KELOMPOK 3
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, kami dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Analisis Pendapatan Negara Indonesia dan
RRT” dengan tepat waktu. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu
Ekonomi. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan mengenai
pendapatan nasional dan juga perbedaan signifikan yang terdapat di dua negara ini.
Kami mengucapkan terima kasih kepada ibu Siti Nurkomariyah selaku dosen pengampu
mata kuliah Ilmu Ekonomi. Ucapan terima kasih juga kami berikan kepada semua pihak
yang telah menyusun makalah ini dengan baik.
Kami menyadari bahwa tugas makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karenanya,
diharapkan saran dan kritik yang membangun agar kami menjadi lebih baik lagi di masa
mendatang. Semoga tugas makalah ini menambah wawasan dan memberi manfaat bagi
pembaca.
Penulis,
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan latar belakang di atas yang sudah dijelaskan, maka rumusan masalah
dari makalah ini adalah, sebagai berikut :
C. Tujuan Makalah
Berdasarkan rumusan masalah di atas, dapat disimpulkan tujuan makalah
penulisan ini, sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui hasil dari analisis pendapatan negara Indonesia dan China
2. Untuk melihat sektor apa saja yang paling besar memberikan kontribusi dalam
pendapatan negara
3. Untuk mengetahui dampak positif dan negatif bagi Indonesia dan China
BAB II
Pada bab ini berisi kajian pustaka mengenai struktur pendapatan negara Indonesia
dan RRT, komponen yang paling besar memberikan kontribusi, dan bagaimana dampak
bagi negara Indonesia dan RTT. Penulisan makalah ini kami kaitkan dengan beberapa
jurnal dan e-book penulis terdahulu, sehingga akan didapatkan keterkaitan dengan
makalah ini.
METODE PEMBAHASAN
Metode pembahasan adalah metode atau cara dalam menentukan langkah-langkah
untuk menganalisis data yang akan dibahas. Metode penulisan yang digunakan dalam
makalah ini yaitu sebagai berikut :
Metode Kualitatif
Dalam membahas materi dalam makalah ini, dilakukan pengumpulan data dan
informasi yang berasal dari jurnal, pandangan menurut ahli, penelusuran pustaka, buku
digital, dan pencarian data melalui internet. Data yang digunakan dalam yaitu data yang
berasal dari jurnal beberapa universitas, media elektronik, serta pembahasan dari sumber-
sumber yang relevan. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data dan informasi,
yaitu :
1. Sebelum melakukan pengolahan data yang berasal dari jurnal maupun buku
digital, dilakukan terlebih dahulu perbandingan mengenai pandangan penulis
terhadap topik materi yang lebih relevan dengan konsep-konsep yang tercakup
2. Sebelum dilakukan pembahasan analisis, diperlukan data reverensi sebagai
acuan mengenai data-data yang diperoleh, sehingga dapat dikembangkan
untuk mencari suatu kesimpulan
BAB IV
PEMBAHASAN
1. Penerimaan Perpajakan
Selain dibedakan oleh pajak eklusif dan pajak tidak eklusif, penerimaan
perpajakan juga dapat dibedakan yang terdiri atas pendapatan pajak dalam negeri dan
pendapatan pajak internasional. Pendapatan pajak dalam negeri yaitu, pajak penghasilan
(PPh), pajak pertambahan nilai (PPN), pajak bumi dan bangunan (PBB), cukai, dan pajak
lainnya. Sementara, pendapatan pajak internasional yaitu bea masuk dan bea keluar.
