Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

“ANALISIS PENDAPATAN NEGARA INDONESIA DAN RRT”

DOSEN PENGAMPU : Siti Nurkomariyah, S.S.T., M.M.

KELOMPOK 3

Annisa Dwi Larasati – 200203286

Inas Aqilah – 200203208

Seyd Muhammad Alaydrus – 200203269

Wening Tyas Widianingsih – 200203253

Saud Yusuf Nicolas - 200203280

Perdagangan Internasional Wilayah ASEAN dan RRT

POLITEKNIK APP JAKARTA

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, kami dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Analisis Pendapatan Negara Indonesia dan
RRT” dengan tepat waktu. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu
Ekonomi. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan mengenai
pendapatan nasional dan juga perbedaan signifikan yang terdapat di dua negara ini.

Kami mengucapkan terima kasih kepada ibu Siti Nurkomariyah selaku dosen pengampu
mata kuliah Ilmu Ekonomi. Ucapan terima kasih juga kami berikan kepada semua pihak
yang telah menyusun makalah ini dengan baik.

Kami menyadari bahwa tugas makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karenanya,
diharapkan saran dan kritik yang membangun agar kami menjadi lebih baik lagi di masa
mendatang. Semoga tugas makalah ini menambah wawasan dan memberi manfaat bagi
pembaca.

Penulis,

Jakarta, 12 Oktober 2021


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................................................. 2
BAB I ............................................................................................................................................................ 4
PENDAHULUAN ....................................................................................................................................... 4
A. Latar Belakang ................................................................................................................................ 4
B. Rumusan Masalah .......................................................................................................................... 5
C. Tujuan Makalah.............................................................................................................................. 5
BAB II .......................................................................................................................................................... 6
TINJAUAN PUSTAKA MAKALAH........................................................................................................ 6
BAB III......................................................................................................................................................... 7
METODE PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 7
BAB IV ......................................................................................................................................................... 9
PEMBAHASAN .......................................................................................................................................... 9
A. Struktur pendapatan negara Indonesia dan RRT ....................................................................... 9
Sumber-sumber pendapatan negara Indonesia ............................................................................... 9
Sumber-sumber pendapatan negara RRT ..................................................................................... 10
B. Komponen yang paling besar memberikan kontribusi ................................................................. 11
Indonesia ............................................................................................................................................ 11
China .................................................................................................................................................. 15
C. Dampak bagi negara ..................................................................................................................... 16
BAB V ........................................................................................................................................................ 20
KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................................................................. 20
A. Kesimpulan .................................................................................................................................... 20
B. Saran .............................................................................................................................................. 21
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................ 22
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara berkembang, dan Indonesia harus membangun


ekonomi atau sumber daya manusianya dari masyarakat atau rakyatnya sendiri. Salah
satu cara yang dapat membuat Indonesia menjadi negara yang maju atau negara yang bisa
memakmurkan rakyatnya adalah mengembangkan pendapatan negaranya. Pendapatan
negara Indonesia bisa dilihat masih rendah atau jauh di bawah apabila dibandingkan
dengan pendapatan negara-negara yang sudah maju. Dari mana kita mengetahui rendah
atau tingginya pendapatan negara Indonesia? Hal ini dapat kita lihat melalui
perbandingan pendapatan di tiap tiap negara salah satunya China. China merupakan salah
satu negara maju yang ada di kawasan Asia dan salah satu negara yang sangat amat
berperan dalam perpolitikan dunia. Indonesia dengan china merupakan negara yang
berhubungan lain satu sama lain. Untuk mengukur besar kecilnya pendapatan negara
Indonesia, kita harus melakukan perbandingan dan menganalisis pendapatan negara
Indonesia dan negara China.

