Anda di halaman 1dari 31

TEORI EKONOMI MAKRO

KONSEP & PENGUKURAN PENDAPATAN NASIONAL SERTA ANALISA


KESEIMBANGAN PENDAPATAN NASIONAL

Dosen Pengampu : Iis Solihat, SE.,M.Ak

Disusun Oleh :

Aulia Banafsha Safira (2003011021)

Safrina Dwi A (2003011027)

PROGRAM SARJANA AKUNTANSI

UNIVERSITAS AL-KHAIRIYAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

TA. 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami sebagai penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah Konsep dan Pengukuran Pendapatan
Nasional serta Analisa Keseimbangan Pendapatan Nasional ini dapat diselesaikan dengan
baik. Tidak lupa shalawat dan salam semga terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad
SAW, keluarganya, sahabatnya dan kepada kita selaku umatnya.
Makalah ini kami buat untuk melengkapi tugas mata kuliah Teori Ekonomi Makro.
Kami ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
makalah Konsep dan Pengukuran Pendapatan Nasional serta Analisa Keseimbangan
Pendapatan Nasional. Dan kami juga menyadari pentingnya akan sumber bacaan dan
referensi internet yang telah membantu dalam memberikan informasi yang akan menjadi
bahan makalah.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan
arahan serta bimbingannya selama ini sehingga penyusunan makalah dapat dibuat dengan
sebaik-baiknya. Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah
Konsep dan Pengukuran Pendapatan Nasional serta Analisa Keseimbangan Pendapatan
Nasional ini sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
penyempurnaan makalah ini.
Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan
kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik yang Maha Kuasa yaitu Allah SWT, dan
kekurangan pasti milik kita sebagai manusia. Semoga makalah Konsep dan Pengukuran
Pendapatan Nasional serta Analisa Keseimbangan Pendapatan Nasional ini dapat bermanfaat
bagi kita semuanya.

Cilegon, Oktober 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................................... 2


DAFTAR ISI.......................................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................................... 4
A. Latar Belakang ...................................................................................................................... 4

B. Rumusan Masalah ................................................................................................................ 5

C. Tujuan .................................................................................................................................... 5

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 6


A. Pengertian Pendapatan Nasional ......................................................................................... 6

B. Aliran Pendapatan Nasional ................................................................................................ 7

C. Metode Penghitungan Pendapatan Nasional .................................................................... 11

D. Transaksi-transaksi yang tidak termasuk dalam perhitungan pendapatan nasional .. 17

E. Keseimbangan pendapatan dua sektor, tiga sektor, dan empat sektor ......................... 18

BAB III PENUTUP ............................................................................................................................. 29


A. Kesimpulan .......................................................................................................................... 29

B. Saran .................................................................................................................................... 30

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................... 31


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendapatan nasional merupakan inti dari teori dan kebijakan ekonomi makro.
Tingkat pendapatan nasional, selain memberikan informasi produktivitas dan tingkat
kemakmuran suatu negara, juga sebagai gambaran awal atas masalah-masalah
fundamental (mendasar) yang dihadapi dalam suatu perekonomian. Dengan demikian,
analisis atas pendapatan nasional sangat diperlukan dalam menghadapi berbagai
masalah pokok yang berkaitan dengan pertumbuhan ekonomi, pengangguran, dan
inflasi. Data pendapatan nasional membantu para perumus kebijakan (pemerintah)
untuk menjalankan roda perekonomian menuju tercapainya sasaran atau tujuan
nasional
Salah satu tolok ukur keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur
dari pendapatan nasionalnya. Meskipun bukan merupakan satu-satunya ukuran untuk
menilai keberhasilan perekonomian suatu negara, namun cukup representatif dan
lazim digunakan. Pendapatan nasional bukan hanya berguna untuk menilai
perkembangan ekonomi suatu negara dari waktu ke waktu, tetapi juga dapat
digunakan untuk membandingkannya dengan negara lain. Dari rincian secara sektoral
dan angka pendapatan nasional dapat diterangkan struktur perekonomian negara yang
bersangkutan, pertumbuhan ekonomi, dan pendapatan per kapita.
Aktivitas ekonomi seperti produksi di pabrik dalam sebuah negara atau
wilayah akan menyumbang pada pendapatan nasional. Pendapatan nasional
merupakan masalah pokok yang sangat penting dalam pembahasan ekonomi makro.
Dengan mengetahui besarnya pendapatan nasional, Anda bisa mengetahui seberapa
efisien sumber daya atau faktor produksi digunakan untuk memproduksi barang dan
jasa. Dan yang terakhir, pendapatan nasional merupakan gambaran tentang masalah-
masalah yang sedang dihadapi suatu perekonomian.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan dibahas
di dalam makalah tentang Konsep dan Pengukuran Pendapatan Nasional serta Analisa
Keseimbangan Pendapatan Nasional ini adalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian pendapatan nasional?
2. Apa saja aliran pendapatan nasional?
3. Bagaimana metode perhitungan pendapatan nasional?
4. Apa saja transaksi-transaksi yang tidak termasuk dalam perhitungan pendapatan
nasional?
5. Bagaimana cara menganalisa keseimbangan pendapatan naisonal?

