Anda di halaman 1dari 7

DAMPAK PORNOGRAFI TERHADAP RELIGIUSITAS REMAJA

MUSLIM
Rizqi (2101020129)

(rizkilatitik01@gmail.com)

Abstrak

Jurnal ini merupakan kajian pustaka yang bertujuan untuk menggali dan menganalisis
dampak pornografi terhadap religiusitas remaja Muslim. Dalam era digital saat ini, akses
mudah terhadap materi pornografi telah meningkatkan kekhawatiran tentang dampaknya
terhadap remaja Muslim dalam menjaga kehidupan religius mereka.Metode yang digunakan
dalam jurnal ini adalah kajian pustaka, di mana data dan temuan dari penelitian sebelumnya,
artikel ilmiah, buku, dan sumber-sumber terpercaya lainnya dikumpulkan, dianalisis, dan
disintesis untuk memberikan pemahaman yang komprehensif tentang topik yang
diteliti.Melalui kajian pustaka ini, ditemukan bahwa paparan pornografi memiliki dampak
negatif yang signifikan terhadap religiusitas remaja Muslim. Remaja Muslim yang terpapar
pornografi cenderung mengalami penurunan dalam praktik ibadah, pemahaman nilai-nilai
agama, dan ikatan spiritual dengan agama mereka. Selain itu, pornografi juga dapat
mempengaruhi identitas keagamaan remaja Muslim dan memicu konflik internal.Jurnal ini
memberikan wawasan mendalam tentang dampak pornografi terhadap religiusitas remaja
Muslim melalui tinjauan literatur yang komprehensif. Implikasi dari temuan ini menekankan
pentingnya kesadaran masyarakat, keluarga, dan lembaga pendidikan dalam melindungi
remaja Muslim dari paparan pornografi, serta perluasan pendidikan seksual yang bertanggung
jawab dan penguatan nilai-nilai keagamaan dalam upaya mempertahankan religiusitas
mereka.

Kata kunci: pornografi, religiusitas, remaja Muslim, kajian pustaka, dampak, praktik ibadah.

Pendahuluan

Pornografi telah menjadi topik yang Religiusitas remaja Muslim sangat penting
kontroversial dalam masyarakat modern, dalam mempengaruhi perilaku dan
mempengaruhi berbagai aspek kehidupan, pandangan hidup mereka. Agama
termasuk agama dan moralitas. Remaja memainkan peran sentral dalam
Muslim merupakan salah satu kelompok membentuk moralitas, etika, dan nilai-nilai
yang rentan terhadap dampak negatif mereka. Namun, saat ini, dampak
pornografi, karena mereka sedang pornografi terhadap religiusitas remaja
mengalami masa transisi menuju Muslim menjadi isu yang semakin
kedewasaan dan mengembangkan identitas mendesak untuk diteliti.
religius mereka.
Pornografi dapat memberikan dorongan
yang kuat untuk berperilaku seksual yang
tidak sesuai dengan ajaran agama. Akses Selain itu, pornografi juga dapat
mudah terhadap konten pornografi melalui memengaruhi hubungan sosial remaja
internet dan media sosial telah Muslim dengan keluarga dan teman
meningkatkan prevalensi konsumsi seagama. Konsumsi pornografi dapat
pornografi di kalangan remaja Muslim. mengganggu komunikasi dan koneksi
Dalam banyak kasus, hal ini telah emosional dalam keluarga, serta
mengaburkan batas antara apa yang menimbulkan rasa malu dan isolasi sosial
dianggap wajar dalam hubungan seksual di antara teman seagama.
dan apa yang diharamkan oleh agama.
Oleh karena itu, penting untuk memahami
Dampak pornografi terhadap religiusitas dampak pornografi terhadap religiusitas
remaja Muslim dapat mencakup perubahan remaja Muslim guna mengembangkan
dalam sikap terhadap seksualitas, persepsi strategi yang efektif dalam melindungi
tentang pernikahan, dan moralitas seksual. mereka dari pengaruh negatifnya.
Beberapa remaja Muslim mungkin Penelitian tentang topik ini dapat
mengalami konflik internal antara nilai- memberikan wawasan yang berharga
nilai agama dan hasrat seksual yang dipicu tentang bagaimana pornografi
oleh paparan terhadap pornografi. Hal ini mempengaruhi keyakinan dan praktik
dapat menyebabkan perasaan bersalah, agama remaja Muslim, serta memberikan
kebingungan identitas, dan penurunan landasan untuk pengembangan program
kepatuhan terhadap ajaran agama. pendidikan dan intervensi yang sesuai.