Sumber pendapatan negara dapat digolongkan dalam 2 sektor, yakni sektor


internal dan sektor eksternal. Sektor internal ini mencakup pendapatan dalam penerimaan
pajak yang digunakan untuk membiayai pengeluaran pemerintah dan pembangunan
nasional, Penerimaan pajak secara tidak langsung bertujuan meningkatkan kemakmuran
dan kesejahteraan masyarakat. Pajak adalah iuran masyarakat kepada Negara (yang dapat
dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan
umum (undang-undang) dengan tidak mendapat prestasi kembali yang langsung dapat
ditunjuk dan gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum
berhubungan tugas negara untuk menyelenggarakan pemerintah. (Prof. Dr. P. J. A.
Andriani) dalam (Kangtoshi, 2010). Sedangkan, dalam sektor eksternal sumber
penerimannya dalam bentuk investasi, bantuan atau hibah, dan pinjaman luar negeri.
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas yang sudah dijelaskan, maka rumusan masalah
dari makalah ini adalah, sebagai berikut :

1. Bagaimana bentuk struktur pendapatan negara Indonesia dan negara China?


2. Apa saja komponen yang paling besar memberikan kontribusi?
3. Bagaimana dampak bagi kedua negara tersebut?

C. Tujuan Makalah
Berdasarkan rumusan masalah di atas, dapat disimpulkan tujuan makalah
penulisan ini, sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui hasil dari analisis pendapatan negara Indonesia dan China
2. Untuk melihat sektor apa saja yang paling besar memberikan kontribusi dalam
pendapatan negara
3. Untuk mengetahui dampak positif dan negatif bagi Indonesia dan China
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA MAKALAH

Pada bab ini berisi kajian pustaka mengenai struktur pendapatan negara Indonesia
dan RRT, komponen yang paling besar memberikan kontribusi, dan bagaimana dampak
bagi negara Indonesia dan RTT. Penulisan makalah ini kami kaitkan dengan beberapa
jurnal dan e-book penulis terdahulu, sehingga akan didapatkan keterkaitan dengan
makalah ini.

Pendapatan negara adalah pemasukan negara yang digunakan sebagai sumber


pendanaan kegiatan dan kebutuhan negara dalam rangka pembangunan negara. Yang
dimaksud dengan pendapatan negara atau penerimaan pemerintah yakni meliputi pajak,
retribusi, keuntungan perusahaan negara, denda, sumbangan masyarakat, dll. (Syamsi,
1994). Dalam hal ini, pendapatan negara digolongkan menjadi 2 kategori yaitu,
pendapatan pajak dan pendapatan non pajak. Pajak yang merupakan hak dan diterima
oleh pemerintah difungsikan untuk membiayai berbagai kegiatan pemerintah. Pajak
sendiri merupakan sumber utama dari kegiatan pengeluaran pemerintah yang sebagian
untuk pembiayaan administrasi dan sebagian untuk biaya kegiatan-kegiatan
pembangunan.

Menurut Suparmoko (dalam Basri, 2005:43) pendapatan negara diartikan sebagai


penerimaan pajak, penerimaan yang diperoleh dari hasil penjualan barang dan jasa yang
dimiliki dan dihasilkan oleh pemerintah, pinjaman pemerintah dan mencetak uang.
Penerimaan dari sektor pajak ini dapat digunakan untuk sumber keuangan negara dan
keuangan daerah yang nantinya berfungsi sebagai dana untuk meningkatkan sarana dan
prasarana yang dibutuhkan oleh masyarakat dan bangsa untuk meningkatkan
kesejahteraan. Menurut Nisjar (dalam Basri, 2003:1) keuangan negara adalah semua hak
yang dapat dinilai dengan uang, demikian pula segala sesuatu (baik berupa uang maupun
barang) yang dapat dijadikan milik negara berhubung dengan hak-hak tersebut.
(Kemenkeu, 2021).
BAB III

METODE PEMBAHASAN
Metode pembahasan adalah metode atau cara dalam menentukan langkah-langkah
untuk menganalisis data yang akan dibahas. Metode penulisan yang digunakan dalam
makalah ini yaitu sebagai berikut :

