Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pancasila dan Kewarganegaaraan

Dosen Pengampu : Dr. Ma’rifatun Ni’mah, M.Fil.I

Disusun oleh :

Muhammad Zulfikar Agita (03040220097)

Muhammad Haikal Faituz Abadi (03040220093)

SEJARAH PERADABAN ISLAM

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

2020
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang maha kuasa yang mana berkat rahmat dan hidayah-Nya
pemakalah dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam tetap tercurahkan kepada
junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah menuntun kita dari jalan yang gelap menuju
jalan terang benderang yaitu agama Islam. Makalah yang berjudul “Pancasila dalam Konteks
Ketatanegaraan Republik Indonesia” ini dibuat untuk memenuhi tugas yang diberikan dosen
kepada kami sebagai salah satu bahan penilaian pembelajaran di bangku kuliah semester satu ini.

Kami ucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada ibu Dr. Ma’rifatu Ni’mah, M.Fil.I
selaku dosen pembimbing bidang studi yang telah memberikan arahan dalam proses pembuatan
makalah yang sederhana ini. Serta semua pihak yang telah memotivasi kami untuk
menyelesaikan makalah yang insyaallah bermanfaat untuk pembacanya.

Kami sebagai pemakalah menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan, kami menerima semua kritik dan saran yang membangun dari teman-teman untuk
dijadikan pembelajaran dalam pembuatan makalah selanjutnya. Demikian, semoga makalah ini
dapat bermanfaat.Terima kasih.

Surabaya, 20 Oktober 2020


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, atau UUD '45, adalah
konstitusi negara Republik Indonesia semenjak kemerdekaan Republik Indonesia tahun 1945
yang disahkan oleh PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia) pada tanggal 18 Agustus
1945. Pembukuan UUD 45 juga melalui berbagai tahapan dengan berbagai macam pertimbangan
untuk membentuk ketatanegaraan yang baik untuk kedepannya. Begitu pun, pada kurun waktu
tahun 1999-2002, UUD 1945 mengalami 4 kali perubahan (amandemen), yang merubah susunan
lembaga-lembaga dalam system ketatanegaraan Republik Indonesia.

Undang undang dasar 1945 juga berhubungan dengan lembaga-lembaga kenegaraan di


indonesia, sebagaimana pancasila memiliki kedudukan diatas itu semua untuk menjadi dasar
negara yang realisasinya sebagai sumber dari segala sumber hukum negara Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari pancasila dalam konteks ketatanegaraan NKRI?


2. Apa itu UUD 1945?
3. Apa itu pembukaan undang-undang dasar 1945?

4. Bagaimana sistem Ketatanegaraan Negara Republik Indonesia?


5. Bagaimana sistem kepemerintaahan Republik Indonesia menurut UUD ’45?

1.3 Tujuan Makalah

Adapun tujuan dari makalah ini adalah :

1. Untuk mengerti pengertian dari pancasila dalam konteks ketatanegaraan NKRI


2. Untuk mengetahui apa itu UUD 1945 dan yang terkandung didalamnya.
3. Untuk mengerti apa itu pembukaan undang-undang dasar 1945
4. Untuk memahami Bagaimana sistem Ketatanegaraan Negara Republik Indonesia
5. Untuk mengetahui sistem kepemerintaahan Republik Indonesia menurut UUD ’45
BAB II

PEMBAHASAN

A. PANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN


Pengertian
Pancasila sebagai dasar negara yang merupakan suatu asas kerohanian dalam ilmu
kenegaraan. Pancasila merupakan sumber nilai dan norma dalam setiap aspek
penyelenggaraan negara maka dari itu semua peraturan perundang-undangan serta
penjabarannya berdasarkan nilai-nilai pancasila.
Negara Indonesia merupakan negara demokrasi, yang berdasarkan atas hukum, oleh
karena itu segala aspek dalam pelaksanaan dan penyelenggaraan negara diatur dalam suatu
sistem peraturan perundang-undangan. Pancasila dalam kontek ketatanegaraan Republik
Indonesia adalah pembagian kekuasaan lembaga lembaga tinggi negara, hak dan kewajiban,
keadilan sosial, dan lainnya diatur dalam undang undang dasar negara. Pembukaan undang-
undang dasar 1945 dalam kontek ketatanegaraan, memiliki kedudukan yang sangat penting
merupakan staasfundamentalnom dan berada pada hierarkhi tertib hukum tertinggi di Negara
Indonesia.

