Anda di halaman 1dari 17

TATA KELOLA PENGEMBANGAN KURIKULUM TINGKAT

SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

“Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Kurikulum”

Disusun oleh :

Zulkarnain

Dosen pengampu :

Nelly Agustina, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM DARUL ARAFAH

SUMATERA UTARA

2020
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Puji syukur kami penjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Tata
Kelola Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan” makalah ini
merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata kuliah Pengembangan
Kurikulum di Sekolah Tinggi Agama Islam Darul Arafah.
Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik
pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami
miliki. Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan
makalah ini, khususnya kepada Dosen kami yang telah memberikan tugas dan
petunjuk kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini..

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

                                              
            Lau Bekeri, 08 Oktober 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................. 2
C. Tujuan Penulisan.................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN
A. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)................................... 3
B. Konsep Kurikulum PAUD.................................................................... 6
C. Tata Cara Penyusunan KTSP................................................................ 7
BAB III PENUTUP......................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manajemen pendidikan merupakan suatu bentuk tata cara kerjasama
antar pihak pendidikan demi pencapaian target yang telah ditetapkan
berkaitan dengan manajer yang melakukan tugas administrasi pendidikan
penataan, pengaturan, pengelolaan. Kita mengetahui ilmu manajemen
memberikan pemahaman tentang tata cara penelitian, menganalisis serta
pemecahan masalah-masalah yang berkaitan dengan manajerial dan telah
dilakukan dari dulu hingga berkembang pesat seiring kemajuan teknologi di
era globalisasi.
Aktivitas manajemen pendidikan anak usia dini mencakup banyak bagian
dan sub bagiannya yang diklasifikasikan satu diantaranya adalah tata kelola
PAUD. Tata kelola terdiri atas dua suku kata; tata dan kelola. Arti tata di
KBBI adalah cara mengurus (menjalankan) perusahaan dan sebagainya. Tata
kelola PAUD sangat komplek dan banyak diantara komponen kegiatan-
kegiatan yang saling terkait satu sama lain misalnya; menyangkut
administrasi murid, administrasi kurikulum include rancang bangun RPPH,
RPPM, Prosem, jadwal kegiatan, melakukan supervisi monitoring, membuat
daftar hadir, melaksnakan penilaian, menyiapkan administrasi guru dan
tenaga kependidikan, penataan lingkungan sekolah dan inventaris, sarana dan
prasarana, segala bentuk surat menyurat, pencatatan dokumen keuangan-
perencanaan belanja, uang masuk/ keluar, serta administrasi dokumen kerja
sama dengan orangtua, pemerintah, perusahaan, dan pecinta peduli
pendidikan, tokoh adat/ budaya, tokoh agama.
Dari paparan di atas, maka tulisan ini diberi judul “Tata Kelola
Pendidikan Anak Usia Dini”, dalam upaya mewujudkan salah satu kunci
pengembangan karakter sederhana yang merupakan gambaran keteladanan
lembaga sekolah.

1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan kurikulum KTSP?
2. Bagaimana konsep KTSP di PAUD?
3. Bagaimana tata cara penyusunan kurikulum?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini untuk menjawab pertanyaan-
pertanyaan dari rumusan masalah di atas.
1. Untuk mengetahui pengertian kurikulum KTSP
2. Untuk mengetahui konsep KTSP di PAUD.
3. Untuk mengetahui tata cara penyusunan kurikulum.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)


