Dasar Hukum
UU No. 6 tahun 1983 sebagaimana telah diubah terakhir
dengan UU No. 28 tahun 2007 tentang Ketentuan
Umum Perpajakan
FUNGSI NPWP
Sarana dalam administrasi perpajakan sebagai tanda pengenal diri atau
identitas WP dalam melaksanakan hak dan kewajiban perpajakannya
Menjaga ketertiban dalam pembayaran pajak dan pengawasan
administrasi perpajakan
Untuk mendapatkan pelayanan dari instansi tertentu yang mewajibkan
mencantumkan NPWP, misal dokumen PIB / PEB
Dasar Hukum (lanjutan)
Pasal 3 ayat (1) UU KUP: Setiap Wajib Pajak wajib
mengisi Surat Pemberitahuan dengan benar,
lengkap, dan jelas, dalam bahasa Indonesia dan
menandatangani serta menyampaikannya ke kantor
Direktorat Jenderal Pajak tempat Wajib Pajak
terdaftar atau dikukuhkan atau tempat lain yang
ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pajak.
Fungsi SPT
Sebagai sarana WP untuk melaporkan dan
mempertanggung-jawabkan penghitungan jumlah
pajak yang sebenarnya terutang dan melaporkan:
a. Pembayaran pajak yang telah dilaksanakan sendiri
atau melalui pemotongan atau pemungutan pihak
lain dalam satu Tahun Pajak.
b. Penghasilan yang merupakan objek pajak dan atau
bukan objek pajak.
c. Harta dan kewajiban.
Tempat Pengambilan SPT
Kantor Pelayanan Pajak (KPP),
Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi
Perpajakan (KP2KP)
Kantor Wilayah DJP
Kantor Pusat DJP
Jangan lupa
menyimpan
Bukti
Penyampaian
SPT Tahunan
19
Sanksi Tidak Menyampaikan SPT
1. Citibank NA
2. Bank Jabar
3. Kementerian ESDM
4. Kedubes Italia
5. WHO
6. Bayi baru lahir
7. Yayasan Sayap Ibu
Penghasilan
Setiap tambahan kemampuan ekonomis yang
diterima atau diperoleh wajib pajak
Baik berasal dari Indonesia maupun dari luar
Indonesia
Yang dapat dipakai untuk konsumsi atau
menambah kekayaan wajib pajak
Dengan nama dan dalam bentuk apapun
Pengelompokan Penghasilan
Penghasilan dari pekerjaan dalam hubungan kerja
dan pekerjaan bebas, seperti ; gaji, honorarium,
penghasilan dari praktek dokter, notaris, aktuaris,
pengacara, dsb.
Penghasilan dari usaha dan kegiatan.
Penghasilan dari modal yang berupa harta gerak
ataupun harta tak gerak seperti ; bunga, dividen,
royalty, sewa, keuntungan penjualan harta atau
hak yang dipergunakan untuk usaha, dsb.
Penghasilan lain-lain, seperti ; pembebasan utang,
hadiah, dan sebagainya.
Pembagian Penghasilan
Menengah/
Kecil Besar 4% 6%
2% 3% 4%
KETERANGAN:
Kualifikasi Usaha adalah stratifikasi yang ditentukan berdasarkan Sertifikasi Badan
Usaha (SBU) yang dikeluarkan oleh Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK).
4
8
OBJEK PAJAK PENGHASILAN FINAL
Pasal 4 ayat (2) UU No.36 Tahun 2008
14. Dividen.
PP no 19/2009 jo Permenkeu no 111/PMK.03/2010
- 10% x Ph Bruto
OBJEK PAJAK PENGHASILAN FINAL
Pasal 4 ayat (2) UU No.36 Tahun 2008
Anda diminta menentukan penghasilan yang menjadi Objek Pajak Tidak Final,
Objek Pajak Final, dan Bukan Objek Pajak !
