Nama : Aulia Zalsabila Kelas : TP-4/A NIM : 1201040032
PERKEMBANGAN JIWA AGAMA PADA REMAJA
Perkembangan Jiwa Agama Pada Remaja
Perkembangan keagamaan remaja dipengaruhi oleh jasmani dan rohani. Maksudnya, penghayatan remaja terhadap ajaran agama dan tindak keagamaan pada remaja banyak berkaitan dengan faktor perkembangan tersebut. Banyak hal yang terjadi pada masa remaja, seperti emosi yang kurang stabil, sering tidak percaya diri, merasa selalu benar, ingin mandiri karena sudah merasa dewasa, ingin selalu tampil menarik, ingin dilirik, dan sebagainya. Remaja memerlukan agama dalam menghadapi itu. Fase remaja dibagi menjadi 3, yaitu: 1. Fase Awal (12-15 tahun) Pada masa ini terjadi perubahan jasmani yang cepat, sehingga memungkinkan terjadinya kegoncangan emosi, kecemasan, dan kekhawatiran. Ini menjadikan jiwa agama tidak menetap. Contohnya remaja memahami tentang sabar, pada saat tertentu remaja bisa menggunakan sikap sabar dalam mengadapi masalah, tapi disituasi yang lain bisa pudar dan dikuasi oleh emosi yang tidak stabil, namun ada juga disaat tertentu remaja ragu dengan konsep sabar tersebut. Jadi konsep agama pada masa remaja masih dalam keraguan dan tidak menetap. 2. Fase Remaja Madya (15-18 tahun) Pada tahap ini remaja mengi-dolakan sesuatu. Mereka akan mencoba meniru dan mengikuti kebiasaan yang diidolakannya. Remaja menyadari akan perlunya kehadiran seseorang yang akan mendapinginya dalam menghadapi bermacam gejala jiwa yang dialaminya. Namun mereka lebih mempercayai teman sebaya untuk teman bercerita dibanding orangtua. Ada saat tertentu remaja membutuhkan Tuhan untuk berbagi perasannya dan mengagumi Rasulullah dengan segala kelebihan yang patut ditauladani. Namun tidak sedikit juga yang hanya mengaguminya saja dan tidak mentauladani, karena masa ini adalah masa yang sulit dan mudah dipengaruhi perkembangan zaman. 3. Fase Remaja Akhir (18-21 tahun) Pada fase ini segi perkembangan fisik dan psikis remaja telah mendekati kesempurnaan atau dalam istilah agama dapat dikatakan telah mencapai tingkat baligh-berakal. Maka perkembangan keagamaan pada remajapun sudah mendekati lebih baik dari pada masa kanak-kanak. Aspek Perkembangan Agama Pada Remaja 1. Pertumbuhan Pikiran dan Mental Ide dan dasar keyakinan beragama yang diterima pada masa kanak-kanak sudah tidak begitu menarik lagi bagi remaja. Sehingga sifat kritis terhadap ajaran agama mulai timbul. Selain masalah agama, remaja juga mulai tertarik dengan masalah kebudayaan, sosial, ekonomi dan norma kehidupan lainnya. 2. Perkembangan Perasaan Perasaan sosial, etis dan estetis mendorong remaja menghayati perikehidupan yang terbiasa di lingkungannya. Kehidupan agamais akan cenderung mendorong mereka untuk lebih dekat ke arah hidup agamais, begitu juga sebaliknya. Jadi, remaja yang kurang pendidikan agama akan lebih mudah terjerumus pada hal-hal negatif. 3. Pertimbangan Sosial Corak keagamaan remaja juga ditandai adanya pertimbangan sosial. Dalam kehidupan keagamaan sering timbul konflik antara pertimbangan moral dan material. Remaja akan bingung menentukan pilihan tersebut. Karena kehidupan duniawi lebih dipengaruhi kepentingan materi, maka remaja lebih cenderung bersikap materialis, seperti keuangan, kebahagiaan diri, dan kehormatan, dibanding kehidupan beragama. 4. Perkembangan Moral Perkembangan moral para remaja bertitik tolak dari rasa berdosa dan usaha untuk mencari proteksi. 5. Sikap dan Minat Sikap dan minat remaja terhadap masalah keagamaan dikatakan sangat kecil dan tergantung dari kebiasaan masa kecil serta lingkungan agama mereka. Contohnya, tidak semua remaja putri muslim memakai hijab atau menutup aurat. 6. Ibadah Pada masa remaja pandangan terhadap ibadah seperti sholat, puasa, sodaqoh, dan kebaikan lainnya tergolong sedikit. Namun pada saat tertentu remaja membutuhkan itu, karena setiap manusia mempuanyai naluri beragama. Contohnya saat menghadapi ujian naik kelas, kelulusan dan sebagainya, remaja berharap akan pertolongan Allah supaya lulus ujian dan naik kelas.
Sikap Beragama Pada Remaja
1. Percaya ikut-ikutan Sikap ini adalah hasil dari pendidikan lingkungan, baik keluarga, sekolah, dan masyarakat. Cara beragama ini merupakan lanjutan dari cara beragama di masa kanak-kanak, dan seolah tidak terjadi perubahan pada pikiran mereka terhadap agama. Biasanya terjadi pada rentang usia 13–16 tahun. Tetapi jika diteliti, dalam hati remaja memiliki pertanyaan yang tersembunyi, hanya saja usaha untuk mencari jawaban tidak menjadi perhatian mereka. 2. Percaya dengan kesadaran Mereka mulai dengan meninjau dan meneliti kembali cara beragama pada waktu masa kecil. Mereka ingin menjadikan agama sebagai suatu lapangan baru untuk membuktikan pribadinya, dan tidak mau lagi beragama sekedar ikut-ikutan saja. 3. Kebimbangan beragama Kebimbangan remaja terhadap agama akan berbeda antara satu dengan yang lainnya, sesuai kepribadian masing-masing. Ada yang mengalami kebimbangan ringan yang cepat bisa diatasi, dan ada yang sangat berat sampai berakhir berubah agama.
Faktor Perkembangan Jiwa Agama Masa Remaja
1. Pendidikan Informal Pendidikan dalam keluarga sangatlah penting. Anak dilahirkan dalam keadaan fitrah, maka orang tualah yang bertanggung jawab terhadap agama yang dianut anak. 2. Pendidikan Formal Jika sudah mendapat pendidikan agama di rumah, maka sekolah sebagai penguat penanaman nilai agama pada remaja. Bimbingan agama di sekolah membantu perilaku remaja terarah lebih baik. 3. Pendidikan Non Formal Kondisi masyarakat sekitar tempat tinggal remaja juga mempengaruhi perkembangan agamanya. Mereka banyak bersosialisasi, maka remaja lebih dekat dan percaya pada teman dibanding orangtua.
Pendidikan Pengembangan Jiwa Agama Remaja
1. Orangtua memberikan bimbingan dan pengawasan kepada remaja untuk melaksanakan perintah agama. 2. Masyarakat mengawasi segala tindakan remaja. 3. Pemberian hukuman/sanksi selain menanamkan nilai agama terhadap remaja. 4. Pemerintah turut serta menanggulangi seks bebas di kalangan remaja dalam dengan memberikan peringatan bahkan sanksi. 5. Membangun diskusi-diskusi cerdas, kritis, dan logis, dengan wawasan yang luas tentang keagamaan. 6. Mengadakan wadah atau kegiatan sosial keagamaan remaja yang terpimpin dan terkendali seperti kegiatan di sekolah dalam program PIKR (Pusat Informasi dan Komunikasi Remaja) di bawah pengawasan guru bimbingan dan konseling. 7. Mengadakan kegiatan dan diskusi keagamaan di masyarakat di bawah bimbingan pengurus mesjid atau wadah islami seperti remaja mesjid dan lainnya. 8. Pelaksanaan kegiatan keagamaan dalam suasana menarik seperti: seni keislaman, tarik suara, pentas seni keagamaan, bela diri, dan kegiatan rekreasi sesrta tafakur alam yang dipadukan dengan nilai keagamaan yang benar. Referensi
Khadijah. 2020. “Perkembangan Jiwa Keagamaan Pada Remaja”. Jurnal Al-Taujih: Bingkai Bimbingan dan Konseling Islami, Volume 6 No. 1 Januari-Juni 2020 Hal. 1-9. Sekolah Tinggi Agama Islam Al-Ikhlas Painan.