Anda di halaman 1dari 25

“Proses Lahirnya Sila Kelima dari Pancasila: Implementasinya

pada Kehidupan Berbangsa dan Bernegara”

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 5

1. Sri Angraeni (201802120)


2. D. M. Narwastu K. W. (201802255)
3. Muh. Yusuf (201802261)
4. Imam Hidayat N. (201802131)
5. Gusti (201802147)

SEKOLAH TINGGI ILMU MENAJEMEN LASHARAN JAYA


MAKASSAR
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah melimpahkan
rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini bisa selesai pada
waktunya.

Tidak dapat dipungkiri bahwa dalam pembuatan makalah ini masih terdapat banyak
kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca untuk kemudian makalah kami ini dapat kami perbaiki dan menjadi lebih baik lagi
kedepannya.

Kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam
penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Tuhan yang Maha Esa senantiasa
meridhai segala usaha kita.

Makassar, 24 Februari 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan..................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................2
2.1 Pancasila..............................................................................................................................2
2.1.1 Sejarah Perumusan Pancasila......................................................................................3
2.1.2 Makna Lambang Garuda Indonesia............................................................................6
2.1.3 Makna dan Arti Pancasila Sila ke-5............................................................................7
2.1.4 Nilai yang Terkandung Pada Sila ke-5.......................................................................7
2.2 Keadilan...............................................................................................................................9
2.3 Ilustrasi Masyarakat Yang belum mendapat Keadilan......................................................12
2.4 Implementasi Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.................................14
2.4.1 Penerapan Sila ke-5 di Indonesia..............................................................................15
2.4.2 Garis Besar Sila Ke-5................................................................................................16
2.4.3 Pancasila Dalam Kehidupan Sehari-hari..................................................................16
2.4.4 Penerapan Sila-Sila Pancasila...................................................................................18
2.4.5 Butir Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Sila Ke-5 Pancasila.........................19
2.4.6 Contoh-Contoh Pengamalan Sila Ke-5 Pancasila.....................................................20
BAB III PENUTUP......................................................................................................................22
3.1 KESIMPULAN..................................................................................................................22
3.2 SARAN..............................................................................................................................22

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................22

ii
BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Jepang hancur lebur pada Perang Dunia II ketika pasukan sekutu barat pimpinan Amerika Serikat
menjatuhkan bom atom ke Hiroshima pada 6 Agustus 1945 dan ke Nagasaki pada 9 Agustus 1945.
Kekuatan dan pengaruh Jepang di Indonesia pun melemah sehingga membuat para pejuang dan pendiri
bangsa Indonesia berhasil merebut dan memproklamasikan Kemerdekaan Republik Indonesia pada 17
Agustus 1945.
Pada 18 Agustus 1945 ditetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia.
Dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) Negara Republik Indonesia dinyatakan bahwa dasar
negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan negara Republik Indonesia yang berkedaulatan
rakyat dengan berdasar kepada Pancasila
Rumusan Masalah
1. Apa makna sila kelima?
2. Apa nilai yang terkadung dalam sila kelima?
3. Sebutkan Contoh Penerapan Sila Kelima dari Pancasila dalam Kehidupan Sehari-hari?
Tujuan Penulisan
1. Untuk menjelaskan arti dari sila kelima
2. Untuk mengetahui apa-apa saja nilai yang terkandung dalam sila kelima
3. Untuk menjelaskan contoh-contoh penerapan pancasila dalam kehidupan sehari-hari

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PANCASILA

Nama ini terdiri dari dua kata yang diambil bahasa Sansekerta dalam
kitabnegarakertagama yang ditulis oleh Empu Parapanca yaitu: pañca berarti lima
dan śīlaberarti prinsip atau asas, maka dari itu pancasila disebutdengan lima asas/prinsip dasar.
Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia, sekaligus merupakan rumusan dan
pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.
selama masa perumusan pada tahun 1945 telah beberapa kali mengalami perubahan kandungan
dan urutan, hingga pada tanggal 1 Juni diperingati sebagai hari lahirnya Pancasila, kemudian
pada tanggal 1 Oktober ditetapkan sebagai Hari Kesaktian Pancasila.

2
2.1.1 Sejarah Perumusan Pancasila

Keterlibatan Jepang dalam Perang Dunia ke 2 mengangkat sejarah baru dalam kehidupan
bangsa Indonesia yang dijajah Belanda ratusan tahun lamanya. Hal ini disebabkan bersamaan
dengan tentara Jepang tahun 1942 di Nusantara, maka beres pula system penjajahan bangsa
Eropa & lalu digantikan dengan penjajahan baru yang dengan cara khusus diinginkan bisa
menolong mereka yang terlibat perang

Menjelang akhir tahun 1944 bala tentara jepang dengan cara semakin-menerus menderita
kekalahan perang dari sekutu. Hal ini mengangkat perubahan baru bagi pemerintah jepang di
Tokyo dengan kemerdekaan yang diumumkan perdana mentri kaiso tanggal 7 september 1944
dalam siding parlemenjepang (Teiko Gikai) ke 85. Janji tersebut lalu diumumkan oleh jenderal
Kumakhichi Haroda tanggal 1 maret 1945 yang merencanakan pembentukan Tubuh penelidik
Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI)

Sebagai realisasi janji tersebut pada tanggal 29 April 1945 kepala pemerintah Jepang untuk Jawa
(Gunseikan) membentuk BPUPK dengan anak buah sebanyak 60 orang yang merupakan wakil
atau mencerminkan suku/golongan yang tersebar diwilayah Indonesia. BPUPKI diketuai oleh Dr.
Radjiman Wedyodiningrat sedangkan wakil ketua R.P. Suros & Pejabat yang mewakili
pemerintahan Jepang “Tuan Hchibangase”. Dalam melaksanakan tugas dibentuk berbagai panitia
kecil, antara lain panitia Sembilan dan panitia perancang UUD. Inilah langkah awal dalam
sejarah perumusan pancasila sebagai dasar Negara. Dengan cara simple proses perumusan ialah
sebagai berikut:

3
Mr. Muhammad Yamin, pada sidang BPUPKI tanggal 29 Mei 1945 memberi tau rumus asas &
dasar Negara sebagai berikut

1. Peri Kebangsaan
2. Peri Kemanusiaan
3. Peri Ketuhanan
4. Peri Kerakyatan
5. Kesejahteraan Rakyat

Sesudah member tahu pidatonya, Mr. Muhammad Yamin memberitahu usul tertulis naskah
Rancangan Undang-Undang Dasar. Didalam Pembukaan Rancangan UUD itu, tercantum
rumusan lima asas dasar Negara yang berbunyi

1. Ketuhanan Yang Maha Esa.


2. Kebangsaan Persatuan Indonesia.
3. Rasa Kemanusiaan Yang Adil & Beradab.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan.
5. Keadilan sosial bagi semua rakyat Indonesia.

