Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

STRATEGI PEMBELAJARAN MELALUI BERMAIN


Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Bermain dan Permainan AUD

Disusun oleh :
Siti Lailatul Husnia 4230020007
Sekar Ayu Pramesti 4230020009

Dosen Pengampu :
Andini Hardiningrum, S. Pd., M. Pd.

PRODI S1 PENDIDIKAN GURU ANAK USIA DINI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
2022

i
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT, yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Segala puji syukur kita panjatkan kepada-Nya. Karena atas berkat, rahmat dan hidayah-Nya,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini sampai dengan selesai. Makalah ini telah
disusun dengan maksimal dan mempersembahkan sebuah makalah yang berjudul "Strategi
Pembelajaran Melalui Bermain" yang menurut kami akan bermanfaat bagi beberapa pihak
dan maupun kami sendiri. Makalah ini juga disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Bermain dan Permainan AUD.
Terima Kasih kepada Ibu Andini Hardiningrum S.Pd., M.Pd. selaku dosen mata kuliah
Bermain dan Permainan AUD yang telah membimbing dalam proses pembuatan makalah ini.
Terima Kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu sehingga memperlancar dalam
penyelesaian makalah ini.
Menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini, oleh karena itu
kami akan sangat menghargai kritikan dan juga saran untuk membangun makalah ini agar
lebih baik lagi.

Surabaya, 23 November 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah2
1.3 Tujuan 2
BAB II PEMBAHASAN 3
2.1 Pembelajaran di PAUD yang Mencakup Cara anak belajar dan Pendekatannya 3
2.2 Strategi dan Prosedur Pembelajaran 7
BAB III PENUTUP 9
3.1 Kesimpulan 9
DAFTAR PUSTAKA 10

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah lemahnya proses
pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, anak kurang didorong untuk mengembangkan
kemampuan berpikir. Proses pembelajaran di dalam kelas diarahkan kepada kemampuan
anak untuk menghafal informasi; otak anak dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai
informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi yang diingatnya untuk
menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari. Akibatnya Ketika anak didik kita lulus
dari kehidupan sekolah, mereka pintar secara teoritis, akan tetapi mereka miskin aplikasi.
Untuk mengaplikasikan hasil belajar, guru sebagai pendorong utama dan pelaksana
kegiatan belajar, harus memiliki kemampuan mengembangkan strategi pembelajaran (Jansen,
2010). Peran guru sangat menentukan dalam kegiatan pembelajaran, karena guru merupakan
motivator dan penyampai ilmu pengetahuan atau informasi kepada anak didik sehingga anak
didik mendapatkan pengalaman dan pengayaan dirinya sendiri. Untuk memberikan
pengayaan kepada anak didik, sebaiknya guru harus mempunyai langkah yang tepat agar
pembelajaran mencapai hasil yang diharapkan.
Guru sebagai sumber belajar merupakan kunci utama atas keberhasilan anak didik
sebagai pembelajar. Peran guru sangat penting karena berkaitan erat dengan penguasaan
materi belajar atau kurikulum pada umumnya. Apapun yang ditanyakan anak didik tentang
materi belajar, guru harus memiliki keyakinan untuk menjawabnya sehingga anak didik dapat
memperoleh informasi yang memadai. Oleh karena itu, strategi pembelajaran sangat
dibutuhkan agar proses belajar mengajar dapat tercapai dengan optimal sesuai dengan yang
direncanakan Pendidik sebagai orang terdekat dengan kehidupan anak di luar lingkungan
keluarga memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap pertumbuhan dan perkembangan
kecerdasan anak.
Strategi pembelajaran pada Pendidikan Anak Usia Dini adalah pola umum perbuatan
guru dan murid dalam mewujudkan kegiatan belajar dan bermain. Usaha guru untuk
menerapkan berbagai metode pembelajaran dalam mencapai tujuan yang diharapkan juga
merupakan strategi pembelajaran. Dengan demikian strategi pembelajaran ditekankan pada
aktivitas anak belajar dan bermain serta aktivitas guru membimbing dan mendampingi anak
(Mulyasa, 2017).
Pemilihan strategi pembelajaran sangat penting karena berhubungan dengan
keberhasilan anak dalam belajar dan mengambangkan potensinya secara optimal, karena
potensi-potensinya akan berkembang secara optimal dikala anak mengikuti pembelajaran
dengan strategi yang tepat, begitu juga sebaliknya jika pemilihan strategi kurang tepat, akan
berakibat fatal pada perkembangan pribadi anak usia dini yang mengakibatkan perkembangan
anak pada usia-usia selanjutnya akan terhambat. (Mulyasa, 2017)

