PENDIDIKAN PANCASILA
Disusun oleh :
KELAS : 1PA06
UNIVERSITAS GUNADARMA
2023
BAB 12
LATAR BELAKANG
Dalam konteks ketatanegaraan, urgensi sistem hukum nasional sebagaimana dinyatakan oleh
Friedman, berfungsi untuk menyebarkan dan memelihara pengalokasian nilai-nilai yang oleh mas
yarakat dirasa benar.1 Suatu sistem hukum nasional bagi Indonesia sebagai Negara merdeka
merupakan kebutuhan yang fundamental guna mewujudkan ketertiban dan kedamaian. Sementara
itu, Negara secara yuridis merupakan suatu personifikasi tertib hukum nasional.2 Artinya, Negara
merupakan penjelmaan dari berbagai peraturan perundang-undangan yang mengatur tingkah laku
manusia untuk menjamin dan memberikan hak, keistimewaan, fungsi, kewajiban, status atau
pendelegasian untuk terwujudnya ketertiban dan kepastian hukum dalam kehidupan masyarakat
pada suatu Negara.
3. Dalam dataran empiris di Indonesia, persoalan sistem hukum nasional ini masih menjadi
problematika, mengingat banyaknya sistem hukum yang diberlakukan sebelumnya. Hukum Islam
merupakan salah satu sistem hukum yang ada dalam sistem hukum nasional. Namun, hukum Islam
ini masih sangat problematik ketika akan diadopsi dalam sistem hukum nasional muncul dengan
alasan yang bermacam-macam.
Diantaranya adalah perbedaan strategi antara penganut aliran substantif dengan formalisme dalam
memperjuangkan hukum Islam ke dalam hukum nasional, alasan historis bahwa hukum islam
dalam konteks internal banyak sekali aliran-alirannya yang mempunyai pemikiran berbeda dalam
merespon kenyataan-kenyataan hukum yang ada di masyarakat.
A. Kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan sebagai sumber dari segala sumber
hukum
Pancasila sebagai dasar negara Indonesia memiliki kedudukan yang sangat penting dan
strategis dalam sejarah dan kehidupan politik bangsa Indonesia. Berikut beberapa
penjelasan tentang kedudukan Pancasila sebagai dasar negara Indonesia:
Diterima Secara Nasional: Pancasila diterima secara luas dan bersama-sama oleh seluruh
elemen masyarakat Indonesia sebagai dasar negara yang menjadi pijakan bagi
keberlangsungan hidup bersama dan pembangunan nasional.
Mengandung Nilai-nilai Universal: Pancasila mengandung nilai-nilai universal seperti
kemanusiaan yang adil dan beradab, keadilan sosial bagi seluruh rakyat, persatuan dan
kesatuan bangsa, serta kerukunan hidup beragama dan berkebudayaan.
Mengikat Seluruh Elemen Masyarakat: Pancasila mengikat seluruh elemen masyarakat
Indonesia untuk berpegang pada nilai-nilai yang terkandung dalam dasar negara ini dan
memperjuangkan kepentingan bersama bagi kemajuan dan kesejahteraan bangsa.
Menjadi Landasan Ideologi Negara: Pancasila menjadi landasan ideologi negara yang
memberikan arah dan petunjuk bagi pemerintah dan masyarakat dalam menjalankan tugas
dan tanggung jawabnya.
Menjadi Acuan Pembangunan Nasional: Pancasila menjadi acuan pembangunan
nasional yang memandu dan mengarahkan pemerintah dan masyarakat dalam usaha
memajukan bangsa dan negara Indonesia.
1. Sumber hukum adalah sumber yang dijadikan bahan untuk penyusunan peraturan
perundang-undangan
2. Sumber hukum terdiri dari sumber hukum tertulis dan hukum tidak tertulis
3. Sumber hukum dasar nasional adalah Pancasila sebagaimana tertulis dalam
Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa,
Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia dan Kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, serta
dengan mewujudkan suatu Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia dan
Fungsi Pancasila sebagai Sumber dari Segala Sumber Hukum Adapun fungsi
Pancasila sebagai sumber segala sumber hukum mengandung arti bahwa Pancasila
berkedudukan sebagai:
Alinea Pertama
1. pengakuan nilai kodrat (’Bahwa kemerdekaan adalah hak sebagai bangsa’)
2. pernyatan universal
Alinea Kedua
1. Merealisasikan perjuangan bangsa Indonesia dalam suatu cita-cita bangsa dan
negara yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.
