Anda di halaman 1dari 10

Membangun Pradigma Qurani

Tugas Makalah Pendidikan Agama Islam

Nama: Kholilah Nur H (10522778)

Kelas: 1PA06

JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS GUNADARMA
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa selalu kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan limpahan
rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini.
Shalawat serta salam tak lupa kita curahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah
menunjukkan jalan kebaikan dan kebenaran di dunia dan akhirat kepada umat manusia.

Tidak lupa saya ucapkan terimakasih kepada dosen yang telah memberikan tugas ini dan
allhamdulilah saya dapat menyelasaikan nya.

Alasan saya mengambil materi ini adalah saya tertarik karna materi ini sangat menambahkan
pengetahuan bagi saya jadi saya juga berharap bisa menambahkan ilmu pengetahuan lebih dalam
yang membacanya serta tau apa itu pradigma dalam qurani. Materi ini membahas tentang qur’an
serta apa itu pradigma. Menurut saya banyak yang belum tau tetang qur’an hanya mengetahui
sebatas bacaan,disini saya akan menjelaskan lebis dalam tentang qur’an serta mengapa qur’an di
jadikan pradigma dan sebagainya.
BAB 1

Latar Belakang

Al-Qur'an adalah kitab suci utama dalam agama Islam, setiap muslim, meyakini bahwa Al
Quran adalah pedoman hidupnya. Umat Muslim percaya bahwa Al-Quran diturunkan oleh Allah
SWT kepada Nabi Muhammad SAW. Akan tetapi apakah kita mengetahui kandungan-kandungan
dalam Al-Qur’an? Apakah kita sebagai umat muslim sudah cukup tau tentang Al-Qur’an? Merunut
kembali catatan peradaban umat manusia, sejarah telah memperlihatkan betapa peradaban yang
dijiwai nilai-nilai Islam pernah mengalami kejayaan selama sekian abad yang terbentang dari
Andalusia sampai dataran Turkistan. Hal tersebut terkait dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang didorong oleh semangat memperluas berbagai aspek pendidikan yang dimotivasi
oleh spirit Al-Qur’an.

Secara etimologi Al-Qur’an berarti bacaan. Sementara secara terminologi Al-qur’an adalah wahyu
dari Allah swt yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW melalui Malaikat Jibril. Al-Qur’an
turun dua kali. Pertama secara sekaligus dari lauh mahfudz ke langit kedua (Baitulizah) pada bulan
Ramadhan, yang dikenal lailatul qadar. Kedua turun secara bertahap, dari baitulizah ke Nabi
Muhammad SAW selama 22 tahun 2 bulan 22 hari dan ada juga pendapat dari ibnu abbas, bahwa
Al qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW secara bertahap selama 23 tahun.

Mengapa Al-Quran dijadikan paradigma? Semua orang menyatakan bahwa ada suatu keyakinan
dalam hati orang-orang beriman, Al-Quran mengandung gagasan yang sempurna mengenai
kehidupan; Al-Quran mengandung suatu gagasan murni yang bersifat metahistoris. Menurut
Kuntowijoyo (2008), Al-Quran sesungguhnya menyediakan kemungkinan yang sangat besar
untuk dijadikan cara berpikir. Pengembangan eksperimen-eksperimen ilmu pengetahuan
berdasarkan paradigma Al-Quran jelas akan memperkaya khazanah ilmu pengetahuan umat
manusia.
BAB 2

Membangun Pradigma Qurani

A. Definisi
Secara terminologis paradigma adalah cara berpikir berdasarkan pandangan yang menyeluruh dan
konseptual terhadap suatu realitas atau suatu permasalahan dengan menggunakan teori-teori ilmiah
yang sudah baku, eksperimen, dan metode keilmuan yang bisa dipercaya. Dengan demikian,
paradigma Qurani adalah cara pandang dan cara berpikir tentang suatu realitas atau suatu
permasalahan berdasarkan Al-Quran.

Berikutnya, Mengapa Al-Quran dijadikan paradigma? Semua orang menyatakan bahwa ada suatu
keyakinan dalam hati orangorang beriman, Al-Quran mengandung gagasan yang sempurna
mengenai kehidupan Al-Quran mengandung suatu gagasan murni yang bersifat metahistoris.
Menurut Kuntowijoyo (2008), Al-Quran sesungguhnya menyediakan kemungkinan yang sangat
besar untuk dijadikan cara berpikir. Pengembangan eksperimen-eksperimen ilmu pengetahuan
berdasarkan paradigma Al-Quran jelas akan memperkaya khazanah ilmu pengetahuan umat
manusia. Kegiatan itu mungkin bahkan tentu saja akan menjadi rambahan baru bagi munculnya
ilmu-ilmu pengetahuan alternatif. Premis-premis normatif Al-Quran dapat dirumuskan menjadi
teori-teori yang empiris dan rasional. Struktur transendental Al-Quran adalah sebuah ide normatif
filosofis yang dapat dirumuskan menjadi paradigma teoretis.

