Disusun Oleh :
UNIVERSITAS AL-KHAIRIYAH
TA. 2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami sebagai penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah Konsep dan Pengukuran Pendapatan
Nasional serta Analisa Keseimbangan Pendapatan Nasional ini dapat diselesaikan dengan
baik. Tidak lupa shalawat dan salam semga terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad
SAW, keluarganya, sahabatnya dan kepada kita selaku umatnya.
Makalah ini kami buat untuk melengkapi tugas mata kuliah Teori Ekonomi Makro.
Kami ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
makalah Konsep dan Pengukuran Pendapatan Nasional serta Analisa Keseimbangan
Pendapatan Nasional. Dan kami juga menyadari pentingnya akan sumber bacaan dan
referensi internet yang telah membantu dalam memberikan informasi yang akan menjadi
bahan makalah.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan
arahan serta bimbingannya selama ini sehingga penyusunan makalah dapat dibuat dengan
sebaik-baiknya. Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah
Konsep dan Pengukuran Pendapatan Nasional serta Analisa Keseimbangan Pendapatan
Nasional ini sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
penyempurnaan makalah ini.
Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan
kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik yang Maha Kuasa yaitu Allah SWT, dan
kekurangan pasti milik kita sebagai manusia. Semoga makalah Konsep dan Pengukuran
Pendapatan Nasional serta Analisa Keseimbangan Pendapatan Nasional ini dapat bermanfaat
bagi kita semuanya.
Penyusun
DAFTAR ISI
C. Tujuan .................................................................................................................................... 5
E. Keseimbangan pendapatan dua sektor, tiga sektor, dan empat sektor ......................... 18
B. Saran .................................................................................................................................... 30
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendapatan nasional merupakan inti dari teori dan kebijakan ekonomi makro.
Tingkat pendapatan nasional, selain memberikan informasi produktivitas dan tingkat
kemakmuran suatu negara, juga sebagai gambaran awal atas masalah-masalah
fundamental (mendasar) yang dihadapi dalam suatu perekonomian. Dengan demikian,
analisis atas pendapatan nasional sangat diperlukan dalam menghadapi berbagai
masalah pokok yang berkaitan dengan pertumbuhan ekonomi, pengangguran, dan
inflasi. Data pendapatan nasional membantu para perumus kebijakan (pemerintah)
untuk menjalankan roda perekonomian menuju tercapainya sasaran atau tujuan
nasional
Salah satu tolok ukur keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur
dari pendapatan nasionalnya. Meskipun bukan merupakan satu-satunya ukuran untuk
menilai keberhasilan perekonomian suatu negara, namun cukup representatif dan
lazim digunakan. Pendapatan nasional bukan hanya berguna untuk menilai
perkembangan ekonomi suatu negara dari waktu ke waktu, tetapi juga dapat
digunakan untuk membandingkannya dengan negara lain. Dari rincian secara sektoral
dan angka pendapatan nasional dapat diterangkan struktur perekonomian negara yang
bersangkutan, pertumbuhan ekonomi, dan pendapatan per kapita.
Aktivitas ekonomi seperti produksi di pabrik dalam sebuah negara atau
wilayah akan menyumbang pada pendapatan nasional. Pendapatan nasional
merupakan masalah pokok yang sangat penting dalam pembahasan ekonomi makro.
Dengan mengetahui besarnya pendapatan nasional, Anda bisa mengetahui seberapa
efisien sumber daya atau faktor produksi digunakan untuk memproduksi barang dan
jasa. Dan yang terakhir, pendapatan nasional merupakan gambaran tentang masalah-
masalah yang sedang dihadapi suatu perekonomian.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan dibahas
di dalam makalah tentang Konsep dan Pengukuran Pendapatan Nasional serta Analisa
Keseimbangan Pendapatan Nasional ini adalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian pendapatan nasional?
