Anda di halaman 1dari 26

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb
Puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya
sehingga makalah yang berjudul “perhitungan pendapatan nasional” dapat tersusun dengan
baik. Saya juga mengucapkan banyak terima kasih atas dukungan dari dosen pembimbing
dan teman teman semuanya.
Makalah kami ini sedikit banyak mengambarkan apa itu pendapatan nasional dan juga
bagaimana cara menghitung pendapatan nasional itu. Semoga makalah ini bisa menjawab
mengenai sedikit banyaknya tentang pendapatan nasional itu.
Saya sangat menyadari makalah ini jauh dari kata kesempurnaan, maka dari itu kritik dan
saran dari segala pihak baik dosen pembimbing maupun teman – teman sekalian sangat saya
butuhkan demi untuk menyempurnakan makalah ini
Akhirnya atas segala perhatian saya ucapkan terima kasih.
Wassalamualaikum wr.wb
DAFTAR ISI

BAB I...................................................................................................................................................................
PENDAHULUAN ..............................................................................................................................................
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH.....................................................................................................1
1.2 RUMUSAN MASALAH......................................................................................................................2
1.3 MAKSUD DAN TUJUAN...................................................................................................................2
BAB II..................................................................................................................................................................
PEMBAHASAN..................................................................................................................................................
2.1 DEFINISI PENDAPATAN NASIONAL............................................................................................3
2.2 PENDAPATAN NASIONAL MENURUT BEBERAPA AHLI.........................................................................3
2.3 KONSEP PENDAPATAN NASIONAL.............................................................................................3
A. Produk Domestik Bruto (GDP) .......................................................................................3
B. Produk Nasional Bruto (GNP) ........................................................................................4
C. Pendapatan Nasional Neto (NNI).....................................................................................4
D. Pendapatan Perseorangan (PI)..........................................................................................4
E. Pendapatan Disposibel/Disposible Income (DI)........................................................................4
2.4 TIGA TIPE PENDEKATAN NEGARA..............................................................................................5
1. PENDEKATAN PENDAPATAN..................................................................................................................5
2. PENDEKATAN PRODUKSI.........................................................................................................................5
3. PENDEKATAN PENGELUARAN...............................................................................................................6
CONTOH PENDAPATAN NASIONAL............................................................................................................7
2.5 FAKTOR-FAKTOR PENDEKATAN NASIONAL...........................................................................8
2.6 PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL (Y)..........................................................................9
1. PERHITUNGAN PENDEKATAN DUA SEKTOR....................................................................................9
2. PERHITUNGAN PENDEKATAN TIGA SEKTOR...................................................................................10
3. PERHITUNGAN PENDEKATAN EMPAT SEKTOR...............................................................................11
2.7 PERHITUNGAN ANGKA PENGGANDA (K) 12
1. PER HITUNGAN ANGKA PENGGANDA DUA SEKTOR.......................................................................12
2. PERHITUNGAN ANGKA PENGGANDA TIGA SEKTOR.......................................................................13
3. PERHITUNGAN ANGKA PENGGANDA EMPAT SEKTOR...................................................................14
2.8 MANFAAT PENDEKATAN NASIONAL.........................................................................................16
BAB III.................................................................................................................................................................
PENUTUP............................................................................................................................................................
2.1 KESIMPULAN.....................................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................................18
BAB I
PENDAHULUAN
1.1      LATAR BELAKANG MASALAH

Sebagai seorang manusia pasti akan membutuhkan materi (uang) untuk kelangsungan
hidupnya. Materi atau uang sangat berhubungan erat dengan pendapatan. Dalam hal ini
adalah uang. Uang adalah salah satu bentuk pendapatan. Lalu apa itu pendapatan ?
pendapatan adalah salah satu bentuk pencarian uang dengan cara bekerja untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya. Jadi pendapatan memegang peranan yang sangat penting untuk
kehidupan manusia. Dengan adanya pendapatan yang berupa uang manusia dapat membeli,
memiliki sesuatu sesuai keinginannya.

Pendapatan nasional suatu negara merupakan satu hal yang sangat penting untuk
kesejahteraan warga negaranya. Di indonesia ini sudah banyak sektor sektor seperti
pertanian, perkebunan, , industri, pariwisata, perbankan dan masih banyak sektor yang lain
berlomba-lomba menghasilkan pendapatan yang tinggi guna menghidupi usaha yang mereka
jalani agar tetap bisa bertahan. Di lain sisi, kegiatan perekonomian yang dilakukan oleh
berbagai sektor tersebut juga akan memberikan pendapatan nasional bagi Negara.
Berbicara tentang aspek penting untuk kemajuan bangsa adalah pendapatan nasionalnya.
Ketika pendapatan nasional suatu negara tinggi maka menunjukkan bahwa sumber daya
manusia yang dimiliki produktif, dengan begitu maka kemajuan suatu negara akan mudah
tercapai. Dengan begitu kehidupan masyarakat serta devisa negara akan tetap terjaga dan
tidak akan terjadi gangguan atau halangan dari pihak lain untuk meraih kesejahteraan dan
kemakmuran.
1.2 RUMUSAN MASALAH