1. Pengertian Kurikulum KTSP
Kurikulum merupakan suatu program pendidikan yang berisikan
berbagai bahan ajar dan pengalaman belajar yang diprogramkan,
direncanakan secara sistemik atas dasar norma-norma yang berlaku
yang dijadikan pedoman dalam proses pembelajaran bagi tenaga
kependidikan dan peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan.1
Kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) diartikan sebagai
kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan di masing-masing
satuan pendidikan. KTSP terdiri atas: tujuan pendidikan tingkat satuan
pendidikan struktur dan muatan KTSP kalender pendidikan silabus.2
Menurut Rusman KTSP adalah kurikulum dalam pelaksanaannya
mengacu pada standar nasional pendidikan, yakni bentuk operasional
yang disusun dan dilaksanakan oleh unit-unit pendidikan tertentu.
Menurut Muhammad Joko Susilo Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) merupakan salah satu upaya pemerintah
untukmencapai keunggulan masyarakat bangsa dalam penguasaan ilmu
dan teknologi seperti digariskan dalam haluan Negara. Sedangkan
menurut Wina Sanjaya pengertian KTSP sama dengan undang-
undang SNP pasal 1 ayat 5, yaitu kurikulum operasional yang
disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing unit pendidikan.3
Definisi lain dari KTSP adalah kurikulum operasional yang
disusun, dikembangkan dan dilaksanakan oleh setiap satuan pendidikan
yang sudah siap dan mampu mengembangkannya, dengan
memperhatikan undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem

1
Dakir, Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), h. 3.
2
Nana syaodih sukmadinata, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktik, (Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya, 2009), h. 150-151.
3
Wina Sanjaya, Kurikulum & Pembelajaran: Teori & Praktik pengembangan
kurikulum tingkat satuan pendidikan, (Jakarta: Prenada Media Group, 2008), h. 128.

3
pendidikan nasional pasal 36.4 Dalam menyusun, mengembangkan, dan
melaksanakan KTSP harus memperhatikan standar nasional pendidikan.
Standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi, proses,
kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana,
pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian pendidikan yang harus
ditingkatkan secara berencana dan berkala.5 Berdasarkan pendapat para
ahli diatas maka penulis dapat menyimpulkan tentang KTSP, yaitu suatu
bentuk kurikulum yang disusun dan dibuat oleh masing-masing unit
pendidikan dan disesuaikan dengan kondisi pendidikan di unit tersebut.
2. Kerangka Dasar Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan disusun dalam rangka
memenuhi amanat yang tertuang dalam UU Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah (PP) RI
Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.6
Peraturan pemerintah yang kemudian mengatur persoalan ini yaitu
Peraturan Pemerintah (PP) RI Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan (SNP). Dalam PP ini disebutkan bahwa Standar
Nasional Pendidikan yaitu kriteria minimal tentang system pendidikan
diseluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia.7
Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan jenjang
pendidikan dasar dan menengah mengacu pada Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi,
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006.
Tentang Standar Kompetensi, Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan,
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2006 tentang
Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 dan 23,

4
Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006),
h. 12.
Tim Redaksi Nuansa Aulia, UU Sisdiknas, (Bandung: Nuansa Aulia, 2006), h. 121.
5

Masnur Muslich, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan; Dasar Pemahaman dan


6

Pengembangan Pedoman Pengelola Lembaga Pendidikan, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2007), h. 1.
7
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
NasionalPendidikan, Bab I, Pasal 1 ayat (1).

4
dan berpedoman pada panduan yang disusun oleh Badan Standar
Nasional Pendidikan (BSNP).
3. Fungsi Kurikulum KTSP
Kurikulum sebagai komponen penting dalam pendidikan memiliki
banyak fungsi. Fungsi-fungsi kurikulum tersebut diantaranya :8
a. Fungsi penyesuaian
Dalam fungsi ini harus mampu menata keadaan masyarakat agar
dapat dibawa ke lingkungan sekolah untuk dijadikan objek pelajaran
para siswa.
b. Fungsi pengintegrasian
Kurikulum harus mampu menyiapkan pengalaman-pengalaman
belajar yang dapat mendidik pribadi yang terintegrasi karena
individu-individu yang berada di sekolah merupakan bagian dari
masyarakat yang baru mampu melakuakn pengintegrasian sesuai
dengan norma-norma masyarakat.
c. Fungsi pembedaan
Kurikulum harus mampu melayani pengembangan-
pengembangan potensi individu yang berbeda yang akan hidup
terjun di lingkungan masyarakat.
d. Fungsi penyiapan
Kurikulum harus mampu mempersiapkan anak didik agar dapat
melanjutkan studi atau meraih ilmu pengetahuan yang lebih tinggi
dan mendalam. Kurikulum juga harus menyiapkan seperangkat
pengalaman-pengalaman belajar yang siap di analisis oleh anak-
anak didik untuk bekal hidup bermasyarakat nantinya.
e. Fungsi pemilihan
Kurikulum harus berupaya menyiapkan program yang mampu
mengembangkan bakat siswa. Kurikulum juga harus melakukan
penyeleksian secara selektif terhadap pengalaman belajar yang
memungkinkan anak didik mengembangkan bakatnya dengan
memperhatikan perbedaan individu siswa.