B. UUD 1945

Undang-undang dasar 1945 adalah sebuah hukum tertulis Negara Republik Indonesia.
E.C.S. Wade dalam bukunya Constitutional Law mengatakan bahwa secara umum
undang-undang dasar adalah suatu naskah yang memaparkan kerangka dan tugas-tugas
pokok dari badan-badan pemerintahan suatu negara dan menentukan cara kerja badan-
badan tersebut.1

Yang dimaksud dengan undang-undang dasar dalam UUD 1945 adalah hukum dasar
tertulis yang bersifat mengikat bagi pemerintah, lembaga negara, lembaga masyarakat,
dan warga negara Indonesia di mana pun mereka berada, serta setiap penduduk yang ada
di wilayah Republik Indonesia. Sebagai hukum, UUD 1945 berisi norma, aturan, atau
ketentuan yang harus dilaksanakan dan ditaati.

1
M. Syamsuddin, dkk, Buku Ajar Pancasila,(Yogyakarta, Kreasi Total Media, 2009), Hal 81
PEMBUKAAN UNDANG-UNDANG DASAR 1945

Makna Pembukaan UUD 1945 merupakan sumber dari motivasi dan aspirasi perjuangan
dan tekad bangsa Indonesia yang merupakan sumber dari cita hukum dan cita moral yang
ingin ditegakkan baik dalam lingkungan nasional maupun dalam hubungan pergaulan bangsa-
bangsa di dunia. Pembukaan yang telah dirumuskan secara padat dan hikmat dalam alinea 4
itu, setiap alinea mengandung arti dan makna yang sangat mendalam, mempunyai nilai-nilai
yang dijunjung bangsa-bangsa beradab, kemudian di dalam pembukaan tersebut dirumuskan
menjadi empat Alinea.

