Anda di halaman 1dari 6

Nama : PRAMAISELLA VANESSA LEBELAHA

NIM : 859950738
UPBJJ : UT MANADO

Jawaban Tugas 1 Sesi 3 MK Psikologi Perkembangan Anak

1. Perkembangan pada manusia tidak terjadi secara terpisah akan tetapi untuk memudahkan dalam
memahami, para ahli membagi perkembangan dalam beberapa aspek. Jelaskan aspek
perkembangan menurut Dodge, Colker dan Heromen kemudian berikan contoh konkret di setiap
aspek perkembangan tersebut.
Jawab :
Aspek perkembangan menurut Doge, Colker dan Heromen yaitu membagi area perkembangan ke
dalam empat aspek, yaitu aspek sosial-emosional, aspek fisik, aspek kognitif, dan aspek bahasa.
Contoh konkret dalam tiap aspek ini adalah :
a) Aspek sosial emosional
Anak memiliki perilaku yang sopan dan santun, disiplin, dan mampu berinteraksi dengan
orang lain disekitarnya
b) Aspek fisik
Anak berkembang dalam pertumbuhan fisiknya seperti, bertambah tinggi badan, berat
badan, perkembangan otak dan terampil dalam motorik kasar dan motorik halus
c) Aspek Kognitif
Anak menunjukkan rasa ingin tahu, perilaku yang kreatif serta ingin untuk mengekplorasi
sesuatu
d) Aspek bahasa
Anak mampu menyimak, berbicara, menulis dan membaca.

2. Perkembangan antara individu satu dengan individu yang lain berbeda. Hal tersebut disebabkan
karena perkembangan bersifat kompleks dan faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan
manusia tidak bisa diukur secara tepat. Maka dari itu, para ilmuan berusaha untuk mempelajari
tentang faktor-faktor apa saja yang berpengaruh terhadap manusia agar mampu berkembangan
secara normal. Jelaskan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi perkembangan manusia?
Jawaban :
1. Herediter, Lingkungan, dan Kematangan
Salah satu faktor yg mempengaruhi perkembangan seorang anak adalah faktor herediter
(bawaan). Selanjutnya, pengaruh yg lain datang dari lingkungan dalam (inner) dan
lingkungan luar (outer), yaitu dunia di luar diri seseorang mulai dalam rahim hingga
pembelajaran yg berasal dari pengalaman. Proses perkembangan yang akan dilalui oleh
setiap orang bervariasi dalam tempo dan waktu.
2. Konteks Perkembangan
Manusia adalah makhluk sosial. Sejak awal, mereka berkembang dalam konteks sosial.
Secara umum, konteks yg langsung berhubungan dengan seorang bayi adalah keluarga dan
selanjutnya keluarga menjadi bagian dari pengaruh perubahan yang lebih besar yang
meliputi lingkungan tempat tinggal dan masyarakat luas.
a. Keluarga
Ada dua bentuk susunan keluarga yg umum ditemukan, yaitu nuclear-family dan
extende family. Nuclear family atau keluarga inti/keluarga batih dapat diartikan
sebagai unit rumah tangga yang terdiri dari satu atau dua orang tua dan anak-anak
mereka, baik anak biologis, anak adopsi, atau anak tiri. Sedangkan Extended-family
atau keluarga besar merupakan jaringan hubungan multigenerasi yang terdiri dari
kakek-nenek, paman-bibi, sepupu dan saudara-saudara yg lebih jauh hubungannya.
Dengan makin banyaknya orang tua yg bekerja diluar, maka anak-anak pun akan
diasuh oleh keluarga atau bahkan orang yg tak dikenal seperti pembantu/pengasuh.
Jika orangtua bercerai maka anak-anak pun harus tinggal dengan salah satu orang