3. Penerimaan Hibah
Penerimaan hibah yang merupakan hak negara adalah penerimaan yang berupa
bantuan atau sumbangan dari dalam dan luar negeri baik swasta maupun pemerintah
dalam bentuk devisa, devisa yang dirupiahkan, barang, jasa, dan atau surat berharga.
a. Pajak keuntungan
b. Pajak pendapatan
c. Pajak pemakaian sumber daya alam
d. Pajak untuk tujuan khusus
e. Pajak kekayaan
f. Pajak kegiatan
g. Pajak pertanian
h. Pajak ekspor-impor
Pajak inilah yang menjadi sumber pendapatan negara dan lewat penerimaan pajak
ini negara dapat membiayai kebutuhannya, seperti, birokrasi pemerintahan, militer dan
perang, polisi dan ketertiban umum, dan pembangunan infrastruktur.
2. Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)
Penerimaan Negara Bukan Pajak yang didapat oleh negara China meliputi,
pendapatan yang berasal dari Sumber Daya Alam (SDA), seperti adanya penyewaan
panda ke negara lain. Langkah China ini bukan hanya pada aspek konservasi yang dilihat,
tetapi juga memberikan kontribusi pada penerimaan negara melalui penyewaan hewan
endemik kepada negara lain. Menurut para ahli, dengan adanya kebijakan yang dibuat
China ini pemasukan dari penyewaan hewan endemik yang dimiliki mendapat
pemasukan sekitar US$1 juta dari skema penyewaan Panda kepada negara lain.
Selain dari pendapatan SDA, China juga memiliki strategi untuk mendapatkan
pendapatan negaranya. China memiliki cara berbeda dalam meminjamkan uangnya
kepada negara lain, alih-alih mendanai proyek dengan cara memberikan hibah atau
meminjamkan uang dari satu negara ke negara lainnya, hampir semua uang itu
didapatkan dalam bentuk pinjaman bank milik pemerintah China. Pinjaman tersebut tak
muncul dalam pembukaan resmi pemerintah. Karena itulah, nama lembaga pemerintah
pusat tidak muncul dalam banyak kesepakatan antara bank dengan negara peminjam. Hal
semacam ini agar neraca perekonomian China tetap terjaga, serta menyembunyikan
klausul-klausul kerahasiaan yang bisa mencegah pemerintah mengetahui secara pasti apa
yang telah disepakati secara sembunyi-sembunyi.
Indonesia
Terjadinya pandemi Covid-19 pada triwulan pertama tahun 2020 mengakibatkan
pada kinerja perekonomian negara Indonesia. Dilihat dari Badan Pusat Statistik,
pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami pertumbuhan sebesar 2,9%. Namun, jika
dibandingkan dengan pertumbuhan pada tahun 2019, pertumbuhan ekonomi pada tahun
2020 justru mengalami penurunan sebesar 2%. Hampir seluruh sektor mengalami
perlambatan dalam pertumbuhan. Hal ini disebabkan oleh turunnya permintaan global
dan domestik, serta diiringi dengan melemahnya harga komoditas internasional.
Perekonomian Indonesia berdasarkan Produk Domestik Bruto (PDB) pada
triwulan II 2021, mencapai 4.175,8 triliun Rupiah. Badan Pusat Statistik (BPS)
melaporkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami kenaikan sebesar 7,07
persen secara tahunan.
Industri
Sektor industri pengolahan dalam realitanya mengalami tekanan yang cukup besar
dari berbagai sisi, khususnya dari sisi penawaran dan permintaan. Dikarenakan akibat
dari adanya krisis kesehatan global yang sedang terjadi, dari sisi penawaran mengalami
penurunan pasokan bahan baku karena berkurangnya aktivitas perdagangan global serta
adanya kebijakan social distancing yang mempengaruhi kapasitas produksi, sementara
depresiasi nilai tukar Rupiah menambah beban biaya bagi industri impor. Dari sisi
permintaan, faktor yang mempengaruhi yaitu permintaan terhadap produksi industri
pengolahan di antaranya pelemahan perekonomian dunia yang menyebabkan permintaan
global, serta penurunan daya beli masyarakat.