1.      Pengertian dan definisi pendapatan nasional


2.      Pengertian pendapatan nasional menurut beberapa ahli
3.      Konsep pendapatan nasional
4.      Tiga tipe pendekatan negara
5.      Faktor –faktor yang mempengaruhi pendekatan nasional
6.      Perhitungan pendapatan nasional
7.      perhitungan angka pengganda
8.      manfaat pendekatan nasional

1.3  MAKSUD DAN TUJUAN

Tujuan dari makalah ini adalah

1.      Untuk mengetahui pengertian dan definisi pendapatan nasional

Untuk mengetahui pengertian Maksud dari makalah ini adalah untuk memberikan penjelasan
secara rinci mengenai pendapatan nasional agar para membaca dapat memahami secara
keseluruhan tentang pendapatan nassional

2.      pendapatan nasional menutut beberapa ahli


3.      Untuk mengetahui bagaimana konsep-konsep pendapatan nasional
4.      Untuk mengetahui tiga tipe pendekatan nasional
5.      Untuk mengetahui berbagai faktor-faktor yang mempengaruhi pendekatan nasional
6.      Untuk mengetahui cara menghitung pendapatan nasional
7.      Untuk mengetahui cara menghitung angka pengganda
8.      Untuk mengetahui manfaat pendekatan nasional
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 DEFINISI PENDAPATAN NASIONAL


Pada dasarnya pendapatan nasional terdiri dari dua kata yakni pendapatan dan nasional.
Pendapatan merupakan segala sesuatu yang dihasilkan dan diterima oleh setiap individu baik
dari kerja ataupun usahanya. Sedangkan nasional berarti suatu negara. Bila diartikan dari
gabungan dua kata dasar tersebut pendapatan nasional diartikan sebagai nilai atau jumlah dari
setiap hal yang bisa dihasilkan atau diciptakan oleh sebuah negara.

Namun jika diartikan secara lengkap pendapatan nasional adalah jumlah total dari semua nilai
produk suatu negara baik yang berbentuk barang atupun jasa yang dihasilkan ataupun
diperoleh dari segala sektor diantaranya sektor ekonomi, masyarakat maupun sektor ekonomi
pemerintahan dalam kurun waktu 1 tahun.

2.2 PENGERTIAN PENDAPATAN NASIONAL MENURUT BEBERAPA AHLI

 Menurut Sadono Sukirno

Dalam bukunya "Teori Pengantar Makroekonomi" edisi 3,hal.17


Pendapatan nasional menggambarkan tingkat produksi negara yang dicapai dalam suatu
tahun tertentu dan perubahannya dari tahun ke tahun.

 Menurut Soediyono Reksopryitno

Dalam bukunya "Pengantar Ekonomi Makro" edisi 6


Pendapatan nasional adalah jumlah barang-barang dan jasa-jasa yang dihasilkan oleh
perekonomian suatu negara.
 Menurut N. Gregory Mankiw

Dalam bukunya "Pengantar Ekonomi Makro" edisi 3,hal.9


Pendapatan nasional (national income) adalah total pendapatan yang diperoleh penduduk
suatu negara dalam produksi barang dan jasa. Pendapatan nasional tidak menghitung pajak
usaha tidak langsung (seperti pajak penjualan) dan tidak menghitung subsidi usaha.

 Menurut Faried Wijaya

Pendapatan nasional adalah total nilai barang akhir dan jasa yang dihasilkan oleh suatu
negara dalam kurum waktu tertentu (1 tahun).

2.3  KONSEP PENDAPATAN NASIONAL

A. Produk Domestik Bruto (GDP)

Produk domestik bruto (Gross Domestic Product) merupakan jumlah produk berupa barang
dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit produksi di dalam batas wilayah suatu negara atau
domestik selama satu tahun.
GDP = Pendapatan Masyarakat DN (dalam negeri) + Pendapatan Asing DN
Dalam perhitungan GDP ini, termasuk juga barang atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan
maupun instansi asing yang terkait, asalkan wilayah nya masih dalam wilayah suatu negara
atau domestik tersebut. Contohnya : seperti perusahaan X dari Jepang, yang mempunyai
cabang di Indonesia, hasil berupa barang dan jasa tersebut termasuk kedalam GDP. Barang
yang dihasilkan termasuk modal yang belum diperhitungkan, makanya bersifat bruto
atau/kotor.
B. Produk Nasional Bruto (GNP)

Produk Nasional Bruto (Gross National Product) merupakan nilai produk berupa barang dan
jasa yang dihasilkan oleh penduduk suatu negara (nasional) selama satu tahun, termasuk yang
dihasilkan oleh warga Negara tersebut yang dihasilkan diluar negeri. Contohnya seperti
seseorang pria dari Indonesia yang menjual pakaian di Malaisya, hasil berupa barang dan
jasanya termasuk
dalam GNP.
GNP = Pendapatan WNI DN + Pendapatan WNI LN (luar negeri) – Pendapatan Asing DN
Produk Nasional Netto (NNP) NNP = GNP – depresiasi (penyusutan barang modal)
Penyusutan adalah penggantian barang modal bagi peralatan produksi yang dipakai dalam
proses produksi umumnya bersifat taksiran, sehingga dapat menimbulkan kekeliruan
meskipun relatif kecil.

