Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

PANCASILA DALAM PERJUANGAN BANGSA

Dosen pengampu :
Khairi Pahlevi, S.Pi., M.Si.
Drs. Masrani Noor, M.Si.

Oleh :
Kelompok 1

Satrio Virgiawan 2310311110001


Alif Fadillah 2310311110013
Muhammad Ahyani Ridha 2310311110019
Addrian Losero Siregar 2310311110021
M. Daffa Widhiputra 2310311110025
Muhammad Alfiannor 2310311110027

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb. Alhamdulillahi rabbil ‘alamin. Puji Syukur ke


hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas Rahmat dan hidayah-Nya, kami dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Pancasila dalam Perjuangan
Bangsa” dengan tepat waktu. Makalah disusun untuk memenuhi tugas kelompok
Mata Kuliah Pendidikan Pancasila. Selain itu, makalah ini bertujuan guna
menambah wawasan serta pengetahuan tentang peran penting Pancasila dalam
perjuangan bangsa Indonesia.
Kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pengempu kami Bapak
Khairi Pahlevi, S.Pi., M.Si. dan Bapak Drs. Masrani Noor, M.Si. Ucapan terima
kasih juga kami sampaikan kepada semua pihak yang terlibat dalam membantu
menyelesaikan makalah ini.
Penyusunan makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Kami selaku
penyusun mengakui dan menyadari bahwa makalah kami banyak memiliki
kekurangan dan kelemahan dalam penyusunan dan penulisan. Oleh sebab itu,
saran dan kritik yang membangun kami harapkan dari para pembaca demi
kesempurnaan makalah ini. Kami berharap semoga makalah yang kami susun ini
memberikan manfaat dan juga inspirasi untuk para hadirin sekalian.
Wassalamualaikum wr.wb

Banjarmasin, Agustus 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB 1......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................2
1.3 Tujuan............................................................................................................2
1.4 Manfaat.........................................................................................................2
BAB 2......................................................................................................................3
PEMBAHASAN.....................................................................................................3
2.1 PROSES PENGUSULAN PANCASILA....................................................3
2.1.1 Muhammad Yamin................................................................................4
2.1.2 Ir. Soekarno...........................................................................................4
2.1.4 Ki Bagus Hadikusumo..........................................................................5
2.1.3 Mr. Soepomo..........................................................................................5
2.2 PROSES PERUMUSAN PANCASILA......................................................6
2.3 PROSES PENGESAHAN PANCASILA....................................................7
2.4 PANCASILA SAAT PERJUANGAN BANGSA PADA MASA
SEBELUM KEMERDEKAAN..................................................................9
2.5 PANCASILA PADA MASA PASCA KEMERDEKAAN........................10
BAB 3....................................................................................................................12
PENUTUP.............................................................................................................12
3.1 KESIMPULAN...........................................................................................12
3.2 SARAN........................................................................................................13

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Realitas kehidupan berbangsa dan bernegara sekarang ini tidak terlepas dari
sejarah masa lalu. Demikian pula, terbentuknya Negara Republik Indonnesia
dengan pancasila sebagai dasar negaranya tidak luput dari proses yang panjang
tersebut. Sejarah masa lalu, kini, dan masa yang akan datang merupakan suatu
keterkaitan yang tidak akan terpisahkan. Realitas kehidupan sekarang merupakan
kelanjutan dari sejarah masa lalu, dan kehidupan yang akan datang merupakan
kelanjutan dari kehidupan sekarang.

Masalalu bangsa Indonesia yang penuh dengan kepahitan, kesusahan,


kesengsaraan, dan perjuangan yang disertai pengorbanan harta maupun jiwa
merupakan kenyataan yang tidak bisa dipungkiri oleh generasi sekarang. Bahkan
pengaruhnya masih dapat dirasakan sampai era reformasi sekarang. Sejarah suram
bangsa Indonesia merupakan pelajaran yang sangat berharga untuk menuju masa
depan yang lebih baik serta mencapai Negara Indonesia baru yang dicita-citakan.