Investasi
Pendapatan nasional atau PDB sangat erat kaitannya dengan investasi. Investasi
berupa penanaman modal yang meningkat akan berdampak positif pada proses produksi
dalam bisnis yang semakin giat, kemudian juga akan berimbas pada meningkatnya
konsumsi rumah tangga. Pada tahun 2020, BKPM mencatat bahwa sudah ada realisasi
investasi sebesar Rp402,6 triliun yang mencakup 49,3% dari target realisasi di tahun
2020. Hal ini merupakan pertumbuhan yang positif, mengingat kondisi yang kurang
kondusif akibat pandemi.
Jasa keuangan dan asuransi tumbuh 10,7%, jauh lebih tinggi dibandingkan pada
tahun 2019 yang sebesar 7,2%. Jasa perantara keuangan tumbuh hingga 13,7% sekaligus
sebagai pendorong pertumbuhan sektor jasa keuangan. Pada periode yang sama tahun
2019, jasa perantara keuangan tumbuh 7,0%. Sementara itu, jasa kesehatan dan kegiatan
sosial tumbuh 10,4%. Kinerja ini terkait dengan kondisi pandemi yang mendorong
permintaan kesehatan.
China
Perekonomian China merupakan perekonomian kedua terbesar di dunia, setelah
Amerika Serikat. Di tahun-tahun mendatang, International Monetary Fund (IMF)
memperkirakan China akan terus tumbuh pada tingkat 6,3 persen pada 2019 dan 2020,
dan 6 persen pada 2021. Angka-angka perkiraan ini masih menempatkannya jauh di
depan sebagian besar tingkat pertumbuhan ekonomi utama lainnya. dan tetap di jalurnya
untuk akhirnya menyalip AS sebagai ekonomi terbesar dunia. Pada kuartal pertama tahun
2021, pertumbuhan ekonomi China melesat di angka 18,3 persen dengan perolehan PDB
sebesar 24,93 triliun yuan menurut data Biro Statistik Nasional (NBS). Manufaktur, jasa,
dan pertanian adalah sektor terbesar ekonomi Tiongkok – mempekerjakan sebagian besar
penduduk dan memberikan kontribusi terbesar terhadap PDB. Pertumbuhan ini juga
dipicu oleh meningkatnya permintaan dari pasar dan dalam negeri yang menandai
pemulihan ekonomi setelah negara China ini mengalami stagnasi pada awal 2020 akibat
dari serangan wabah Covid-19.
Sejak tahun 1949, Pemerintah China bertanggung jawab atas perencanaan dan
pengelolaan ekonomi nasional. Namun baru setelah tahun 1978 – ketika Deng Xiaoping
memulai reformasi berbasis pasar – pertumbuhan mulai meningkat, rata-rata 10 persen
per tahun selama sekitar 30 tahun. Selama periode itu, ukuran ekonomi Tiongkok tumbuh
sekitar 48 kali lipat, dari USD 168,367 miliar (harga berlaku) pada tahun 1981 menjadi
USD 11,01 triliun pada tahun 2015.
Segala sesuatu yang dikerjakan pasti ada dampaknya begitu juga dengan suatu
negara yang mendapatkan dampak dari kegiatan yang telah dilakukan. Dampak ini
terbagi menjadi 2 yaitu :
1. Dampak positif
2. Dampak negatif
Indonesia
1. Penerimaan Pajak
Dampak positif :
a. Membantu pembiayaan-pembiayaan negara seperti pembangunan dan gaji
pegawai negeri.
b. Sebagai pengaturan kebijakan negara atau yang biasa disebut kebijakan
fiskal. Beberapa kebijakan fiskal antara lain penggunaan pajak bea masuk
untuk menekan impor.
c. Sebagai dana untuk menjalankan kebijakan yang berhubungan dengan
stabilitas harga. Sehingga inflasi dapat dikendalikan. Caranya bisa dengan
mengatur peredaran uang di masyarakat, pemungutan pajak, penggunaan
pajak yang efektif dan efisien.
d. Penyesuiaian dan penyeimbang antara pembagian pendapatan dengan
kebahagiaan dan kesejahteraan masyarakat, termasuk pembagian antar
pemerintah daerah.
