Disusun oleh :
1. Ahmad Fauzi Alfakih 231011050013
2. Hutri Gracia Wurangian 231011050065
3. Ananda Gracela Onny 231011050015
4. Syeina Amin 231011050007
KELAS A
PROGRAM FARMASI JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
2023
KATA PENGANTAR
Pertama – tama kami mengucapkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang
Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Pancasila Sebagai Dasar Negara
Republik Indonesia” ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan dari
makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari Bapak Ir. MARHAENUS JOHANIS
RUMONDOR M.Si pada mata kuliah Pancasila, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Mner Ucha, selaku dosen mata kuliah
Pancasila yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan
dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni. Kami juga mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan kami
pada khususnya, kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari
sempurna untuk itu penulis menerima saran dan kritik yang bersifat membangun demi
perbaikan ke arah kesempurnaan. Akhir kata kami sampaikan terima kasih.
Penulis
Daftar Isi
Contents
BAB I...................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...............................................................................................................4
1.2 Perumusan Masalah....................................................................................................4
1.3 Tujuan Pembahasan....................................................................................................5
BAB II..................................................................................................................................6
PEMBAHASAN..................................................................................................................6
2.1 Proses Lahirnya Pancasila..........................................................................................6
2.2 Pancasila sebagai Sistem Filsafat.............................................................................10
2.2.2 Alasan Manusia berfilsafat................................................................................11
2.2.3 Filosofi Pancasila...............................................................................................12
2.2.4 Filsafat Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia.........................13
2.3 Fungsi Pancasila sebagai Ideologi Negara...............................................................14
2.3.1 Mengapa Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa dan Negara...............................14
2.3.2 Nilai-Nilai yang Terkandung Dalam Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa dan
Negara Indonesia........................................................................................................17
2.4 Perbedaan dan persamaan Ideologi Pancasila dengan ideologi lain........................17
2.4.1 Arti Penting Ideologi bagi Suatu Bangsa dan Negara.......................................17
2.4.2 Ideologi Pancasila..............................................................................................19
2.4.3 Perbedaan dan Persamaan Ideologi Pancasila dengan Ideologi lain.................19
BAB III…………………..…………………………………………………………...….25
3.1 Kesimpulan……………………...………………………………………………….
…25
3.2
Saran…………………………………………………………………………………..25
DAFTAR PUSTAKA………………...…...………………………………….………….26
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sejarah Indonesia telah mencatat bahwa di antara tokoh perumus Pancasila itu
ialah, Mr. Mohammad Yamin, Prof. Mr. Soepomo, dan Ir. Soekarno. Dapat
dikemukakan mengapa Pancasila itu sakti dan selalu dapat bertahan dari guncangan
kisruh politik di negara ini, yaitu pertama ialah karena secara intrinsik dalam
Pancasila itu mengandung toleransi, dan siapa yang menantang Pancasila berarti dia
menentang toleransi.
Pancasila sebagai dasar falsafah negara Indonesia yang harus diketahui oleh
seluruh warga negara Indonesia agar menghormati, menghargai, menjaga dan
menjalankan apa-apa yang telah dilakukan oleh para pahlawan khususnya pahlawan
proklamasi yang telah berjuang untuk kemerdekaan negara Indonesia ini. Sehingga
baik golongan muda maupun tua tetap meyakini Pancasila sebagai dasar negara
Indonesia tanpa adanya keraguan guna memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa
dan negara Indonesia.
ideologi lain
BAB II
PEMBAHASAN
Keanggotaan badan ini dilantik pada tanggal 28 Mei 1945, dan mengadakan
sidang pertama pada tanggal 29 Mei 1945 – 1 Juni 1945. Dalam sidang pertama
ini yang dibicarakan khusus mengenai calon dasar negara untuk Indonesia
merdeka nanti. Pada sidang pertama itu, banyak anggota yang berbicara, tiga di
antaranya adalah Muhammad Yamin, Dr. Soepomo dan Bung Karno, yang
masing-masing mengusulkan calon dasar negara untuk Indonesia merdeka.