Metode Kualitatif

Dalam penyusunan makalah ini, digunakan metode kualitatif dimana menekankan


pada pengamatan informasi dalam materi dan melakukan analisis pada elemen objek,
intitusi, serta hubungan atau interaksi di antara elemen-elemen tersebut, dalam upaya
memahami suatu peilaku, atau fenomena. Pada metode ini, penulis juga mengembangkan
nilai dan pengambilan kesimpulan berdasarkan data, dengan beorientasi pada proses.
Metode kualitatif membantu ketersediaan diskripsi yang kaya atas fenomena. Kualitatif
mendorong pemahaman atas substansi dari suatu peristiwa. Dengan demikian, penelitian
kualitatif tidak hanya untuk memenuhi keinginan penulis untuk mendapatkan gambaran
atau penjelasan, tetapi juga membantu untuk mendapatkan penjelasan yang lebih dalam
(Sofaer, 1999). Dengan demikian, dalam penelitian kualitatif, peneliti perlu membekali
dirinya dengan pengetahuan yang memadai terkait permasalahan yang akan ditelitinya.
Penelitian kualitatif dimulai dengan ide yang dinyatakan dengan pertanyaan penelitian
(research questions). Pertanyaan penelitian tersebut yang nantinya akan menentukan
metode pengumpulan data dan bagaimana menganalisisnya. Metode kualitatif bersifat
dinamis, artinya selalu terbuka untuk adanya perubahan, penambahan, dan penggantian
selama proses analisisnya (Srivastava, A. & Thomson, S.B., 2009).

Pengumpulan Data dan Informasi

Dalam membahas materi dalam makalah ini, dilakukan pengumpulan data dan
informasi yang berasal dari jurnal, pandangan menurut ahli, penelusuran pustaka, buku
digital, dan pencarian data melalui internet. Data yang digunakan dalam yaitu data yang
berasal dari jurnal beberapa universitas, media elektronik, serta pembahasan dari sumber-
sumber yang relevan. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data dan informasi,
yaitu :
1. Sebelum melakukan pengolahan data yang berasal dari jurnal maupun buku
digital, dilakukan terlebih dahulu perbandingan mengenai pandangan penulis
terhadap topik materi yang lebih relevan dengan konsep-konsep yang tercakup
2. Sebelum dilakukan pembahasan analisis, diperlukan data reverensi sebagai
acuan mengenai data-data yang diperoleh, sehingga dapat dikembangkan
untuk mencari suatu kesimpulan
BAB IV

PEMBAHASAN

A. Struktur pendapatan negara Indonesia dan RRT

Sumber-sumber pendapatan negara Indonesia


Pada tahun 2001, penerimaan negara diubah klasifikasinya menjadi pendapatan
negara dan hibah, yang terdiri atas penerimaan dalam negeri dan penerimaan hibah.
Penerimaan dalam negeri sendiri diubah klasifikasinya dari sebelumnya penerimaan
migas dan penerimaan nonmigas, menjadi penerimaan perpajakan dan penerimaan negara
bukan pajak. Penjelasan dari komponen pendapatan negara adalah sebagai berikut :

1. Penerimaan Perpajakan

Penerimaan pajak artinya pembayaran iuran oleh masyarakat pada pemerintah


yang diatur dalam undang-undang tanpa balas jasa secara eksklusif. Pendapatan negara
berasal dari pajak. Secara garis besar banyak sekali jenis pajak yang dipungut pemerintah
namun, dapat dibedakan pada 2 golongan yaitu, pajak eksklusif (langsung) dan pajak
tidak eklusif (tidak langsung). Pajak eksklusif berarti jenis pungutan pemerintah yang
secara langsung dikumpulkan dari pihak yang wajib membayar pajak. Setiap individu
yang bekerja dan perusahaan yang menjalankan kegiatan serta memperoleh keuntungan
wajib membayar pajak. Sedangkan, pajak tak eksklusif merupakan pajak yang bebannya
dapat dipindah- pindahkan kepada pihak lain. Diantara jenis pajak tidak eksklusif yg
krusial ialah pajak impor dan pajak penjualan.

Selain dibedakan oleh pajak eklusif dan pajak tidak eklusif, penerimaan
perpajakan juga dapat dibedakan yang terdiri atas pendapatan pajak dalam negeri dan
pendapatan pajak internasional. Pendapatan pajak dalam negeri yaitu, pajak penghasilan
(PPh), pajak pertambahan nilai (PPN), pajak bumi dan bangunan (PBB), cukai, dan pajak
lainnya. Sementara, pendapatan pajak internasional yaitu bea masuk dan bea keluar.

2. Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)


Penerimaan negara bukan pajak adalah pendapatan negara yang berasal selain dari
pajak. PNBP adalah semua penerimaan yang didapat oleh pemerintah pusat dalam bentuk
pengelolaan dana pemerintah, penerimaan dari pemanfaatan sumber daya alam,
penerimaan dari hasil-hasil pengelolaan kekayaan negara yang dipisahkan (dividen),
pendapatan badan layanan umum, serta PNBP lainnya.

