PENDAHULUAN
Latar Belakang
Hubungan sosial adalah hubungan timbal balik antara individu yang satu dengan individu
yang lain, saling memengaruhi dan didasarkan pada kesadaran untuk saling menolong. Setiap
individu pasti melakukan hubungan social karena pada hakikatnya manusia diciptakan sebagai
makhluk social yang tidak akan lepas dari interaksi social atau kontak social dengan indvidu
atau kelompok yang lain.
Rumusan Masalah
Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
Hubungan sosial merupakan interaksi antar manusia. Menurut Gillin Dan Gillin, hubungan
sosial adalah hubungan yang dinamis yang menyangkut hubungan antar individu, antar
kelompok, antar orang dengan kelompok. Secara umum hubungan sosial adalah hubungan
timbal balik antara individu yang satu dengan individu yang lain, saling memengaruhi dan
didasarkan pada kesadaran untuk saling menolong.
Proses hubungan sosial dapat terjadi secara langsung dengan tatap muka maupun secara tidak
langsung atau mengunakan media, misalnya telepon, televisi, radio, surat menyurat, dan lain-
lain. Proses hubungan sosial akan terjadi pada saat ada dua individu atau lebih yang saling
mengadakan kontak sosial maupun komunikasi.
Secara ringkas hubungan sosial yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari dapat kita
identifikasikan melalui ciri-ciri yang nampak berupa :
1. Ada dimensi waktu (masa lalu, sekarang, dan masa yang akan datang)
Seseorang melakukan hubungan sosial secara naluri didorong oleh beberapa faktor, baik
faktor dari dalam maupundari luar dirinya.
Faktor dari dalam diri seseorang yang mendorong terjadinya hubungan sosial adalah sebagai
berikut.
1. Simpati
Simpati adalah suatu sikap tertarik kepada orang lain karena sesuatu hal. Ketertarikan tersebut
karena penampilannya, kebijaksanaan, ataupun pola pikirnya. Simpati menjadi dorongan yang
kuat pada diri seseorang untuk melakukan komunikasi atau interaksi sehingga terjadi
pertukaran atau nilai pendapat. Contohnya, ketika kita mengetahui teman kita bersedih maka
kita ikut merasakan kesedihannya, ketika di Provinsi Naggroe Aceh Darussalam, Provinsi D.I
Yogyakarta, ProvinsiJawa Tengah, Provinsi Jawa Barat, ProvinsiNusa Tenggara Timur, dan
Provinsi Papua mendapat bencana alam (gempa bumi, tanah longsor, tsunami, ataupun
lainnya) yang menghancurkan semua maka kita pun ikut merasakan penderitaan dan berusaha
membantu mereka.
1. Motivasi
Motivasi adalah dorongan yang ada dalam diri seseorang yang mendasari orang melakukan
perbuatan. Motivasi muncul biasanya karena rasionalitas, seperti motif ekonomis, motif
popularitas, atau politik.Motivasi juga dapat muncul dari pengaruh orang lain. Contohnya,
dengan diberikan tugas dari guru maka murid akan termotivasi untuk selalu rajin belajar setiap
hari.
1. Empati
Empati merupakan proses psikis, yaitu rasa haru atau iba sebagai akibattersentuh perasaannya
dengan objek yang ada di hadapannya. Empati adalah kelanjutan dari rasa simpati. Contoh
ketika kita melihat anak kecil kehilangan orang tuanya kerena bencana maka tidak terasa kita
ikut menangis dan merasakan deritanya(simpati) sehingga kita ingin membantu meringankan
penderitaannya (empati).
1. Sugesti
Sugesti adalah kepercayaan yang sangat mendalam dari seseorang kepada orang lain atau
sesuatu. Pengaruh sugesti ini muncul tiba-tiba dan tanpa adanya pemikiran untuk
mempertimbangkan terlebih dahulu. Sugesti akan mendorong individu untuk melakukan suatu
interaksi sosial.
1. Imitasi
Imitasi adalah dorongan untuk meniru sesuatu yang ada pada orang lain. Imitasi muncul
karena adanya minat, perhatian atas sikap mengagumi terhadap orang lainyang dianggap
cocok atau sesuai. Contohnya meniru mode rambut artis idolanya.