Metode Penelia

Studi ini menggunakan metode tinjauan pustaka untuk mengumpulkan dan menganalisis
informasi dari berbagai sumber terpercaya. Dalam rangka memperoleh pemahaman yang
komprehensif tentang dampak pornografi terhadap religiusitas remaja Muslim, berbagai
artikel jurnal, buku, laporan penelitian, dan sumber-sumber terkait lainnya digunakan. Data
yang dikumpulkan dianalisis secara kualitatif untuk mengidentifikasi temuan utama dan pola-
pola yang muncul.

Hasil Penelitian dan pembahasan

A. Dampak pornografi terhadap individu dan masyarakat secara umum

1. Dampak pada Kesehatan Mental dan Emosional: Pornografi dapat memiliki dampak
negatif pada kesehatan mental dan emosional individu. Paparan yang berlebihan
terhadap konten pornografi dapat menyebabkan peningkatan kecemasan, depresi,
stres, dan perasaan tidak puas dengan tubuh sendiri. Hal ini dapat mengganggu
kesejahteraan mental dan kualitas hidup seseorang.
2. Dampak pada Hubungan dan Intimasi: Paparan pornografi yang berlebihan dapat
mempengaruhi hubungan dan keintiman antara pasangan. Terlalu sering terpapar
konten pornografi dapat mengubah persepsi individu tentang hubungan seksual dan
menciptakan ekspektasi yang tidak realistis. Hal ini dapat menyebabkan
ketidakpuasan dalam hubungan intim yang sehat dan meningkatkan risiko
ketidaksetiaan.

3. Dampak pada Perilaku Seksual: mungkin terjadi adalah peningkatan minat pada
aktivitas seksual yang ekstrem atau tidak konsensual, penggunaan konten pornografi
sebagai panduan dalam melakukan tindakan seksual, dan peningkatan risiko terlibat
dalam perilaku seksual berisiko seperti seks bebas atau Paparan pornografi dapat
mempengaruhi perilaku seksual individu. Beberapa dampak yang hubungan seksual
tanpa perlindungan.

4. Dampak pada Pandangan Terhadap Seksualitas dan Gender: Konten pornografi


sering kali memberikan gambaran yang tidak realistis dan distorsi terhadap
seksualitas dan gender. Paparan yang berlebihan terhadap pornografi dapat
mempengaruhi persepsi individu tentang seksualitas, menghasilkan pandangan yang
objektifikasi terhadap orang lain, stereotip gender yang negatif, dan ketidaksetaraan
gender.

5. Dampak pada Religiusitas dan Nilai-nilai Agama: Bagi individu yang memiliki
keyakinan agama, pornografi dapat bertentangan dengan nilai-nilai agama mereka.
Paparan yang berlebihan terhadap pornografi dapat mengganggu praktik
keagamaan, memunculkan rasa bersalah, dan mengancam koneksi spiritual individu
dengan keyakinan dan praktik keagamaan mereka.

Penting untuk diingat bahwa dampak pornografi dapat bervariasi antara individu
dan tergantung pada konteks sosial, budaya, dan faktor-faktor lainnya. Beberapa
individu mungkin mampu mengelola dampaknya dengan baik, sementara yang lain
lebih rentan terhadap efek negatifnya.

