Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

Revenue Recognition (Pengakuan Pendapatan)


Untuk Menyelesaikan Tugas Akuntansi Keuangan Menengah II

Di Susun Oleh:
1.
2.
3.

Anissa Pratiwi
( 5552121128 )
Husnul Khotimah (5552120751)
Irwan Fazzarrudin ( 5552120298 )
Kelas 3B (AKUNTANSI)

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA


TAHUN 2013/2014

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT. Atas limpahan
rahmat, taufik dan hidayah-Nya telah memberikan petunjuk, kesehatan, kesempatan, dan
kekuatan kepada penulis sehingga dapat menyajikan makalah yang berjudul Revenue
Recognition Principle (Pengakuan Pendapatan). Didalam tulisan ini, disajikan pokok-pokok
bahasan yang disusun sebagai bahan penuntun atau pegangan mahasiswa dengan materi yang
telah disesuaikan khususnya mata kuliah Akuntansi Keuangan Menengah II. Harapan penulis
bahwa makalah ini dapat membantu para mahasiswa dalam kegiatan perkuliahan.
Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada Ibu Kurniasih Dwi Astuti,SE.Ak.,M.Ak
tselaku dosen mata kuliah Akuntansi Keuangan Menengah II atas bimbingan dan pengarahannya

selama penyusunan makalah ini serta pihak-pihak yang telah membantu dan tidak dapat
disebutkan satu persatu. Disadari bahwa kekurangan dan keterbatasan yang dimiliki penyusun,
walaupun telah dikerahkan segala kemampuan untuk lebih teliti, tetapi masih banyak dirasakan
kekurang tepatan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar
tulisan ini bermanfaat bagi yang membutuhkan.

Serang, 10 Maret 2014

Penyusun

Daftar Isi

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah .. 1
1.2 Identifikasi Masalah . 2
1.3 Tujuan Pembahasan . 2

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 The Current Environment .. 3
2.2 Revenue Recognition At Point Of Sale (Delivery) .. 5
2.3 Revenue Recognition (Long-Term) Contract ... 6

BAB III
PENUTUPAN
3.1 Kesimpulan 20

DAFTAR PUSTAKA . 21

ii

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Berdasarkan studi, pengakuan pendapatan telah menjadi sumber tunggal terbesar dari pernyataan
ulang perusahaan selama dekade belakangan. Studi tersebut menyimpulkan:
1. Pernyataan ulang dari pengakuan pendapatan yang tidak benar akan mengakibatkan
penurunan yang lebih besar dalam kapitalisasi pasar ketimbang setiap jenis pernyataaan
ulang lainnya.
2. Masalah pendapatan menyebabkan delapan dari sepuluh besar kerugian nilai pasar pada
tahun belakangan ini.
3. Dari sepuluh perusahaan, tiga yang pertama mengalami kerugian $20 milyar nilai pasar
selama hanya tiga hari setelah pengungkapan masalah pengakuan pendapatan.
Sebagai akibat dari masalah pengakuan pendapatan SEC semakin meningkatkan
pengawasannya dalam hal ini (seperti terbukti dalam cerita pembuka). Dalam beberapa kasus,
penyesuaian yang signifikan harus dilakukan atas laporan keuangan yang telah diterbitkan
sebelumnya. Seperti dikemukakan oleh Lynn Turner, akuntan kepala SEC, Apabila akuntan
melanggar batas-batas pelaporan yang sah, maka komisi akan yang diperlukan investor dan
menjadi pedomannya setiap hari. Pengakuan pendapatan yang tidak tepat dapat terjadi dalam
semua industri. Produk yang terjual kepada distributor utuk dijual kembali dapat menimbulkan
risiko yang berbeda dibandingkan produk atau jasa yang dijual langsung kepada pelanggan.
Penjualan dalam industri berteknologi tinggi dimana keusangan produk yang cepat merupakan
masalah yang penting, dapat menimbulkan risiko yang berbeda dibandingkan penjualan
persediaan dengan umur yang lebih panjang, seperti peralatan pertanian atau konstruksi, mobil,
truk, dan perabotan.