C. Tujuan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah tentang Konsep dan Pengukuran
Pendapatan Nasional serta Analisa Keseimbangan Pendapatan Nasional ini adalah
sebagai berikut:
1. Untuk menjelaskan pengertian pendapatan nasional.
2. Untuk menjelaskan aliran pendapatan nasional.
3. Untuk menjelaskan metode penghitungan pendapatan nasional.
4. Untuk menjelaskan transaksi-transaksi yang tidak termasuk dalam perhitungan
pendapatan nasional.
5. Untuk menjelaskan analisa keseimbangan pendapatan nasional.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendapatan Nasional


Pendapatan menurut KBBI adalah hasil kerja (usaha). Bila dihubungkan
dengan ilmu ekonomi, pendapatan adalah sesuatu yang diterima seseorang sebagai hasil
kerja (usaha) dan imbalan atas penyediaan faktor-faktor produksi yang dapat berupa gaji,
upah, sewa, bunga, atau laba. Bila setiap individu, keluarga atau perusahaan mempunyai
pendapatan, negara juga memiliki pendapatan, yang dikenal dengan istilah pendapatan
nasional. Besarnya pendapatan nasional yang diperoleh pemerintah digunakan sebagai
alat ukur kemakmuran negara tersebut dari waktu ke waktu. Selain itu, pendapatan
nasional juga dapat digunakan sebagai pembanding tingkat perekonomian dengan negara
lain.
Pendapatan nasional menggambarkan tingkat produksi barang dan jasa yang
dihasilkan oleh suatu negara dalam kurun waktu satu tahun tertentu. Dengan demikian
pendapatan nasional mempunyai peran penting dalam menggambarkan tingkat kegiatan
ekonomi yang dicapai serta perubahan dan pertumbuhannya dari tahun ke tahun. Kegiatan
perekonomian negara dalam menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan masyarakat,
merupakan upaya pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran
rakyat. Aktivitas tersebut melibatkan individu, keseluruhan masyarakat baik pemerintah,
swasta, dan rumah tangga. Setiap negara akan mengumpulkan berbagai informasi
mengenai kegiatan ekonominya agar secara kontinu dapat diperhatikan perubahan-
perubahan tingkat dan corak kegiatan ekonomi yang berlaku.
Salah satu informasi penting yang akan dikumpulkan adalah data mengenai
pendapatan nasionalnya. Setiap negara akan mewujudkan suatu sistem penghitungan
pendapatan nasional yang dinamakan national income accounting system atau sistem
penghitungan pendapatan nasional.
B. Aliran Pendapatan Nasional
Perekonomian suatu negara digerakkan oleh pelaku-pelaku kegiatan ekonomi.
Pelaku kegiatan ekonomi secara umum dikelompokkan kepada empat pelaku, yaitu
rumah tangga, perusahaan (swasta), pemerintah dan ekspor-impor.

Gambar Aliran Pendapatan Nasional

Untuk mempermudah dalam menganalisis pendapatan nasional, maka pada


tahap awal dilakukan analisis aliran pendapatan nasional dua sektor,tiga sektor, dan
empat sektor
1. Aliran pendapatan dua sektor
Bentuk yang sederhana dari analisis pendapatan nasional adalah analsis dua
sektor. Bentuk ini mengasumsikan bahwa dalah perekonomi terdapat dua pelaku
ekonomi yaitu rumah tangga dan swasta (perusahaan). Dalam perekonomian, sektor
swasta merupakan satu-satunya produsen barang dan jasa, dan proses produksi
dilaksanakan dengan menggunakan faktor-faktor produksi yang dimiliki oleh rumah
tangga. Faktor produksi tersebut antara lain tanah, tenaga kerja, modal dan
entrepreneurship (kewirausahaan). Penghasilan yang diperoleh rumah tangga dari
menjual faktor-faktor produksi terdiri dari sewa (pendapatan dari tanah), bunga
(pendapatan dari kapital), upah (pendapatan dan tenaga kerja) dan profit (pendapatan
dari entrepreneurship). Kemudian, rumah tangga diasumsikan merupakan satu-
satunya pembeli barang dan jasa yang dihasilkan oleh swasta. Pembelian barang dan
jasa tersebut dibayar dengan penghasilan yang diperolehnya dari menjual faktorfaktor
produksi.

Gambar Aliran Pendapatan 2 Sektor


Gambar di atas menunjukkan bahwa pada awalnya rumah tangga menjual
faktor-faktor produksi yang dimilikinya kepada perusahaan (swasta). Kemudian dari
penjualan faktor produksi tersebut, rumah tangga mendapatan penghasilan yang
terdiri dari sewa, bunga, upah dan profit. Selanjutnya adanya penggunaan faktor-
faktor produksi oleh perusahaan, maka perusahaan akan menghasilkan barang dan
jasa. Barang dan jasa ini kemudian dijual kepada rumah tangga. Dengan penghasilan
yang dimilikinya, rumah tangga dapat membeli barang dan jasa yang diproduksi oleh
swasta. Dalam berkonsumsi, rumah tangga tidak sepenuhnya mengeluarkan
penghasilannya untuk membeli barang dan jasa tersebut. Sebagian dari pendapatannya
ditabungkan. Apabila keadaan ini kita gambarkan kembali dalam arus melingkar
dalam perekonomian 2 sektor, maka ada sedikittambahan dari gambar yang terdahulu.
Gambar. Aliran pendapatan nasinal dengan Adanya Tabungan Rumah Tangga