1
1.2 Rumusan Masalah
a. Bagaimana Pembelajaran di PAUD yang Mencakup Cara anak belajar dan
Pendekatannya?
b. Bagaimana Strategi dan Prosedur Pembelajaran?
1.3 Tujuan
a. Untuk Menjelaskan Pembelajaran di PAUD yang Mencakup Cara anak belajar dan
Pendekatannya.
b. Untuk Menjelaskan Strategi dan Prosedur Pembelajaran.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pembelajaran di PAUD yang Mencakup Cara anak belajar dan Pendekatannya
I. Pembelajaran di PAUD yang Mencakup Cara anak belajar
1. Kegiatan belajar matematika AUD
a) Keterampilan Dasar Berfikir Matematis
Pemahaman terhadap matematika meliputi beberapa konsep dasar yang saling
berkaitan. Konsep-konsep dasar ini merupakan kerangka penting untuk membangun
pemahaman terhadap matematika secara lebih mendalam. Bagi anak usia dini konsep-konsep
matematika harus dijelaskan dengan cara yang konkrit dan adanya keterlibatan secara
langsung. Konsep-konsep dasar yang dapat digunakan dalam pembelajaran untuk anak usia
dini meliputi:
 Mencocokkan (Matching)
 Mengklasifikasi/mengelompokkan
 Mengurutkan

b) Konsep matermatika Permulaan


Setelah anak terampil dalam berfikir matematis, anak lebih siap untuk mempelajar
konsep matematika lebih jauh. Konsep matematika terdiri secara : bilangan, aljabar,
geometri, pengukuran dan analisis data.
2. Kegiatan belajar sains AUD
Sains di kelompok bermain bukan hanya sekedar mencari tahu tentang daur hidup
kupu–kupu maupun terjadinya gunung meletus, akan tetapi sains juga mempelajari
pengetahuan berupa fakta atau gejala dari lingkungan sekitar dan juga bagaimana berbagai
pengetahuan tersebut menjadi berguna bagi kehidupan. Agar gejala yang ada dilingkungan
anak tersebut berguna, maka arah kegiatan sains di kelompok bermain akan memadukan
antara konsep pengetahuan dan keterampilan berpikir sebagai ilmuwan muda. Anak
memerlukan bantuan dari pendidik dan orang tua untuk mengarahkan rasa ingin tahunya.
Oleh karena itu seorang pendidik di kelompok bermain perlu mengetahui berbagai konsep
sains dan juga keterampilan berpikir seorang ilmuwan. Pendidik juga harus memahami
bagaimana cara untuk merancang kegiatan bermain sains, menata lingkungan bermain, dan
juga memberikan dukungan pada saat anak sedang melakukan kegiatan. Kegiatan belajar kali
ini akan membantu anda untuk memahami lebih dalam mengenai konsep pengetahuan sains
dan memahami berbagai keterampilan berpikir yang digunakan oleh anak pada saat anak
sedang memenuhi rasa keingtahuannya akan dunia di sekitarnya. Berikut pengetahuan yang
dapat dibangun pada anak usia dini melalui kegiatan belajar sains;
a. Keterampilan berpikir ilmiah
Dalam kegiatan sains terdapat keterampilan proses berpikir yang berkembang pada anak,
yaitu;

