LISNAWATI E4322320072
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT,yang telah memberi taufik
dan hidayahNya kepada kita semua. Sholawat serta salam semoga tercurah
limpahkan kepada Junjungan Nabi Muhammad SAW beserta keluarga,sahabat
serta kita selaku pengikutnya.
Sehingga pada kesempatan ini penyusun dapat menyelesaikan penyusunan
makalah dengan baik. Makalah ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk
mengikuti mata kuliah “ SAINS UNTUK AUD”.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna. Oleh
karena itu penyusun membuka diri untuk menerima kritik dan saran yang
konstruktif. Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi pelaksanaan
pembelajaran di sekolah khususnya, dan di dunia pendidikan pada umumnya.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Karakteristik anak usia dini adalah aktif melakukan berbagai eksplorasi dalam
kegiatan bermain, maka sesuai dengan karakteristik tersebut proses
pembelajarannya ditekankan pada aktivitas dalam bentuk belajar sambil bermain
yang menekankan pada pengembangan potensi di bidang fisik, intelegensi, sosial-
emosional bahasa dan komunikasi menjadi kompetensi/kemampuan yang secara
aktual dimiliki anak. Sesuai dengan keunikan dan pertumbuhan anak usia dini
maka penyelenggaraan pendidikan bagi anak usia dini disesuaikan dengan tahap-
tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini.
1
2
B. Rumusan Masalah
3
4
Adapun bermain pada anak usia dini dalam pandangan ahli dapat di uraikan
sebagai berikut:
1. Proses kegiatan belajar pada anak usia dini harus dilaksanakan berdasarkan
prinsip belajar melalui bermain.
6
2. Proses kegiatan belajar pada anak usia dini dilaksanakan dalam lingkungan
yang kondusif dan inovatif baik didalam ruangan maupun diluar lingkungan.
3. Proses kegiatan belajar anak usia dini harus diarahkan pada pengembangan
potensi kecerdasan secara menyeluruh.
Arti bermain bagi anak berdasarkan pengamatan, pengalaman, dan hasil penelitian
para ahli dapat dikatakan bahwa bermain mempunyai arti sebagai berikut :
1. Anak memperoleh kesempatan mengembangkan potensi-potensi yang ada
padanya.
2. Anak akan mnemukan dirinya yaitu kelemahan dan kekuatan dirinya,
kemampuannya, serta minat dan kebutuhannya.
3. Memberikan peluang bagi anak untuk berkembang seutuhnya, baik fisik,
intelektual, bahasa dan prilaku (psikologi dan emosional)
4. Anak terbiasa menggunakan seluruh aspek panca indranya sehingga terlatih
dengan baik.
5. Secara alamiah memotivasi anak untuk mengetahui sesuatu lebih mendalam
lagi.
Cara mengimplementasikan arti bermain dalam kegiatan di PAUD yaitu terlebih
dahulu kita harus tahu prinsip pembelajaran pada anak usia dini tersebut.
Bahwasanya prinsip tersebut adalah belajar sambil bermain, bermain seraya belajar.
Melalui bermain anak diajak untuk bereksplorasi, menemukan, memanfaatkan,
objek=objek yang dekat dengannya sehingga pembelajaran menjadi bermakna .
D. BELAJAR TERPADU DI PAUD
Dalam pembelajaran terpadu atau disebut juga dengan pembelajaran tema, semua
bidang pengembangan pada kurikulum (baik kognitif, bahasa, fisik/motorik, seni,
moral dan nilai-nilai agama) dijabarkan ke dalam kegiatan-kegiatan belajar yang
saling terintergrasi dan berpusat pada satu tema yang dipilih.
Semua kegiatan pembelajaran tersebut hendaknya melibatkan pengalaman
langsung (hands on experince), karena hal ini memungkinkan anak
menggeneralisasikan pengetahuan dan keterampilannya dari satu pengalaman ke
pengalaman lainnya (Eliason dan Jenkin, 1994).
Adapun dalam pemilihan tema hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip sebagai
berikut:
Kedekatan : Tema hendaknya dipilih dimulai dari tema yang terdekat dengan
kehidupan anak kepada tema yang semakin jauh dari kehidupan anak.
Kesederhanaan : Tema hendaknya dipilih mulai dari tema-tema yang sederhana
kepada tema-tema yang lebih rumit bagi anak. Pendidik dapat menentukan tema
8
yang lebih sederhana agar tema dapat lebih efektif dan fokus. Contoh: tema
“Binatang”, menurut Pendidik masih terlalu rumit dan luas, pendidik bersama anak
dapat menentukan tema yang lebih sempit misal: tema “komodo keajaiban alam
dunia”.