C. Pendapatan Nasional Neto (NNI)

Pendapatan Nasional Neto (Net National Income) merupakan pendapatan yang dihitung
menurut jumlah
balas jasa yang diterima oleh masyarakat sebagai pemilik faktor produksi.
NNI = NNP – Pajak Tidak Langsung
Pajak tidak langsung adalah pajak yang bebannya dapat dialihkan kepada pihak lain seperti
pajak hadiah, pajak penjualan, dll.
D. Pendapatan Perseorangan (PI)

Pendapatan perseorangan (Personal Income) adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh
setiap orang dalam masyarakat , temasuk pendapatan yang diperoleh tanpa melakukan
kegiatan apapun. Misalnya gaji seorang pegawai negeri, maupun pendapatan pengusaha yang
didapatkan secara berantai.
PI = NNI – Pajak Perusahaan – Iuran – Laba Ditahan + Transfer Payment
Transfer Payment adalah penerimaan-penerimaan yang bukan merupakan balas jasa produksi,
melainkan diambil sebagian dari pendapatan nasional tahun lalu. Seperti pembayaran dana
pensiunan, tunjangan pengangguran, dan sebagainya. Pendapatan yang siap dibelanjakan
Disebut juga dengan Disposible Income yaitu pendapatan yang siap untuk dimanfaatkan guna
membeli barang dan jasa konsumsi dan selebihnya menjadi tabungan yang disalurkan
menjadi investasi.
DI = PI – Pajak Langsung
Pajak langsung adalah pajak yang bebannya tidak dapat dialihkan kepada pihak lain, seperti
pajak pendapatan.

E. Pendapatan Disposibel/Disposible Income (DI)

Disposible Income adalah Personal Income setelah dikurangi pajak langsung (misalnya pajak
bumi dan bangunan, pajak kendaraan bermotor dan sebagainya). Disposible income
merupakan pendapatan yang siap digunakan, baik untuk keperluan konsumsi maupun
ditabung.
Rumusan untuk menghitung DI adalah : DI = PI - Pajak Langsung
Tabungan (saving) yang disimpan di lembaga keuangan resmi (Bank) akan dapat menambah
pendapatan nasional karena, saving ini akan dimanfaatkan untuk investasi, lewat investasi
inilah pendapatan nasional dapat meningkat.
Jika penjelasan tentang pendapatan nasional kita buat urutan akan terlihat seperti di bawah
ini:
GDP > GNP > NNP > NNI > PI > DI
2.4  TIGA TIPE PENDEKATAN NEGARA

1. PENDEKATAN PENDAPATAN
Pendekatan pendapatan, dengan cara menjumlahkan seluruh pendapatan (upah, sewa,
bunga,
dan laba) yang diterima rumah tangga konsumsi dalam suatu negara selama satu periode
tertentu sebagai imbalan atas faktor-faktor produksi yang diberikan kepada perusahaan.
Metode pendapatan memandang nilai output perekonomian sebagai nilai total balas jasa
atas factor produksi yang digunakan dalam proses produksi. Kemampuan entrepreneur ialah
kemampuan dan keberanian mengombinasikan tenaga kerja, barang modal, dan uang untuk
menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan masyarakat. Balas jasa untuk tenaga kerja
adalah upah atau gaji. Untuk barang modal adalah pendapatan sewa. Untuk pemilik uang/aset
finansial
adalah pendapatan bunga. Sedangkan untuk pengusaha adalah keuntungan. Total balas jasa
atas seluruh faktor
produksi disebut Pendapatan Nasional (PN).
Y=R+W+I+P
Ket :
Y = pendapatan nasional
R = rent = sewa
W = wage = upah/gaji
I = interest = bunga modal
P = profit = laba
2. PENDEKATAN PRODUKSI

Pendekatan produksi, dengan cara menjumlahkan nilai seluruh produk yang dihasilkan
suatu
negara dari bidang industri, agraris, ekstraktif, jasa, dan niaga selama satu periode tertentu.
Nilai produk yang dihitung dengan pendekatan ini adalah nilai jasa dan barang jadi (bukan
bahan mentah atau barang setengah jadi).

