Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

KESEIMBANGAN TIGA SEKTOR


Disusun Untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah
Pengantar Ekonomi Makro

Dosen :
Septiani Juniarti, SE, MM

Disusun oleh :
Fitria Sri Hartati (43122010313)
Rahma Aulia Rhodatul Jannah (43122010208)
Az Zahro Bulan Shofwatun Nisa (43122010317)
Egaputri Permata Sha (43122010003)
Athaya Najma Idzni (43122010320)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


PROGRAM STUDI MANAJEMEN
UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA
2023
KATA PENGANTAR

Puji Syukur dipanjatkan kehadirat TUHAN Yang Maha Esa, oleh karena
berkat dan tuntunanNya, sehingga kami diberi kesempatan untuk menyusun makalah
yang berjudul “KESEIMBANGAN EKONOMI TIGA SEKTOR” siap pada
waktunya.
Makalah ini diajukan sebagai salah satu tugas pada mata kuliah Pengantar
Ekonomi Makro. Makalah ini tertuang dalam 3 bab, yaitu bab pertama “Pendahuluan”
yang terdiri dari Latar Belakang, Tujuan, Manfaat, bab kedua yaitu bab
“Pembahasan” yang terdiri dari Sistem dan Peranan Anggaran Pemerintah, Pajak,
Transfer Pemerintah, Pendapatan Keseimbangan Model Ekonomi Tiga Sektor Dengan
Autonomous Investment dan Autonomous Tax, Deflationary Gap dan Inflationary
gap, Konsep Angka Pengganda (Multiplier Effect), dan bab ketiga yang merupakan
bab “Kesimpulan dan Saran”
Dalam penyusunan makalah ini, penyusun mengalami banyak kendala,
hambatan, dan kesulitan. Namun, berkat pertolongan TUHAN Yang Maha Esa serta
dorongan dan bantuan semua pihak, sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Penyusun menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak
terdapat kesalahan dan kekurangan yang ada. Oleh karena itu kritik dan saran yang
bersifat membangun dari semua pihak sangat kami harapkan demi perbaikan dan
kesempurnaan makalah ini, sebagai tambahan wawasan untuk menggapai
keberhasilan.
Kiranya makalah ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca, dan atas
perhatian dan kerja sama yang baik, diucapkan terima kasih.

Jakarta, 7 April 2023


Penyusun,
Kelompok 2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................……  
DAFTAR ISI........................................................................................................…...     

BAB I PENDAHULUAN
       A. LATAR BELAKANG................................................................................…..
  B. TUJUAN...........................................................................……………………   
       C. MANFAAT......................................................................………………         

BAB II PEMBAHASAN
      PENGERTIAN SISTEM PEREKONOMIAN TIGA SEKTOR........................…
A.     SISTEM DAN PERANAN ANGGARAN PEMERINTAH...............………………
B.       PAJAK....................................................................................................………….…
C.       TRANSFER PEMERINTAH.................………………………………………….…
D. PENDAPATAN KESEIMBANGAN MODEL EKONOMI TIGA SEKTOR
DENGAN AUTONOMOUS INVESTMENT DAN AUTONOMOUS TAX
............................………………………………………………………………..
E. DEFLATIONARY INFLATIONARY GAP…………………………………………
F. KONSEP ANGKA PENGGANDA (MULTIPLIER EFFECT)……………………

BAB III PENUTUP


       A.  KESIMPULAN...............................................................................................    
       B.  SARAN............................................................................................................    
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................. 
BAB I
PENDAHULUAN

A.                LATAR BELAKANG
Dalam perekonomian yang sebenarnya corak kegiatan ekonomi adalah jauh
lebih rumit dari yang kita bayangkan. Untuk memberikan gambaran yang lebih
mendekati dari keadaan yang sebenarnya dalam makalah ini akan di bahas
tentang perekonomian tiga sektor. Sistem Perekonomian tiga sektor
merupakan perekonomian yg terdiri dari sektor-sektor rumah tangga, perusahaan dan
pemerintah. Dalam model ekonomi tiga sektor telah terdapat campur tangan
pemerintah, sehingga pelaku ekonomi terdiri dari rumah tangga konsumen, rumah
tangga produsen dan rumah tangga pemerintah. Keterlibatan pemerintah dalam
perekonomian model tiga sektor dapat dilihat dari kegiatannya memungut pajak
kepada masyarakat, melakukan belanja pemerintah atau juga memberikan subsidi atau
pembayaran transfer kepada masyarakat.