Tentunya segala perjuangan bangsa Indonesia tidak luput dari peran penting
Pancasila. Harus kita sadari Pancasila sendiri merupakan gambaran betapa
pentingnya bagi Indonesia untuk memperjuangkan kemerdekaannya. Namun
sebelum kemerdakaan itu terjadi kita juga berhak tahu sejarah jauh sebelum
Indonesia Merdeka. Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara wajib hukumnya
kita untuk tahu peran penting Pancasila dalam konteks perjuangan bangsa. Oleh
karna itu kami akan membahas secara ringkasnya mengenai Pancasila dalam
konteks perjuangan bangsa,

1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang sudah dipaparkan maka dapat
disimpulkan, kami akan mengangkat rumusan masalah meliputi :
1. Bagaimanakah sejarah pengusulan, perumusan, dan
pengesahan Pancasila ?
2. Bagaimanakah sejarah Pancasila saat perjuangan bangsa pada
masa sebelum kemerdekaan ?
3. Bagaimanakah sejarah Pancasila pada masa pasca
kemerdekaan ?

1.3 Tujuan
Tujuan disusunnya makalah ini untuk :
1. Mengetahui bagaimana sejarah Pancasila pada masa kejayaan
nasional, proses pengesahan dan perjuangan bangsa Indonesia
melawan penjajahan.
2. Mengetahui bagaimana sejarah Pancasila saat perjuangan bangsa
pada masa sebelum kemerdekaan.
1.4 Manfaat
Apabila dipaparkannya tujuan maka adapula manfaat dari dibuatnya
makalah, dengan ini kami jabarkan manfaat yang kami harapkan :
1. Pembaca dapat memahami bagaimana sejarah Pancasila pada masa
kejayaan nasional.
2. Pembaca dapat memahami bagaimana proses pengusulan,
perumusan, dan pengasahan .
3. Pembaca dapat memahami sejarah pancasila pada sebelum
kemerdekaan.
4. Pembaca dapat memahami peran penting Pancasila dalam konteks
perjuangan bangsa.

2
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 PROSES PENGUSULAN PANCASILA


Awal munculnya ideologi bangsa itu diawali dengan lahirnya rasa
nasionalisme yang menjadi awal kemerdekaan bangsa Indonesia. Dan adanya rasa
nasionalisme sudah mulai tertanam kuat dalam gerakan Perhimpoenan Indonesia
yang sangat menekankan solidaritas dan kesatuan bangsa. Perhimpoenan
Indonesia bertujuan agar bangsa indonesia bersatu teguh menghadapi penjajahan
dan keterjajahan. Gerakan nasional lainnya lahirnya Soempah Pemoeda 28
Oktober 1928 merupakan momen-momen perumusan diri bagi bangsa Indonesia.
Kesemuanya itu merupakan modal politik awal yang sudah dimiliki tokoh- tokoh
pergerakan sehingga sidang-sidang maraton BPUPKI yang difasilitasi Laksamana
Maeda, tidak sedikitpun ada intervensi dari pihak penjajah Jepang. Selanjutnya,
sidang-sidang BPUPKI berlangsung secara bertahap dan penuh dengan semangat
musyawarah untuk melengkapi goresan sejarah bangsa Indonesia hingga sampai
kepada masa sekarang ini.

Para peserta sidang BPUPKI ditunjuk secara adil, bukan hanya atas dasar
konstituensi, melainkan juga atas dasar integritas dan rekam jejak di dalam
konstituensi masing- masing. Awal Pengusulan Pancasila dilakukan dalam sidang
BPUPKI pertama yang dilaksanakan pada 29 Mei sampai dengan 1 Juni 1945.
Dimana BPUPKI dibentuk oleh Pemerintah Pendudukan Jepang pada 29 April
1945 Dengan jumlah anggota 60 orang yang diantaranya terdiri dari:

1. Ketua : Dr. Radjiman Wedyodiningrat

2. Ketua Muda: Raden Panji Soeroso

3. Ketua Muda : : Ichibangase (Anggota Luar biasa. Orang jepang)

4. Anggota : 60 Orang (tidak termasuk ketua dan ketua muda )

3
BPUPKI dilantik oleh Letjen Kumakichi Harada, panglima tentara ke-16
Jepang di Jakarta, pada 28 Mei 1945. Pada tgl , 29 Mei 1945, sidang yang pertama
di mulai dengan materi pokok pembicaraan calon dasar Negara.Sidang tersebut
menampilkan beberapa pembicara, yaitu

1. Mr.MuhYamin,

2. Ir.Soekarno,

3. Ki Bagus Hadikusumo,

4.Mr.Soepomo.