tua atau mondar-mandir antara rumah kedua orangtuanya. Rumah tangga pun
mungkin akan diliputi dengan orang tua tiri dan saudara tiri. Kesemuanya itu akan
berpengaruh pada perkembangan seseorang.
b. Status sosial-ekonomi dan lingkungan tempat tinggal
Status sosial-ekonomi keluarga didasarkan pada pendapatan dan pendidikan
keluarga, serta tingkat pekerjaan orang dewasa dalam rumah tangga. Status sosial
ekonomi yg rendah biasanya dihubungkan dengan lingkungan tempat keluarga
tinggal serta kualitas dari nutrisi, perawatan kesehatan, dan sekolah yg tersedia
untuk mereka. Kemiskinan, khususnya untuk jangka waktu yg lama, berpengaruh
buruk terhadap kesejahteraan fisik, kognitif, dan psikososial anak dan keluarga.
Tidak hanya kemiskinan, anak-anak yg berasal dari keluarga berada juga memiliki
resiko terhadap pengaruh negatif dari status sosial ekonomi orang tuanya. Adanya
tekanan untuk berprestasi dan seringnya mereka ditinggal oleh orang tua dengan
kesibukan orang tua meningkatkan angka penyalahgunaan obat-obatan, kecemasan,
dan depresi pada anak-anak.
c. Budaya dan ras/kelompok etnik
Budaya mengacu pada keseluruhan cara hidup dari masyarakat atau kelompok
meliputi adat, tradisi, belief (keyakinan), nilai, bahasa, dan produk-produk fisik dari
alat hingga karya seni. Semua tingkah laku tersebut dipelajari dan diwariskan pada
anggota-anggota kelompok masyarakat di budaya tersebut. Dalam keluarga, nilai-
nilai biasanya diwariskan oleh orang tua kepada anak-anaknya.
d. Konteks historis
Konteks historis merupakan bagian penting dari studi perkembangan. Konteks ini
berkaitan dengan rentang waktu dimana seseorang hidup, dan penelitian saat ini
mulai difokuskan pada pengaruh pengalaman tertentu, yg terikat pada waktu dan
tempat, terhadap perjalanan hidup seseorang.
3. Pengaruh Normatif dan Nonnormatif
Pengaruh normatif adalah kejadian-kejadian biologis atau yang berhubungan dengan
lingkungan yg mempengaruhi sebagian besar orang di dalam masyarakat dalam cara yg
serupa. Pengaruh normatif terbagi dua, yaitu normatif age-graded influences dan normative
age-graded sangat mirip untuk orang-orang pada kelompok usia tertentu. Mencakup
didalamnya adalah waktu dari kejadian biologis yg dapar diramalkan dalam rentang yg
normal. Normative history-graded influences merupakan kejadian lingkungan yg signifikan yg
membentuk tingkah laku dan sikap dari sebuah kohort usia atau tingkah laku dan sikap dari
generasi historikal. Selain pengaruh yg sifatnya normatif, ada pula pengaruh yg sifatnya
nonnormatif (nonnormatif influences). Pengaruh tersebut berupa kejadian-kejadian yg tidak
biasa, yang mempunyai pengaruh besar pada kehidupan seseorang karena kejadian tersebut
mengganggu urutan siklus hidup yg “normal”. Didalamnya meliputi kejadian khusus yg
terjadai pada waktu yg tidak tepat.
4. Pengaruh waktu : Periode Sensitif atau Kritis
Periode kritis adalah waktu tertentu ketika munculnya suatu kejadian ataupun
ketidakhadiran suatu kejadian mempunyai pengaruh khusus pada perkembangan seseorang.
Contoh periode kritis bisa terjadi di awal masa kanak-kanak. Seorang anak yg kurang
mendapatkan pengalaman tertentu selama periode kritis dapat menunjukkan hambatan
dalam perkembangannya.

