Anda di halaman 1dari 8

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang masih
memberi kesehatan, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah ini
dengan judul “Konsep Wilayah Dan Tata Ruang”. Makalah ini dibuat untuk memenuhi
salah satu tugas Geografi.
Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-
kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang
dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini. Saya mengucapkan terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada semua pihak yang telah membantu saya dalam menyusun makalah ini.
Penulis juga berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Dengan segala kerendahan hati, kritik dan saran yang konstruktif sangat kami
harapkan dari para pembaca guna untuk meningkatkan dan memperbaiki pembuatan
makalah pada tugas yang lain dan pada waktu mendatang.

Serang, 08 Agustus 2022

1
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................1

BAB 1..............................................................................................................................................3

KONSEP WILAYAH DAN TATA RUANG.................................................................................3

A. Konsep Wilayah Dan Tata Ruang............................................................................................3

1. 1. Pengertian wilayah dan tata ruang....................................................................................3

2. 2. Karakteristik wilayah........................................................................................................3

B. Pertumbuhan Wilayah..............................................................................................................5

C. Permasalahan Dalam Penerapan Tata Ruang Wilayah............................................................7

2
BAB 1
KONSEP WILAYAH DAN TATA RUANG

A. Konsep Wilayah Dan Tata Ruang


1. 1. Pengertian wilayah dan tata ruang
Mutaali (2013) menjelaskan bahwa ruang sebagai wadah yang meliputi ruang
darat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk ruang dalam bumi sebagai kesatuan wilayah tempat
manusia dan makhluk hidup lainnya menetap untuk kelangsungan hidupnya.

Wilayah merupakan suatu sistem yang mempunyai komponen fisik, sosial, dan
batas. wilayah sendiri merupakan bagian dari permukaan bumi yang teritorialnya di tentukan atas
pengertian batasan dan perwatakan geografi tertentu. Wilayah juga mempelajari interaksi dan
interdependensi yang berada di dalam ekosistem dan sosial. Sistem yang pada akhirnya
membentuk kesatuan wilayah untuk pengembangan wilayah dan konservasi wilayah.

Daerah merupakan suatu wilayah sebagai teritorial yang di tentukan atas pengertian,
batasan, dan wewenang administratif yang di dasarkan perundangan. Adapun kawasan
merupakan suatu wilayah yang teritorialnya di dasarkan pada pengertian dan batasan fungsional
tertentu.

2. 2. Karakteristik wilayah
Dalam pembahasan mengenai wilayah terhadap beberapa hal penting yang perlu
kalian ketahui antara lain sebagai berikut.

 Wilayah memiliki batasan tertentu yang dapat digunakan untuk mengenali


karakteristiknya sehingga dapat di bedakan dengan wilayah lain.
 Wilayah memiliki karakteristik tertentu yang mengindikasikan kesatuan internalnya.
 Karakteristik menunjukkan keseragaman yang dapat diamati dalam lingkup suatu daerah.
 Karakteristik wilayah dapat berupa fenomena alami seperti wilayah tanah, geomorfologi,
maupun wilayah artifisial seperti wilayah industri, wilayah budaya, dan lainnya.
 Wilayah tidak ditentukan oleh luas atau tidaknya.
 Batasan-batasan wilayah dapat berupa karena sebab tertentu.
 Batasan wilayah dapat berwujud fisik seperti jalan atau sungai serta dapat pula berupa
batas Maya seperti batas wilayah etnik, budaya, dan sebagainya (Yunus, 2010).
3. Komponen Pembentuk Struktur Ruang wilayah Fungsional
Ruang wilayah memiliki komponen pembentuk struktur ruang wilayah Fungsional
yang meliputi gerakan, simpul, hierarki, dan perkembangan permukaan.
a. Keterkaitan, konektivitas, dan Gerakan ( Movement ).
Keterkaitan ruang merupakan kunci dari struktur wilayah yang menghasilkan arus
atau gerakan. Rondinelli dalam muta'ali ( 2013 ) menjelaskan bahwa keterkaitan
antaranya yang dijadikan dasar struktur ruang wilayah antara lain :
3
1. Keterkaitan fisik.
2. Keterkaitan ekonomi dan produksi.
3. Keterkaitan penduduk dan tenaga kerja.
4. Keterkaitan teknologi.
5. Keterkaitan sosial.
6. Keterkaitan pelayanan sosial.
7. Keterkaitan administrasi, politik, dan kelembagaan.

b. Simpul ( Node )

Simpul ( Node ) terkait distribusi komoditas yang dimiliki oleh berbagai ruang
dimana setiap ruang memiliki komoditas yang berbeda seperti wilayah pegunungan, wilayah
pesisir, dan wilayah kota yang memiliki komoditas berbeda. Wilayah pegunungan memiliki
komoditas sayur mayur, wilayah pesisir memiliki komoditas perikanan laut, wilayah kota
memiliki komoditi barang hasil industri seperti garmen, dan sebagainya.

