Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

NILAI NILAI PANCASILA DALAM STAATSFUNDAMENTALNORM

PANCASILA

Dosen Pengampu :

Dr. Hj. Asniwati, M.Pd., S.Pd.

Disusun Oleh Kelompok 7 :


Kelas 1A

Chotifah Kumala Sari Siregar (2010125320087)


Hariyati (2010125120050)
Muhammad Wahyudha (2010125310102)
Mutia Azizah (2010125220126)
Siti Nor Ihsana (2010125220134)
Siti Risma Wulandari (2010125320100)
Stacy Gracesia Erna Jonas (2010125720001)

PROGRAM STUDI PGSD

FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT


BANJARMASIN 2020
KATA PENGANTAR

Segala puji dan ucapan rasa syukur , kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha
Esa, karena dengan limpahannya dan rahmat-Nya lah kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “NILAI-NILAI PANCASILA DALAM STAAS
FUNDAMENTAL NORM. Sholawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada
baginda Nabi besar Muhammad SAW., keluarga dan para sahabat beliau.
Dalam pembuatan makalah ini mempunyai kesulitan dan hambatan, tapi
dengan semanagat dan kegigihan serta arahan dari berbagai pihak, sehingga
Alhamdulillah kami dapat menyelesaikannya. Kami mengucapkan terima kasih
kepada:

1. Orang tua kami masing-masing yang telah mendukung kami, menjadi


penginspirasi kami dan mencurahkan kasih sayangnya.
2. Ibu Dr. Hj. Asniwati, M.Pd., S.Pd. selaku dosen mata kuliah Pendidikan
Pancasilayang memberikan ilmunya kepada kami.
3. Teman-tenman kelompok kami sendiri yang telah bekerja sama dalam
menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, sehingga saran-saran yang diberikan bersifat membangun dapat kami
gunakan untuk sekarang dan di masa yang akan datang. Kami berharap semoga
hasil makalah kami bermanfaat untuk kita semua mengenai pendidikan Pancasila
lebih dalam lagi, karena pancasila adalah lambang dasar negara Indonesia.

Banjarbaru, 5 Desember
2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

COVER ………………………………………………………………………i
KATA PENGANTAR ………………………………….……………………ii
DAFTAR ISI ………………………………………………………………...iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang…………………………………………………………1
1.2 Rumusan Masalah.…………………………………………………….2
1.3 Tujuan…………………………………………………………………2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Kedudukan Fungsi Pembukaan UUD Dasar 1945…………………….3
2.2 Pengertian Isi Pembukaan UUD 1945…………………………………3
2.3 Nilai-Nilai yang Terkandung dalam Pembukaan UUD 1945………….4
2.4 Pokok-Pokok Pemikiran yang Terkandung dalam Pembukaan
UUD 1945……………………………………………………………...6
2.5 Hubungan Antara Pembukaan UUD 1945 dengan Pasal-Pasal
Pembukaan UUD 1945…………………………………………………7
2.6 Hubungan Antara Pembukaan UUD 1945 dengan Proklamasi
17 Agustus 1945………………………………………………………...9
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ……………………………………………………….……12
3.2 Saran…………………………………………………………………….12
DAFTAR PUSTAKA……….……………………...…………………………...13

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum atau sumber tertib
hukum Indonesia yang pada hakikatnya adalah merupakan suatu pandangan
hidup, kesadaran dan cita-cita hukum serta cita-cita moral yang meliputi suasana
kebatinan serta watak dari bangsa Indonesia.
Konsep tentang staats fundamental norm yang merupakan landasan
penting bagi lahirnya konsep Pancasila sebagai sumber dari segala sumber
hukum. Staats fundamental norm (norma fundamental negara) merupakan istilah
yang digunakan Hans Nawiasky dengan teorinya tentang Jenjang Norma Hukum
(Die theorie von stufenordnung der rechtsnormen) sebagai pengembangan dari
teori Hans Kelsen tentang Jenjang Norma (stufentheorie).
Dalam kehidupan bangsa Indonesia, Pancasila adalah filosofische
grondslag dan common platforms atau kalimatun sawa. Pancasila adalah dasar
negara.
Salah satu masalah pada masa lalu yang mengakibatkan Pancasila cenderung
digunakan sebagai alat legitimasi kekuasaan dan lebih menjadi ideologi tertutup
adalah karena adanya pendapat bahwa Pancasila berada di atas dan diluar
konstitusi. Pancasila disebut sebagai norma fundamental negara (Staats
fundamental norm) dengan menggunakan teori Hans Kelsen dan Hans Nawiasky.
Teori Hans kelsen yang mendapat banyak perhatian adalah hierarki norma hukum
dan rantai validitas yang membentuk piramida hukum (stufentheorie). Salah
seorang tokoh yang mengembangkan teori tersebut adalah murid Hans Kelsen,
yaitu Hans Nawiasky. Teori Nawiaky disebut dengan theorie von stufenufbau der
rechtsordnung.