2. Perjuangan bangsa Indonesia sebagai bukti objektif
3. Hasil dari perjuangan itu adalah tercipta negara Indonesia
Alinea Ketiga
1. Pengakuan nilai religius
2. Mengakui manusia sebagai ciptaan Tuhan Yang Maha Kuasa
3. Mengakui nilai moral (‘didorong oleh keinginan luhur supaya berkehidupan
kebangsaan yang bebas’)
4. Pernyataan kembali proklamasi kemerdekaan Indonesia
Alinea Keempat
1. Berdirinya Negara Indonesia
2. Tujuan Negara (Tujuan Khusus dan Tujuan Umum)
3. Ketentuan diadakannya UUD Negara (Negara Indonesia adalah negara yang
berdasarkan atas hukum)
4. Bentuk Negara (Negara Republik Indonesia)
5. Dasar Filsafat Negara
Kedudukan Pembukaan UUD 1945
1. Pembukaan memuat dasar-dasar fundamental negara (Staatsfundamentalnorm), yaitu
memuat pembentukan negara, bentuk negara, tujuan negara, kekuasaan negara dan dasar
filsafat negara.
2. Memuat sifat-sifat fundamental dan asasi yang berkedudukan tetap dan tidak dapat
dirubah
3. Pembukaan UUD 1945 merupakan suatu tertib hukum tertinggi dan pada hakikatnya
kedudukannya lebih tinggi dari Batang Tubuh UUD 1945.
4. Pokok-pokok pikiran Pembukaan UUD 1945 harus dijabarkan dalam pasal-pasal UUD
1945.
5. Pembukaan UUD 1945 merupakan dasar, rangka dan suasana bagi negara dan tertib
hukum Indonesia.
C. Hubungan Pembukaan UUD 1945 dengan Pancasila dan pasal-pasal UUD 1945
Antara Pancasila sebagai dasar negara dan UUD 1945, khususnya bagian pembukaan,
sebagai dasar hukum, keduanya memiliki hubungan yang saling berkaitan atau tidak dapat
dipisahkan. Dapat digambarkan jika Pancasila adalah rohnya, sedangkan UUD 1945 adalah
raganya.
Pancasila merupakan unsur pokok dalam Pembukaan UUD 1945. Unsur pokok ini
kemudian dijabarkan lebih lanjut dalam pasal-pasal UUD 1945, sebagai norma hukum
dasar dalam kehidupan bernegara dan berbangsa. Melansir dari buku Pendidikan Pancasila:
Pendekatan Berbasis Nilai-Nilai (2020) karya Ardhamon Prakoso, Pancasila yang termuat
dalam Pembukaan UUD 1945 berarti Pancasila memiliki kedudukan yang kuat dan
posisinya tidak dapat tergantikan.
Pancasila merupakan dasar filsafat negara yang termuat dalam Pembukaan UUD 1945.
Artinya setiap hal dalam konteks penyelenggaraan negara harus sesuai dengan nilai
Pancasila, termasuk peraturan, perundang-undangan, pemerintahan, sistem demokrasi, dan
lainnya. Maka dapat disimpulkan jika hubungan antara Pancasila dengan Pembukaan UUD
1945 merupakan hubungan yang sifatnya formal.
Artinya Pancasila dijadikan dasar dalam penyelenggaraan negara, serta sebagai norma
positif. Pancasila memiliki kedudukan yang kuat dan tidak dapat diubah. Sedangkan
Pembukaan UUD 1945 berkedudukan sebagai tertib hukum tertinggi.
Selain itu, Pancasila dan Pembukaan UUD 1945 juga memiliki hubungan material. Artinya
UUD 1945 merupakan kaidah hukum negara Indonesia, yang mana seluruh unsur dan
pokok kaidahnya bersumber dari Pancasila. Maka dapat dikatakan jika Pancasila juga
merupakan tertib hukum Indonesia
Sementara itu, hubungan Pancasila dengan pembukaan UUD 1945 secara material
menunjuk pada materi pokok atau isi pembukaan UUD 1945 sebagai berikut:
1. Pokok Pikiran Pertama Pokok pikiran
pertama yakni membentuk negara persatuan yang mencerminkan sila ketiga. Pembukaan
UUD 1945 memiliki pokok pikiran mengenai paham negara kesatuan. Artinya, negara
yang mampu melindungi dan meliputi segenap bangsa Indonesia, seluruh tumpah darah
Indonesia, serta mencakupi segala paham golongan dan perseorangan.
