Anda di halaman 1dari 7

INTERELASI KEBENARAN AL-QUR'AN DAN IPTEK

Makalah diajukan untuk memenuhi tugas pada matakuliah islam dan iptek
dosen pengampu:
Drs. Al Hilal Sirait, MA

Disusun oleh:
Kelompok 4
Azri
Edi syahputra
Edi ikhwansyah purba
Muhammad padly

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATRA UTARA


FAKULTAS AGAMA ISLAM
MEDAN
BAB I
PENDAHULUAN

Dalam era modern yang gejolak ini, umat manusia dihadapkan pada berbagai tantangan
kompleks yang mempengaruhi kehidupan mereka. Di satu sisi, Al-Qur'an sebagai sumber
petunjuk utama bagi umat Islam mengandung nilai-nilai moral dan etika yang menjadi
pedoman bagi kehidupan sehari-hari. Di sisi lain, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)
telah mengalami kemajuan pesat dan memberikan kontribusi signifikan dalam berbagai aspek
kehidupan manusia.

Namun, seringkali terdapat persepsi bahwa kebenaran Al-Qur'an dan kemajuan IPTEK adalah
dua hal yang saling bertentangan. Beberapa orang beranggapan bahwa agama dan sains berada
di dua kutub yang berbeda dan sulit untuk dipadukan. Namun, pandangan ini tidak sepenuhnya
benar.
Dalam kenyataannya, terdapat interelasi yang kuat antara kebenaran Al-Qur'an dan IPTEK
yang saling melengkapi dan menguatkan satu sama lain. Al-Qur'an mengajarkan umat manusia
untuk memperoleh pengetahuan dan mengamati tanda-tanda kebesaran Allah di alam semesta.
Hal ini sejalan dengan semangat penelitian dan eksplorasi yang menjadi dasar IPTEK.
Selain itu, banyak ayat dalam Al-Qur'an yang memiliki relevansi dengan temuan ilmiah terkini.
Penemuan-penemuan dalam bidang astronomi, embriologi, geologi, dan banyak lagi telah
mengonfirmasi kebenaran ayat-ayat Al-Qur'an yang menggambarkan fenomena alam semesta
dan penciptaan manusia. Ini menunjukkan bahwa Al-Qur'an tidak hanya sebagai sumber wahyu
spiritual, tetapi juga berisi pengetahuan yang sejalan dengan ilmiah.
Selanjutnya, Al-Qur'an juga memberikan pedoman etis dalam penggunaan IPTEK. Dalam era
yang dipenuhi dengan perubahan teknologi yang cepat, penting bagi umat manusia untuk
menggunakan IPTEK dengan bijaksana dan bertanggung jawab, sesuai dengan nilai-nilai yang
diajarkan oleh Al-Qur'an. Ini mencakup penghormatan terhadap lingkungan, perlindungan hak
asasi manusia, serta mempertimbangkan dampak sosial dan moral dari kemajuan teknologi.
Mengingat pentingnya interelasi antara kebenaran Al-Qur'an dan IPTEK, penting untuk
memahami bagaimana keduanya dapat saling melengkapi dan memberikan panduan bagi
kehidupan manusia. Oleh karena itu, makalah ini bertujuan untuk menjelaskan hubungan yang
ada antara Al-Qur'an dan IPTEK serta manfaat yang dapat diambil dari pemahaman yang
holistik tentang keduanya.
BAB II
PEMBAHASAN