1. Identitas
Identitas adalah dorongan seseorang untuk menjadikan dirinya identik atau sama dengan orang
lain.Identifikasi karena terikat oleh suatuaturan yang mengharuskan seseorang menyesuaikan
diri seperti orang lain,atau atas dasar kesenangan sehingga tertarik menyesuaikan diri.
Contohnya, pakaian seragam yang harus dikenakan murid di suatu sekolah.
Menurut Gillin Dan Gillin, terjadinya sebuah hubungan sosial dapat dibedakan menjadi
2, proses sosial assosiatif dan proses sosial dissosiatif.
1. Proses Sosial Assosiatif
Terjalinnya hubungan sosial yang mengarah pada bentuk jalinan sosial yang erat, saling
membutuhkan, dan terbentuk suatu kerjasama merupakan proses sosial assosiatif. Melalui
proses assosiatif terjadi kecenderungan terjalinya kesatuan dan meningkatnya solidaritas antar
anggota kelompok
1. Akomodasi
Akomodasi adalah suatu proses di mana orang perorang atau kelompok manusia yang mula-
mula saling bertentangan, kemudian saling mmenyesuaikan diri untuk mengatasi kekurangan-
kekurangan.
Dalam kehidupan sehari-hari banyak cara untuk melakukan akomodasi agar suatu hubungan
sosial yang semula diliputi ketegangan dapat berubah menjadi bentuk hubungan sosial yang
menyenangkan. Beberapa bentuk-bentuk akomodasi yang dapat kita temukan antara lain :
1. Arbitrasi (arbitration)
Arbitrasi adalah menyelesaikan suatu perkara atau upaya untuk mengurangi ketegangan
dengan melibatkan pihak ketiga yang bersifat netral.
2. Ajudikasi
Banyak kasus yang dapat diselesaikan secara damai di meja hijau pengadilan. Cara
mendamaikan masalah melalui pengadilan tersebut disebut ajudikasi.
3. Toleransi
Toleransi merupakan bentuk sikap yang muncul secara tidak sadar dan tidak direncanakan
yang berypa memaklumi keadaan orang lain sehingga terhindar dari perselisihan. Misalnya
saat asyik sedang bermain musik, tiba-tiba tetangga sebelah meninggal dunia, secara spiontan
orang yang sedang bermain musik menghentikan permainannya.
Pada hakikatnya toleransi merupakan sikap saling menghargai dan menghormati orang lain,
sehingga terjalin hubungan sosial yang menetramkan.
4. Stalemate
Pasca perang dunia ii berakhir dan sebelum negara uni sovyet runtu, di dunia terdapat dua
negara adikuasa, yakni uni sovyet dan amerika serikat. Mereka dikenal sebagai negara super
power yang saling bersaing untuk menggungguli kekuatan masing-masing. Namun, karena
kekuatan mereka seimbang , mereka justru tidak terlibat perang terbuka, sehingga lebih
dikenal denagn perang dingin (cold war). Mereka dalam keadaan diam tidak saling bertikai
karena kekuatan mereka seimbang, keadaan ini disebut stalemate.
5. Mediasi
Penyelasain permasalahan yang terjadi antar dua individu atau kelompok sosial kadang dapat
diselesaikan dengan bantuan pihak ketiga. Misalnya ketegangan yang terusmenerus terjadi
antara pemerintah ri dengan gam (gerakan aceh merdeka) akhirnya dapat diselesaikan secara
damai setelah melibatkan pihak ketiga, yakni negara swedia yang memberikan fasilitas bagi
terselengaranya pertemuan antara perwakilan dua kelompok tersebut untuk saling menjalin
kesepakatan damai. Upaya perdamaian yang demikian ini disebut mediasi.
Sepintas pengertian mediasi sama dengan arbitrasi. Letak perbedaannya dalah jika mediasi
pihak ketiga benar-benar pihak yang netral dan tidak berwenang memberikan keputusan dan
hanya sebatas memfasilitasi saja. Adapun pada arbitrasi pihak ketigalah yang
mendamaikan /memberikan keputusan damai pada pihak-pihak yang bersengketa.