A. Pembangunan Wilayah
Pengertian pembangunan Wilayah adalah upaya mencapai pembangunan berimbang
( BALANCE DEVELOPMENT ), setiap terpenuhinya potensi-potensi pembangunan
sesuai dengan kapasitas pembangunan setiap wilayah atau daerah yang beragam.
a. Tujuan Pembangunan Wilayah
Tujuan Pembangunan Wilayah ada 5 fokus sebagai berikut :
1. Pertumbuhan.
2. Penguatan keterkaitan.
3. Keberimbangan.
4. Kemandirian.
5. Keberlanjutan.
b. Pembangunan wilayah Di Indonesia
Pembangunan wilayah di Indonesia ada 10 yaitu sebagai berikut :
 Wilayah I terdiri atas Aceh dan Sumatera Utara dengan pusat di Medan.
 Wilayah II terdiri atas sumatera barat, Riau, dan kepulauan Riau dengan pusat di
Pekanbaru.
 Wilayah III terdiri atas Jambi, sumatera selatan, Bengkulu, dan Bangka Belitung
dengan pusat di Palembang.
 Wilayah IV terdiri atas Lampung, Bante, Jawa barat, Jakarta, Jawa tengah, dan
Yogyakarta dengan pusat di Jakarta.
 Wilayah V terdiri atas Kalimantan barat, dengan pusat di Pontianak.
 Wilayah VI terdiri atas Jawa timur dengan pusat di Surabaya.
 Wilayah VII terdiri atas Kalimantan tengah, Kalimantan timur, serta Kalimantan
Selatan dengan pusat di Balikpapan dan Samarinda.

4
 Wilayah VIII terdiri atas Nusa tenggara barat, Nusa tenggara timur, Sulawesi Selatan,
dan Sulawesi tenggara dengan pusat di Makassar.
 Wilayah IX terdiri atas Sulawesi tengah, Sulawesi Utara, dan Gorontalo dengan pusat
di Manado.
 Wilayah X terdiri atas Maluku, Maluku Utara, dan Papua dengan pusat di Sorong.

B. Pertumbuhan Wilayah
Pengertian pertumbuhan wilayah adalah kawasan yang terdapat pertumbuhan yang
sangat pesat karena kepesatannya sehingga dijadikan sebagai pusat pembangunan yang
dapat mempengaruhi wilayah-wilayah yang ada disekitarnya.
a. Faktor pertumbuhan wilayah.
Faktor pertumbuhan wilayah terbagi menjadi 4 yaitu :
 Sumber daya alam
Pengelolaan sumber daya alam yang optimal akan meningkatkan kegiatan ekonomi, dan
meningkatkan pendapatan daerah.
 Sumber daya manusia
Sumber daya manusia adalah seluruh kemampuan atau potensi penduduk yang berada
di dalam suatu wilayah tertentu beserta karakteristik atau ciri demografis, sosial
maupun ekonominya yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembangunan.
 Kondisi fungsional
Fungsional adalah cabang ilmu geografi yang mempelajari tentang suatu wilayah, daerah
atau negara berdasarkan segi fisiknya, seperti garis lintang dan garis bujur,
keterkaitannya dengan daerah lain, tentang batuan yang ada dalam bumi, relief
permukaan bumi, atau aspek kelautan.
 Teknologi
Pemakaian sebuah teknologi tetap guna mampu membuat suatu wilayah akan menjadi
pusat pertumbuhan, teknologi akan mempercepat pertumbuhan ekonomi karena
kemudahan dan keefektifan.
b. Teori pertumbuhan wilayah
Teori pertumbuhan wilayah yaitu pertumbuhan terjadi pada suatu wilayah yang
menurut para ahli dianggap wilayah adalah suatu organisme yang hidup dan secara
alami akan berkembang. Perkembangan wilayah ini dipengaruhi oleh dua faktor yaitu
faktor internal dan faktor eksternal.
B. Perencanaan Tata Ruang Nasional, Provinsi, Dan Kabupaten / Kota
Perencanaan tata ruang atau dalam bahasa Inggris disebut spatial planning adalah
ekspresi geografis yang merupakan cermin lingkup kebijakan yang dibuat ditengah
masyarakat, terkait perekonomian, sosial, dan kebudayaan. Perencanaan tata ruang ini
adalah wujud struktur ruang dan pola ruang yang disusun secara nasional, regional,
maupun lokal.