Dampak negatif :
a. Banyaknya masyarakat yang tidak sadar akan kewajiban membayar pajak,
akibatnya pemasukan yang diterima negara menjadi minim dan
menghambat pemerintah untuk melakukan pelayanan kepada masyarakat
serta berhentinya proyek pembangunan.
b. Bertambahnya hutang karena negara tidak punya uang yang cukup.
c. Maraknya penyelundupan pajak seperti memanipulasi pendapatannya agar
pajak yang dibayarkan lebih murah atau kecil.
Dampak negatif :
a. Adanya pungutan tanpa dasar hukum.
b. Pungutan terlambat / tidak disetor ke Kas Negara.
c. Penggunaan langsung PNBP.
d. PNBP dikelola di luar mekanisme anggaran pendapatan dan belanja
negara.
3. Hibah
Dampak positif :
a. Mendukung program pembangunan nasional
b. Mendukung penanggulangan bencana alam / kemanusiaan
Dampak negatif :
a. Mendapatkan hibah dari negara lain tidak membuat pertumbuhan ekonomi
Indonesia bergerak lebih cepat
b. Mengganggu kegiatan ekonomi dan politik Indonesia
c. Inflasi
RRT
RRT mendapatkan pendapatan negaranya dari Penerimaan Pajak dan Pendapatan Negara
Non Pajak.
1. Penerimaan Pajak
Dampak positif :
a. Mengembangkan ekonomi RRT.
b. Mengurangi kesenjangan kekayaan karena sifat pajaknya yang progresif.
Dampak negatif :
a. Menanggung banyak kerugian akibat banyak masyarakat RRT yang
menghindari pajak karena lebih banyak menanamkan asetnya ke luar
negeri.
b. Kehilangan banyak asetnya karena penduduknya lebih suka memutar roda
bisnisnya di luar negeri.
2. Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP)
Dampak positif :
a. Mendapatkan keuntungan dari hasil meminjamkan uang ke negara lain
dengan bunga yang tinggi, apalagi jika negara yang bersangkutan telah
melewati tenggat waktu yang telah ditetapkan.
b. Mendapatkan sumber daya alam unggulan dari negara penghutang yang
tidak bisa membayar.
c. Mendapatkan aset berupa fisik seperti pelabuhan dari negara penghutang.
d. Mendapatkan keuntungan dari hasil sewa Sumber Daya Alam seperti
penyewaan Panda, termasuk biaya konservasi jika Panda berkembang biak
di negara penyewa.
e. Menjadi pemegang saham terbesar di proyek negara penghutang.
Dampak negatif :
a. Banyaknya kesepakatan yang harus dibuat karena RRT sering menuntut
agunan yang tak biasa.
b. Menanggung kerugian akibat ketidaktelitian perusahaan.
c. Proyek yang dikaitkan dengan dengan korupsi, persoalan perburuhan, atau
isu-isu lingkungan. Contohnya proyek Belt and Road Initiative (BRI).
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Pendapatan negara adalah pemasukan negara yang digunakan sebagai sumber
pendanaan kegiatan dan kebutuhan negara dalam rangka pembangunan negara. Yang
dimaksud dengan pendapatan negara atau penerimaan pemerintah yakni meliputi
pajak, retribusi, keuntungan perusahaan negara, denda, sumbangan masyarakat, dll.
Indonesia dengan china merupakan negara yang berhubungan lain satu sama lain dan
sumber pendapatan negara itu dapat digolongkan dalam 2 sektor, yakni sektor internal
dan sektor eksternal. Sektor internal ini mencakup pendapatan dalam penerimaan
pajak yang digunakan untuk membiayai pengeluaran pemerintah dan pembangunan
nasional. Sedangkan, dalam sektor eksternal sumber penerimannya dalam bentuk
investasi, bantuan atau hibah, dan pinjaman luar negeri.