LATAR BELAKANG
Pancasila dalam konteks ketatanegaraan RI. Dalam beberapa tahun ini Indonesia mengalami
perubahan yang sangat mendasar mengenai system ketatanegaraan. Dalam hal perubahan tersebut
Secara umum dapat kita katakan bahwa perubahan mendasar setelah empat kali amandemen UUD
1945 ialah komposisi dari UUD tersebut, yang semula terdiri atas Pembukaan, Batang Tubuh dan
Penjelasannya, berubah menjadi hanya terdiri atas Pembukaan dan pasal-pasal. Penjelasan UUD
1945, yang semula ada dan kedudukannya mengandung kontroversi karena tidak turut disahkan
oleh PPKI tanggal 18 Agustus 1945, dihapuskan. Materi yang dikandungnya, sebagian
dimasukkan, diubah dan ada pula yang dirumuskan kembali ke dalam pasal-pasal
amandemen. Perubahan mendasar UUD 1945 setelah empat kali amandemen, juga berkaitan
dengan pelaksana kedaulatan rakyat, dan penjelmaannya ke dalam lembaga-lembaga negara.
Sebelum amandemen, kedaulatan yang berada di tangan rakyat, dilaksanakan sepenuhnya oleh
Majelis Permusyawaratan Rakyat. Majelis yang terdiri atas anggota-anggota DPR ditambah
dengan utusan dari daerah-daerah dan golongan-golongan itu, demikian besar dan luas
kewenangannya. Antara lain mengangkat dan memberhentikan Presiden, menetapkan Garis-garis
Besar Haluan Negara, serta mengubah Undang-Undang Dasar.
A. Sistem ketatanegaraan Indonesia dalam UUD 1945 sebelum dan sesudah dilakukan
amandemen
UUD 1945 mengalami empat kali perubahan atau amandemen sejak Indonesia merdeka.
Tujuan amandemen ini adalah untuk menyempurnakan aturan dasar negara yang
disesuaikan dengan aspirasi bangsa. Amandemen disahkan dalam sidang umum dan
tahunan MPR sejak 1999 hingga 2002.
c. Sistem pemerintahan Sistem ini tetap dalam sistem pemerintahan presidensial, bahkan
mempertegas sistem presidensial itu, yaitu Presiden tidak bertanggung jawab kepada
parlemen, akan tetap bertanggung kepada rakyat dan senantiasa dalam pengawasan DPR.
Presiden hanya dapat diberhentikan dalam masa jabatannya karena melakukan perbuatan
melanggar hukum yang jenisnya telah ditentukan dalam Undang-Undang Dasar atau tidak
lagi memenuhi syarat sebagai Presiden. DPR dapat mengusulkan untuk memberhentikan
Presiden dalam masa jabatannya manakala ditemukan pelanggaran hukum yang dilakukan
Presiden sebagaimana yang ditentukan dalam Undang-Undang Dasar.25
d. Kekuasaan negara tertinggi ditangan MPR Sesuai dengan Pasal 2 ayat (1) bahwa MPR
terdiri dari anggota DPR dan anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD). MPR berdasarkan
Pasal 3, mempunyai wewenang dan tugas sebagai berikut :
1. Mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar;
2. Melantik Presiden dan/atau Wakil Presiden;
3. Dapat memberhentikan Presiden dan/atau Wakil Presiden dalam masa jabatannya
menurut UUD. Muhadam Labolo, Memahami Ilmu Pemerintahan (Jakarta: Rajawali Pers,
2013),
konvensi yang telah diratifikasi berkaitan dengan penegakkan Hak Asasi Manusia di
Indonesia adalah:
Konvensi Jenewa tanggal 12 Agustus 1949 (diratifikasi dengan Undang-Undang nomor 59
tahun 1958);
Konvensi tentang Hak Politik Kaum Perempuan (diratifikasi dengan Undang-Undang
nomor 68 tahun 1958);
Konvensi tentang Penghapusan segala bentuk diskriminasi terhadap Perempuan
(diratifikasi dengan Undang-Undang nomor 7 tahun 1984);
Konvensi tentang Hak Anak ( diratifikasi dengan Undang-Undang nomor 36 tahun 1990);
Konvensi tentang Pelarangan, Pengembangan, Produksi, dan Penyimpanan senjata