Menurut metode ini, PDB adalah total output (produksi) yang dihasilkan oleh suatu
perekonomian. Cara penghitungan dalam praktik adalah dengan membagi- bagi
perekonomian menjadi beberapa sektor produksi (industrial origin). Jumlah output masing-
masing sector merupakan jumlah output seluruh perekonomian. Hanya saja, ada
kemungkinan bahwa output yang dihasilkan suatu sektor perekonomian berasal dari output
sector lain. Atau bisa juga merupakan input bagi sektor ekonomi
yang lain lagi. Dengan kata lain, jika tidak berhati-hati akan terjadi penghitungan ganda
(double counting) atau bahkan multiple counting. Akibatnya angka PDB bias
menggelembung beberapa kali lipat dari angka yang sebenarnya. Untuk menghindari hal
tersebut, maka dalam perhitungan PDB dengan metode produksi, yang dijumlahkan adalah
nilai tambah (value added) masing- masing sektor.
Y = (PXQ)1 + (PXQ)2 +.....(PXQ)n
Ket:
Y = Pendapatan Nasional
P = harga
Q = kuantitas
3. PENDEKATAN PENGELUARAN

Pendekatan pengeluaran, dengan cara menghitung jumlah seluruh pengeluaran untuk


membeli barang dan jasa yang diproduksi dalam suatu Negara selama satu periode tertentu.
Perhitungan dengan pendekatan ini dilakukan dengan menghitung pengeluaran
yang dilakukan oleh empat pelaku kegiatan ekonomi negara, yaitu: Rumah tangga
(Consumption), pemerintah (Government), pengeluaran investasi (Investment), dan selisih
antara nilai ekspor dikurangi impor ( )
Rumus menghitung pertumbuhan ekonomi adalah sebagai
berikut :
g = {(PDBs-PDBk)/PDBk} x 100%
g = tingkat pertumbuhan ekonomi PDBs = PDB riil tahun
sekarang PDBk = PDB riil tahun kemarin

Menurut metode pengeluaran, nilai PDB merupakan nilai total dalam perekonomian
selama periode tertentu. Menurut metode ini ada beberapa jenis agregat dalam suatu
perekonomian:

1.      Konsumsi Rumah Tangga (Household Consumption) Pengeluaran sektor rumah


tangga dipakai untuk konsumsi akhir, baik barang dan jasa yang habis dalam tempo setahun
atau kurang (durable goods) maupun barang yang dapat dipakai lebih dari setahun/barang
tahan lama (non-durable goods).
2.      Konsumsi Pemerintah (Government Consumption)
Yang masuk dalam perhitungan konsumsi pemerintah adalah pengeluaran-pengeluaran
pemerintah yang digunakan untuk membeli barang dan jasa akhir (government expenditure).
Sedangkan pengeluaran- pengeluaran untuk tunjangan-tunjangan sosial tidak masuk dalam
perhitungan konsumsi pemerintah.
3.      Pengeluaran Investasi (Investment Expenditure)
Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTDB) merupakan pengeluaran sektor dunia
usaha. Yang termasuk dalam PMTDB adalah perubahan stok, baik berupa barang jadi
maupun barang setengah jadi.
4.      Ekspor Neto (Net Export)
Yang dimaksud dengan ekspor bersih adalah selisih antara nilai ekspor dengan impor. Ekspor
neto yang positif menunjukkan bahwa ekspor lebih besar daipada impor. Perhitungan ekspor
neto dilakukan bila perekonomian melakukan transaksi dengan perekonomian lain (dunia).
Y = C + I + G + (X - M)
Ket :
Y = Pendapatan Nasional
C = konsumsi masyarakat
I = investasi
G = pengeluaran pemerintah
X = ekspor
M = impor

CONTOH SOAL PENDAPATAN NASIONAL

1). Suatu negara mempunyai pendapatan nasional sebagai berikut:


Konsumsi masyarakat Rp. 80.000.000
pendapatan laba usaha Rp. 40.000.000
pengeluaran negara Rp. 250.000.000
pendapatan sewa Rp. 25.000.000
Pengeluaran Investasi Rp. 75.000.000
Ekspor Rp. 50.000.000
Impor Rp. 35.000.000
dari diatas hitunglah pendapatan nasional dengan pendekatan pengeluaran .....?
jawab:
Rumus pendapatan nasional dengan pendekatan pengeluaran :
Y = C + I + G + (X - M)
Y = 80.000.000 + 75.000.000 + 250.000.000 +
(50.000.000 - 35.000.000)
Y = 405.000.000 + 15.000.000
Y = 420.000.000
Keterangan :
Y = Pendapatan Nasional
C = Pengeluaran konsumsi Rumah Tangga Konsumen (RTK)
I = Pengeluaran Investasi Rumah Tangga Produsen (RTP)
G = Pengeluaran pemerintah dari Rumah Tangga
Pemerintah (RTG)
X = Ekspor
M = Impor
Jadi jumlah pendapatan nasional dengan menggunakan pendekatan pengeluaran adalah Rp.
420 juta
2). Jika diketahui Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada tahun 2004 adalah Rp
131.101,6 Miliar. Pendapatan/Produk neto terhadap Luar Negeri Rp 4.955,7 Miliar, Pajak
tidak Langsung Rp 8.945,6 Miliar, Penyusutan Rp 6.557,8 Miliar, Iuran Asuransi Rp 2,0
Miliar, Laba ditahan Rp 5,4 Miliar, Transfer Payment Rp 6,2 Miliar dan Pajak Langsung Rp
12,0 Miliar. Hitunglah :
a). GNP
b). NNP
c). NI
d). PI
e). DI
Jawab ;
a.       GNP = GDP + Produk Neto terhadap Luar Negeri = Rp 131.101,6 Miliar + Rp 4.955,7
Miliar
= Rp 136.057,3 Miliar
b.      NNP = GNP – Penyusutan = Rp 136.057,3 Miliar – Rp 6.557,8 Miliar = Rp 129.499,5
Miliar
c.       NI = NNP – Pajak tidak Langsung= Rp 129.499,5 Miliar – Rp 8.945,6 Miliar = Rp
120.553,9 Miliar
d.     PI = (NI + Transfer Payment) – (iuran asuransi + iuran jaminan sosial + Laba di tahan +
Pajak Perseorangan)= (Rp 120.553,9 Miliar + Rp 6,2 Miliar) – (Rp 2,0 Miliar +
Rp 5,4 Miliar)
= Rp 120.560,1 Miliar – Rp 7,4Miliar = Rp 120.552,7 Miliar
e.       DI = PI – Pajak Langsung = Rp 120.552,7 Miliar – Rp 12,0 Miliar = Rp 120.540,7 Miliar
2.5 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDEKATAN NASIONAL