1. Interelasi Kebenaran Al-Qur’an dan Iptek


Interelasi adalah istilah yang berasal dari gabungan kata "inter" dan "relasi". "Inter" berarti
antara dua atau lebih, sedangkan "relasi" merujuk pada hubungan. Jadi, interelasi mengacu
pada hubungan yang saling terikat antara dua masalah atau konsep. Dalam konteks ini, kita
membahas tentang hubungan kebenaran Al-Qur'an dan ilmu pengetahuan.
Konsep interelasi ilmu pengetahuan ini menjadi penting akhir-akhir ini karena terjadi
pemisahan antara ilmu pengetahuan dan agama (tauhid), yang menghasilkan dualisme ilmu
pengetahuan, disorientasi dalam pemahaman ilmu pengetahuan, eksternalisasi ilmu
pengetahuan, dan desakralisasi ilmu. Ini terjadi karena konsep ilmu pengetahuan dipelajari
secara terpisah dari konsep agama, sehingga orang belajar ilmu hanya untuk kepentingan ilmu
itu sendiri tanpa melihat kaitannya dengan hakikat hidupnya dan tujuan sebenarnya dari belajar.
Inilah yang menyebabkan konsep "semakin berilmu kita seharusnya semakin tunduk kepada
Allah" tidak tercapai dari hasil belajar kita selama ini.
Dalam memahami interrelasi antara Al-Qur'an dan ilmu pengetahuan, penting untuk
memahami hakikat kehidupan, bahwa sejak kita lahir, kita sebenarnya sedang dalam perjalanan
menuju Allah/kematian, baik dengan senang hati maupun tidak. Agar kita dapat bertemu
dengan Allah dalam keridhoannya, Allah memberi kita pedoman yaitu Al-Qur'an dan Sunnah.
Ilmu pengetahuan yang kita kembangkan adalah pendukung yang mempermudah perjalanan
kita sebagai tugas kekhalifahan di dunia, yaitu tugas untuk mengetahui alam semesta dan
mengaturnya dalam kerangka ketaatan kepada Allah. Ini juga merupakan langkah menuju
keridhoan-Nya.
Dengan pemahaman yang benar tentang konsep kehidupan ini, seorang Muslim akan memiliki
inovasi dan tujuan yang benar dalam mengembangkan ilmu pengetahuan. Hal lain yang harus
dimiliki oleh seorang ilmuwan Muslim adalah tujuan belajarnya dalam mengembangkan ilmu
pengetahuan ini adalah untuk memantaskan dirinya sebagai umat terbaik, seperti yang
disebutkan dalam Surat Ali Imran ayat 110: "Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan
untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, mencegah dari yang munkar, dan beriman
kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara
mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik."
Salah satu contoh interrelasi antara Al-Qur'an dan ilmu pengetahuan terdapat dalam bidang
kedokteran. Al-Qur'an bukanlah buku kedokteran, tetapi di dalamnya terdapat petunjuk tentang
bagaimana manusia dapat mencegah penyakit, apa yang harus dilakukan saat sakit, dan
tuntunan-tuntunan lainnya terkait dengan kesehatan. Seorang Muslim yang memahami ilmu
kedokteran seharusnya lebih termotivasi untuk mengamalkan isi Al-Qur'an dengan ilmu
pengetahuannya, dan tidak ada pemisahan antara ilmu agama yang dipelajarinya dengan ilmu
kedokteran.
Dalam rangka mencapai pemahaman yang mudah dipahami, konsep interrelasi Al-Qur'an dan
ilmu pengetahuan mengandung makna bahwa hubungan antara Al-Qur'an dan ilmu
pengetahuan adalah saling terkait dan dapat saling mendukung. Al-Qur'an sebagai petunjuk
hidup memberikan pedoman bagi seorang Muslim dalam menjalankan ilmu pengetahuannya,
termasuk dalam bidang-bidang seperti kedokteran. Dengan memahami hubungan ini, seorang
Muslim diharapkan dapat mengembangkan ilmu pengetahuannya dengan niat yang benar, yaitu
untuk memperbaiki diri sebagai umat yang terbaik dan untuk mencapai keridhoan Allah.