biologis dan beracun serta Pemusnahannya (diratifikasi dengan Keppres nomor 58 tahun
1991);
Konvensi Internasional terhadap Apartheid dalam Olahraga (diratifikasi dengan Undang-
Undang nomor 48 tahun 1993);
Konvensi menentang Penyiksaan dan Perlakuan atau Penghukuman lain yang kejam, tidak
manusiawi, atau merendahkan martabat manusia (diratifikasi dengan Undang-Undang
nomor 5 tahun 1998);
Konvensi Organisasi Buruh Internasional nomor 87 tahun 1998 tentang kebebasan
berserikat dan Perlindungan Hak untuk Berorganisasi (diratifikasi dengan Undang-Undang
nomor 83 tahun 1998);
Konvensi tentang Penghapusan semua bentuk Diskriminasi Rasial (diratifikasi dengan
Undang-Undang nomor 29 tahun 1999);
Konvensi tentang Penghapusan segala bentuk diskriminasi terhadap perempuan
(diratifikasi dengan Undang-Undang nomor 23 tahun 2004 tentang Penghapusan kekerasan
dalam rumah Tangga).
Dalam Orde Reformasi ini, sikap dan tekad Orde Baru perlu ditinjau kembali agar dapat
dilakukan reformasi konstitusi. Sepanjang mengenai Pancasila sebagai dasar negara tidak
ada persoalan karena sejak proklamasi hingga kini terus dicantumkan dalam Pembukaan
UUD, baik UUD 1945, UUD RIS 1949 maupun UUDS 1950, meskipun peristilahan
ataupun rumusannya agak berbeda.
Mengganti UUD 1945 bukan berarti semua bagiannya harus dibuang. Bagian Pembukaan
dapat saja dipertahankan. Mengenai pendapat agar UUD 1945 dipertahankan keasliannya
dengan menambahkan amandemen-amandemen, seperti UUD Amerika Serikat, perlu
disadari bahwa kita tidak mempunyai naskah asli UUD 1945. Era reformasi sekarang ini
merupakan momentum yang baik untuk melakukan pembaharuan Undang-Undang Dasar,
yaitu mengganti UUD 1945 dengan UUD baru yang memenuhi tuntutan zaman.
Tuntutan reformasi sebenarnya lebih mangacu pada tataran operasional, yakni perbaikan
kondisi hak-hak sipil dan politik yang diakui dalam UUD 1945 yakni meliputi sebagai
berikut yaitu:
1). Hak-hak Sipil meliputi: hak untuk hidup, hak untuk bebas dari penangkapan dan
penahanan sewenang-wenang, hak untuk bebas dari penyiksaan dan penganiayaan, hak
atas bantuan hukum, hak atas peradilan yang fair dan tidak memihak.
2). Hak-hak Politik meliputi: hak atas kebebasan berpendapat, hak atas kebebasan
berkumpul, hak atas kebebasan berserikat, hak untuk diperlakukan sama di depan hukum
dan pemerintah, hak untuk turut serta dalam a free election.
BAB 14
LATAR BELAKANG
Pancasila sebagai dasar Negara bangsa Indonesia hingga sekarang telah mengalami perjalanan
waktu yang tidak sebentar, dalam rentang waktu tersebut banyak hal atau peristiwa yang terjadi
menemani perjalanan Pancasila, sehingga berdirilah pancasila seperti sekarang ini di depan semua
bangsa Indonesia.
Mulai peristiwa pertama saat pancasila dicetuskan sudah menuai banyak konflik di internal para
pencetus nya hingga sekarang pun di era reformasi dan globalisasi Pancasila masih hangat
diperbincangkan oleh banyak kalangan berpendidikan terutama kalangan Politik dan mahasiswa.
Kebanyakan dari para pihak yang memperbincangkan masalah Pancasila adalah mengenai awal
dicetuskan nya Pancasila tentang sila pertama. Memang dari sejarah awal perkembangan bangsa
Indonesia dapat kita lihat bahwa komponen masyarakatnya terbentuk dari dua kelompok besar
yaitu kelompok agamais dalam hal ini didominasi oleh kelompok agama Islam dan yang kedua
adalah kelompok Nasionalis. Kedua kelompok tersebut berperan besar dalam pembuatan
rancangan dasar Negara kita tercinta ini.