6. Coercion
Coercion merupakan cara akomodasi yang dilakukan terhadap pihak yang keadaannya lemah,
sehingga mau tidak mau harus tunduk pada pihak yang lebih kuat kedudukannya dan berkuasa
atas dirinya. Misalnya pekerja dituntut untuk segera menyelesaikan pekerjaannya, sedangkan
majikan tidak segera membayar upah yang menjadi hak pekerja. Meskipun demikian pekerja
tidak banyak melakukan protes karena adanya tekanan jika majikan tidak puas akan hasil
kerjanya akan dikeluarkan dari pekerjaannya. Padahal mencari pekerjaan baru bukan hal
mudah. Pekerja terpaksa pasrah meskipun tridak diperlakukan tidak adil. Hal tersebut
merupakan contoh coercion, yakni bentuk akomodasi yang terjadi karena faktor paksaan.
7. Kompromi
Dalam berita kriminal yang ditayangkan televisi, mungkin kalian pernah melihat adanay
pertikaian antar buruh dan majikan yang masing-masing memiliki tuntutan tertentu, sehingga
terjadilah aksi unjuk rasa bahkan pemogokan kerja. Pihak penguasa menghendaki keuntungan
yang besar dengan cara menekan upah buruh seminimal mungkin tetapi dengan menuntut
buruh untuk bekerja semaksimimal mungkin. Adapun dari pihak buruh menghendaki upah
yang pantas dengan berbagai fasilitas seperti tunjangan hari raya, hak cuti, hak pengobatan,
dan hal-hal lain yang berkaitan dengan peningkatan kesejahteraan . pertikaian terjadi tatkala
antara tuntutan keduanya tidak menemui suatu kata sepakat.
Cara terbaik untuk menyelesaikan permasalahan dua kubu yang berbeda kepentingan tetapi
saling ketergantungan ini adalah melalui cara compromise atau kompromi, yaitu masing-
masing mengurangi tuntutannya untuk kata seapakat, sehingga perdamaian dapat dicapai.
8. Konsiliasi (Conciliation)
1. Kerjasam (Cooperation)
Kerjasama merupakan merupakan proses sosial yang paling utama. Kerjasama adalah suatu
usaha bersama antarpribadi, antarkelompok manusia untuk mencapai suatu tujuan secara
bersama-sama.
Menurut Charles H. Cooley, kerjasama timbul apabila orang menyadari mereka memiliki
kepentingan-kepentingan yang sama dan pada saat yang bersamaan mempunyai cukup
pengetahuan dan pengendalian diri terhadap diri sendiri untuk memenuhi kepentingan-
kepentingan tersebut melalui kerjasama. Dengan demikian, dalam kerjasama terdapat faktor
penting yakni adanya kesadaran terhadap kepentingan-kepentingan dan adanya organisasi
untuk mencapai kepentingan tersebut.
1. Join venture
Indonesia adalah negara yang kaya sumber daya alam. Akan tetapi, sumber daya manusia
yang ada belum mampu mengelola kekayaan alam tersebut. Adapun di negara lain memiliki
sumberdaya manusia yang berkualitas yang mampu mengelola simber daya alam tersebut,
maka terjalinlah kerjasama antar dua negara yang bertujuan mengelola sumber kekayaan alam,
dimana indonesia menyediakan lahan alamnya untuk diekploitasi, sedangkan negara asing
menyediakan tenaga ahli yang mengerjakan proyek eksploitasi alam tersebut.
Kerjasama tersebut dikatagorikan sebagai bentuk join venture yakni kerjasama dalam bentuk
penguasaan proyek-proyek tertentu dengan perjanjian pembagian keuntungan menurut
proporsi-proporsi tertentu. Join venture bukan hanyamelibatkan kerjasama antara negara,
melainkan bisa juga beberapa perusahaan yang ada di dalam negeri yang sama-sama
mengusahakan suatu proyek secara patungan.
Kerukunan atau gotong royong merupakan bentuk kerjasama yang dilandasi rasa kesadaran
yang tinggi sebagai anggota masyarakat untuk bersama-sama membantu kesulitan orang lain
secara iklas.