Keempat tokoh tersebut menyampaikan usulan tentang dasar Negara

2.1.1 Muhammad Yamin


Pada tanggal 29 Mei 1945 mengajukan usul mengenai dasar negara secara
lisan yang terdiri atas lima hal, yaitu:

1. Peri Kebangsaan

2. Peri Kemanusiaan

3. Peri Ketuhanan

4. Peri Kerakyatan

5. Kesejahteraan Rakyat

2.1.2 Ir. Soekarno


Pada tanggal 1 Juni 1945 menyampaikan lima butir gagasan tentang dasar
negara sebagai berikut:

1. Nasionalisme atau Kebangsaan Indonesia,

2. Internasionalisme atau Peri Kemanusiaan,

3. Mufakat atau Demokrasi,

4. Kesejahteraan Sosial,

5. Ketuhanan yang berkebudayaan.

Kelima butir gagasan itu oleh Soekarno diberi nama Pancasila

4
Selanjutnya, Soekarno juga mengusulkan jika seandainya peserta sidang
tidak menyukai angka 5, maka ia menawarkan angka 3, yaitu Trisila yang terdiri
atas (1) Sosio-Nasionalisme,

(2) Sosio-Demokrasi, dan

(3) Ketuhanan Yang Maha Esa.

Soekarno akhirnya juga menawarkan angka 1, yaitu Ekasila yang

berisi asas Gotong-Royong.

2.1.4 Ki Bagus Hadikusumo


Ki Bagus Hadikusumo yang berasal dari kelompok Islam secara tegas
mengusulkan agar yang menjadi dasar negara adalah Islam. Dalam Pidatonya Ki
Bagus menyampaikan: “Jika tuan-tuan bersungguh-sungguh menghendaki
negara Indonesia mempunyai rakyat yang kuat bersatu padu berdasar
persaudaraan yang erat dan kekeluargaan serta gotong royong, didirikanlah
negara kita ini di atas petunjuk-petunjuk al-Qur’an dan al-Hadits seperti yang
sudah saya terangkan tadi”. Ki Bagus menekankan lagi, “bangunlah negara kita
ini dengan bersendi agama Islam yang mengandung hikmah dan kebenaran’.
(Saafroedin Bahar, Nannie Hudawati, Risalah Sidang Badan Penyelidik Usaha-
usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI): 1998

2.1.3 Mr. Soepomo


Pada Tanggal 31 Mei 1945 juga mengusulkan lima dasar negara pada,
yaitu sebagai berikut:

1. Paham negara persatuan

2. Perhubungan Negara dan agama

3. Sistem badan permusyawaratan

4. Sosialisme Negara

5. Hubungan antarbangsa

5
Meskipun demikian perbedaan pendapat di antara mereka tidak
mengurangi semangat persatuan dan kesatuan demi mewujudkan Indonesia
merdeka. Sikap saling menghargai dan toleransi yang berkembang di kalangan
para pendiri negara seperti inilah yang seharusnya perlu diwariskan kepada
generasi berikutnya.