Pada gambar ini, muncul dua aktivitas ekonomi yang baru yaitu tabungan dan
investasi. Pendapatan yang diterima oleh Rumah tangga tidak selalu dibelanjakan
seluruhnya untuk konsumsi, akan tetapi mungkin saja sebagian dari pendapatan
tersebut disimpan (ditabung). Apabila hal ini terjadi, maka terjadi ketidakseimbangan
dalam perekonomian. Karena pendapatan tidak sama dengan pengeluaran. Pada
keadaan ini terjadi kelebihan penawaran barang dan jasa, sehingga dalam
perekonomian terdapat sejumlah barang dan jasa yang tidak terjual. Bagian
pendapatan yang tidak dibelanjakan ini disebut kebocoran (leakages). Agar
perekonomian seimbang kembali, tabungan rumah tangga tersebut melalui pasar
modal disalurkan ke sektor perusahaan yang oleh sektor perusahaan digunakan untuk
membiayai pengeluaran Investasi perusahaan.
Investasi perusahaan ini bisa berupa perluasan kapasitas produksi, juga bisa
berupa timbulnya perusahaan baru. Pengeluaran investasi perusahaan disebut sebagai
suntikan (injections). Perekonomian akan seimbang kembali apabila tabungan rumah
tangga (leakages) sama dengan pengeluaran Investasi perusahaan (Injections).
Dengan demikian pendapatan masyarakat pada corak perekonomian modern adalah
Y = C + S pada sisi penawaran, sedangkan pada sisi permintaan Y = C + I karena
semua tabungan digunakan untuk investasi.
Tingkat pendapatan nominal dalam model perekonomian dua sektor
tergantung kepada jumlah pengeluaran agregat yang direncanakan yaitu rencana
untuk menabung dan investasi. Jika rumah tangga ingin menabung dengan jumlah
yang lebih banyak dari keinginan pengusaha untuk investasi, maka penerimaan
perusahaan akan lebih kecil dari pembayaran pendapatan nominal dan produksi akan
turun. Nilai output akan lebih besar dibandingkan pengeluaran agregat yang
direncanakan. Sementara itu, output akanakan meningkat apabila keinginan untuk
berinvestasi melebihi keinginan untuk menabung atau pengeluaran agregat yang
direncanakan lebih besar dari nilai output. Nilai pengeluaran agregat yang
direncakanan akan sama dengan nilai output apabila tabungan sama dengan investasi
yang direncanakan.

2. Aliran pendapatan tiga sektor


Dalam perekonomian yang terdapat campur tangan pemerintah, Pendapatan
yang diterima rumah tangga, selain digunakan untuk konsumsi dan tabungan, juga
digunakan untuk membayar pajak kepada pemerintah. Pajak yang diterima
pemerintah ini oleh pemerintah digunakan untuk membiayai pengeluarannya, yaitu
berupa pengeluaran pemerintah dan pembayaran transfer pemerintah.

Gambar. Aliran Pendapata nasional tiga sektor

3. Aliran pendapatan empat sektor


Aliran pendapatan empat sektor merupakan sistem perekonomian terbuka.
Perekonomian tersebut terdiri dari sektor rumah tangga (C), sektor perusahaan (I),
sektor pemerintah (G) dan sektor luar negeri (XM). Interaksi dengan sektor luar
negeri dalam perekonomian terbuka disederhanakan dengan mekanisme ekspor dan
impor. Ekspor merupakan aliran pendapatan dari sektor luar negeri ke perekonomian
domestik. Sedangkan impor merupakan aliran pengeluaran dari perekonomian
domestik ke sektor luar negeri.

Gambar. Aliran pendapatan empat sektor

C. Metode Penghitungan Pendapatan Nasional


Seperti telah dikemukakan sebelumnya masalah yang dipelajari dalam
ekonomi makro sangat luas sekali. Dengan demikian berarti tolok ukur dari
masalahmasalah yang akan dipelajari juga sangat kompleks. Pendapatan Nasional
(National Income) adalah merupakan salah satu tolok ukur yang sangat penting dalam
Teori Ekonomi Makro. Pendapatan Nasional (dilihat dari sisi pendapatan) atau
Produksi Nasional (dilihat dari sisi produksi) adalah satu angka statistik (yang
dinyatakan dalam satuan mata uang) yang menunjukkan nilai seluruh hasil kegiatan
ekonomi negara tertentu selama satu tahun.
1. Metode Produksi (Production Approach)
2. Metode Pendapatan (Income Approach)
3. Metode Pengeluaran (Expenditure Approach).
Menghitung besarnya Pendapatan Nasional dengan menggunakan ketiga metode atau
pendekatan tersebut secara teoritis akan menghasilkan angka yang sama.
1. Metode Produksi (Production Approach)
Perhitungan dengan metode produksi ini didasarkan atas jumlah nilai dari
barang-barang dan jasa-jasa yang dihasilkan oleh suatu masyarakat atau negara pada
periode tertentu. Dalam perhitungan pendapatan nasional dengan menggunakan
metode produksi dimungkinkan terjadi perhitungan ganda (double counting). Untuk
menghidari perhitungan ganda tersebut ada dua cara yang digunakan, yaitu:
• Menghitung nilai akhir dan/atau
• Menghitung nilai tambah di mana besarnya angka yang diperoleh dari kedua
cara perhitungan tersebut akan menghasilkan angka yang sama.
Perhitungan pendapatan nasional dengan metode produksi dilakukan dengan
cara menjumlahkan nilai tambah (value added) yang diwujudkan oleh berbagai sektor
dalam perekonomian, antara lain:
a. Pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan;
b. Pertambangan dan penggalian;
c. Industri pengolahan;
d. Listrik, gas dan air bersih;
e. Bangunan;
f. Perdagangan, restoran, dan hotel;
g. Pengangkutan dan komunikasi;
h. Keuangan, persewaan bangunan dan jasa perusahaan; serta
i. Jasa-jasa.
Sebagai contoh, untuk memproduksi kemeja harus diproduksi terlebih dahulu
kain, benang, dan kapas. Jika menjumlahkan nilai akhir produksi tiap-tiap komponen
maka akan terjadi penghitungan ganda (double accounting). Hal ini disebabkan
karena dalam nilai akhir kemeja sudah terkandung nilai kain, dalam nilai akhir kain
sudah terkandung nilai akhir benang, dan seterusnya. Oleh karena itulah untuk
memperoleh total produk yang dihasilkan suatu negara harus dilihat dari nilai
tambahnya. Dengan adanya perhitungan nilai tambah tersebut maka akan terhindar
dari adanya perhitungan ganda. Dengan demikian metode ini dapat dirumuskan
sebagai berikut:

Y = (P1.Q1)+(P2.Q2)+……(Pn.Qn)

Ket.
Y = Pendapatan Nasional
P1 = harga barang ke-1 Pn = harga barang ke-n
Q1 = jenis barang ke-1 Qn = jenis barang ke-n
Perhitungan Pendapatan Nasional dengan menggunakan metode Produksi dapat
dilihat pada uraian di bawah ini:

Dari contoh kegiatan produksi di atas menunjukkan perhitungan terhadap nilai barang
akhir dengan menjumlahkan nilai tambah menghasilkan angka yang sama, yaitu
sebesar 750. Angka yang diperoleh sebesar 750 ini menunjukkan besarnya produksi
yang diperoleh dari beberapa proses produksi dari perekonomian masyarakat tersebut.

2. Metode Pendapatan (Income Approach)


Perhitungan pendapatan nasional dengan menggunakan pendekatan ini adalah
dengan menjumlahkan semua pendapatan yang diperoleh semua pelaku ekonomi
dalam suatu masyarakat atau negara pada periode tertentu. Pendapatan tersebut
berupa pendapatan dari sewa, bunga, upah, keuntungan dan lain sebagainya. Angka
yang diperoleh dari perhitungan pendapatan nasional dengan menggunakan metode
ini menunjukkan besarnya Pendapatan Nasional (National Income = NI).
Dalam metode ini cara yang dilakukan adalah dengan menjumlahkan
seluruh pendapatan yang diterima masyarakat sebagai pemilik faktor produksi atas
penyerahan faktor produksinya kepada perusahaan.

Faktor Produksi Pendapatan Simbol


Tanah Sewa r (rent)
Tenaga kerja Upah/gaji w (wages)
Modal Bunga i (interest)
Skill Laba p (profit)
Untuk mencari besarnya pendapatan nasional dirumuskan:

Y=r+w+i+p

Perhitungan Pendapatan nasional dengan menggunakan metode pendapatan dapat


dilihat pada tabel di bawah ini.
Kopensasi kepada pegawai .........................................................1.559
Bunga dan sewa .......................................................................... 221
Laba Perusahaan ......................................................................... 182
Pendapatan dari kekayaan ........................................................... 186
Jumlah : 2.148

Jumlah pendapatan yang diperoleh menunjukkan besarnya pendapatan nasional (NI),


yaitu sebesar 2.148.

3. Metode Pengeluaran (Expenditure Approach)


Perhitungan Pendapatan Nasional dengan menggunakan pendekatan ini
dengan menjumlahkan seluruh pengeluaran sektor ekonomi, yakni sektor rumah
tangga, sektor perusahaan, sektor pemerintah dan sektor luar negeri pada suatu
masyarakat atau negara pada periode tertentu.
Angka yang diperoleh dari perhitungan pendapatan nasional dengan metode
ini menunjukkan besarnya Produksi Nasional Bruto (Gross National Product = GNP)
masyarakat dalam perekonomian tersebut.
Untuk mengetahui besarnya pendapatan nasional dengan metode ini maka
dilakukan dengan cara menjumlahkan seluruh pengeluaran masyarakat dari tiap-tiap
rumah tangga yang ada. Adapun pengeluaran yang dihitung bukan berasal dari nilai
transaksi barang jadi, hal ini dimaksudkan untuk menghindari perhitungan ganda.
Empat sektor Rumah tangga sebagai pelaku ekonomi yang digunakan sebagai acuan
dalam menghitung pengeluaran adalah:
a. Rumah Tangga Konsumen
Nilai belanja atau pengeluaran yang dilakukan rumah tangga konsumen
untuk membeli berbagai jenis kebutuhan dalam satu tahun tertentu disebut
pengeluaran konsumsi rumah tangga dan ditulis dengan huruf C (consumption).
b. Rumah Tangga Produsen atau Perusahaan
Pengeluaran pada rumah tangga ini dilakukan sebagai pembentukan
barang dan jasa yang digunakan untuk menghasilkan barang dan jasa lebih lanjut
atau yang diistilahkan dengan investasi (I).
c. Rumah Tangga Pemerintah
Pengeluaran investasi oleh pemerintah maupun swasta nantinya oleh
pemerintah dimasukkan dalam komponen pembentukan modal tetap domestik
bruto dan komponen perubahan stok yang diistilahkan goverment expenditure (G).
d. Rumah Tangga Luar Negeri/Ekspor Bersih
Pengeluaran untuk rumah tangga ini merupakan selisih dari nilai ekspor
terhadap nilai impor yang dilakukan oleh suatu negara dalam kegiatan
perdagangan internasional atau ekspor-impor (X-M).
Pengeluaran-pengeluaran dari keempat sektor perekonomian itulah yang
merupakan komponen pendapatan nasional. Sehingga perhitungan pendapatan
nasional ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