B.                 TUJUAN
Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk melengkapi bahan dan
sekaligus penambahan nilai dari mata kuliah “PENGANTAR MAKRO EKONOMI’,
juga memberikan pengetahuan kepada  pembaca agar dapat mengetahui hubungan dan
faktor- faktor apa saja yang mempengaruhi sistem perekonomian tiga sektor.

C.                MANFAAT
Manfaat dari pembuatan makalah ini adalah:
1.                  Terjalinnya kerja sama antar anggota kelompok dalam menyelesaikan tugas.
2.                  Meningkatkan hasil belajar mahasiswa.
BAB II
PEMBAHASAN
PENGERTIAN SISTEM PEREKONOMIAN 3 SEKTOR

Perekonomian 3 sektor adalah perekonomian yang terdiri atas tiga pelaku


ekonomi yaitu rumah tangga, perusahaan, dan pemerintah
Dibandingkan Perekonomian 2 sektor, pada perekonomian tiga sektor mencoba
menambahkan sektor pemerintah dalam analisis ekonominya. Perekonomian 3 sektor
menggambarkan kondisi perekonomian dalam negeri (dalam satu negara). Dengan
penambahan 1 sektor baru dalam analisis ini, tentunya terdapat peran pemerintah
dalam perekonomian.

Perekonomian tiga sektor pada hakikatnya juga mencoba melihat bagaimana


peran pemerintah didalam perekonomian. Apa yang tadinya dipelajari pada
perekonomian dua sektor menjadi berubah tatkala ada campur tangan pemerintah.
Termasuk pada sektor rumah tangga dan perusahaan akan terpengaruh juga akibat
keberadaan sektor rumah tangga.

Perlu diketahui pula bahwa perekonomian 3 sektor juga disebut sebagai


perekonomian tertutup. Hal tersebut karena diasumsikan perekonomian tidak
berinteraksi dengan dunia internasional. Interaksi ekonomi hanya terjadi dalam
negeri. Artinya barang atau jasa hanya diproduksi dalam negeri dan hanya akan di
konsumsi oleh sektor rumah tangga dalam negeri. Tidak ada kegiatan ekspor maupun
impor sehingga tidak ada interaksi dengan pihak luar negeri.
Rumah tangga konsumsi (konsumen) menerima pendapatan dari perusahaan
dan pemerintah yang digunakan untuk membeli barang dan jasa yang diproduksi oleh
perusahaan dan membayar pajak kepada pemerintah. Perusahaan menerima
pembayaran dari pemerintah dan konsumen atas barang dan jasa yang telah
diproduksinya, dan membayar biaya atas faktor produksi kepada konsumen serta
membayar pajak kepada pemerintah. Pemerintah memperoleh pendapatan pajak dari
konsumen dan perusahaan yang digunakaan untuk membayar gaji/upah kepada
konsumen, membeli barang/jasa dari perusahaan, dan pembayaran berupa transfer
kepada rumah tangga konsumen guna retribusi pendapatan.

A. SISTEM DAN PERANAN ANGGARAN PEMERINTAH

1. Sistem Anggaran.
Anggaran belanja pemerintah (Government expenditure = G) merupakan
pengeluaran yang dilakukan pemerintah untuk membiayai kegiatannya (anggaran
rutin) dan untuk membiayai pelaksanaan roda pembangunan (anggaran
pembangunan). Secara teori dikenal ada tiga bentuk sistem anggaran yang lazim
diterapkan oleh pemerintahan suatu negara :
a. Sistem anggaran defisit (deficit spending) yaitu sistem anggaran dimana
pengeluaran pemerintah lebih besar dari penerimaannya, terutama penerimaan dari
sektor pajak (G>Tx). Ada beberapa cara yang dapat dilakukan pemerintah dalam
menutupi defisit anggaran yang dilaksanakannya. (i) dapat dilakukan dengan
mencetak uang baru (printing money). Bila kebijakan ini yang ditempuh, maka
jumlah uang beredar akan meningkat dan pada gilirannya akan mendorong tekanan
inflasi. (ii) untuk menutupi defisit anggaran yang terjadi pemerintah dapat
menciptakan hutang publik, yaitu dengan menerbitkan obligasi pemerintah. Bila cara
ini yang ditempuh, maka biasanya tingkat bunga cenderung naik, karena pemerintah
melakukan kontraksi moneter dan pemerintah harus menanggung pembayaran bunga
obligasi yang nantinya akan dibebankan ke dalam anggaran belanja negara (APBN).
(iii) melalui penciptaan hutang luar negeri. Penciptaan hutang luar negeri guna
menutupi defisit anggaran belanja pemerintah merupakan metoda yang paling banyak
diterapkan oleh pemerintahan negara berkembang. Cara ini dianggap yang paling
mudah untuk mengatasi masalah defisit anggaran tersebut. Namun demikian, cara ini
bukan berarti tidak ada risiko. Bila hutang luar negeri yang diciptakan tidak dikelola
dengan seksama, dan terutama bila hutang luar negeri tersebut tidak diarahkan untuk
menghasilkan output yang dapat mendatangkan devisa. Maka risiko yang akan
muncul adalah semakin beratnya beban yang ditanggung oleh neraca pembayaran luar
negeri (Balance Of Payment) yang pada gilrannya dapat menyebabkan depresiasi
mata uang negara tersebut terhadap mata uang asing lainnya serta keterpurukan
ekonomi negara tersebut.

