Anda di halaman 1dari 19

Science Hunter

MAKALAH EKONOMI MAKRO

( Keseimbangan Pendapatan Nasional Perekonomian 3 Sektor )

Dosen Pengampu: Nana Diky Dirbawanto,M.BA

Disusun Oleh:
Nama Mahasiswa : Michael Gerald
Nim : 200907088

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI BISNIS


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat tuhan yang Maha esa yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul " Keseimbangan
Pendapatan Nasional Perekonomian 3 Sektor ” ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari
penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari Abang Nana Diky
Dirbawanto,M.BA pada mata kuliah Ekonomi Makro Selain itu, makalah ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan tentang Keseimbangan Pendapatan Nasional Perekonomian 3 Sektor.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Abang Nana Diky Dirbawanto,M.BA selaku
dosen mata kuliah Ekonomi Makro, yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Medan, 27 April 2021

Penulis
DAFTAR ISI

Cover................................................................................................................ i
Kata Pengantar................................................................................................ ii
Daftar Isi........................................................................................................ iii
BAB I
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah................................................................................. 1
1.3 Tujuan Penulisan................................................................................... 2
BAB II Tinjauan Pustaka
2.1 Tengertian Perekonomian tiga Sektor................................................... 3
2.2 Aliran Pendapatan dan Syarat Keseimbangan..................................... 4
Bab III Pembahasan
3.1 Peran Pemerintah sebagai Pengatur Kegiatan Ekonomi..................... 15
3.2 Pemantauan pihak manajemen terhadap perkembangan perusah....... 16
3.3 Jenis aliran baru dalam sirkulasi aliran pendapatan akibat dari campur tangan pemerintah
dalam kegiatan ekonomi........................................................................................... 16
3.4 Jenis-Jenis Pajak................................................................................. 17
3.5 Masalah Makro Ekonomi Dan Kebijakan Fiskal................................ 21
BAB IV PENUTUP
Kesimpulan
Daftar Pustaka
BAB I

1. Latar Belakang

Dalam perekonomian yang sebenarnya corak kegiatan ekonomi adalah jauh lebih rumit dari
yang kita bayangkan. Untuk memberikan gambaran yang lebih mendekati dari keadaan yang
sebenarnya dalam makalah ini akan di bahas tentang perekonomian tiga  sektor. Sistem
Perekonomian tiga sektor merupakan perekonomian yg terdiri dari sektor-sektor rumah tangga,
perusahaan dan pemerintah. Dengan demikian dalam menganalisis perekonomian tiga sektor
pada hakikatnya akan diperhatikan peranan dan pengaruh pemerintah ke atas kegiatan dalam
suatu perekonomian.
Dalam perekonomian tiga sektor kegiatan luar negeri masih diabaikan. Dalam menganalisis
perekonomian tiga sektor masih tetap dimisalkan kegiatan ekspor dan impor tidak dilakukan. Ini
berarti analisis yang dibuat masih memisalkan bahwa barang-barang dan jasa-jasa yang
diproduksi tidak dijual ke luar negeri  dan masyarakat atau perusahaan tidak membeli dan
menggunakan barang-barang dan jasa yang diimpor. Disebabkan oleh ketiadaan perdagangan
luar negeri maka perekonomian tiga sektor dinamakan juga perekonomian tertutup.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka rumusan makalah ini adalah
sebagai berikut :
“ Apakah konsep Teori keseimbangan Tiga Sektor? ”.
Masalah Konsep Teori keseimbangan Tiga Sektor tersebut menjadi beberapa pertanyaan sebagai
berikut :
a. Bagaimana peran pemerintah sebagai pengatur kegiatan ekonomi?
b. Bagaimana pihak manajemen membantu perkembangan perusahaannya?
c. Bagaimana aliran baru dalam sirkulasi aliran pendapatan akibat campur tangan pemerintah?
d. Menyebutkan dan menjelaskan jenis-jenis pajak.
e. Menjelaskan tentang  masalah makro ekonomi dan kebijakan fiskal dalam perekonomian 3 sektor.
1.3 Tujuan penulisan
a.     Menambah ilmu pengetahuan untuk para pembaca dan pengkaji tentang konsep ” Teori
Keseimbangan Tiga Sektor ”
b      Menambah pengetahuan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi keseimbangan tiga
sektor