1
1.2 Rumusan Masalah

Berikut Identifikasi masalah mengenai Staats Fundamental Norm :

1. Apa yang dimaksud dengan Staats Fundamental Norm ?

2. Bagaimana penjelasan pancasila sebagai Staats Fundamental Norm ?

3. Bagaimana penjelasan pancasila sebagai Staats Fundamental Norm?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah :

1. Bentuk perhatian mahasiswa terhadap norma hukum.

2. Untuk memberikan pengetahuan tentang nilai yang ada di UUD 1945.

3. Untuk memberikan pengetahuan UUD 1945 sebagai Staats Fundamental


Norm.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Kedudukan Fungsi Pembukaan UUD Dasar 1945


Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 bersama-sama dengan
pasal-pasal Undang- Undang Dasar 1945, disahkan oleh PPKI pada tanggal 18
Agustus 1945, dan diundangkan dalam Berita Republik Indonesia Tahun II No. 7.
Pembukaan Undang-Undand Dasar 1945 dalam ilmu hukum mempunyai
kedudukan diatas pasal-pasal Undang-Undang Dasar 1945. Konsekuensinya
keduanya memiliki kedudukan hukum yang berlainan, namun keduaya terjalin
dalam suatu hubungan kesatuan yang keusai dan organis.

Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 terdiri atas empat alinea,


dan setiap alinea memiliki spesifikasi jikalau ditinjau berdasarkan isi nya. Alinea
pertama, kedua dan katiga memuat segolongan pernyataan yang tidak memiliki
hubungan kausal organis dengan pasal-pasal nya. Bagian tersebut memuat
serangkaian pernyataan yang menjelaskan peristiwa yang medahului terbantuknya
Negara Indonesia, adapun bagian keempat (Alinea IV) memuat dasar-dasar
fundamental Negara yaitu: tujuan Negara, ketentuan UUD Negara, bentuk Negara
dan filsafah Negara Pancasila. Oleh karena itu alinea IV ini memiliki hubungan
‘kausal organis’ dengan pasal-pasal UUD 1945, sehingga erat hubungannya
dengan isi pasal-pasal UUD 1945 tersebut.

2.2 Pengertian Isi Pembukaan UUD 1945


Naskah teks Pembukaan UUD 1945 terdiri dari empat alinea. Berikut ini
naskah teks Pembukaan UUD 1945:

3
Bahwa sesungguhnya Kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh
sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai
dengan perikemanusiaan dan perikeadilan. Dan perjuangan pergerakan
kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat yang berbahagia dengan
selamat sentausa mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang
kemerdekaan Negara Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan
makmur. Atas berkat rakhmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan
oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat
Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya. Kemudian daripada itu untuk
membentuk suatu Pemerintah Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan
sosial, maka disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam suatu
Undang-Undang Dasar Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan
Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada
Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan
Indonesia dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu Keadilan sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia.
Makna pembukaan UUD 1945 adalah sebagai berikut:
1. Merupakan sumber motivasi dan perjuangan serta tekad bangsa Indonesia
untuk mencapai tujuan nasional.
2. Merupakan sumber cita hukum dan moral yang ingin ditegakkan
3. Mengandung nilai-nilai universal dan lestari

2.3 Nilai-Nilai yang Terkandung dalam Pembukaan UUD 1945


Alinea pertama : “Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala
bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena
tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.” Makna yang terkandung

4
dalam Alinea pertama ini adalah menunjukkan keteguhan dan kuatnya pendirian
bangsa Indonesia menghadapai masalah kemerdekaan melawan penjajah.