Alinea pertama berbunyi “Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala
bangsa, dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak
sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.”
Dari sini, terkandung makna yaitu :
1. Adanya keteguhan dan kuatnya pendirian bangsa Indonesia membela kemerdekaan
melawan penjajah.
2. Tekad bangsa Indonesia untuk merdeka dan tekad untuk tetap berdiri dibarisan yang
paling depan untuk menentang dan menghapus penjajahan diatas dunia.
Alinea kedua berbunyi : “Dan perjuangan kemerdekaan Indonesia telah sampailah
kepada saat yang berbahagia dengan selamat sentausa menghantarkan rakyat Indonesia ke
depan pintu gerbang kemerdekaan Negara Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil
dan makmur”, makna yang terkandung di sini adalah:
1. Bahwa kemerdekaan yang merupakan hak segala bangsa itu bagi bangsa Indonesia,
dicapai dengan perjuangan pergerakkan bangsa Indonesia.
Alinea ketiga berbunyi : “Atas berkat Rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan
didorong oleh keinginan luhur supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas maka rakyat
Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya “. Maknanya adalah:
2. Motivasi spiritual yang luhur bahwa kemerdekaan kita adalah berkat ridho Tuhan.
Alinea ke-empat Semua asas yang terdapat dalam alinea I, II dan III tersebut pada
hakikatnya merupakan suatu asas pokok bagi alinea IV, atau merupakan konsekuensi
logis yaitu isi alinea IV merupakan tindak lanjut dari alinea sebelumnya. Isi yang
terkandung dalam alinea IV yang merupakan konsekuensi logis atas kemerdekaan yaitu
meliputi pembentukan pemerintahan negara yang meliputi empat prinsip negara yaitu :
a. Tentang tujuan negara, yang tercantum dalam kalimat....melindungi segenap bangsa
dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum
mencerdaskan kehidupan bangsa... " (yang merupakan suatu tujuan khusus) dan .... ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan sosial ... (merupakan tujuan umum atau internasional).
b. Tentang hal ketentuan ditiadakannya UUD Negara,’ yang berbunyi ”....maka
disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu UndangUndang Dasar
Negara Indonesia....”
c. Tentang hal bentuk negara, yang termuat dalam suatu pernyataan “.....yang
terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat....”
d. Tentang dasar filsafat (dasar kerokhanian) negara, dalam kalimat “....dengan
berdasar kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab,
Persatuan Indonesia dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, serta dengan Buku Ajar PENDIDIKAN PANCASILA 87
mewujudkan suatu Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”. Seluruh isi yang
terdapat dalam alinea IV tersebut pada hakikatnya merupakan suatu pernyataan tentang
pembentukan pemerintahan Negara Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila
(Notonagoro, 1957 : 6-12).
POKOK-POKOK PIKIRAN DALAM PEMBUKAAN UUD’45
Pokok-pokok pikiran yang terkandung didalam Pembukaan UUD 1945 disebutkan sebagai
berikut :
1. Negara melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia
dengan berdasar asas persatuan dengan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia.
2. Negara hendak mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
3. Negara yang berkedaulatan rakyat; berdasarkan atas kerakyatan, dan
permusyawaratan/perwakilan.
4. Pokok Pikiran Keempat adalah Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa
menurut Gasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
Empat pokok pikiran yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 menurut Penjelasan
Undang-Undang Dasar ini, merupakan penjelasan logis dari inti alinea keempat Pembukaan
UUD 1945. Atau dengan lain perkataan bahwa keempat pokok pikiran tersebut tidak lain
adalah penjabaran dari Dasar Filsafat Negara, Pancasila.
KEDUDUKAN PEMBUKAAN UUD 1945
Pembukaan mempunyai kedudukan sebagai Pokok kaidah Fundamental negara Republik
Indonesia, dengan demikian Pembukaan memiliki kedudukan yang lebih tinggi daripada
Pasal-pasal UUD 1945.
HUBUNGAN ANTARA PANCASILA DENGAN PEMBUKAAN UUD 1945
Pancasila mempunyai fungsi dan kedudukan yang sangat penting dalam kehidupan
bernegara dan merupakan unsur penentu berlakunya tertib hukum Indonesia. Dengan
demikian Pancasila merupakan inti dari Pembukaan UUD 1945, seperti yang terkandung
pada alinea keempat yang menunjukan bahwa pancasila merupakan dasar negara Republik
Indonesia yang berkedaulatan rakyat, yang bentuk dan wujudnya tertuang dalam UUD.
Pembukaan maupun pancasila tidak bisa dirubah maupun diganti oleh siapapun, karena
merubah ataupun mengganti berarti membubarkan negara Proklamasi 17 Agustus 1945
karena Pancasila merupakan fundamental terbentuknya bangsa Indonesia.
Pancasila sebagai substansi esensial daripada Pembukaan UUD 1945 adalah sumber
dari segala sumber hukum republik Indonesia. Hal terpenting yang bagi bangsa Indonesia
adalah mewujudkan cita-citanya sesuai dengan Pancasila, artinya cara dan hasilnya tidak
boleh bertentangan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Sedangkan cita-cita
bangsa Indonesia tertuang di dalam Pembukaan UUD 1945 oleh karena itu Pancasila dan
Pembukaan yang memilki hubungan erat harus dilaksanakan secara serasi, seimbang, dan
selaras.
HUBUNGAN ANTARA PEMBUKAAN UUD 1945 DENGAN PROKLAMASI 17
AGUSTUS 1945
Hubungan antara isi pengertian Pembukaan UUD 1945 dengan Proklamasi 17
Agustus 1945 maka keduanya memiliki hubungan azasi yang tidak dapat dipisahkan satu