1.2 Identifikasi Masalah


Prinsip pengakuan pendapatan adakalanya sulit untuk diterapkan dan sering berbeda di
antara industry. Belum lama ini SEC telah berusaha memberikan lebih banyak pedoman di
bidang ini karena keprihatinan bahwa prinsip pengakuan pendapatan terkadang diterapkan secara
tidak benar. Dalam beberapa kasus bahkan ada salah saji yang disengaja atas pendapatan untuk

mendapatkan hasil keuangan yang lebih baik. Agar pasar modal kita efisien, investor harus
mempunyai keyakinan bahwa informasi keuangan yang diberikan adalah relevan dan dapat
diandalkan. Akibatnya, sangat penting untuk mengeliminasi praktik pengakuan pendapatan yang
agresif.

1.3 Tujuan Pembahasan


1. Menerapkan prinsip pengakuan pendapatan
2. Menguraikan masalah akuntansi yang melibatkan pengakuan pendapatan pada
saat penujalan
3. Menerapkan metode persentase penyelesaian untuk kontrak jangka panjang

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 The Current Environment
Lingkungan Saat Ini

Guidelines for Revenue Recognition (Pedoman untuk Pengakuan Pendapatan)


Secara umum, pedoman untuk pengakuan pendapatan cukup luas. Selain itu, industri
tertentu juga mempunyai pedoman yang sangat spesifik yang memberi pandangan tambahan
mengenai kapan pendapatan harus diakui. Prinsip pengakuan pendapatan (revenue
recognition principle) menetapkan bahwa pendapatan diakui pada saat direalisasi atau dapat
direalisasi dan dihasilkan. Pengakuan adalah proses untuk mencatat atau memasukkan secara
formal suatu pos dalam akun dan laporan entitas. Pengakuan meliputi penjelasan mengenai suatu
pos baik dengan kata-kata maupun angka, dan jumlah itu termasuk dalam angka total laporan
keuangan. Untuk aktiva atau kewajiban, pengakuan mnyangkut pencatatan bukan hanya
perolehan atau terjadinya pos itu tetapi juga perubahan sesudahnya, termasuk penghapusan dari
laporan keuangan yang sebelumnya diakui. Pengakuan tidak sama dengan realisasi, walaupun
keduanya kadag-kadang digunakan secara bergantian untuk menerangkan suatu hal dalam
literature dan praktik akuntansi. Realisasi adalah proses mengkonversi sumber daya dan hak
nonkas menjadi uang dan paling tepat digunakan dalam akuntansi serta pelaporan keuangan
dengan mengacu pada penjualan aktiva secara tunai atau klaim atas kas. Pendapatan adalah arus
masuk aktiva dan/atau penyelesaian kewajiban akibat penyerahan atau produksi barang,
pemberian jasa, atau kegiatan menghasilkan laba lainnya yang membentuk operasi utama atau
inti perusahaan yang berkelanjutan selama suatu periode.

Oleh karena itu, pengakuan pendapatan yang tepat meliputi tiga hal :
1. Pendapatan direalisasi apabila barang dan jasa ditukar dengan kas atau klaim atas
kas (piutang)
2. Pendapatan dapat direalisasi apabila aktiva yng diterima dalam pertukaran segera
dapat dikonversi menjadi kas atau klaim ats kas dengan jumlah yang diketahui
3. Pendapatan dihasilkan (earned) apabila entitas bersangkutan pada hakikatnya
telah menyelesaikan apa yang seharusnya dilakukan unuk mendapatkan hak atas
laba telah selesai atau sebenarnya telah selesai

Empat transaksi pendapatan telah diakui sesuai dengan prinsip ini :