Alinea kedua, “Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah


sampailah kepada saat yang berbahagia dengan selamat sentosa mengantarkan
rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan Negara Indonesia yang
merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur.” Kalimat tersebut menunjukkan
kebanggaan dan penghargaan kita akan perjuangan bangsa Indonesia selama ini.
Hal Ini juga berarti adanya kesadaran keadaan sekarang yang tidak dapat
dipisahkan dari keadaan kemarin dan langkah yang kita ambil sekarang akan
menentukan keadaan yang akan datang. Dalam alinea ini jelas apa yang
dikehendaki atau diharapkan oleh para "pengantar" kemerdekaan, ialah Negara
Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Nilai-nilai itulah
yang selalu menjiwai segenap bangsa Indonesia dan terus berusaha untuk
mewujudkannya.

Alinea ketiga, “Atas berkat rakhmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan
didorongkan oleh keinginan yang luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang
bebas, maka rakyat Indonesia menyatakandenganinikemerdekaannya.”Kalimat
tersebut bukan saja menegaskan apa yang menjadi motivasi nyata dan materiil
bangsa Indonesia, untuk menyatakan kemerdekaannya, tetapi juga menjadi
keyakinan motivasi spiritualnya, bahwa maksud dan tindakan menyatakan
kemerdekaan itu diberkati oleh Allah Yang Maha Kuasa.

Alinea keempat, “Kemudian daripada itu untuk membentuk susunan


pemerintahan negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial, maka
disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang
Dasar Negara Indonesia yang terbentuk dalam susunan negara Republik Indonesia
yang berkedaulatan rakyat dengan berdasarkan kepada: Ketuhanan Yang Maha
Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia,dan kerakyatan

5
yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan,
serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.”
Alinea ini merumuskan dengan padat sekali tujuan dan prinsip-prinsip dasar,
untuk mencapai tujuan bangsa Indonesia setelah menyatakan dirinya merdeka.

2.4 Pokok-Pokok Pemikiran yang Terkandung dalam Pembukaan UUD


1945
Pokok pemikiran pembukaan UUD 1945 merupakan gambaran suasana
batin dari undanng-undang itu sendiri. Pada dasarnya, hakikat pokok pemikiran
UUD 1945 dibagi menjadi 4 yaitu, sebagai berikut:

1. Pokok Pemikiran Persatuan


Pokok pemikiran ini berbunyi bahwa “Negara melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dengan berdasar atas persatuan”.
Pokok pemikiran tersebut menyatakan bahwa dalam UUD 1945 diterima aliran
pengertian (paham) negara persatuan, negara yang melindungi dan meliputi
segenap bangsa seluruhnya, mengatasi segala paham golongan dan perseorangan.
Aliran inilah yang kemudian dikenal sebagai paham negara persatuan
(integeralistik atau kekeluargaan). Tampak nyata bahwa, pokok pemikiran ini
identik dengan Sila ketiga dari Pancasila.
2. Pokok Pemikiran Keadilan Sosial
Pokok pemikiran ini berbunyi bahwa “Negara hendak mewujudkan
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”. Pokok pemikiran tersebut
menyatakan bahwa ini merupakan pemikiran keadilan sosial yang didasarkan
kepada kesadaran bahwa manusia mempunyai hak dan kewajiban dalam
kehidupan masyarakat. Pokok pemikiran ini merupakan penjabaran Sila kelima
Pancasila.
3. Pokok Pemikiran Kedaulatan Rakyat

6
Pokok pemikiran ini berbunyi “Negara yang berkedaulatan rakyat,
beradasarkan atas kerakyatan dan permusyawaratan/perwakilan”. Pokok
pemikiran tersebut menyatakan bahwa, ini sesuai dengan sifat masyarakat
Indonesia, yang selalu mengedepankan asas musyawarah untuk mufakat dalam
menyelesaikan suatu persoalan. Disini terlihat jelas bahwa pokok pikiran ini
identik dengan Sila keempat dari Pancasila.
4. Pokok Pemikiran Ketuhanan
Pokok pemikiran ini berbunyi “Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang
Maha Esa, menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab” Pokok pemikiran
tersebut menyatakan bahwa, pokok pemikiran Ketuhanan Yang Maha Esa
mengandung pengertian taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan pokok
pemikiran kemanusiaan yang adil dan beradab mengandung pengertian
menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia atau nilai kemanusiaan yang
luhur. Pokok pemikiran ini identik dengan Sila pertama dan kedua dari Pancasila.
Apabila kita perhatikan keempat pokok pemikiran diatas, maka tampaklah
bahwa pokok-pokok pemikiran Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 adalah turunan dari nilai-nilai Pancasila.