5
Perencanaan tata ruang dibagi menjadi tiga macam yaitu :
1. Perencanaan Tata Ruang Nasional
Rencana tata ruang wilayah Nasional ( RTRWN ) adalah arahan kebijakan dan
strategi pemanfaatan ruang wilayah negara yang dijadikan acuan untuk perencanaan
jangka panjang. Jangka waktu rencana tata ruang wilayah Nasional adalah 20 tahun,
dengan peninjauan kembali setiap satu kali dalam 5 tahun.
 Tujuan perencanaan ruang wilayah Nasionl
Perencanaan tata ruang wilayah Nasional bertujuan untuk mewujudkan :
 Ruang wilayah Nasional yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan.
 Keharmonisan antara lingkungan alam dan lingkungan buatan.
 Keterpaduan perencanaan tata ruang wilayah Nasiona, provinsi, dan
kabupaten / kota.
 Keterpaduan pemanfaatan ruang darat, ruang udara, dan ruang laut, termasuk
ruang di dalam bumi dalam kerangka negara kesatuan republik Indonesia.
 Pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan bagi peningkatan
kesejahteraan masyarakat.
 Keseimbangan dan keserasian perkembangan antar wilayah.
 Keseimbangan dan keserasian kegiatan antar sektor.
 Pertambahan dan keamanan negara yang dinamis serta integrasi nasional.
2. Perencanaan Tata Ruang Wilayah Provinsi
Rencana tata ruang wilayah provinsi ( RTRW ) adalah rencana tata ruang yang
bersifat umum dari wilayah provinsi. Dalam penyusunannya, Rencana tata ruang
wilayah provinsi harus mengacu pada rencana tata ruang wilayah Nasional, pedoman
bidang penataan ruang, dan rencana pembangunan jangka panjang daerah.
 Tujuan perencanaan tata ruang wilayah provinsi
Perencanaan tata ruang wilayah provinsi memiliki beberapa tujuan sebagai
berikut :
 Sebagai dasar untuk memformulasikan kebijakan dan strategi penataan
ruang wilayah provinsi.
 Memberikan arah bagi penyusunan indikasi program utama dalam
rencana tata ruang wilayah provinsi.
 Sebagai dasar dalam penetapan arahan pengendalian pemanfaatan ruang
wilayah provinsi.

3. Perencanaan Tata Ruang Wilayah Kabupaten / Kota

Rencana tata ruang wilayah kabupaten / kota ( RTRW ) adalah rencana tata ruang
yang bersifat umum dari wilayah kabupaten / Kota.

 Tujuan perencanaan tata ruang wilayah kabupaten / kota


6
Perencanaan tata ruang wilayah kabupaten / kota memiliki beberapa tujuan sebagai
berikut :
 Sebagai acuan dalam administrasi pertanahan.
 Sebagai pedoman untuk penyusunan rencana rinci tata ruang di wilayah
kabupaten / kota.
 Sebagai acuan untuk mewujudkan keseimbangan pembangunan dalam wilayah
kabupaten / kota.
 Sebagai acuan dalam pemanfaatan ruang / pengembangan wilayah kabupaten /
kota.
 Menjadi dasar pengendalian pemanfaatan ruang dalam penataan / pengembangan
wilayah kabupaten / Kota yang meliputi penetapan peraturan zonasi , perizinan,
pemberian insentif dan disinsentif, serta pengenaan sanksi.

C. Permasalahan Dalam Penerapan Tata Ruang Wilayah


Dalam penerapan tata ruang wilayah, ada beberapa permasalahan yang terjadi
permasalahan tersebut yaitu :
1. Masalah pembiayaan dan tenaga ahli / kepakaran.
Pembiayaan dan kualitas tenaga ahli yang rendah akan berpengaruh terhadap
mutu produk dokumen rencana tata ruang wilayah.

2. Masalah keterbaruan Pengkalan data ( database ).

Pangkalan data untuk analisis kesesuaian lahan dalam penentuan berbagai


kawasan berupa data fisik, lingkungan, sosial budaya, dan ekonomi. Data ini diperoleh dari data
primer, data sekunder, dan hasil analisis.

3. Masalah konflik kepentingan

Konflik kepentingan antara konsep pelestarian dan konsep ekonomi


merupakan permasalahan yang sering terjadi dalam perencanaan tata ruang wilayah.

4. Masalah ekonomi

Harga tanah dikawasan Budi daya pertanian dan kewasan lindung umumnya
jauh lebih murah dari pada harga tanah di kawasan Budi daya non-pertanian, seperti perumahan,
perdagangan, industri dan pariwisata.

5. Masalah sosial budaya

Pengalih fungsian masyarakat dari fungsi sosial budaya menjadi fungsi ekonomi
akan membawa pergeseran budaya.

6. Masalah kelestarian lingkungan hidup


7
Pembangunan sentral - sentral perdagangan dan pemukiman memungkinkan
terjadinya pelanggaran terhadap ruang terbuka hijau.

7. Masalah pertumbuhan penduduk

Peningkatan jumlah penduduk terus menerus akan berpengaruh pada


ketersediaan lahan untuk pemukiman dan fungsi lainnya.

8. Masalah keamanan

Tumpang tindih peruntukan lahan yang secara lingkungan dapat


menimbulkan dampak negatif penggunaan dan pemanfaatan lahan. Keamanan dan kenyamanan
warga menjadi terganggu.

9. Masalah institusi

Masalah institusi mencangkup masalah kemampuan teknis dan manajemen


tata ruang yang masih terbatas.

Anda mungkin juga menyukai