Mengapa Al-Quran dijadikan paradigma? Semua orang menyatakan bahwa ada suatu keyakinan
dalam hati orang-orang beriman, Al-Quran mengandung gagasan yang sempurna mengenai
kehidupan; Al-Quran mengandung suatu gagasan murni yang bersifat metahistoris. Menurut
Kuntowijoyo (2008), Al-Quran sesungguhnya menyediakan kemungkinan yang sangat besar
untuk dijadikan cara berpikir. Pengembangan eksperimen-eksperimen ilmu pengetahuan
berdasarkan paradigma Al-Quran jelas akan memperkaya khazanah ilmu pengetahuan umat
manusia.
B. Al-Qur’an Dan Kandunganya
Syaik Nawawi al-Bantani dalam salah satu karyanya, yakni Tafsir Marah Labid, menjelaskan,
bahwa kandungan Al Qur’an mencakup; Tauhid, Ibadah, Muamalah, Munakahat, Akhlak dan
Sejarah.

1.Tauhid Tauhid secara bahasa merupakan mashdar (kata benda dari kata kerja) dari kata
wahhada.Tauhid secara etimologis, tauhid berarti keesaan,maksudnya keyakinan bahwa Allah
SWT adalah Esa,Tunggal,Satu.tauhid secara terminologis, tauhid adalah ilmu yang membahas
tentang wujud Allah sifat –sifat yang waji tetap pada-Nya,sifat sifat yang boleh disifatkan
Kepadanya,dan tentang sifat sifat yang wajib dilenyapkan pada-nya. juga membahas tenntang rasul
rasul Allah dan meyakinkan kerasulan mereka.

2. Ibadah Sebuah kata yang diambil dari bahas arab ‘ibadah. Dalam terminologi bahasa Indonesia
sebagaimana yang terdapat di KBBI kata ini memiliki arti “perbuatan atau pernyataan bakti
terhadap Allah atau Tuhan yang didasari oleh peraturan Agama.”Adapun menurut yusuf Al-
Qardawy dalam kitabnya Al-Ibadah fie al-islam yang secara etimologi berarti
tunduk,patuh,merendahkan diri, dan hina.

3. Muamalah Adalah sebuah hubungan manusia dalam interaksi sosial sesuai syariat, karena
manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat hidup berdiri sendiri. Dalam hubungan
dengan manusia lainnya,manusia dibatasi oleh syariat tersebut, yang terdiri dari hak dan
kewajiban.

4. Munakahat Fiqih munakahat adalah ilmu yang menjelaskan tentang syariat suatu ibadah
termasuk pengertian, dasar hukum dan tata cara yang dalam hal ini menyangkut
pernikahan,talak,rujuk dan lain sebagainya.

5. Akhlak Adalah yang berkaitan dengan tingkahlaku manusia yang dilakukan dengan sengaja
yang muncul dari dorongan jiwa secara spontan. Sedangkan ilmu akhlak adalah ilmu yang
mempelajari dan memberi petunjuk bagaimana berbuat kebaikan dan menghindar dari
keburukan,sesuai dengan tuntunan ajaran islam.
6. Sejarah

kata sejarah secara etimologi dapat diungkapkan dalam bahasa arab yaitu tarikh,sirah atau ilmu
tarikh,yang maknanya ketentuan masa atau waktu, sedang ilmu tarikh berarti ilmu yang membahas
penyebutan peristiwa dan sebab-sebab terjadinya peristiwa tersebut.

Al-Quran menggiring manusia melahirkan tiga kecerdasan, yaitu kecerdasan spiritual, kecerdasan
emosional dan kecerdasan intelektual.

 Kecerdasan Spiritual
Kecerdasan spiritual adalah kecerdasan jiwa yang membantu seseorang untuk mengembangkan
dirinya secara utuh melalui penciptaan kemungkinan untuk menerapkan nilai-nilai positif. Adapun
ciri ciri orang yang cerdas secara spiritual: Mengenali Dirinya Dari Sekitarnya, Menjalani Hidup
Dengan Ketulusan dan Kerendahan Hati, Mencintai Tanpa Mengharapkan Balasan Bagi mereka

 Kecerdasan Emosional
Kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang untuk menerima, menilai, mengelola, serta
mengontrol emosi dirinya dan orang lain di sekitarnya.

 Kecerdasan Intelektual
Kecerdasan intelektual atau yang lebih dikenal dengan istilah IQ (Intelligence Quotient) adalah
istilah yang digunakan untuk menjelaskan kemampuan dasar, seperti kemampuan menalar,
merencanakan, memecahkan masalah, berpikir abstrak, memahami gagasan, menggunakan
bahasa, daya tangkap, dan belajar.
C. Pradigma Qur’ani
Secara etimologis kata paradigma dari bahasa Yunani yang asal katanya adalah para dan digma.
Para mengandung arti „di samping‟, „di sebelah‟, dan „keadaan lingkungan‟. Digma berarti
„sudut pandang‟, „teladan‟, „arketif; dan „ideal‟. Dapat dikatakan bahwa paradigma adalah cara
pandang, cara berpikir, cara berpikir tentang suatu realitas. Adapun secara terminologis paradigma
adalah cara berpikir berdasarkan pandangan yang menyeluruh dan konseptual terhadap suatu
realitas atau suatu permasalahan dengan menggunakan teori-teori ilmiah yang sudah baku,
eksperimen, dan metode keilmuan yang bisa dipercaya.