1. Perusahaan mengakui pendapatan dari penjualan produk diakui pada tanggal
penjualan, yang biasanya diinterpretasikan sebagai tanggal penyerahan kepada
pelanggan
2. Perusahaan mengakui pendapatan dari pemberian jasa diakui ketika jasa-jasa itu
telah dilaksanakan dan dapat ditagih
3. Perusahaan mengakui pendapatan dari mengizinkan pihk lain untuk menggunakan
aktiva perusahaan, seperti bunga, sewa, dan royalti, diakui sesuai dengan
berlalunya waktu atau ketika aktiva itu digunakan
4. Perusahaan mengakui pendapatan dari pelepasan aktiva selain produk diakui pada
tanggal penjualan
Departures from the Sale Basis (Penyimpangan dari Dasar Penjualan)
Suatu studi yang dilakukan beberapa alasan umum untuk menyimpang dari dasar
penjualan. Salah satu alasannya adalah keinginan untuk mengakui lebih awal (recognize earlier)
dalam proses menghasilkan laba, dan bukan pada saat penjualan. Pengakuan pendapatan lebih
awal adalah tepat jika terdapat tingkat kepastian yang tinggi mengenai jumlah pendapatan yang
dihasilkan. Beberapa alasan bisa diterima untuk penyimpangan dari aturan pengakuan penjualan
tersebut di atas. Alasan yang kedua adalah keinginan untuk menagguhkan pengakuan pendapatan
setelah saat penjualan.
4

Atau pengakuan bisa ditunda (delay recognize). Transaksi yang bisa diakui awal atau
ditunda pengakuannya. Penangguhan penjualan tepat jika tingkat ketidakpastian mengenai
jumlah pendapatan ataupun biaya cukup tinggi, atau jika penjualan bukan merupakan
penyelesaian yang substansial dari proses menghasilkan laba.
Pembahasan mengenai transaksi penjualan produk disusun di seputar topik-topik berikut :
1.
2.
3.
4.

Pengakuan Pendapatan pada saat penjualan (penyerahan)


Pengakuan Pendapatan sebelum penyerahan
Pengakuan Pendapatan sesudah penyerahan
Pengakuan Pendapatan untuk transaksi penjualan khusus waralaba dan
konsinyasi

2.2 Revenue Recognition At Point Of Sale (Delivery)


Pengakuan Pendapatan Pada Saat Penjualan (Penyerahan)
1. Measuring of Sales Revenue

Sansung makes the following entry on March 31, 2011.


Accounts receivable
679,000
Sales

679,000

Assuming Sansungs customers meet the discount threshold, Sansung makes the
following entry.
Cash
679,000
Accounts receivable
679,000

If Sansungs customers fail to meet the discount threshold, Sansung makes the following
entry upon payment.
Cash
700,000
Accounts receivable
679,000
Sales discounts forfeited
21,000

2.3 Revenue Recognition (Long-Term) Contract

Pengakuan Pendapatan Sebelum Penyerahan


Kontak jangka panjang sering kali menetapkan bahwa penjual dapat menagih pembeli
pada selang waktu tertentu, ketika berbagai tahap dari proyek itu telah dicapai. Apabila
proyek tersebut terdiri dari unit-unit yang terpisah maka perpindahan hak milik dan pengajuan
tagihan dapat dilakukan pada tahap penyelesaian yang sudah ditetapkan. Ketentuan kontrak
seperti ini menetapkan penyerahan secara cicilan, dan catatan akuntansi harus melaporkan hal ini
dengan mencatat penjualan ketika cicilan diserahkan. Ada dua metode akuntansi yang sangat
berbeda. Untuk kontrak konstruksi jangka panjang yang diakui oleh profesi akuntansi:

Percentage-of-completion method (Metode Persentase Penyelesaian). Pendapatan dan laba


kotor diakui setiap periode berdasarkan kemajuan proses konstruksi, yaitu, persentase
penyelesaian. Biaya konstruksi ditambah laba kotor yang dihasilkan sampai hari ini diakumulasi
dalam sebuah akun persediaan (Konstruksi dalam Proses), dan termin diakumulasi dalam
akun kontra persediaan (Tagihan atas Konstruksi dalam Proses).

Cost-recovery (zero-profit) method (Metode Kontrak Selesai). Pendapatan dan laba kotor hanya
diakui pada saat kontrak diselesaikan. Biaya konstruksi diakumulasi dalam suatu akun
persediaan (Konstruksi dalam Proses), dan termin diakumulasi dalam akun kontra
persediaan (Tagihan atas Konstruksi dalam Proses).