Pada tanggal 1 juni 1945 dalam sidang BPUPKI Soekarno menyampaikan


pidatonya yang berjudul “Lahirnya Pancasila”. Dalam pidato inilah konsep dan
rumusan awal "Pancasila" pertama kali dikemukakan oleh Soekarno sebagai dasar
negara Indonesia merdeka. Pidato tersebut pada awalnya disampaikan oleh
Soekarno secara aklamasi tanpa judul dan baru mendapat sebutan "Lahirnya
Pancasila" oleh mantan Ketua BPUPKI Dr. Radjiman Wedyodiningrat dalam kata
pengantar buku yang berisi pidato yang kemudian dibukukan oleh BPUPKI
tersebut. Sejarah mencatat bahwa pidato lisan Soekarno inilah yang di kemudian
hari diterbitkan oleh Kementerian Penerangan Republik Indonesia dalam bentuk
buku yang berjudul Lahirnya Pancasila (1947). Perlu Anda ketahui bahwa dari
judul buku tersebut menimbulkan kontroversi seputar lahirnya Pancasila. Di satu
pihak, ketika Soekarno masih berkuasa, terjadi semacam pengultusan terhadap
Soekarno sehingga 1 Juni selalu dirayakan sebagai hari lahirnya Pancasila. Di lain
pihak, ketika pemerintahan Soekarno jatuh, muncul upaya- upaya “de-
Soekarnoisasi” oleh penguasa Orde Baru sehingga dikesankan seolah-olah
Soekarno tidak besar jasanya dalam penggalian dan perumusan

2.2 PROSES PERUMUSAN PANCASILA


Pada Persidangan pertama BPUPKI berakhir, namun rumusan dasar
negara Indonesia belum terbentuk. Oleh dari itu, BPUPKI membentuk panitia
perumus dasar negara yang anggota terdiri dari sembilan orang yang disebut
dengan Panitia Sembilan. Pada tanggal 22 Juni 1945 diadakan rapat gabungan
antara Panitia Kecil, dengan para anggota BPUPKI yang berdomisili di Jakarta.

Hasil yang dicapai antara lain disetujuinya dibentuknya sebuah Panitia


Kecil Penyelidik Dasar Negara, yang terdiri atas sembilan orang, yaitu:

6
1. Ir. Soekarno 6. Abikusno Tjokrosujoso

2. Drs. Muh. Hatta 7. H. Agus Salim

3. Mr. A.A. Maramis 8. Mr. Ahmad Subardjo

4. K.H. Wachid Hasyim 9. Mr. Muh. Yamin

5. Abdul Kahar Muzakkir

Panitia Kecil/Sembilan pada tanggal itu juga melanjutkan sidang dan


berhasil merumuskan calon Mukadimah Hukum Dasar, yang kemudian lebih
dikenal dengan sebutan “Piagam Jakarta atau Jakarta Charter” Piagam Jakarta itu
merupakan naskah awal pernyataan kemerdekaan Indonesia. Pada alinea ke-
empat Piagam Jakarta itulah terdapat rumusan Pancasila sebagai berikut.

1.Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-


pemeluknya.

2. Kemanusiaan yang adil dan beradab.

3. Persatuan Indonesia

4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan


perwakilan.

5. Keadilansosil bagi seluruh rakyat Indonesia.

2.3 PROSES PENGESAHAN PANCASILA


Proklamasi kemerdekaan Bangsa Indonesia, pada tanggal 17 Agustus
1945, telah mewujudkan Negara Republik Indonesia. Dan Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia, dalam sidang selanjutnya, pada tanggal 18 Agustus
1945, telah menyempurnakan dan mengesahkan rancangan Undang-Undang
Dasar Negara Indonesia, atau yang kemudian dikenal sebagai Undang-Undang
Dasar Negara Indonesia Tahun 1945. Beberapa penyempurnaan yang dilakukan
dalam pengesahan Undang-Undang Dasar Negara tersebut, yang sebelumnya
merupakan Rancangan Pembukaan yang termuat di dalam Piagam Jakarta,
sebagai hasil kesepakatan yang telah diterima oleh sidang BPUPKI pada sidang ke

7
dua-nya sebelum masa Proklamasi Kemerdekaan, yang isi penyempurnaannya
antara lain :

Dalam Rancangan Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Indonesia


pada Alinea ke-4, yang memuat sebutan “Allah“, kemudian dirubah menjadi “
Tuhan “, sesuai dengan permintaan anggota utusan dari Bali, Mr. I Gusti Ktut
Pudja Penggunaan “Hukum Dasar”, digantikan dengan “Undang-Undang Dasar”
Dan pada kalimat “berdasarkan kepada ke-Tuhanan, dengan kewajiban
menjalankan syariat Islam bagi pemeluk- pemeluknya, menurut dasar
kemanusiaan”, dirubah menjadi “berdasarkan ke-Tuhan-an Yang Maha Esa,
kemanusiaan’’

