasi di indonesia dan tren dunia farmasi ke
depan. Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh
karena itu saya mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat membangun.
Kritik konstruktif dari pembaca sangat diharapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya. Akhir
kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
Penysun
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR ...................................................................................................................i
DAFTAR ISI ....................................................................................................................ii
KATA PENGANTAR.....................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................................1
B. Tujuan dan manfaat penulisan......................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................2
A. Sejarah kefarmasian indonesia.....................................................................................2
B. Mengetahui Tokoh di bidang Farmasi………………………………………………..6
C. Status ilmu farmasi dalam ilmu pengobatan
(pemisahan dan kode etik ilmu farmasi kedokteran).....................................................7
BAB
III PENUTUP ..............................................................................................................10
A. Kesimpulan................................................................................................................10
B. Saran ......................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………10
BAB I
PENDAHULUAN
A LATAR BELAKANG
Farmasi didefinisikan sebagai profesi yang menyangkut seni dan ilmu penyediaan bahan obat dari
sumber alam atau sintetik yang sesuai untuk disalurkan dan digunakan pada pengobatan dan
pencegahan penyakit. Farmasi mencakup pengetahuan mengenai identifikasi, pemilihan, aksi
farmakologis, pengawet, analisis, dan pembakuan bahan obat(drugs) dan sediaan obat (medicine).
Pengetahuan kefarmasian mencakup pula penyaluran dan penggunaan obat yang sesuai dan aman, baik
melalui resep dokter berizin, dokter gigi, dan dokter hewan, maupum melalui cara lain yang sah,
misalnya dengan cara menyalurkan atau menjual langsung kepada pemakai.
Kata farmasi diturunkan dari bahasa ”pharmakon”, yang berarti cantik atau elok, yang kemudian
berubah artinya menjadi racun, dan selanjutnya berubah lagi menjadi obat atau bahan obat. Oleh karena
itu seorang ahli farmasi(pharmacist) ialah orang yang paling mengetahui ikhwal obat. Ia satu-satunya
ahli mengenai obat,karena pengetahuan ahli mengenai obat memelurkan pengetahuan yang mendalam
mengenai semua aspek kefarmasian seperti yang tercantum pada definisi yang diatas.
Dewasa ini farmasi sudah berkembang dengan baik, hal ini bisah dilihat dengan berdirinya
farmasi, tenaga kefarmasian, dan sekolah menengah farmasi dan perguruan tinggi farmasi.
Awal mulanya muncul kefarmasian, berbagai aspek dan perkembangan ilmu kefarmasian
didasarkan urutan sejarah farmasi yang seharusnya dimulai dari zaman pra sejarah, zaman Babylonia-
Assyria, zaman Mesir kuno, zaman Yunani kuno dan zaman abad pertengahan. Namun kali ini hanya
membahas bagaimana sejarahnya farmasi yang berkembang di Indonesia
Periode Perkembangan Industri Farmasi di Indonesia
Dalam perkembangannya, industri farmasi di Indonesia mengalami beberapa periode hingga saat ini :
Awalnya, jumlah pasien JKN terus meningkat pesat sedangkan jumlah pasien yang menanggung
biaya pengobatannya sendiri justru menjadi cenderung stagnan. Namun, banyak pasien yang akhirnya
lebih memilih menanggung biaya kesehatan sendiri untuk merawat kondisi tertentu karena tak ingin
berlama-lama menunggu saat memanfaatkan JKN.
6. Perkembangan Industri Farmasi Disaat Pandemi
Seperti yang kita tahu, wabah COVID-19 sudah menyebar semenjak awal Maret lalu. Hal ini tak
hanya berefek pada industri farmasi di Indonesia. Sebagai pasar farmasi terbesar di Asia Tenggara.
Menurut Fitch Solutions, Indonesia diperkirakan akan menjadi negara dengan pertumbuhan sektor
farmasi tercepat di kawasan Asia Tenggara selama beberapa dekade ke depan.
Namun dilansir dari Oxford Business Group (OBG), akibat pandemi virus corona, Indonesia
dinilai perlu meningkatkan kapasitas produksi farmasi untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri yang
mendesak tujuannya agar dapat melindungi negara.
Dalam kondisi ini, perusahaan farmasi yang mampu bertahan di tengah gangguan pasar akibat
wabah COVID-19 adalah yang memiliki portofolio terdiversifikasi. Perusahaan ini umumnya tidak
bergantung pada produksi obat-obatan tertentu yang digunakan untuk penyakit langka maupun non-
kritis.
Namun, di sisi lain pada bulan Februari, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mengatakan
bahwa wabah COVID-19 ini sebenarnya menciptakan peluang untuk mendorong produksi farmasi
dalam negeri. Hal ini dilihat dari tingkat penyerapan bahan baku lokal dalam proses manufaktur obat-
obatan. Sekitar 90 persen bahan baku yang digunakan oleh perusahaan farmasi Indonesia merupakan
produk impor di mana 60 persennya diimpor dari Cina.
Terkait hal tersebut, Kamar Dagang Industri Indonesia (Kadin) menyatakan bahwa rata-rata akibat
dari pandemi produksi industri farmasi Indonesia turun hingga 60 persen di bulan Mei yang artinya
para produsen farmasi di Indonesia mulai mempertimbangkan untuk mendiversifikasi rantai pasokan ke
negara-negara Asia Tenggara lainnya, tak hanya dari Tiongkok.