2. Bukti Kebenaran Al-Qur’an Dan Bukti Ilmiah Al-Qur’an


Dalam Iptek
Al-Qur'an adalah kitab suci dalam agama Islam yang mengandung banyak ayat yang
memberikan penghormatan dan kemuliaan pada ilmu pengetahuan. Ayat-ayat tersebut
mendorong umat manusia untuk menuntut ilmu dan menghargai pengetahuan. Allah SWT
dalam Al-Qur'an mengajarkan kepada manusia apa yang tidak mereka ketahui (QS 96:5) dan
meninggikan derajat orang-orang yang beriman dan memiliki ilmu (QS 58:11).
Selain itu, Al-Qur'an juga mengajak manusia untuk memperhatikan dan merenungkan alam
semesta. Terdapat ratusan ayat dalam Al-Qur'an yang mengarahkan manusia untuk melihat,
berpikir, mendengar, dan memperhatikan fenomena alam. Ayat-ayat tersebut sering diakhiri
dengan kalimat seperti "sebagai tanda-tanda bagi kaum yang berpikir" dan "tidak dipahami
kecuali oleh Ulul Albab". Dengan memperhatikan alam, manusia diharapkan dapat
mendapatkan ilmu pengetahuan dan kemudian mengembangkan teknologi untuk
memudahkan dan meningkatkan upaya manusia dalam mengabdikan diri kepada Allah.
Sejarah juga menunjukkan bahwa Islam pernah berjaya dalam bidang ilmu pengetahuan dan
teknologi di masa silam. Contohnya, Ibnu Sina dikenal sebagai bapak kedokteran modern dan
karyanya, "Alqanun fi At-Tib (CANON)", menjadi rujukan utama dunia kedokteran hingga
abad ke-19. Selain itu, ilmuwan Muslim lainnya seperti Al-Khawarizmi dan Ibnu Rusyd juga
memiliki kontribusi signifikan dalam pengembangan ilmu pengetahuan.
Bagi seorang Muslim, mempelajari alam dan ilmu pengetahuan adalah kewajiban dalam
rangka memahami Tuhan. Motivasi ini didasarkan pada komitmen untuk mempelajari alam
semesta sebagai bentuk ibadah kepada Allah, tanpa memandang manfaat duniawi seperti
uang, reputasi, atau gelar. Ilmu pengetahuan dan teknologi dianggap sebagai sarana untuk
mengatur alam semesta agar dapat berfungsi lebih baik sesuai dengan kehendak Allah.
Namun, saat ini banyak umat Islam yang tidak memahami Al-Qur'an karena keterbatasan
pemahaman Bahasa Arab. Bacaan Al-Qur'an sering kali hanya menjadi ritual belaka, bahkan
banyak generasi muda yang enggan untuk membacanya. Hal ini menyebabkan umat Islam
menjadi marginal dalam hal pemahaman agama. Oleh karena itu, penting bagi umat Islam
untuk mempelajari Al-Qur'an dan mengubahnya ke dalam bahasa yang mudah dipahami dan
ringkas agar dapat mengambil hikmah dan petunjuk dari kitab suci tersebut.
Penting untuk dicatat bahwa hubungan antara Al-Qur'an dan ilmu pengetahuan tidak hanya
ditentukan oleh sejauh mana ilmu pengetahuan tersebut terkandung dalam Al-Qur'an, tetapi
juga melibatkan apakah Al-Qur'an dan hadis serta jiwa ayat-ayatnya telah menjadi panduan
bagi ilmuwan dalam menilai kemajuan ilmu pengetahuan tersebut, baik untuk kehidupan di
dunia maupun akhirat.

3. Al-Qur'an memberikan bukti ilmiah kebenarannya dalam berbagai bidang


pengetahuan. Berikut adalah beberapa contohnya:
1. Bidang Geologi:
- Al-Qur'an menyatakan bahwa matahari adalah planet yang bercahaya sedangkan bulan
adalah pantulan cahaya matahari (QS 10:5).
- Al-Qur'an juga menyebutkan pergerakan bumi mengelilingi matahari, gerakan lapisan-
lapisan yang berasal dari perut bumi, serta pergerakan gunung yang sama dengan pergerakan
awan (QS 27:88).

2. Bidang Botani:
- Al-Qur'an menyebutkan tentang zat hijau daun (klorofil) yang berperan dalam mengubah
energi matahari menjadi energi kimia melalui fotosintesis (QS 36:80). Istilah Al-Qur'an, "al
syajar al akhdhar" (pohon yang hijau), lebih tepat daripada istilah klorofil, karena zat tersebut
tidak hanya terdapat di daun, tetapi juga di seluruh bagian pohon yang berwarna hijau.

3. Bidang Kedokteran:
- Al-Qur'an menyatakan bahwa manusia diciptakan dari sperma pria dan ovum wanita, dan
menempel di dinding rahim (QS 86:6). Hal ini telah terbukti dengan penemuan proses bayi
tabung oleh dokter ahli obstetri dan ginekologi.
- Al-Qur'an juga menyebutkan bahwa manusia diciptakan dari segumpal darah (QS 96:2).
Setelah sperma dan ovum bersatu, sel-sel tersebut akan membelah dan membentuk
blastokista yang akan berkembang menjadi manusia. Proses ini juga teramati dalam bayi
tabung.