2.5 Hubungan Antara Pembukaan UUD 1945 dengan Pasal-Pasal


Pembukaan UUD 1945
Dalam Ketetapan MPRS No. XX/MPRS/1966 yang kemudian dinyatakan
berlaku oleh Ketetapan MPR No. V/MPR/1973 ditandaskan dengan tegas
hubungan antara Pembukaan dengan Proklamasi adalah: Pembukaan UUD 1945
sebagai pernyataan kemerdekaan yang terperinci yang mengandung citacita luhur
dari Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 dan oleh karena itu tidak dapat
diubah oleh siapapun juga termasuk MPR hasil Pemilihan Umum (Pemilu).
Berpegang kepada isi pengertian dan dengan memperhatikan keseluruhan
isi pengertian yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 khususnya alinea
ketiga yang juga pada pokoknya memuat pernyataan kemerdekaan dan alinea
keempat memuat tindakan-tindakan yang harus dilaksanakan setelah adanya

7
negara, maka dapatlah ditentukan letak dan sifat hubungan antara Proklamasi dan
Pembukaan UUD 1945, yaitu :

1. Disebutkan kembali pernyataan kemerdekaan dalam alinea ketiga Pembukaan


UUD 1945 menunjukkan bahwa antara Proklamasi dan Pembukaan UUD 1945
merupakan suatu rangkaian yang tidak dapat dipisah-pisahkan.

2. Ditetapkannya Pembukaan UUD 1945 pada tanggal 18 Agustus 1945 bersama-


sama ditetapkannya UUD, Presiden, dan Wakil Presiden merupakan realisasi
bagian kedua Proklamasi.

3. Pembukaan UUD 1945 hakekatnya merupakan pernyataan kemerdekaan yang


lebih terperinci dengan memuat pokok-pokok pikiran adanya cita-cita luhur yang
menjadi semangat pendorong ditegakkannya kemerdekaan, dalam bentuk negara
Indonesia merdeka, berdaulat, bersatu., adil, dan makmur dengan berdasarkan
asas kerohanian Pancasila.

Dengan demikian sifat hubungan antara Pembukaan UUD 1945 dan Proklamasi
adalah :

a. Memberikan penjelasan terhadap dilaksanakan Proklamasi pada tanggal 17


Agustus 1945, yaitu menegakkan hak kodrat dan hak setiap bangsa akan
kemerdekaan dan demi ini pulalah bangsa Indonesia berjuang terus-menerus
sampai pada akhirnya mengantarkan bangsa Indonesia ke depan pintu gerbang
kemerdekaannya. (Alinea I dan alinea II).

b. Memberikan penegasan terhadap dilaksanakannya Proklamasi 17 Agustus


1945, yaitu bahwa perjuangan gigih menegakkan hak kodrat dan hak moral atas
kemerdekaan itu adalah penjajahan atas bangsa Indonesia yang tidak sesuai
dengan perikeadilan dan perikemanusiaan. Bahwa perjuangan bangsa Indonesia
itu telah diridhoi oleh Tuhan yang Maha Esa sehingga pada akhirnya berhasil
memproklamirkan kemerdekaannya (Alinea I, II, dan III).

c. Memberikan pertanggungjawaban terhadap dilaksanakannya Proklamasi 17


Agustus 1945, yaitu bahwa kemerdekaan bangsa Indonesia yang diperoleh

8
melalui perjuangan luhur, disusun dalam suatu UUD Negara Indonesia yang
berkedaulatan rakyat dengan berdasarkan kepada Pancasila (Alinea IV). (Darji
Darmodiharjo, 1985).

Jadi kalau Proklamasi memberitahukan kepada dunia, bahwa rakyat


Indonesia telah menjadi satu bangsa merdeka, dan merupakan sumber kekuatan
dan tekad perjuangan kita, serta telah melahirkan dan membangkitkan kembali
kepribadian bangsa Indonesia, maka Pembukaan UUD 1945 memberikan
pedoman-pedoman untuk mengisi kemerdekaan nasional kita, untuk
melaksanakan usaha-usaha kenegaraan kita, untuk menginsyafi tujuan usaha
mengembangkan kebangsaan kita. Proklamasi kemerdekaan yang berisi
pernyataan kemerdekaan adalah sumber hukum pembentukan negara kesatuan RI,
karena tanpa Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 tidak ada negara RI.
Proklamasi kemerdekaan itu kemudian diwujudkan dalam bentuk pernyataan
kemerdekaan yang berbentuk Pembukaan UUD 1945 khususnya aline ketiga.