Dasar pemikiran digunakannya akuntansi persentase penyelesaian adalah bahwa dalam


kebanyakan

kontrak

ini

pembeli

dan

penjual

mendapat

hak

yang

dapat

dipaksakan pemberlakuannya (enforceable rights). Metode persentase penyelesaian harus


digunakan perusahaan apabila estimasi kemajuan kearah penyelesaian, pendapatan, serta biaya
secara layak dapat dipercaya, dan semua syarat berikut ini terpenuhi:
1. Kontrak itu secara jelas menetapkan hak-hak yang dapat dipaksakan
pemberlakuannya mengenai barang atau jasa yang akan diberikan dan

diterima oleh pihak yang terliba dalam kontrak, imbalan yang akan
dipertukarkan, serta cara dan syarat penyelesaian.
2. Pembeli dapat diharapkan untuk memenuhi semua kewajiban dalam kontrak.
3. Kontraktor dapat diharapkan untuk melaksanakan kewajiban kontraktual
tersebut.
Metode kontrak selesai harus digunakan perusahaan hanya jika:
a. Jika syarat-syarat untuk menggunakan metode persentase penyelesaian tidak
dapat dipenuhi, atau
b. Jika terdapat bahaya yang melekat dalam kontrak itu di luar resiko bisnis yang
normal dan berulang.
Asumsinya adalah bahwa metode presentase penyelesaian merupakan metode yang lebih baik
dan metode kontrak selesai hanya akan digunakan jika metode persentase penyelesaian dianggap
tidak tepat.

1. Percentage-of-completion method (Metode Persentase Penyelesaian)


Mengakui pendapatan biaya, dan laba kotor sesuai dengan tercapainya kemajuan kearah
penyelesaian kontrak jangka panjang. Menunda pos-pos ini sampai seluruh kontrak
diselesaikan berarti salah menyajikan upaya (biaya) dan pencapaian (pendapatan) dalam
periode akuntansi interim. Untuk menerapkan metode persentase penyelesaian,
perusahaan harus mempunyai beberapa dasar atau standar untuk mengukur kemajuan
kearah penyelesaian pada tanggal interim tertentu.
Measuring the progress toward completion
(Mengukur Kemajuan ke arah Penyelesaian)
Berbagai metode telah digunakan dalam praktik untuk menentukan tingkat kemajuan ke arah
penyelesaian. Yang paling umum adalah metode biaya terhadap biaya (cost to cost method ), dan
metode unit yang dikirimkan (units delivery method ). Tujuan metode tersebut adalah mengukur
tingkat kemajuan dalam istilah biaya, unit, atau nilai tambah. Berbagai ukuran ini diidentifikasi
dan diklasifikasikan sebagai ukuran masukan (input) dan keluaran (output).Ukuran masukan atau

input measures dibuat sesuai dengan upaya yang dicurahkan dalam suatu kontrak.Ukuran keluaran
atau output measures dibuat menurut hasilnya. Kedua ukuran itu tidak dapat diterapkan secara
universal pada semua proyek jangka panjang. Penerapannya membutuhkan penyesuaian yang
hati-hati sesuai dengan kondisi. Ukuran masukan didasarkan atas hubungan yang sudah
ditetapkan antara suatu unit masukan dan produktivitas. Jika inefisiensi menyebabkan hubungan
produktivitas ini berubah, makahasilnya adalah pengukuran yang tidak akurat. Ukuran keluaran
(output) dapat menghasilkan ukuran yang tidak akurat jika unit-unit yang digunakan tidak dapat
dibandingkan dari segi waktu, upaya, atau biaya untuk menyelesaikannya.Salah satu ukuran
masukan popular yang digunakan untuk menentukan kemajuan ke arah penyelesaiannya adalah
dasar biaya terhadap biaya (cost-to-cost basis). Menurut dasar ini,sebuah perusahaan mengukur
persentase, penyelesaian dengan membandingkan biaya yang sudah terjadi sampai tanggal ini
dengan estimasi total biaya paling akhir untuk menyelesaikan kontrak itu. Rumus dasar biaya
terhadap biaya:

Rasio persentase biaya yang terjadi terhadap estimasi total biaya diterapkan pada
total pendapatan atau estimasi total laba kotor atas kontrak tersebut untuk mendapatkan
jumlah pendapatan atau laba kotor yang akan diakui sampai tanggal ini ditunjukkan dalam rumus
berikut :