3
 Keterampilan dalam melakukan pengamatan
 Keterampilan dalam membandingkan
 Keterampilan dalam membuat pengelompokan
 Keterampilan mengukur
 Keterampilan dalam mengungkapkan hasil pemikiran

b. Konsep Sains dan Teknologi pada Anak Usia Dini


 Mahluk Hidup (life science)
 Pengetahuan tentang kebendaan (physical science)
 Pengetahuan lingkungan dan alam semesta (earth and space science)
 Teknologi (engineering, technology, and applications science)
3. Kegiatan Belajar Studi Sosial AUD
Pengetahuan sosial pada hakikatnya merupakan pengetahuan yang digunakan
untuk memberikan informasi sosial agar anak mengenal lingkungan dan dunia secara
sederhana sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik anak. National Council for the
Social Studies (NCSS) mendefinisikan ilmu sosial adalah ilmu yang terintegrasi dari
ilmu pengetahuan sosial dan humanistik untuk memajukan kompetensi yang sifatnya
kewarganegaraan.
Pengetahuan sosial yang sesuai untuk anak antara lain kebudayaan, sosiologi,
ekonomi, politik, antropologi, sejarah, psikologi, geogrofi dan lain-lain. Berdasarkan
Curriculum Standards for Social Studies yang dibuat oleh National Council for the
Social Studies pada tahun 1994 mengidentifikasi bahwa ada 10 (sepuluh) hal yang
dapat dipelajari anak melalui pembelajaran sosial. Pengetahuan sosial yang anak
pelajari ini dapat menjadi pengetahuan yang akan terus berkembang sesuai dengan
usia dan tahapan perkembangan anak. Adapun 10 (sepuluh) pengetahuan yang dapat
dipelajari anak, yaitu:
 Kebudayaan
 Waktu, Kelestarian, dan Perubahan;
 Orang-orang, Tempat, dan Lingkungan;
 Identitas dan Perkembangan Individu;
 Individu-individu, Kelompok-kelompok, dan Lembaga-lembaga;
 Kekuatan, Wibawa, dan Kuasa;
 Produksi, Distribusi, dan Konsumsi;
 Sains, Teknologi, dan Masyarakat;
 Hubungan Global;
 Kewarganegaraan.
4. Kegiatan belajar Bahasa dan Literasi AUD
Bahasa dapat dimaknai sebagai suatu sistem tanda, baik lisan maupun tulisan.
Bahasa merupakan sistem komunikasi antar manusia. Bahasa mencakup komunikasi
verbal dan komunikasi nonverbal. Bahasa dapat dipelajari secara teratur tergantung
pada kematangan serta kesempatan belajar yang dimiliki seseorang. Bahasa
merupakan alat untuk mempelajari pengetahuan lainya. Sebelum dia belajar

3
pengetahuan-pengetahuan lain, dia perlu menggunakan bahasa agar dapat
memperoleh pemahaman dengan baik. Dengan berbahasa, anak dapat
mengembangkan kemampuan dalam bidang menyimak dan pengucapan
bunyi/berbicara, menulis, membaca yang sangat mendukung kemampuan literasi di tingkat
yang lebih tinggi.
5. Konsep Seni dalam Pembelajaran AUD
Secara garis besar, kegiatan seni meliputi 3 (tiga) hal yaitu seni rupa atau visual
art, music dan gerak, serta drama atau bermain peran.
6. Kegiatan Pengembangan Fisik Motorik AUD
]Kegiatan untuk pengembangan motorik ini dapat dilakukan mulai dari
lingkungan rumah, lingkungan keluarga, dan juga lingkungan masyarakat. Tujuan
pengembangan motorik ini juga agar anak memiliki kebiasaan untuk hidup sehat,
bersih, menjaga lingkungannya, dan menjaga keselamatan diri. Kaitan antara tiga
perkembangan motorik tersebut dapat dgambarkan dalam piramida. Nurturing Early
Learning (2013) menyebutkan bahwa motor Skills Development includes three
strands of learning, 1) Motor skills acquisition, 2) Health and fitness, 3) Safety
awareness. Hal ini menjelaskan bahwa perkembangan motorik berkaitan dengan tiga
pengembangan kegiatan yang meliputi penguasaan keterampilan motorik, kesehatan
dan kebugaran, serta keselamatan. Hal ini juga dijelaskan dalam Permendikbud
No.137 Tahun 2014 tentang fisik-motorik sebagaimana dimaksud pada ayat (1), yaitu
 Motorik kasar, mencakup kemampuan gerakan tubuh secara terkoordinasi, lentur,
seimbang, lincah, lokomotor, non-lokomotor, dan mengikuti aturan;
 Motorik halus, mencakup kemampuan dan kelenturan menggunakan jari dan alat
untuk mengeksplorasi dan mengekspresikan diri dalam berbagai bentuk; dan
 Kesehatan dan perilaku keselamatan, mencakup berat badan, tinggi badan, lingkar
kepala sesuai usia serta kemampuan berperilaku hidup bersih, sehat, dan peduli
terhadap keselamatannya.