3. Berikan pendapat Anda terkait dengan pernyataan di bawah ini.


Anak yang kembar baik fraternal maupun identik cenderung memiliki pola perkembangan fisik dan
motorik yang sama.
Menurut saya pernyataan diatas belum sepenuhya benar, karena pola perkembangan fisik dan
motorik pada anak kembar tidaklah sama. Walaupun kembar baik itu fraternal maupun identik
tetapi bentuk fisik serta keterampilan motorik pada anak kembar tidaklah sama. Misalkan pada anak
kembar, anak yang 1 memiliki tinggi badan yang lebih tinggi dari kembarannya, atau memiliki berat
badan yang lebih ringan dari kembarannya. Begitu juga dalam keterampilan motorik, misalkan pada
anak yang 1 dia lebih condong pada keterampilan motorik kasar seperti mahir dalam kegiatan
berolahraga, sedangkan kembarannya lebih condong pada keterampilan motorik halus seperti mahir
dalam menggambar dan mewarnai. Perbedaan sikap pun ada pada anak kembar, misalkan anak yg 1
memiliki sifat yang berani, sedangkan kembarannya memiliki sifat yang pemalu.

4. Perkembangan motorik merupakan perubahan secara progresif pada kontrol dan kemampuan
untuk melakukan gerakan yang diperoleh dari interaksi antara faktor bawaan dan kematangan serta
pengalaman selama kehidupan yang dapat dilihat dari pergerakan yang dilakukan. Perkembangan
motorik meliputi perkembangan motorik halus dan kasar. Dalam perkembangannya, terkadang anak
memiliki masalah dalam perkembangan motorik. Jelaskan permasalahan apa yang saja yang sering
terjadi pada perkembangan motorik pada anak usia 4-6 tahun.
Jawaban :
1) Masalah dalam Perkembangan Fisik
a. Malnutrisi (kurang gizi)
anak-anak yg mengalami kurang gizi akan tampak pada penampilan fisiknya.
Mereka terlihat lebih kurus dan lebih lemah bila dibandingkan dengan anak-anak lain
yang memperoleh cukup gizi. Masalah ini juga akan menyebabkan keluhan lain, misalnya
bahwa mereka akan memiliki skor tes kecerdasan yg lebih rendah. Mereka juga tampak
tidak bergairah dan sering mengalami kesulitan untuk memusatkan perhatian pada
pelajaran di sekolah.
b. Obesitas
belakangan ini, obesitas atau kegemukan adalah masalah yang sering dijumpai
pada anak. Ada banyak faktor yg dapat menciptakan seorang anak obesitas. Seperti
faktor keturunan, gen berperan dalam membuat seseorang itu aktif membakar lemak
atau tidak. Jika anak malas bergerak (tubuh tidak aktif membakar lemak menjadi energi)
maka lemak tubuh akan tertimbun dan membuat tubuh akan tertimbun dan membuat
tubuh menjadi gemuk. Faktor yg tidak kalah pentingnya adalah peranan orangtua.
Melihat anak yg gemuk, montok, membuat orangtua gemas sehingga membiarkan anak
memakan apa saja yang mereka inginkan sehingga membuat anak memiliki kelebihan
berat badan.
2) Masalah dalam Perkembangan Motorik
a. Masalah kesulitan dalam motorik kasar
1) Ketidakmampuan mengatur keseimbangan
Diketahui kurang lebih 80% dari jumlah anak yg memiliki gangguan
perkembangan juga mengalami kesulitan pada pengaturan keseimbangan tubuh.
Pengaturan keseimbangan tubuh ini diperlukan anak untuk melakukan kegiatan-kegiatan yg
lebih sulit dan kompleks, seperti melompat, berdiri di atas satu kaki, atau berjalan di titian.
Dan jika tidak segera ditangani, ketidakmampuan mengatur keseimbangan ini akan dibawa
terus oleh anak sampai saat mereka sekolah dan akan mengakibatkan masalah lain, yaitu
dalam hal membaca dan menulis.
2) Reaksi kurang cepat dan koordinasi kurang baik.
Salah satu perkembangan motorik pada anak-anak usia 4-6 tahun yang perlu
diperhatikan adalah kemampuan bereaksi yang semakin cepat, koordinasi mata-tangan, yg
semakin baik, dan ketangkasan serta kesadaran terhadap tubuh secara keseluruhan. Namun,
ada anak yang lambat bereaksi. Koordinasi gerakannya juga tampak kacau sehingga
seringkali disebut “ceroboh” dan menjadi bahan ejekan teman-temannya. Hal yg
menyebabkan masalah tsb ada 2, yaitu karena anak kurang diberi kesempatan untuk
berlatih menamjamkan kemampuannya untuk bereaksi dan melakukan koordinasi gerakan,
serta ada kemungkinan anak mempunyai masalah dalam syaraf motoriknya
b. Masalah/kesulitan dalam motorik halus
1) Belum bisa menggambar bentuk bermakna
Kegiatan menggambar merupakan hal yg menyenangkan bagi sebagian
besar anak prasekolah. Biasanya pada usia 4-5 tahun anak sudah bisa menggambar serta
menggabungkan gambar bentuk bangun ruang. Misalnya sebuah segitiga dan bujur sangar
jika disatukan akan membentuk gambar rumah. Perlu diwaspadai adalah jika anak usia ini
belum dapat menggambar beberapa bentuk yg tergabung dengan baik menjadi satu bentuk
yg lebih bermakna. Misalnya, menggambar manusia, namun antara coretan kepala, badan,
dan anggota tubuh yg lain digambar terpisah. Maka, kemampuan anak dalam mempersepsi
apa yg ada di sekitarnya harus dipertanyakan.
2) Belum bisa mewarnai dengan rapi
Salah satu cara untuk melatih motorik halus anak ialah dengan memberi
gambar-gambar menarik untuk diwarnai. Pada usia 4-6 tahun biasanya kemampuan
mewarnai anak sudah semakin baik. Seperti kemampuan mewarnai gambar dengan rapi,
tidak mencoret warna hingga keluar dari garis gambar/bidang yg harus diwarnainya. Hal yg
perlu diperhatikan adalah kemampuan anak dalam mewarnai. Jika ia enggan menyelesaikan
pekerjaan mewarnai gambarnya, cobalah melatih kesabarannya dalam menyelesaikan
tugasnya.