Untuk mengetahui jumlah pendapatan dan laba kotor yang diakui setiap periode, UEH
harus mengurangkan total pendapatan atau laba kotor yang diakui dalam periode-periode
sebelumnya, seperti yang diperlihatkan dalam rumus berikut :

Karena digunakan secara luas (tanpa menyingkirkan dasar lain untuk mengukur
kemajuan kea rah penyelesaian), maka kita akan menggunakan metode itu dalam contoh.
Contoh Metode Persentase Penyelesaian-Dasar Biaya Terhadap Biaya
To illustrate the percentage-of-completion method, assume that Hardhat Construction
Company has a contract to construct a $4,500,000 bridge at an estimated cost of $4,000,000. The
contract is to start in July 2010, and the bridge is to be completed in October 2012. The
following data pertain to the construction period. (Note that by the end of 2011 Hardhat has
revised the estimated total cost from $4,000,000 to $4,050,000.)
9

Hardhat would compute the percentage complete as shown in Illustration

On the basis of the data above, Hardhat would make the following entries to record (1)
the costs of construction, (2) progress billings, and (3) collections. These entries appear as

summaries of the many transactions that would be entered individually as they occur during the
year.

10

In this example, the costs incurred to date are a measure of the extent of progress toward
completion. To determine this, Hardhat evaluates the costs incurred to date as a proportion of the
estimated total costs to be incurred on the project. The estimated revenue and gross profit that
Hardhat will recognize for each year are calculated as shown in Illustration

Shows Hardhats entries to recognize revenue and gross profit each year and to record
completion and final approval of the contract.

11

Financial Statement Presentation-Percentage-of-Completion


(Penyajian Laporan Keuangan-Persentase Penyelesaian)
Biasanya bila piutang dari suatu penjualan dicatat, maka akun persediaan dikurangi.
Menurut metode Persentase Penyelesaian baik piutang maupun persediaan terus tercatat.
Pengurangan saldo akun Penagihan dari Konstruksi dalam Proses akan mencegah persediaan
dihitung dua kali (perhitungan ganda). Selama umur kontrak, selisih antara akun Konstruksi
dalam Proses dan Penagihan atas Konstruksi dalam Proses dilaporkan dineraca sebagai aktiva
lancar bila jumlahnya debet,dan sebagai kewajiban lancar jika jumlahnya kredit.

Note 1. Summary of significant accounting policies.


Long-Term Construction Contracts. The company recognizes revenues and reports
profits fromlong-term construction contracts, its principal business, under the completed-contract
method. Thesecontracts generally extend for periods in excess of one year. Contract costs and
billings are accumulatedduring the periods of construction, but no revenues or profits are
recognized until completion of the contract. Costs included in construction in process include
direct material, direct labor, and projectrelated overhead. Corporate general and administrative
expenses are charged to the periods as incurred.
2. Cost-recovery (zero-profit) method
(Metode kontrak selesai)
Menurut metode kontrak selesai (completed-contract method ), pendapatan dan laba
kotor hanya diakui pada saat penjualan yaitu, pada saat kontrak diselesaikan. Menurut metode

ini, perusahaan mengakumulasi biaya kontrak jangka panjang dalam proses, tetapi tidak
ada pembebanan atau pengkreditan interim ke akun laporan laba rugi seperti pendapatan, biaya,
dan laba kotor. Keunggulan utama metode kontrak selesai adalah bahwa pendapatan yang
dilaporkan didasarkan atas hasil akhir bukan atas estimasi pekerjaan yang belum dilaksanakan.
12

Kelemahan utamanya adalah bahwa metode ini tidak mencerminkan kinerja masa
berjalan apabila periode kontrak mencakup lebih dari satu periode akuntansi. Ayat jurnal tahunan
(annual entries) untuk mencatat biaya konstruksi, termin, dan hasil penagihan dari pelanggan
akan sama dengan yang telah diilustrasikan dalam metode persentase penyelesaian. Perbedaan
yang signifikan adalah bahwa perusahaan tidak akan membuat jurnal untuk mengakui pendapatan dan
laba kotor.
To illustrate the cost-recovery method for the bridge project illustrated on the preceding pages, Hardhat
Construction would report the following revenues and costs for 2010-2012, as shown in illustration

Shown Hardhats entries to recognize revenue and gross profit each year and to record completion and
final approral of the contract

13

As indicated, no gross profit is recognized in 2010 and 2011. In 2012, Hardhat then
recognized gross profit and closes the Bellings and Construction in Process accounts. Illustration
compares the amount of gross profit that Hardhat Construction Company would recognize for
the bridge project under the two revenue-recognition methods.