Y = C + I + G + (X - M)

Keterangan:
Y = Pendapatan nasional
C = Konsumsi
I = Investasi
G = Pengeluaran pemerintah (government expenditure)
X = Ekspor
M = Impor
Contoh perhitungan pendapatan nasional dengan menggunakan metode
pendapatan dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Pengeluaran Konsumsi ...................................................... 1.667
Investasi ............................................................................ 402
Pengeluaran Pemerintah .................................................... 538
Ekspor Neto ...................................................................... 25
Jumlah Pengeluaran: 2.632

Pengeluaran Konsumsi yang terdapat pada tabel di atas merupakan pengeluaran dari
sektor rumah tangga (C), Investasi merupakan pengeluaran dari sektor perusahaan (I),
pengeluaran pemerintah merupakan pengeluaran dari sektor pemerintah (G) dan
Ekspor Neto menunjukkan pengeluaran sektor luar negeri berupa selisih antara
Ekspor dan Impor (X - M).
Angka yang diperoleh dari menjumlahkan semua pengeluaran sektor ekonomi
di atas, yaitu sebesar 2.632 menunjukkan besarnya GNP dari perekonomian
masyarakat tersebut.
Menentukan besarnya pendapatan nasional dengan menggunakan metode
Produksi, Metode Pendapatan dan metode Pengeluaran akan menghasilkan angka
yang sama. Untuk menggambarkan kesamaan dari ketiga metode perhitungan
pendapatan nasional tersebut di atas dapat digambarkan sebagai berikut:

Dalam menghitung pendapatan nasional terdapat dua macam konsep perhitungan,


yaitu dengan menggunakan konsep kewilayahan dan dengan menggunakan konsep
kewarganegaraan. Perhitungan pendapatan nasional dengan menggunakan konsep
kewilayahan adalah menghitung besarnya nilai produksi barang dan jasa yang
dihasilkan oleh seluruh penduduk yang ada di wilayah tersebut, baik kegiatan
produksi oleh warga negara sendiri atau pun warga negara asing. Perhitungan
pendapatan nasional dengan menggunakan konsep ini menghasilkan angka GDP
(Gross Domestic Product). Kemudian perhitungan pendapatan nasional dengan
menggunakan konsep kewarganegaraan adalah menghitung besarnya nilai barang dan
jasa yang dihasilkan oleh warga negara sendiri, baik di dalam negeri sendiri maupun
di luar negeri. Perhitungan pendapatan nasional dengan menggunakan konsep ini
menghasilkan angka GNP (Gross National Product).
Yang membedakan antara GDP dengan GNP adalah pendapatan neto terhadap luar
negeri dari faktor produksi (net factors income from abroad). Variabel ini
menunjukkan besarnya pendapatan yang diperoleh dari faktor produksi yang ada di
luar negeri dikurang pendapatan yang diperoleh dari faktor produksi yang berasal dari
luar negeri di dalam negeri. Atau dapat ditulis:

GDP = GNP – Pendapatan Neto terhadap

Dengan demikian apabila GDP lebih besar daripada GNP, maka dapat disimpulkan
bahwa pendapatan dari faktor produksi di dalam negeri yang berasal dari luar negeri
lebih besar dibandingkan dengan pendapatan dari faktor produksi dalam negeri yang
ada di luar negeri. Keadaan ini biasa sering ditemui pada banyak negara sedang
berkembang. Besarnya GNP dan NI (besarnya pendapatan yang diukur dengan
menggunakan metode pendapatan) dibedakan oleh nilai penyusutan (depresiasi) dan
nilai pajak tak langsung. Atau dapat juga ditulis sebagai berikut :

GNP – Depresiasi = NNP (Net National Product)


NNP – Pajak tak langsung = NI (National Income)

D. Transaksi-transaksi yang tidak termasuk dalam perhitungan pendapatan


nasional
Setiap kegiatan yang dapat menambah nilai dapat dikatakan sebagai suatu
proses produksi, akan tetapi ada beberapa kegiatan yang dapat menambah nilai tetapi
tidak dimasukkan dalam perhitungan pendapatan nasional. Hal ini bukan bertentangan
dengan konsep perhitungan pendapatan nasional, akan tetapi hanya karena alasan
praktis saja. Transaksi – transaksi yang tidak dimasukkan dalam perhitungan
pendapatan nasional antara lain :
a. Perubahan nilai barang – barang sebagai akibat dari perubahan harga barang
tersebut.
b. Kegiatan – kegiatan yang tidak resmi (ilegal), misalnya penyelundupan barang –
barang dagangan, produksi ganda dan sebagainya.
c. Pembayaran transfer yang dilakukan dari pihak yang satu dengan yang lain.
Misalnya, pembayaran subsidi, sumbangan bencana alam dan sebagainya.
d. Kegiatan – kegiatan yang seharusnya dikerjakan orang lain, tetapi dikerjakan
sendiri. Misalnya, jasa ibu rumah tangga.
E. Keseimbangan pendapatan dua sektor, tiga sektor, dan empat sektor
1. Keseimbangan pendapatan dua sektor
Dalam perekonomian dua sektor di mana pada perekonomian har.ya terdiri
dari sektor rumah tangga dan sektor perusahaan. Dengan demikian sisi pendapatan
dan sisi pengeluaran hanya dibentuk oleh dua bagian, yaitu pada sisi pengeluaran
terdapat pengeluaran konsumsi dari rumah tangga dan pengeluaran investasi dari
perusahaan.