5. Perkembangan sosial-emosional merupakan perkembangan pada aspek sosial dan emosional.


Perkembangan sosial-emosional anak usia 4-6 tahun meliputi perkembangan pemahaman diri,
hubungan sosial, kemampuan mengatur diri sendiri dan perilaku sosial. Jelaskan perkembangan
sosial emosional pada anak usia 4-6 tahun tersebut?
Jawaban :
Perkembangan sosial-emosional anak usia 4-6 tahun, meliputi perkembangan pemahaman diri,
perkembangan hubungan sosial, perkembangan kemampuan mengatur diri sendiri, serta
perkembangan perilaku sosial.

1. Perkembangan Pemahaman Diri


Pemahaman diri mencakup berbagai hal, seperti kesadaran diri (self-awareness),
pengenalan diri (self-recognition), konsep diri (self-concept), dan harga diri (self-esteem). Konsep diri
merupakan gambaran menyeluruh tentang atribut, kemampuan, sikap, dan nilai-nilai yg dimiliki
individu, yg diyakini olehnya memberikan gambaran ttg siapa dirinya. Harga diri merupakan bagian
dari konsep diri yg berisi penilaian seseorang ttg seberapa bernilai dirinya.
2. Perkembangan Hubungan Sosial
Pada masa kanak-kanak awal, hubungan sosial dengan teman sebaya meningkat,
terutama dalam konteks bermain. Ada enam kategori perilaku anak di masa kanak-kanak dalam
bermain sosial dan non-sosial. Berikut penjelasannya
a. Unoccupied Behaviour
Anak tidak tampak sedang bermain, hanya mengamati hal-hal yg menarik minatnya.
b. Onlooker behaviour
Anak menghabiskan waktunya dengan mengamati anak lain bermain. Anak
berbicara, bertanya, atau membuat usulan tetapi tidak ikut bermain.
c. Solitary independent play
Anak bermain sendiri dengan mainan yg berbeda dari mainan yg dimainkan oleh
anak-anak yg ada didekatnya dan tidak melakukan usaha apapun untuk mendekati
anak lain yg sedang bermain didekatnya.
d. Parallel play
Anak bermain di antara anak-anak lain dgn mainan yg sama seperti yg dimainkan
oleh anak lain, tetapi mereka bermain sendiri-sendiri dan tidak harus dalam cara yg
sama.
e. Associative play
Anak bermain dengan anak lain, saling berbicara ttg apa yg dimainkan, saling
meminjam mainan, mengikuti satu sama lain, dan berusaha untuk mengontrol siapa
yg boleh bermain di dalam kelompok.
f. Cooperative play
Anak bermain dalam kelompok yg terorganisasi untuk sejumlah tujuan, untuk
membuat sesuatu, memainkan permainan yg lebih formal, atau melakoni suatu
situasi.
3. Perkembangan Kemampuan Mengarahkan Diri (Self-regulation)
anak kecil sangat sulit mengontrol perilakunya. Sebagai contoh, orang tua sering
mengeluh ttg perilaku anak yg sulit utk diatur, terutama pada anak-anak usia dua dan tiga tahun.
Pada usia tsb, anak umumnya sudah dapat bergerak secara mandiri sehingga ia dapat melakukan
apa pun yg ia inginkan tanpa bantuan org lain. Self-regulation merupakan kemampuan anak untuk
mengarahkan perilakunya sendiri tanpa diingatkan oleh orang tua atau orang lain. Dalam hal ini,
anak mampu menghambat atau mengarahkan tindakannya untuk mematuhi aturan sosial.

4. Perkembangan Perilaku Sosial


Ada terdapat sejumlah bentuk perilaku sosial. Yaitu perkembangan perilaku
prososial dan perkembangan empati.

a. Perkembangan perilaku prososial


Perilaku prososial merupakan perilaku yg disengaja dengan maksud memberi
keuntungan kepada orang lain. Tingkah laku prososial mencakup perilaku-perilaku,
seperti berbagi dan bekerja sama dengan orang lain, menolong dan peduli terhadap
orang lain, serta bersimpati dan memberi rasa nyaman pada orang yg tertekan.
b. Perkembangan empati
Empati merupakan kemampuan untuk menempatkan diri dalam posisi org lain dan
merasakan apa yg orang lain rasakan dalam situasi tertentu. Pada masa kanak-kanak
awal, respon empati anak terhadap kesedihan orang lain menjadi lebih sesuai. Anak
menjadi sadar bahwa org lain mungkin mempunyai reaksi terhadap situasi yg
berbeda dari reaksi anak terhadap situasi yg sama. Kesadaran inilah yg
memungkinkan anak untuk merespons secara lebih sesuai kesedihan yg dirasakan
org lain.

Anda mungkin juga menyukai