Bukti-bukti ilmiah ini menunjukkan kesesuaian Al-Qur'an dengan pengetahuan modern.


Sebagai umat Islam, kita perlu menjelajahi dan menggali lebih dalam lagi isyarat-isyarat
ilmiah yang terkandung dalam Al-Qur'an. Selain itu, penting bagi ilmuwan Muslim untuk
mengembangkan teknologi dengan tujuan yang benar, yaitu untuk meningkatkan kualitas
kehidupan sebagai khalifah di muka bumi dan menjalankan ibadah kepada Allah.
Kesimpulan:
Berdasarkan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa terdapat interelasi yang kuat
antara kebenaran Al-Qur'an dan IPTEK yang saling melengkapi dan menguatkan satu sama
lain. Al-Qur'an mengajarkan umat manusia untuk memperoleh pengetahuan dan mengamati
tanda-tanda kebesaran Allah di alam semesta, yang sejalan dengan semangat penelitian dan
eksplorasi yang menjadi dasar IPTEK. Banyak ayat dalam Al-Qur'an yang memiliki relevansi
dengan temuan ilmiah terkini, yang menunjukkan bahwa Al-Qur'an berisi pengetahuan yang
sejalan dengan ilmiah. Al-Qur'an juga memberikan pedoman etis dalam penggunaan IPTEK,
seperti penghormatan terhadap lingkungan dan mempertimbangkan dampak sosial dan moral
dari kemajuan teknologi.
Pemahaman yang holistik tentang keduanya sangat penting, karena Al-Qur'an dapat
memberikan panduan dan inspirasi bagi ilmuwan Muslim dalam mengembangkan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Selain itu, Al-Qur'an memberikan bukti ilmiah kebenarannya
dalam berbagai bidang pengetahuan, seperti geologi, botani, dan kedokteran. Hal ini
menunjukkan kesesuaian Al-Qur'an dengan pengetahuan modern.
Dalam konteks ini, penting bagi umat Islam untuk mempelajari Al-Qur'an dan menggali lebih
dalam lagi isyarat-isyarat ilmiah yang terkandung di dalamnya. Pemahaman yang benar
tentang interelasi Al-Qur'an dan IPTEK akan membantu umat manusia mengembangkan ilmu
pengetahuannya dengan niat yang benar, yaitu untuk meningkatkan kualitas kehidupan
sebagai khalifah di muka bumi dan untuk mencapai keridhoan Allah.
Daftar Pustaka

1. Shogar I. The scientific thinking in Islam: Factors of flourishing and decline. Revel Sci.
2011;01(02):1-13.

2. Kementrian Agama SA. Al-Qur'an Al-Karim dan Terjemahannya. Komplek Percetakan Al


Qur'anul Karim Kepunyaan Raja Fahd. Published online 1971:1281.

3. Agus Sukaca MK, Sagiran dr, Sp.B. MK, Rochman Basuki dr, MS, et al. Standar Karakter
dan Kompetensi Dokter Muhammadiyah. Vol 7.; 2015. [Online] Available at:
https://www.researchgate.net/publication/269107473_What_is_governance/link/548173090cf
22525dcb61443/download%0Ahttp://www.econ.upf.edu/~reynal/Civil_wars_12December201
0.pdf%0Ahttps://thinkasia.org/handle/11540/8282%0Ahttps://www.jstor.org/stable/41857625

4. Doko CT and E. The Quran and the Construction of the Scientific. :1-53.

5. Sulaiman M. Integrasi Agama Islam dan Ilmu Sains dalam Pembelajaran. J Stud Islam
Pancawahana. 2020;15(1):96-110. [Online] Available at:
http://ejournal.kopertais4.or.id/tapalkuda/index.php/pwahana/article/view/3878

6. Setiawan HR. Kontribusi Al-Khawarizmi dalam Perkembangan Ilmu Astronomi. Al-


marshad J Astron dan ilmu berkaitan. 2017;Vol. 1(No. 1):68-91.

7. Supriadi A. Akhmad Supriadi, Integrating Qur'an and Science: Epistemology of Tafsir Ilmi
in Indonesia. :149-186.

Anda mungkin juga menyukai