Mr. Soepomo, pada tanggal 31 Mei 1945 antara lain dalam pidatonya memberi tau usulan lima
dasar negara, yaitu sebagai berikut :

1. Paham Negara Kesatuan.


2. Perhubungan Negara & Agama.
3. Sistem Tubuh Permusyawaratan.
4. Sosialisasi Negara.
5. Hubungan antar Bangsa.

Ir. Soekarno, dalam sidang BPUPKI pada tanggal 1 Juni 1945 menganjurkan rumusan dasar
negara ialah sebagai berikut :

1. Kebangsaan Indonesia.
2. Internasionalisme atau peri kemanusiaan.
3. Mufakat atau demokrasi.
4. Kesejahteraan Sosial. Ketuhanan yang berkebudayaan.

4
Panitia kecil pada sidang PPKI; tanggal 22 Juni, memberi usulan rumus dasar negara, berikut
usulan rumus dasar negara dari PPKI :

1. Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-


pemeluknya.
2. Kemanusiaan yang adil & beradab.
3. Persatuan Indonesia.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah dalam kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan.
5. Keadilan sosial bagi semua rakyat indonesia.

Rumusan Pancasila yang ditetapkan tanggal 18 Agustus 1945 dalam sidang PPKI memberi
rumusan Pancasila sebagai berikut :

1. Ketuhanan Yang Maha Esa.


2. Kemanusiaan Yang Adil & Beradab.
3. Persatuan Indonesia.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dala permusyawaratan/perwakilan.
5. Keadilan Sosial bagi semua Rakyat Indonesia.

Rumusan inilah yang lalu dijadikan dasar negara, sampai kini bahkan sampai akhir perjalanan
Bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia bertekad bahwa Pancasila sebagai dasar negara tidak bisa
dirubah oleh siapapun, tergolong oleh MPR hasil pemilu. Apabila mengubah dasar negara
Pancasila sama dengan membubarkan negara hasil proklamasi (Tap MPRS No.
XX/MPRS/1966).

Adapun istilah Pancasila dalam kehidupan Bangsa Indonesia bukanlah hal yang baru, tetapi
istilah Pancasial telah dikenal sejak zaman Majaphit abad XIV, yaitu terdapat dalam buku
Negara Kertagama karangan Empu Prapanca & buku Sutasoma karangan Empu Tantular.

Istilah Pancasila berasal dari bahasa sangsakerta yang berarti Panca berarti lima & Sila berarti
berbatu sendi, alas, dasar. Sehingga Pancasila berarti lima sendi atau alas atau dasar. Juga berarti
"Pelaksanaan kesusilaan yang lima" yaitu : tidak meperbuat kekerasan, tidak mencuri, tidak
berjiwa dengki, tidak berbohong, & tidak mabok atau meminum minuman keras.

Setelah Rumusan Pancasila diterima sebagai dasar negara secara resmi beberapa dokumen
penetapannya ialah :
Rumusan Pertama : Piagam Jakarta (Jakarta Charter) - tanggal 22 Juni 1945
5
Rumusan Kedua : Pembukaan Undang-undang Dasar - tanggal 18 Agustus 1945
Rumusan Ketiga : Mukaddimah Konstitusi Republik Indonesia Serikat - tanggal 27 Desember
1949
Rumusan Keempat : Mukaddimah Undang-undang Dasar Sementara - tanggal 15 Agustus 1950
Rumusan Kelima : Rumusan Kedua yang dijiwai oleh Rumusan Pertama (merujuk Dekrit
Presiden 5 Juli 1959)

2.1.2 Makna Lambang Garuda Pancasila


* Perisai di tengah melambangkan pertahanan bangsa Indonesia
* Simbol-simbol di dalam perisai masing-masing melambangkan sila-sila dalam Pancasila, yaitu:
* Bintang melambangkan sila Ketuhanan Yang Maha Esa
* Rantai melambangkan sila
Kemanusiaan Yang Adil Dan
Beradab
* Pohon beringin melambangkan sila
Persatuan Indonesia
* Kepala banteng melambangkan
sila Kerakyatan Yang Dipimpin
Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam
Permusyawaratan/Perwakilan
. * Padi dan Kapas melambangkan
sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh
Rakyat Indonesia.
* Warna merah-putih melambangkan
warna bendera nasional Indonesia.
Merah berarti berani dan putih
berarti suci
* Garis hitam tebal yang melintang
di dalam perisai melambangkan
wilayah Indonesia yang dilintasi
Garis Khatulistiwa
* Jumlah bulu melambangkan hari
proklamasi kemerdekaan Indonesia
(17 Agustus 1945), antara lain:
- Jumlah bulu pada masing-masing sayap berjumlah 17
- Jumlah bulu pada ekor berjumlah 8
- Jumlah bulu di bawah perisai/pangkal ekor berjumlah 19
- Jumlah bulu di leher berjumlah 45
* Pita yg dicengkeram oleh burung garuda bertuliskan semboyan negara Indonesia, yaitu
Bhinneka Tunggal Ika yang berarti “berbeda beda, tetapi tetap satu jua”.

