DI INDONESIA
Pendahuluan
Farmasi di Indonesia
berkembang setelah
A masa kemerdekaan
Pd zaman penjajahan B C
(Hindia-Belanda & Jumlah tenaga farmasi
Jepang), pertum- (asisten apoteker)
buhannya lambat & blm masih sangat sedikit
dikenal secara luas
Tenaga apoteker pd masa penjajahan
umumnya berasal dari Denmark, Australia,
Jerman & Belanda.
Pd periode ini jumlah tenaga farmasi, terutama tenaga asisten apoteker mulai bertambah jumlah
yg relatif lebih besar. Pada tahun 1950 di Jakarta di buka sekolah asisten apoteker negeri
(republik) yg pertama, dg jangka waktu pendidikan selama 2 tahun.
Lanjutan….
Lulusan angkatan pertama sekolah asisten apoteker
ini tercatat sekitar 30 orang, jumlah apoteker
mengalami peningkatan.
Tahun 1947 diresmikan Jurusan Farmasi di Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Ilmu Alam (FIPIA),
Bandung sbg bagian dari Universitas Indonesia, Jakarta, yg kemudian berubah menjadi
Jurusan Farmasi, Institut Teknologi Bandung pada tanggal 2 Mei 1959.
Periode Tahun 1958 – 1967
Pd periode ini Indonesia banyak merintis produksi obat.
Industri-industri farmasi mengalami hambatan & kesulitan
yg cukup berat, yakni kekurangan devisa & terjadinya
sistem penjatahan bahan baku sehingga industri farmasi
yg dpt bertahan hanya yg mempunyai relasi
dg pihak luar negeri.
Pd tahun 1960-1965 industri farmasi mengalami kesulitan devisa
& keadaan ekonomi yg suram, hanya dptt memproduksi 30% dari
kapasitas produksinya, sehingga penyediaan sangat terbatas &
sebagaian besar berasal dari import.
Masalah = pada periode ini pengawasan mutu belum dpt di lakukan dg baik, banyak terjadi kasus
bahan baku maupun bahan obat jadi yg tidak memenuhi persyaratan standar.
Undang-undang Nomor 9 tahun 1960 tentang Pokok-pokok kesehatan
• Semua izin apotek darurat Ibukota Daerah Tingkat I dinyatakan tidak berlaku