Pada tahun 2001, penerimaan Indonesia diubah klasifikasinya menjadi
pendapatan negara dan hibah, yang terdiri atas penerimaan dalam negeri dan
penerimaan hibah. Pada tahun 2020, dilihat dari Badan Pusat Statistik, pertumbuhan
ekonomi Indonesia mengalami pertumbuhan sebesar 2,9%. Komponen yang
memberikan kontribusi paling besar dalam penerimaan pendapatan negara Indonesia
masih dipegang oleh sektor industri, khususnya sektor industri pengolahan,
perdagangan, dan pertanian.
Pada saat ini perpajakan di China terdiri dari 25 macam yang dapat
dikategorikan menjadi 8 kategori. China sangat menjaga neraca perekonomiannya,
serta menyembunyikan klausul-klausul kerahasiaan yang bisa mencegah pemerintah
mengetahui secara pasti apa yang telah disepakati secara sembunyi-sembunyi. Sejak
tahun 1949, Pemerintah China bertanggung jawab atas perencanaan dan pengelolaan
ekonomi nasional juga memainkan peran langsung dalam mengelola ekonomi melalui
rencana lima tahun yang menetapkan tujuan, strategi, dan target. Pertumbuhan
ekonomi dalam beberapa dekade terakhir didorong oleh manufaktur dengan bantuan
dorongan oleh ekspor, kini menjadi lebih bergantung pada konsumsi domestik. Ada
juga dorongan bagi bisnis asing untuk berinvestasi di bidang-bidang utama seperti
manufaktur maju, hemat energi, perlindungan lingkungan dan layanan modern.
B. Saran
Mendorong percepatan pembangunan infrastrktur yang akan mendorong tumbuhnya
sektor – sektor ekonomi potensial.
1. Mendorong berkembangnya sektor ekonomi potensial sebagai sumber pertumbuhan
baru yang sudah disesuaikan.
2. Meningkatkan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) melalui Pendidikan vokasi
dan meningkatkan skala ekonomi dan kapasitas Industri Kecil dan Menengah (IKM)
3. Meningkatkan nilai tambah hasil produk pertanian.
4. Pengemabangan sektor pariwisata dengan strategi penguatan atraksi, akses, dan
amenitas ( 3A ) sebagai quick wins melalui pengembangan destinasi unggulan
pariwisata tematik yakni, wisata Bahari, wisata Sejahrah, Religi, dan Tradisi Seni-
Budaya.
DAFTAR PUSTAKA
Kemenkeu. (2021). Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2021. Kementerian Keuangan
Direktorat Jenderal Anggaran, 1–48. https://www.pajak.go.id/id/artikel/mengenal-insentif-
pajak-di-tengah-wabah-covid-19#:~:text=Pemberian fasilitas ini diberikan melalui,22 Impor
kepada wajib pajak.&text=Ketiga adalah PPh Pasal 25,selama 6 bulan ke depan.
Bappenas RI. (2020). Perkembangan Ekonomi Indonesia dan Dunia untuk Triwulan I 2020.
Bappenas RI, 4(1), 1–89.
https://www.bappenas.go.id/files/4215/9236/1094/ND_269_Penyampaian_Laporan_Perke
mbangan_Ekonomi_Indonesia_dan_Dunia_untuk_Triwulan_I_Tahun_2020.pdf
News, D. (2016). Profil Perpajakan China : Perusahaan Berteknologi Tinggi Diganjar Insentif.
https://news.ddtc.co.id/profil-perpajakan-china-perusahaan-berteknologi-tinggi-diganjar-
insentif-6768
BKPM. (2020). Pentingnya Peran Investasi dalam Pertumbuhan Ekonomi Indonesia di Kala
Pandemi. https://www.investindonesia.go.id/id/artikel-investasi/detail/pentingnya-peran-
investasi-dalam-pertumbuhan-ekonomi-indonesia-di-kala-pand