6
MAKNA KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA

SILA KELIMA :
Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
dilambangkan dengan kapas dan padi di
bagian kanan bawah perisai berlatar putih

Arti :
Padi dan Kapas merupakan kebutuhan dasar
setiap manusia yakni pangan dan sandang
sebagai syarat utama untuk mencapai
kemakmuran yang merupakan tujuan bagi sila
ke lima ini

2.1.3 Makna dan Arti Pancasila Sila Ke-5

Sila ke-5 berbunyi “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia” memiliki Lambang Padi dan
kapas.
Pada umumnya nilai pancasila digali oleh nilai nilai luhur nenek moyang bangsa Indonesia
termasuk nilai keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia. Karena digali oleh nilai nilai luhur
bangsa Indonesia pancasila mempunyai kekhasan dan kelebihan, sedangkan Prinsip keadilan
yaitu berisi keharusan/tuntutan untuk bersesuaian dengan hakikat adil (Sunarjo
Wreksosuharjo,2000:35).
Dengan sila ke lima ini, manusia menyadari hak dan kewajiban yang sama untuk menciptakan
keadilan sosial dalam kehidupan masyarakat Indonesia.

2.1.4 Nilai Yang Terkandung Pada Sila Ke Lima


Keadilan Sosial ialah sifat masyarakat adil dan makmur berbahagia untuk semua orang,
tidak ada penghinaan, tidak ada penghisapan, bahagia material dan bahagia spritual, lahir dan
batin. Istilah adil yaitu menunjukkan bahwa orang harus memberi kepada orang lain apa yang
menjadi haknya dan tahu mana haknya sendiri serta tahu apa kewajibannya kepada orang lain
dan dirinya. Sosial berarti tidak mementingkan diri sendiri saja, tetapi mengutamakan
kepentingan umum, tidak individualistik dan egoistik, tetapi berbuat untuk kepentingan bersama.

7
Maka di dalam sila ke-5 tersebut terkandung nilai Keadilan tersebut didasari oleh hakekat
keadilan manusia yaitu keadilan dalam hubungan manusia dengan dirinya sendiri, manusia
dengan manusia lain, manusia dengan masyarakat, bangsa dan negaranya serta hubungan
manusia dengan Tuhannya.oleh karena itu manusia dikatakan pula sebagai makhluk
Monopruralisme
Konsekuensinya nilai-nilai keadilan yang harus terwujud dalam kehidupan bersama adalah
meliputi:
1. Keadilan Distributif
Aristoteles berpendapat bahwa keadilan akan terlaksana bilamana hal-hal yang sama diperlukan
secara sama dan hal-hal yang tidak sama diperlukan tidak sama. Keadilan distributif sendiri yaitu
suatu hubungan keadilan antara negara terhadap warganya, dalam arti pihak negaralah yang
wajib memenuhi keadilan dalam bentuk keadilan membagi, dalam bentuk kesejahteraan,
bantuan, subsidi serta kesempatan dalam hidup bersama yang didasrkan atas hak dan kewajiban.
2. Keadilan Legal (Keadilan Bertaat)
Yaitu suatu hubungan keadilan antara warga negara terhadap negara dan dalam masalah ini
pihak wargalah yang wajib memenuhi keadilan dalam bentuk mentaati peraturan perundang-
undangan yang berlaku dalam negara. Plato berpendapat bahwa keadilan dan hukum merupakan
subtansi rohani umum dari masyarakat yang membuat dan menjadi kesatuannya.
Dalam masyarakat yang adil setiap orang menjalankan pekerjaan menurut sifat dasarnya paling
cocok baginya. Pendapat Plato itu disebut keadilan moral, sedangkan untuk yang lainnya disebut
keadilan legal.
3. Keadilan Komulatif
Yaitu suatu hubungan keadilan antara warga satu dengan yang lainnya secara timbal balik.
Keadilan ini bertujuan untuk memelihara ketertiban masyarakat dan kesejahteraan umum. Bagi
Aristoteles pengertian keadilan ini merupakan asan pertalian dan ketertiban dalam masyarakat.
Semua tindakan yang bercorak ujung ekstrem menjadikan ketidak adilan dan akan merusak atau
bahkan menghancurkan pertalian dalam masyarakat.
Nilai-nilai keadilan tersebut haruslah merupakan suatu dasar yang harus diwujudkan dalam
hidup bersama kenegaraan untuk mewujudkan tujuan negara yaitu mewujudkan kesejahteraan
seluruh warganya serta melindungi seluruh warganya dan wilayahnya, mencerdaskan seluruh
warganya. Demikian pula nilai-nilai keadilan tersebut sebagai dasar dalam pergaulan antara
negara sesama bangsa di dunia dan prinsip ingin menciptakan ketertiban hidup bersama dalam
suatu pergaulan antar bangsa di dunia dengan berdasarkan suatu prinsip kemerdekaan bagi setiap
bangsa, perdamaian abadi serta keadilan dalam hidup bersama (keadilan bersama).

8
2.2 KEADILAN

Keadilan merupakan salah satu tujuan negara republik Indonesia selaku negara hukum.
Penegakan keadilan akan membuat kehidupan manusia Indonesia, baik selaku pribadi, selaku
anggota masyarakat, maupun selaku warga negara menjadi aman, tenteram, dan sejahtera. Upaya
untuk mencapai ke arah itu memerlukan nilai keselarasan, keserasian, dan keseimbangan, yang
menyangkut hak dan kewajiban yang dimiliki oleh seluruh warga negara Indonesia tanpa
membedakan agama, suku, bahasa, dan status sosial ekonominya. Setiap warga negara Indonesia
harus diperlakukan adil sesuai dengan hak dan kewajibannya sebagai warga negara.

Sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia menunjukkan bahwa manusia Indonesia
menyadari hak dan kewajiban yang sama untuk menciptakan keadilan sosial dalam masyarakat
Indonesia. Keadilan sosial memiliki unsur pemerataan, persamaan dan kebebasan Dalam rangka
ini dikembangkanlah perbuatan yang luhur yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan
dan kegotongroyongan. Untuk itu dikembangkan sikap adil terhadap sesama, menjaga
keseimbangan antara hak dan kewajiban serta menghormati hak-hak orang lain. Nilai keadilan
sosial mengamatkan bahwa semua warga negara mempunyai hak yang sama dan bahwa semua
orang sama di hadapan hukum.