sama lain. Pembukaan UUD 1945, terutama pada alinea ketiga memuat pernyataan-
pernyataan kemerdekaan dan alinea keempat memuat memuat tindakan yang harus
dilaksanakan setelah adanya negara.
Dengan demikian dapat ditentukan letak dan sifat hubungan antara Pembukaan UUD 1945
dengan Proklamasi 17 Agustus 1945 sebagai berikut :
I. Keduanya merupakan suatu rangkaian yang tidak dapat dipisah-pisahkan.
II. Ditetapkannya Pembukaan UUD 1945 pada tanggal 18 Agustus 1945 oleh PPKI
merupakan realisasi dari alinea/bagian kedua Proklamasi 17 Agustua 1945.
III. Pembukaan UUD pada hakekatnya merupakan pernyataan kemerdekaan secara
terperinci dengan memuat pokok-pokok pikiran adanya cita-cita luhur yang menjadi
semangat pendorong ditegakkannya kemerdekaan Indonesia.
Dengan hal ini, dapat diartikan bahwa Pembukaan UUD 1945 dan Proklamasi 17 Agustus
1945 merupakan satu kesatuan yang bulat, karena apa yang terkandung didalam Pembukaan
UUD 1945 merupakan amanat keramat dari Proklamasi 17 Agustus 1945
C. SISTEM KETATANEGARAAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
Ada tujuh kunci pokok sistem ketatanegaraan Republik Indonesia, Sistem pemerintahan
Indonesia dijelaskan di dalam Penjelasan UUD 1945 (sebelum amandemen), yang
menyebutkan tujuh kunci pokok system pemerintahan Indonesia. Meskipun UUD 1945 telah
diamandemen, ketujuh kunci pokok tersebut masih relevan dalam sistem pemerintahan
Indonesia dewasa ini2. Ketujuh kunci pokok itu adalah :
1. Indonesia adalah Negara yang Berdasarkan Hukum (Rechtsstsat)
Yang memiliki arti, bahwasanya Negara Indonesia adalah negara yang berlandaskan atas
Hukum-Hukum yang telah ditetapkan, dan bukan derdasarkan kekuasaan. Hal ini
terkandung di dalam Pembukaan UUD 1945 yang merupakan perwujudan cita hukum
yang menjiwai Batang Tubuh UUD 1945 maupun dasar hukum yang tidak tertulis.
2. Sistem Konstitusional
Pemerintahan Indonesia bersifat konstitusional, bukan absolut (tidak terbatas).
Pernyattaan itu menunjukkan bahwa pemerintahan dijalankan menurut sistem
konstitusional. Dalam sistem ini, penggunaan kekuasaan secara sah oleh aparatur negara
dibatasi secara formal berdasarkan UUD 1945. Hal ini menunjukkan bahwa kekuasaan
aparatur negara dan pemerintahan harus bersumber dari UUD 1945 atau undang-undang
yang menyelenggarakan UUD 1945.
3. Kekuasaan Negara yang Tertinggi di Tangan Rakyat
Menurut UUD 1945 (Pasal 1 ayat 2) dikatakan bahwasanya kekuasaan adalah ditangan
rakyat. Badan yang diberi kewenangan untuk melaksanakan kedaulatan ini adalah MPR,
yang merupakan perwakilan dari seluruh rakyat Indonesia. Majelis ini bertugas
rnenetapkan UUD, serta melantik dan memberhentikan Presiden dan Wakil Presiden.
Anggota MPR sendiri terdiri dari anggota DPR dan DPD yang dipilih oleh rakyat
melalui Pemilu.
4. Presiden adalah Penyelenggara Pemerintah Negara yang Tertinggi di bawah
Majelis Permusyawaratan Rakyat
Pasal 4 ayat (I) UUD 1945 menyebutkan bahwa Presiden Republik Indonesia memegang
kekuasaan dan tanggung jawab dalam menjalankan pemerintahan. Dalam melakukan
kewajibannya, Presiden dibantu oleh seorang wakil presiden. Tugas dan kewajiban
Presiden serta Wakil Presiden dapat dilihat dalam pasalpasal UUD 1945 hasil
amandemen keempat.
5. Presiden Tidak Bertanggung Jawab kepada Dewan Perwakilan Rakyat
2
Buku Ajar Pancasila, Hal 98-101
Presiden dan DPR harus bekerja sama, tetapi tidak dalam arti Presiden bertanggung
jawab kepada DPR karena kedudukan Presiden tidak tergantung kepada DPR. Presiden
tidak dapat membekukan dan/atau membubarkan DPR 3 (Lihat Pasal 7C) dan DPR pun
tidak dapat menjatuhkan Presiden karena mereka adalah mitra kerja. DPR hanya
mengawasi Presiden dalam menjalankan pemerintahan. Tetapi DPR dapat mengajukan
usul pemberhentian Presiden kepada MPR4
6. Menteri Negara adalah Pembantu Presiden dan Menteri Negara Tidak
Bertanggung Jawab kepada Dewan Perwakilan Rakyat
UUD 1945 menyatakan bahwa Presiden dibantu oleh menteri-menteri negara dan dapat
memberhentikan menteri-menteri negara menurut ketentuan UU 5 Menteri-menteri negara
itu tidak bertanggung jawab kepada DPR. Kedudukan mereka tidak tergantung pada
DPR tetapi pada Presiden karena mereka adalah pernbantu Presiden. Presiden berwenang
mengangkat dari memberhentikan menteri. Pembentukan, pengubahan, dan pembubaran
kementerian diatur oleh undang-undang.
7. Kekuasaan Kepala Negara Tidak Tak Terbatas
Penjelasan UUD 1945 menyatakan bahwa “Meskipun Kepala Negara tidak bertanggung
jawab kepada DPR, ia bukan diktator, artinya kekuasaannya tidak Buku Ajar
PENDIDIKAN PANCASILA 101 tak terbatas”. sistem pemerintahan konstitusional
tidak bersifat Absolut. Keberadaan DPR dan menteri negara dapat mencegah terjadinya
pemerintahan yang absolut atau kekuasaan mutlak.Dalam hal ini kedudukan dan peran
DPR sangatlah kuat, karena selain tidak dapat dibubarkan oleh Presiden, dia juga
berwenang mengajukan usul dan persetujuan pembentukan undang-undang maupun
penetapan anggaran dan belanja negara. Disamping itu juga, kedudukan Anggota DPR
adalah juga Anggota MPR sehingga hak-hak keanggotaan MPR juga dapat dilakukan
oleh Anggota DPR
D. SISTEM KELEMBAGAAN NEGARA RI MENURUT UUD 1945
1. Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)
Keanggotaan MPR terdiri atas anggota DPR yang dipilih melalui pemilu, dengan
suara terbanyak dan sedikitnya MPR bersidang sekali daalam lima tahun di ibukota
negara.Kewenangan MPR adalah mengubah dan menetapkan UUD (pasal 3)
2. Presiden dan Wakil Presiden