Under the completed-contract method, Hardhat Construction would report its longterm
construction activities as follows.

Note 1. Summary of significant accounting policies.


Long-Term Construction Contracts. The company recognizes revenues and reports
profits from long-term construction contracts, its principal business, under the completedcontract method. These contracts generally extend for periods in excess of one year. Contract
costs and billings are accumulated during the periods of construction, but no revenues or profits
are recognized until completion of the contract. Costs included in construction in process include
direct material, direct labor, and projectrelated overhead. Corporate general and administrative
expenses are charged to the periods as incurred.

14

3. Long-Term Contract Losses (Kerugian Kontrak Jangka Panjang)


Dua jenis kerugian dapat timbul pada kontrak jangka panjang:
1. Loss in the current period on a profitable contract (Kerugian Periode Berjalan atas
Kontrak yang Menguntungkan). Kondisi ini timbul apabila, selama konstruksi, terdapat
kenaikan yang signifikan dalam estimasi total biaya kontrak tetapi kenaikan tersebut
tidak menghilangkan semua laba kontrak.
To illustrate a loss in the current period on a contract expected to be profitable upon
completion, well continue with the Hardhat Construction Company bridge project. Assume that
on December 31, 2011, Hardhat estimates the costs to complete the bridge contract at $1,468,962
instead of $1,134,000. Assuming all other data are the same as before, Hardhat would compute

the percentage complete and recognize the loss as shown in Illustration. Compare these
computations with those for 2011 in Illustration. The percent complete has dropped, from 72
percent to 66 12 percent, due to the increase in estimated future costs to complete the contract.
Cost to date (12/31/11)
Estimated costs to complete (revised)

$2,916,000
1,468,962

Estimated total costs

$4,384,962

Percent complete ($2,916,000 / $4,384,962)


66 12%
Revenue recognized in 2011
($4,500,000 x 66 12%) - $1,125,000
$1,867,500
Costs incurred in 2011
1,916,000
The 2011 loss of $48,500 is a cumulative adjustment of the excessive gross profit
recognized on the contract in 2010. Instead of restating the prior period, the company absorbs the
recognized
in 2011
$ 48,500
prior period Loss
misstatement
entirely
in the current period. In this illustration,
the adjustment was large enough to result in recognition of a loss.
Hardhat Construction would record the loss in 2011 as follows.
Construction Expenses
1,916,000
Construction in Process (loss)
48,500
Revenue from Long-Term Contracts
1,867,500

15

Hardhat will report the loss of $48,500 on the 2011 income statement as the difference
between the reported revenues of $1,867,500 and the costs of $1,916,000.19 Under the
completed-contract method, the company does not recognize a loss in 2011. Why not? Because
the company still expects the contract to result in a profit, to be recognized in the year of
completion.
2. Loss on an unfrofitable contract (Kerugian atas Kontrak yang Tidak Menguntungkan).
Estimasi biaya pada akhir periode berjalan mungkin menunjukkan bahwa kerugian akan
terjadi ketika seluruh kontrak berakhir. Baik dalam metode persentase penyelesaian
maupun metode kontrak selesai,keseluruhan perkiraan kerugian kontrak harus diakui
dalam periode berjalan.
To illustrate the accounting for an overall loss on a long-term contract, assume that at
December 31, 2011, Hardhat Construction Company estimates the costs to complete the bridge
contract at $1,640,250 instead of $1,134,000. Revised estimates for the bridge contract are as
follows.