Muhammad Yamin
Muhammad Yamin mengajukan usul mengenai dasar negara secara lisan yang
terdiri atas lima hal, yaitu:
1. Peri Kebangsaan
2. Peri Kemanusiaan
3. Peri Ketuhanan
4. Peri Kerakyatan
5. Kesejahteraan Rakyat
Selain itu Muhammad Yamin juga mengajukan usul secara tertulis yang juga
terdiri atas lima hal, yaitu:
Soepomo
Pada tanggal 31 Mei 1945 Dr. Soepomo juga mengusulkan 5 dasar negara, yaitu:
Soekarno
Kemudian pada tanggal 1 Juni 1945, Bung Karno mengajukan usul mengenai
calon dasar negara yang terdiri atas lima hal, yaitu:
Kelima hal ini oleh Bung Karno diberi nama Pancasila. Lebih lanjut Bung Karno
mengemukakan bahwa kelima sila tersebut dapat diperas menjadi Trisila, yaitu:
1. Sosio nasionalisme
2. Sosio demokrasi
3. Ketuhanan
Berikutnya tiga hal ini menurutnya juga dapat diperas menjadi Ekasila yaitu
Gotong Royong.
Selesai sidang pertama, pada tanggal 1 Juni 1945 para anggota BPUPKI
sepakat untuk membentuk sebuah panitia kecil yang tugasnya adalah menampung
usul-usul yang masuk dan memeriksanya serta melaporkan kepada sidang pleno
BPUPKI. Tiap-tiap anggota diberi kesempatan mengajukan usul secara tertulis
paling lambat sampai dengan tanggal 20 Juni 1945. Adapun anggota panitia kecil
ini terdiri atas delapan orang, yaitu:
1. Ir. Soekarno
2. Ki Bagus Hadikusumo
3. K.H. Wachid Hasjim
4. Mr. Muh. Yamin
5. M. Sutardjo Kartohadikusumo
6. Mr. A.A. Maramis
7. R. Otto Iskandar Dinata
8. Drs. Muh. Hatta
Pada tanggal 22 Juni 1945 diadakan rapat gabungan antara Panitia Kecil,
dengan para anggota BPUPKI yang berdomisili di Jakarta. Hasil yang dicapai
antara lain disetujuinya dibentuknya sebuah Panitia Kecil Penyelidik
Usul-Usul/Perumus Dasar Negara, yang terdiri atas sembilan orang, yaitu:
1. Ir. Soekarno
2. Drs. Muh. Hatta
3. Mr. A.A. Maramis
4. K.H. Wachid Hasyim
5. Abdul Kahar Muzakkir
6. Abikusno Tjokrosujoso
7. H. Agus Salim
8. Mr. Ahmad Subardjo
9. Mr. Muh. Yamin
Panitia Kecil yang beranggotakan sembilan orang ini pada tanggal itu juga
melanjutkan sidang dan berhasil merumuskan calon Mukadimah Hukum Dasar,
yang kemudian lebih dikenal dengan sebutan “Piagam Jakarta”.
Dalam sidang BPUPKI kedua, tanggal 10-16 juli 1945, hasil yang dicapai
adalah merumuskan rancangan Hukum Dasar. Sejarah berjalan terus. Pada
tanggal 9 Agustus dibentuk Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI).
Pada tanggal 15 Agustus 1945 Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu, dan
sejak saat itu Indonesia kosong dari kekuasaan. Keadaan tersebut dimanfaatkan
dengan sebaik-baiknya oleh para pemimpin bangsa Indonesia, yaitu dengan
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia, pada tanggal 17 Agustus 1945.
Sehari setelah proklamasi kemerdekaan PPKI mengadakan sidang, dengan acara
utama (1) mengesahkan rancangan Hukum Dasar dengan preambulnya
(Pembukaannya) dan (2) memilih Presiden dan Wakil Presiden.
1. Dimensi realita, yaitu nilai-nilai dasar yang ada pada ideologi itu
yang mencerminkan realita atau kenyataan yang hidup dalam
masyarakat dimana ideologi itu lahir atau muncul untuk pertama
kalinya paling tidak nilai dasar ideologi itu mencerminkan realita
masyarakat pada awal kelahirannya.
2. Dimensi idealisme, adalah kadar atau kualitas ideologi yang
terkandung dalam nilai dasar itu mampu memberikan harapan
kepada berbagai kelompok atau golongan masyarakat tentang
masa depan yang lebih baik melalui pengalaman dalam praktik
kehidupan bersama sehari-hari.
3. Dimensi Fleksibelitas atau dimensi pengembangan, yaitu
kemampuan ideologi dalam mempengaruhi dan sekaligus
menyesuaikan diri dengan perkembangan masyarakatnya.