Dengan sikap yang demikian maka tidak ada usaha-usaha yang bersifat pemerasan terhadap
orang lain, juga untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan hidup bergaya mewah serta
perbuatan-perbuatan lain yang bertentangan dengan atau merugikan kepentingan umum.
Demikian juga dipupuk sikap suka kerja keras dan sikap menghargai hasil karya orang lain yang
bermanfaat untuk mencapai kemajuan dan kesejahteraan bersama. Kesemuanya itu dilaksanakan
dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial.

Sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia mengandung nilai-nilai bahwa setiap peraturan
hukum, baik undang-undang maupun putusan pengadilan mencerminkan semangat keadilan.
Keadilan yang dimaksudkan adalah semangat keadilan sosial bukan keadilan yang berpusat pada

9
semangat individu. Keadilan tersebut haruslah dapat dirasakan oleh sebagian besar masyarakat
Indonesia, bukan oleh segelintir golongan tertentu. Nilai keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia mengandung makna sebagai dasar sekaligus tujuan, yaitu tercapainya masyarakat
Indonesia yang adil dan makmur secara lahiriah maupun batiniah.

Penegakan hukum dan keadilan ini ialah wujud kesejahteraan manusia lahir dan batin, sosial dan
moral. Kesejahteraan rakyat lahir batin, terutama terjaminnya keadilan sosial bagi seluruh rakyat,
yaitu sandang, pangan, papan, rasa keamanan dan keadilan, serta kebebasan
beragama/kepercayaan. Cita-cita keadilan sosial ini harus diwujudkan berdasarkan UUD dan
hukum perundangan yang berlaku dan ditegakkan secara melembaga berdasarkan UUD 1945.

Dalam pandangan Bagir Manan, kekuasaan kehakiman di Indonesia memiliki beberapa karakter
yang harus dipahami oleh hakim sehingga dapat mewujudkan nilai keadilan sosial. Peradilan
berfungsi menerapkan hukum, menegakkan hukum dan menegakkan keadilan berdasarkan
Pancasila. Pelaksanaan peradilan berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Peradilan dilakukan
dengan sederhana, cepat dan biaya ringan; segala bentuk campur tangan dari luar kekuasaan
kehakiman dilarang. Pengadilan mengadili menurut hukum dengan tidak membeda-bedakan
orang, tidak ada seorangpun dapat dihadapkan di depan pengadilan selain daripada yang
ditentukan baginya oleh undang-undang.

Dalam sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia didasari dan dijiwai oleh sila
pertama,kedua, ketiga sampai keempat. Dalam sila tersebut terkandung niali yang merupakn
jutuan Negara sebagai tujuan dalam hidup bersama. Maka nilai keadilan yang harus terwujud
dalamkehidupan bersama adalah keadilan yang didasari dan dijiwai oleh hakikat keadilan
kemanusiaan.Yaitu, keadilan hubungan manusia dengan dirinya sendiri, manusia dengan
manusia lain,manusia dengan masyarakat, bangsa dan Negara serta hubungan manusia dengan
Tuhannya.Konsekuensi nilai keadilan yang harus terwujud adalah :a. Keadialn distributive yaitu
suatu hubungan keadilan antara Negara terhadap rakyatnya b. Keadilan legal yaitu suatu
hubungan keadilan antara warga Negara terhadap negaranyac. Keadilan komunitatif adalah
hubungan keadilan antara warga Negara satu dengan yanglainnya secara timbal balik.Sehingga
untuk mewujudkan suatu keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia haruslahtercapai sebuah
kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dan permusyawaratan perwakilan.Yang
didasari oleh adanya persatuan Indonesia.Persatuan tersebut didasari olehkemanusiaan yang adil
dan beradab yang menjadi dasar segala pelaksanaanya adalah keyakinanterhadap ketuhanan
Yang Maha Esa.Disinilah perwujudan manusia sebagai makhluk social yangreligious dalam
etika kehidupan berbangsa.

Pancasila sila kelima, Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia mempunyai makna bahwa
seluruh rakyat Indonesia mendapatkan perlakuan yang adil baik dalam bidang hukum, politik,
ekonomi, kebudayaan, maupun kebutuhan spiritual dan rohani sehingga tercipta masyarakat yang
adil dan makmur dalam pelaksanaan kehidupan bernegara. Di dalam sila kelima intinya bahwa
adanya persamaan manusia di dalam kehidupan bermasyarakat, tidak ada perbedaan kedudukkan
ataupun strata di dalamnya, semua masyarakat mendapatkan hak-hak yang seharusnya diperoleh
dengan adil.

10
Dalam sila ke–5 tersebut terkandung nilai- nilai yang merupakan tujuan Negara sebagai tujuan
dalam hidup bersama. Maka dalam sila ke–5 tersebut terkandung nilai keadilan yang harus
terwujud dalam kehidupan bersama ( kehidupan sosial). Keadilan tersebut didasari dan dijiwai
oleh hakikat keadilan manusia yaitu keadilan dalam hubungan manusia dengan dirinya sendiri,
manusia dengan manusia lain , manusia dengan masyarakat, bangsa dan negaranya serta
hubungan manusia dengan Tuhannya.

Konsekwensinya nilai-nilai keadilan yang harus terwujud dalam kehidupan bersama meliputi,
Keadilan distributif, Keadilan Legal dan Keadilan Komulatif. Nilai-nilai keadilan tersebut
haruslah merupakan suatu dasar yang harus diwujudkan dalam hidup bersama kenegaraan untuk
mewujudkan tujuan Negara yaitu mewujudkan kesejahteraan seluruh warganya serta melindungi
seluruh warganya dan wilayahnya, mencerdaskan seluruh warganya. Demikian pula nilai-nilai
keadilan tersebut sebagai dasar dalam pergaulan antara Negara sesama bangsa didunia dan
prinsip ingin menciptakan ketertiban hidup bersama dalam suatu pergaulan antar bangsa didunia
dengan berdasarkan suatu prinsip kemerdekaan bagi setiap bangsa, perdamaian abadi serta
keadilan dalam hidup bersama (keadilan sosial).Sila ke 5 dari Pancasila, mengamanatkan agar
semua kebijakan dan program apapun yang dilaksanakan, harus bermuara kepada perwujudan
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Pembangunan fisik, seperti Jalan toll, jembatan
layang, bandar udara dan gedung tinggi pencakar langit, pusat perbelanjaan /Mall, tidak ada
manfaatnya jika tingkat kemiskinan rakyat semakin tinggi.