II. Pendekatan Pembelajaran di Lembaga PAUD


a. Pendekatan Tematik Terpadu
Pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema
untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga memberikan pengalaman yang
bermakna bagi peserta didik (Martiono dalam Saptiani, 2016 : 24). Pembelajaran
tematik lebih menekankan pada penerapan konsep belajar sambil melakukan sesuatu
(learning by doing). Oleh karena itu, guru perlu mengemas atau merancang
pengalaman belajar yang akan mempengaruhi kebermaknaan belajar siswa (Joni,
2009 : 43). Dalam model pembelajaran tematik terpadu di PAUD, kegiatan-kegiatan
yang dilakukan untuk satu tema, sub tema, sub-sub tema dirancang untuk mencapai
secara bersama-sama kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan dengan
mencakup sebagian atau seluruh aspek pengembangan (Permendikbud, 2014 : 3).

3
Pembelajaran tematik adalah salah suatu strategi pembelajaran yang melibatkan
beberapa bidang pengembangan untuk memberikan pengalaman yang bermakna
kepada anak. Adapun maksud keterpaduan dalam pembelajaran ini dapat dilihat dari
aspek proses, atau waktu, aspek kurikulum, dan aspek belajar mengajar. Pembelajaran
tematik dapat diajarkan pada anak karena pada umumnya mereka masih melihat
segala sesuatu sebagai satu keutuhan
(holistic) perkembangan fisiknya tidak pernah dapat dipisahkan dengan perkembangan
mental, sosial, dan emosional.
Penentuan tema bersikap terbuka, artinya lembaga PAUD dapat menentukan
tema sendiri dengan disesuaikan dengan minat anak, usia, situasi kelas, kondisi
lingkungan dan kesiapan guru untuk melakukan kegiatan yang akan digunakan dalam
pembelajaran.
 Tujuan, Manfaat dan Ciri-ciri Pembelajaran Tematik
Pembelajaran tematik dimaksudkan agar pelaksanaan kegiatan belajar mengajar
menjadi lebih bermakna dan utuh. Dalam pelaksanaan pembelajaran tematik perlu
mempertimbangkan antara lain alokasi waktu setiap tema, memperhitungkan banyak
dan sedikitnya bahan yang ada di lingkungan. Pilihlah tema yang terdekat dengan
anak. Serta lebih mengutamakan kompetensi dasar yang akan dicapai dari tema.
Adapun manfaat dari pembelajaran tematik, diantaranya adalah:
- Menyatukan semua program pengembangan yang meliputi aspek
perkembangan kognitif, sosial emosional, fisik, motorik kasar, motorik halus,
nilai moral dan agama, dan seni.
- Menghubungkan pengetahuan sebelumnya yang sudah dimiliki oleh anak
dengan pengetahuan yang baru anak ketahui.
- Memudahkan guru PAUD dalam pengembangan kegiatan belajar sesuai
dengan konsep dan sarana yang dimiliki lingkungan
 Sementara ciri-ciri pembelajaran tematik adalah sebagai berikut:
- Berpusat pada anak.
- Memberikan pengalaman langsung pada anak.
- Pemisahan bidang pengembangan tidak begitu jelas.
- Menyajikan konsep dari berbagai bidang pengembangan dalam suatu proses
pembelajaran.
- Bersifat fleksibel atau luwes.
- Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan
anak.
b. Pengertian Pendekatan Saintifik
Pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian
rupa agar peserta didik secara aktif mengonstruk konsep, hokum atau prinsip melalui
tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah),
merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data
dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan
mengomunikasikan konsep, hokum atau prinsip yang ditemukan. Pendekatan saintifik
terdiri dari 5 komponen, yakni: mengamati, menanya, mencoba, mengumpulkan