Hal lain yang kita pahami saat ini, walaupun memberikan dampak pada penurunan industri
farmasi, pandemi Covid-19 juga memberikan efek positif bagi industri farmasi. Diantaranya terdapat
banyak relaksasi aturan yang sangat membantu industri farmasi.
Setelah kemerdekaan, buku pedoman maupun undang-undang yang dirasa masih cocok tetap
dipertahankan, sedangkan yang tidak sesuai lagi dihilangkan. Pekerjaan kefarmasian terutama
pekerjaan meracik obat-obatan dikerjakan di apotek yang dilakukan oleh Asisten Apoteker di bawah
pengawasan Apoteker. Bentuk apotek yang pernah ada di Indonesia ada 3 macam : apotek biasa,
apotek darurat dan apotek dokter. Dalam melakukan kegiatan di apotek mulai dari mempersiapkan
bahan sampai penyerahan obat, kita harus berpedoman pada buku resmi farmasi yang dikeluarkan oleh
Departemen Kesehatan, antara lain buku Farmakope (berasal dari kata “Pharmacon” yang berarti
racun/obat dan “pole” yang berarti membuat). Buku ini memuat persyaratan kemurniaan, sifat kimia
dan fisika, cara pemeriksaan, serta beberapa ketentuan lain yang berhubungan dengan obat-obatan.
Sebelum Indonesia mempunyai farmakope, yang berlaku adalah farmakope Belanda. Baru pada tahun
1962 pemerintah RI menerbitkan buku farmakope yang pertama, dan semenjak itu farmakope Belanda
dipakai sebagai referensi saja. Buku-buku farmasi yang dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan :
Farmakope Indonesia edisi I jilid I, terbit tanggal 20 Mei 1962
Farmakope Indonesia edisi I jilid II, terbit tanggal 20 Mei 1965
Formularium Indonesia ( FOI ), terbit 20 Mei 1966
Farmakope Indonesia edisi II, terbit 1 April 1972
Ekstra Farmakope Indonesia, terbit 1 April 1974
Formularium Nasional, terbit 12 Nopember 1978
Farmakope Indonesia III, terbit 9 Oktober 1979
Farmakope Indonesia IV, terbit 5 Desember 1995
Spesifikasi dari farmasi klinik berkaitan dengan analisis dan penegakan diagnose suatu penyakit
serta cara penanganannya. Pemahaman yang mendalam terhadap ilmu biokimia dan anatomi fisiologi
manusia merupakan ilmu dasar yang sangat di perlukan pada bidang farmasi ini, namun pengetahuan
yang mendalam mengenai pengobatan dan obat.
A.KESIMPULAN
Sejarah farmasi dimulai dari periode zaman penjajahan sampai perang kemerdekaan status ilmu
farmasi dalam ilmu pengobatan yaitu seorang apoteker memiliki
tanggung jawa
b besar dalam penyembuhan pasien. Ketika seorang pasien dating ke apotek ataupun rumah sakit, ia
berharap penyakit dideritanya dapat di sembuhkan dengan obat-obatan yang didapatkan dari sarana
kesehatan.
Pemisahan ilmu farmasi dan kedokteran sudah dilakukan mulai tahun 1240 M. eropa pertama
yang benar-benar memisahkan tanggung jawab apoteker dari bidang kedokteran, dan peraturan resep
untuk praktek professional apoteker
B.SARAN
Sebagai tenaga kefarmasian kita harus mempelajari dan memahami tentang “sejarah pendidikan
kefarmasian di Indonesia dan status ilmu farmasi dalam pengobatan (pemisahan dank ode etiok ilmu
framasi –kedokteran)“ karena sangat bermanfaat dalam dunia farmasi yang akan kita geluti
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, A.Aziz Alimul, 2006, Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi Konsep dan Proses
Keperawatan, Jakarta: Salemba Medika
American Pharmaceutical Association, The National Professional Society of
Pharmacicts, “The Final Report of the Task Force on Pharmacy education, Washington DC. College
Handbook (Nov.1992), MONASH University, The Office of
University Development for the Victorian College of Pharmacy, Melbourne, Victoria. Forum
Komunikasi Perguruan Tinggi Farmasi Negeri se Indonesia, Hasil
Rapat Tahunan (1992). Gennaro, A.R. [Ed.] (1990) “ Remington’s Pharmaceutical Sciences”, Mack
Publishing Co, Easton, Pennsylvania. Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia, Keputusan Kongres Nasional
XIII
N0.XIII/Kongres XIII/ISFI/1989 tentang Standar Profesi Apoteker dalam Pengabdian Profesi di
Apotik. Ketut Patra dkk. (1988) “ 60 Tahun Dr. Midian Sirait, Pilar-Pilar Penopang
Pembangunan di Bidang Obat”, Penerbit P.T.Priastu, Jakarta. Smith, A.K. (1980) “ Principles and
Methods of Pharmacy Management”,
Second Edition, Lea Febiger, Philadelphia. Suryasumantri, Y.S (1985) “ Filsafat