3. Penerimaan Hibah

Penerimaan hibah yang merupakan hak negara adalah penerimaan yang berupa
bantuan atau sumbangan dari dalam dan luar negeri baik swasta maupun pemerintah
dalam bentuk devisa, devisa yang dirupiahkan, barang, jasa, dan atau surat berharga.

Sumber-sumber pendapatan negara RRT


1. Penerimaan Pajak

Sejak perekonomian RRT menjadi sangat kompleks, pemerintah RRT yang


sebelumnya menggunakan pajak tunggal melakukan perubahan (reformasi) yang sesuai
dengan perekonomian yang baru. Pada tahun 1994, China berhasil menyusun UU
Perpajakan. Pada saat ini perpajakan di China terdiri dari 25 macam yang dapat
dikategorikan menjadi 8 kategori, yaitu :

a. Pajak keuntungan
b. Pajak pendapatan
c. Pajak pemakaian sumber daya alam
d. Pajak untuk tujuan khusus
e. Pajak kekayaan
f. Pajak kegiatan
g. Pajak pertanian
h. Pajak ekspor-impor

Pajak inilah yang menjadi sumber pendapatan negara dan lewat penerimaan pajak
ini negara dapat membiayai kebutuhannya, seperti, birokrasi pemerintahan, militer dan
perang, polisi dan ketertiban umum, dan pembangunan infrastruktur.
2. Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)

Penerimaan Negara Bukan Pajak yang didapat oleh negara China meliputi,
pendapatan yang berasal dari Sumber Daya Alam (SDA), seperti adanya penyewaan
panda ke negara lain. Langkah China ini bukan hanya pada aspek konservasi yang dilihat,
tetapi juga memberikan kontribusi pada penerimaan negara melalui penyewaan hewan
endemik kepada negara lain. Menurut para ahli, dengan adanya kebijakan yang dibuat
China ini pemasukan dari penyewaan hewan endemik yang dimiliki mendapat
pemasukan sekitar US$1 juta dari skema penyewaan Panda kepada negara lain.

Selain dari pendapatan SDA, China juga memiliki strategi untuk mendapatkan
pendapatan negaranya. China memiliki cara berbeda dalam meminjamkan uangnya
kepada negara lain, alih-alih mendanai proyek dengan cara memberikan hibah atau
meminjamkan uang dari satu negara ke negara lainnya, hampir semua uang itu
didapatkan dalam bentuk pinjaman bank milik pemerintah China. Pinjaman tersebut tak
muncul dalam pembukaan resmi pemerintah. Karena itulah, nama lembaga pemerintah
pusat tidak muncul dalam banyak kesepakatan antara bank dengan negara peminjam. Hal
semacam ini agar neraca perekonomian China tetap terjaga, serta menyembunyikan
klausul-klausul kerahasiaan yang bisa mencegah pemerintah mengetahui secara pasti apa
yang telah disepakati secara sembunyi-sembunyi.

B. Komponen yang paling besar memberikan kontribusi

Indonesia
Terjadinya pandemi Covid-19 pada triwulan pertama tahun 2020 mengakibatkan
pada kinerja perekonomian negara Indonesia. Dilihat dari Badan Pusat Statistik,
pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami pertumbuhan sebesar 2,9%. Namun, jika
dibandingkan dengan pertumbuhan pada tahun 2019, pertumbuhan ekonomi pada tahun
2020 justru mengalami penurunan sebesar 2%. Hampir seluruh sektor mengalami
perlambatan dalam pertumbuhan. Hal ini disebabkan oleh turunnya permintaan global
dan domestik, serta diiringi dengan melemahnya harga komoditas internasional.
Perekonomian Indonesia berdasarkan Produk Domestik Bruto (PDB) pada
triwulan II 2021, mencapai 4.175,8 triliun Rupiah. Badan Pusat Statistik (BPS)
melaporkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami kenaikan sebesar 7,07
persen secara tahunan.

Industri

Komponen yang memberikan kontribusi paling besar dalam penerimaan


pendapatan negara Indonesia masih dipegang oleh sektor industri, khususnya sektor
industri pengolahan, perdagangan, dan pertanian. Hal ini dibuktikan karena PDB
Nasional Indonesia masih mengandalkan dari sektor industri, sehingga sektor ini menjadi
penopang perekonomian Indonesia.

