Anda di halaman 1dari 13

“PERKEMBANGAN FARMASI DARI TAHUN KE TAHUN ”

Di susun oleh:
ERIN DWI ASIH MAULANI
NIM : G20160064

FAKULTAS SAINS DAN FARMASI


UNIVERSITAS MATHLAUL ANWAR
BANTEN
2017

1|Page
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa , atas
segala kebasaran dan limpahan nikmat yang diberikan Nya , sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Perkembangan farmasi dari tahun ke
tahun”
Adapun penulisan makalah ini bertujuan untuk memberikan informasi
bahwa
Dalam penulisan makalah ini, berbagai hambatan telah saya alami. Oleh
karena itu, terselaesaikannya makalah ini tentu saja bukan karena kemampuan saya
semata-mata. Namun, karena adanya dukungan dan bantuan dari pihak-pihak yang
terkait.
Dalam penyusunan makalah ini, saya menyadari pengetahuan dan
pengalaman saya masih sangat terbatas. Oleh karena itu, saya sangat
mengharapkan adanya kritik dan saran dari berbagai pihak agar makalah ini lebih
baik dan bermanfaat.

Serang,

Erin Dwi Asih maulani

2|Page
DAFTAR ISI

3|Page
BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Farmasi didefinisikan sebagai profesi yang menyangkut seni dan ilmu


penyediaan bahan obat, dari sumber alam atau sintetik yang sesuai, untuk
disalurkan dan digunakan pada pengobatan dan pencegahan penyakit. Farmasi
mencakup pengetahuan mengenai identifikasi, pemilihan (selection), aksi
farmakologis, pengawetan, penggabungan, analisis, dan pembakuan bahan
obat (drugs) dan sediaan obat (medicine). Pengetahuan kefarmasian mencakup
pula penyaluran dan penggunaan obat yang sesuai dan aman, baik melalui
resep (prsecription) dokter berizin, dokter gigi, dan dokter hewan, maupun
melalui cara lain yang sah, misalnya dengan cara menyalurkan atau menjual
langsung kepada pemakai

Kata farmasi diturunkan dari bahasa Yunani “pharmakon”, yang berarti


cantik atau elok, yang kemudian berubah artinya menjadi racun, dan
selanjutnya berubah lagi menjadi obat atau bahan obat. Oleh karena itu
seorang ahli farmasi (Pharmacist) ialah orang yang paling mengetahui hal
ihwal obat. Ia satu-satunya ahli mengenai obat, karena pengetahuan keahlian
mengenai obat memerlukan pengetahuan yang mendalam mengenai semua
aspek kefarmasian seperti yang tercantum pada definisi di atas.
Dewasa ini perkembangan farmasi sudah berkembang dengan baik hal
ini bisa dilihat dengan berdirinya Industri farmasi, Tenaga kefarmasiaan, dan
sekolah menegah farmasi ataupun Perguruan Tinggi farmasi. Untuk profesi
farmasi di indonesia sudah banyak di minati oleh masyarakat hal ini di
karenakan prospect kerja atau masa depannya menjanjikan dan mampu
membuat sebuah lapangan kerja sendiri.

4|Page
B. Tujuan dan Manfaat

NO TUJUAN

1. Mahasiswa/i dapat mengetahui sejarah farmasi di indonesia

2. Mengetahui undang-undang yang berlaku pada masa sebelum


kemerdekaan

3. Sebagai landasan dalam tugas dan presentasi perkuliahan

4. Sebagai pedoman mahasiswa/i dalam menyimak penyampaian materi


sebagai bahan pembelajaran

BAB II
PEMBAHASAN

5|Page
A. Sejarah Farmasi di Indonesia

Farmasi sebagai profesi Indonesia sebenarnya relative masih muda dan


baru berkembang secara berarti setelah masa kemerdekaan .Pada zaman
penjajahan, baik pada masa pemerintahan Hindia Belanda maupun masa
pendudukan jepang, Kefarmasian di Indonesia pertumbuhannya sangat
lambat ,dan profesinya ini belum di kenal secara luas oleh masyarakat. Sampai
proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia ,para tenaga farmasi Indonesia
umumnya masih tediri dari asisten apoteker ,dengan jumlah yang sangat
sedikit .