Muhaimin, Pengembangan Model Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Pada


8

Sekolah & Madrasah, (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2008), h. 29.

5
f. Fungsi diagnosis
Kurikulum harus mampu memecahkan masalah-masalah di
lingkungan masyarakat, sehingga siswa menyadari kelemahan dan
kelebihannya serta dapat memperbaiki dirinya dengan bimbingan
dan pengarahan guru.

B. Konsep Kurikulum PAUD


Kurikulum secara konsep merupakan merupakan rencana kegiatan atau
dokumen tertulis yang mencakup strategi untuk mencapai tujuan
(Rrnstein, 2004 : 10). NAEYC (National Association for the Education of
Young Children), yang merupakan himpunan lembaga ke-PAUD-an dunia
menjabarkan bahwa kurikulum dapat dilihat dari arti dalam proses
pelaksanaannya terlebih dahulu. Bahwa kurikulum di dalamnya mencakup
seluruh perkembangan anak dan seluruh disiplin ilmu yang ada serta
disesuaikan dengan karakteristik peserta didik. Kurikulum juga
menyesuaikan dengan kebutuhan daerah dan perkembangan jaman agar
kebermanfaatannya dapat dicapai (Gestwicki, 2007 : 61) :
Lembaga PAUD merupakan lembaga pendidikan tingkat paling dasar
sebagai peletak berbagai kemampuan di awal kehidupan anak. Karenanya
perencanaan kegiatan sebaiknya dibuat dengan sistematis agar dapat
mencapai tujuan pengembangan potensi anak. Perencanaan kegiatan dapat
mengacu pada kurikulum yang sudah ada. PAUD melaksanakan kegiatan
pembelajaran dalam tiga jalur, yaitu formal, nonformal, dan informal.
Kurikulum yang digunakan pun dirancang berbeda sesuai usia anak yang
dilayani.
1. PAUD Formal
PAUD formal saat ini menggunakan kurikulum 2004 yang sering
disebut dengan kurikulum berbasis kompetensi (KBK) untuk
menggantikan kurikulum sebelumnya (kurikulum 1994). KBK
merupakan kurikulum secara nasional sebagai standar minimal yang
dapat dikembangkan. Pengembangan KBK dapat diwujudkan dalam

6
bentuk kurikulum satuan tingkat pendidikan (KTSP) yang disusun pada
tingkat sekolah dan disesuaikan dengan visi, misi, dan tujuan sekolah.
2. PAUD Nonformal
PAUD nonformal banyak menggunakan Menu Generik sebagai
acuan pelaksanaan pembelajaran atau pun kegiatan pengembangan
lainnya. Menu Generik memuat berbagai indikator yang dapat
dikembangkan pendidik pada seluruh aspek perkembangan dan tahapan
usia anak.

C. Tata Cara Penyusunan Kurikulum


Kurikulum secara nasional sudah tersusun, namun tidak semua lembaga
pendidikan harus menggunakan kurikulum yang menasional tersebut.
Beberapa lembaga memilih untuk mengembangkan kurikulum yang ada
secara nasional tersebut dengan menyesuaikannya pada situasi kondisi
lingkungan lembaga sekolah. Kurikulum yang telah dikembangkan ini
disebut sebagai Tingkat Satua Pendidikan (KTSP), yaitu kurikulum yang
disusun dan dikelola oleh masing-masing satuan pendidikan secara otonom.
Komponen-komponen yang termuat dalam KTSP mencakup dua dokumen,
yaitu :
1. DOKUMEN I
Dokumen I dalam KTSP terdiri dari empat BAB berisi Pendahuluan,
Tujuan Pendidikan, Struktur dan Muatan Kurikulum, dan Kalender
Pendidikan. Masing-masing BAB dijabarkan seperti berikut :

a. BAB I. Pendahuluan
Pendahuluan berisi penjabaran :
1) Latar Belakang (Dasar Pemikiran Penyusunan KTSP)
Latar belakang merupakan penjabaran alasan
pengembangan kurikulum. Di sini dibahas dua hal sebagai
pertimbangan mengapa sebuah pengembangan kurikulum perlu
ada, yaitu kenyataan yang ada di lapangan dan harapan
pengembang kurikulum. Kenyataan berisi mengenai berbagai