Hal yang membedakan kerukunan atau gotong royong dengan bentuk kerja sama lainnya
dalah bahwa dalam kerukunan atau gotong royong dilandasi oleh rasa kesadaran yang iklas
sebagai mahluk sosial dan tanpa dilatarbelakangi oleh pamrih keuntungan material.
Masyarakat masih tetap mempertahankan nilai-nilai kerukunan atau gotong royong melalui
kegiatan kerja bakti.
3. Bargaining
Bargaining merupakan proses kerja sama dalam bentuk perjanjian pertukaran barang dan jasa
antara dua organisasi atau lembaga. Misalnya gedung sekolah di dekat pusat perbelanjaan
memang sangat tidak mendukung kegiatan belajar mengajar, karena suasananya pasti bising
dan siswa tertarik untuk menghabiskan waktu luangnya di pusat-pusat perbelanjaan. Maka
kebijaksanaan pun muncul, sekolah dipindahkan keluar kota yang keadaanya relatif sepi, jauh
dari kebisingan sehingga cocok untuk belajar. Adapun areal berdirinya gedung sekolah akan
dibangun mall, sehingga terjadilah tukar giling antara pengusaha mall dengan pemerintah.
Pengusaha memperoleh tempat usaha yang strategis, sedangkan pemerintah memperoleh
tempat yang sesuai untuk belajar. Proses tukar giling inilah sebagai contoh kerjasama yang
disebut bergaining.
4. Cooperation
Cooperation merupakan bentuk kerjasama yang dilakukan dengan cara menerima unsur-unsur
baru dalam kepemimpinan atau pelaksanaan politik dalam suatu organisasisebagai salah satu
cara untuk menghindari terjadinya keguncangan dalam stabilitas organisasi yang
bersangkutan. Misalnya untuk meningkatkan kualitas pendidikan, pemerintah mengganti
model kurikulum yang lama dengan menerapkan sistem kurikulum yang baru.
5. Koalisi
Pada masa mendekati pemilu, pada umumnya partai-partai politik saling berusaha untuk
menggalang kekuatan agardapat merebut kemenangan. Salah satu upaya yang dilakukan untuk
meraih kemenangan adalah dengan melakukan koalisi yakni menggabungkan dua
organisasiatau lebih yang mempunyai tujuan-tujuan yang sama.
1. Asimilasi
Asimilasi adalah proses sosial yang tinbul apabila kelompok masyarakat dengan latar
belakang kehidupan yang berbeda saling bergaul secara interaktif dalam jangka waktu yang
lama. Akibat dari asimilasi adalah kebudayaan asli akan berubah sifat dan wujudnya
membentuk kebudayaan baruyang merupakan penyatuan kebudayaan dan masyarakat dengan
tidak membedakan antara masyarakat lama dengan masyarakat baru. Dalam proses asimilasi
m,ereka mengidentifikasikan diri dengan kepentingan dan tujuan kelompok. Apabila ada 2
kelompok mengadakan asimilasi, maka batas antar kelompok akan hilang.
Hubungan sosial yang berakhir dengan permusuhan atau pertikaian merupakan salah satu
bentuk hubungan dissosiatif. Proses dissosiatif disebut juga “opositional proceses”, yaitu
proses sosial yang cenderung membawa kelompok ke arah perpecahan dan merenggangkan
solidaritas kelompok.
1. Persaingan/kompetisi
Persaingan adalah proses sosial di mana individu atau kelompok-kelompok manusia yang
bersaing mencari keuntungan melalui bidang-bidang kehidupan yang pada suatu masa tertentu
menjadi pusat perhatian umum tanpa menggunakan ancaman atau kekerasan.
Persaingan mempunyai 2 tipe, yaitu persaingan yang bersifat pribadi dan yang bersifat
kelompok.
Dalam sebuah organisasi sering terjadi persaingan yang bersifat pribadi baik secara terbuka
maupun secara tersembunyi (diam-diam) untuk memperebutkan kedudukan tertentu.
Demikian pula dilingkungan sekolah, setiap siswa bersaing ketat untuk meraih peringkat
tertinggi dalam perolehan nilai rapor.