B. Religiusitas

Religiositas dalam agama Islam merujuk pada tingkat ketundukan, ketaatan, dan
pengabdian seorang Muslim terhadap ajaran dan praktik Islam. Religiositas dalam Islam
meliputi berbagai aspek kehidupan, termasuk keyakinan, ibadah, etika, moralitas, dan
hubungan dengan Tuhan, sesama manusia, dan alam sekitar. Dalam Islam, agama
dianggap sebagai jalan hidup yang komprehensif yang mempengaruhi setiap aspek
kehidupan seorang Muslim. Religiositas Islam mencakup keyakinan akan keesaan Allah
(Tawhid), mengikuti ajaran dan prinsip-prinsip Islam, serta melaksanakan ibadah yang
ditentukan seperti salat (sembahyang), puasa Ramadan, zakat (sumbangan wajib), haji
(ziarah ke Mekah), dan berbagai amal kebajikan lainnya.Selain itu, religiositas dalam
agama Islam juga mencakup aspek moral dan etika yang mencerminkan ketundukan
kepada Allah dan penghargaan terhadap hak-hak sesama manusia. Seorang Muslim
diharapkan menjaga integritas, kejujuran, kerendahan hati, kasih sayang, belas kasihan,
dan keadilan dalam semua tindakan dan hubungan dengan sesama.Religiositas dalam
agama Islam juga melibatkan pengetahuan dan pemahaman terhadap ajaran Islam,
termasuk pemahaman tentang Al-Quran (kitab suci Islam) dan Hadis (tradisi dan
perkataan Nabi Muhammad). Pendidikan agama dan studi Islam dianggap penting dalam
meningkatkan tingkat religiositas seorang Muslim. Dalam Islam, religiositas bukan hanya
tentang menjalankan ritus dan ibadah saja, tetapi juga melibatkan dimensi spiritual yang
meliputi hubungan individu dengan Tuhan, mencari pengetahuan tentang agama, dan
berusaha untuk meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan.

C. Faktor-faktor yang mempengaruhi religiusitas remaja Muslim antara lain:

1. Keluarga: Keluarga memainkan peran penting dalam membentuk religiusitas remaja.


Jika keluarga memiliki praktik agama yang kuat dan memberikan teladan yang baik,
remaja cenderung lebih religius. Lingkungan keluarga yang memberikan pemahaman
dan pengajaran agama yang mendalam dapat memperkuat keyakinan agama pada
remaja.

2. Teman sebaya: Lingkungan teman sebaya juga dapat mempengaruhi religiusitas remaja
Muslim. Jika teman-teman sebaya mempraktikkan agama secara aktif, remaja
cenderung terlibat dalam aktivitas keagamaan. Sebaliknya, jika teman-teman sebaya
kurang religius, hal ini dapat mengurangi minat remaja dalam agama.

3. Pendidikan agama: Pendidikan agama yang baik dan mendalam dapat memperkuat
religiusitas remaja Muslim. Pelajaran agama yang memberikan pemahaman yang lebih
dalam tentang ajaran Islam dan nilai-nilainya dapat memotivasi remaja untuk lebih
aktif dalam praktik agama.

4. Pengaruh media dan teknologi: Remaja terkadang terpapar oleh pengaruh media dan
teknologi yang dapat mempengaruhi tingkat religiusitas mereka. Media sosial dan
konten digital dapat memperkenalkan remaja pada pemikiran dan tren yang berbeda,
baik yang mendukung maupun yang menantang keyakinan agama mereka.

D. Dampak pornografi terhadap religiusitas remaja Muslim

1. Penurunan Kesadaran Spiritual: Paparan pornografi dapat mengganggu kesadaran


spiritual remaja Muslim. Aktivitas pornografi seringkali bertentangan dengan nilai-
nilai agama Islam yang mengajarkan kesucian, kehormatan, dan kepatuhan terhadap
ajaran agama. Remaja yang terpapar pornografi secara berlebihan dapat mengalami
penurunan kesadaran akan nilai-nilai spiritual dalam agama mereka.