3
UUD ’45 Pasal 7C
4
UUD ’45 Pasal 7A&7C
5
UUD ’45 Pasal 17
Presiden memegang kekuasaan pemerintah menurut UUD, dan dalam melakukan
kewajibannya dibantu oleh seorang Wakil Presiden. Presiden berhak mengajukan
RUU, dan menetapkan Peraturan Pemerintah untuk menjalankan UU (pasal 5), dan
presiden memegang jabatan selama 5 tahun, dengan pemilihan yang dilakukan
seluruh rakyat indonesia.
3. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)
Keanggotaan DPR dipilih oleh pemilu dengan suara terbanyak. DPR memiliki fungsi
legislatif, anggaran, dan pengawasan, untuk itu DPR diberikan hak-hak interpelasi,
angket, menyatakan pendapat, mengajukan pertanyaan, menyampaikan usul dan
pendapat serta imunitas (pasal 20)
4. Dewan Perwakila Daerah (DPD)
Anggota DPD juga dipilih oleh pemilu dengan suara terbanyak dari setiap provinsi.
DPD bersidang paling sedikitnya sekali dalam setahun. DPD berhak mengajukan
RUU kepada DPR dan ikut membahasnya sesuai dengan bidangnya.
5. Bank Sentral
Negara memiliki satu bank sentral yang susunan, kedudukan, kewenangan, tanggung
jawab, dan independensinya diatur dengan UU (pasal 23D).
6. Komisi Pemilihan Umum (KPU)
KPU biasa ditugaskan dalam rangka Pemilu agar terselenggara sesuai asas
(luberjurdil).
7. Badan Pengawas Keuangan (BPK)
BPK diadakan untuk memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab tentang
pengelolaan keuangan yang bebas dan mandiri. Hasil pemeriksaan keuangan negara
diserahkan kepada DPR, DPD, dan DPRD untuk ditindklanjuti (pasal 23E)
8. Mahkamah Agung (MA)
Kekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan yang merdeka untuk menyelenggarakan
peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan, dan dilakukan oleh sebuah MA dan
badan peradilan yang berada dibawahnya.
9. Komisi Yudisial
Komisi yudisial bersifat mandiri yang berwenang mengusulkan pengangkatan hakim
agung dan mempunyai wewenang lain dalam rangka menjaga dan menegakkan
kehormatan, keluruhan martabat serta perilaku hakim.