Persaingan pribadi yang berlangsung secara sehat dapat meningkatkan motivasi seseorang
untuk meraih prestasi semaksimal mungkin. Namun, jika persaingan dilakukan secara tidak
sehat yang terjadi adalah permusuhan, sehingga hubungan sosial tidak harmonis.
2. Persaingan bersifat kelompok
Persaingan bukan hanya terjadi antar individu melainkan bisa juga terjadi antarkelompok.
Misalkan perusahaan-perusahaan sejenis saling bersaing untuk memperebutkan wilayah
pemasaran seluas-luasnya.
1. Pertentangan/konflik
Persaingan yang semakin ketat dalam masyarakat menyebabkan munculnya pertentangan atau
konflik, baik yang berlangsung antar individu m,aupun antar kelompok sosial. Pertentangan
terjadi karena adanya perbedaan-perbedaan pada sikap pribadi, diantaranya adalah sebagai
berikut.
Sikap individu memiliki sifat khas yang berbeda dengan individu yang lainnya. Bahkan dalam
satu keluarga sekandung pun tidak menutup kemungkinan terdapat perbedaan sifat atau
karakter. Adanay perbedaan sifat inilah yang sering memicu terjadinya konfling atau
pertentangan. Apalagi jika masing-masingmerasa paling benar dan tidalk ada yang mau
mengalah. Perbedaan individu ini bisa menyangkut masalah perbedaan pandangan, prinsip,
tujuan hidup, dan cara yang ditempuh untuk mencapai tujuan.
Masing-masing suku bangsa atau kelompok masyarakat memiliki kebudayaan yang khas.
Kebudayaan masyarakat pedesaan berbeda dengan masyarakat perkotaan. Demikian pula
kebudayaan daerah kota yang satudengan daerah kota yang lain. Perbedaan kebudayaan ini
memungkinkan terjadinya pertentangan. Apalagi jika masing-masing kelompok sosial atau
suku bangsa memiliki sikap chauvinisme yang kuat. Sikap chaivinisme adalah sikap
mengagung-agungkan kebudayaan sendiri dan memandang rendah kebudayaan orang lain.
Paham chauvinisme inilah yang mendorong munculnya solidaritas in group yang mengarah
pada fanatisme kelompok.
Setiap individu atau kelompok sosial kadangkala memiliki kepentingan yang berbeda-beda.
Perbedaan kepentingan inilah yang memicu terjadinya pertentangan atau konvlik. Misalnya
perbedaan kepentingan antara buruh dan majikan dalam hal upah. Jika buruh menginginkan
upah yang tinggi, sedangkan pengusaha pada umumnya menghendaki upah yang relatif rendah
untuk meningkatkan keuntungan. Benturan kepentingan dua kelompok sosial merupakan salah
satu penyebab terjadinya pertentangan.
Perubahan yang cepat dalam kehidupan masyarakat akan menyebabkan pergeseran nilai-nilai
yang mengakibatkan guncangan-guncangan dalam masyarakat. Dengan adanya hal-hal baru,
masyarakat akan terbelah menjadi dua kelompok, yakni kelompok yang kontra maupun
kelompok yang pro. Pada umumnya kelompok golongan tua cenderung akan mempertahankan
nilai-nilai dan norma sosial yang sudah ada, sedangkan golongan muda cenderung
meninggalkan nilai-niali dan norma lama diganti dengan nilai dan norma baru yang dianggap
lebih mewakili aspirasi mereka.
3. Kontravensi
Kontravensi merupakan bentuk proses sosial yang berada diantara persaingan dan
pertentamngan. Kontravensi menunjukan suatu sikap yang mengarah kepada ketidaksenagan.
Faktor-faktor terjadinya hubungan sosial selalu memengaruhi individu dalam proses sosial
secara langsung atau tidak langsung. Proses sosial secara langsung dilakukan dengan
komunikasi lisan (berbicara). Proses sosial tidak langsung dilakukan antara lain dengan
menggunakan sarana komunikasi seperti telepon dan surat. Seseorang melakukan hubungan
sosial pasti memiliki tujuan, antara lain:
Tujuan tersebut akan tercapai jika proses sosial dapat berjalan lancar. Prosesdalam hubungan
sosial akan dapat berjalan apabila memenuhi dua syarat, yaitu kontak sosial dan komunikasi.