Sektor industri pengolahan dalam realitanya mengalami tekanan yang cukup besar
dari berbagai sisi, khususnya dari sisi penawaran dan permintaan. Dikarenakan akibat
dari adanya krisis kesehatan global yang sedang terjadi, dari sisi penawaran mengalami
penurunan pasokan bahan baku karena berkurangnya aktivitas perdagangan global serta
adanya kebijakan social distancing yang mempengaruhi kapasitas produksi, sementara
depresiasi nilai tukar Rupiah menambah beban biaya bagi industri impor. Dari sisi
permintaan, faktor yang mempengaruhi yaitu permintaan terhadap produksi industri
pengolahan di antaranya pelemahan perekonomian dunia yang menyebabkan permintaan
global, serta penurunan daya beli masyarakat.

Mengesampingkan terjadinya pelemahan dalam sektor industri, sektor ini masih


menjadi penopang perekonomian Indonesia dengan adanya beberapa faktor, yaitu :
1. Kebijakan adanya penurunan harga gas bagi subsektor tertentu
2. Peningkatan kapasitas produksi, terutama pada subsektor industri makanan
dan minuman, serta kimia dan farmasi
3. Kebijakan stimulus fiskal dari pemerintah, seperti relaksasi PPh 21, PPh 22,
dan 25 bagi industri pengolahan
4. Kebijakan stimulus nonfiskal, seperti peningkatan kemudahan ekspor dan
impor

Investasi

Pendapatan nasional atau PDB sangat erat kaitannya dengan investasi. Investasi
berupa penanaman modal yang meningkat akan berdampak positif pada proses produksi
dalam bisnis yang semakin giat, kemudian juga akan berimbas pada meningkatnya
konsumsi rumah tangga. Pada tahun 2020, BKPM mencatat bahwa sudah ada realisasi
investasi sebesar Rp402,6 triliun yang mencakup 49,3% dari target realisasi di tahun
2020. Hal ini merupakan pertumbuhan yang positif, mengingat kondisi yang kurang
kondusif akibat pandemi.

Investasi ini memiliki korelasi positif terhadap pembangunan infrastruktur negara.


PDB yang naik akan mendukung upaya pembangunan dari pemerintah, sementara
pemerintah pun akan lebih giat membangun infrastruktur guna menyokong dan menarik
investor. Selanjutnya, investasi ini juga akan menumbuhkan iklim bisnis. Semakin
banyak investasi atau penanaman modal yang dilakukan, maka akan semakin banyak pula
bisnis-bisnis baru yang bermunculan. Seperti UMKM, alat kesehatan, dan perumahan
yang menjadi beberapa sektor bisnis yang tumbuh di masa pandemi ini. Serta, banyaknya
bisnis yang bermunculan akan membuka lebih banyak lapangan pekerjaan, yang mana
secara jelas akan mendukung pertumbuhan daya beli konsumen serta konsumsi rumah
tangga.

Berdasarkan sektor usaha, realisasi investasi di sektor sekunder disumbangkan


oleh, Industri Logam Dasar, Barang Logam, Bukan Mesin dan Peralatannya, Industri
Makanan, Industri Kimia dan Farmasi, Industri Mineral Non Metal, dan Industri Karet
Plastik.