BAB II
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1   Pengertian Perekonomian Tiga Sektor
Ekonomi tiga sektor adalah perekonomian  yang meliputi kegiatan dalam sektor perusahaan,
rumah tangga dan pemerintah. Campur tangan pemerintah dalam kegiatan ekonomi akan
menimbulkan tiga arus baru dalam perekonomian yaitu arus pembayaran pajak, arus pengeluaran
dari pemerintah, dan arus pembayaran dalam pemerintah.
Rumah tangga konsumsi (konsumen) menerima pendapatan dari perusahaan dan pemerintah
yang digunakan untuk membeli barang dan jasa yang diproduksi oleh perusahaan dan membayar
pajak kepada pemerintah. Perusahaan menerima pembayaran dari pemerintah dan konsumen atas
barang dan jasa yang telah diproduksinya, dan membayar biaya atas faktor produksi kepada
konsumen serta membayar pajak kepada pemerintah. Pemerintah memperoleh pendapatan pajak
dari konsumen dan perusahaan yang digunakaan untuk membayar gaji/upah kepada konsumen,
membeli barang/jasa dari perusahaan, dan pembayaran berupa transfer kepada rumah tangga
konsumen guna retribusi pendapatan.
2.2   Aliran Pendapatan Dan Syarat Keseimbangan
Aliran pendapatan dan pengeluaran
          Campur tangan pemerintah dalam perekonomian akan menimbulkan tiga jenis aliran baru
dalam sirkulasi aliran pendapatan. Tiga jenis aliran yang baru tersebut adalah :
Pembayaran pajak oleh rumah tangga dan perusahaan kepada pemerintah. Pembayaran pajak
tersebut menimbulkan pendapatan kepada pihak pemerintah. Ia merupakan sumber pendapatan
pemerintah yang terutama.
  Pengeluaran dari sektor pemerintah ke sektor perusahaan. Aliran ini menggambarkan nilai
pengeluaran pemerintah keatas barang-barang dan jasa yang diproduksikan oleh sektor
perusahaan.
Aliran pendapatan dari sektor pemerintah sektor rumah tangga. Aliran itu timbul sebagai
akibat dari pembayaran keatas konsumsi faktor-faktor produksi yang dimiliki sektor rumah
tangga oleh pemerintah.
Pembayaran oleh sektor perusahaan sekarang dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu
pembayaran kepada sektor rumah tangga sebagai pendapatan kepada faktor-faktor produksi dan
pembayaran pajak pendapatan perusahaan kepada pemerintah.
Pendapatan yang diterima rumah tangga sekarang berasal dari dua sumber: dari pembayaran
gaji dan upah, sewa, bunga dan utang oleh perusahaan dan dari pembayaran gaji dan upah oleh
pemerintah.
       Pemerintah menerima pendapatan berupa pajak dari perusahaan dan rumah tangga.
Pendapatan tersebut akan digunakan untuk membayar gaji dan upah pegawai-pegawai dan untuk
membeli barang-barang dan jasa-jasa.
        Pendapatan yang diterima rumah tangga (Y) akan digunakan untuk memenuhi tiga
kebutuhan: membayar dan membiayai pengeluaran konsumsi (C), disimpan sebagai tabungan (S)
dan membayar pajak pendapatan rumah tangga (T). Dalam persamaan:
         Dalam gambaran tersebut tetap dimisalkan bahwa tabungan rumah tangga dipinjamkan
oleh lembaga-lembaga keuangan kepada para pengusaha yang menanam modal.
Pengeluaran agregat (AE) telah menjadi banyak jenisnya, yaitu disamping pengeluaran konsumsi
(C) dan investasi (I) sekarang termasuk pula pengeluaran pemerintah (G). Dalam persamaan:
Syarat Keseimbangan
          Dalam suatu perekonomian keseimbangan pendapatan nasional akan dicapai apabila:
penawaran agregat adalah sama dengan pengeluaran agregat. Keseimbangan ekonomi makro
untuk perekonomian tertutup dapat digambarkan sebagai berikut :
Keterangan:
      Titik E adalah titik keseimbangan ekonomi makro, dimana YD (permintaan negatif agregatif)
sama dengan YS (penawaran agregatif). Pada titik E, keluaran riil keseimbangan sebesar YE dan
harga barang domestik keseimbangan sebesar P_D^E.
Dalam perekonomian yang tidak melakukan perdagangan luar negeri, penawaran agregat adalah
sama dengan pendapatan nasionalnya (Y), yaitu sama dengan nilai barang dan jasa yang
diproduksikan dalam perekonomian dalam suatu periode tertentu. Pengeluaran agregat atau
pengeluaran yang dilakukan oleh berbagai pihak dalam perekonomian tersebut, meliputi tiga
jenis perbelanjaan: konsumsi rumah tangga (C), investasi perusahaan (I) dan pengeluaran
pemerintah membeli barang dan jasa (G). Dengan demikian keadaan yang menciptakan
keseimbangan dalam perekonomian tiga sektor adalah:
Penawaran agregat = pengeluaran agregat atau
pendapatan rumah tangga tersebut akan digunakan untuk tiga tujuan: membiayai konsumsi (C),
ditabung (S) dan membayar pajak. Dengan demikian berlaku persamaan:
Dalam keseimbangan berlaku kesamaan berikut: Y = C + I + G sedangkan pada setiap tingkat
pendapatan nasional berlaku kesamaan: Y = C + S + T. Dengan demikian pada keseimbangan
PN berlaku kesamaan berikut:
Apabila C dikurangi dari setiap ruas maka:
Dalam perekonomian tiga sektor I dan G adalah suntikan kedalam sirkulasi aliran pendapatan,
sedangkan S dan T adalah kebocoran. Dalam keseimbangan ekonomi tiga sektor juga berlaku
keadaan:

Sebagai kesimpulan dapatlah dirumuskan bahwa dalam perekonomian tiga sektor yang mencapai
keseimbangan akan berlaku keadaan yang berikut:

Y = C + I + G dan

I+G=S+T
Jenis-Jenis Pajak
Pajak langsung dan pajak tak langsungSecara garis besarnya berbagai jenis pajak yang dipungut
pemerintah dapat dibedakan kepada dua golongan, yaitu pajak langsung dan pajak tak langsung.

1. Pajak langsung
Pajak langsung berarti jenis pungutan pemerintah yang secara langsung dikumpulan dari pihak
yang wajib membayar pajak.

2. Pajak tak langsung


Pajak tak langsung adalah pajak yang bebannya dapat dipindahkan kepada pihak lain. Salah satu
jenis pajak tak langsung yang penting adalah pajak impor. Biasanya, pada akhirnya yang akan
menanggung pajak tersebut adalah para konsumen.

·         Bentuk-bentuk pajak pendapatan


1. Pajak regresif
Sistem pajak yang persentasi pungutan pajaknya menurun apabila pendapatan yang dikenakan
pajak menjadi bertambah tinggi.
2. Pajak proposional
Persentasi pungutan pajak yang tetap besarnya pada berbagai tingkat pendapatan, yaitu dari
pendapatan yang sangat rendah kepada yang sangat tinggi.
3. Pajak progresif
Sistem pajak yang persentasinya bertambah apabila pendapatan semakin meningkat.
          Dalam perekonomian yang telah mengenakan pajak, perhubungan diantara pendapatan
disposebel dan pendekatan nasional dapat dinyatakan secara persamaan berikut:
Yaitu pendapatan disposebel (Yd) adalah sama dengan pendapatan nasional (Y) dikurangi oleh
pajak (T).
          Penurunan pendapatan disposebel akan mengurangi konsumsi dan tabungan rumah tangga.
Hal ini disebabkan karena pajak yang dibayarkannya mengurangi kemampuannya untuk
melakukan pengeluaran konsumsi dan menabung. Berdasarkan kepada sifat pengaruh pajak
kepada pendapatan disposebel, pengeluaran konsumsi dan tabungan secara umum dapat
dirumuskan:
Pajak yang dipungut akan mengurangi pendapatan disposebel sebanyak pajak yang dipungut
tersebut dalam persamaan:
Penurunan pendapatan disposebel menyebabkan pengeluaran konsumsi dan tabungan rumah
tangga akan berkurang pada berbagai tingkat pendapatan.
         Walau apapun bentuk sistem pajak, yaitu pajak tetap atau pajak proporsional, pemungutan
pajak akan mengakibatkan konsumsi dan tabungan rumah tangga berkurang sebanyak yang
ditentukan oleh persamaan berikut:
ΔC = MPC x T
ΔS = MPS x T
Keseimbangan Dalam Perekonomian Tiga Sektor
         Uraian mengenai keseimbangan pendapatan nasional dalam perekonomian tiga sektor akan
dibedakan dalam dua keadaan yaitu:
Dalam perekonomian dimana sistem pajaknya adalah sistem pajak tetap.
Dalam perkonomian dimana sistem pajaknya adalah proporsional.
 Pajak tetap dan keseimbangan pendapatan
Untuk menerangkan keseimbangan pendapatan nasional dalam perekonomian dimana sistem
pajaknya adalah pajak tetap, digunakan pemisalan-pemisalan dibawah ini:
Jumlah pajak dan sifat hubungan diantara pendapatan nasional, kosumsi dan tabungan adalah
seperti dalam tabel 5.1. Dengan demikian fungsi konsumsi adalah
C = 60 + 0.75Y (fungsi konsumsi sesudah pajak) dan fungsi tabungan adalah S = -100 + 0.25Y.
Pajak adalah T = 40

Investasi sektor perusahaan adalah I = 120 (triliun rupiah) dan pengeluaran pemerintah adalah G
= 60 (triliun rupiah)

Dengan pemisahan-pemisahan diatas dapatlah ditunjukkan keseimbangan pendapatan nasional


dalam perekonomian tiga sektor.

Pajak proporsional dan keseimbangan pendapatan

Untuk menerangkan keseimbangan pendapatan nasional dalam perekonomian yang


menggunakan sistem pajak proporsional digunakan pemisalan-pemisalan dibawah ini:
Presentase (kadar) pajak dan sifat hubungan diantara pendapatan nasional, konsumsi dan
tabungan.