Dan Undang-Undang Dasar Negara Indonesia tahun 1945 tersebut, setelah


penyempurnaan tersebut kemudian disahkan dan diresmikan secara resmi pada
sidang PPKI tanggal 18 Agustus 1945, setelah Negara Republik Indonesia
terwujud pada tanggal 17 Agustus 1945 dalam pernyataan Proklamasi Bangsa
Indonesia. Di dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Indonesia tahun
1945 tersebut, terkandung 4 alinea-alinea yang berintikan pernyataan kebulatan
tekad Bangsa Indonesia dalam menentukan perjuangan dan nasib Bangsa
Indonesia pada masa selanjutnya, dan berperan serta dalam perdamaian dunia
yang menentang bentuk-bentuk pejajahan ataupun kolonialisme di muka bumi ini

Dan pada Alinea yang ke – 4, dinyatakan pula rangkaian susunan Dasar


Negara Indonesia, yakni Pancasila yang sah dan benar :

1. Ketuhanan Yang Maha Esa


2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat, kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan
5. Keadilan Sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia

Pancasila yang mempunyai kedudukan konstitusional, serta telah


disepakati oleh Bangsa Indonesia dalam sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia, sebagai Komite Nasional, yang merupakan perwakilan dari seluruh

8
bangsa Indonesia. Dengan demikian, perjalanan sejarah perjuangan Bangsa
Indonesia, tidak berhenti hingga masa tersebut. Demikian pula dalam menerapkan
serta melandaskan Dasar Negara Indonesia, Pancasila, dalam peri kehidupan
Bangsa Indonesia pada masa selanjutnya

2.4 PANCASILA SAAT PERJUANGAN BANGSA PADA MASA


SEBELUM KEMERDEKAAN
Sejarah Pancasila pada masa perjuangan bangsa Indonesia sebelum
kemerdekaan dimulai pada awal abad ke-20 ketika Indonesia masih berada di
bawah penjajahan Kolonial Belanda. Salah satu tokoh penting dalam sejarah
Pancasila pada masa perjuangan bangsa sebelum kemerdekaan adalah Ir.
Soekarno yang kelak menjadi Presiden pertama Indonesia. Soekarno awalnya
tidak mencetuskan Pancasila seperti yang kita kenal saat ini, namun ia memiliki
visi untuk mencari dasar persatuan bangsa yang dapat menjadi pedoman dalam
melawan penjajah.

Sesaat perjalanan perjuangan tersebut, pada 22 Juni 1945, Soekarno dan


Hatta memproklamirkan kemerdekaan Indonesia. Namun, pemerintahan kolonial
Belanda tidak mengakui kemerdekaan tersebut dan berupaya untuk merebut
kembali wilayah yang dinyatakan merdeka tersebut. Dalam rangka memperkuat
keberadaan Indonesia sebagai bangsa yang merdeka, Soekarno kemudian
mengajukan usulan Piagam Jakarta kepada BPUPKI pada bulan Juni 1945. Pada 1
Juni 1945, Soekarno mempresentasikan Piagam Jakarta kepada sidang BPUPKI.
Dalam pidatonya, Soekarno menyebutkan ketiga prinsip dasar yaitu ketuhanan
yang berkebudayaan (Tuhan dengan ajaran agama masing-masing), kemanusiaan
yang adil dan beradab, dan persatuan Indonesia. Kemudian, dua prinsip lainnya,
yaitu kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia,
ditambahkan setelah proses perdebatan yang berlangsung di antara anggota
BPUPKI.

Oleh karena itu, Pancasila pada masa perjuangan bangsa pada masa
sebelum kemerdekaan adalah hasil kompromi dan diskusi yang melibatkan tokoh-

9
tokoh nasionalis Indonesia. Pancasila akhirnya menjadi dasar negara Indonesia
yang diakui oleh seluruh rakyat Indonesia sejak saat itu.