Bukan berarti kita anti terhadap pembangunan tersebut, akan tetapi bagaimana hasil dari
pembangunan tersebut dapat bermanfaat bagi rakyat. Karena rakyat yang berada pada lapisan
termiskin, tidak pernah mampu menggunakan jalan toll, bandar udara apalagi belanja di mall
mall yang mewah! Kalau begitu, bagaimana kita mengukur keberhasilan pembangunan? Yang
jelas, apapun yang dibangun, jika tidak mampu meningkatkan perbaikan kualitas hidup rakyat
yang berada dilapisan paling miskin, dapat dikatakan bahwa tidak ada keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia. Oleh karena itu, program pembangunan yang harus menjadi prioritas
utama adalah mencerdaskan rakyat yang tertinggal, dengan mengutamakan program pendidikan,
dan kesehatan rakyat. Demi keadilan yang diamanatkan oleh sila ke 5 Pancasila, Kita wajib
memprioritaskan anggaran negara untuk mengangkat taraf hidup rakyat yang berada pada lapisan
paling miskin.

2.3 Ilustrasi Masyarakat Yang belum mendapat Keadilan


Sila ke lima Pancasila yang berbunyi Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat indonesia diliputi,
didasari, dijiwai oleh sila ke 1,2,3,4. Dengan demikian makna yang terkandung dalam sila ke

11
lima Pancasila merupakan gambaran terlengkap 5 dari makna keseluruhan Pancasila. Namun
nilai yang terkandung dalam Pancasila selain sila ke 5 juga memiliki keterkaitan dengan sila
lainnya.

Dalam kehidupan sehari- hari, pengamalan sila kelima Pancasila terkadang tidak sesuai dengan
makna yang terkandung dalam sila tersebut. Hal ini akan berakibat pada berubahnya sikap
masyarat Indonesia. Jika masyarakat Indonesia bersikap tidak sesuai nilai dan norma Pancasila,
maka bisa dikatakan bangsa tersebut kehilangan jati diri bangsa.

Jika suatu bangsa kehilangan jati diri bangsa, mudah bangsa lain untuk menjajah bangsa
Indonesia. Perilaku yang dipedomankan sebagai pengamalan Pancasila beserta pengamalan di
masyarakat Indonesia diantaranya ;

1. Mengembangkan perbuatan luhur yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan
kegotong – royong.
Kita hidup dilingkungan yang masih berada di wilayah Indonesia. Sudah menjadi kodrat manusia
sebagai mahluk sosial sebaiknya memiliki sikap tolong menolong antar sesama, gotong- royong,
tenggang rasa sesama manusia tanpa membedakan ras, suku, jenis kelamin dan agama. Namun,
dimasa sekarang nampaknya sikap tersebut sudah meluntur. Banyak orang yang bekerja sehari
suntuk hingga ia tidak dapat bersosialisasi dengan lingkungannya. Hingga timbul sikap acuh tak
acuh dan individualis, sikap yang bertentangan dengan nilai Pancasila. Seharusnya kita sebagai
rakyat Indonesia yang memiliki pandangan hidup Pancasila lebih mementingkan kepentingan
sosial diatas kepentingan pribadi.

2. Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.


Penjabaran makna adil yang sesungguhnya terkadang memberikan pro dan kontra antar manusia.
Adil dalam hukum yakni semua rakyat Indonesia memiliki kedudukan yang sama dimata hukum.
Adil terhadap sesama yaitu, memperlakukan manusia sama dengan yang lain tanpa membedakan
suku, ras, agama,jenis kelamin.

3. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.


Rakyat Indonesia memiliki hak dan kewajiban yang sama untuk membela negaranya. Rakyat
indonesia juga memiliki jaminan hak asasi manusia yang tertuang dalam UUD 1945. Hak asasi
manusia tersebut mencakup hak atas kwdudukan yang sama dalam hukum, hak atas penghidupan
yang layak, hak atas kehidupan berserikat dan , berkumpul, hak atas kebebasan mengeluarkan
pendapat, hak atas kemerdekaan memeluk agama, hak untuk mendapatkan pengajaran, dsb.
Dengan dirumuskannya hak asasi dalam UUD 1945, mengandung pengertian bahwa UUD
mewajibkan pemerintah dan lain – lain penyelenggara negara untuk memelihara budi pekerti
kemanusiaan yang luhur yang bersifat universal serta memegang teguh cita- cita moral rakyat
yang luhur.

4. Menghormati hak orang lain.


Setiap manusia memiliki hak. Hak yang telah diperoleh dan dibawanya sejak lahir yaitu hak
asasi manusia. Hak asasi manusia berlaku sejak ia lahir dibumi tanpa perbedaan atas dasar

12
bangsa, ras, agama, kelamin. Dengan HAM, manusia memperoleh kesempatan untuk
berkembang sesuai dengan bakat dan cita-citanya.

5. Suka memberikan pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri.
Untuk mengejar kehidupan yang lebih baik, manusia harus bekerjasama dengan manusia lain
dalam masyarakat. Manusia mustahil dapat hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Kenyataan ini
menimbulkan kesadaran bahwa segala yang dicapai dan kebahagiaan yang dirasakan oleh
manusia pada dasarnya adalah berkat bantuan dan kerjasama orang lain di masyarakat.