2.6 Hubungan Antara Pembukaan UUD 1945 dengan Proklamasi 17


Agustus 1945

a) Hubungan Dasar Negara dengan Pembukaan dan Pasal-Pasal UUD


1945
Dalam negara memiliki dasar negara dengan kostitusi, dimana masing-
masing negara memiliki dasar negara yang berbeda-beda karena ideologi mereka
juga berbeda-beda. Seperti pembahasa yang sebelumnya yang membahas
mengenai jenis-jenis idologi. Pada kesempatan kali ini akan kita bahas mengenai
hubungan pancasila dengan konstitusi.
b) Pengertian Pancasila Dan Konstitusi
Pancasila merupakan dasar negara bangsa Indonesia, yang menjadi norma
tertinggi bagi bangsa Indonesia. Pancasila sebagai dasar negara bisa disebut
sebagai norma pokok, norma dasar, norma fundamental atau norma yang menjadi
tumpuan yang dijadikan sebagai sumber hukum dan sumber dalam membentuk
konstitusi. Jadi dasar negara atau pancsaila merupakan kausalitas konstitusi.

9
Konstitusi adalah norma hukum yang berada di bawah dasar negara yang
bersumber dan berlandaskan dari dasar negara yaitu hukum dasar tertulis maupun
hukum dasar tidak tertulis, hukum dasar tertulis yaitu UUD dan hukum dasar
tidak tertulis adalah konvensi. Pejelasan dan penggambaran dasar negara dalam
tatanan hukum dari awal dikerjakan melewati konstitusi.
c) Dasar Negara dan Pembukaan UUD 1945
Pancasila yang merupakan dasar negara diasosiasikan dengan konstitusi
UUD 1945 dalam pembukaan dan batang tubuh UUD 1945. Pembukaan UUD
1945 adalah susunan jiwa bangsa Indonesia yang memuat landasan kerohanian
negara, landasan politik negara, landasan tujuan negara dan hukum dalam
Undang-Undang, yang termuat dalam pokok-pokok pemikiran sebagai berikut:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa yang berlandaskan pada Kemanusiaan yang
adil dan beradab adalah penjelmaan dari sila ke-5 Pancasila (Ketuhanan Yang
Maha Esa) serta sila ke-2 Pancasila (Kemanusiaan yang adil dan beradab) yang
memiliki makna bahwa negara menjunjung tinggi seluruh agama dan kepercayaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa dengan tidak membeda-bedakan antar agama,
dan pemerintahan dan penyelenggara negara wajb dalam mejaga budi pekerti
luhur dan kuat dalam memegang aspirasi moral masyarakat yang luhur.
2. Persatuan adalah penjelmaan dari sila ke-3 Pancasila (persatuan
Indonesia) yang mempunyai arti bahwa negara harus melindungi seluruh bangsa
Indonesia dan semua tumpah darah Indonesia.Negara menangani semua masalah
dari bebagai jenis paham, baik paham golongan maupun perseorangan.
3. Keadilan sosial adalah penjelmaan dari sila ke-5 pancasila (keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia) memiliki makna bahwa negara memiliki
tujuan untuk meaksanakan keadilan soaial untuk semua rakyat Indonesia untuk
melahirkan negara yang bebas, berdaulat, adil, dan memajukan kesejahteraan
rakyat.
4. Kedaulatan rakyat merupakan penjelmaan dari sila ke-4 (kerakyatan
yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan)
memiliki makna bahwa negara yang memiliki kedaulatan yang berada ditangan