2.5 PANCASILA PADA MASA PASCA KEMERDEKAAN


Setelah Indonesia meraih kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945,
Pancasila menjadi dasar negara yang diakui secara resmi. Pancasila menjadi
ideologi negara sekaligus panduan dalam menjalankan pemerintahan dan
membangun bangsa Indonesia. Namun, perjalanan Pancasila pada masa pasca
kemerdekaan juga mengalami perubahan dan tantangan. Pada tahun 1945, setelah
proklamasi kemerdekaan, Pancasila sebagai dasar negara dituangkan dalam
pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Namun, pada awalnya tidak ada pasal
yang secara khusus mengatur tentang Pancasila. Pada tahun 1949, Pancasila
mendapatkan pengakuan yang lebih kuat melalui Peraturan Pemerintah No. 1
Tahun 1949 yang menyebutkan Pancasila sebagai dasar negara. Sejak saat itu,
Pancasila menjadi pegangan dalam penyusunan perundang-undangan dan
kebijakan negara secara umum.

Perkembangan Pancasila pada masa pasca kemerdekaan juga mencakup


upaya untuk memperkuat pemahaman dan pengamalan nilai-nilai Pancasila dalam
kehidupan sehari-hari. Pada tahun 1966, Presiden Soekarno digantikan oleh
Soeharto setelah terjadi peristiwa G30S/PKI. Soeharto kemudian menginisiasi
gerakan Trisakti (Trilogi Pembangunan Nasional) yang terdiri dari pembangunan
politik, ekonomi, dan sosial-budaya berdasarkan Pancasila. Penggunaan Pancasila
juga tercermin dalam pendidikan. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
menjadi mata pelajaran yang wajib diajarkan di sekolah-sekolah untuk mencetak
generasi yang cinta tanah air dan memiliki semangat nasionalisme.

Namun, pada masa pasca kemerdekaan juga terjadi tantangan dan


pemikiran kritis terhadap implementasi Pancasila. Seiring dengan perkembangan
zaman, muncul berbagai pandangan dan kelompok yang memiliki interpretasi
sendiri terhadap Pancasila. Pandangan yang muncul antara lain Islamisme,
Marxisme, dan beberapa ideologi lainnya yang mempertanyakan relevansi dan
kesesuaian Pancasila sebagai dasar negara. Dalam menghadapi tantangan tersebut,

10
Pancasila tetap menjadi dasar negara yang kokoh dan selalu dijunjung tinggi. Pada
tahun 1998, setelah era Orde Baru berakhir, terjadi Reformasi yang membuka
ruang bagi kembali ditekankannya Pancasila sebagai ideologi negara dan landasan
dalam membangun demokrasi.

Hingga saat ini, Pancasila memainkan peran penting dalam kehidupan


masyarakat Indonesia. Pancasila menjadi pegangan dalam berbagai aspek
kehidupan, seperti kebijakan pemerintah, pembuatan hukum, pendidikan, serta
upaya membangun persatuan dan kerukunan antarumat beragama dan suku di
Indonesia. Pancasila juga menjadi simbol indentitas nasional yang
mempersatukan beragam suku, agama, dan budaya dalam satu kesatuan bangsa
Indonesia.

11
BAB 3
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Dari pembahasan diatas yang telah menjadi jawaban dari permasalahan


yang ada pada makalah ini, maka kami dapat menyimpulkan bahwa perumusan
Pancasila dan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang di awali dengan sidang
yang pertama pada tanggal 29 Mei hingga tanggal 1 Juni 1945, badan ini
membahas asas-asas dan dasar Negara Indonesia Merdeka dan sebagai hasil dari
pertemuan-pertemuan itu lahirlah Pancasila. Pancasila dalam 3 priode yaitu pra
kolonial (sebelum penjajahan), kedua kolonial (penjajahan), dan ketiga pasca
kemerdekaan (sesudah merdeka). Kebangkitan Nasional Indonesia diawali
dengan berdirinya Budi Utomo yang dipelopori Dr. Wahidin Sudirihusodo pada
tanggal 20 Mei 1908.