Mengapa Paradigma Qurani sangat Penting bagi Kehidupan Modern? Al-Quran bagi umat
Islam adalah sumber primer dalam segala segi kehidupan. Al-Quran adalah sumber ajaran teologi,
hukum, mistisisme, pemikiran, pembaharuan, pendidikan, akhlak dan aspek-aspek lainnya. Tolok
ukur benar / salah, baik / buruk, dan indah / jelek adalah Al-Quran.

Apa tujuan Al-Quran diturunkan? Yusuf al-Qardhawi menjelaskan bahwa tujuan


diturunkan Al-Quran paling tidak ada tujuh macam, yaitu:

1) meluruskan akidah manusia,

2) meneguhkan kemuliaan manusia dan hak-hak asasi manusia,

3) mengarahkan manusia untuk beribadah secara baik dan benar kepada Allah,

4) mengajak manusia untuk menyucikan rohani,

5) membangun rumah tangga yang sakinah dan menempatkan posisi terhormat bagi perempuan

6) membangun umat menjadi saksi atas kemanusiaan, dan ke

7) mengajak manusia agar saling menolong.


5 Makna Al-Qur’an

 Makna lafad: Manka terjemah (alih bahasa)


 Makna Isyarah: Isyarat-isyarat dalam al-Qur'an
 Makna Ibrah: Pelajaran-pelajaran sejarah dalam al-Qur'an
 Makna Lathaif : Makna filosofis
 Makna Haqaiq : Makna esensi (hanya khusus untuk rasul)

Sumber Historis, Filosofis, Psikologis,Sosiologis, dan Pedagogis tentang Paradigma Qurani


untuk Kehidupan Modern

 History
Dalam sejarah peradaban Islam ada suatu masa yang disebut masa keemasan Islam. Disebut masa
keemasan Islam karena umat Islam berada dalam puncak kemajuan dalam pelbagai aspek
kehidupannya: ideologi, politik, sosial budaya, ekonomi, ilmu pengetahuan dan teknologi,
pertahanan dan keamanan

 Filosofis
faktor-faktor yang menyebabkan umat Islam bisa maju pada saat itu dan dalam waktu yang amat
lama (lebih dari lima abad.), maka jawabannya tentu saja karena umat Islam menjadikan Al-Quran
sebagai paradigma kehidupan.

 Psikologi
Al-Quran dijadikan sebagai paradigma dalam segala aspek kehidupan dan Rasulullah saw.menjadi
role model (uswatun ḫasanah) dalam mengimplementasikan Al-Quran dalam kehidupan sehari
hari.

 Sosiologis
Al-Quran pada saat itu bukan hanya dijadikan sebagai sumber ajaran tetapi juga menjadi
paradigma dalam pengembangan Iptek, pengembangan budaya, bahkan Al-Quran dihadirkan
untuk mengatasi dan menghadapi pelbagai problem kehidupan umat Islam saat itu.
 Pedagosis
Para sahabat menjadikan Rasulullah sebagai panutan, figur, dan pemimpin. Setiap perbuatan yang
Rasulullah kerjakan, maka mereka pun melaksanakannya dan setiap larangan yang Rasululullah
tinggalkan, maka mereka pun meninggalkannya.
BAB 3

PENUTUP

A. Kesimpulan
Paradigma Qur’ani adalah cara pandang dan cara berpikir tentang suatu realitas atau suatu
permasalahan berdasarkan AL-Qur’an. Adanya kesadaran bagi seluruh umat muslim adalah yang
terpenting untuk menjaga dan mewujudkan paradigma qur’ani ini. Karena, tanpa kesadaran dari
umat muslim ini, paradigma tak akan terwujud dan mungkin bisa saja terjadi kekacauan bagi
seluruh muslim karena memang hanya al-qur’an pedoman bagi seluruh umat islam.

B. Kritik Dan Saran


Dengan segala keterbatasan pengetahuan dan sumber yang dipelajari dan dilalui, maka tersusunlah
sebuah makalah yang berjudul “Membangun Pradigma Qurani” . penulis menyadari masih banyak
ilmu yang dapat diteliti dan dikembangkan dalam penulisan ini, namun karena keterbatan sumber
referansi dan keterbatasan waktu maka hanya ini yang dapat dipersembahkan kepada pembaca
sekalian. Besar harapan penulis agar maklah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan khususnya
bagi seluruh umat Islam pada umumnya, dan penulis juga berharap agar makalah ini dapat
diteruskan dan dikembangakan demi generasi Islam yang lebih baik dimasa mendatang. Amin

Anda mungkin juga menyukai