Mempengaruhi artinya ikut mewarnai proses perkembangan
zaman tanpa menghilangkan jati diri ideologi itu sendiri yang
tercermin dalam nilai dasarnya. Mempengaruhi berarti
pendukung ideologi itu berhasil menemukan tafsiran-tafsiran
terhadap nilai dasar dari ideologi itu yang sesuai dengan realita-
realita baru yang muncul di hadapan mereka sesuai
perkembangan zaman.
Pancasila memenuhi ketiga dimensi ini sehingga pancasila dapat
dikatakan sebagai ideology terbuka. Fungsi Pancasila sebagai ideologi
Negara, yaitu :
b. Ideologi Komunisme
Ideologi komunis adalah suatu ajaran yang didasarkan atas paham sama
rata sama rasa dan telah diyakini kebenarannya.
Ciri-ciri ideologi komunisme diantaranya:
Tidak mempercayai adanya Tuhan(atheisme)
Menyanggah atau menolak persamaan manusia dan tidak terdapat
pengakuan terhadap hak asasi manusia
Dalam bidang politik hanya terdapat satu partai yaitu partai komunis
Sistem perekonomian yang sentralistik(diatur oleh pusat)
c. Ideologi Fasisme
Ideologi Fasisme adalah suatu paham yang mengedepankan bangsa
sendiri dan memandang rendah bangsa lain.
Ciri-ciri ideologi Fasisme:
Kekuasaan dipegang oleh pemerintah yang dapat berupa koalisi sipil,
militer, atau partai yang berkuasa saat itu.
Rakyat diperintah dengan intimidasi agar patuh terhadap Negara
Pemerintah mengatur segala yang boleh maupun tidak boleh
dilakukan oleh rakyatnya.
d. Ideologi Agama
Negara yang menganut ideologi ini di antaranya Saudi Arabia dan Iran
berdasarkan Islam dan Vatikan berdasarkan Kristen.
Macam-macam ideologi di atas tentunya memiliki persamaan terhadap
ideologi Pancasila. Persamaan tersebut diantaranya:
Antara ideologi Pancasila dengan ideologi Liberalisme adalah sama-
sama menganut sistem demokrasi dan sama-sama mengakui adanya
Tuhan
Antara ideologi Pancasila dan ideologi Komunisme memiliki tujuan
yang sama mensejahterakan seluruh rakyatnya baik kaum buruh
sekalipun.
Antara ideologi Pancasila dan ideologi Agama sama-sama
mengharuskan rakyatnya untuk memiliki agama.
ASPEK
-hukum
untuk
melindungi
pemimpin
3.1. Kesimpulan
Pancasila sebagai sistem filsafat adalah suatu kesatuan yang saling berhubungan
untuk satu tujuan tertentu dan saling berkualifikasi yang tidak terpisahkan satu dengan
yang lainnya. Jadi Pancasila pada dasarnya satu bagian/unit-unit yang saling berkaitan
satu sama lain dan memiliki fungsi serta tugas masing-masing. Dan makna dasar
Pancasila Sebagai Sistem Filsafat adalah dasar mutlak dalam berpikir dan tentunya
dengan saling mengaitkan antara sila yang satu dengan lainnya. Dan kesemua sila-sila
tersebut saling mencakup, bukan hanya di nilai satu persatu. Semua unsur (5 sila)
tersebut memiliki fungsi/makna dan tugas masing - masing memiliki tujuan tertentu.
3.2. Saran
https://yusriantokadir.files.wordpress.com/2010/11/handout-pancasila-part-5-8-
final.ppt
http://adelaistanto.blogspot.com/2013/01/filsafat-alasan-manusia-berfilsafat.html
https://lasonearth.wordpress.com/makalah/falsafah-pancasila-sebagai-dasar-falsafah-
negara-indonesia/
http://indonesiaindonesia.com/f/101937-sejarah-lahirnya-pancasila-ideologi-dasar-
negara/
http://inggitberbagi.blogspot.com/2012/10/arti-penting-ideologi-bagi-suatu-
bangsa.html
http://nefi34na.blogspot.com/2012/10/makalah-ideologi-fasisme-negara.html
http://adienomets.blogspot.com/2012/12/perbedaanideologi-pancasila-liberal.html
http://ciri-cirinya.blogspot.com/2014/09/arti-macam-macam-ideologi-dengan-
ciri.html
http://suryachandragobel.blogspot.com/2013/09/pengertian-ciri-ciri-dan-negara.html
https://debiasri.wordpress.com/2012/12/26/sejarah-proses-perumusan-pancasila-
sebagai-dasar-negara/