NIM : 2003011021
Kelas : 4RMA Akuntansi
Mata Kuliah : Akuntansi Intermediate 2
Tugas : Resume Pengakuan Pendapatan
Prinsip dari pengakuan modal terletak pada pendapatan yang dianggap dapat terealisasikan
atau dianggap dapat menghasilkan. Dengan begitu, ada kemungkinan manfaat pengakuan
pendapatan ini di masa yang akan datang memengaruhi keberhasilan dari perusahaan.
Sederhananya, pengakuan pendapatan adalah kondisi pengakuan atas penjualan barang atau
jasa baik sebelum realisasi atau setelah penyerahan.
Berdasarkan (PSAK 23) PSAK Pendapatan adalah arus masuk atas bruto yang didaparkan
dari manfaat ekonomi dan timbul dari aktivitas normal entitas selama suatu periode. Sehingga
arus kas masuk itu mengakibatkan adanya kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari
penanaman modal.
Oleh karena itu, dalam prinsipnya, pengakuan pendapatan terbagi menjadi 2, yakni:
1. Pendapatan yang dapat direalisasikan atas barang atau jasa yang dapat ditukar atau
dikonversikan dengan kas maupun klaim atas kas (piutang)nya.
2. Pendapatan yang menghasilkan ke dalam sebuah entitas bersangkutan, sehingga
pekerjaan yang sudah dikerjakan mendapatkan hak atas manfaat yang dimiliki oleh
pendapatannya seperti pengerjaan dan penerimaan lama yang sudah selesai.
Dalam prinsipnya, pengakuan pendapatan pun harus dapat memenuhi kriteria pendapatan,
sehingga pendapatan tersebut dapat diakui. Berikut ini ada 4 pendapatan yang sudah diakui
dalam prinsip tersebut, di antaranya:
Pendapatan dari penjualan produk diakui pada tanggal penjualan (tanggal penyerahan
ke pelanggan).
Pendapatan dari pemberian jasa diakui saat jasa sudah diberikan dan bisa ditagih.
Pendapatan dari memperbolehkan pihak lain untuk menerapkan aktiva perusahaan,
seperti bunga, sewa, dan royalty, diakui layak dengan berlalunya waktu atau pada saat
aktiva tersebut diterapkan.
Pendapatan dari penjualan aktiva kecuali produk diakui pada tanggal penjualan.
Penyimpangan Penjualan pada Pengakuan Pendapatan
Ada kasus yang mana terjadi penyimpangan penjualan pada pengakuan pendapatan. Berikut
ini alasan yang biasanya muncul dari terjadinya penyimpangan:
Pendapatan dari kegiatan penjualan atau pabrikasi biasanya diakui pada saat penyerahan atau
penjualan (point of sale). Akan tetapi terdapat 3 kondisi yang dapat memunculkan
permasalahan, yakni:
Apabila terdapat perjanjian yang berisi tentang pembelian kembali dengan harga tertentu
yang mana harga ini bisa menutup segala biaya persediaan ditambah biaya kepemilikan yang
terkait, maka persediaan dan kewajiban yang diberikan harus tetap ada pada pembukuan
penjual. Artinya, tidak terjadi transaksi penjualan.
Penjualan yang tidak tercatat sehingga seluruh hak retur habis masa berlakunya.
Penjualan tercatat, namun mengurangi penjualan dengan estimasi retur di masa
depan.
Penjualan dicatat serta memperhitungkan retur ketika terjadinya penjualan.
Jadi, bila suatu perusahaan memasarkan produknya namun memberikan hak kepada pembeli
untuk mengembalikan produk tersebut, maka pendapatan dari penjualan ini akan diakui pada
saat penjualan hanya ketika seluruh 6 keadaan ini terpenuhi:
1. Harga yang konsisten terhadap pembeli atau ditetapkan pada tanggal penjualan.
2. Telah terjadinya pembayaran yang dilakukan pembeli kepada penjual atau adanya
kewajiban dan keharusan untuk melakukan pembayaran. Kewajiban tersebut tidak
tergantung pada penjualan kembali pada produk tersebut.