1. Kualitas Sumber Daya Manusia : Sudah kita ketahui bahwa untuk menghitung besarnya
pendapatan nasional, yaitu dengan pendekatan pendapatan yang diterima oleh pemilik faktor
produksi. Salah satu komponen di dalam pendekatan tersebut adalah upah (W) yang diterima
oleh
pemilik faktor produksi tenaga kerja. Tenaga kerja yang unggul dan juga memiliki
kompetensi sesuai bidang pekerjaannya bisa menerima upah yang lebih besar dibandingkan
dengan tenaga kerja yang memiliki kemampuan rendah, hingga bisa memberikan kontribusi
yang lebih besar terhadap pendapatan nasional. Kualitas tenaga kerja yang tinggi itu bisa
diperoleh melalui proses pendidikan formal maupun juga pelatihan. Semakin tinggi
pendidikan seseorang maka semakin memungkin kan pula untuk memperoleh jabatan
pekerjaan yang lebih tinggi dan menghasilkan gaji yang besar atau semakin terlatih seseorang
tenaga kerja maka akan semakin besar pula upah yang diterima.

2. Keadaan Sumber Daya Alam : Keadaan alam suatu negara akan mempengaruhi
pendapatan nasional Negara tersebut. Keadaan alam meliputi keadaan geografis, sumber daya
alam yang tersedia dan iklim suatu negara. Semakin banyak sumber daya alam di suatu
negara dan digunakan untuk berproduksi maka akan semakin menghasilkan keuntungan yang
banyak. Begitu juga dengan kondisi geografis dan iklim yang stabil (jarang terjadi bencana)
memberikan peluang yang lebih besar untuk bisa menarik investor agar menanamkan
modalnya di negara tersebut. Dengan kata lain, kondisi alam yang kondusif akan membantu
meningkatkan pendapatan nasional.

3. Ketersediaan Modal : Modal memiliki andil yang sangat besar untuk meningkatkan
pendapatan nasional. Suatu negara yang memiliki modal yang besar untuk mengolah sumber
daya dan melakukan produksi maka bias dipastikan pendapatan nasionalnya akan tinggi,
sementara negara yang kekurangan modal sehingga tidak bias melakukan kegiatan produksi
maka pendapatan nasionalnya akan rendah.
4. Stabilisasi dan Kebijakan Yang Mantap : Kebijakan pemerintah harus lah jelas, adil dan
tegas karena bila tidak maka akan menghambat jalannya roda perekonomian. Kebijakan yang
baik harus di dukung juga oleh aparatur negara yang berkualitas agar pelaksanaan kebijakan
bisa dilakukan oleh semua pihak dengan penuh rasa tanggung jawab.

5. Kesejahteraan Masyarakat : Masyarakat yang sejahtera akan memiliki daya beli yang
tinggi, tingkat menabung dan investasi yang tinggi pula hingga bias menggulirkan roda
perekonomian dan juga meningkatkan pendapatan nasional suatu negara.

2.6    PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL (Y)

1.    PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL DENGAN PENDEKATAN DUA


SEKTOR

Perhitungan pendapatan keseimbangan 2 sektor terdiri dari variabel konsumsi (C) dan
investasi(I).

Y=C+I

è (C = a + by)

Y = (a + by) + I

Y = a + by + I

Y – by = a + I

(1 – b)Y = a + I

Y=a+I

       1 – b

Contoh: Dimisalkan (dalam milyar rupiah) fungsi konsumsi (C) = 20 + 0,75Y dan besarnya
investasi (I) = 10, maka besarnya pendapatan nasional dengan pendekatan 2 sektor adalah
sebagai berikut.
Jawab:

Y=a+I

       1 – b

   = 20 + 10

       1– 0,75

   =  30

      0,25

  = 120 milyar rupiah

2.    PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL DENGAN PENDEKATAN TIGA


SEKTOR

Perhitungan pendapatan keseimbangan 3 sektor terdiri dari variabel konsumsi (C) investasi
(I), pengeluaran pemerintah (G), pajak (TX) dan pembayaran transfer (Tr).