b. Sistem anggaran berimbang (Blance Budget) yaitu sistem anggaran dimana


pengeluaran pemerintah sama dengan penerimaannya (G = Tx). Sistem anggaran
inilah yang diterapkan oleh pemerintahan Orde baru selama masa kekuasaannya
meski sebenarnya pengertian berimbang di sini tidak seperti yang dimaksudkan.

c. Sistem anggaran surplus (Surplus Budget) yaitu sistem anggaran dimana


pengeluaran pemerintah lebih rendah dari sumber penerimaan negara
(G<Tx).

2. Peranan Pemerintah.
Sebagaimana telah disebutkan pada bagian terdahulu, fungsi dari pemerintah
dalam perekonomian suatu negara adalah sebagai administrator, regulator dan
fasilitator. Berdasarkan hal tersebut, maka peranan anggaran pemerintah dapat dipilah
sebagai berikut :

a. Peran Alokatif : yakni peranan pemerintah dalam mengalokasikan sumber daya


ekonomi yang ada agar pemanfaatannya bisa optimal dan mendukung efisiensi
produksi.
b. Peran Distributif : yakni peranan pemerintah dalam mendistribusikan sumber daya,
kesempatan dan hasil-hasil ekonomi secara adil dan wajar.
c. Peran Stabilitatif : yakni peranan pemerintah dalam memelihara stabilitas
perekonomian dan memulihkannya jika berada dalam keadaan disekuilibrium.

d. Peran Dinamisatif : yakni peranan pemerintah dalam menggerakkan proses


pembangunan ekonomi agar lebih cepat tumbuh, berkembang dan maju.

B. PAJAK

Pajak adalah bentuk pungutan yang dilakukan pemerintah kepada masyarakat


tanpa disertai kontra prestasi dan diatur menurut undang-undang.Pajak merupakan
sumber penerimaan negara yang paling utama. Kadangkala pajak juga dapat dijadikan
indikator keberhasilan pemerintah dalam pengelolaan keuangan negara. Pajak dapat
dilihat dari berbagai perspektif.

1. Fungsi Pajak :
a. Fungsi mengatur (regulerend), pajak dapat dijadikan instrumen dalam pengendalian
kegiatan ekonomi suatu negara.
b. Fungsi Anggaran (Budgeter), pajak sebagai salah satu sumber utama penerimaan
pemerintah atau negara yang digunakan untuk membiayai kegiatan operasional
pemerintah.
c. Fungsi Demokrasi, penetapan pajak diatur menurut undang-undang yang
merupakan produk legislasi dari DPR.
d. Fungsi Keadilan, artinya bagi mereka yang berpenghasilan tinggi dikenai pajak
yang tinggi pula (pajak progressif), sementara bagi mereka yang tidak mampu
diberikan subsidi.
e. Fungsi Stabilisasi, pajak dapat dijadikan alat untuk menstabilkan ekonomi terutama
bila dalam keadaan inflasi yang tinggi.

2. Bentuk-bentuk Pajak :
a. Pajak Spesifik (Lump sum Tax) , yaitu pajak yang dipungut berdasar per unit
barang dengan nominal tertentu.
b. Pajak Proporsional (Ad valorem Tax), yaitu pajak yang persentase beban pajaknya
tetap untuk berbagai tingkat pendapatan sampai batas tertentu.
c. Pajak Progressif (Progressive Tax), yaitu pajak yang persentase beban pajak
bertambah besar apabila pendapatan masyarakat mulai dari batas tertentu semakin
meningkat.
d. Pajak Regressif atau Degressif (Regressive Tax or Degressive Tax), yaitu pajak
yang persentase beban pajaknya semakin menurun/meningkat apabila pendapatan
masyarakat mulai dari batas tertentu semakin meningkat/ menurun.