3. Kewajiban pembeli kepada penjual tidak berubah apabila terjadi kerusakan bahkan
pencurian atas produk yang dibeli.
4. Pembeli yang mendapatkan produk untuk dipasarkan kembali memiliki substansi
ekonomi yang terpisah dari yang diberikan oleh penjual.
5. Penjual tidak memiliki kewajiban atas performa produk di masa yang akan datang
yang secara langsung bisa saja menyebabkan penjualan kembali produk itu oleh
pembeli.
6. Jumlah retur di masa depan sudah dapat diestimasi secara pantas.
Trade Loading & Channel Stuffing
Trade loading adalah praktik yang mencoba menampilkan penjualan, laba, dan pangsa pasar
yang sebenarnya tidak pernah mereka miliki. Perusahaan meminta kepada para pedagang
besar yang menjadi pelanggan mereka untuk membeli lebih banyak produk daripada yang
bisa mereka jual kembali dengan cepat.
Sedangkan channel stuffing adalah praktik yang sama namun dilakukan dalam industri
perangkat lunak komputer. Jadi, hal ini dilakukan ketika sebuah produsen perangkat lunak
ingin meningkatkan pemasukan secara licik. Oleh karena itu, kedua praktik ini tidak boleh
dilakukan.
Dalam dunia akuntansi terdapat 2 cara yang berbeda untuk kontrak konstruksi jangka panjang
yang telah diakui oleh akuntan profesional, yakni:
Metode yang satu ini akan diterapkan apabila estimasi progres, pendapatan, dan tarif telah
sesuai dan seluruh persyaratan berikut ini terpenuhi, di antaranya:
Dalam kontrak tertulis dengan jelas telah memastikan hak yang bisa dipaksakan
pelegalannya mengenai barang atau jasa yang akan diberikan dan diterima oleh pihak
yang terlibat dalam kontrak tersebut, imbalan yang akan dipertukarkan, metode dan
syarat penyelesaiannya.
Pembeli dapat memenuhi segala kewajiban yang ada di dalam kontrak yang sudah
disepakati.
Kontraktor pun harus memenuhi kewajiban kontraktualnya.
Metode pengakuan pendapatan dapat dilakukan ketika kondisi kontrak kerjasama telah usai
dengan syarat-syarat berikut ini:
Terdapat berbagai cara yang hingga saat ini diterapkan dan diaplikasikan untuk menilai
kemajuan suatu kontrak. Cara tersebut terbagi menjadi 2, di antaranya:
a. Ukuran Masukan
Mengakui pendapatan, biaya, dan laba kotor sesuai dengan tercapainya arah penyelesaian
kontrak jangka panjang. Untuk menggunakan cara ini, ada standar untuk menilai kemajuan ke
arah penyelesaian pada waktu interim tertentu. Metode untuk menilai tingkat kemajuan
penyelesaian adalah sebagai berikut ini:
Metode Biaya ke Biaya: Metode ini merupakan metode yang cukup sering digunakan
untuk mengukur suatu masukan. Berdasarkan metode ini, tingkat penyelesaian
ditetapkan dengan membandingkan biaya yang telah dikeluarkan dengan taksiran
terkini mengenai jumlah sempurna dari tarif yang diharapkan untuk bisa
menyelesaikan suatu proyek. Persentase yang dibuat adalah hasil dari perbandingan
antara biaya yang telah dikeluarkan dengan jumlah keseluruhan biaya yang
diharapkan lalu dikalikan dengan laba bersih yang diinginkan dari proyek tersebut.
b. Ukuran Keluaran
Cara ini dibuat dengan hasil yang sudah dicapai. Artinya, cara ini didasarkan pada unit yang
dibuat dan pertambahan nilai (values added). Misalnya, kontrak pembuatan jalan. Arsitek dan
insinyur yang terlibat diminta untuk mengukur biaya pengeluarannya. Kemudian mengukur
berapa presentasi pekerjaan yang telah selesai.