Investasi perusahaan adalah I = 150 (triliun rupiah) dan pengeluaran pemerintah G = 240
(triliun).

Model Keseimbangan Perekonomian Tertutup Tiga Sektor


Model ekonomi tiga sektor memasukkan sektor pemerintah, yang dimiliki oleh pengeluaran
pemerintah (G) .
Output keseimbangan
Dengan demikian pengeluaran agregat menjadi:
AE = G + I + G
= C0 + bY + I0 + G0
= C0 + I0 + G0 + bY
= A + bY
Dimana A sekarang terdiri atas (C0 + I0 + G0).
Sama halnya dengan model dua sektor, dalam model tiga sektor output keseimbangan dapat
dihitung dengan menyamakan Y dan AE.

Dampak perubahan pengeluaran pemerintah


Pemerintah dapat mempengaruhi tingkat output keseimbangan dengan menambah atau
mengurangi pengeluarannya. Besarnya efek perubahan pengeluaran pemerintah adalah sama
dengan pengaruh perubahan investasi (I0) atau konsumsi (G0) sehingga dampak perubahan
pengeluaran pemerintah terhadap perkonomian dapat ditulis sebagai berikut:
Multiplier Dalam Perekonomian Tiga Sektor
Seperti yang berlaku dalam perekonomian dua sektor, dalam perekonomian tiga sektor
perubahan-perubahan perbelanjaan agregat akan menimbulkan perubahan dalam pendapatan
nasional sebanyak beberapa kali lebih besar dari perubahan perbelanjaan agregat yang asal.

Multiplier investasi
Untuk menghitung nilai multiplier investasi. Dimisalkan nilai invetasi bertambah dari I menjadi
I1 dan pertambahannya adalah ΔI .

Sistem pajak tetap


Pertambahan investasi sebesar ΔI akan menambah pendapatan nasional dari:
Y= 1/(1-b ) (a-〖bT〗_x+ I+G)
Menjadi:
Y= 1/(1-b ) (a-〖bT〗_x+ I+ CI+G)

Dengan demikian proses multiplier menambah pendapatan nasional sebesar seperti yang
dinyatakan persamaan berikut:

ΔY=Y_1- Y= 1/(1-b) ΔI

Dari persamaan ini dapat disimpulkan bahwa dalam perekonomian tiga sektor dengan pajak
tetap, pertambahan investasi sebanyak ΔI akan menambahkan PN sebanyak (1/(1-b)) kali
pertambahan invetasi. Dengan demikian nilai multiplier yaitu ΔY / ΔI, adalah
Multiplier investasi (pajak tetap)= 1/(1-b)

Sistem pajak proporsional


Pertambahan PN (ΔY) yang akan terwujud dalam perekonomian tiga sektor dengan sistem pajak
proporsional adalah (1/(1-b + bt )) kali lipat dari pertambahan investasi (ΔI) yang berlaku.
Berarti nilai multiplier adalah:
Multiplier investasi (pajak proporsional)= 1/(1-b+bt )= 1/(1-b (1-t))

Multiplier pengeluaran pemerintah

Sistem pajak tetap


Dalam perekonomian yang menggunakan sistem pajak tetap, nilai multiplier pengeluaran
pemerintah adalah 1/(1-b) dan kenaikan pendapatan nasional (ΔY) dapat dihitung dengan
persamaan:

ΔY= 1/(1-b) ΔG

Sistem pajak proporsional


Dalam perekonomian yang menggunakan sistem pajak proporsional, nilai multiplier pengeluaran
pemerintah adalah 1/(1-b+bt) dan kenaikkan pendapatan ΔY dapat dihitung menggunakan
persamaan:
ΔY= 1/(1-b+bt) ΔG

Multiplier pajak

Sistem pajak tetap


Pengurangan pajak sebanyak ΔI akan menambah PN (ΔY) sebanyak b/(1-b) dikali dengan
pengurangan pajak yang dilakukan. Dalam pajak tetap nilai multiplier perubahan pajak (MT)
adalah:
M_T= ΔY/ΔT= b/(1-b )

Sistem pajak proporsional


Pertambahan dalam pendapatan nasional (ΔY = Y2 – Y) dapat ditentukan dengan menggunakan
formula:
ΔY= 1/(1-b+bt) (tΔT)
atau
ΔY= b/(1-b+bt) (ΔT)

Persamaan tersebut menunjukkan bahwa pengurangan pajak sebanyak ΔT akan menaikkan


pendapatan nasional sebanyak b/(1-b+bt) dikali dengan pengurangan pajak yang berlaku.

