Anda di halaman 1dari 18

PROPOSAL SKRIPSI

PENGARUH METODE PENDIDIKAN DALAM KELUARGA


DENGAN SIKAP KEAGAMAAN SISWA KELAS VII DI SMPN
1 JATINUNGGAL

Diajukan sebagai persyaratan mengikuti seminar proposal.

Disusun oleh:

Nama: Syifa Ziaulhaq Fuadi

NIM: B.2019.1.1.117

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI)

SEBELAS APRIL SUMEDANG

TAHUN 2023
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah  
Agama Islam adalah agama yang universal yang mengajarkan kepada
umat manusia mengenai berbagai aspek kehidupan, baik duniawi maupun
ukhrawi.  Salah satu diantara ajaran Islam tersebut adalah mewajibkan kepada
umatnya untuk melaksanakan pendidikan karena menurut ajaran Islam
pendidikan merupakan kebutuhan hidup manusia yang mutlak harus dipenuhi
demi tercapainya kesejahteraan dan kebahagiaan dunia dan akhirat.  
 Sedangkan tujuan akhir dari pendidikan itu sendiri adalah
terwujudnya kepribadian muslim, yaitu kepribadian yang seluruh aspek-
aspeknya yakni baik tingkah lakunya luarnya, kegiatan- kegiatan jiwanya
mencerminkan nilai-nilai Islam.  
Keluarga merupakan kesatuan hidup bersama yang pertama dikenal oleh
anak.  Oleh karena itu keluarga disebut sebagai “Primary Community”, yaitu
sebagai lingkungan pendidikan yang pertama dan utama, (Alisuf: 1999) dan
orang yang pertama bertanggungjawab terhadap perkembangan anak adalah
orang tua.  
Orang tua mempunyai posisi sebagai pemimpin keluarga atau rumah
tangga.  Orang tua sebagai pembentuk pribadi utama dalam kehidupan anak.
“Kepribadian orang tua, sikap dan tata cara hidup mereka merupakan unsur-
unsur pendidikan yang tidak langsung dengan sendirinya akan masuk ke dalam
pribadi anak yang sedang tumbuh” (Zakiah: 1996).
Perkembangan agama dengan sendirinya sangat bergantung pada
penghayatan orang tua terhadap norma-norma kesusilaan dan agama orang tua
tersebut. Hal ini berarti anak bukan mengalami perkembangan kesusilaan seperti
yang diharapkan, dianjurkan atau diperintahkan oleh orang tuanya, melainkan
anak akan mengalami perkembangan itu menurut bagaimana orang tua bersikap
sesuai dengan norma kesusilaan dan agama. Anak tidak akan bersungguh-
sungguh melakukan suatu peraturan kalau orang tuanya tidak melakukannya. Hal
ini terjadi karena pada diri anak terdapat kesangsian akan kebenaran dan
keharusan untuk mematuhi peraturan tersebut.  

2
Suatu pendidikan yang baik bisa membantu untuk memberi batas-
batas tertentu. Sesungguhnya mendidik bertujuan untuk membimbing manusia
kearah kedewasaan, agar anak didik dapat memperoleh keseimbangan antara
perasaan dan akal budinya, serta dapat diwujudkan secara seimbang dalam
perbuatan secara konkret. Begitu pula pendidikan agama dapat membawa anak
kedalam kedewasaan iman yang seimbang antara rohani dan jasmani.  
Pada kenyataannya, mendidik anak memang terasa berat, apalagi
ketika muncul masa-masa menentang pada diri anak. Banyak orang tua yang
dalam kesehariannya kurang mampu mengendalikan emosi dan menjaga
kesabarannya, sehingga tidak dapat membina anak secara baik. Seringkali orang
tua merasa paling tahu dan berkuasa, memaksakan kehendaknya sendiri kepada
anak dalam segala hal, sehingga anak merasa terkekang dan kehilangan
kemerdekaannya.  Namun, sebaliknya ada juga orang tua yang memberikan
kebebasan seluas-luasnya pada anak bahkan terkesan berlebihan, sehingga
perilaku anak menjadi “liar” dan tidak terkendali di luar kontrol orang tua.  
Remaja (umur 13 atau 14 sampai umur 21) adalah masa yang ditandai
oleh pertumbuhan fisik yang cepat. Pertumbuhan cepat yang terjadi pada remaja
seringkali menimbulkan tanggapan yang berbeda-beda tentang mereka. Ada yang
berpendapat bahwa masa remaja adalah masa yang penuh dengan persoalan
dan kesukaran, di lain pihak ada yang memandang masa remaja adalah masa
yang paling indah, menyenangkan, dan penuh dengan kebahagiaan. Hal tersebut
memang sulit untuk diukur secara pasti, karena berat ringannya masalah dan
kesulitan yang dihadapi remaja sebenarnya banyak tergantung pada tingkat
sosial, budaya, keluarga, dan lingkungan dimana remaja itu hidup.  
Masa remaja juga identik dengan situasi psikologis yang tidak
seimbang, sehingga pada waktu melewati tahapan sosialisasi memungkinkan
mereka akan terbawa pada arus budaya dan norma-norma yang keliru. Perubahan
yang 
berlangsung cepat dan tiba-tiba mengakibatkan terjadinya perubahan lain
pada segi sosial dan kejiwaan remaja semakin peka dan sikapnya berubah-ubah,
tidak stabil dan mereka akan memiliki kecenderungan untuk bertindak sesuai
dengan keinginan sendiri. Kadang-kadang ia penakut, ragu, cemas, dan sering

3
melontarkan kritikan, kadang-kadang berontak pada keluarga, masyarakat
atau terhadap adat kebiasaan bukan kepada agama. Semua hal di atas adalah
karena pertumbuhan emosi dan kejiwaannya.  
Dari beberapa perubahan yang terjadi jelas akan menjadi kendala besar
bagi pertumbuhan remaja. Hal itu berimplikasi pada sikap dan tingkah lakunya
dalam pergaulan di masyarakat. Bagi setiap remaja, lingkungan sudah barang
tentu menjadi landasan dalam proses pertumbuhan dan perkembangannya,
sehingga dari lingkungan mereka dapat belajar bagaimana cara berperilaku
sesuai dengan tatanan dan norma yang ada.  
Pada perkembangannya, semua perubahan jasmani yang cepat pada
masa remaja akan menimbulkan kecemasan terhadap agama yang telah tumbuh
pada umur sebelumnya, mungkin pula mengalami kegoncangan karena kecewa
pada dirinya, dimana kepercayaan remaja kepada tuhan kadang-kadang sangat
kuat dan kadang-kadang menjadi ragu dan berkurang. Hal ini terlihat pada
pelaksanaan ibadahnya yang kadang-kadang rajin dan terkadang malas.  
Ditinjau dari segi pendidikan formal, usia 13 sampai 15 tahun adalah
usia remaja dimana anak memasuki bangku SMP. Usia ini merupakan usia yang
pendek tetapi merupakan masa yang sangat penting bagi kehidupan anak, oleh
karena itu, dalam rangka membina dan mengembangkan seluruh potensi,
baik potensi jasmani maupun rohani diperlukan kerjasama yang baik antara
sekolah, orang tua di rumah, dan siswa itu sendiri, sehingga potensi anak didik
dapat berkembang secara optimal. Tetapi jika tidak ada kerjasama yang baik
antara orang tua, sekolah, dan siswa, maka akan muncul banyak masalah, seperti
siswa yang melanggar peraturan sekolah, tidak menghormati guru, tidak
menghargai orang lain, bersikap acuh terhadap kegiatan keagamaan di sekolah,
berkelahi dan lain-lain. 
Dengan demikian jelaslah bahwa perhatian orang tua terhadap pendidikan
anak dirumah memiliki fungsi penting dalam mencapai tujuan pendidikan
agama yaitu kepribadian muslim, muslim yang beriman dan bertakwa kepada
Allah SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara. Apabila seorang anak tidak mendapat perhatian dalam
hal pendidikan agama di rumah dari orang tuanya maka kelak akan bersikap acuh

4
terhadap ajaran agamanya, begitu juga sebaliknya, apabila seorang anak
mendapat perhatian yang baik dari orang tuanya maka sikap keagamaan yang
terbentuk akan baik pula.  
Sikap keagamaan siswa yang dimaksud adalah siswa melaksanakan
danmenghayati ajaran-ajaran agama Islam dalam kehidupannya termasuk
sikap keagamaannya di sekolah seperti memahami hukum-hukum yang berlaku
dalam Islam dan dapat merealisasikannya dalam kehidupannya, taat pada
peraturan sekolah, berperilaku sopan santun terhadap guru dan orang tua, dan
bersikap baik pada teman.  
Namun yang ideal ini terkadang belum nampak dalam realitas, hal ini
dapat dijelaskan dengan memperhatikan keadaan siswa-siswi di SMPN 1
Jatinunggal, kenyataan menunjukkan masih terdapat siswa yang berperilaku
tidak baik, seperti tidak mengikuti sholat berjamaah, perilaku kurang sopan
terhadap guru dan rendahnya tingkat partisipasi siswa dalam kegiatan-kegiatan
yang bersifat keagamaan dan sebagainya.  
Fenomena ini tentunya harus menjadi perhatian orang tua khususnya,
dan sekolah sebagai lembaga formal umumnya. Orang tua diharapkan
memberikan perhatiannya terhadap putra-putrinya di rumah dengan
memperhatikan kebutuhannya dan memberikan teladan yang baik bagi anak,
karena setiap pengalaman yang dilalui anak dalam hidupnya melalui penglihatan,
pendengaran, perlakuan yang diterimanya dan sebagainya ikut menjadi bagian
yang membentuk pribadinya. Anak yang sering melihat orang tuanya atau siapa
saja yang dikenalnya menjalankan ibadah, maka hasil penglihatannya itu akan
terekam dalam jiwanya.  
Pendidikan dan pembinaan kepribadian anak-anak yang telah dimulai
dari rumah tangga juga harus dapat dilanjutkan dan disempurnakan oleh
sekolah. 
Karenanya dalam hal ini sekolah SMPN 1 Jatinunggal sebagai lembaga
pendidikan  formal tidak hanya sekedar tempat untuk menuangkan ilmu
pengetahuan ke otak  murid, tetapi sekolah juga harus dapat mendidik dan
membina kepribadian si  anak, di samping memberikan pengetahuan kepadanya,
karena menurut para ahli  jiwa, proses dari pendidikan dan pengajaran itu sendiri

5
bukan hanya memenuhi  otak anak didik dengan segala macam ilmu yang belum
mereka ketahui, tetapi  mendidik akhlak dan jiwa mereka, menanamkan rasa
fadhilah (keutamaan),  membiasakan mereka dengan kesopanan yang tinggi,
mempersiapkan mereka menjadi manusia yang ikhlas dan jujur (Nur: 2005).
Sejalan dengan visi dari SMP itu sendiri yaitu terwujudnya SMPN 1 Jatinunggal
sebagai madrasah kebanggaan masyarakat Islam Jakarta dan sekitarnya yang
dikembangkan dengan menanamkan ruhul Islam dalam setiap aktivitasnya yang
bermuara pada pengembangan sumber daya manusia yang berkualitas, berakhlak
mulia, beriman, bertakwa, jujur, cerdas dan terampil.  
Selain itu metode pendidikan dalam keluarga dalam membentuk anak
menjadi seorang manusia yang beriman, bertakwa dan berakhlak mulia juga
penting untuk dilakukan, karena orang tua sebagai individu sekaligus anggota
keluarga sangat berperan dalam pembentukkan pribadi anak, dan karena orang
tua adalah panutan dan cermin yang pertama kali mereka lihat dan mereka tiru
sebelum mereka berpaling kepada lingkungan sekitarnya.  
Metode pendidikan dalam keluarga tersebut dapat dilakukan dengan
memberikan contoh, misalnya membiasakan menjalankan ibadah shalat, berdoa,
membaca Al-Quran, dan menjauhi hal-hal yang munkar. Demikian pula
penanaman sifat jujur, menghargai waktu, disiplin, senang membaca, cinta kerja,
cinta ilmu pengetahuan, dan menghargai orang lain, sehingga hal tersebut dapat
membentuk persepsi positif terhadap pengenalan, pengetahuan, pemahaman, dan
keyakinan akan agama yang dianut sesuai dengan tahap perkembangannya, dan
menimbulkan kesadaran beragama dan menumbuhkan nilai-nilai agama terhadap
anak dalam  perilaku sehari-hari, dan pada gilirannya dapat merubah kesalahan
sikap dengan  cara mengembalikan kepercayaan akan identitasnya sebagai
remaja yang dapat  berpikir dan atau untuk membiasakan perilaku sesuai dengan
ajaran yang berlaku  dalam Islam.  Kondisi tersebut menarik bagi penulis untuk
diteliti lebih lanjut dengan judul: “Pengaruh metode Pendidikan dalam
keluarga dengan sikap Keagamaan Siswa di kelas VII smpn 1 jatinunggal
”.  

6
B. Permasalahan  
1. Identifikasi Masalah  
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasikan
beberapa masalah sebagai berikut:  
1) Metode pendidikan dalam keluarga di rumah  
2) Wujud perhatian orang tua dalam mendidik anak di rumah 
3) Sikap Keagamaan Siswa  
4) Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi sikap keagamaan siswa 
5) Korelasi perhatian orang tua terhadap pendidikan dengan sikap keagamaan
siswa  

2. Batasan Masalah  
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, diketahui banyak variabel yang diduga
kuat berkorelasi dengan sikap keagamaan, dan mengingat
keterbatasan kemampuan penulisan dan luasnya permasalahan, maka penelitian
ini hanya dibatasi pada  
1) Metode pendidikan dalam keluarga.  
2) Sikap Keagamaan Siswa  
3) Hubungan metode pendidikan dalam keluarga terhadap sikap keagamaan
siswa  
Yang dimaksud dengan metode pendidikan dalam keluarga, dalam
penelitian ini adalah metode pendidikan dalam keluarga baik ayah maupun ibu
terhadap pendidikan agama anak di rumah. Pendidikan dalam penelitian ini
adalah penanaman nilai-nilai agama ke dalam diri anak. Sikap keagamaan dalam
penelitian ini adalah kondisi keimanan atau keyakinan seseorang terhadap ajaran
agamanya yang menyangkut aqidah, ibadah, dan akhlak yang kemudian
diaktualisasikan dalam sikap dan perilaku hidupnya sehari-hari.  

3. Perumusan Masalah  

7
Sesuai dengan pembatasan masalah yang telah diungkapkan sebelumnya, maka
masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai
berikut:  
1) Bagaimana perhatian orang tua terhadap pendidikan anak? 
2) Bagaimana sikap keagamaan siswa?  
3) Apakah ada hubungan yang signifikan antara metode pendidikan dalam
keluarga terhadap sikap keagamaan siswa?  

C. Tujuan Penelitian  
Dari Perumusan Masalah di atas maka tujuan dalam penelitian ini adalah:
1) Untuk mengetahui perhatian orang tua terhadap pendidikan anak di rumah.
2) Untuk mengetahui sikap keagamaan siswa.
3) Untuk mengetahui hubungan metode pendidikan dalam keluarga terhadap
pendidikan dengan sikap keagamaan siswa

D. Sasaran, Keluaran, dan Ruang Lingkup/Batasan


Sasaran penelitian ini adalah untuk mengetahui metode pendidikan dalam
keluarga terhadap pendidikan dengan sikap keagamaan siswa. Keluaran
penelitian ini adalah informasi tentang seberapa besar pengaruh perhatian orang
tua terhadap pendidikan dengan sikap keagamaan siswa. Ruang lingkup/batasan
penelitian ini adalah terbatas pada pengaruh perhatian orang tua terhadap
pendidikan dengan sikap keagamaan siswa di tingkat pendidikan dasar dan
menengah. Penelitian ini akan memfokuskan pada perhatian orang tua terhadap
pendidikan agama Islam dan pengaruhnya terhadap sikap keagamaan siswa.
Penelitian ini akan menggunakan metode deskriptif kuantitatif analisis dan
instrumen kuesioner dan wawancara sebagai sumber data. Penelitian ini akan
dibatasi pada perhatian orang tua terhadap pendidikan dan sikap keagamaan
siswa, serta faktor-faktor yang dapat mempengaruhi sikap keagamaan siswa.

E. Tinjauan Pustaka
Penelitian tentang pengaruh perhatian orang tua terhadap pendidikan
dengan sikap keagamaan siswa telah dilakukan oleh beberapa peneliti. Penelitian

8
yang dilakukan oleh Affah Mumtaza (2018) menunjukkan bahwa perhatian
orang tua terhadap pendidikan agama anak dapat mempengaruhi prestasi belajar
siswa. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas VIII SMP Negeri 18 Semarang
dan menunjukkan bahwa ada pengaruh yang positif antara perhatian orang tua
terhadap prestasi belajar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti siswa.
Penelitian lain yang dilakukan oleh Cicih Sukaesih (2012) menunjukkan bahwa
perhatian orang tua dapat meningkatkan motivasi belajar siswa pada pendidikan
agama Islam. Penelitian ini dilakukan pada siswa SDN Limusnunggal 01
Kecamatan Cileungsi Kabupaten Bogor dan menunjukkan bahwa perhatian
orang tua dapat mempengaruhi motivasi belajar siswa pada pendidikan agama
Islam.

Penelitian lain yang dilakukan oleh Ilva (2019) menunjukkan bahwa


perhatian orang tua dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa pada pendidikan
agama Islam. Penelitian ini dilakukan pada siswa MI Darul Hikmah Pikatan
Wonodadi Blitar dan menunjukkan bahwa perhatian orang tua terhadap
pendidikan agama Islam dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa.
Dari tinjauan pustaka tersebut, dapat disimpulkan bahwa perhatian orang
tua terhadap pendidikan agama anak dapat mempengaruhi prestasi belajar,
motivasi belajar, dan sikap keagamaan siswa pada pendidikan agama Islam. Oleh
karena itu, peran orang tua sangat penting dalam membentuk sikap keagamaan
siswa dan mempengaruhi pendidikan siswa.

F. Perumusan Hipotesis
Berdasarkan kerangka berpikir di atas maka hipotesis penelitian dapat
dirumuskan sebagai berikut:
Ho: Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara Perhatian Orang Tua
Terhadap Pendidikan dengan Sikap Keagamaan Siswa.
Ha: Terdapat hubungan yang signifikan antara Perhatian Orang Tua Terhadap
Pendidikan dengan Sikap Keagamaan Siswa.

G. Kerangka Berpikir

9
Keberhasilan pendidikan tidak akan tercapai dengan baik tanpa adanya
sistem yang baik dan berkualitas, dan tidak akan terwujud bila unsur-unsur dari
sistem tersebut tidak berjalan dengan baik dan sesuai dengan tugas dan fungsinya
masing-masing.
Dalam dunia pendidikan ada tiga unsur yang saling menunjang satu sama
lain dalam upaya menghasilkan pendidikan yang baik dan bermutu. Yang
pertama adalah keluarga atau orang tua di rumah yang bertugas memberikan
pendidikan yang baik sekaligus menjadi pendidik pertama bagi anak. Kedua,
sekolah sebagai tempat berlangsungnya kegiatan belajar yang lebih lanjut, yang
bertugas mengembangkan potensi yang dimiliki oleh anak, ketiga, masyarakat
yang berperan sebagai fasilitator.
Rumah, sekolah, jalan dan lingkungan merupakan pilar pendidikan yang
utama, akan tetapi, rumah dan keluarga merupakan institusi paling pertama yang
dapat memberikan pengaruh kepada anak. Rumah juga merupakan pilar yang
paling kuat dibandingkan dengan pilar-pilar lainnya, anak lebih banyak
menghabiskan waktunya di rumah dibandingkan dengan tempat lainnya,
sehingga orang tua menjadi sosok yang paling dominan mempengaruhinya dan
paling berperan dalam mengembangkan berbagai potensi pendidikan yang
dimiliki anak, salah satu potensi tersebut adalah sikap keagamaan pada diri anak.
Hal ini menjadi suatu keharusan yang tidak dapat diabaikan oleh orang tua demi
tercapainya cita-cita pendidikan yang berkualitas, baik kualitas intelektualnya
maupun kualitas keimanannya.
Perhatian orang tua dapat mempengaruhi sikap keagamaan siswa. Orang
tua yang memberikan perhatian yang cukup terhadap pendidikan agama Islam
anak dapat membantu membentuk sikap keagamaan anak. Orang tua juga dapat
memberikan contoh dan teladan dalam beribadah dan berakhlak yang baik,
sehingga anak dapat meniru dan mengembangkan sikap keagamaan yang positif.
Selain itu, perhatian orang tua juga dapat mempengaruhi motivasi belajar siswa
dalam pendidikan agama Islam, yang pada akhirnya dapat mempengaruhi
prestasi belajar siswa. Oleh karena itu, perhatian orang tua terhadap pendidikan
dengan sikap keagamaan siswa sangat penting dan dapat mempengaruhi
pendidikan dan perkembangan anak.

10
Adapun penamaan terkait dengan variable ini adalah:
X: (Pendidikan dalam keluarga) 
Y: (Sikap Keagamaan Siswa)
Dengan demikian diduga terdapat pengaruh yang sinifikan antara
Variabel X dan Variabel Y, semakin tinggi perhatian orang tua maka akan
semakin baik sikap keagamaannya, sebaliknya, semakin rendah perhatian orang
tua maka akan semakin buruk sikap keagamaannya.

11
BAB II

ISI

A. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan


Kuantitatif, dan bersifat deskriptif, yaitu dimaksudkan untuk menguji hipotesis
atau menjawab pertanyaan/masalah yang menyangkut keadaan pada waktu yang
sedang berjalan/terjadi pada situasi yang ada sekarang ini. Penelitian dilakukan
dengan menggunakan teknik survei, yaitu penelitian yang mengambil sampel
dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengukur data yang
pokok (Masri Singarimbun dan Sofian Efendi. 1995).

Penelitian ini mengkaji dua variabel yaitu Perhatian Orang Tua terhadap


Pendidikan sebagai variabel independen (variabel X) dan Sikap Keagamaan
Siswa sebagai variabel dependen (Variabel Y).  

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMPN 1 Jatinunggal Blok Desa Cipeundey,


Kecamatan Jatinunggal, Kapubaten Sumedang. Penelitian ini dilaksanakan pada
bulan Mei sampai Juli 2023. 

C. Populasi dan Sampel.  

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Suharsimi Arikunto. 2005).


Populasi target dalam penelitian ini adalah seluruh siswa-siswi SMPN 1
Jatiununggal yang berjumlah 430 siswa. Sedangkan populasi terjangkau dalam
penelitian ini adalah siswa-siswi kelas VII yang berjumlah 143 siswa yang dibagi
kedalam 4 kelas, penulis memilih kelas VII dikarenakan kelas VII dan kelas IX
tidak memungkinkan untuk dijadikan objek penelitian.  

12
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Suharsimi
Arikunto. 2005). Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Combined Sampling yaitu Proporsional Random Sampling. Proporsional
Sampling digunakan untuk menarik sampel secara berimbang pada kelas VII
yang dibagi ke dalam empat kelas (kelas A, B, C, dan D) yang ada di SMPN 1
Jatiunggal. Sedangkan random sampling digunakan untuk pemilihan subjek
sampel dari tiap-tiap proporsi yang telah ditetapkan.  Atas pertimbangan
kemampuan peneliti baik dari segi waktu, tenaga dan dana, maka besarnya
sampel dalam penelitian ini adalah 35 siswa atau 25% dari total populasi.  

D. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data sehubungan dengan variabel dalam penelitian ini,


maka teknik yang digunakan adalah:  

1). Angket

Angket (kuesioner) sebagai teknik pengumpulan data. Angket merupakan “suatu


cara atau teknik penelitian yang menggunakan daftar pertanyaan yang harus
dijawab oleh responden”. Bentuk angket yang digunakan adalah angket langsung
dan bersifat tertutup, yaitu berisi penyataan-pernyataan tertutup dengan jawaban
yang telah tersediadalam bentuk tabel yang bertujuan mengarahkan jawaban
responden kepada pembahasan masalah dan mempermudah analisis data
penelitian. Metode angket ini digunakan karena sampel penelitianmerupakan
orang yang paling mengerti tentang dirinya, jadi apa yang dikemukakan oleh
responden adalah benar dan dapat dipercaya, sehingga dalam pengisian
pernyataan dalam angket berdasarkan pengetahuan dan keyakinan masing-
masing melalui pengalamannya.  Angket ditujukan kepada siswa, dan data yang
diambil adalah data tentang perhatian orang tua dan data tentang sikap
keagamaan siswa.  

2). Abservasi

13
Observasi, yaitu mengadakan pengamatan langsung dalam rangka
memperoleh data sekolah, dan data-data faktual lainnya yang dapat mendukung
penelitian, selain itu observasi dilakukan juga kepada siswa untuk memperoleh
informasi tentang perilaku siswa dalam kesehariannya di lingkungan sekolah. 

3. Interview

Interview (Wawancara) yaitu tehnik pengumpulan data yang akan


digunakan penulis untuk mendapatkan keterangan secara lisan melalui dialog
langsung dengan kepala sekolah untuk mendapatkan informasi yang berkaitan
dengan penelitian. Wawancara ini dilakukan dengan berpedoman pada
wawancara tidak berstruktur yaitu Pedoman wawancara yang hanya membuat
garis besar pertanyaan yang akan ditanyakan oleh Arikunto (2005).

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan berupa kuesioner (angket).  Angket


yang digunakan dalam pengambilan data terdiri dari dua angket yaitu: Angket
Perhatian Orang Tua terhadap Pendidikan dan Angket Sikap Keagamaan Siswa.  

Tabel berikut memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai penyebaran


butir-butir item dari tiap-tiap variabel penelitian.  

Tabel 1

Kisi-kisi Instrumen penelitian

No  Variabel  Indikator 

1  Perhatian Orang Tua  1. Mengawasi 

2. Meluangkan Waktu 

3.Menyediakan  Fasilitas  Keagamaan. 

14
4. Memberi Teladan 

2  Sikap Keagamaan 1. Dimensi Keyakinan (Aqidah). 

2. Dimensi Peribadatan (Syariah). 

3. Dimensi Penghayatan 

4.Dimensi Pengetahuan. 

5.Dimensi Pengamalan (Akhlak) 

Untuk mengetahui apakah item yang digunakan dalam penelitian ini telah


mengukur apa yang seharusnya diukur dan dapat diandalkan konsistensinya,
maka harus dilakukan uji Validitas dan Reliabilitas terlebih dahulu, untuk
memenuhi persyaratan seperti dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto bahwa:
instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid dan
reliabel.

F. Teknik Pengolahan Data

Setelah semua data selesai dikumpulkan dengan lengkap, maka tahap selanjutnya
adalah tahap pengolahan data. Adapun langkah langkahnya sebagai berikut:

1) Editing, semua angket harus diteliti satu persatu tentang kelengkapan dan
kebenaran pengisian sehingga terhindar dari kekeliruan dan kesalahan.
2) Scoring, setelah melalui tahap editing, maka selanjutnya adalah memberikan
skor terhadap item-item pertanyaan yang terdapat pada angket dalam bentuk
pilihan ganda. Untuk memudahkan perhitungan masing-masing diberi bobot
nilai yang bergerak dari 4 sampai 1 sesuai dengan kualitas jawabannya yang
disusun sebagai berikut:

15
a. Alternatif jawaban Sangat Setuju/Selalu, dengan bobot nilai 4
b. Alternatif jawaban Setuju/Sering, dengan bobot nilai 3
c. Alternatif jawaban Tidak Setuju/Kadang-kadang, dengan bobot nilai 2
d. Alternatif jawaban Sangat Tidak Setuju/Tidak Pernah, dengan bobot nilai
1

3) Tabulating, yaitu perhitungan terhadap hasil skor yang telah ada.


Berdasarkan kuesioner tentang Perhatian Orang Tua Terhadap Pendidikan
dan Sikap Keagamaan Siswa, maka untuk menganalisanya penulis
menggunakan teknik analisa korelasional, yaitu analisa statistik mengenai
hubungan antara dua variabel

H. Teknik Analisis Data

Data-data yang terkumpul, selanjutnya diolah untuk kemudian dianalisa. Tujuan


dari analisa data adalah untuk menyederhanakan dat ke dalam bentuk yang
mudah dibaca dan diinterpretasi.

Dalam menganalisa hasil penelitian “Pengaruh antara Perhatian Orang Tua


terhadap Pendidikan dengan Sikap Keagamaan Siswa” digunakan analisa
kuantitatif yaitu analisa yang dilakukan terhadap data yang berwujud angka,
dengan menggunakan data statistik.

Untuk mengetahui “Pengaruh antara Perhatian Orang Tua terhada Pendidikan


dengan Sikap Keagamaan Siswa”, maka digunakan rumus product moment
sebagai teknik analisanya. Cara operasional data dilakukan melalui analisis
menggunakan SPSS 20.

16
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari proposal penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa orang tua seharusnya
memperhatikan pendidikan keagamaan anak-anak mereka, terutama pada usia
remaja yang merupakan masa-masa penting dalam pembentukan karakter dan
sikap keagamaan. Selain itu, sekolah juga dapat memainkan peran penting dalam
meningkatkan sikap keagamaan siswa dengan mengadakan kegiatan-kegiatan
yang mendukung pembentukan karakter dan sikap keagamaan siswa. Diharapkan
rencana proposal penelitian ini dapat memberikan kontribusi positif bagi
pengembangan pendidikan di Indonesia, khususnya dalam hal pembentukan
karakter dan sikap keagamaan siswa.

B. Saran

Saran penelitian yang dapat dilakukan adalah dengan mengambil sampel siswa
kelas VII di beberapa sekolah yang berbeda di wilayah yang sama dengan SMPN
1 Jatinunggal. Penelitian ini dapat menggunakan metode survei dengan
menyebarkan kuesioner kepada siswa dan orang tua siswa untuk mengumpulkan
data tentang perhatian orang tua terhadap pendidikan dan sikap keagamaan
siswa. Selain itu, penelitian ini juga dapat menggunakan metode observasi untuk
mengamati langsung interaksi antara orang tua dan anak dalam hal pendidikan
dan keagamaan. Data yang terkumpul dapat dianalisis menggunakan teknik
statistik untuk mengetahui apakah ada korelasi antara perhatian orang tua dan
sikap keagamaan siswa. Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi yang
berguna bagi orang tua dan sekolah dalam meningkatkan perhatian terhadap
pendidikan dan keagamaan siswa, serta memberikan kontribusi bagi
pengembangan pendidikan di Indonesia.

17
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Rachman Saleh. 2012. Pendidikan Agama dan Keagamaan. Jakarta: PT


Gemawindu  Pancaperkasa.

Affah Mumtaza. 2018. Pengaruh Perhatian Orang Tua Terhadap Prestasi


Belajar Pendidikan Agama Islam Dan Budi Pekerti Siswa Kelas VIII
SMP Negeri 18 Semarang. Semarang: IAIN Walisongo.

Alisuf Sabri.1999. Ilmu Pendidikan. Jakarta: CV Pedoman Ilmu Jaya.

Arikunto, Suharsimi. 2005. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.


Jakarta: PT Asdi Mahasatya.

Cicih Sukaesih. 2012. Pengaruh Perhatian Orang Tua Terhadap Motivasi


Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa di SDN Limusnunggal 01 Kec.
Cileungsi Bogor. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah.

Ilva Izanatun Najah. 2019. Pengaruh Perhatian Orang Tua Terhadap Prestasi
Belajar Siswa MI Darul Hikmah Pikatan Wonodadi Blitar. Tulungagung:
UIN SATU Tulungagung.

Nur Uhbiyati. 2005. Ilmu Pendidikan Islam. Bandung: Pustaka Setia.

Zakiah Daradjat. 1996. Ilmu Jiwa Agama. Jakarta: Bulan Bintang

18

Anda mungkin juga menyukai