Maka, setelah banyak aspek memperbincangkan pancasila sebagai dasar Negara. Sekarang
pancasila pun dijadikan bahan perbincangan sebagai prilaku yang digunakan di dalam kampus.
Dimana di dalam kampus tersebut akan terdidik dengan kepemimpinan pancasilan. Baik dalam
prilaku bergaul juga dalam proses belajar mengajar di dalamnya. Serta molekul-molekul yang
menjadi bagiannya.
A. Pradigma Secara Umum
Paradigma adalah kumpulan tata nilai yang membentuk pola pikir seseorang sebagai titik
talak pandangannya sehingga akan membentuk citra subjektif seseorang - mengenai realita
dan akhirnya akan menentukan bagaimana seseorang menanggapi realita itu.
sistem politik Indonesia harus dikembangkan atas asas kerakyatan yaitu terletak pada sila
ke IV Pancasila. Pengembangan selanjutnya adalah sistem politik didasarkan pada asas-
asas moral daripada sila-sila pada pancasila. Oleh karena itu, secara berturut-turut sistem
politik Indonesia dikembangkan atas moral ketuhanan, moral kemanusiaan, moral
persatuan, moral kerakyatan, dan moral keadilan. Perilaku politik baik dari warga negara
maupun penyelenggara negara dikembangkan atas dasar moral tersebut sehingga
menghasilkan perilaku politik yang santun dan bermoral.
2. Pancasila Sebagai Paradigma di Bidang Hukum
Sistem ini pada dasarnya sesuai dengan nilai-nilai pancasila, di mana pemerintahan dari
rakyat (individu) memiliki hak dan kewajiban yang sama dalam masalah pertahanan negara
dan bela negara. Pancasila sebagai paradigma pembangunan pertahanan keamanan telah
diterima bangsa Indonesia sebagaimana tertuang dalam UU No. 3 Tahun 2002 tentang
pertahanan Negara.
Dalam undang-undang tersebut dinyatakan bahwa pertahanan negara bertitik tolak pada
falsafah dan pandangan hidup bangsa Indonesia untuk menjamin keutuhan dan tetap
tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-
Undang Dasar 1945.
Dengan ditetapkannya UUD I945 NKRI telah memiliki sebuah konstitusi, yang di
dalamnya terdapat pengaturan tiga kelompok materi-muatan konstitusi, yaitu:
Manusia tidak cukup sebagai manusia secara fisik, tetapi harus mampu meningkatkan
derajat kemanusiaan nya Manusia harus dapat mengembangkan dirinya dari tingkat homo
menjadi human. Berdasar sila persatuan Indonesia, pembangunan sosial budaya
dikembangkan atas dasar penghargaan terhadap nilai sosial dan budaya-budaya yang
beragam di seluruh wilayah Nusantara menuju pada tercapainya rasa persatuan sebagai
bangsa.
Hal ini menunjukan bahwa dalam Negara Indonesia memberikan kebebasan atas
kehidupan beragama atau dengan lain perkataan menjamin atas demokrasi dibidang agama
Oleh karena itu kehidupan beragama dalam Negara Indonesia dewasa ini harus
dikembangkan ke arah terciptanya kehidupan bersama yang penuh toleransi, saling
menghargai berdasarkan nilai kemanusiaan yang adil dan beradab.
LATAR BELAKANG
Pancasila sebagai dasar Negara bangsa Indonesia hingga sekarang telah mengalami perjalanan
waktu yang tidak sebentar, dalam rentang waktu tersebut banyak hal atau peristiwa yang terjadi
menemani perjalanan Pancasila, sehingga berdirilah pancasila seperti sekarang ini di depan semua
bangsa Indonesia.
Mulai peristiwa pertama saat pancasila dicetuskan sudah menuai banyak konflik di internal para
pencetus nya hingga sekarang pun di era reformasi dan globalisasi Pancasila masih hangat
diperbincangkan oleh banyak kalangan berpendidikan terutama kalangan Politik dan mahasiswa.