10. Mahkamah Konstitusi


Mahkamah Konstitusi berwenang mengadili pada tingkat pertama dan tingkat terakhir
yang putusannya bersifat final untuk mengkaji UU terhadap UUD, dan lain-lain.

E. SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA MENURUT UUD 1945


Secara garis besar gambaran tentang sistem pemerintahan negara yang dianut oleh UUD 1945
yang telah diamandemen adalah sebagai berikut :
1. Presiden dipilih dan diangkat oleh MPR;
2. Presiden adalah mandataris MPR;
3. MPR pemegang kekuasaan negara yang tertinggi;
4. Presiden tunduk dan bertanggungjawab kepada MPR;
5. Presiden untergeomet kepada MPR;
6. Presiden adalah pemegang kekuasaan6

Menjelaskan nomor 3, dikatakan bahwa “MPR pemegang kekuasaan negara yang tertinggi”
Dijelaskan dalam pasal 3 UUD 1945, bahwa tugas MPR antara lain adalah untuk:
1. mengubah dan menetapkan UUD;
2. melantik Presiden dan Wakil Presiden;
3. dapat memberhentikan Presiden &
Wakil Presiden dalam masa jabatannya. Mendasarkan pada tugas yang diemban MPR yakni
untuk mengubah dan menetapkan UUD dan produk hukum lain yakni Ketetapan dan
Keputusan MPR, maka MPR dapat dianggap sebagai lembaga Iegislatif atau setidaktidaknya
dipersamakan dengan lembaga legislatif dalam hal ini arla lah sebagai lembaga konstitutif.

BAB III

6
W.M. Herry Susilowati, Sistem Pemerintahan Indonesia Menurut Uud 1945 (Suatu Kajian Teoritis), (Juli 2003)
PENUTUPAN

1.1 Kesimpulan

Sebuah negara yang memliki sistem pemerintahan, pasti memiliki dasar-dasar hukum
untuk kepentingan negara tersebut. Seperti layaknya negara republik Indonesia memiliki
dasar hukum yaitu UUD 1945, yang dimana Undang-undang ini tidak akan pernah lepas
nilai-nilainya dari nilai pancasila. Semua yang terkandung didalam UUD 1945 adalah tentang
sistem kepemerintahan dan juga tentang kerakyatan yang tidak lepas dari nilai-nilai pancasila.
Maka dari itu, pancasila berperan dalam konteks ketatanegaraan berdasarkan kandungan
isinya didalam kepemerintahan indonesia. Perjuangan para pendahulu dalam merumuskan
undang-undang ini adalah hanya untuk kemakmuran rakyatnya, yaitu Rakyat Indonesia.
Segala kekuasaan para pejabat, seperti presiden, wakil presiden, MPR, DPR, DPD, dan
sebagainya adalah untuk mengurusi rakyat, mereka dipilih untuk menjadi perwakilan rakyat,
seperti yang telah dijelaskan dalam UUD 1945.

Indonesia merupakan negara yang demokratif atau merupakan negara demokrasi, segala
kepemerintahan pasti akan dipilih oleh rakyatnya sendiri. Dengan peraturan-peraturan yang
ada, semua itu tidak lepas juga dari nilai-nilai pancasila, yaitu “keadilan bagi seluruh rakyat
indonesia”.

DAFTAR PUSTAKA
W.M. Herry Susilowati, Sistem Pemerintahan Indonesia Menurut UUD 1945 (Suatu Kajian
Teoritis), (Juli 2003)

M. Syamsuddin, dkk, Buku Ajar Pancasila BAB 6, (Yogyakarta, Kreasi Total Media, 2009)

Nanik Pudjowati, M.Pd., Makna Undang-Undang Dasar, Pendidikan Pancasila dan


Kewarganegaraan Paket B Setara SMP/MTs Kelas VII, Penerbit : Direktorat Pembinaan
Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan- Ditjen Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan
Masyarakat-Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2018

http://pend-pancasila.blogspot.com/2013/12/makalah-pancasila-dalam-konteks.html

Zaki Ulya, S. H, M. H, HUKUM KELEMBAGAAN NEGARA(Kajian Teoritis Perkembangan


Lembaga Negara Pasca Reformasi), 2017

Anda mungkin juga menyukai