2. Apa saja aliran pendapatan nasional?
3. Bagaimana metode perhitungan pendapatan nasional?
4. Apa saja transaksi-transaksi yang tidak termasuk dalam perhitungan pendapatan
nasional?
5. Bagaimana cara menganalisa keseimbangan pendapatan naisonal?
C. Tujuan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah tentang Konsep dan Pengukuran
Pendapatan Nasional serta Analisa Keseimbangan Pendapatan Nasional ini adalah
sebagai berikut:
1. Untuk menjelaskan pengertian pendapatan nasional.
2. Untuk menjelaskan aliran pendapatan nasional.
3. Untuk menjelaskan metode penghitungan pendapatan nasional.
4. Untuk menjelaskan transaksi-transaksi yang tidak termasuk dalam perhitungan
pendapatan nasional.
5. Untuk menjelaskan analisa keseimbangan pendapatan nasional.
BAB II
PEMBAHASAN
Pada gambar ini, muncul dua aktivitas ekonomi yang baru yaitu tabungan dan
investasi. Pendapatan yang diterima oleh Rumah tangga tidak selalu dibelanjakan
seluruhnya untuk konsumsi, akan tetapi mungkin saja sebagian dari pendapatan
tersebut disimpan (ditabung). Apabila hal ini terjadi, maka terjadi ketidakseimbangan
dalam perekonomian. Karena pendapatan tidak sama dengan pengeluaran. Pada
keadaan ini terjadi kelebihan penawaran barang dan jasa, sehingga dalam
perekonomian terdapat sejumlah barang dan jasa yang tidak terjual. Bagian
pendapatan yang tidak dibelanjakan ini disebut kebocoran (leakages). Agar
perekonomian seimbang kembali, tabungan rumah tangga tersebut melalui pasar
modal disalurkan ke sektor perusahaan yang oleh sektor perusahaan digunakan untuk
membiayai pengeluaran Investasi perusahaan.
Investasi perusahaan ini bisa berupa perluasan kapasitas produksi, juga bisa
berupa timbulnya perusahaan baru. Pengeluaran investasi perusahaan disebut sebagai
suntikan (injections). Perekonomian akan seimbang kembali apabila tabungan rumah
tangga (leakages) sama dengan pengeluaran Investasi perusahaan (Injections).
Dengan demikian pendapatan masyarakat pada corak perekonomian modern adalah
Y = C + S pada sisi penawaran, sedangkan pada sisi permintaan Y = C + I karena
semua tabungan digunakan untuk investasi.
Tingkat pendapatan nominal dalam model perekonomian dua sektor
tergantung kepada jumlah pengeluaran agregat yang direncanakan yaitu rencana
untuk menabung dan investasi. Jika rumah tangga ingin menabung dengan jumlah
yang lebih banyak dari keinginan pengusaha untuk investasi, maka penerimaan
perusahaan akan lebih kecil dari pembayaran pendapatan nominal dan produksi akan
turun. Nilai output akan lebih besar dibandingkan pengeluaran agregat yang
direncanakan. Sementara itu, output akanakan meningkat apabila keinginan untuk
berinvestasi melebihi keinginan untuk menabung atau pengeluaran agregat yang
direncanakan lebih besar dari nilai output. Nilai pengeluaran agregat yang
direncakanan akan sama dengan nilai output apabila tabungan sama dengan investasi
yang direncanakan.
Y = (P1.Q1)+(P2.Q2)+……(Pn.Qn)
Ket.
Y = Pendapatan Nasional
P1 = harga barang ke-1 Pn = harga barang ke-n
Q1 = jenis barang ke-1 Qn = jenis barang ke-n
Perhitungan Pendapatan Nasional dengan menggunakan metode Produksi dapat
dilihat pada uraian di bawah ini:
Dari contoh kegiatan produksi di atas menunjukkan perhitungan terhadap nilai barang
akhir dengan menjumlahkan nilai tambah menghasilkan angka yang sama, yaitu
sebesar 750. Angka yang diperoleh sebesar 750 ini menunjukkan besarnya produksi
yang diperoleh dari beberapa proses produksi dari perekonomian masyarakat tersebut.