6. Tidak menggunakan hak milik usaha – usaha yang bersifat pemerasan terhadap orang lain.
Masih sering kita jumpai kasus- kasus suap, pungli, sogokan marak disegala bidang. Bukan
hanya badan usaha milik pererintah, badan usaha milik swasta juga dapat kita jumpai pungli,
suap, sogokan. Hal tersebut sangat merugikan masyarakat dan negara. Masyarakat dirugikan
karena melakukan pengorbanan yang lebih banyak dari pada peratuan yang telah ditetapkan dan
tidak memiliki kesempatan untuk mendapatkan apa yang ia inginkan dikarenakan pungli,
sogokan dan suap. Sedangkan negara menderita kerugian dikarenakan sesuatu yang seharusnya
benar kelak menjadi salah. Semisal penerimaan pegawai negri, pemerintah dirugikan oleh karena
calon yang diterima berdasar pada banyaknya suap bukan karena standar penerimaan yang telah
ditetapkan. Jika penyelewengan penggunaan hak milik usaha untuk pemerasan ini tidak dibenahi,
boleh jadi hukum kelak bisa di beli.

7. Tidak menggunakan hak milik untuk hal – hal yang bersifat pemborosan dan gaya hidup
mewah.
Indonesia memiliki hasil bumi yang sangat melimpah. Dari sektor pertambangan, perkebunan,
pertanian, kelautan, dll. Semua hasil bumi tersebut menjadikan Indonesia kaya akan hasil
bumi.walaupun demikian banyak kekayaan Indonesia, kita sebagai rakyat Indonesia tidak
diperbolehkan menggunakan kekayaan negara tersebut dengan berlebihan dan gaya hidup
mewah. Karena diantara sumber daya alam tersebut ada sebagian yang tidak dapat diperbaharui
dan masih banyak saudara kita yang memiliki kehidupan yang tak layak. Sedangkan Indonesia
memiliki berjuta kekayaan yang seharusnya turut di nikmati seluruh rakyat Indonesia.

8. Tidak menggunakan hak – hak milik untuk hal – hal yang bertentangan dengan atau
kepentingan umum.
Sering kita mendengar kasus – kasus koruptor yang menjamur di Indonesia. Korupsi dapat jadi
karena koruptor melaksanakan hak – hak asasi manusia cenderung untuk berlebih- lebihan,
sehingga merugikan negara dan masyarakat. Seharusnya, manusia lebih memprioritaskan
kepentingan umum diatas kepentingan pribadi. Dan kepentingan tersebut hendaknya tidak
bertentangan dengan kepentingan umum.

9. Suka bekerja keras.


Kerja keras kita butuhkan untuk mengupayakan apa yang kita inginkan menjadi terwujud.
Perwujudan itu hendaknya di lakukan dengan langkah yang benar, sesuai dengan hukum.
Namun, banyak orang yang mengupayakan perwujudan keinginannya tersebut dengan cara yang
tidak sesuai dengan ajaran nilai Pancasila. Semisal menyuap. Hendaknya kita sebagai bangsa
Indonesia yang berpedoman Pancasila mengupayakan perwujuan sesuatu yang ia inginkan
dengan kerja keras. Bukan mencari jalan pintas guna keinginannya terwujud.

13
10. Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan kesejahteraan
bersama.
Banyak karya anak negeri Indonesia ini yang berprestasi dan berkarya. Hasil karya anak
Indonesia tidak kalah dengan negara lain. Hendaknya kita hargai dan kita dukung hasil karya
mereka sebagai hasil karya anak bangsa Indonesia yang bermanfaat bagi kemajuan dan
kesejahteraan bersama serta memberikan motivasi kepada anak negri Indonesia lainnya untuk
tetap terus berkarya.

11. Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan
sosial.
Pemerataan perekonomian di Indonesia masih perlu dilaksanakan. Hal ini perlu dikarenakan
pertumbuhan ekonomi antar daerah masih berbeda. Jika pertumbuhan peerekonomian Indonesia
tidak merata, ini menyebabkan ketertinggalan suatu daerah dengan daerah lain. Pemerintah
dalam mengatasi hal ini menggalakan pemerataan penduduk, pemerataan perekonomian dengan
program pinjaman modal dll. Langkah pemerintah tersebut berguna untuk mewujudkan
pemerintahan yang adil bagi seluruh rakyat Indonesia..
Dengan penjelasan diatas dapat kita ketahui bahwa Pancasila sebagai kepribadian bangsa
mengandung nilai yang menuntun rakyat Indonesia untuk berperilaku selaras dengan ajaran
Pancasila yang begitu banyak dan memiliki kemanfaatan bagi negara Indonesia guna
mewujudkan cita- cita bangsa Indonesia sebagai bangsa yang memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan perdamaian.

2.4 Implementasi Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Contoh perilaku/ sikap positif sesuai sila ke ke 5 (kelima) Pancasila, Keadilan Sosial Bagi
Seluruh Rakyat Indonesia :

1. Di lingkungan keluarga:
a) Bersikap hemat dan mau bekerja keras sesuai dengan kemampuan.
b) Mengutamakan kebutuhan sekolah sebelum kebutuhan lainnya.
c) Pandai membagi waktu untuk belajar, bermain, dan membantu orang tua.
d) Rajin melatih diri dengan keterampilan/hasta karya.
e) Tidak bersikap boros.
f) Mengatur pengeluaran.
g) Menjadi orang tua asuh, atau teman asuh bagi orang lain yang kekurangan dalam ekonomi.
h) Mau berbagi rasa dan keuntungan dengan keluarga lain yang membutuhkan pertolongan.
i) Mengembangkan silaturahmi, kekeluargaan dan kegotongroyongan dalam mengembangkan
usaha keluarga.

2. Di lingkungan sekolah:
a) Siswa gemar menabung danmenghemat uang jajan.
b) Tidak menggunakan perhiasanyang berlebihan.

14
c) Pengadaan sarana belajar secara sederhana/wajar.
d) Bekerja keras dalam meraih prestasi.
e) Rajin sekolah dan mengikuti pelajaran dengan tekun dan sungguh-sungguh.
f) Menjadi anggota koperasi sekolah.
g) Menjadi teman asuh bagi orang lain yang kurang mampu secara ekonomis.
h) Setia kawan dalam menolong korban bencana alam dan fakir miskin.
i) Menjalin kebersamaan dalam kegiatan sosial kemanusiaan.