Angka pengganda Perekonomian Tiga Sektor


Angka pengganda untuk pajak yang bersifat tetap
Y = C0 + C (Y – Tx + Tr) + I + G
Y = C0 + CY – CTx + CTr + I + G
Y – CY = C0 – CTx + CTr + I + G
(1 – C)Y = C0 – CTx + CTr + I + G
Y = (C_0-〖CT〗_x+〖CT〗_r+ I+G )/(( I-G))
Y = 1/((1-C)) (C_0- 〖CT〗_x+ 〖CT〗_r+ I+G

Angka pengganda pengeluaran adalah:


KE = 1/((1-C))

Angka pengganda untuk pajak yang bersifat proporsional


TX = T0 – tY
Yd = Y – T0 – tY + Tr
Y = C0 + C ( Y – T0 – tY + Tr) + I G
Y = C0 + CY – CT0 – CtY + CTr + I + G
Y – CY + CtY = C0 – CT0 + CTr + I + G
(1 – C + Ct) Y = C0 – CTX + CTr + I + G
Y = (C_(0 )- 〖CT〗_0+ 〖CT〗_r+ I+G)/(( 1-C+Ct))
Y = 1/((1-C-Ct) ) (C_0- 〖CT〗_0+ 〖CT〗_r+ I+G
Perubahan pendapatan nasiona sebagai akibat dari perubahan pengeluaran secara total adalah:
KE= ΔY/ΔE
KE= 1/((1-C+Ct))

Masalah Makro Ekonomi Dan Kebijakan Fiskal


Langkah-langkah pemerintah untuk membuat perubahan-perubahan dalam sistem pajak atau
dalam pembelanjannya dengan maksud unttuk mengatasi masalah-masalah ekonomi yang
dihadapi dinamakan kebijakan fiskal . Dalam suatu perekonomian tertutup, yaitu
perekonomianyang tidak menjalankan kegiatan perdagangan luar negeri. Dua masalah makro
ekonomi yang utama adalah pengangguran dan inflasi.

Pada hakekatnya kebijakan fiskal tersebut merupakan kebijakan T (mengubah tarif-tarif pajak)
dan kebijakan G (mengubah pengeluaran pemerintah) dengan tujuan untuk mempengaruhi
aktivitas perekonomian yang bersangkutan sesuai dengan sasaran-sasaran yang digariskan oleh
pemerintah yang bersangkutan .

Masalah pengangguran dan inflasi


Tingkat kegiatan ekonomi negara yang wujud pada suatu waktu tertentu adalah berbentuk salah
satu dari tiga keadaan berikut:
-Mencapai tingkat konsumsi tenaga kerja penuh
-Menghadapi masalah pengangguran
-Menghadapi masalah inflasi

Peranan kebijakan fiskal


Kebijakan fiskal memegang peranan yang cukup penting dalam menstabilkan tingkat kegiatan
ekonomi dan menciptakan tingkat kegiatan ekonomi kearah tingkat yang dikehendaki.
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Peran Pemerintah sebagai Pengatur Kegiatan Ekonomi


Pemerintah memegang peranan penting sebagai pusat atau pengatur perekonomian. Dengan
adanya pemerintah, akan ada perubahan dalam proses penentuan keseimbangan pendapatan
nasional. Seperti pungutan pajak yang berfungsi untuk mengurangi pengeluaran agregat dengan
mengurangi pengeluaran rumah tangga. Selain itu pajak dapat membuat pemerintah menaikkan
pembelanjaan yang bersifat agregat. Perekonomian 3 sektor tidak melibatkan proses ekspor dan
import, sehingga perekonomian 3 sektor dinamakan sebagai kegiatan ekonomi tertutup.
Selain sebagai pengatur, pemerintah juga memiliki peranan sebagai konsumen produk barang
dan jasa. Pemerintah harus menggunakan berbagai produk seperti alat-alat kantor, kelengkapan
Negara, jasa aparatur Negara dan lain-lain, Pemerintah memiliki tugas sebagai prosusen yang
mengelola berbagai perusahaan Negara untuk menghasilkan produk yang berkaitan dengan hajat
hidup orang banyak. Contoh: air,gas, listrik,dll.
Pajak Pemerintah memiliki tugas untuk menarik pajak dari setiap wajib pajak untuk
mempertahankan stabilitas ekonomi Negara.
3.2 Pemantauan pihak manajemen terhadap perkembangan perusahaan
Untuk memantau perkembangan perusahaan, pihak manajemen membuat laporan keuangan yang
dipublikasi kepada para investor sirkulasi aliran pendapatan sebagai parameter kinerja dalam
mengelola data.
Tujuan pemantauan perusahaan adalah :
1.      Menjaga kekayaan organisasi.
2.      Memeriksa ketelitian dan kebenaran data akuntansi.
3.      Mendorong efisiensi.
4.      Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.
3.3 Jenis aliran baru dalam sirkulasi aliran pendapatan akibat dari campur tangan pemerintah
dalam kegiatan ekonomi.