3
informasi, menalar dan mengomunikasikan (dalam Erni Munastiwi, 2015).
Pendekatan saintifik dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada peserta
didik dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah,
bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung pada
informasi searah dari guru. Oleh karena itu, kondisi pembelajaran yang diharapkan
tercipta diarahkan untuk mendorong peserta didik dalam mencari tahu dari berbagai
sumber melalui observasi, dan bukan hanya diberi tahu.
 Ciri-ciri Pendekatan Saintifik
- Berpusat pada siswa
- Melibatkan keterampilan proses sains dalam mengkonstruksi konsep, hokum
atau prinsip.
- Melibatkan proses-proses kognitif yang potensial dalam merangsang
perkembangan intelektual, khususnya keterampilan berpikir tingkat tinggi
siswa.
- Dapat mengembangkan karakter siswa.
 Tujuan Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik
Tujuan pembelajaran dengan dengan pendekatan saintifik didasarkan pada
keunggulan pendekatan tersebut. Beberapa tujuan pembelajaran dengan pendekatan
saintifik adalah sebagai berikut:
- Untuk meningkatkan kemampuan intelek, khususnya kemampuan berpikir
tingkat tinggi siswa.
- Untuk membentuk kemampuan siswa dalam menyelesaikan suatu masalah
secara sistematik.
- Terciptanya kondisi pembelajaran dimana siswa merasa bahwa belajar itu
merupakan suatu kebutuhan.
- Diperolehnya hasil belajar yang tinggi.
- Untuk melatih siswa dalam mengomunikasikan ide-ide, khususnya dalam
menulis artikel ilmiah.
- Untuk mengembangkan karakter siswa.

2.2 Strategi dan Prosedur Pembelajaran


I. Strategi pembelajaran
Strategi pembelajaran PAUD dapat diartikan dengan hal-hal yang berkaitan
dengan kegiatan, baik prosedur, langkah, maupun metode dan teknik yang dipilih
untuk mempermudah, memfasilitasi, dan memberi bantuan yang lain kepada siswa
dalam mencapai tujuan-tujuan instruksional. Strategi pembelajaran menurut Mulyasa
(2017:62) adalah pola umum rencana interaksi antara siswa dengan guru dan sumber
belajar lainnya pada suatu lingkungan belajar guna mencapai tujuan pembelajaran
tertentu. Sedangkan menurut Madjid (2013:8) strategi pembelajaran adalah suatu
rencana tindakan dalam rangkaian kegiatan yang termasuk didalamnya penggunaan
metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau kekuatan dalam pembelajaran.
Pendapat dari Isriani dan Dewi (2015:12) memaknakan strategi terkait pembelajaran

3
adalah pola-pola umum kegiatan guru dan anak didik dalam mewujudkan kegiatan
belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang digariskan. Pada intinya dari berbagai
pendapat tersebut menunjukkan bahwa strategi pembelajaran masih bersifat
perencanaan dalam pembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu.
Ilmu dan seni yang menggunakan sumber daya dalam pembelajaran anak usia
dini juga merupakan pengertian dari strategi pembelajaran, yang mana artinya dapat
diterima dengan mudah. Strategi pembelajaran untuk anak usia dini berorientasi pada
tujuan yang mengarah pada perkembangan, disesuaikan dengan karakteristik anak,
metode yang bervariasi, aktif, inovatif, menyenangkan, dan kegiatan-kegiatan yang
tepat, aman, nyaman, menarik, waktu yang cukup, dan diikuti dengan evaluasi
partisipatif yang saling berkaitan. Kesesuaian