Gambar Arus Melingkar Perekonomian 2 sektor

Untuk pengeluaran konsumsi rumah tangga biasa diberi simbol C dan untuk
pengeluaran investasi sektor perusahaan biasanya diberi simbol I. Kemudian pada sisi
pendapatan, di mana pendapatan digunakan untuk pengeluaran konsumsi rumah
tangga (C) dan sisanya disimpan sebagai tabungan. Bagian pendapatan uang disimpan
ini (tabungan) biasanya diberi simbol S (saving). Atau secara matematis dapat ditulis
sebagai berikut:
Dari sisi penggunaan (pendapatan): Y = C+S
Dari sisi pengeluaran (sumber) : Y = C+I
Pendapatan nasional (Y) dalam keadaan seimbang jika :
S = I atau Kebocoran (Saving) = Suntikan (Investasi)
Kebocoran disebut juga linkage dan Suntikan disebut juga Injeksi.
Penurunan Rumus :
Pendapatan Nasional keseimbangan (Y) Y = C + I
Fungsi Konsumsi (C) C = co + cY
Maka,
(𝑐𝑜+𝐼)
Y=
(1−𝑐)

Angka Pengganda (Multiplier) Pengeluaran pada Perekonomian Dua Sektor


Angka Pengganda (Multiplier) adalah suatu angka yang menunjukkan rasio
antara perubahan pendapatan nasional dengan perubahan salah satu variabel
pengeluaran dari salah satu sektor ekonomi. Menurut Keynes, setiap terjadinya
pertambahan Investasi akan menimbulkan kenaikan pendapatan nasional secara
berlipat ganda.
Peningkatan Invenstasi mendorong kenaikan GNP secara berlipat ganda.
Pengeluaran investasi dianggap sebagai pengeluaran yang berdaya tinggi dalam
mempengaruhi produk nasional. Besarnya perubahan keseimbangan pendapatan
nasional yang baru tidak sama dengan perubahan investasi.
Inilah yang disebut dengan efek multiplier (efek pengganda).
Misal investasi bertambah Rp. 3 M dan akhirnya pendapatan nasional
bertambah menjadi Rp. 15 M. Maka multipliernya adalah 15/3 = 5.

∆Y= ∆I + 0,8 ∆I+ 0,82∆I +0,83∆I+ 0,84∆I+ 0,85∆I+ …


∆Y= ∆I (1+ 0,8+ 0,82+0,83+ 0,84+ 0,85+ …)
∆Y= ∆I (1+ c+ c2+c3+ c4+ c5+ …)
∆Y= ∆I ( 1/(1-c)) ∆Y= ∆I ( 1/(1-MPC))
∆Y= ∆I ( 1/MPS)
∆Y/∆I = 1/MPS
∆Y/∆I = k

2. Keseimbangan tiga sektor


Dalam perekonomian tiga sektor di mana pada perekonomian terdapat campur
tangan pemerintah. Dengan demikian dalam perekonomian terdiri dari sektor rumah
tangga, sektor perusahaan dan sektor pemerintah. Dengan demikian sisi pengeluaran
terdiri dari pengeluaran dari sektor rumah tangga, pengeluaran dari perusahaan dan
penaeluaran dari sektor pemerintah. Kemudian untuk sisi pendapatan di mana
pendapatan masyarakat didistribusikan untuk pengeluaran konsumsi, pengeluaran
untuk membayar pajak rumah tangga kepada sektor pemerintah, dan sisanya ditabung.
Apabila sektor pemerintah memberikan subsidi atau tunjangan lainnya kepada sektor
rumah tangga; maka ditambahkan pada pendapatan masyarakat. Atau dengan kata lain
pendapatan masyarakat akan bertambah apabila terdapat subsidi atau tunjangan
lainnya oleh sektor pemerintah.
Peran pemerintah dalam perekonomian adalah penyedia barang public,
dimana penyediaan tersebut memerlukan pembiayaan.Pembiayaan pembangunan
yang dilakukan pemerintah berasal dari pajak. Dengan demikian, pemerintah akan
memungut pajak dan membelanjakannya untuk pembiayaan pembangunan.
Pembelanjaan Pemerintah diklasifikasikan atas 2 bagian:
a. Pengeluaran rutin
b. Pengeluaran pembangunan.

a. Pengeluaran rutin berupa :


• Belanja pegawai,
• Belanja barang,
• Bunga,
• Cicilan utang
• Dan lain-lain.

b. Belanja Pembangunan :
Pembelanjaan untuk pembangunan fisik dan non-fisik.
• Fisik : Jalan, jembatan, gedung-gedung, dan lain-lain.
• Non-fisik : pelatihan dan pembangunan spiritual lainnya.

Gambar Sirkulasi Aliran Pendapatan Perekonomian 3 sektor

Jika belanja pemerintah ditandai dengan simbol G dan pajak diberi simbol Tx, maka
pendapatan nasional :
Dari sisi pendapatan : Y = C + S + Tx
Dari sisi pengeluaran (AE) : Y = C +I + G
AE = Pengeluaran Agregat
Sehingga pendapatan nasional dikatakan seimbang jika :
C+S+Tx = C+I+G
Oleh karena C mewakili variabel yang sama, maka dapat ditulis : S+Tx=I+G
Dari persamaan di atas terlihat, untuk mempertahankan keadaan keseimbangan, bukan
hanya ditentukan oleh besarnya S dan I, tetapi juga peranan negara dalam mengatur G
dan Tx.