Campur tangan pemerintah dalam perekonomian akan menimbulkan tiga jenis aliran baru dalam
sirkulasi aliran pendapatan. Tiga jenis aliran yang baru tersebut adalah :

Pembayaran pajak oleh rumah tangga dan perusahaan kepada pemerintah. Pembayaran pajak
tersebut menimbulkan pendapatan kepada pihak pemerintah. Ia merupakan sumber pendapatan
pemerintah yang terutama.

Pengeluaran dari sektor pemerintah ke sektor perusahaan. Aliran ini menggambarkan nilai
pengeluaran pemerintah keatas barang-barang dan jasa yang diproduksikan oleh sektor
perusahaan.

Aliran pendapatan dari sektor pemerintah sektor rumah tangga. Aliran itu timbul sebagai akibat
dari pembayaran keatas konsumsi faktor-faktor produksi yang dimiliki sektor rumah tangga oleh
pemerintah.
3.4 Jenis-Jenis Pajak

Pajak langsung dan pajak tak langsung


Secara garis besarnya berbagai jenis pajak yang dipungut pemerintah dapat dibedakan kepada
dua golongan, yaitu pajak langsung dan pajak tak langsung.

Pajak langsung
Pajak langsung berarti jenis pungutan pemerintah yang secara langsung dikumpulan dari pihak
yang wajib membayar pajak.

Pajak tak langsung


Pajak tak langsung adalah pajak yang bebannya dapat dipindahkan kepada pihak lain. Salah satu
jenis pajak tak langsung yang penting adalah pajak impor. Biasanya, pada akhirnya yang akan
menanggung pajak tersebut adalah para konsumen.

Bentuk-bentuk pajak pendapatan

Pajak regresif
Sistem pajak yang persentasi pungutan pajaknya menurun apabila pendapatan yang dikenakan
pajak menjadi bertambah tinggi.

Pajak proposional
Persentasi pungutan pajak yang tetap besarnya pada berbagai tingkat pendapatan, yaitu dari
pendapatan yang sangat rendah kepada yang sangat tinggi.

Pajak progresif
Sistem pajak yang persentasinya bertambah apabila pendapatan semakin meningkat.

Efek Pajak Ke Atas Konsumsi Dan Tabungan


Dalam perekonomian yang telah mengenakan pajak, perhubungan diantara pendapatan
disposebel dan pendekatan nasional dapat dinyatakan dalam persamaan berikut:

Yaitu pendapatan disposebel (Yd) adalah sama dengan pendapatan nasional (Y) dikurangi oleh
pajak (T).

Penurunan pendapatan disposebel akan mengurangi konsumsi dan tabungan rumah tangga. Hal
ini disebabkan karena pajak yang dibayarkannya mengurangi kemampuannya untuk melakukan
pengeluaran konsumsi dan menabung. Berdasarkan kepada sifat pengaruh pajak kepada
pendapatan disposebel, pengeluaran konsumsi dan tabungan secara umum dapat dirumuskan:

Pajak yang dipungut akan mengurangi pendapatan disposebel sebanyak pajak yang dipungut
tersebut dalam persamaan:
Penurunan pendapatan disposebel menyebabkan pengeluaran konsumsi dan tabungan rumah
tangga akan berkurang pada berbagai tingkat pendapatan.

Walau apapun bentuk sistem pajak, yaitu pajak tetap atau pajak proporsional, pemungutan pajak
akan mengakibatkan konsumsi dan tabungan rumah tangga berkurang sebanyak yang ditentukan
oleh persamaan berikut:
ΔS = MPS x T
ΔC = MPC x T

Efek Pajak :Analisis Aljabar Dan Grafik


Pendekatan Aljabar
Efek pajak tetap
Terlebih dahulu akan dibuat analisis yang bersifat umum mengenai efek pajak keatas konsumsi
dan fungsi tabungan. Misalkan fungsi efek pajak adalah: C = a + bY dan pajak adalah T (pajak
tetap). Pajak sebanyak T menurunkan konsumsi sebanyak ΔC = bT. Dengan demikian fungsi
konsumsi sesudah pajak (C1) adalah:
Fungsi tabungan asal adalah ΔS = -a + (1-b) Y. Pajak sebanyak T menurunkan tabungan
sebanyak ΔS = - (1-b). Dengan demikian fungsi tabungan sesudah banyak (S1) adalah:

Pengaruh pajak proporsional


Pajak proporsional sebanyak tY menurunkan konsumsi sebanyak: ΔC = -b. tY. Apabila fungsi
konsumsi asal adalah: C = a + bY maka fungsi konsumsi yang baru (C1) adalah:

Misalkan fungsi tabungan asal adalah S = -a + (1 – b) Y dan pajak tersebut akan menurunkan
fungsi tabungan sebanyak ΔS = (1 – b) tY, maka fungsi tabungan yang baru (S1) adalah:

S1 = -a + (1 – b) Y – (1 – b) tY
S1 = a + {(1 – b) – (1 – b) t} Y
S1 = -a + (1 – b) (1 – t) Y

Pendekatan Grafik
Secara grafik dengan jelas boleh ditunjukkan akibat pungutan pajak keatas fungsi konsumsi dan
fungsi tabungan. Dua pasang grafik dibuat untuk menunjukkan akibat pajak keatas fungsi
konsumsi dan tabungan.