1. Kontak Sosial
Kata kontak berasal dari Latin, con atau com, artinya bersama-sama. Secara harfiah berarti
menyentuh secara bersama-sama. Sebagai gejala sosial, kontak sebenarnya tidak harus dengan
menyentuh tetapi misalnya cukup dengan tersenyum. Kontakdapat bersifat primer dan
sekunder. Kontak primer terjadi dengan mengadakan hubungan langsung. Misalnya tersenyum
dan berjabat tangan. Kontak sekunder terjadi jika ada perantara.
1. Komunikasi
Komunkasi berasal dari bahasa Latin, communicare yang berarti hubungan. Jadi,komunikasi
berarti berhubungan atau bergaul dengan orang lain. Interaksi tidakakan terjadi hanya dengan
kontak tetapi harus ada komunikasi. Komunikasi terjadikalau seseorang memberikan
tanggapan terhadap perilaku orang lain dengan menyampaikan suatu perasaan. Orang yang
bersangkutan lalu menerima danmemberi reaksi terhadap perasaan yang ingin disampaikan
oleh orang tersebut. Komunikasi tidak selalu menghasilkan bentuk kerja sama bahkan bisa
terjadi pertentangan atau perkelahian karena salah paham.
Hubungan ini merupakan hubungan antara individu yang satu memberikan pengaruh,
rangsangan atau stimulus kepada individu lainnya sehingga akan memberikan reaksi,
tanggapan, atau respon. Contohnya, berjabat tangan, salingmengucap salam, berbincang-
bincang.
Hubungan ini dapat dilihat dari contoh berikut. Seorang juru kampanye dari salah satu partai
politik sedang berpidato di depan orang banyak sehingga orang-orang tersebut akan tertarik
dan terpengaruh pada isi pidato tersebut.
Hubungan ini menunjukkan bahwa kepentingan individu dalam kelompok merupakan satu
kesatuan, berhubungan dengan kelompok lain. Contohnya, saturegu pramuka yang sedang
melakukan permainan antar tim. Walaupun, setiap pemain memainkan perannya masing-
masing, pada dasarnya mereka bermain untuktim.
Setiap hubungan social yang dilakukan oleh manusia pasti memiliki dampak-dampak, baik
dampak positif maupun dampak negatif untuk kehidupan mereka.
Contoh : hubungan sosial antara guru dengan siswa, masyarakat desa dengan masyarakat kota,
bangsa maju dengan bangsa berkembang. mahasiswa KKN dengan masyarakat desa.
yang masing-masing memiliki keahlian tertentudan dengan adanya hubungan sosial mereka
akan terseleksi dengan sendirinya untuk berperan sesuai dengan keahliannya sehingga terdapat
job description atau pembagian kerja
Contoh : Hubungan kerja yang terjadi antar individu dalam sebuah erusahaan, orang yang ada
di dalamnya akan terseleksi untuk mendapatkan tugas dan kedudukan sesuai dengan
keahliannya misalkan direktur, manager produksi, keuangan sampai dengan Office Boy
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Hubungan sosial adalah hubungan timbal balik antara individu yang satu dengan individu
yang lain, saling memengaruhi dan didasarkan pada kesadaran untuk saling menolong.
Hubungan social dipengaruhi oleh factor internal dan factor eksternal. Sedangkan bentuk-
bentuk hubungan social terdiri dari proses assosiatif dan prosese dissosiatif. Adapun tujuan
adanya hubungan social yaitu untuk menjalin hubungan persahabatan, menjalin hubungan
usaha, mendiskusikan sebuah persoalan, melakukan kerja sama, dll. Jenis hubungan social
terdiri dari hubungan individu dan individu, individu dan kelompok, dan kelompok dan
kelompok. Salah satu dampak positif hubungan social adalah mendorong masyarakat berpikir
maju dan dampak negatifnya adalah dapat menimbulkan ketegangan social.
3.2 Saran
Sebaiknya manusia sebagai makhluk social melakukan hubungan social baik antar
individu dan individu, individu dan kelompok, dan keleompok dengan kelompok. Dan
manusia juga harus berpikir positif untuk menghadapi dampak negative dari hubungan social.