Anda di halaman 1dari 12

SEJARAH PERKEMBANGAN FARMASI

DI INDONESIA
Pendahuluan

Farmasi di Indonesia
berkembang setelah
A masa kemerdekaan

Pd zaman penjajahan B C
(Hindia-Belanda & Jumlah tenaga farmasi
Jepang), pertum- (asisten apoteker)
buhannya lambat & blm masih sangat sedikit
dikenal secara luas
Tenaga apoteker pd masa penjajahan
umumnya berasal dari Denmark, Australia,
Jerman & Belanda.

Semasa perang kemerdekaan,


kefarmasiaan di Indonesia mencatat sejarah
yg sangat berarti.

Didirikan perguruan tinggi Farmasi di Klaten


(1946) dan di Bandung (1947)
Periode Zaman penjahan sampai perang kemerdekaan
Tonggak sejarah kefarmasian di indonesia pada
umumnya di awal dengan pendidikan asisten
apoteker semasa pemerintahan Hindia Belanda.

Periode setelah Perang Kemerdekaan - 1958


Pd zaman pendudukan Jepang mulai dirintis
pendidikan tinggi Farmasi (Yukagaku) sebagai
bagian dari Jakarta Ika Daigaku.
Pada tahun 1944 Yakugaku diubah menjadi
Yaku Dairying.

Pd periode ini jumlah tenaga farmasi, terutama tenaga asisten apoteker mulai bertambah jumlah
yg relatif lebih besar. Pada tahun 1950 di Jakarta di buka sekolah asisten apoteker negeri
(republik) yg pertama, dg jangka waktu pendidikan selama 2 tahun.
Lanjutan….
Lulusan angkatan pertama sekolah asisten apoteker
ini tercatat sekitar 30 orang, jumlah apoteker
mengalami peningkatan.

Pd tahun 1946 dibuka Perguruan Tinggi Ahli Obat di Klaten


yg kemudian pindah & berubah menjadi Fakultas Farmasi
Universitas Gadjah Mada di Yogyakarta.

Tahun 1947 diresmikan Jurusan Farmasi di Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Ilmu Alam (FIPIA),
Bandung sbg bagian dari Universitas Indonesia, Jakarta, yg kemudian berubah menjadi
Jurusan Farmasi, Institut Teknologi Bandung pada tanggal 2 Mei 1959.
Periode Tahun 1958 – 1967
Pd periode ini Indonesia banyak merintis produksi obat.
Industri-industri farmasi mengalami hambatan & kesulitan
yg cukup berat, yakni kekurangan devisa & terjadinya
sistem penjatahan bahan baku sehingga industri farmasi
yg dpt bertahan hanya yg mempunyai relasi
dg pihak luar negeri.
Pd tahun 1960-1965 industri farmasi mengalami kesulitan devisa
& keadaan ekonomi yg suram, hanya dptt memproduksi 30% dari
kapasitas produksinya, sehingga penyediaan sangat terbatas &
sebagaian besar berasal dari import.

Masalah = pada periode ini pengawasan mutu belum dpt di lakukan dg baik, banyak terjadi kasus
bahan baku maupun bahan obat jadi yg tidak memenuhi persyaratan standar.
Undang-undang Nomor 9 tahun 1960 tentang Pokok-pokok kesehatan

Undang-undang Nomor 10 tahun 1961 tentang


Barang

Undang-undang Nomor 7 tahun 1963


tentang Tenaga Kesehatan

Pada tahun 1960-1965 Pemerintahan


Republik Indonesia mengeluarkan
perundang- undangan yg berkaitan
Peraturan pemerintahan Nomor 26 tahun 1965 tentang Apotek. dg kefarmasian.
Pd periode ini patut di catat dalam Sejarah Kefarmasian Indonesia,
yakni Berakhirnya Apotek Dokter & apotek darurat.
Dengan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 33148/Kab/176
tanggal 8 juni 1962, antara lain ditetapkan:
• Tidak di keluarkan izin baru untuk pembukaan apotek dokter; dan
• Semua izin apotek dokter dinyatakan tidak berlaku lagi sejak tanggal 1
januari 1963
Berakhirnya apotek darurat di tetapkan dengan Surat Keputusan Menteri
Kesehatan Nomor 770/ph/63/b tanggal 29 Oktober 1963 yg isinya antara lain:

• Tidak di keluarkan lagi izin baru untuk pembukaan apotek darurat.

• Semua izin apotek darurat Ibukota Daerah Tingkat I dinyatakan tidak berlaku

sejak tanggal 1 februari 1964; dan

• Semua izin apotek darurat di Ibukota Tingkat II dan Kota-kota lainnya

dinyatakan tidak berlaku lagi sejak tanggal 1 mei 1964.


Pd tahun 1963 sebagai realisasi undang-undang
pokok Kesehatan telah di bentuk Lembaga
Farmasi Nasional (Surat Keputusan Menteri
Nomor 39521/kab/199 tanggal 11juli 1963).

Pekerjaan kefarmasian terutama pekerjaan


meracik obat-obatan dikerjakan di apotek yg
dilakukan oleh Asisten Apoteker di bawah
pengawasan Apoteker.

Bentuk apotek yg pernah ada di Indonesia ada


3 macam : apotek biasa, apotek darurat &
apotek dokter.
Buku-buku farmasi yang dikeluarkan oleh Departemen
Kesehatan :
• Farmakope Indonesia edisi I jilid I, terbit tanggal 20 Mei 1962
• Farmakope Indonesia edisi I jilid II, terbit tanggal 20 Mei 1965
• Formularium Indonesia ( FOI ), terbit 20 Mei 1966
• Farmakope Indonesia edisi II, terbit 1 April 1972
• Ekstra Farmakope Indonesia, terbit 1 April 1974
• Formularium Nasional, terbit 12 Nopember 1978
• Farmakope Indonesia III, terbit 9 Oktober 1979
• Farmakope Indonesia IV, terbit 5 Desember 1995
Thank you

Anda mungkin juga menyukai