Y=C+I+G

è (C = a + byd)

Y = a + b (y – Tx +Tr) + I + G

Y = a + by – bTx + bTr + I + G

Y – by = a – bTx + bTr + I + G

(1 – b) Y = a – bTx + bTr + I + G

Y = a – bTx + bTr + I + G

                    1 – b

Contoh: Dimisalkan (dalam milyar rupiah) fungsi konsumsi (C) = 20 + 0,75Y. Besarnya
investasi (I) = 10, pengeluaran pemerintah (G) = 8, pajak (T X) = 6 dan pembayaran transfer
(Tr) = 5, maka besarnya pendapatan nasional dengan pendekatan 3 sektor adalah sebagai
berikut.
Jawab:

Y = a – bTx + bTr + I + G

                    1 – b

   = 20 – 0,75(6) + 0,75(5) + 10+ 8

                    1 – 0,75

   = 149 milyar rupiah

3.    PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL DENGAN PENDEKATAN


EMPAT SEKTOR

Perhitungan pendapatan keseimbangan 3 sektor terdiri dari variabel konsumsi (C) investasi
(I), pengeluaran pemerintah (G), pajak (T X) pembayaran transfer (Tr), ekspor (X) dan impor
(M).

Y = C + I + G (X – M)

è (C = a + bYd => Yd = Y – Tx + Tr)

Y = a + b (Y – Tx + Tr) + I + G + (X – M)

Y = a + bY – bTx + bTr + I + G + (X– M)

Y – bY = a – bTx + bTr + I + G + (X– M)

(1 – b) Y = a – bTx + bTr + I + G + (X– M)

Y = a – bTx + bTr + I + G + (X – M)

                            1 – b

Contoh: Dimisalkan (dalam milyar rupiah) fungsi konsumsi (C) = 20 + 0,75Y. Besarnya
investasi (I) = 10, pengeluaran pemerintah (G) = 8, pajak (T X) = 6, pembayaran transfer (Tr)
= 5, ekspor (X) = 4 dan impor (M) = 3, maka besarnya pendapatan nasional dengan
pendekatan 3 sektor adalah sebagai berikut.
Jawab:

Y = a – bTx + bTr + I + G + (X – M)

                            1 – b

 = 20 – 0,75(6) + 0,75(5) + 10+ 8 + (4-3)

                          1 – 0,75

 = 153 milyar rupiah

2.7     PERHITUNGAN ANGKA PENGGANDA (K)

Uraian mengenai proses multiplier dengan menggunakan contoh angka dapat menerangkan
bagaimana proses tersebut wujud, tetapi tidak menerangkan secara jelas bagaimana
menentukan besarnya nilai multiplier. Penghitungan nilai multiplier dapat dengan lebih
mudah dilakukan dengan menggunakan aljabar.

Dalam perekonomian tiga sektor, perubahan perbelanjaan agregat bukan saja diakibatkan
oleh perubahan dalam investasi, tetapi juga oleh pajak dan pengeluran pemerintah. Besarnya
nilai multiplier dari perubahan berbagai faktor tersebut akan diterangkan dalam uraian berikut
ini.

Empat jenis multiplier akan ditentukan besarnya, yaitu: multiplier investasi, pengeluaran
pemerintah, pajak dan anggaran belanja seimbang. Penghitungan nilai multiplier yang akan
diterangkan menggunakan pemisalan-pemisalan di bawah ini:

1. Fungsi konsumsi adalah C = a + bYd.


2. Dua bentuk sistem pajak akan digunakan. Dalam contoh yang pertama pajaknya
adalah pajak tetap, yaitu T = Tx, sedangkan dalam contoh kedua pajaknya adalah
pajak proporsional, yaitu: T = tY.
3. Fungsi investasi yang asal adalah I dan fungsi pengeluaran pemerintah yang asal
adalah G.

Ysekarang  = Ysebelum + Tambahan Y (∆Y)

∆Y          = K . ∆I

Dimana K adalah angka pengganda.


1.    PERHITUNGAN ANGKA PENGGANDA DENGAN PENDEKATAN DUA
SEKTOR

Contoh: Dimisalkan (dalam milyar rupiah) fungsi konsumsi (C) = 20 + 0,75Y dan besarnya
investasi (I) = 10, maka pendapatan keseimbangan sebesar 120. Apabila terdapat tambahan
investasi sebesar 2, maka pendapatan sekarang adalah sebagai berikut:

Jawab:

∆Y    = K . ∆I

∆Y = 4 . 2 = 8

Ysekarang  = Ysebelum + Tambahan Y (∆Y)

Ysekarang  = 120 + 8 = 128 milyar rupiah

2.    PERHITUNGAN ANGKA PENGGANDA DENGAN PENDEKATAN TIGA


SEKTOR 

Contoh: Dimisalkan (dalam milyar rupiah) fungsi konsumsi (C) = 20 + 0,75Y. Besarnya
investasi (I) = 10, pengeluaran pemerintah (G) = 8, pajak (TX) = 6 dan pembayaran transfer:
(Tr) = 5.