Y=r+w+i+p
Y = C + I + G + (X - M)
Keterangan:
Y = Pendapatan nasional
C = Konsumsi
I = Investasi
G = Pengeluaran pemerintah (government expenditure)
X = Ekspor
M = Impor
Contoh perhitungan pendapatan nasional dengan menggunakan metode
pendapatan dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Pengeluaran Konsumsi ...................................................... 1.667
Investasi ............................................................................ 402
Pengeluaran Pemerintah .................................................... 538
Ekspor Neto ...................................................................... 25
Jumlah Pengeluaran: 2.632
Pengeluaran Konsumsi yang terdapat pada tabel di atas merupakan pengeluaran dari
sektor rumah tangga (C), Investasi merupakan pengeluaran dari sektor perusahaan (I),
pengeluaran pemerintah merupakan pengeluaran dari sektor pemerintah (G) dan
Ekspor Neto menunjukkan pengeluaran sektor luar negeri berupa selisih antara
Ekspor dan Impor (X - M).
Angka yang diperoleh dari menjumlahkan semua pengeluaran sektor ekonomi
di atas, yaitu sebesar 2.632 menunjukkan besarnya GNP dari perekonomian
masyarakat tersebut.
Menentukan besarnya pendapatan nasional dengan menggunakan metode
Produksi, Metode Pendapatan dan metode Pengeluaran akan menghasilkan angka
yang sama. Untuk menggambarkan kesamaan dari ketiga metode perhitungan
pendapatan nasional tersebut di atas dapat digambarkan sebagai berikut:
Dengan demikian apabila GDP lebih besar daripada GNP, maka dapat disimpulkan
bahwa pendapatan dari faktor produksi di dalam negeri yang berasal dari luar negeri
lebih besar dibandingkan dengan pendapatan dari faktor produksi dalam negeri yang
ada di luar negeri. Keadaan ini biasa sering ditemui pada banyak negara sedang
berkembang. Besarnya GNP dan NI (besarnya pendapatan yang diukur dengan
menggunakan metode pendapatan) dibedakan oleh nilai penyusutan (depresiasi) dan
nilai pajak tak langsung. Atau dapat juga ditulis sebagai berikut :
Untuk pengeluaran konsumsi rumah tangga biasa diberi simbol C dan untuk
pengeluaran investasi sektor perusahaan biasanya diberi simbol I. Kemudian pada sisi
pendapatan, di mana pendapatan digunakan untuk pengeluaran konsumsi rumah
tangga (C) dan sisanya disimpan sebagai tabungan. Bagian pendapatan uang disimpan
ini (tabungan) biasanya diberi simbol S (saving). Atau secara matematis dapat ditulis
sebagai berikut:
Dari sisi penggunaan (pendapatan): Y = C+S
Dari sisi pengeluaran (sumber) : Y = C+I
Pendapatan nasional (Y) dalam keadaan seimbang jika :
S = I atau Kebocoran (Saving) = Suntikan (Investasi)
Kebocoran disebut juga linkage dan Suntikan disebut juga Injeksi.
Penurunan Rumus :
Pendapatan Nasional keseimbangan (Y) Y = C + I
Fungsi Konsumsi (C) C = co + cY
Maka,
(𝑐𝑜+𝐼)
Y=
(1−𝑐)
b. Belanja Pembangunan :
Pembelanjaan untuk pembangunan fisik dan non-fisik.
• Fisik : Jalan, jembatan, gedung-gedung, dan lain-lain.
• Non-fisik : pelatihan dan pembangunan spiritual lainnya.