Jasa Keuangan dan jasa kesehatan

Jasa keuangan dan asuransi tumbuh 10,7%, jauh lebih tinggi dibandingkan pada
tahun 2019 yang sebesar 7,2%. Jasa perantara keuangan tumbuh hingga 13,7% sekaligus
sebagai pendorong pertumbuhan sektor jasa keuangan. Pada periode yang sama tahun
2019, jasa perantara keuangan tumbuh 7,0%. Sementara itu, jasa kesehatan dan kegiatan
sosial tumbuh 10,4%. Kinerja ini terkait dengan kondisi pandemi yang mendorong
permintaan kesehatan.
China
Perekonomian China merupakan perekonomian kedua terbesar di dunia, setelah
Amerika Serikat. Di tahun-tahun mendatang, International Monetary Fund (IMF)
memperkirakan China akan terus tumbuh pada tingkat 6,3 persen pada 2019 dan 2020,
dan 6 persen pada 2021. Angka-angka perkiraan ini masih menempatkannya jauh di
depan sebagian besar tingkat pertumbuhan ekonomi utama lainnya. dan tetap di jalurnya
untuk akhirnya menyalip AS sebagai ekonomi terbesar dunia. Pada kuartal pertama tahun
2021, pertumbuhan ekonomi China melesat di angka 18,3 persen dengan perolehan PDB
sebesar 24,93 triliun yuan menurut data Biro Statistik Nasional (NBS). Manufaktur, jasa,
dan pertanian adalah sektor terbesar ekonomi Tiongkok – mempekerjakan sebagian besar
penduduk dan memberikan kontribusi terbesar terhadap PDB. Pertumbuhan ini juga
dipicu oleh meningkatnya permintaan dari pasar dan dalam negeri yang menandai
pemulihan ekonomi setelah negara China ini mengalami stagnasi pada awal 2020 akibat
dari serangan wabah Covid-19.

Sejak tahun 1949, Pemerintah China bertanggung jawab atas perencanaan dan
pengelolaan ekonomi nasional. Namun baru setelah tahun 1978 – ketika Deng Xiaoping
memulai reformasi berbasis pasar – pertumbuhan mulai meningkat, rata-rata 10 persen
per tahun selama sekitar 30 tahun. Selama periode itu, ukuran ekonomi Tiongkok tumbuh
sekitar 48 kali lipat, dari USD 168,367 miliar (harga berlaku) pada tahun 1981 menjadi
USD 11,01 triliun pada tahun 2015.

Di bawah ekonomi pasar sosialis, Pemerintah China memainkan peran langsung


dalam mengelola ekonomi melalui rencana lima tahun yang menetapkan tujuan, strategi,
dan target. Rencana lima tahun pada 1980-an dan 1990-an berfokus pada reformasi yang
berorientasi pasar, sedangkan dua rencana lima tahun terakhir berfokus pada peningkatan
pertumbuhan yang lebih seimbang, distribusi kekayaan yang lebih baik, dan perlindungan
lingkungan yang lebih baik. Rencana lima tahun saat ini berfokus pada peningkatan daya
saing China melalui manufaktur yang lebih efisien dan semakin maju di pantai timur,
menarik manufaktur padat karya ke provinsi-provinsi pusat dan meningkatkan
permintaan domestik.
Pertumbuhan ekonomi dalam beberapa dekade terakhir didorong oleh manufaktur
dengan bantuan dorongan oleh ekspor, kini menjadi lebih bergantung pada konsumsi
domestik. Peningkatan pengeluaran konsumsi yang dihasilkan merupakan peluang besar
bagi bisnis Australia yang berhasil menargetkan produk dan layanan mereka ke publik
China yang semakin makmur. Ada juga dorongan bagi bisnis asing untuk berinvestasi di
bidang-bidang utama seperti manufaktur maju, hemat energi, perlindungan lingkungan
dan layanan modern.

C. Dampak bagi negara

Segala sesuatu yang dikerjakan pasti ada dampaknya begitu juga dengan suatu
negara yang mendapatkan dampak dari kegiatan yang telah dilakukan. Dampak ini
terbagi menjadi 2 yaitu :

1. Dampak positif
2. Dampak negatif

Indonesia

Indonesia memperoleh pendapatan negaranya dari Penerimaan Pajak, Penerimaan Negara


Non Pajak, dan Hibah.

1. Penerimaan Pajak
Dampak positif :
a. Membantu pembiayaan-pembiayaan negara seperti pembangunan dan gaji
pegawai negeri.
b. Sebagai pengaturan kebijakan negara atau yang biasa disebut kebijakan
fiskal. Beberapa kebijakan fiskal antara lain penggunaan pajak bea masuk
untuk menekan impor.
c. Sebagai dana untuk menjalankan kebijakan yang berhubungan dengan
stabilitas harga. Sehingga inflasi dapat dikendalikan. Caranya bisa dengan
mengatur peredaran uang di masyarakat, pemungutan pajak, penggunaan
pajak yang efektif dan efisien.
d. Penyesuiaian dan penyeimbang antara pembagian pendapatan dengan
kebahagiaan dan kesejahteraan masyarakat, termasuk pembagian antar
pemerintah daerah.