7
fakta yang menjelaskan keadaan lapangan yang menuntut segera
dikembangkannya sebuah kurikulum yang sudah ada. Fakta ini
bisa diperoleh melalui penelitian pendahuluan, baik penelitian
lapangan maupun kajian pustaka. Kajian pustaka yang dimaskud
berupa kegiatan kajian fakta-fakta yang diperoleh melalui surat
kabar, berita, maupun dokumen pemerintah.
Kedua adalah harapan pengembang kurikulum, berisi
berbagai hal yang diharapakan jika kurikulum tersebut
dikembangkan dari kurikulum yang sudah ada. Harapan yang
disusun memperhatikan kemampuan lembaga, dari segi SDM
maupun SDA. Jika harapan dan kenyataan yang ada
terdapat kesenjangan, berarti ada masalah yang harus
dipecahkan melalui kurikulum yang baru. Dan hal ini dapat
dijadikan alasan kuat mengapa perlu ada pengembangan
kurikulum ini.
2) Analisis SWOT Kondisi Sekolah
Analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities,
and Threats) perlu dilakukan untuk mengetahui berbagai
faktor, baik pendukung maupun penghambat jika sebuah
kurikulum akan dikembangkan di wilayah sekitar lembaga.
Analisis SWOT terdiri dari unsur :

a) Kekuatan (Strengths)
Kekuatan merupakan unsur-unsur yang dapat dijadikan
pendukung bagi pengembangan kurikulum ini. Kekuatan
dapat berupa material muapun nonmaterial. Misalnya
kekuatan dari segi material adalah tersedianya dana yang
cukup bagi lembaga untuk mengembangkan kurikulum
yang sesuai. Kekuatan juga dapat berupa imaterial, seperti
kompetensi guru yang kreatif sehingga dapat
mengembangkan kurikulum yang kreatif pula.

8
b) Kelemahan (Weaknesses)
Kelemahan merupakan faktor penghambat bagi
pelaksanaan pengembangan kurikulum. Faktor ini sama
dengan faktor kekuatan, dapat bersifat material dan
imaterial. Misalnya, pengelola PAUD tidak mendukung
pelaksanan pengembangan kurikulum karena dirasa Menu
Generik saja sudah cukup memadai untuk dijadikan acuan
pembelajaran.
c) Peluang (Opportunities)
Peluang merupakan kesempatan, celah, atau alternatif,
yang berarti bahwa unsur ini merupakan berbagai peluang
dan alternatif bagi pelaksanaan pengembangan kurikulum.
Misalnya dukungan pemerintah pada proses pengembangan
kurikulum.
d) Ancaman (Threats)
Ancaman merupakan unsur yang dapat menggagalkan
proses dan pelaksanaan pengembangan kurikulum.
Misalnya ada sekolah di dekat lembaga yang telah memiliki
kurikulum yang kreatif dan berciri khas sendiri sehingga
pengembangan yang akan dilakukan butuh pemikiran ekstra
agar lebih kreatif dari yang sudah ada.

b. BAB II. Tujuan Pendidikan


BAB II berisi tentang tujuan pendidikan yang mecakup :
1) Filosofi
Sekolah menentukan filosofi yang akan dijadikan acuan
bagi pengembangan kurikulum agar tidak melenceng dari
falsafah bangsa dan kebutuhan sekolah. Filosofi
pengembangan kurikulum memperhatikan pada budaya
bangsa, perkembangan anak, keadaan wilayah, kemajuan jaman,
dan kebutuhan masyarakat akan pendidikan.