Ditanya:

1. Berapa pendapatan sekarang (Ysek), apabila terdapat tambahan pajak sebesar 2.


2. Berapa pendapatan sekarang (Ysek), apabila terdapat tambahan pembayaran transfer
sebesar 2.
3. Berapa pendapatan sekarang (Ysek), apabila terdapat tambahan investasi sebesar 2.
4. Berapa pendapatan sekarang (Ysek), apabila terdapat tambahan pengeluaran
pemerintah sebesar 2.
Jawab:

1. Apabila terdapat tambahan pajak

∆Y    = K . ∆I

∆Y    = (-3) . 2 = -6

Ysekarang  = Ysebelum + Tambahan Y (∆Y)

Ysekarang  = 120 + (-6) = 114 milyar rupiah

1. Apabila terdapat tambahan pembayaran transfer

∆Y    = K . ∆I

∆Y    = 3 . 2 = 6

Ysekarang  = Ysebelum + Tambahan Y (∆Y)

Ysekarang  = 120 + 6 = 126 milyar rupiah

1. Apabila terdapat tambahan investasi

∆Y    = K . ∆I

∆Y    = 4 . 2 = 8

Ysekarang  = Ysebelum + Tambahan Y (∆Y)

Ysekarang  = 120 + 8 = 128 milyar rupiah

1. Apabila terdapat tambahan pengeluaran pemerintah

∆Y    = K . ∆I

∆Y    = 4 . 2 = 8

Ysekarang  = Ysebelum + Tambahan Y (∆Y)

Ysekarang  = 120 + 8 = 128 milyar rupiah


3.    PERHITUNGAN ANGKA PENGGANDA DENGAN PENDEKATAN EMPAT
SEKTOR

Contoh: Dimisalkan (dalam milyar rupiah) fungsi konsumsi: C = 20 + 0,75Y. Besarnya


investasi (I) = 10, pengeluaran pemerintah (G) = 8, pajak (T X) = 6, pembayaran transfer (Tr)
= 5, ekspor (X) = 4 dan impor (M) = 3.

Ditanya:

1. Berapa pendapatan sekarang (Ysek), apabila terdapat tambahan pajak sebesar 2.


2. Berapa pendapatan sekarang (Ysek), apabila terdapat tambahan pembayaran transfer
sebesar 2.
3. Berapa pendapatan sekarang (Ysek), apabila terdapat tambahan investasi sebesar 2.
4. Berapa pendapatan sekarang (Ysek), apabila terdapat tambahan pengeluaran
pemerintah sebesar 2.
5. Berapa pendapatan sekarang (Ysek), apabila terdapat tambahan ekspor sebesar 2.
6. Berapa pendapatan sekarang (Ysek), apabila terdapat tambahan impor sebesar 2.

Jawab:

1. Apabila terdapat tambahan pajak

∆Y    = K . ∆I

∆Y    = (-3) . 2 = -6

Ysekarang  = Ysebelum + Tambahan Y (∆Y)

Ysekarang  = 120 + (-6) = 114 milyar rupiah

1. Apabila terdapat tambahan pembayaran transfer

∆Y    = K . ∆I

∆Y    = 3 . 2 = 6

Ysekarang  = Ysebelum + Tambahan Y (∆Y)

Ysekarang  = 120 + 6 = 126 milyar rupiah


1. Apabila terdapat tambahan investasi

∆Y    = K . ∆I

∆Y    = 4 . 2 = 8

Ysekarang  = Ysebelum + Tambahan Y (∆Y)

Ysekarang  = 120 + 8 = 128 milyar rupiah

1. Apabila terdapat tambahan pengeluaran pemerintah

∆Y    = K . ∆I

∆Y    = 4 . 2 = 8

Ysekarang  = Ysebelum + Tambahan Y (∆Y)

Ysekarang  = 120 + 8 = 128 milyar rupiah

1. Apabila terdapat tambahan ekspor

∆Y    = K . ∆I

∆Y    = 4 . 2 = 8

Ysekarang  = Ysebelum + Tambahan Y (∆Y)

Ysekarang  = 120 + 8 = 128 milyar rupiah

1. Apabila terdapat tambahan impor

∆Y    = K . ∆I

∆Y    = (-4) . 2 = -8

Ysekarang  = Ysebelum + Tambahan Y (∆Y)

Ysekarang  = 120 + (-8) = 112 milyar rupiah


2.8 MANFAAT PENDEKATAN NASIONAL

 Menilai perkembangan ekonomi suatu negara dari waktu ke waktu

Dari sini kita dapat membandingkan peranan suatu pemimpin atau penggerak ekonomi
bangsa, juga untuk mengetahui kelemahan atau kesalahan yang pernah terjadi dari segi
ekonomi untuk dikoreksi di masa selanjutnya.