3. Jenis-jenis Pajak :
a. Pajak Langsung, yaitu pajak yang pemungutan atau cara pembayarannya dilakukan
langsung oleh wajib pajak kepada pemerintah. Contoh PBB, PPh, Bea Materai.
b. Pajak Tidak Langsung, yaitu pajak yang pemungutannya atau cara pembayarannya
dilakukan secara tidak langsung, atau pajak yang beban pajaknya dapat
dipindahtangankan, contoh : PPN.

C. TRANSFER PEMERINTAH

Transfer pemerintah diartikan sebagai pengeluaran pemerintah dimana


pemerintah tidak mendapatkan balas jasa langsung. Beberapa contoh bentuk dari pada
transfer pemerintah seperti : sumbangan pemerintah yang diberikan kepada
masyarakat sebagai akibat adanya bencana alam, santunan kepada para penganggur,
orang cacat dan jompo, uang pensiun yang diterima para pensiunan PNS atau TNI dan
POLRI, subsidi yang diberikan pemerintah kepada perusahaan-perusahaan, pemberian
beasiswa dan lain-lain.

D. PENDAPATAN KESEIMBANGAN MODEL EKONOMI TIGA SEKTOR


DENGAN AUTONOMOUS INVESTMENT DAN AUTONOMOUS TAX

Perekonomian tiga sektor di lambangkan:

Ø  Y = C + I + G
Y = C0 + bYd + I + G
            Y = C0 + b(Y – T) + I + G
            Y = C0 + bY – bT + I + G

            Y = 1/(1-b) (C0 – bT + I + G)

Ø  I + G = S + T

I + G = - C0 + (1 – b)Yd + T

I + G = - C0 + (1 – b)(Y – T) + T

I + G = - C0 + (1 – b)Y + bT

Y = 1/(1-b) (C0 – bT + I + G)

Makna variabel

·         Y adalah pendapatan nasional

·         T adalah Pajak

·         Yd adalah pendapatan disposibel

·         C adalah konsumsi

·         C0 adalah konsumsi dasar, yaitu konsumsi yang tidak tergantung pada Y

·         I adalah investasi

·         G adalah pengeluaran pemerintah

·         S adalah saving

E. DEFLATIONARY GAP DAN INFLATIONARY GAP

Kondisi yang ideal adalah apabila dalam suatu perekonomian berlaku


pendapatan nasional aktual (YEQ) sama dengan pendapatan nasional potensial atau
pendapatan nasional pada penggunaan tenaga kerja penuh (full employment national
income = Yf). Namun kondisi seperti ini tidak selalu dapat terwujud di dalam
realitasnya, yang sering terjadi adalah YEQ < Yf atau YEQ > Yf. Kondisi
ketidakseimbangan antara pendapatan nasional aktual dengan pendapatan nasional
potensial dapat dijelaskan dengan konsep celah deflasi (deflationary gap) dan celah
inflasi (inflationary gap).
1. Celah Deflasi (deflationary gap) : yaitu suatu kondisi perekonomian dimana
pendapatan nasional aktual yang terjadi lebih rendah dibanding pendapatan nasional
potensialnya (YEQ < Yf). Kondisi ini ditandai dengan : tingkat output bersifat under
employment, permintaan agregat masyarakat lebih rendah daripada penawaran
agregatnya (AD < AS) dan banyaknya sumber daya yang menganggur.

2. Celah Inflasi (inflationary gap) : yaitu suatu kondisi perekonomian dimana


pendapatan nasioal aktual yang terjadi lebih tinggi daripada pendapatan nasional
potensialnya (YEQ > Yf). Kondisi ini ditandai dengan : tingkat output yang
dihasilkan bersifat over employment, permintaan agregat masyarakat leih besar
darpada penawaran agregatnya (AD > AS) dan tingginya tekanan inflasi.