Tenaga apoteker pada masa penjajahan umumnya berasal dari Denmark,


Australia, Jerman dan Belanda. Namun, semasa perang kemerdekaan,
kefarmasiaan di Indonesia mencatat sejarah yang sangat berarti , yakni
“dengan didirikannya perguruan tinggi Farmasi di Klaten pada tahun 1946
dan di Bandung tahun 1947. Lembaga pendidikan Farmasi yang didirikan
pada masa perang kemerdekaan ini mempunyai andil yang besar bagi
perkembangan sejarah kefarmasiaan pada masa-masa selanjutnya

1. Periode Zaman penjahan sampai perang kemerdekaan

Tonggak sejarah kefarmasian di indonesia pada umumnya di awal


dengan pendidikan asisten apoteker semasa pemerintahan Hindia Belanda.

2. Periode setelah Perang Kemerdekaan - 1958

Pada zaman pendudukan Jepang mulai dirintis pendidikan tinggi


Farmasi dengan nama Yukagaku sebagai bagian dari Jakarta Ika Daigaku.
Pada tahun 1944 Yakugaku diubah menjadi Yaku Dairying.Pada periode ini
jumlah tenaga farmasi, terutama tenaga asisten apoteker mulai bertambah
jumlah yang relatif lebih besar.Pada tahun 1950 di Jakarta di buka sekolah
asisten apoteker negeri (republik) yang pertama, dengan jangka waktu
pendidikan selama dua tahun. Lulusan angkatan pertama sekolah asisten
apoteker ini tercatat sekitar 30 orang, sementara jumlah apoteker pun

6|Page
mengalami peningkatan. Pada tahun 1946 dibuka Perguruan Tinggi Ahli
Obat di Klaten yang kemudian pindah dan berubah menjadi Fakultas
Farmasi Universitas Gadjah Mada di Yogyakarta. Tahun 1947 diresmikan
Jurusan Farmasi di Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Ilmu Alam (FIPIA),
Bandung sebagai bagian dari Universitas Indonesia, Jakarta, yang kemudian
berubah menjadi Jurusan Farmasi, Institut Teknologi Bandung pada tanggal
2 Mei 1959.

3. Periode Tahun 1958 – 1967

Pada periode ini Indonesia banyak merintis produksi obat pada


kenyataannya industri-industri farmasi mengalami hambatan dan kesulitan
yang cukup berat, yakni kekurangan devisa dan terjadinya sistem
penjatahan bahan baku sehingga industri farmasi yang hanya bertahan yang
mempunyai relasi dengan luar Negeri. Pada tahun 1960-1965 industri
farmasi mengalami kesulitan devisa dan keadaan ekonomi yang suram
,sehingga hanya dapat memproduksi 30% dari kapasitas produksinya ,
sehingga penyediaan sangat terbatas dan sebagaian besar berasal dari
import, masalah selanjutnya yakni pada periode ini pengawasan mutu
belum dapat di lakukan dengan baik, banyak terjadi kasus bahan baku
maupun bahan obat jadi yang tidak memenuhi persyaratan standar.

Pada tahun 1960-1965 Pemerintahan Republik indonesia mengeluarkan


perundang-undangan yang berkaitan dengan kefarmasian antara lain.

 Undang-undang Nomor 9 tahun 1960 tentang Pokok-pokok kesehatan

 Undang-undang Nomor 10 tahun 1961 tentang Barang

 Undang-undang Nomor 7 tahun 1963 tentang Tenaga Kesehatan, dan

 Peraturan pemerintahan Nomor 26 tahun 1965 tentang Apotek. Pada


periode ini pula hal adalah hal penting yang patut di catat dalam
Sejarah Kefarmasian Indonesia , yakni Berakhirnya Apotek Dokter dan
apotek darurat.

7|Page
Dengan Surat Keputusan Menteri Keehatan Nomor 33148/Kab/176 tanggal
8 juni 1962, antara lain ditetapkan:

 Tidak di keluarkan izin baru untuk pembukaan apotek dokter dan

 Semua izin apotek dokter dinyatakan tidak berlaku lagi sejak tanggal
1januari 1963

Sedangkan berakhirnya apotek darurat di tetapkan dengan Surat Keputusan


Menteri Kesehatan Nomor 770/ph/63/b tanggal 29 Oktober 1963 yang isinya
antara lain:

 Tidak di keluarkan lagi izin baru untuk pembukaan apotek darurat.