Dampak negatif :
a. Banyaknya masyarakat yang tidak sadar akan kewajiban membayar pajak,
akibatnya pemasukan yang diterima negara menjadi minim dan
menghambat pemerintah untuk melakukan pelayanan kepada masyarakat
serta berhentinya proyek pembangunan.
b. Bertambahnya hutang karena negara tidak punya uang yang cukup.
c. Maraknya penyelundupan pajak seperti memanipulasi pendapatannya agar
pajak yang dibayarkan lebih murah atau kecil.

2. Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)


Dampak positif :
a. Berkontribusi dalam pembangunan pemerintah.
b. Membantu pemerintah dalam pengendalian dan pengelolaan kekayaan
negara termasuk sumber daya alam.

Dampak negatif :
a. Adanya pungutan tanpa dasar hukum.
b. Pungutan terlambat / tidak disetor ke Kas Negara.
c. Penggunaan langsung PNBP.
d. PNBP dikelola di luar mekanisme anggaran pendapatan dan belanja
negara.
3. Hibah
Dampak positif :
a. Mendukung program pembangunan nasional
b. Mendukung penanggulangan bencana alam / kemanusiaan
Dampak negatif :
a. Mendapatkan hibah dari negara lain tidak membuat pertumbuhan ekonomi
Indonesia bergerak lebih cepat
b. Mengganggu kegiatan ekonomi dan politik Indonesia
c. Inflasi

RRT
RRT mendapatkan pendapatan negaranya dari Penerimaan Pajak dan Pendapatan Negara
Non Pajak.
1. Penerimaan Pajak
Dampak positif :
a. Mengembangkan ekonomi RRT.
b. Mengurangi kesenjangan kekayaan karena sifat pajaknya yang progresif.
Dampak negatif :
a. Menanggung banyak kerugian akibat banyak masyarakat RRT yang
menghindari pajak karena lebih banyak menanamkan asetnya ke luar
negeri.
b. Kehilangan banyak asetnya karena penduduknya lebih suka memutar roda
bisnisnya di luar negeri.
2. Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP)
Dampak positif :
a. Mendapatkan keuntungan dari hasil meminjamkan uang ke negara lain
dengan bunga yang tinggi, apalagi jika negara yang bersangkutan telah
melewati tenggat waktu yang telah ditetapkan.
b. Mendapatkan sumber daya alam unggulan dari negara penghutang yang
tidak bisa membayar.
c. Mendapatkan aset berupa fisik seperti pelabuhan dari negara penghutang.
d. Mendapatkan keuntungan dari hasil sewa Sumber Daya Alam seperti
penyewaan Panda, termasuk biaya konservasi jika Panda berkembang biak
di negara penyewa.
e. Menjadi pemegang saham terbesar di proyek negara penghutang.
Dampak negatif :
a. Banyaknya kesepakatan yang harus dibuat karena RRT sering menuntut
agunan yang tak biasa.
b. Menanggung kerugian akibat ketidaktelitian perusahaan.
c. Proyek yang dikaitkan dengan dengan korupsi, persoalan perburuhan, atau
isu-isu lingkungan. Contohnya proyek Belt and Road Initiative (BRI).
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Pendapatan negara adalah pemasukan negara yang digunakan sebagai sumber
pendanaan kegiatan dan kebutuhan negara dalam rangka pembangunan negara. Yang
dimaksud dengan pendapatan negara atau penerimaan pemerintah yakni meliputi
pajak, retribusi, keuntungan perusahaan negara, denda, sumbangan masyarakat, dll.
Indonesia dengan china merupakan negara yang berhubungan lain satu sama lain dan
sumber pendapatan negara itu dapat digolongkan dalam 2 sektor, yakni sektor internal
dan sektor eksternal. Sektor internal ini mencakup pendapatan dalam penerimaan
pajak yang digunakan untuk membiayai pengeluaran pemerintah dan pembangunan
nasional. Sedangkan, dalam sektor eksternal sumber penerimannya dalam bentuk
investasi, bantuan atau hibah, dan pinjaman luar negeri.
Pada tahun 2001, penerimaan Indonesia diubah klasifikasinya menjadi
pendapatan negara dan hibah, yang terdiri atas penerimaan dalam negeri dan
penerimaan hibah. Pada tahun 2020, dilihat dari Badan Pusat Statistik, pertumbuhan
ekonomi Indonesia mengalami pertumbuhan sebesar 2,9%. Komponen yang
memberikan kontribusi paling besar dalam penerimaan pendapatan negara Indonesia
masih dipegang oleh sektor industri, khususnya sektor industri pengolahan,
perdagangan, dan pertanian.