9
2) Visi Sekolah
Visi merupakan cita-cita utama sekolah yang dijabarkan
dalam kalimat. Visi ini tidak lebih dari satu kalimat. Beberapa
sekolah menjadikan visi ini sekaligus sebagai motto sekolah
agar mudah diingat masyarakat. Contoh visi yang sudah ada
adalah menciptakan generasi unggul, cerdas, dan bermartabat.
3) Misi Sekolah
Misi merupakan penjabaran agar visi tercapai, atau lebih
singkatnya adalah cara mencapai visi. Hal ini memungkinkan
bahwa misi dapat lebih dari satu kalimat uraian. Jika visi
sekolah seperti di atas, maka misi berisi cara untuk mencapai
generasi yang unggul bagaimana, menciptakan generasi yang
cerdas, bagimana, dan bagaimana melahirkan generasi yang
bermartabat.
4) Tujuan Sekolah
Tujuan sekolah terlahir dari misi yang ada dan merupakan
harapan terhadap lulusan yang dihasilkan. Cara yang
dijabarkan dalam misi dapat diuraikan menjadi tujuan.
Misalnya dari penjabaran misi generasi unggul dapat dilahirkan
tujuan sekolah berupa “mengembangkan potensi anak sesuai
karakteristiknya”

5) Prinsip Pembelajaran
Prinsip pembelajaran perlu disusun agar pelaksanaan
kurikulum yang telah dikembangkan tetap pada jalurnya. Prinsip
dapat disusun dengan mengadopsi dari perkembangan anak,
budaya dan adat istiadat daerah, ataupun tuntutan perkembangan
jaman. Contoh bunyi prinsip pembelajaran yang pernah disusun
adalah “pembelajaran berpusat pada anak”.
6) Tata Tertib

10
Jika prinsip pembelajaran telah disusun, maka perlu ada tata
tertib pelaksanaan pembelajaran yang juga dimuat dalam
pengembangan kurikulum agar pelaksanaannya tidak melanggar
karakteristik anak, budaya, dan filosofi sekolah. Tata tertib
diberlakukan pada sekolah, guru, dan orang tua sebagai
pengguna.
c. BAB III. Struktur Dan Muatan Kurikulum
Merupakan inti isi kurikulum, di dalamnya memuat menu
pembelajaran yang akan dijadikan acuan pembelajaran sepanjang
tahun. Struktur meliputi kurikulum inti dan kurikulum institusional
atau muatan lokal dan berisi alokasi waktu pada masing-masing
aspek. Misalnya muatan lokal mendapat alokasi waktu berapa
jam, dan sebagainya.
Isi kurikulum disusun dengan memperhatikan komponen anak,
pendidik, pembelajaran, asesmen, dan pengelolaan pembelajarannya
itu sendiri. Anak memperhatikan sasaran layanan usia di
sekolah, pendidik memperhatikan kompetensi lulusan dan
kualifikasi pendidikan, pembelajaran memperhatikan
pengelompokkan usia, asesmen dengan menyusun acuan
pemantauan perkembangan anak dalam pembelajaran, dan
pengelolaan pembelajaran berisi satuan kegiatan dari tahunan
hingga ke harian

.
1) Bidang Pengembangan
Bidang pengembangan atau aspek perkembangan
merupakan perkembangan yang akan dilatihkan selama proses
pembelajaran sesuai dengan usia dan karakteristik anak. Jika
pengembangan kurkikulum mengacu pada kurikulum PAUD
formal, maka akan ada lima bidang pengembangan. Namun jika
mengacu pada kurikulum PAUD nonformal akan terdapat enam
aspek perkembangaan.