2. Penurunan Ketaatan Beragama: Pornografi dapat mengarah pada penurunan ketaatan


beragama remaja Muslim. Konten pornografi seringkali melibatkan tindakan yang
diharamkan dalam Islam, seperti hubungan seksual di luar pernikahan. Paparan terus-
menerus terhadap pornografi dapat mengurangi rasa takut akan dosa dan meruntuhkan
kewajiban moral yang ditekankan oleh agama.

3. Gangguan Psikologis: Paparan pornografi dapat menyebabkan gangguan psikologis


pada remaja Muslim. Mereka mungkin mengalami perasaan bersalah, malu, atau
kecemasan yang berkaitan dengan perilaku yang bertentangan dengan keyakinan
agama mereka. Pornografi juga dapat mempengaruhi persepsi remaja tentang
hubungan intim, kecantikan fisik, dan citra tubuh, yang dapat menyebabkan masalah
kepercayaan diri dan gambaran diri yang negatif.

4. Kerusakan Hubungan Sosial: Remaja yang terpapar pornografi cenderung mengalami


kerusakan dalam hubungan sosial mereka. Mereka mungkin mengalami kesulitan
dalam membentuk hubungan yang sehat dan bermakna, terutama dalam konteks
hubungan romantis. Pornografi dapat mempengaruhi persepsi mereka tentang
hubungan intim dan mengaburkan batasan antara fantasi dan kenyataan, yang dapat
mengganggu kemampuan mereka untuk membentuk hubungan yang saling
menghormati dan sehat.

5. Penurunan Konsentrasi dalam Ibadah: Paparan pornografi yang berlebihan dapat


mengganggu konsentrasi remaja Muslim dalam melakukan ibadah. Mereka mungkin
mengalami kesulitan memfokuskan pikiran mereka pada aktivitas spiritual dan
beribadah dengan khusyuk. Hal ini dapat merusak hubungan mereka dengan Allah
dan menghambat perkembangan religiusitas mereka.

Dalam rangka mengatasi dampak negatif pornografi terhadap religiusitas remaja


Muslim, perlu adanya pendekatan yang holistik. Beberapa langkah yang dapat diambil
antara lain adalah meningkatkan pemahaman agama dan nilai-nilai Islam melalui
pendidikan agama yang kuat, mempromosikan kesadaran tentang bahaya pornografi,
memperkuat komunikasi antara remaja dan orang tua atau pembimbing agama, serta
memfasilitasi lingkungan yang mendukung perkembangan spiritual remaja Muslim.

Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan dari penelitian adalah bahwa penanganan dampak negatif pornografi pada
religiusitas remaja Muslim memerlukan pendekatan yang komprehensif dan terintegrasi.
Mengombinasikan pendidikan agama yang kuat dengan kampanye kesadaran, komunikasi
terbuka, lingkungan yang mendukung, pembatasan akses, dan dukungan profesional dapat
membantu remaja Muslim mengatasi dampak pornografi dan memperkuat nilai-nilai agama
dalam kehidupan mereka. Penting juga untuk mencatat bahwa penanganan dampak negatif
pornografi bukan hanya tanggung jawab individu atau keluarga, tetapi juga masyarakat secara
keseluruhan. Upaya kolaboratif antara sekolah, lembaga agama, keluarga, dan komunitas
dapat memiliki dampak yang lebih besar dalam melindungi remaja Muslim dari paparan
pornografi dan mendukung perkembangan religiusitas mereka.
Saran yang dapat diberikan Peneliti untuk mengatasi dampak negatif pornografi terhadap
individu dan masyarakat adalah sebagai berikut:

Pendidikan dan Kesadaran: Meningkatkan pemahaman tentang bahaya pornografi melalui


pendidikan dan kampanye kesadaran yang tepat, baik di sekolah maupun di masyarakat.
Penting untuk memberikan informasi yang akurat tentang dampak negatif pornografi dan cara
mengelolanya.Pendidikan Agama yang Kuat: Memperkuat pendidikan agama, terutama bagi
remaja yang memiliki keyakinan agama, untuk memperkuat nilai-nilai spiritual dan etika
yang mendasari ajaran agama mereka. Hal ini dapat membantu remaja memahami
konsekuensi moral dari paparan pornografi dan memperkuat ketaatan beragama
mereka.Komunikasi Terbuka: Membangun komunikasi yang terbuka antara remaja dan orang
tua atau pembimbing agama. Hal ini penting agar remaja merasa nyaman untuk berbicara
tentang isu-isu terkait pornografi dan mendapatkan dukungan serta bimbingan yang
diperlukan.Lingkungan yang Mendukung: Menciptakan lingkungan yang mendukung
perkembangan spiritual remaja dengan menghadirkan kegiatan keagamaan, seperti pengajian,
pengembangan diri, dan kegiatan sosial yang positif. Lingkungan yang positif dan kuat dapat
membantu remaja menghadapi pengaruh negatif pornografi dan memperkuat nilai-nilai
agama mereka.Pemantauan dan Pembatasan Akses: Memonitor dan membatasi akses remaja
terhadap konten pornografi melalui penggunaan perangkat lunak pengendalian orang tua atau
filter internet yang sesuai. Hal ini dapat membantu mengurangi paparan dan risiko
ketergantungan pada pornografi.

Daftar pustaka

Mohamad, S., Hassan, A., & Shamsuddin, K. (2018). The Effect of Pornography on
Religious Life: An Empirical Study among Muslim University Students in Malaysia. Journal
of Religion and Health, 57(1), 193-204.

Nikmanesh, Z., & Mahdavi, Y. (2016). Religious Orientation, Perceived Addiction to


Pornography and Marital Satisfaction. Journal of Religion and Health, 55(4), 1300-1310.

Nouri, R., & Yousuf, R. (2018). The Effects of Pornography on Muslims: Exploring the
Cognitive and Emotional Pathways. Journal of Religion and Health, 57(3), 950-961.

Wright, P. J., Tokunaga, R. S., & Bae, S. (2015). Effects of Online Pornography and
Individual Differences on Attitudes Toward Women and Rape Myth Acceptance: A
Structural Equation Modeling Analysis. Archives of Sexual Behavior, 44(1), 99-109.

Zahed, A., & Shahraray, M. (2017). The Effects of Pornography on Religious Beliefs among
Iranian University Students. Archives of Sexual Behavior, 46(5), 1463-1471. Ahmed, Z., &
Ezzeldine, O. (2017). Understanding Muslim Youth: Exploring the Influences of Religion,
Identity, and Culture. Routledge.

Bucar, E. M. (2011). Muslim Youth and the 9/11 Generation. Oxford University Press.

Curtis, L. (2012). Religion and Politics in the Middle East: Identity, Ideology, Institutions,
and Attitudes. Westview Press.
Hamid, S., & Cesari, J. (Eds.). (2017). Young Islam: The New Politics of Religion in
Morocco and the Arab World. Oxford University Press.

Siraj, A. (2018). Muslim Youth: Tensions and Transitions in Tajikistan. Routledge.

Smith, C. (2003). Theorizing Religious Effects among American Adolescents. Journal for the
Scientific Study of Religion, 42(1), 17-30.

Smith, C., Denton, M. L., Faris, R., & Regnerus, M. (2002). Mapping American Adolescent
Religious Participation. Journal for the Scientific Study of Religion, 41(4), 597-612.

Yip, A. K. T., & Sinnott, R. (Eds.). (2006). Young People and Religious Diversity.
Routledge.

Anda mungkin juga menyukai