Dan munculah PNI (1927) yang dipelopori oleh Soekarno. Kemudian


pada tanggal 28 Oktober 1928 lahirlah Sumpah Pemuda sebagai penggerak
kebangkitan nasional yang menyatakan satu bahasa, satu bangsa serta satu
tanah air yaitu Indonesia Raya. Pada tanggal 1 Maret 1945 Jepang
mengumumkan akan dibentuknya BPUPKI (Dokoritsu Junbi Choosakai).
Badan ini kemudian terbentuk pada tanggal 29 April 1945, tetapi baru dilantik
pada tanggal 28 Mei 1945 dan baru mulai bekerja pada tanggal 29 Mei 1945.

Dan Perumusan Pancasila dan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia


yang di awali dengan sidang yang pertama pada tanggal 29 Mei hingga 1 Juni
1945, badan ini membahas asas-asas dan dasar Negara Indonesia Merdeka dan
sebagai hasil dari pertemuan-pertemuan itu lahirlah Pancasila. Dalam sidang yang
kedua pada tanggal 10 Juli sampai 16 Juli 1945, badan tersebut menghasilkan
rancangan undang-undang dasar. Setelah mengalami beberapa perubahan oleh
PPKI, rancangan inilah yang kemudian disahkan sebagai Undang-Undang Dasar
1945. Rumusan terakhir Pancasila yang benar dan berlaku sekarang tercantum
dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.

12
3.2 SARAN

Adapun saran dari kelompok kami dengan dibuatnya makalah tentang


Pancasila dalam Kontek Sejarah Pejuangan Bangsa Indonesia ini bisa
menumbuhkan kesadaran pada diri kita bahwa pentingnya kita mempelajari
sejarah pancasila karena dapat menumbuhkan jiwa patriotik, dan mempertebal
rasa cinta tanah air, menikatkan semangat kebangsaan, ke-setiakawanan sosial,
kesadaran pada sejarah bangsa serta sikap menghargai jasa para pahlawan, dan
berorientasi ke masa depan. Dan untuk generasi selanjutnya harus tahu akan
sejarah besar Pancasila sebagai dasar perjuangan bangsa demi kemerdekaan.

1
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Realitas kehidupan
berbangsa dan bernegara

13
sekarang ini tidak terlepas
dari
sejarah masa lalu.
Demikian pula,
terbentuknya Negara
Republik Indonnesia
dengan
pancasila sebagai dasar
negaranya tidak luput
dari proses yang panjang
tersebut.
Sejarah masa lalu, kini,
dan masa yang akan datang
merupakan suatu
keterkaitan yang

14
tidak akan terpisahkan.
Realitas kehidupan
sekarang merupakan
kelanjutan dari sejarah
masa lalu, dan kehidupan
yang akan datang
merupakan kelanjutan
dari kehidupan
sekarang.
Dan pada abad ke VII
dasar-dasar kebangsaan
Indonesia telah mulai
Nampak , yaitu ketika
munculnya kerajan.
Tanggal 1 Juni 1945
disebut sebagai tanggal
15
lahirnya Pancasila dari
pidato Ir.Soekarno di
hadapan para anggota
Badan Penyelidik
Usaha-usaha Persiapan
kemerdekaan Indonesia
(BPUPKI). Lima dasar/sila
yang beliau
ajukan beliau namakan
sebagai filosofische
grondslag. Pancasila yang
disahkan oleh
PPKI pada tanggal 18
Agustus 1945 merupakan
dasar flsafat Negara
Republik
16
Indnesia.
Nilai-nilai yang
terkandung dalam
Pancasila yaitu :
Ketuhanan, Kemanusiaan,
Persatuan, Kerakyatan
serta Keadilan, Dalam
kenyataannya secara
objektif Pancasila
telah dimilki oleh Bangsa
Indonesia melalui suatu
proses sejarah yang cukup
panjang
yaitu sejak zaman
kerajan-kerajaan pada

17
abad Kutai di
Kalimantan, Sriwijaya di

18

Anda mungkin juga menyukai