3
strategi pembelajaran dengan sasaran (kemampuan awal, karakteristik, yang kaitannya
dengan latar belakang dan status sosial, serta perbedaan kepribadian). Kemampuan strategi
pembelajaran (kelompok dan individu).
Unsur-unsur dari strategi pembelajaran ialah :
 Menetapkan spesifikasi dan kualifikasi tujuan pembelajaran
 Mempertimbangkan dan memilih sistem pendekatan pembelajaran yang dipandang
paling efektif
 Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah atau prosedur, metode dan
teknik pembelajaran
 Menetapkan norma-norma dan batas minimum ukuran keberhasilan dan ukuran baku
keberhasilan
Tujuan dari strategi pembelajaran:
 Memberikan isi pembelajaran
 Tercapainya tujuan pembelajaran
 Tercapainya hasil belajar yang baik
Prinsip-prinsip pembelajaran anak usia dini
 Berorientasi pada tujuan
 Aktivitas
 Individualis
 Integritas
 Interaktif
 Insipiratif
 Menyenangkan
 Menantang
 Motivasi
Strategi pembelajaran sangat dibutuhkan bagi seluruh dunia pendidikan, agar
proses belajar mengajar dapat tercapai dengan maksimal. Adanya strategi
pembelajaran PAUD diharapkan anak peserta didik bekerja secara menyeluruh dan
peran guru hanya sebagai fasilitator yang dapat ngemong serta among. Tercapainya
suatu tujuan dapat diperoleh dari sebagaimana kedua belah pihak menjalankan dengan
sebaik-baiknya
II. Prosedur pembelajaran
a. Komponen-komponen perangkat pembelajaran untuk AUD
 Merumuskan tujuan
 Memilih materi pembelajaran (pengalaman belajar)
 Memilih Metode dan Media Pembelajaran
 Perencanaan asesmen
 Evaluasi
b. Penyusunan Prosem, RPPM, dan RPPH
c. Penyusunan Materi, Sumber dan Media Pembelajaran, Kegiatan Pembelajaran
dan Lembar Kerja Anak

9
d. Penyusunan instrumen penilaian
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Strategi pembelajaran dapat dikatakan efektif ketika memiliki tujuan yang jelas
sesuai dengan karakteristik siswa, terdapat penetapan pendekatan untuk mencapai
tujuan, penetapan prosedur dengan pertimbangan tertentu secara konsisten, serta
penilaian keberhasilan pembelajaran pada anak. Selain itu yang perlu diperhatikan
rasio guru dan siswa, hubungan guru dan siswa, peran guru dalam pengolahan materi
dan pengelolaan kelas (Mulyasa, 2017).
Strategi pembelajaran yang dapat dilakukan oleh seorang pendidik adalah
dengan menyediakan kegiatan pembelajaran yang nyaman dan menyenangkan. Dalam
hal ini guru dituntut mampu mengembangkan keterampilan, keahlian, pengetahuan,
dan tuntutan melahirkan guru yang mampu mengembangkan ide dan kreatif yang
mereka miliki Nasehudin dalam Lestariningrum et al (2021).
Bermain bagi anak adalah kegiatan yang serius tetapi menyenangkan. Bermain
adalah salah satu pendekatan dalam melaksanakan kegiatan pendidikan untuk anak
usia dini. Dengan menggunakan strategi, metode/bahan dan media yang menarik,
permainan dapat diikuti anak secara menyenangkan. Seperti dipaparkan oleh Mulyasa
bahwa jenis-jenis bermain yang dapat digunakan sebagai metode pembelajaran bagi
anak usia dini yaitu bermain sosial, dengan benda, dan bermain peran. Metode
pembelajaran tersebut masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Tapi, yang
terpenting adalah ketika bermain harus disesuaikan dengan minat dan bakat para
anak-anak usia dini. Sehingga tujuan pendidikan bagi anak-anak usia dini dapat
tercapai secara maksimal.

9
DAFTAR PUSTAKA

Hardini, Isriani dan Puspitasari, Dewi, 2015, Strategi Pembelajaran Terpadu (teori, konsep
dan implementasi), Cet.I, Yogyakarta: Familia.
Jensen Eric, (2010), Guru Super dan Super Teaching, Edisi Keempat, Indeks, Jakarta.
Joni. 2009. Pembelajaran Tematik pada Anak Usia Dini. (Jurnal: Mahasiswa Pascasarjana
UPI Bandung,).
Lestariningrum, A., Lailiyah, N., Ridwan, Wijaya, I. P., Wulansari, W., Iswantiningtyas, V.,
Utomo, H. B., Yulianto, D., & Dwiyanti, L. (2021). Inovasi Pembelajaran Anak Usia
Dini. CV. Bayta Cendekia Indonesia.
Madjid, Abdul, 2013, Strategi Pembelajaran, Cet.II, Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Mulyasa. 2017. Startegi Pembelajaran PAUD. Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA.
Munatiwi, Erni. “Implementasi Pendekatan Saintifik pada Pembelajaran Pendidikan Anak
Usia Dini (PAUD)." 2015. Al-Athfal: Jurnal Pendidikan Anak. Volume 1 Nomor 2
Juni. 43-50.
Permendikbud No.137 Tahun 2014

10

Anda mungkin juga menyukai