Jika belanja pemerintah ditandai dengan simbol G dan pajak diberi simbol Tx, maka
pendapatan nasional :
Dari sisi pendapatan : Y = C + S + Tx
Dari sisi pengeluaran (AE) : Y = C +I + G
AE = Pengeluaran Agregat
Sehingga pendapatan nasional dikatakan seimbang jika :
C+S+Tx = C+I+G
Oleh karena C mewakili variabel yang sama, maka dapat ditulis : S+Tx=I+G
Dari persamaan di atas terlihat, untuk mempertahankan keadaan keseimbangan, bukan
hanya ditentukan oleh besarnya S dan I, tetapi juga peranan negara dalam mengatur G
dan Tx.
Ada 2 kemungkinan :
a. Jika G>Tx : Arus pengeluaran dalam perekonomian masyarakat akan bertambah.
b. Jika Tx>G : Arus pengeluaran dalam perekonomian masyarakat akan berkurang.
Jika dalam perekonomian telah memasukkan kebijakan pemerintah berupa pajak dan
pembayaran transfer, maka :
Fungsi konsumsi :
C = co + cYd Yd = Y – Tx
Sehingga fungsi konsumsi menjadi :
C = co + c(Y-Tx)
C = co + cy – cTx
Fungsi Saving :
S = Yd - C
S = Yd – (co+cYd)
S = Yd – co – cYd
S = (1-c)Yd – co
S = (1-c)(Y –Tx) – co
S = (1-c)Y – (1-c)Tx – co
Sehingga persamaan fungsi saving menjadi :
S = sY – sTx – co
𝑐𝑜 − 𝑐𝑇𝑥 + 𝐼 + 𝐺
𝑌=
1−𝐶
𝑐𝑜 − 𝑐𝑇𝑥 + 𝐼 + 𝐺
𝑌=
1−𝐶
Contoh 1 :
Fungsi Konsumsi : C = 0,75 Yd + 20 (Rp. Milyar )
Investasi : I = 40 Rp. Milyar
Pajak : Tx = Rp. 20 Milyar
Konsumsi Pemerintah : G = Rp. 60 Milyar
Jawab :
− + +
=
1−
− ( )+ +
=
1−
= 420
C = c Yd + co = 0,75 (420 – 20) + 20 = 320
S = Yd – C = (420 – 20) – 320 = 80
Cek :
S + Tx = I + G
80 + 20 = 40 + 60
100 = 100 (OK)
Ekspor
Jika sebuah negara mengirimkan /menjual produk nasionalnya ke luar negeri.
Ekspor (secara fisik) :
Pengiriman dan penjualan barang-barang buatan dalam negeri ke negara-negara lain.
Ekspor mengakibatkan peningkatan pada pengeluaran agregat dan akhirnya
menyebabkan peningkatan pendapatan nasional.
Alasan Ekspor dilakukan oleh sebuah negara :
1. Barang tersebut diperlukan negara lain.
2. Negara lain tidak dapat memproduksi barang tersebut.
3. Yang paling penting, kemampuan dari negara tersebut untuk mengeluarkan barang-
barang yang dapat bersaing pada pasar luar negeri (mempunyai keistimewaan).
Impor
Jika sebuah negara menerima atau membeli produk negara lain.
Impor (secara fisik) yaitu :
Pembelian dan pemasukan barang dari luar negeri ke dalam suatu perekonomian.
Aliran barang ini akan menimbulkan aliran keluar (bocoran) yang akhirnya
menurunkan pendapatan nasional.
Trade Balance (Neraca Perdagangan)
Ekspor suatu negara dikurangi nilai Impornya.
Atau Trade Balance = X – M = Ekspor Netto
Surplus Perdagangan Defisit Perdagangan
Jika Ekspor > Impor Jika Ekspor < Impor
Atau ekspor Netto + Atau ekspor Netto -
Yd (Pendapatan Disposible).
Yd=Y-T Pendapatan disposibel digunakan untuk tujuan :
1. Untuk membeli barang buatan dalam negeri dan barang impor , C = Cdn+M.
2. Untuk ditabung (S)
Contoh 1:
Fungsi konsumsi masyarakat suatu negara adalah C=400+0,75Yd.