 Menilai prestasi ekonomi suatu bangsa

Pendapatan nasional menjadi tolak ukur kesuksesan dan kemakmuran suatu bangsa. Yang
menjadi penghargaan ketika pendapatan nasional suatu negara itu tinggi.

 Membandingkan perekonomian dengan negara lain

Di samping mencari celah untuk meningkatkan perekonomian negara sendiri,


membandingkan perekonomian dengan negara lain juga merupakan suatu kebanggaan
tersendiri ketika perekonomian di Negara sendiri mempunyai peringkat yang lebih tinggi.

 Menerangkan struktur perekonomian negara

Jenis-jenis pendapatan nasional dapat menjadi tolak ukur untuk mengetahui dimana
kelemahan perekonomian yang perlu di evaluasi. Hal ini juga dapat menyatakan persentase
pendapatan nasional berdasarkan jenis pendapatan (income) maupun produksi (product)

 Mengetahui pertumbuhan ekonomi dan pendapatan perkapita

Pentingnya melakukan evaluasi terhadap perekonomian negara agar perekonomian


mengalami peningkatan setiap tahunnya.

 Dapat membantu merumuskan kebijakan pemerintah

Pentingnya elemen-elemen yang melakukan pergerakan dari bawah, untuk menyadarkan


pemerintah seberapa pentingnya perekonomian suatu negara. Masyarakat dapat beropini,
memberikan masukan untuk meningkatkan kualitas perekonomian.
BAB III
PENUTUP

3.1      KESIMPULAN

1.      Pengertian pendapatan nasional merupakan jumlah total dari semua nilai produk suatu
negara baik yang berbentuk barang atupun jasa yang dihasilkan ataupun diperoleh dari segala
sektor diantaranya sektor ekonomi, masyarakat maupun sektor ekonomi pemerintahan dalam
kurun waktu 1 tahun.

2.      Pendapat ahli dari pendapatan nasional adalah


      Sadono Sukirno
      Soediyono Reksopryitno.
      N. Gregory Mankiw
      Faried Wijaya

3.      Konsep pendapatan nasional adalah sebagai berikut produk domestik bruto (GDP), produk
sasional bruto (GNP), pendapatan nasional netto (NNI), pendapatan perseorangan (PI),
Pendapatan yang siap dibelanjakan (DI).

4.      Tiga tipe pendekatan adalah pendekatan pendapatan, pendekatan produksi, dan pendekatan
pengeluaran

5.      Faktor – faktor yang mempengaruhi pendekatan nasional adalah Kualitas Sumber Daya
Manusia, Keadaan Sumber Daya Alam, Ketersediaan Modal, Stabilisasi dan Kebijakan Yang
Mantap, Kesejahteraan Masyarakat

6.      Perhitungan pendapatan nasional terdiri dari


         Perhitungan pendapatan nasional dengan pendekatan dua sektor
         Perhitungan pendapatan nasional dengan pendekatan tiga sektor
         Perhitungan pendapatan nasional dengan pendekatan empat sektor
7.      Hitungan angka pengganda terdiri dari
       Perhitungan angka pengganda dengan pendekatan dua sektor
       Perhitungan angka pengganda dengan pendekatan tiga sektor
       Perhitungan angka pengganda dengan pendekatan empat sektor

8.      Manfaat-manfaat pendekatan nasional


       Menilai perkembangan ekonomi suatu negara dari waktu ke waktu
       Menilai prestasi ekonomi suatu bangsa
       Membandingkan perekonomian dengan negara lain
       Menerangkan struktur perekonomian negara
       Mengetahui pertumbuhan ekonomi dan pendapatan perkapita
       Dapat membantu merumuskan kebijakan pemerintah
DAFTAR PUSTAKA

https://febrihidayatullah.wordpress.com/2012/04/24/pengertian-pendapatan-nasional/

http://stevanimanuhutu.blogspot.co.id/2015/03/pengertian-pendapatan-nasional.html/

http://www.definisi-pengertian.com/2015/06/pengertian-konsep-pendapatan-nasional.html

http://www.softilmu.com/2015/11/pengertian-konsep-manfaat-pehitungan-pendapatan-
nasional-adalah.html

http://pelita-dunia27.blogspot.co.id/2013/03/manfaat-pendapatan-nasional.html

http://pengayaan.com/5-faktor-yang-mempengaruhi-pendapatan-nasional/

https://gatrickflash.wordpress.com/2012/11/18/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-
pendapatan-nasional/

http://dhauslaode.blogspot.com/2013/02/rumus-menghitung-pendapatan-nasional.html

rosihan.lecture.ub.ac.id/files/…/makro_04_pendapatannasional.ppt3232

elearning.upnjatim.ac.id/courses/TEORIEKONOMI/…/BAB_IXPratama Raharja dan


Mandala

Manurung, Teori Ekonomi makro, FE Universitas Indonesia

Anda mungkin juga menyukai