3. Di lingkungan masyarakat:
a) Manggalang kegiatan sosial.
b) Menggalakan program jaring pengaman sosial dengan tepat sasaran.
c) Menggalakan program padat karya dan memanfaatkan lahan tidur.
d) Menggiatkan gerakan nasional orang tua asuh.
e) Menyediakan lapangan kerja bagi masyarakat penganggur.
f) Meningkatkan semangat gotong royong dan kekeluargaan.
g) Menggiatkan koperasi dan usaha ekonomi lemah.
h) Meningkatkan semangat kerja keras dan kesederhanaan.

2.4.1 Penerapan Sila ke-5 di Indonesia

Keadilan sosial berarti keadaan yang seimbang dalam suatu masyarakat, namun ternyata
dalam kenyataannya sila ke-5 masih memiliki banyak kekurangan.
Perwujudan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia setelah 68 tahun merdeka masih
belum maksimal sekaligus merupakan sila yang diabaikan oleh penyelenggara Negara Kesatuan
Republik Indonesia dari saat kemerdekaan 17 Agustus 1945 sampai dengan saat ini. Ini ditandai
dengan saat ini adanya kurang lebih 100 juta rakyat Indonesia (menurut data Bank Dunia) berada
dibawah garis kemiskinan atau kurang lebih 40 % dari bangsa Indonesia ini menandakan masih
besarnya kesenjangan sosial di indonesia.
Dilihat dari strata sosial bangsa Indonesia setelah kemerdekaan tidak mengalami perubahan,
strata tersebut antara lain:
u Strata Sosial Utama : Diduduki oleh kaum pemodal yang dengan kebijakan ekonomi liberal,
dimulai masa orde baru sampai dengan saat ini
u Strata Sosial Kedua : Kalangan birokrat penyelenggara negara yang dengan penyakit KKN yang
akut dari masa orde baru sampai dengan saat ini
u Strata Sosial Ketiga : Para pekerja professional.
u Strata Sosial Keempat : Tetap tidak berajak dari masa penjajahan Belanda dulu yang menikmati
paling sedikit kesejahteraan dialam kemerdekaan ini adalah: petani, buruh, pekerja rendahan,
nelayan, akibat daya dukung kehidupan makin menurun di pedesaan dan terpaksa melarikan diri
ke kota tanpa modal pendidikan dan keahlian apa-apa.

15
2.4.2 Garis Besar Sila Ke-5
Secara garis besar sila ke-5 mengalami masalah atau kekurangan dalam bidang perekonomian
nasional dan kesejahteraan sosial yang tidak merata. Untuk contoh konkrit berdasarkan pasal-
pasal yang terkait dengan masalah tersebut adalah sebagai berikut:
a) Pasal 33 UUD 1945, tentang kesejahteraan sosial, dimana di ayat 3 disebutkan bahwa bumi dan
air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan digunakan untuk
sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Berarti seharusnya rakyat Indonesia dapat menggunakan
air secara gratis dan merata tapi ternyata sudah rakyat harus bayar dan tidak merata terbukti
banyak terjadi kekeringan dan kekurangan air didaerah-daerah terpencil contoh NTB. Mereka
harus membuat sumber air sendiri hingga hal tersebut dijadikan sebagai iklan salah satu
perusahaan air minum. Kemudian kelangkaan minyak dan bahan bakar (bensin) padahal
Indonesia kaya akan segala macam kekayaan alam. Tetapi realitanya bangsa Indonesia harus
antri dan membayar mahal untuk mendapatkan kebutuhan tersebut.
b) Pada Pasal 31 UUD 1945 tentang Pendidikan, juga belum terlaksana dengan baik. Biaya sekolah
setiap tahun semakin meningkat, beasiswa juga disalurkan tidak merata kadang malah salah
orang, dan pendidikan pun mengenal kata diskriminasi karena penduduk kota saja yang dapat
merasakan pendidikan dengan baik sedangkan daerah – daerah tertentu yang sulit dijangkau oleh
manusia apalagi teknologi tidak dapat, merasakan pendidikan itu dengan baik.

2.4.3 Pancasila Dalam Kehidupan Sehari-hari

Nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari

Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila dari Sila ke I sampai Sila Sila ke V yang harus
diaplikasikan atau dijabarkan dalam setiap kegiatan pengelolaan lingkungan hidup adalah
sebagai berikut ( Soejadi, 1999 : 88- 90) :

Dalam Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia terkandung nilai keadilan
sosial. Dalam hal ini harus diperhatikan beberapa aspek berikut, antara lain :

16
a. Perlakuan yang adil di segala bidang kehidupan terutama di bidang politik,
ekonomi dan sosial budaya;
b. Perwujudan keadilan sosial itu meliputi seluruh rakyat Indonesia;

c. Keseimbangan antara hak dan kewajiban, menghormati hak milik orang lain;
 -Cita-cita masyarakat yang adil dan makmur yang merata material spiritual
bagi seluruh rakyat Indonesia;
 -Cinta akan kemajuan dan pembangunan.
Penerapan sila ini tampak dalam ketentuan-ketentuan hukum yang mengatur masalah
lingkungan hidup. Sebagai contoh, dalam Ketetapan MPR RI Nomor IV/MPR/1999
tentang Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN), Bagian H yang mengatur aspekaspek
pengelolaan lingkungan hidup dan pemanfaatan sumber daya alam. Dalam ketetapan
MPR ini hal itu diatur sebagai berikut (Penabur Ilmu, 1999 : 40) :
 Mengelola sumber daya alam dan memelihara daya dukungnya agar bermanfaat bagi
peningkatan kesejahteraan rakyat dari generasi ke generasi;
 Meningkatkan pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan hidup dengan
melakukan konservasi, rehabilitasi dan penghematan pengunaan dengan menerapkan
teknologi ramah lingkungan;
 Mendelegasikan secara betahap wewenang pemerintah pusat kepada pemerintah
daerah dalam pelaksanaan pengelolaan sumber daya alam secara selektif dan
pemeliharaan ling-kungan hidup, sehingga kualitas ekosistem tetap terjaga yang
diatur dengan undangundang;
 Mendayagunakan sumber daya alam untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat
dengan memperhatikan kelestarian fungsi dan keseim-bangan lingkungan hidup,
pembangunan yang berkelanjutan, kepentingan ekonomi dan budaya masyarakat
lokal serta penataan ruang yang pengaturannya diatur dengan undang-undang;
 Menerapkan indikator-indikator yang memungkinkan pelestarian kemampuan

2.4.4 PENERAPAN SILA-SILA PANCASILA


17
Pancasila adalah dasar negara dan pedoman hidup bagi bangsa Indonesia. Sebagai dasar negara,
Pancasila berisi pokok-pokok pikiran yang dituangkan secara formal dalam bentuk Undang-
Undang Dasar. Sebagai pedoman hidup, Pancasila menjadi panduan bagi rakyat Indonesia dalam
bersikap dan berperilaku. Kandungan isi dari sila-sila dalam Pancasila tersebut pada dasarnya
telah menjadi bagian dari norma kehidupan bagi rakyat Indonesia sejak dahulu kala.