Pajak 20% dari pendapatan nasional. Investasi perusahaan 400 dan pengeluaran
pemerintah sebesar 800. Besarnya ekspor negara tersebut 600 dan impor adalah 10%
dari pendapatan nasional.
Tentukan:
a. Fungsi Consumsi
b. Pendapatan nasional keseimbangan
Penyelesaian :
a. Fungsi Consumsi : b.Pendapatan nasional
C=400+0,75Yd keseimbangan:
C=400+0,75(Y-0,2Y) Y=C+I+G+X-M
C=400+0,6Y Y=400+0,6Y+400+800+600-0,1Y
Y=4400.
Contoh 2:
Fungsi konsumsi masyarakat suatu negara adalah C=100+0,8Yd dan investasi sebesar 100.
Pengeluaran pemerintah sebesar 250 dan pajak yang dipungut adalah 250. Pemerintah
memberikan subsidi sebesar 50, sedangkan ekspor berjumlah 300 dan impor berjumlah 200.
Tentukan besarnya pendapatan nasional keseimbangan ?
Penyelesaian :
Y=C+I+G+X-M
Y=100+0,8(Y-250+50)+100+250+300-200
0,2Y=390
Y=1950
S+T+M=I+G+X
60+0,2Y+200=100+250+300 (nilai T
sudah masuk pada fungsi C)
Maka
Y=1950.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendapatan nasional dapat dihitung baik dengan pendekatan atau
metode produksi, yaitu menghitung jumlah seluruh barang dan jasa yang
dihasilkan oleh suatu negara dalam periode tertentu. Pendekatan atau metode
pengeluaran, yaitu dengan menghitung jumlah pengeluaran seluruh pelaku
ekonomi di suatu negara selama periode tertentu, ataupun pendekatan atau
metode pendapatan dengan menghitung jumlah pendapatan yang diterima
seluruh pemilik faktor produksi di suatu negara selama periode tertentu.
Product Domestic Buto (PDB atau GDP) adalah jumlah dari seluruh
produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu Negara selama satu tahun
termasuk di dalamnya barang dan jasa yang dihasilkan oleh orang asing dan
perusahaan asing yang beroperasi di dalam negeri. Produksi Nasional Kotor
atau Gross National Product (GNP) adalah jumlah seluruh barang dan jasa
yang dihasilkan masyarakat selama satu tahun termasuk di dalamnya jumlah
barang dan jasa yang dihasilkan masyarakat Negara tersebut yang bekerja di
luar negeri tetapi tidak diperhitungkan barang dan jasa yang dihasilkan
masyarakat asing yang bekerja di dalam negeri.
Produksi nasional neto atau Net National Product (NNP) adalah
produksi nasional kotor (GNP) dikurangi penyusutan barang-barang modal.
Pendapatan nasional bersih atau Net National Income (NNI) adalah produksi
nasional neto dikurangi dengan pajak tidak langsung. Pendapatan
perseorangan (PI) adalah Pendapatan yang berhak diterima oleh seseorang
sebagai bentuk balas jasa atas keikutsertaannya dalam proses produksi.
Pendapatan bebas (DI) adalah pendapatan dari seseorang yang siap digunakan
baik untuk keperluan konsumsi maupun untuk ditabung.
B. Saran
Terdapat permasalahan, seperti inflasi dan ketimpangan distribusi
pendapatan, yang harus selalu diperhatikan pemerintah dalam kaitan untuk
meningkatkan level pendapatan nasional negaranya.
DAFTAR PUSTAKA
Sukirno, Sadono. (2004). Makro Ekonomi Teori Pengantar Edisi Ketiga. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Supriyanto, Ali Muhson. (2009). Ekonomi 1: Untuk SMA dan MA Kelas X. Jakarta: Pusat
Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.