10
rakyat dilandaskan pada kerakyatan serta permusyawaratan dan perwakilan.
Negara Indonesia mempunyai sistem pemerintahan demokrasi pancasila.
d) Dasar Negara dan Pasal-Pasal UUD 1945
Dengan menguasai inti pemikiran yang termuat di dalam Pembukaan
UUD 1945 yang merupakan pengaktualisasian dari butir-butir Pancasila yang
kemudian dijabarkan dalam batang tubuh UUD 1945 dengan pasal-pasalnya
antara lain:
1. Butir sila pertama yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa yang merupakan
inti pemikiran yang keempat yang kemudian dijelaskan dalam Pasal 29 Ayat 1
serta ayat 2, dan amandemen kedua UUD 1945 Pasal 28E ayat 1 serta Pasal 28I
ayat 1.
2. Butir sila kedua yaitu Kemanusiaan yang adil dan beradab yang
merupakan inti pemikiran dari sila keempat yang kemudian dijelaskan pada Pasal
27 Ayat 1,2 Pasal 28, 29, 30, 31, 32, 33, serta 34.
3. Butir sila Ketiga yaitu Persatuan Indonesia yang merupakan inti
pemikiran dari sila pertama yang kemudian dijelaskan pada Pasal 1 Ayat 1,Pasal
18, 18A serta 18B,Pasal 35B, Pasal 36A, 36B, 36C, serta 36D.
4. Butir sila keempat yaitu Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmat
Kebijaksanaa dalam Permusyawaratan dan Perwakilan yang merupakan inti
pemikiran dari sila ketiga yang dijelaskan pada Pasal 2 sampai dengan Pasal 25.
5. Butir sila kelima yaitu Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
yang merupakan inti pemikiran dari sila kedua yang kemudian dijelaskan pada
Pasal 33 serta 34.

11
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum atau sumber tertib
hukum Indonesia yang pada hakikatnya adalah merupakan suatu pandangan
hidup, kesadaran dan cita-cita hukum serta cita-cita moral yang meliputi suasana
kebatinan serta watak dari bangsa Indonesia.
Bagian tersebut memuat serangkaian pernyataan yang menjelaskan
peristiwa yang medahului terbantuknya Negara Indonesia, adapun bagian keempat
(Alinea IV) memuat dasar-dasar fundamental Negara yaitu: tujuan Negara,
ketentuan UUD Negara, bentuk Negara dan filsafah Negara Pancasila.
3.2 Saran
Dengan mengetahui hubungan antara Proklamasi dengan Pancasila dan
Pembukaan UUD 1945 maka para generasi penerus bangsa terutama kalangan
intelektual kampus untuk mengkaji, memahami dan mengembangkan berdasarkan
pendekatan ilmiah dengan memberikan mata kuliah Pancasila disemua program
studi tingkat diploma dan sarjana yang pada gilirannya akan memiliki suatu
kesadaran serta wawasan kebangsaan yang kuat berdasarkan nilai-nilai yang kuat
berdasarkan nilai-nilai yang dimilikinya sendiri. Sehingga ketika nanti terjun
langsung ke masyarakat untuk membangun masyarakat yang tidak meninggalkan
kepribadian dan karakter bangsa Indonesia yakni Pancasila.

12
DAFTAR PUSTAKA

Putri, Arum Sutrisni .2020.”Pembukaan UUD 1945 : Makna dan Pokok Pikiran”.
Kompas, 23 Januari 2020.

Khoerunnisa, E. D. (2020). “Super Complete SMP/MTS 7,8,9”. Depok : Sahabat Pelajar


Cerdas

Kaelan, 2014, Pendidikan Pancasila, Paradigma, Yogyakarta.

Surajiyo, Agus Wijayanto. 2006. “Hubungan Proklamasi Dengan Pancasila Dan


Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.” Lex Jurnalica. 3(3): 179-182.

Arbeta,Cindy. 2013. “Nilai-nilai yang Terkandung dalam Pembukaan UUD 1945”.


https://www.academia.edu/8730147/Nilai_Nilai_yang_Terkandung_dalam_Pemb
ukaan_UUD_1945_1_MAKALAH_PENDIDIKAN_PANCASILA_DAN_KEW
ARGANEGARAAN_PENERAPAN_NILAI_NILAI_DALAM_PEMBUKAAN_
UNDANG_UNDANG_DASAR_1945_2
Di akses pada tanggal 7 Desember 2020
Yusron. 2020. “Hubungan Dasar Negara dengan Pembukaan dan Pasal-Pasal UUD
1945”. https://belajargiat.id/hubungan-dasar-negara-dengan-pembukaan-uud-
1945-dan-pasal-pasal-uud-1945/
Di akses pada tanggal 7 Desember 2020

13
14

Anda mungkin juga menyukai