Persamaan umum, gambar 5.2 terbagi kepada dua bagian. Grafik (a) menunjukkan efek pajak
tetap dan pajak proporsional keatas fungsi konsumsi. Sebelum pajak, fungsi konsumsi adalah C
= a + bY. Pajak tetap mengurangi konsumsi sebanyak ΔC = -bT dan menyebabkan fungsi
konsumsi bergeser kepada C1 = -bT + a + bY, yaitu pengurangan sebanyak –bT = -MPC.T.

Pajak proporsional akan mengurangi konsumsi dari C = a + bY menjadi : C1 = a + bY – btY atau


C1 = a + bY – MPC.T yaitu pengurangan sebanyak MPC.T perlu diingat bahwa nilai btY =
MPC.T adalah semakin besar apabila Y meningkat karena T = tY maka ΔC = -btY. Dengan
demikian fungsi konsumsi (C1) berubah menjadi:

Efek pajak teap dan proporsional terhadap tabungan ditunjukkan dalam grafik (b). Pajak tetap
menyebabkan fungsi tabungan asal, yaitu S = -at (1 – b) Y berubah menjadi S1 = - (1 – b) T – a
+ (1 – b) Y. Pajak proporsional menyebabkan fungsi tabungan berubah dari S = -a + (1 – b) Y
menjadi S1 = -a + (1 – b) (1 – t) Y.

Pengeluaran Pemerintah
Pajak yang diterima pemerintah akan digunakan untuk membiayai berbagai kegiatan pemerintah.
Dinegara-negara yang sudah sangat maju. Pajak adalah sumber utama dari pembelanjaan
pemerintah, sebagian dari pengeluaran pemerintah adalah untuk membiayai administrasi
pemerintah an sebagian lainnya adalah untuk membiayai kegiatan-kegiatan pembangunan,
membayar gaji pegawai-pegawai pemerintah, membiayai sistem pendidikan dan kesehatan
rakyat, membiayai pembelanjaan untuk angkatan bersenjata dan membiayai berbagai jenis
infrastruktur yang penting artinya dalam pembangunan adalah beberapa bidang penting yang
akan dibiayai pemerintah. Pembelanjaan-pembelanjaan tersebut akan meningkatkan pengeluaran
agregat dan mempertinggi tingkat kegiatan ekonomi negara.

3.5 Masalah Makro Ekonomi Dan Kebijakan Fiskal


Langkah-langkah pemerintah untuk membuat perubahan-perubahan dalam sistem pajak atau
dalam pembelanjannya dengan maksud untuk mengatasi masalah-masalah ekonomi yang
dihadapi dinamakan kebijakan fiskal . Dalam suatu perekonomian tertutup, yaitu
perekonomianyang tidak menjalankan kegiatan perdagangan luar negeri. Dua masalah makro
ekonomi yang utama adalah pengangguran dan inflasi.

Pada hakekatnya kebijakan fiskal tersebut merupakan kebijakan T (mengubah tarif-tarif pajak)
dan kebijakan G (mengubah pengeluaran pemerintah) dengan tujuan untuk mempengaruhi
aktivitas perekonomian yang bersangkutan sesuai dengan sasaran-sasaran yang digariskan oleh
pemerintah yang bersangkutan .
Masalah pengangguran dan inflasi

Tingkat kegiatan ekonomi negara yang wujud pada suatu waktu tertentu adalah berbentuk salah
satu dari tiga keadaan berikut:
*Mencapai tingkat konsumsi tenaga kerja penuh
*Menghadapi masalah pengangguran
*Menghadapi masalah inflasi

Peranan kebijakan fiskal


Kebijakan fiskal memegang peranan yang cukup penting dalam menstabilkan tingkat kegiatan
ekonomi dan menciptakan tingkat kegiatan ekonomi kearah tingkat yang dikehendaki.

Jurang deflasi, jurang inflasi dan kebijakan fiskal


Dengan menggunakan kebijakan fiskal pemerintah dapat mempengaruhi besarnya jurang deflasi
atau jurang inflasi yang wujud dalam perekonomian. Apabila terdapat jurang deflasi tingkat
kegiatan ekonomi belum mencapai potensinya yang maksimal dan pengangguran wujud. Dalam
hal ini pengeluaran agregat perlu dinaikkan. Kebijakan pemerintah itu akan menaikkan tingkat
kegiatan ekonomi dan mengurangi pengangguran.
Kebijakan anggaran belanja defisit adalah satu langkah pemerintah yang dapat dilakukan untuk
mengatasi depresi dan pengangguran.