Kemenarikan : Tema hendaknya dipilih mulai dari tema-tema yang menarik minat
anak kepada tema-tema yang kurang menarik minat anak. Tema-tema tertentu dapat
dibuat lebih menarik dan dibedakan antara tema KB, TK A maupun TK kelompok B,
agar anak didik tertarik dan tidak akan membosankan anak karena pengulangan tema
yang sama dengan sub tema yang sama. Contoh: Tema pekerjaan.
Keinsidentalan : Peristiwa atau kejadian di sekitar anak (sekolah) yang terjadi pada
saat pembelajaran berlangsung hendaknya dimasukkan dalam pembelajaran
walaupun tidak sesuai dengan tema yang dipilih pada hari itu, tujuannya agar anak
mendapat pengalaman yang bermakna pada peristiwa khusus walaupun hanya
beberapa hari atau satu minggu.
E. Rencana pembelajaran
Dalam bukunya Reaching Potentials: Appropriate Curriculum and Assessment
for Young Children, Bredekamp dan Rosegrant (1992), menyarankan agar
pengembangan kurikulum untuk PAUD mengikuti pola sebagai berikut :
Berdasarkan keilmuan PAUD Mengembangkan anak menyeluruh Relevan,
menarik, dan menentang
Mempertimbangkan kebutuhan anak Mengembangkan kecerdasan Menyenangkan
Fleksibel Unified dan integrated
Untuk mengembangkan kurikulum, sebaiknya guru perlu memperhatikan hal-hal
tersebut :Dasar filosofi dan model TK mana yang akan dipakai, misalnya model
Froebel atau model Montessori.
Dasar yuridis yaitu aturan-aturan dari pemerintah yang berlaku secara nasional
Prinsip dasar keilmuan PAUD, teori perkembangan anak, teori belajar, dan
pembelajaran anak usia dini. Kebutuhan anak dan pengetahuan awal yang telah
dimilikinya Kebutuhan masyarakat dan kecendrungan perubahannya. Kemampuan
guru dan ketresediaan fasilitas disekolah.
F. Sumber dan Media Belajar
9
Inti teori konstruktivisme berkaitan dengan beberapa teori belajar seperti teori
perkembangan kognitif dari piaget dan teori belajar bermakna ausubel.
b. Pembelajaran Cooperative
Cooperative Learning banyak digunakan pada pembelajaran anak usia dini karena
dianggap sesuai untuk melatih social dan kemampuan bekerja sama. Belajar kooperatif
mempersiapkan siswa untuk masa depannya di masyarakat yaitu memacu siswa untuk
belajar secara aktif ketika ia berbicara dan bekerja sama dan bukan hanya pasif
mendengarkan.
c. Pembelajaran berbasis kompetensi dan kontekstual
Pendekatan pembelajaran kontekstual adalah suatu paham belajar mengajar yang
memandang pentingnya hubungan antara materi pelajaran dengan dunia nyata.
Penedekatan pembeljaran kontekstual menggunakan multikonteks, artinya ialah
menggunakan berbagai setting baik tempat, persoalan, maupun kecakapan dalam
konteks yang beragam.
d. Bermain sambil belajar atau belajar seraya bermain
Pembelajaran anak usia dini yaitu lewat bermain. Melalui bermain anak
bereksplorasi untuk mengenal lingkungan sekitar, menemukan, memanfaatkan objek-
objek yang dekat dengan anak, dan kesimpulan mengenai benda di sekitarnya.
Ketika bermain anak membangun pengertian yang berkaitan dengan pengalamannya
h. Lingkungan yang kondusif
Lingkungan harus diciptakan sedemikian rupa sehingga menarik dan
menyenangkan bagi anak, yaitu dengan memperhatikan keamanan serta kenyamanan
yang dapat mendukung kegiatan bermain anak.
i. Berpusat pada anak
Pembelajaran bagi anak usia dini hendaknya dilakukan secara bertahap, dimulai
dari konsep yang sederhana dan dekat dengan anak. Untuk mencapai pemahaman
konsep yang optimal maka penyampaiannya dapat dilakukan secara berulang.
Proses pembelajaran yang aktif, kreatif, inovatif, efektif, dan menyenangkan dapat
dilakukan oleh anak yang disiapkan oleh pendidik melalui kegiatan-kegiatan yang
menarik, menyenangkan untuk membangkitkan rasa ingin tahu anak, memotivasi anak
untuk berpikir kritis, dan menemukan hal-hal baru. Pengelolaan pembelajaran
hendaknya dilakukan secara demokratis, mengingat anak merupakan subjek dalam
proses pembelajaran.
Pelaksanaan stimulasi pada anak usia dini dapat memanfaatkan teknologi untuk
kelancaran kegiatan, misalnya tape, radio, televisi, komputer. Pemanfaatan teknologi
informasi dalam kegiatan pembelajaran dimaksudkan untuk memudahkan anak
memenuhi rasa ingin tahunya.
PENUTUP
Kesimpulan
19
DAFTAR PUSTAKA