F. KONSEP ANGKA PENGGANDA (MULTIPLIER EFFECT)

Konsep angka pengganda (multiplier effect) pada dasarnya mencoba


menjelaskan perubahan pendapatan nasional sebesar (∆Y) sebagai akibat perubahan
variabel-variabel yang membentuk pendapatan nasional itu sendiri baik secara parsial
maupun secara simultan. Menurut Sadono Sukirno (2010), multiplier effect adalah
perbandingan antara jumlah pertambahan atau pengurangan dalam pendapatan
nasional dengan jumlah pertambahan atau pengurangan pengeluaran agregat.
Sementara itu, menurut Ismayanti (2010), multiplier effect merupakan proses yang
menunjukkan sejauh mana pendapatan nasional akan berubah efek dari perubahan
dalam pengeluaran agregat. Dengan demikian, bisa disimpulkan kalau multiplier
effect atau angka pengganda merupakan angka yang menunjukkan perubahan
pendapatan nasional ketika salah satu variabelnya berubah.

Di dalam multiplier effect kita mengenal istilah MPC (Marginal Propensity to


Consume) dan MPS (Marginal Propensity to Save). 

MPC (Marginal Propensity to Consume) merupakan perbandingan antara


pertambahan konsumsi (ΔC) yang dilakukan dengan pertambahan pendapatan
disposibel (ΔY). Nilai MPC ini bisa dihitung dengan menggunakan rumus:
Sementara itu,MPS merupakan perbandingan antara tambahan tabungan (ΔS) akibat
adanya tambahan pendapatan (ΔY). Nilai MPS bisa dihitung dengan menggunakan
rumus:

Adapun hubungan antara MPC dan MPS dapat dinyatakan sebagai berikut:

MPC + MPS = 1

Sehingga: 

 MPC = 1 – MPS
 MPS = 1 – MPC

Secara teori dikenal ada beberapa angka pengganda, Berikut ini merupakan bentuk-
bentuk angka pengganda :
1. Angka pengganda Konsumsi
Suatu perhitungan untuk mengetahui seberapa besar perubahan total
pendapatan nasional yang dihasilkan dari perubahan konsumsi. Angka Pengganda
Konsumsi dapat dihitung dengan rumus: 1/MPC (Marginal Propensity to Consume),
dimana MPC adalah perubahan konsumsi yang dihasilkan dari perubahan pendapatan.
Semakin besar MPC, semakin besar juga Angka Pengganda Konsumsi, yang
menunjukkan bahwa perubahan konsumsi akan memiliki efek yang besar pada
perubahan pendapatan nasional.
2. Angka Pengganda Investasi
Perhitungan yang digunakan untuk mengetahui dampak perubahan investasi
terhadap pendapatan nasional. Angka Pengganda Investasi dapat dihitung dengan
rumus: 1/MPS (Marginal Propensity to Save), dimana MPS adalah perubahan
tabungan yang dihasilkan dari perubahan pendapatan. Semakin besar MPS, semakin
besar juga Angka Pengganda Investasi, yang menunjukkan bahwa perubahan investasi
akan memiliki efek yang besar pada perubahan pendapatan nasional.

3. Angka Pengganda Pengeluaran Pemerintah


Perhitungan yang digunakan untuk mengetahui efek dari perubahan
pengeluaran pemerintah terhadap pendapatan nasional. Angka Pengganda
Pengeluaran Pemerintah dapat dihitung dengan rumus: 1/MPM (Marginal Propensity
to Import), dimana MPM adalah perubahan impor yang dihasilkan dari perubahan
pendapatan. Semakin kecil MPM, semakin besar juga Angka Pengganda Pengeluaran
Pemerintah, yang menunjukkan bahwa perubahan pengeluaran pemerintah akan
memiliki efek yang besar pada perubahan pendapatan nasional.

4. Angka Pengganda Tabungan


Perhitungan yang digunakan untuk mengetahui efek dari perubahan tabungan
terhadap pendapatan nasional. Angka Pengganda Tabungan dapat dihitung dengan
rumus: 1/(1-MPC), dimana MPC adalah perubahan konsumsi yang dihasilkan dari
perubahan pendapatan. Semakin kecil MPC, semakin besar juga Angka Pengganda
Tabungan, yang menunjukkan bahwa perubahan tabungan akan memiliki efek yang
besar pada perubahan pendapatan nasional.

5. Angka Pengganda Transfer


Perhitungan yang digunakan untuk mengetahui efek dari perubahan transfer
terhadap pendapatan nasional. Angka Pengganda Transfer dapat dihitung dengan
rumus: -MPC/(1-MPC), dimana MPC adalah perubahan konsumsi yang dihasilkan
dari perubahan pendapatan. Semakin kecil MPC, semakin besar juga Angka
Pengganda Transfer, yang menunjukkan bahwa perubahan transfer akan memiliki
efek yang besar pada perubahan pendapatan nasional.