 Semua izin apotek darurat Ibukota Daerah Tingkat I dinyatakan tidak


berlaku sejak tanggal 1 februari 1964 dan,

 Semua izin apotek darurat di Ibukota Tingkat II dan Kota-kota lainnya


dinyatakan tidak berlaku lagi sejak tanggal 1 mei 1964.pada tahun 1963
sebagai realisasi undang-undang pokok Kesehatan telah di bentuk
Lembaga Farmasi Nasional

Surat Keputusan Menteri Nomor 39521/kab/199 tanggal 11juli 1963

Setelah kemerdekaan, buku pedoman maupun undang-undang yang dirasa


masih cocok tetap dipertahankan, sedangkan yang tidak sesuai lagi dihilangkan.
Pekerjaan kefarmasian terutama pekerjaan meracik obat-obatan dikerjakan
di apotek yang dilakukan oleh Asisten Apoteker di bawah pengawasan Apoteker.
Bentuk apotek yang pernah ada di Indonesia ada 3 macam : apotek biasa, apotek
darurat dan apotek dokter.
Dalam melakukan kegiatan di apotek mulai dari mempersiapkan bahan
sampai penyerahan obat, kita harus berpedoman pada buku resmi farmasi yang
dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan, antara lain buku Farmakope (berasal

8|Page
dari kata “Pharmacon” yang berarti racun/obat dan “pole” yang berarti
membuat). Buku ini memuat persyaratan kemurniaan, sifat kimia dan fisika,
cara pemeriksaan, serta beberapa ketentuan lain yang berhubungan dengan obat-
obatan.

Sebelum Indonesia mempunyai farmakope, yang berlaku adalah farmakope


Belanda. Baru pada tahun 1962 pemerintah RI menerbitkan buku farmakope
yang pertama, dan semenjak itu farmakope Belanda dipakai sebagai referensi
saja.
Buku-buku farmasi yang dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan :

 Farmakope Indonesia edisi I jilid I, terbit tanggal 20 Mei 1962


 Farmakope Indonesia edisi I jilid II, terbit tanggal 20 Mei 1965
 Formularium Indonesia ( FOI ), terbit 20 Mei 1966
 Farmakope Indonesia edisi II, terbit 1 April 1972
 Ekstra Farmakope Indonesia, terbit 1 April 1974
 Formularium Nasional, terbit 12 Nopember 1978
 Farmakope Indonesia III, terbit 9 Oktober 1979
 Farmakope Indonesia IV, terbit 5 Desember 1995

 Sekolah Menengah Farmasi

Dari sejarah perkembangan kefarmasiaan di Indonesia tampak besarnya


peranan pendidikan menengah farmasi (Sekolah Asisten Apoteker),
khususnya pada saat langkanya tenaga kefarmasian berpendidikan tinggi. Pada
saat peralihan sampai dikeluarkannya PP 25 tahun 1980, masih dimungkinkan
adanya ”Apotik Darurat” yaitu Apotik yang dikelola oleh Asisten Apoteker
yang sudah berpengalaman kerja. Tenaga menengah farmasi ini masih sangat
diperlukan dan berperanan, khususnya pada Farmasi Komunitas, baik di
Apotik maupun di Rumah Sakit. Dengan bertambahnya tenaga farmasi
berpendidikan tinggi, peranan ini akan semakin kecil, sehingga perlu
dipikirkan untuk meningkatkan pendidikan AA ini setingkat akademi (lulusan

9|Page
SMA). Mulai tahun 2000, pendidikan menengah ini mulai “phasing out”,
ditingkatkan menjadi Akademi Farmasi.

 Program Diploma Farmasi

Sejak 1991 telah dirintis pembukaan pendidikan tenaga farmasi ahli


madya dalam bentuk Program Diploma (D-III) oleh Departemen Kesehatan,
yaitu Program Studi Analis Farmasi. Kebutuhan ini merupakan konsekuensi
perkembangan di bidang kesehatan yang semakin memerluka tenaga ahli, baik
dalam jumlah maupun kualitas, dan semakin memerlukan diversifikasi tenaga
keahlian. Tujuan utama program studi ini ialah menghasilkan tenaga ahli
madya farmasi yang berkompetensi untuk pelaksanaan pekerjaan di bidang
pengendalian kualitas (quality control). Adapun peranan yang diharapkan dari
lulusan program Studi Analis Farmasi ialah: Melaksanakan analisis farmasi
dalam laboratorium: obat, obat tradisional, kosmetika, makanan-minuman,
bahan berbahaya dan alat kesehatan; di industri farmasi, instalasi farmasi
rumah sakit, instansi pengawasan mutu obat dan makanan-minuman atau
laboratorium sejenisnya, di sektor pemerintah maupun swasta, dengan
fungsi :Pelaksanaan analisis, pengujian mutu, pengembangan metode analisis
dan peserta aktif dalam pendidikan dan penelitian di bidang analisis
farmasi.Program ini diharapkan dapat dikelola oleh perguruan tinggi negeri
yang mempunyai fakultas atau Jurusan Farmasi dengan status Program
Diploma (D-III). Kemungkinan besar Sekolah Menengah Farmasi di masa
yang akan datang dapat ditingkatkan menjadi Program Diploma seperti yang
diuraikan di atas. [3] Ramalan kami lebih dari 10 tahun yang lalu, sekarang ini
sudah menjadi kenyataan melalui ketentuan yang mengharuskan pendidikan
menengah ditingkatkan menjadi Akademi.