Ada 2 kemungkinan :
a. Jika G>Tx : Arus pengeluaran dalam perekonomian masyarakat akan bertambah.
b. Jika Tx>G : Arus pengeluaran dalam perekonomian masyarakat akan berkurang.

Jika dalam perekonomian telah memasukkan kebijakan pemerintah berupa pajak dan
pembayaran transfer, maka :
 Fungsi konsumsi :
C = co + cYd Yd = Y – Tx
Sehingga fungsi konsumsi menjadi :
C = co + c(Y-Tx)
C = co + cy – cTx

 Fungsi Saving :
S = Yd - C
S = Yd – (co+cYd)
S = Yd – co – cYd
S = (1-c)Yd – co
S = (1-c)(Y –Tx) – co
S = (1-c)Y – (1-c)Tx – co
Sehingga persamaan fungsi saving menjadi :
S = sY – sTx – co

 Pendapatan Nasional keseimbangan :


Y=C+I+G
Dimana : Co+cYd dan Yd=Y-Tx
Maka :
Y= co+cYd+I+G
Y= co+c(Y-Tx)+I+G
Y= co+cY-cTx+I+G
Y-cY = co-cTx+I+G
Diperoleh :

𝑐𝑜 − 𝑐𝑇𝑥 + 𝐼 + 𝐺
𝑌=
1−𝐶

Atau dengan cara,


Dengan menggunakan persamaan S+Tx= I+G
Yd – C + Tx = I + G
Yd – co – cYd + Tx = I + G
(Y – Tx) – co –c(Y – Tx) + Tx = I + G
diperoleh persamaan :

𝑐𝑜 − 𝑐𝑇𝑥 + 𝐼 + 𝐺
𝑌=
1−𝐶
Contoh 1 :
Fungsi Konsumsi : C = 0,75 Yd + 20 (Rp. Milyar )
Investasi : I = 40 Rp. Milyar
Pajak : Tx = Rp. 20 Milyar
Konsumsi Pemerintah : G = Rp. 60 Milyar

Berdasar data di atas, hitunglah besarnya pendapatan nasional ekuilibrium, konsumsi


ekuilibrium dan saving ekuilibrium ?

Jawab :
− + +
=
1−

− ( )+ +
=
1−

= 420
C = c Yd + co = 0,75 (420 – 20) + 20 = 320
S = Yd – C = (420 – 20) – 320 = 80
Cek :

S + Tx = I + G
80 + 20 = 40 + 60
100 = 100 (OK)

Angka Pengganda (Multiplier) Pengeluaran pada Perekonomian Tiga Sektor


Dalam perekonomian 3 sektor, kita membedakan dua keadaan yaitu :
(i). Angka pengganda dengan pajak lumpsum
(ii). Angka pengganda dengan pajak proporsional
Fungsi pajak lumpsum : Tx = To (eksogen)
Fungsi pajak proporsional : Tx=To+tY (endogen)
Angka pengganda 3 sektor pada pajak lumpsum

Angka pengganda 3 sektor pada pajak proporsional

3. Keseimbangan empat sektor


Dalam perekonomian terbuka berarti dalam perekonomian terdapat sektor rumah
tangga, sektor perusahaan, sektor pemerintah dan sektor luar negeri. Untuk
menentukan besarnya pendapatan nasional pada perekonomian terbuka ini sama
halnya dengan menghitung pendapatan nasional pada perekonomian yang telah
dibahas sebelumnya, yaitu dengan menjumlahkan pengeluaran dari sektor-sektor
ekonomi. Pengeluaran dari sektor luar negeri berupa ekspor (X) dan impor (M) dan
selisih antara nilai ekspor dengan nilai impor (X - M) disebut ekspor neto.
Gambar Arus Melingkar Perekonomian 4 sektor

Ekspor
Jika sebuah negara mengirimkan /menjual produk nasionalnya ke luar negeri.
Ekspor (secara fisik) :
Pengiriman dan penjualan barang-barang buatan dalam negeri ke negara-negara lain.
Ekspor mengakibatkan peningkatan pada pengeluaran agregat dan akhirnya
menyebabkan peningkatan pendapatan nasional.
Alasan Ekspor dilakukan oleh sebuah negara :
1. Barang tersebut diperlukan negara lain.
2. Negara lain tidak dapat memproduksi barang tersebut.
3. Yang paling penting, kemampuan dari negara tersebut untuk mengeluarkan barang-
barang yang dapat bersaing pada pasar luar negeri (mempunyai keistimewaan).

Impor
Jika sebuah negara menerima atau membeli produk negara lain.
Impor (secara fisik) yaitu :
Pembelian dan pemasukan barang dari luar negeri ke dalam suatu perekonomian.
Aliran barang ini akan menimbulkan aliran keluar (bocoran) yang akhirnya
menurunkan pendapatan nasional.
Trade Balance (Neraca Perdagangan)
Ekspor suatu negara dikurangi nilai Impornya.
Atau Trade Balance = X – M = Ekspor Netto
Surplus Perdagangan Defisit Perdagangan
Jika Ekspor > Impor Jika Ekspor < Impor
Atau ekspor Netto + Atau ekspor Netto -

Keseimbangan ekonomi empat sektor.


Keseimbangan ekonomi akan tercapai apabila Aggregate Supply (AS) sama dengan
Aggregate Demand (AD). atau AS = AD
AS merupakan keseluruhan produk nasional yang siap untuk ditawarkan kepada
masyarakat. AD merupakan keseluruhan pengeluaran masyarakat untuk meminta
produk nasional yang terdiri dari C, I, G, dan X.