2010

2011

Original
Estimates

Revised
Estimates

Contract price
Estimated total cost

$4,500,000
4,000,000

$4,500,000
4,556,250*

Estimated gross profit

500,000

Estimated loss

(56,250)

*($2,916,000 _ $1,640,250)

Under the percentage-of-completion method, Hardhat recognized $125,000 of gross


profit in 2010. This amount must be offset in 2011 because it is no longer expected to be
realized. In addition, since losses must be recognized as soon as estimable, the company must
recognize the total estimated loss of $56,250 in 2011. Therefore, Hardhat must recognize a total
loss of $181,250 ($125,000 + $56,250) in 2011

16

Revenue recognized in 2011:


Contract price
Percent complete

$4,500,000
x 64%*

Revenue recognizable to date


Less: Revenue recognized prior to 2011

2,880,000
1,125,000

Revenue recognized in 2011

$1,755,000

*Cost to date (12/31/11)


Estimated cost to complete

$2,916,000
1,640,250

Estimated total costs

$4,556,250

Percent complete: $2,916,000 _ $4,556,250 _ 64%

To compute the construction costs to be expensed in 2011, Hardhat adds the total loss to
be recognized in 2011 ($125,000 _ $56,250) to the revenue to be recognized in 2011. Illustration
18-17 shows this computation.
Revenue recognized in 2011 (computed above)
Total loss recognized in 2011:
Reversal of 2010 gross profit
Total estimated loss on the contract

$1,755,000
$ 125,000
56,250

181,250

Construction cost expensed in 2011

$1,936,250

Hardhat Construction would record the long-term contract revenues, expenses, and loss
in 2011 as follows.
Construction Expenses
1,936,250
Construction in Process (Loss)
181,250
Revenue from Long-Term Contracts
1,755,000

17

At the end of 2011, Construction in Process has a balance of $2,859,750 as shown below

Construction in Process
2010 Construction costs
1,000,000
2010 Recognized gross profit 125,000
2011 Construction costs
1,916,000
Balance

2011 Recognized loss

181,250

2,859,750

Under the completed-contract method, Hardhat also would recognize the contract loss
of $56,250, through the following entry in 2011 (the year in which the loss first became evident).
Construction Expenses
Revenue from Long-Term Contract

1,916,000
1,916,000

Loss from Long-Term Contracts


Construction in Process (Loss)

56,250
56,250

18

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Prinsip pengakuan pendapatan (revenue recognition principle) menetapkan bahwa
pendapatan diakui pada saat direalisasi atau dapat direalisasi dan dihasilkan. Pengakuan adalah
proses untuk mencatat atau memasukkan secara formal suatu pos dalam akun dan laporan entitas.
Pengakuan meliputi penjelasan mengenai suatu pos baik dengan kata-kata maupun angka, dan
jumlah itu termasuk dalam angka total laporan keuangan. Untuk aktiva atau kewajiban,
pengakuan mnyangkut pencatatan bukan hanya perolehan atau terjadinya pos itu tetapi juga
perubahan sesudahnya, termasuk penghapusan dari laporan keuangan yang sebelumnya diakui.
Pengakuan tidak sama dengan realisasi, walaupun keduanya kadang-kadang digunakan secara

bergantian untuk menerangkan suatu hal dalam literature dan praktik akuntansi. Realisasi adalah
proses mengkonversi sumber daya dan hak nonkas menjadi uang dan paling tepat digunakan
dalam akuntansi serta pelaporan keuangan dengan mengacu pada penjualan aktiva secara tunai
atau klaim atas kas. Pendapatan adalah arus masuk aktiva dan/atau penyelesaian kewajiban
akibat penyerahan atau produksi barang, pemberian jasa, atau kegiatan menghasilkan laba
lainnya yang membentuk operasi utama atau inti perusahaan yang berkelanjutan selama suatu
periode.
Pembahasan mengenai transaksi penjualan produk disusun di seputar topik-topik berikut :
1.
2.
3.
4.

Pengakuan Pendapatan pada saat penjualan (penyerahan)


Pengakuan Pendapatan sebelum penyerahan
Pengakuan Pendapatan sesudah penyerahan
Pengakuan Pendapatan untuk transaksi penjualan khusus waralaba dan
konsinyasi

19

DAFTAR PUSTAKA
Kieso, Weygandt, and Warfields. 2011. Intermediate Accounting Volume 2 IFRS. United States of
America: Quad/Graphics

20

Anda mungkin juga menyukai