Pada saat ini perpajakan di China terdiri dari 25 macam yang dapat
dikategorikan menjadi 8 kategori. China sangat menjaga neraca perekonomiannya,
serta menyembunyikan klausul-klausul kerahasiaan yang bisa mencegah pemerintah
mengetahui secara pasti apa yang telah disepakati secara sembunyi-sembunyi. Sejak
tahun 1949, Pemerintah China bertanggung jawab atas perencanaan dan pengelolaan
ekonomi nasional juga memainkan peran langsung dalam mengelola ekonomi melalui
rencana lima tahun yang menetapkan tujuan, strategi, dan target. Pertumbuhan
ekonomi dalam beberapa dekade terakhir didorong oleh manufaktur dengan bantuan
dorongan oleh ekspor, kini menjadi lebih bergantung pada konsumsi domestik. Ada
juga dorongan bagi bisnis asing untuk berinvestasi di bidang-bidang utama seperti
manufaktur maju, hemat energi, perlindungan lingkungan dan layanan modern.

B. Saran
Mendorong percepatan pembangunan infrastrktur yang akan mendorong tumbuhnya
sektor – sektor ekonomi potensial.
1. Mendorong berkembangnya sektor ekonomi potensial sebagai sumber pertumbuhan
baru yang sudah disesuaikan.
2. Meningkatkan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) melalui Pendidikan vokasi
dan meningkatkan skala ekonomi dan kapasitas Industri Kecil dan Menengah (IKM)
3. Meningkatkan nilai tambah hasil produk pertanian.
4. Pengemabangan sektor pariwisata dengan strategi penguatan atraksi, akses, dan
amenitas ( 3A ) sebagai quick wins melalui pengembangan destinasi unggulan
pariwisata tematik yakni, wisata Bahari, wisata Sejahrah, Religi, dan Tradisi Seni-
Budaya.
DAFTAR PUSTAKA

Kemenkeu. (2021). Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2021. Kementerian Keuangan
Direktorat Jenderal Anggaran, 1–48. https://www.pajak.go.id/id/artikel/mengenal-insentif-
pajak-di-tengah-wabah-covid-19#:~:text=Pemberian fasilitas ini diberikan melalui,22 Impor
kepada wajib pajak.&text=Ketiga adalah PPh Pasal 25,selama 6 bulan ke depan.

Syamsi, I. (1994). Dasar-Dasar Kebijakan Keuangan Negara. 85.

R, T. (2014). Teori Sumber Penerimaan Negara. http://repository.uin-suska.ac.id/

Bappenas RI. (2020). Perkembangan Ekonomi Indonesia dan Dunia untuk Triwulan I 2020.
Bappenas RI, 4(1), 1–89.
https://www.bappenas.go.id/files/4215/9236/1094/ND_269_Penyampaian_Laporan_Perke
mbangan_Ekonomi_Indonesia_dan_Dunia_untuk_Triwulan_I_Tahun_2020.pdf

News, D. (2016). Profil Perpajakan China : Perusahaan Berteknologi Tinggi Diganjar Insentif.
https://news.ddtc.co.id/profil-perpajakan-china-perusahaan-berteknologi-tinggi-diganjar-
insentif-6768

BKPM. (2020). Pentingnya Peran Investasi dalam Pertumbuhan Ekonomi Indonesia di Kala
Pandemi. https://www.investindonesia.go.id/id/artikel-investasi/detail/pentingnya-peran-
investasi-dalam-pertumbuhan-ekonomi-indonesia-di-kala-pand

Sutrisno, B. (2004). Pengaruh Pajak terhadap Distribusi Pendapatan Nasional.


https://library.ui.ac.id/detail?id=83132

Business, A. (n.d.). China’s Economy. https://asialinkbusiness.com.au/china/getting-started-in-


china/chinas-economy?doNothing=1. Diakses 7 Oktober 2021

Anda mungkin juga menyukai