6. Angka Pengganda Pajak


Perbandingan antara perubahan pendapatan nasional dengan perubahan
pajak. Jadi, rumus multiplier effect tax ini digunakan ketika adanya perubahan pajak
yang ditetapkan pemerintah.

7. Angka Pengganda Anggaran Belanja Yang Seimbang


mengukur perubahan dalam output agregat ketika pemerintah mengubah
pengeluaran dan pajaknya pada tingkat yang setara. Dalam perekonomian tertutup,
pengganda sama dengan satu, yang berarti bahwa efek pengganda dari perubahan
pajak mengimbangi segalanya kecuali produksi awal yang dipicu oleh perubahan
pembelian pemerintah. Pengganda anggaran berimbang tidak berarti terjadi ketika
pemerintah menerapkan anggaran berimbang, di mana pendapatan pemerintah sama
dengan pengeluaran. Namun, kata “berimbang” dalam “pengganda anggaran
berimbang” mengacu besaran perubahan pengeluaran dan perubahan pajak sama
nilainya. Jadi, ketika menjalankannya, pemerintah dapat mengalami defisit anggaran
atau surplus anggaran.

BAB III
PENUTUP

A.                KESIMPULAN
            Ekonomi tiga sektor adalah perekonomian yang meliputi dalam sektor
perusahaan, rumah tangga dan pemerintah. Berdasarkan uraian diatas, dapat diambil
beberapa kesimpulan yaitu :
1. Anggaran pemerintah memiliki peran penting dalam perekonomian, karena dapat
mempengaruhi tingkat pengeluaran dan pendapatan masyarakat. Anggaran
pemerintah dapat digunakan untuk membiayai pengeluaran publik seperti
infrastruktur, kesehatan, dan pendidikan.
2. Pajak adalah salah satu sumber pendapatan pemerintah yang penting. Pajak
digunakan untuk membiayai pengeluaran publik dan mempengaruhi tingkat
pengeluaran masyarakat. Pajak juga dapat digunakan sebagai alat untuk mengatur
perekonomian.
3. Transfer pemerintah adalah pemberian bantuan sosial atau subsidi kepada
masyarakat yang membutuhkan. Transfer pemerintah dapat mempengaruhi tingkat
pengeluaran masyarakat dan membantu mengurangi kesenjangan sosial.
4. Pendapatan keseimbangan tiga sektor adalah tingkat pendapatan nasional yang
dicapai ketika pengeluaran total dari tiga sektor (rumah tangga, perusahaan, dan
pemerintah) sama dengan pendapatan nasional. Pendapatan keseimbangan tiga sektor
penting untuk mencapai keseimbangan makroekonomi.
5. Deflationary gap terjadi ketika pengeluaran total di perekonomian lebih rendah dari
pendapatan nasional potensial, sementara inflationary gap terjadi ketika pengeluaran
total di perekonomian lebih tinggi dari pendapatan nasional potensial. Deflationary
gap dan inflationary gap dapat mempengaruhi tingkat inflasi dan pengangguran di
perekonomian.
6. Konsep angka pengganda adalah suatu konsep yang menunjukkan seberapa besar
perubahan dalam pengeluaran akan mempengaruhi pendapatan nasional. Angka
pengganda dapat digunakan untuk memperkirakan dampak kebijakan fiskal
terhadap perekonomian.

B.                 SARAN
Makalah ini memang jauh dari sempurna dan semoga makalah ini dapat bermanfaat,
kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi kemajuan kita bersama.

DAFTAR PUSTAKA

https://studiekonomi.com/ekonomi/makro/perekonomian-3-sektor/

https://mylinkword.blogspot.com/2017/02/makalah-keseimbangan-ekonomi-3-
sektor.html

https://www.zenius.net/blog/rumus-angka-pengganda-multiplier-effect

https://blimbing75.blogspot.com/2018/11/makalah-keseimbangan-ekonomi-3-
sektor.html

https://cerdasco.com/pengganda-anggaran-berimbang/#Cara%20Kerja%20Pengganda
%20Anggaran%20Berimbang

file:///C:/Users/wardi/AppData/Local/Microsoft/Windows/INetCache/IE/
WI05OEMN/WORD%20modul%205%20Pengantar%20Ekonomi%20Makro%20-
%20Copy%20-%20Copy[1].pdf

Anda mungkin juga menyukai