Didalam masa dimana jarang inflasi wujud, yaitu pengeluaran agregat melebihi kemampuan
perekonomian untuk memproduksikan barang-barang dan jasa-jasa, kebijakan anggaran belanja
surplus perlu dilakukan.

Akibat kebijakan fiskal ke atas kegiatan ekonomi


Akibat jangka panjang dari langkah-langkah pemerintah yang baru diterangkan diatas untuk
menstabilkan tingkat kegiatan ekonomi.
Pengaruh kebijakan fiskal ke atas naik turunnya tingkat kegiatan ekonomi dalam jangka
panjang.
Apabila pemerintah secara aktif menggunakan kebijakan anggaran belanjanya sebagai alat untuk
mempengaruhi tingkat kegiatan ekonomi maka:
Masalah depresi dan pengangguran, masalah inflasi dapat dikurangi keseriusannya, dan gerak
naik turun siklus perusahaan dapat diperkecil. Berarti kegiatan eonomi negara berjalan dengan
lebih stabil.

Bentuk kebijakan fiskal diskresioner


Kebijakan fiskal yang terutama akan digunakan pemerintah untuk mengatasi masalah-masalah
ekonomi yang sedang dihadapi dinamakan kebijakan fiskal diskresioner (discretionary fiscal
policy). Ia dapat dapat diartikan sebagai langkah-langkah pemerintah untuk mengubah
pengeluarannya atau pemungutan pajaknya dengan tujuan untuk:
Mengurangi naik turun tingkat kegiatan ekonomi dari waktu ke waktu dan menciptakan suatu
tingkat kegiatan ekonomi yang mencapai tingkat konsumsi tenaga kerja yang tinggi, tidak
menghadapi masalah inflasi dan selalu mengalami pertumbuhan yang memuaskan.

Kebijakan fiskal diskresioner dapat dibedakan dalam tiga bentuk:


-Membuat perubahan keatas pengeluaran pemerintah
-Membuat perubahan keatas sistem pemungutan pajak
-Secara serentak membuat perubahan dalam pengeluaran pemerintah dan sistem pemungutan
pajak.

Pengangguran dan kebijakan fiskal


Ada tiga faktor yang akan menentukan besarnya perubahan dalam anggaran belanja untuk
mengatasi masalah pengangguran atau inflasi yang dihadapi yaitu:
Besarnya perbedaan antara PN yang sebenarnya dicapai dengan PN yang akan tercapai pada
konsumsi tenaga kerja penuh.
BAB IV
PENUTUP
4.1  Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas,  maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Pemerintah  sebagai pusat  pengatur kegiatan perekonomian. Dengan adanya pemerintah, akan


ada perubahan dalam proses penentuan keseimbangan pendapatan nasional. Seperti pungutan
pajak yang berfungsi untuk mengurangi pengeluaran agregat dengan mengurangi pengeluaran
rumah tangga.

2. Tujuan pemantauan perusahaan adalah untuk menjaga kekayaan organisasi perusahaan,


meneliti ketelitian dan kebenaran data akuntansi, dan mendorong efisiensi kinerja.
3. Pembayaran pajak rumah tangga dan perusahaan kepada pemerintah,merupakan pendapatan
utama  pemerintah. Sistem pajak akan bertambah apabila pendapatan meningkat.

4. Penurunan disposebel terjadi karena pajak yang dibayarkan mengurangi kemampuan untuk
melakukan pengeluaran konsumsi dan menabung. Sehingga dapat diperoleh persamaan:
ΔS = MPS x T
ΔC = MPC x T

5. Kebijakan fiskal memegang peranan yang cukup penting dalam menstabilkan tingkat kegiatan
ekonomi dan menciptakan tingkat kegiatan ekonomi kearah tingkat yang dikehendaki. Dengan
menggunakan kebijakan fiskal pemerintah dapat mempengaruhi besarnya jurang deflasi atau
jurang inflasi yang wujud dalam perekonomian. Apabila terdapat jurang deflasi tingkat kegiatan
ekonomi belum mencapai potensinya yang maksimal dan pengangguran wujud. Dalam hal ini
pengeluaran agregat perlu dinaikkan. Kebijakan pemerintah itu akan menaikkan tingkat kegiatan
ekonomi dan mengurangi pengangguran.
DAFTAR PUSTAKA

https://emakalahonline.blogspot.co.id/2013/01/keseimbangan-ekonomi-tiga-sektor.htmlhttp://
infosiana.net/kegiatan-dan-pengertian-perekonomian-3-sektor/

Anda mungkin juga menyukai