Kebanyakan dari para pihak yang memperbincangkan masalah Pancasila adalah mengenai awal
dicetuskan nya Pancasila tentang sila pertama. Memang dari sejarah awal perkembangan bangsa
Indonesia dapat kita lihat bahwa komponen masyarakatnya terbentuk dari dua kelompok besar
yaitu kelompok agamais dalam hal ini didominasi oleh kelompok agama Islam dan yang kedua
adalah kelompok Nasionalis. Kedua kelompok tersebut berperan besar dalam pembuatan
rancangan dasar Negara kita tercinta ini.
Maka, setelah banyak aspek memperbincangkan pancasila sebagai dasar Negara. Sekarang
pancasila pun dijadikan bahan perbincangan sebagai prilaku yang digunakan di dalam kampus.
Dimana di dalam kampus tersebut akan terdidik dengan kepemimpinan pancasilan. Baik dalam
prilaku bergaul juga dalam proses belajar mengajar di dalamnya. Serta molekul-molekul yang
menjadi bagiannya.
A. Pengertian Pancasila sebagai paradigma reformasi
Pancasila merupakan pandangan hidup bangsa dan dasar negara Republik Indonesia oleh
karena itu Pancasila merupakan acuan dasar dalam perubahan yang akan dilakukan.
Gerakan reformasi itu sendiri dilakukan menuju keadaan yang lebih baik, perubahan yang
dilakukan harus mengarah pada kehidupan rakyat yang lebih baik dalam segala aspek.
Antara lain bidang ekonomi, sosial, budaya kehidupan keagamaan serta politik.
Reformasi pada prinsipnya suatu perbaikan yang berlandaskan kepada dasar nilai-nilai
ideal yang sebagaimana dicita-citakan rakyat. Dalam hal ini Pancasila sebagai ideologi
bangsa. Untuk itu reformasi dilaksanakan sesuai dengan Pancasila yang sebagaimana
mestinya di cita- citakan oleh bangsa Indonesia. Jika reformasi tidak sejalan atau tidak
sesuai dengan pancasila maka gerakan reformasi tersebut tidak akan berjalan dengan baik
karena tidak mempunyai landasan hukum dan tidak akan sesuai dengan cita-cita bangsa
dan mungkin saja akan bertentangan dengan ideologi bangsa ini. Maka rakyat Indonesia
sebaiknya menjadikan Pancasila sebagai aspek utama dalam kehidupan bermasyarakat dan
kehidupan bernegara oleh karena itu pengalamannya harus dimulai dari setiap warga
negara Indonesia dan dilakukan dalam berbagai hal termasuk dalam gerakan reformasi.
Perlu diketahui, bahwa pendidikan tinggi sebagai institusi dalam masyarakat bukan lah
merupakan menara gading yang jauh dari kepentingan masyarakat, melainkan senantiasa
mengembangkan dan mengabdi kepada masyarakat. Maka menurut PP. No. 60 Th. 1999,
bahwa
1. Pendidikan tinggi
2. Penelitian
Jadi, di Perguruan Tinggi atau yang biasa disebut dengan kampus, tidak hanya mengajar
akan tetapi mendidik. Dimana dengan didikan tersebut mahasiswa akan lebih didampingi
baik secara intelektual dan emosional. Contoh umumnya adalah bagaimana cara
mahasiswa bergaul dalam sehari-hari mereka dengan berpedoman pada pancasila.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.merdeka.com/jateng/kedudukan-dan-fungsi-pancasila-sebagai-dasar-
negara-perlu-diketahui-kln.html
https://bpip.go.id/berita/1035/859/pancasila-sebagai-sumber-dari-segala-sumber-
hukum-apa-
artinya.html#:~:text=Adapun%20fungsi%20Pancasila%20sebagai%20sumber,mengada
kan%20pilihan%20hukum%20di%20Indonesia
https://bpip.go.id/berita/1035/823/begini-hubungan-pancasila-dan-uud-
1945.html#:~:text=Antara%20Pancasila%20sebagai%20dasar%20negara,pokok%20dal
am%20Pembukaan%20UUD%201945.
https://www.academia.edu/5092517/PANCASILA_SEBAGAI_PARADIGMA_KEHIDUP
AN_DALAM_MASYARAKAT_BERBANGSA_DAN_BERNEGARA
https://www.boyyendratamin.com/2013/04/reformasi-hukum-tata-negara-dalam.html
https://media.neliti.com/media/publications/167257-ID-pelaksanaan-dan-penegakkan-
hak-asasi-man.pdf
http://repository.uinbanten.ac.id/2588/5/bab%203.pdf