Sila kelima dari Pancasila yang berbunyi “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”
merupakan cita-cita luhur bangsa Indonesia untuk menciptakan kesejahteraan bersama
berdasarkan keadilan. Para leluhur kita telah memiliki semangat mencapai cita-cita mayarakat
yang sejahtera dan berkeadilan. Oleh karena itu kita juga harus memiliki semangat untuk
mewujudkan cita-cita mulia tersebut. Caranya adalah dengan bersikap dan berperilaku sesuai
dengan sila kelima Pancasila tersebut. Sebaliknya, sikap dan perilaku yang tidak sesuai dengan
sila kelima Pancasila harus kita hindari.

Bagaimana cara sikap dan perilaku yang sesuai dengan sila kelima Pancasila? Pemerintah telah
menetapkan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila yang berisi 45 butir. Butir-butir
pedoman tersebut merupakan penjabaran dari kelima sila dalam Pancasila. Berikut ini
pembahasan contoh sikap dan perilaku yang sesuai dengan sila kelima Pancasila.

18
2.4.5 Butir Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Sila Ke-5 (Kelima)
Pancasila

Ada 11 butir pedoman pengamalan sila ke-5 yang terdapat dalam 45 butir
Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila.

1. Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan


suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan.

2. Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.

3. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.

4. Menghormati hak orang lain.

5. Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri.

6. Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat


pemerasan terhadap orang lain.

7. Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan


dan gaya hidup mewah.

8. Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan


kepentingan umum.

9. Suka bekerja keras.

10. Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan
dan kesejahteraan bersama.

11. Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang


merata dan berkeadilan sosial.

19
2.4.6 Contoh-Contoh Pengamalan Sila Ke-5 (Kelima) Pancasila

Berikut ini beberapa contoh pengamalan sila ke-5 dari Pancasila yang dapat kita
lakukan dalam kehidupan sehari-hari.

1. Berlaku adil terhadap sesama


2. Menghormati hak orang lain atas dasar keadilan
3. Suka bekerja keras
4. Tidak berperilaku boros
5. Tidak bergaya hidup mewah
6. Suka berhemat
7. Tidak melanggar peraturan yang berkaitan dengan kepentingan umum
8. Tidak menyalahgunakan fasilitas umum untuk kepentingan pribadi
9. Tidak merusak fasilitas umum
10. Tidak malas dalam bekerja
11. Menghargai hasil karya orang lain
12. Tidak menggunakan mobil pribadi untuk kebut-kebutan di jalan raya
13. Tidak merusak lingkungan yang dapat membahayakan masyarakat
14. Melakukan kegiatan yang bermanfaat untuk kepentingan bersama
15. Gotong royong membangun jalan
16. Gotong royong membersihkan sungai
17. Membantu perekonomian masyarakat dengan memberikan pelatihan
usaha
18. Memberdayakan potensi wisata desa
19. Menjaga suasana kekeluargaan di lingkungan masyarakat
20. Tidak bersikap pilih kasih dalam pergaulan di masyarakat
21. Menolong orang lain untuk mandiri
22. Berpartisipasi untuk membangun desa
20
23. Tidak melakukan kegiatan yang dapat merugikan masyarakat sekitar
24. Memelihara fasilitas umum
25. Gotong royong membangun jembatan
26. Menggunakan hak dan melaksanakan kewajiban secara seimbang
27. Melindungi hak-hak orang lain
28. Melakukan kegiatan untuk kesejahteraan bersama
29. Tidak melakukan pemerasan terhadap orang lain
30. Tidak menimbulkan kebisingan yang dapat mengganggu tetangga

21
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Pancasila merupakan dasar falsafah Negara Republik Indonesia secara resmi tercantum di dalam
alenia ke-empat Pembukaan Undang-undang Dasar 1945, yang ditetapkan oleh PPKI tanggal 18
Agustus 1945. Nilai nilai keadilan atau nilai yang tertuang dalam sila ke-5 mempunyai
Konsekuensi nilai-nilai keadilan yang harus terwujud dalam kehidupan bersama antara lain
keadilan distributif, keadilan legal, keadilan komulatif. Selain itu pancasila mempunyai
beberapa kelebihan dan kelemahan. Kelebihan kelebihan tersebut terletak pada tujuan utama sila
ke-5, sedangkan kelemahannya terletak pada pelaksanaan yang belum maksimal.

3.2 SARAN
Seharusnya pemerintah melaksanakan apa yang menjadi tujuan sila ke-5. Seperti pada bidang
ekonomi, hukum dll.

DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/9737941/PEMBAHASAN_TENTANG_MAKNA_SILA_KE-
5_PANCASILA

https://www.academia.edu/24246334/Nilai-Nilai_Sila_ke
5_Keadilan_Sosial_Bagi_Seluruh_Rakyat_Indonesia_at_BULLET_Quenayurifta

https://pancasila.weebly.com/penerapan-sila-dalam-kehidupan.html
https://pancasila.weebly.com/penerapan-sila-sila-pancasila.html

https://www.faktakah.com/2018/09/sejarah-lahirnya-pancasila.html

http://www.pecintaipa.info/2016/10/makna-sila-ke-5-keadilan-sosial-bagi.html

22

Anda mungkin juga menyukai