Yd (Pendapatan Disposible).
Yd=Y-T Pendapatan disposibel digunakan untuk tujuan :
1. Untuk membeli barang buatan dalam negeri dan barang impor , C = Cdn+M.
2. Untuk ditabung (S)

Analisis perekonomian keseimbangan perekonomian 4 sektor dapat dilakukan


dengan 2 pendekatan :
1. Pendekatan Pengeluaran Agregat (AE) Penawaran agregat (AS)= pengeluaran
agregat (AE) Y+M =C+I+G+X Y=C+I+G+X-M
2. Pendekatan Kebocoran - Suntikan S + T + M = I + G + X

Angka Pengganda 4 Sektor pada Pajak Lumpsum


Angka Pengganda 4 Sektor pada Pajak Proportional

Contoh 1:
Fungsi konsumsi masyarakat suatu negara adalah C=400+0,75Yd.
Pajak 20% dari pendapatan nasional. Investasi perusahaan 400 dan pengeluaran
pemerintah sebesar 800. Besarnya ekspor negara tersebut 600 dan impor adalah 10%
dari pendapatan nasional.
Tentukan:
a. Fungsi Consumsi
b. Pendapatan nasional keseimbangan
Penyelesaian :
a. Fungsi Consumsi : b.Pendapatan nasional
C=400+0,75Yd keseimbangan:
C=400+0,75(Y-0,2Y) Y=C+I+G+X-M
C=400+0,6Y Y=400+0,6Y+400+800+600-0,1Y
Y=4400.

Contoh 2:
Fungsi konsumsi masyarakat suatu negara adalah C=100+0,8Yd dan investasi sebesar 100.
Pengeluaran pemerintah sebesar 250 dan pajak yang dipungut adalah 250. Pemerintah
memberikan subsidi sebesar 50, sedangkan ekspor berjumlah 300 dan impor berjumlah 200.
Tentukan besarnya pendapatan nasional keseimbangan ?
Penyelesaian :
Y=C+I+G+X-M
Y=100+0,8(Y-250+50)+100+250+300-200
0,2Y=390
Y=1950

Dengan pendekatan injeksi-kebocoran:


C=100+0,Yd
C=100+0,8(Y-250+50)
C=-60+0,8Y S=60+0,2Y

S+T+M=I+G+X
60+0,2Y+200=100+250+300 (nilai T
sudah masuk pada fungsi C)
Maka
Y=1950.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pendapatan nasional dapat dihitung baik dengan pendekatan atau
metode produksi, yaitu menghitung jumlah seluruh barang dan jasa yang
dihasilkan oleh suatu negara dalam periode tertentu. Pendekatan atau metode
pengeluaran, yaitu dengan menghitung jumlah pengeluaran seluruh pelaku
ekonomi di suatu negara selama periode tertentu, ataupun pendekatan atau
metode pendapatan dengan menghitung jumlah pendapatan yang diterima
seluruh pemilik faktor produksi di suatu negara selama periode tertentu.
Product Domestic Buto (PDB atau GDP) adalah jumlah dari seluruh
produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu Negara selama satu tahun
termasuk di dalamnya barang dan jasa yang dihasilkan oleh orang asing dan
perusahaan asing yang beroperasi di dalam negeri. Produksi Nasional Kotor
atau Gross National Product (GNP) adalah jumlah seluruh barang dan jasa
yang dihasilkan masyarakat selama satu tahun termasuk di dalamnya jumlah
barang dan jasa yang dihasilkan masyarakat Negara tersebut yang bekerja di
luar negeri tetapi tidak diperhitungkan barang dan jasa yang dihasilkan
masyarakat asing yang bekerja di dalam negeri.
Produksi nasional neto atau Net National Product (NNP) adalah
produksi nasional kotor (GNP) dikurangi penyusutan barang-barang modal.
Pendapatan nasional bersih atau Net National Income (NNI) adalah produksi
nasional neto dikurangi dengan pajak tidak langsung. Pendapatan
perseorangan (PI) adalah Pendapatan yang berhak diterima oleh seseorang
sebagai bentuk balas jasa atas keikutsertaannya dalam proses produksi.
Pendapatan bebas (DI) adalah pendapatan dari seseorang yang siap digunakan
baik untuk keperluan konsumsi maupun untuk ditabung.
B. Saran
Terdapat permasalahan, seperti inflasi dan ketimpangan distribusi
pendapatan, yang harus selalu diperhatikan pemerintah dalam kaitan untuk
meningkatkan level pendapatan nasional negaranya.
DAFTAR PUSTAKA

Gilarso, T. (1991). Pendapatan Nasional. Yogyakarta: Kanisius.

Partadiredja, Ace. (1985). Perhitungan Pendapatan Nasional. Jakarta: LP3ES.

Sudiyono. (1992). Ekonomi Makro (Pengantar Analisa Pendapatan Nasional). Yogyakarta:


Liberty.

Sukirno, Sadono. (2004). Makro Ekonomi Teori Pengantar Edisi Ketiga. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.

Sulistyo. (1999). Pengantar Ekonomi Makro. Yogyakarta: Universitas Terbuka.

Supriyanto, Ali Muhson. (2009). Ekonomi 1: Untuk SMA dan MA Kelas X. Jakarta: Pusat
Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

Suryana.. (2002). Ekonomi Pembangunan, Problematika, dan Pendekatan. Bandung:


Salemba Empat.

Anda mungkin juga menyukai