11
2) Muatan Lokal
Muatan lokal merupakan isi kurikulum yang akan
menjadi ciri khas sebuah sekolah sesuai dengan kegiatan
khas dari masyakarat sekitar. Jika sekolah berada di
lingkungan penghasil gerabah, maka mulok yang ada adalah
handy craft.
3) Kegiatan Pengembangan Diri
Kegiatan pengembangan diri berupa kegiatan
ekstrakurikuler yang merupakan upaya pembentukan watak dan
kepribadian anak melalui kegiatan penyaluran minat, bakat,
hobi, kepribadian, dan kreativitas. Ekstrakuler yang disesuaikan
dengan minat, bakat, hobi, kepribadian, dan kreativitas sebagian
besar anak. Misalnya, menari, melukis, dan sebagainya.
4) Pengaturan Beban Mengajar
Pembagian alokasi waktu agar indikator dapat
dikembangkan dengan merata. Contoh pengaturan beban
mengajar yang telah dibuat (PAUD TUNAS CERIA):
Jp/hari Hari Minggu efektif/ Waktu Jp/tahun
(1 jp=30 mnt) efektif/minggu tahun pembelajaran/thn
4 jp 2 hari 36 minggu 2 hari x 36 72 hari x 4
minggu jp
= =
72 hari 288 jp

d. BAB IV. Kalender Pendidikan


Berisi tentang pengaturan waktu pembelajaran selama setahun
yang disesuaikan pada kebutuhan daerah, peserta didik dan
pemerintah daerah maupun pusat. Dalam kalender dijabarkan juga
sistem pembelajaran yang dianut, menggunakan triwulan, catur
wulan, atau semester. Memuat juga waktu pelaksanaan pembelajaran
sehari-hari, dimulai jam berapa dan kapan berakhirnya.
2. DOKUMEN II
Dokumen II KTSP berisi pengembangan silabus yang merupakan
perencanaan tahunan, semester/bulanan, mingguan, dan harian. Dokumen

12
II berisi inti pembelajaran yang akan dilaksanakan selama satu tahun ke
depan.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kurikulum merupakan suatu program pendidikan yang berisikan
berbagai bahan ajar dan pengalaman belajar yang diprogramkan,
direncanakan secara sistemik atas dasar norma-norma yang berlaku yang
dijadikan pedoman dalam proses pembelajaran bagi tenaga kependidikan dan
peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan.
Kurikulum secara konsep merupakan merupakan rencana kegiatan atau
dokumen tertulis yang mencakup strategi untuk mencapai tujuan, yang
merupakan himpunan lembaga ke-PAUD-an dunia menjabarkan bahwa
kurikulum dapat dilihat dari arti dalam proses pelaksanaannya terlebih
dahulu.
Kurikulum secara nasional sudah tersusun, namun tidak semua lembaga
pendidikan harus menggunakan kurikulum yang menasional tersebut.
Beberapa lembaga memilih untuk mengembangkan kurikulum yang ada
secara nasional tersebut dengan menyesuaikannya pada situasi kondisi
lingkungan lembaga sekolah.
Komponen-komponen yang termuat dalam KTSP mencakup dua
dokumen, yaitu :
1. DOKUMEN I
Dokumen I dalam KTSP terdiri dari empat BAB berisi Pendahuluan,
Tujuan Pendidikan, Struktur dan Muatan Kurikulum, dan Kalender
Pendidikan.
2. DOKUMEN II
Dokumen II KTSP berisi pengembangan silabus yang merupakan
perencanaan tahunan, semester/bulanan, mingguan, dan harian. Dokumen
II berisi inti pembelajaran yang akan dilaksanakan selama satu tahun ke
depan.

13
DAFTAR PUSTAKA

Dakir, Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum, Jakarta: Rineka Cipta, 2004.


Muhaimin, Pengembangan Model Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
Pada Sekolah & Madrasah, Jakarta: PT Raja grafindo Persada 2008.
Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya,
2006.
Muslich, Masnur. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan; Dasar Pemahaman dan
Pengembangan Pedoman Pengelola Lembaga Pendidikan, Jakarta: PT. Bumi
Aksara, 2007.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar NasionalPendidikan, Bab I, Pasal 1 ayat (1).
Sanjaya,Wina. Kurikulum & Pembelajaran: Teori & Praktik pengembangan
kurikulum tingkat satuan pendidikan, Jakarta: Prenada Media Group, 2008.
Syaodih, Sukmadinata, Nana. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktik,
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009.
Tim Redaksi Nuansa Aulia, UU Sisdiknas, Bandung: Nuansa Aulia, 2006.

14

Anda mungkin juga menyukai