 Pendidikan Tinggi Farmasi

Perkembangan pendidikan tinggi Farmasi di Indonesia sejak berdirinya


perguruan tinggi farmasi yang pertama di Klaten dan Bandung, sampai saat ini
terdapat 8 pendidikan tinggi Farmasi negeri dan belasan perguruan tinggi
swasta. Menurut catatan tahun 1983 jumlah lulusan Farmasis (Apoteker) di

10 | P a g e
Indonesia 3552 orang, yang merupakan peningkatan sebesar 350% dari jumlah
Apoteker di tahun 1966. Proyeksi jumlah Apoteker pada tahun 2000 adalah
6666 orang berdasarkan rasio 1 Apoteker untuk 30.000 jiwa, hanya untuk
bidang pelayanan saja. (Rasio yang ideal untuk perbandingan kebutuhan
minimum yang lazim diproyeksikan untuk profesi ini di bidang kesehatan ialah
1 : 15.000). Saat ini jumlah Apoteker diperkirakan sebanyak 10.000 orang.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

11 | P a g e
Bahwa perkembangan farmasi dari zaman sebelum dan sesudah
kemerdekaan telah banyak mengalami perubahan walaupun di butuhkan
waktu yang relatif lama namun akhirnya farmasi bisa bersaing dan
berkembang dengan cepatnya. Bahkan dari tahun ketahun peminat profesi di
indonesia mengalami peningkatan yang cukup tinggi.
Kita pun dengan mudahnya mencari sekolah tinggi ataupun sekolah menegah
farmasi di indonesia ini.

B. Saran
Sebagai penerus profesi farmasi di harapkan kita mampu berpegang teguh
pada pedoman-pedoman farmasi yang kita punya. Menjadikan profesi farmasi
menjadi lebih berkembang lagi tentunya dengan kualitas dan kuantitas yang
baik.

DAFTAR PUSTAKA

 American Pharmaceutical Association, The National Professional


Society of Pharmacicts, “The Final Report of the Task Force on

12 | P a g e
Pharmacy education, Washington DC.
 College Handbook (Nov.1992), MONASH University, The Office of
University Development for the Victorian College of Pharmacy,
Melbourne, Victoria.
 Forum Komunikasi Perguruan Tinggi Farmasi Negeri se Indonesia,
Hasil Rapat Tahunan (1992).
 Gennaro, A.R. [Ed.] (1990) “ Remington’s Pharmaceutical
Sciences”, Mack Publishing Co, Easton, Pennsylvania.
 Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia, Keputusan Kongres Nasional
XIII, N0.XIII/Kongres XIII/ISFI/1989 tentang Standar Profesi
Apoteker dalam Pengabdian Profesi di Apotik.
 Ketut Patra dkk. (1988) “ 60 Tahun Dr. Midian Sirait, Pilar-Pilar
Penopang Pembangunan di Bidang Obat”, Penerbit P.T.Priastu,
Jakarta.
 Smith, A.K. (1980) “ Principles and Methods of Pharmacy
Management”, Second Edition, Lea Febiger, Philadelphia.
 Suryasumantri, Y.S (1985) “ Filsafat Ilmu, Suatu Pengantar
Populer”, Penerbit Sinar Harapan, Jakarta.
 Wattimena, J.R. dkk. (1986) makalah dalam Ekspose Perkembangan
Ilmu Kesehatan oleh IDI/ISFI, Jakarta.
 University of Minnesota , (2001) “College of Pharmacy Catalog”,
the Regents of the University of Minnesota, Catalog On Line.
 University of North Carolina at Chapel Hill, (2002) “ School of
Pharmacy”, Catalog on Line.
 http://anggiaryadi.blogspot.com/

13 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai