Anda di halaman 1dari 8

Alsya, Annisa, Regina, Sani, Siti | Perkembangan Sosial dan Emosional Anak Usia Dini Melalui Islamic Parenting

di Yayasan
Raudhatul Athfal An-Na’im Kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung

PERKEMBANGAN SOSIAL DAN EMOSIONAL ANAK USIA DINI MELALUI


ISLAMIC PARENTING DI YAYASAN RAUDHATUL ATHFAL AN-NA’IM
KECAMATAN BALEENDAH KABUPATEN BANDUNG

Alsya Nazhifatu Tsana1, Annisa Fauziah Noer Rahmawati2, Regina Aulia Oktaviani3, Sani Nur
Najmi4, Siti Ammirahmaini5
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan/ Universitas Islam Bandung
Email: nazhifatutsanaa@gmail.com1, anisafauziah.afnr@gmail.com2, auliaregina62@gmail.com3,
saninurnaj16@gmail.com4, tya.rahmaini@gmail.com5

Abstrak

Dalam menghadapi perubahan zaman dan kebutuhan dalam membentuk budi pekerti serta moralitas
anak dengan baik terutama orang tua muslim milenial harus dapat menyesuaikan serta membimbing
anak sejak dini supaya menghindari anak dari kesalahan yang diluar norma moralitas pada setiap
usianya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh parenting Islami dalam perkembangan
sosial serta emosi anak usia dini. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Teknik
yang digunakan dalam mengumpulkan data penelitian adalah wawancara dan observasi yang dilakukan
di RA An-Na’im Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung. Islamic parenting adalah pendekatan
dalam pengasuhan anak yang didasarkan pada nilai-nilai dan ajaran Islam. Tujuan utama dari Islamic
parenting adalah membimbing anak-anak agar tumbuh menjadi individu yang taat beragama,
bertanggung jawab, dan berakhlak mulia sesuai dengan ajaran Islam. Penelitian ini menunjukkan bahwa
di RA An-Na’im sudah menerapkan Pendidikan agama Islam dengan pedoman Al-Quran dan hadist
melalui pembiasaan ibadah. Guru memadukan pembelajaran Islam dengan kecerdasan emosional
seperti mengantri saat wudhu, menceritakan akhlak nabi sebagai teladan yang baik. Berdasarkan hasil
penelitian ini, untuk mengembangkan sosial dan emosi anak itu sangat penting jika di didik sejak dini
dan disesuaikan dengan tahap perkembangan anak melalui parenting Islami ini karena lingkungan yang
baik akan menjadi pembiasaan yang baik untuk anak begitu pun sebaliknya.

Kata Kunci: sosial emosional, Islamic parenting, anak usia dini

Abstract

In facing changing times and the need to properly shape children's character and morality, especially
millennial Muslim parents, they must be able to adapt and guide their children from an early age in
order to avoid children from making mistakes that are outside the norms of morality at each age. This
research aims to determine the influence of Islamic parenting on the social and emotional development
of early childhood. This research method uses a qualitative approach. The techniques used in collecting
research data were interviews and observations conducted at RA An-Na'im, Baleendah District,
Bandung Regency. Islamic parenting is an approach to raising children that is based on Islamic values
and teachings. The main aim of Islamic parenting is to guide children to grow into individuals who are
religious, responsible and have noble character in accordance with Islamic teachings. This research
shows that RA An-Na'im has implemented Islamic religious education with Al-Quran and hadith
guidelines through the habit of worship. Teachers combine Islamic learning with emotional intelligence
such as queuing for ablution, telling about the prophet's morals as a good role model. Based on the
results of this research, to develop children's social and emotional development, it is very important to
educate them from an early age and adapt them to the child's development stage through Islamic
parenting because a good environment will be a good habit for children and vice versa.

Keywords: social emotional, Islamic parenting, early childhood.

PENDAHULUAN
Menurut UU No. 20 Tahun 2003 halaman 6 mengenai Sistem Pembelajaran Nasional Pasal 1,
Nomor. 14 pembelajaran anak usia dini (PAUD) suatu ikhtiar pembinaan yang diperuntukan untuk anak
Alsya, Annisa, Regina, Sani, Siti | Perkembangan Sosial dan Emosional Anak Usia Dini Melalui Islamic Parenting di Yayasan
Raudhatul Athfal An-Na’im Kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung

dari lahir hingga dengan 6 tahun yang dicoba lewat pemberian rangsangan pembelajaran untuk
menolong perkembangan serta pertumbuhan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam
menempuh ke jenjang pembelajaran yang lebih tinggi. Sejalan dengan perihal itu, menurut Nur
Cholimah (2008), PAUD merupakan usaha sadar guna memfasilitasi perkembangan serta pertumbuhan
jasmani serta rohani sejak lahir hingga dengan umur 6 tahun yang diupayakan melalui penyediaan
pengalaman serta stimulasi khusus yang bertujuan untuk meningkatkan diri secara terpadu serta merata
supaya anak tumbuh dan berkembang secara sehat, maksimal sesuai dengan nilai, norma, dan harapan
masyarakat.
Anak-anak ialah individu yang mempunyai karakter yang khas serta menjalankan
perkembangan yang cepat pada seluruh aspek pertumbuhan yang membawanya kepada pergantian
dalam tiap aspek perkembangan. Menurut Dewi, A. R. T., Mayasarokh, M., & Gustiana, E. (2020) Anak
usia dini diujarkan sebagai masa kritis, karena dalam fase ini anak masih minim untuk menemukan
atensi pada perihal pembelajaran, perlindungan, parenting, berkembang secara maksimal. J, Bannet
(Wibowo Agus, 2013 : 25) meyakini bahwa anak diawali saat dalam kandungan ibu ataupun sebelum
kelahiran anak hingga berusia 6 tahun. Menurut Hurlock (dalam Haryanti , 2016) pertumbuhan sosial
ialah keahlian dalam berperilaku yang sesuai dengan tuntutan sosial. Sebaliknya pertumbuhan
emosional bagi noval (dalam haryanti 2016) merupakan perasaan yang dirasakan oleh orang, baik
perasaan positif ataupun perasaan negative yang muncul dari reaksi terhadap kondisi akibat jalinan diri
sendiri dengan orang lain ataupun sesuatu kelompok.
Menurut Ayunina, N. Q., dan Zakiyah, Z. (2022) suatu tipe dalam pengasuhan keluarga yaitu
melalui pendekatan islami. Islamic parenting berasal dari bahasa Inggirs, dimana “Islamic” merupakan
kata sifat untuk kata “pengasuhan”. Dalam konteks bahasa Indonesia, istilah tersebut diterjemahkan
sebagai “Parenting Islami”. Parenting Islami merujuk pada suatu bentuk pola asuh yang mendasarkan
nilai-nilai pada ajaran Islam, yakni Al-Qur’an dan As-Sunnah. Pola pergantian era dan keharusan guna
mempunyai kepribadian serta moral yang baik, mewajibkan orang tua spesialnya orang tua muslim
milenial buat sanggup menyesuaikan diri serta membimbing anak-anak mereka semenjak dini supaya
bebas dari kesalahan moral serta kepribadian kanak-kanak mereka di masa depan dengan menggunakan
teknologi yang terdapat dengan bijaksana serta terkendali. Pola asuh Islami merupakan pandangan
holistik, yang didasarkan pada hak serta tanggung jawab kedua orang tua serta anak. Mengurus anak
dalam Islam ditatap selaku tanggung jawab yang dititipkan oleh Allah SWT. Orang tua bertanggung
jawab kepada Allah SWT serta anak-anak mereka dapat mempenuhi kedudukan mereka selaku wali.
Islam mengendalikan ikatan orang tua dan anak diatur melalui mekanisme pemeriksaan and
keseimbangan. Orang tua serta anak mempunyai tanggung jawab serta hak atas satu sama lain (Akin ,
2012 : 12 - 13).
Anak usia dini ialah periode pertumbuhan yang sangat berarti dalam kehidupan seseorang. Pada
fase ini, pertumbuhan sosial emosional anak hendak membentuk dasar untuk pembuatan karakter
mereka di masa mendatang. Pertumbuhan sosial serta emosional pada anak umur dini bukan cuma
tentang interaksi sosial serta ekspresi emosi, namun sebagai membentuk fondasi dasar karakter anak.
Pengalaman serta pendidikan pada periode ini dapat membagikan kontribusiba signifikan terhadap
bagimana anak yang hendak menyesuaikan diri di masa depan . Orang tua selaku agen utama dalam
pembuatan kepribadian anak, mempunyai kedudukan yang sangat signifikan dalam perkembangan
sosial serta emosional anak usia dini. Pola asuh, interaksi, serta dorongan yang dipersembahkan oleh
orang tua bisa membagikan pengaruh mendalam terhadap pertumbuhan anak, pada lewat riset ini, akan
menggali lebih dalam bagimana Islamic parenting yang diterapkan di Yayasan Raidhatul Athfal dapat
mempengaruhi pertumbuhan tersebut. Sebab mengingat jika Raudhatul Athfal ialah suatu Lembaga
Pembelajaran yang berbasis Islam sehingga bisa jadi area yang mempromosikan nilai-nilai Islam dalam
Pembelajaran serta pengasuhan anak. Jadi, tujuan dikerjakannya riset ini merupakan untuk dapat
mengenali bagimana pengaruh parenting Islami dalam pertumbuhan sosial serta emosional anak umur
dini di Yayasan Raudhatul Athfal. Definisi dalam permasalahan riset ini merupakan bagimana pola
asuh Islami mampu menunjang pertumbuhan sosial serta emosional anak usia dini di Yayasan
Raudhatul Athfal.
Alsya, Annisa, Regina, Sani, Siti | Perkembangan Sosial dan Emosional Anak Usia Dini Melalui Islamic Parenting di Yayasan
Raudhatul Athfal An-Na’im Kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung

METODE PENELITIAN
Penelitian ini mengenakan pendekatan kualitatif. Kusumastuti & Khoiron, (2019)
mengemukakan bahwa pendekatan kualitatif bisa diaplikasikan untuk riset yang berhubungan dengan
evaluasi subyektif dari perilaku, gagasan serta perilaku. Contohnya pada saat kita terdorong guna
mempelajari sebab aktivitas manusia (kenapa setiap orang berpendapat ataupun melaksanakan perihal
khusus). Dalam riset ini peneliti memakai tipe riset lapangan, riset lapangan selalu diaplikasikan oleh
periset dalam bermacam jenis semacam antropologi, sosiologi, geografi, serta lainnya. Analisis
informasi dalam riset kualitatif dicoba semenjak saat sebelum memasuki lapangan, selama posisi di
lapangan, serta sesudah berakhir dari lapangan (Sugiyono, 2016). Metode pengumpulan informasi
dalam riset ini merupakan wawancara serta observasi yang dilakukan di RA An - Na’im Kecamatan
Baleendah, Kabupaten Bandung.
Dalam konteks riset kualitatif, observasi diartikan selaku aktivitas yang dicoba dengan metode
yang direncanakan guna pengkarakteran insiden serta sikap. Observasi ialah tata cara yang sangat
efisien guna mempelajari sikap manusia. Wawancara merupakan pertemuan dua orang yang bertukar
data serta inspirasi lewat tanya jawab, sehingga sanggup dibangun arti pada sesuatu bahasan tertentu.
Dengan dorongan informan yang menyokong riset ini, periset melaksanakan wawancara dimana periset
menanya serta memperoleh jawaban dari informan. Para guru di RA An - Na’im jadi sumber data dalam
riset ini. penjelasan pola asuh Islami pada area sekolah serta akibatnya bagi pertumbuhan sosial serta
emosional anak selaku subjek wawancara dengan kepala sekolah serta para guru di RA An - Na’im.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Islamic parenting di Lingkungan Pendidikan Raudhatul Athfal
Islamic parenting merupakan pendekatan dalam pengasuhan anak yang didasarkan pada nilai-
nilai serta ajaran Islam. Tujuan utama dari Islamic parenting merupakan membimbing anak-anak
supaya berkembang sebagai pribadi yang taat beragama, bertanggung jawab, serta berakhlak mulia
sesuai dengan ajaran Islam. Terdapat sebagian prinsip utama dalam Islamic parenting menyertakan
pelaksanaan nilai-nilai serta ajaran Islam dalam pengasuhan anak-anak. Serupa mengarahkan konsep
tauhid kepada anak, mempraktikkan ajaran moral serta budi pekerti Islam pada kehidupan setiap hari,
menyediakan pembelajaran agama Islam yang komprehensif, sebagai model sikap positif untuk anak,
fokus pada pengembangan kepribadian anak, membagikan penghargaan kepada anak, mengarahkan
serta menekankan bernilainya akhlak mulia (moralitas tinggi), menyokong anak-anak meningkatkan
keahlian hidup, serta menghasilkan penyeimbang antara nilai-nilai agama serta tuntutan dunia. Prinsip-
prinsip ini membentuk dasar pendekatan Islamic parenting, yang bertujuan buat membimbing anak-
anak supaya berkembang sebagai pribadi yang bertanggung jawab, berakhlak mulia, serta taat beragama
sesuai dengan ajaran Islam.
Sejalan dengan perihal itu, menurut Yani, A., Khaeriyah, E., & Ulfah, M. (2017) pola asuh
Islami merupakan persiapan untuk mencetak generasi muda yang memiliki moralitas sesuai dengan
nilai-nilai Islam dan bertujuan membentuk generasi yang saleh dan salehah. Maka dari tiu, perihal ini
dapat diterapkan sebelum kelahiran anak, bukan cuma pada saat anak telah lahir ke dunia ini. Konsep
pola asuh Islami mengarahkan bahwa parenting yang diterapkan orang tua melibatkan kemampuan
mereka dalam membentuk karakter yang baik pada anak-anaknya.
Pelaksanaan pola asuh Islami diharapkan bisa diimplementasikan kepada setiap anak supaya
menggapai sebagian tujuan yang bernilai. Tujuan-tujuan tersebut mencakup pengembangan
kepribadian, moralitas, serta spiritualitas anak sesuai dengan ajaran Islam. Ada pula tujuan-tujuan
tersebut dapat tercapai apabila pendidikan di sekolah mempraktikkan Islamic parenting secara
konsisten. Dalam mempraktikkan Islamic parenting di area sekolah butuh menyertakan upaya bersama
antara guru, staf sekolah, orang tua, serta komunitas sekolah. Area sekolah yang mempraktikkan Islamic
parenting bisa mempunyai akibat positif yang signifikan pada pengembangan sosial emosional anak
karena di area sekolah anak diajarkan berprilaku yang positif serupa mempunyai rasa sabar, rendah hati,
simpati, empati, toleransi, jujur, serta yang lain sehingga dapat membentuk pribadi yang mempunyai
kepribadian serta etika yang berimbang dengan ajaran Islam. Maka dari itu, area sekolah yang
mempraktikkan Islamic parenting dapat membagikan fondasi yang kokoh buat mengembangkan sosial
emosional anak usia dini.
Alsya, Annisa, Regina, Sani, Siti | Perkembangan Sosial dan Emosional Anak Usia Dini Melalui Islamic Parenting di Yayasan
Raudhatul Athfal An-Na’im Kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung

Terdapatnya pembelajaran yang mempraktikkan Islamic parenting diharapkan, kanak-kanak


bisa lebih menguasai tipe ilmu pengetahuan yang berarti guna masa depan dengan konteks nilai-nilai
serta etika Islam. Pembelajaran yang berbasis Islamic parenting tidak cuma fokus pada aspek akademis
semata namun serta mencakup pengembangan kepribadian moralitas serta spiritualitas yang cocok
dengan nilai-nilai Islam. Beberapa hal yang dapat diharapkan terjadi dengan adanya pendidikan
berbasis Islamic parenting terkait dengan pemahaman ilmu pengetahuan untuk masa depan diantaranya
yaitu:
a. Pembelajaran Agama yang Komprehensif: Islamic parenting mencakup pembelajaran agama yang
komprehensif. Anak mendapatkan uraian mendalam tentang ajaran Islam, tercantum aspek
keagamaan serupa ibadah, akhlak, serta etika. Dengan mengamalkan pembelajaran yang merata,
anak bisa membangun landasan mental yang kokoh.
b. Penghormatan terhadap Ilmu Pengetahuan: Islam sangat menghormati ilmu pengetahuan. Dalam
pendekatan Islamic parenting, anak diajarkan guna mencari ilmu serta memahaminya selaku
kewajiban agama. Perihal ini memunculkan rasa semangat dalam menekuni serta menguasai nilai-
nilai ilmu pengetahuan.
c. Kaitan antara Ilmu Pengetahuan serta Ajaran Islam: Islamic parenting dapat menyokong
menghubungkan ilmu pengetahuan dengan ajaran Islam. Sebab anak belajar memandang jalinan
antara ilmu pengetahuan, teknologi serta inovasi dan prinsip-prinsip Islam. Dengan metode ini,
perihal ini dapat membagikan konteks yang lebih luas serta relevan untuk uraian mereka.
d. Pendorongan guna Riset serta Pendidikan Aktif: Dalam Islamic parenting, anak didorong guna
mempelajari serta belajar secara aktif. Mereka didorong buat bertanya, mengeksplorasi serta
mencari jawaban atas persoalan mereka. Pendekatan ini dapat memicu rasa mau tahu serta
kemauan buat menekuni dunia sekitarnya.
e. Integrasi Nilai-Nilai Moral dalam Ilmu Pengetahuan: Pembelajaran Islamic parenting tidak cuma
menekankan pada aspek kognitif namun pula nilai-nilai moral yang tercantum dalam ilmu
pengetahuan. Anak-anak belajar memanfaatkan sains dengan etika, tanggung jawab, serta
pemahaman akan akibat sosialnya.
f. Pembuatan Keahlian Kritis serta Analitis: Pola asuh Islami menekan anak untuk meningkatkan
pemikiran kritis serta keahlian analitis. Mereka diajarkan gimana mengevaluasi data, menguasai
konsep serta menciptakan keputusan yang pas, berimbang dengan prinsip-prinsip Islam.
g. Pengembangan Keahlian Hidup: Pembelajaran Islam mengaitkan pengembangan keahlian hidup
yang mencakup manajemen waktu, komunikasi, serta kepemimpinan. Keterampilan- keterampilan
ini menunjang pertumbuhan individu anak serta mempersiapkan mereka untuk mengalami tuntutan
kehidupan di masa depan.
h. Konteks Pendidikan yang Relevan: Pembelajaran yang mempraktikkan Islamic parenting
menghasilkan konteks pendidikan yang relevan dengan kehidupan tiap hari anak-anak. Ini
mempermudah mereka menghubungkan ilmu pengetahuan dengan pengalaman nyata serta
kebutuhan instan.
Dengan demikian, lewat pembelajaran yang mempraktikkan Islamic parenting, diharapkan
anak-anak usia dini tidak cuma mendapatkan uraian yang kokoh tentang nilai-nilai Islam, namun
sebagai orang yang mempunyai dasar pengetahuan yang kuat serta relevan dengan kebutuhan masa
depan mereka. Pendekatan ini memadukan antara aspek spiritual, moral, serta intelektual dalam upaya
pembuatan generasi yang berkompeten serta berakhlak mulia.

Prinsip Menerapkan Islamic parenting di Lingkungan Pendidikan Raudhatul Athfal


Mempraktikkan Islamic parenting di area sekolah anak usia dini mengaitkan pelaksanaan
prinsip-prinsip khusus yang cocok dengan tahapan pertumbuhan anak-anak tersebut. Berikut
merupakan sebagian prinsip yang bisa diterapkan:
1. Pembelajaran Agama yang Bertabiat Mengasyikkan: Membagikan pembelajaran agama Islam
yang bertabiat mengasyikkan serta cocok dengan tahapan pertumbuhan anak usia dini. Guru
Alsya, Annisa, Regina, Sani, Siti | Perkembangan Sosial dan Emosional Anak Usia Dini Melalui Islamic Parenting di Yayasan
Raudhatul Athfal An-Na’im Kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung

bisa memakai pendekatan cerita, permainan, serta kegiatan interaktif yang mengintegrasikan
nilai-nilai agama.
2. Model Sikap Positif: Sebagai model sikap positif yang mencerminkan nilai-nilai Islam. Guru
serta staf sekolah perlu menampilkan perilaku serta kegiatan yang sesuai dengan prinsip-prinsip
agama Islam supaya anak-anak dapat meniru serta menginternalisasi nilai-nilai tersebut.
3. Pendidikan Aktif serta Kreatif: Memanfaatkan tata cara pendidikan aktif serta kreatif yang
cocok dengan kebutuhan anak usia dini. Pendidikan lewat permainan, seni, serta kegiatan yang
bertabiat instan dapat menolong anak-anak menguasai ajaran Islam dengan metode yang
mengasyikkan.
4. Fokus pada Pengembangan Kepribadian: Membagikan penekanan pada pengembangan
kepribadian anak, tercantum sifat-sifat serupa kesabaran, rendah hati, serta kasih sayang.
Kegiatan-kegiatan semacam dongeng Islami serta permainan kerjasama bisa digunakan buat
membentuk kepribadian positif.
5. Pembinaan Identitas Islami: Membina bukti diri Islami anak-anak dengan memperkenalkan
mereka pada nilai-nilai serta tradisi Islam. Aktivitas yang mengaitkan seni, musik, serta cerita
Islami bisa menjadi metode yang efisien guna memantapkan identitas Islami anak.
6. Aktivitas Keagamaan yang Terpadu: Menyelenggarakan aktivitas keagamaan yang terpadu
dalam aktivitas sehari-hari sekolah, serupa shalat berjamaah, pengajian, serta peringatan hari-
hari besar Islam. Perihal ini dapat menghasilkan suasana keagamaan di area sekolah.
7. Pengenalan Terhadap Nilai-nilai Moral serta Etika: Membagikan pengenalan yang kontekstual
terhadap nilai-nilai moral serta etika Islam. Guru dapat memakai cerita-cerita Islami serta
contoh-contoh situasional yang relevan dengan kehidupan sehari-hari anak-anak.
8. Partisipasi serta Kerja sama dengan Orang Tua: Mengaitkan orang tua dalam proses
pembelajaran anak. Kerja sama dengan orang tua bisa menyokong menghasilkan konsistensi
antara nilai-nilai yang diajarkan di sekolah serta di rumah.
9. Bernilainya Ritual Keagamaan: Membagikan bernilainya pada ritual keagamaan semenjak dini,
semacam berdoa saat sebelum makan, menyucikan diri, serta kebiasaan-kebiasaan keagamaan
yang lain. Perihal ini menolong membentuk Kerutinan positif semenjak usia dini.
10. Peluang Bermain yang Mendidik: Sediakan peluang bermain yang mendidik dengan tema-tema
Islami. Permainan serta kegiatan yang berhubungan dengan kisah-kisah Nabi, tokoh-tokoh
Islami, serta nilai-nilai agama bisa jadi fasilitas pendidikan yang efisien.
11. Pendekatan Differensiasi: Mempraktikkan pendekatan differensiasi yang mencermati
perbandingan pertumbuhan serta kebutuhan orang anak. Mengakomodasi style belajar serta
jenjang uraian yang bermacam-macam menyokong membenarkan kalau tiap anak bisa
menjajaki pendidikan dengan baik.
12. Monitoring serta Penilaian Progres Orang: Melaksanakan monitoring serta penilaian terhadap
progres orang tiap anak dalam uraian nilai-nilai Islam serta pertumbuhan kepribadian. Perihal
ini menolong membenarkan kalau pembelajaran Islam cocok dengan kebutuhan tiap anak.
Sebaliknya bagi Sugito (2008) terdapat sebagian prinsip parenting orang tua yang terlibat dalam
proses membentuk pengembangan kepribadian anak. Prinsip diartikan mencakup memberikan contoh
yang baik, berkolaborasi dengan anak dalam mewujudkan nilai-nilai moral, mendukung sikap
demokratis, menunjukkan sikap terbuka dan jujur, serta memiliki keterampilan dalam memahami
kehidupan anak, dan menciptakan kesatuan kata serta aksi. Dengan memikirkan prinsip-prinsip ini, area
sekolah bisa menghasilkan suasana pembelajaran yang cocok dengan prinsip-prinsip Islamic parenting
serta menunjang pertumbuhan holistik anak umur dini.

Strategi Mengembangkan Sosial Emosional AUD Melalui Islamic Parenting di Lingkungan


Pendidikan Raudhatul Athfal
Hasil riset menunjukkan di RA An - Na’im telah mempraktikkan Pembelajaran agama Islam
dengan pedoman Al - Qur'an serta hadist lewat pembiasaan ibadah. Dengan pedoman Al - Qur'an serta
hadits tersebut guru dapat menunjang pembuatan identitas Islami pada anak dengan membagikan uraian
yang benar tentang agama, budaya, serta sejarah islam yang bisa menunjang guna meningkatkan
kebanggaan terhadap identitas Islami mereka. Guru pula bisa memadukan pendidikan Islam dengan
kecerdasan emosional semacam sabar Pada saat lagi antri dikala wudhu, menggambarkan budi pekerti
nabi selaku teladan yang baik. Guru wajib mencontohkan sikap yang positif dengan menampilkan
Alsya, Annisa, Regina, Sani, Siti | Perkembangan Sosial dan Emosional Anak Usia Dini Melalui Islamic Parenting di Yayasan
Raudhatul Athfal An-Na’im Kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung

ajaran moral serta adab Islam dalam interaksi setiap hari semacam mengucapkan salam serta
menanggapi salam. Lewat contoh yang positif ini, anak-anak dapat belajar serupa tentang perilaku
hormat terhadap sesama, kejujuran, serta empati. Setelah itu untuk menanggulangi tantangan sosial
emosional yang barangkali dialami anak dapat memakai pendekatan Islami dimana guru menyertakan
anak dalam pemecahan permasalahan yang mengaitkan prinsip-prinsip Islam, semacam mengenalkan
kalimat thayibah yakni pada saat anak marah wajib beristigfar serta menanggulangi konflik dengan
sabar. Dengan begitu akan menyokong anak untuk meningkatkan keahlian menanggulangi tantangan
ataupun konflik dengan metode yang positif.
Strategi guru guna meningkatkan aspek sosial emosional anak usia dini di sekolah yang bisa
dicoba lebih-lebih dengan mempraktikkan Islamic parenting adalah membuat kurikulum yang
menyertakan nilai-nilai islam misalnya, guru dapat merancang kegiatan yang menyoroti nilai-nilai
semacam keadilan, tanggung jawab, serta tolong-menolong. Guru bisa mempraktikkan tata cara
pendidikan kolaboratif yang menekan kerja sama anak secara aktif di kelas dalam konteks nilai-nilai
Islam yang mendorong kebersamaan. Melalui kolaboratif guru bisa merancang proyek kelompok
ataupun kegiatan kooperaatif yang membangun keahlian sosial serta emosional anak-anak. Pendidikan
kooperatif itu sendiri merupakan proses pendidikan yang menekankan berbagai jenjang keahlian
(kinerja) anak guna bekerja sama dalam kelompok kecil mengarah tujuan bersama, semacam
pendidikan berkelompok yang dimana anak hendak belajar bersama-sama dalam sesuatu kelompok
guna mangulas satu tema yang sama.
Guru pula dapat memakai tata cara menceritakan tentang kisah-kisah nabi selaku fasilitas yang
efisien dalam aktivitas pendidikan guna mengantarkan pesan moral serta etika. Lewat cerita para nabi
tersebut bisa membagikan contoh nyata tentang bagaimana mengaplikasikan ajaran Islam dalam
aktivitas sehari-hari. Guru wajib membagikan pujian pada anak Pada saat anak bisa menampilkan sikap
yang setara dengan ajaran Islam yang sudah diajarkan. Perihal ini bisa menguatkan koneksi antara sikap
positif serta penghargaan sehingga dapat menolong memantapkan pola sikap yang di idamkan.
Pihak sekolah serta orang tua wajib saling bekerja sama dalam perihal mendidik anak. Sinergi
antara kedudukan orang tua serta guru sangat berarti dalam pembelajaran anak sebab dapat menolong
anak guna menanggulangi tantangan, membangun harga diri, tingkatkan motivasi serta membentuk
individu yang positif. Guna menghasilkan area pendidikan yang tidak berubah-ubah dengan nilai-nilai
Islam, pihak sekolah dapat mengadakan seminar parenting Islami untuk orang tua serta membuat novel
penghubung supaya orang tua bisa mengecek pertumbuhan di sekolah serta bisa distimulasi di rumah
dan mengkomunikasikan supaya anak bisa dibiasakan ibadah di rumah. Dengan sokongan dari keluarga
yang tidak berubah-ubah, anak-anak bisa meningkatkan keahlian sosial serta emosional yang kokoh,
yang hendak berikan mereka dasar yang baik.

Pengaruh Islamic parenting bagi Perkembangan Sosial Emosi AUD


Menurut Andini et all., (2019) jalinan antara Islamic parenting dengan pertumbuhan sosial dan
emosional anak usia dini , dimana serupa yang kita tahu kalau Islamic parenting merupakan kegiatan
mengurus anak-anak sepadan dengan nilai-nilai Islam mengakibatkan orang tua jadi baik hati, atensi
yang tinggi, serta tanggap kepada keperluan anak. Lewat Islamic parenting, tentu gampang untuk
membentuk jalinan serta rasa kehangatan dengan anak, sehingga tentu lebih gampang untuk
mengarahkan anak mengenai ketentuan serta hukuman. Saat anak jadi meningkatkan keyakinan diri,
belajar untuk sabar menunggu giliran, berbagi mainan, meletakkan barang sehabis dipakai, serta
mengembangkan keterampilan bersosialisasi yang baik, ikatan antara jenis parenting ini serta
pertumbuhan sosial anak tentu membuat lebih kentara. Nilai - nilai Islam dalam parenting terhadap
pertumbuhan sosial emosional anak di sekolah sangat mempengaruhi, anak yang sebelumnya belum
memahami emosi pada saat dikenalkan serta dibantu mengatur dengan meneladani nabi, perihal itu akan
meningkatkan nilai-nilai semacam rasa simpati, empati, kesabaran, keadilan, saling tolong menolong,
kasih sayang, serta toleransi. Nilai-nilai ini dapat menunjang anak dalam meningkatkan keahlian sosial
serta emosional mereka.
Ajaran Islam menekan empati serta kepedulian terhadap sesama. Anak-anak yang terbiasa
dengan konsep-konsep ini akan lebih sanggup menguasai perasaan teman sekelas, berlagak ramah, serta
menolong orang lain. Perihal tersebut bisa membentuk ikatan sosial yang positif di area sekolah . Islam
mengarahkan konsep kendali diri (self-control) serta kesabaran. Anak-anak yang memperoleh
pengajaran tentang kesabaran ini hendak lebih sanggup mengelola emosinya, menanggulangi konflik
Alsya, Annisa, Regina, Sani, Siti | Perkembangan Sosial dan Emosional Anak Usia Dini Melalui Islamic Parenting di Yayasan
Raudhatul Athfal An-Na’im Kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung

dengan baik, serta menahan diri dari Aksi impulsive. Perihal tersebut dapat menyokong anak untuk
menyesuaikan diri dengan ketentuan di sekolah serta suasana sosial. Konsep kebersamaan dalam Islam
dapat menekan anak-anak untuk bekerja sama dalam kegiatan kelompok serta proyek sekolah. Anak-
anak boleh jadi akan cenderung ikut serta aktif dalam aktivitas sosial di sekolah, menguatkan keahlian
kerja sama serta kepemimpinan. Pengajaran Islam di sekolah menekankan rasa hormat terhadap otoritas
serta guru sehingga anak-anak yang menguasai nilai ini akan lebih patuh terhadap peraturan di sekolah,
menghargai komentar guru, serta mempunyai sikap yang positif di kelas. Nilai-nilai spiritual dalam
Islam pula bisa membagikan dasar untuk anak-anak guna meningkatkan ketahanan psikologis. Mereka
akan lebih dapat menangani tekanan serta tantangan di area sekolah dengan perilaku yang positif.

SIMPULAN
Sebagai muslim, kita wajib mengenalkan ajaran Islam pada anak-anak dengan berpedoman
pada Al - Qur'an serta hadist, yakni lewat Islamic parenting, Islamic parenting merupakan pendekatan
dalam pengasuhan anak yang didasarkan pada nilai-nilai serta ajaran Islam. Tujuan utama dari Islamic
parenting merupakan membimbing anak-anak supaya berkembang sebagai orang yang taat beragama,
bertanggung jawab, serta berakhlak mulia sesuai dengan nilai-nilai Islam. Lingkungan yang baik
hendak menjadi pembiasaan yang baik guna anak begitu juga kebalikannya. ada sekian banyak prinsip
guna mempraktikkan Islamic parenting di lingkuan PAUD antara lain ialah: 1) pembelajaran agama
yang bertabiat mengasyikkan, 2) model sikap positif, 3) pendidikan aktif serta kreatif, 4) fokus pada
pengembangan kepribadian, 5) pembinaan identitas Islami, 6) aktivitas keagamaan yang terpadu, 7)
pengenalan terhadap nilai-nilai moral serta etika, 8) partisipasi serta kerja sama dengan orang tua, 9)
bernilainya ritual keagamaan, 10) peluang bermain yang mendidik, 11) pendekatan differensiasi, 12)
monitoring serta progres pribadi.
Ada pula strategi yang bisa dicoba buat meningkatkan aspek sosial serta emosional anak usia
dini di sekolah Raudhatul Athfal ialah di RA An-Naim mempraktikkan pembelajaran agama Islam
dengan berpedoman Al - Qur'an serta hadist, guru sebagai contoh yang baik untuk anak didiknya, guru
memadukan pendidikan Islam dengan kecerdasan emosional, memakai pendekatan Islami buat
menanggulangi tantangan ataupun konflik dimana guru menyertakan anak dalam pemecahan perkara
yang menyertakan prinsip-prinsip Islam, menciptakan kurikulum yang menyertakan nilai-nilai Islam,
mempraktikkan tata cara pendidikan kolaboratif yang menekan kerja sama anak secara aktif di kelas
dalam konteks nilai-nilai islam yang mendorong kebersamaan, serta guru pula memakai tata cara
menceritakan tentang kisah-kisah nabi selaku fasilitas yang efisien dalam aktivitas pendidikan guna
mengantarkan pesan moral serta etika.
Islamic parenting mempengaruhi besar terhadap pertumbuhan sosial serta emosi anak, yang
dimana pada awal mulanya anak belum memahami emosi jadi tumbuhnya rasa simpati, empati, silih
tolong membantu, mencintai sahabat, serta toleransi. Tidak hanya itu, nilai-nilai Islam yang diterapkan
lewat Islamic parenting ini bisa membagikan bawah untuk anak-anak untuk dapat meningkatkan
ketahanan psikologis. Mereka hendak lebih sanggup menanggulangi tekanan serta tantangan di area
sekolah dengan perilaku yang positif. Pihak sekolah serta orang tua wajib silih bekerja sama dalam
mendidik anak supaya bisa menghasilkan area yang tidak berubah-ubah dengan nilai-nilai agama
sehingga anak bisa jadi individu yang berakhlak baik serta sosial emosional anak bisa tumbuh secara
maksimal bersumber pada nilai-nilai Islam.

UCAPAN TERIMA KASIH


Peneliti mengucapkan terima kasih atas dukungan dan kontribusi yang telah diberikan oleh
berbagai pihak baik guru, kepala sekolah, tenaga kependidikan di RA An-Na’im, dan tim penyusun
dalam penelitian ini sehingga penelitian ini dapat terselesaikan. Kontribusi tersebut sangat berarti dalam
memperkaya data dan hasil penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA
Alsya, Annisa, Regina, Sani, Siti | Perkembangan Sosial dan Emosional Anak Usia Dini Melalui Islamic Parenting di Yayasan
Raudhatul Athfal An-Na’im Kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung

Arifudin, O., Hasbi, I., Setiawati, E., Supeningsih, S., Lestariningrum, A., Suyatno, A., & Sidik, N. A.
H. (2021). Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini.
Auliani, R., Larasati, S. A., Afifah, H. U. N., Fatimah, F. N., & Khadijah, K. (2023). Peran Parenting
Islami Terhadap Perkembangan Sosial Emosiaonal Anak Usia Dini Di TK Siaga Muda.
Innovative: Journal Of Social Science Research, 3(2), 12861-12872.
Ayunina, N. Q., & Zakiyah, Z. (2022). Islamic Parenting Sebagai Upaya Mendidik Karakter Islami
Generasi Alpha. Alhamra Jurnal Studi Islam, 3(1), 48-57.
Dewi, A. R. T., Mayasarokh, M., & Gustiana, E. (2020). Perilaku sosial emosional anak usia dini. Jurnal
Golden Age, 4(01), 181-190.
Muslihudin, M., & Sumarna, C. (2023). Peran Islamic Hypno Parenting Melalui Metode Deep Talk
Terhadap Perkembangan Kecerdasan Sosial Emosional Anak:(Studi Kasus Pada Orang Tua
yang Menggunakan Islamic Hypno Parenting di Desa Sitanggal Kecamatan Larangan
Kabupaten Brebes). Jurnal Pendidikan Dan Keguruan, 1(9), 804-836.
Nurhayati, S., Pratama, M. M., & Wahyuni, I. W. (2020). Perkembangan Interaksi sosial Dalam
meningkatkan Kemampuan Sosial Emosional Melalui Permainan Congklak Pada Anak usia 5-
6 tahun. Jurnal Buah Hati, 7(2), 125-137.
Pradana, PH, & Masyitoh, D. (2018). Upaya Peningkatan Kecerdasan Sosial Dan Emosional Anak Usia
Dini Dalam Pendidikan Islam. An-Nisa': Jurnal Kajian Gender, 11 (2), 19-28.
Sit, M., & Nasution, R. A. (2021). Model Alternatif Parenting Islami pada Lembaga Pendidikan Anak
Usia Dini. Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 6(2), 1111-1125.
Yani, A., Khaeriyah, E., & Ulfah, M. (2017). Implementasi Islamic parenting dalam membentuk karakter anak
usia dini di RA At-Taqwa Kota Cirebon. AWLADY: Jurnal Pendidikan Anak, 3(1).

Anda mungkin juga menyukai