Tarif PPh Wajib Pajak Orang Pribadi
Pasal 17 Ayat (1) a
TARIF
NO. LAPISAN PENGHASILAN KENA PAJAK Punya
Tidak Punya NPWP
NPWP
6%
1. s.d. Rp 50.000.000,- 5%
(5% + (20%x 5%))
Di atas 18%
2. 15%
Rp 50.000.000,- s.d. Rp 250.000.000 (15% + (20%x 15%))
Di atas 30%
3. 25%
Rp 250.000.000,- s.d. Rp 500.000.000,- (25% + (20%x 25%))
Di atas 36%
4. 30%
Rp 500.000.000,- (30% + (20%x 30%))
Contoh Penggunaan Tarif PPh
Contoh 1 :
Penghasilan Kena Pajak Tuan Aditya Pada
Tahun 2015 sebesar Rp.40.000.000,-
PPh Terutang :
5 % x 40.000.000 = 2.000.000
Contoh 2 :
Penghasilan Kena Pajak Tuan Reza
Pada Tahun 2015 sebesar Rp.100.000.000,-
PPh Terutang :
5 % x 50.000.000 = 2.500.000
15% x 50.000.000 = 7.500.000 +
Total PPh Terutang = 10.000.000
Contoh 3 :
Penghasilan Kena Pajak Tuan Gino
Pada Tahun 2015 sebesar Rp.1.000.000.000,-
PPh Terutang :
5 % x 50.000.000 = 2.500.000
15 % x 200.000.000 = 30.000.000
25% x 250.000.000 = 62.500.000
30% x 500.000.000 =150.000.000 +
Total PPh Terutang =245.000.000
Mekanisme Pengenaan Pajak Wajib Pajak OP Karyawan
61
Pendaftaran NPWP (PER-20/PJ/2013)
WP OP tidak
menjalankan usaha/ WP OP menjalankan WP Badan
pekerjaan bebas usaha/pekerjaan
bebas
Bila penghasilan
jumlahnya melebihi
PTKP
70
Norma Penghasilan Netto
Kep 536/PJ./2000
Pengelompokan menurut jenis usaha &
wilayah
10 ibu kota propinsi
Medan - Surabaya
Palembang - Denpasar
Jakarta - Manado
Bandung - Makasar
Semarang - Pontianak
Ibu kota propinsi lainnya
Daerah lainnya
Ex. Lampiran Kep 536/PJ./2000
10 ibu kota
Daerah
Kode Jenis Usaha kota propinsi
lainnya
propinsi lainnya
32200 Industri pakaian jadi kecuali untuk kaki 13,5 13 12,5
32300 Industri kulit & barang dari kulit kecuali utk 17,5 16,5 16
kaki
32400 Industri barang keperluan kaki 17 16 15
62200 Perdagangan eceran brg kelontong, 30 25 20
supermarket
62420 Perdagangan eceran tekstil, pakaian jadi, 30 25 20
hasil pengolahan kulit termasuk brg
keperluan kaki
62422 Perdagangan eceran brg elektronik 30 25 20
62100 Rumah makan dan minum 25 20 20
62920 Jasa akuntansi dan pembukuan 36 35 35
93213 Dokter 45 42,5 40
97110 Reparasi kendaraan bermotor 20 18,5 17,5
Update Peraturan tentang Norma
Penghitungan Penghasilan Neto
PER-17/PJ/2015
Berlaku sejak tahun pajak 2016
Contoh Penghitungan dengan Norma Penghitungan
Penghasilan Neto
76
1. Penghitungan PPh OP 2015 dgn
menggunakan pembukuan
77
Hasil Penghitungan PPh OP 2015
1. Penghasilan/Laba Bersih (fiskal) = 389.000.000
2. Penghasilan kena pajak (WP OP) = Laba bersih – PTKP
= 389.000.000 – 39.000.000
= 350.000.000,-
3. Penghitungan PPh Terutang Pak Eko:
78
Contoh
Tn Paijo status menikah mempunyai 4 orang anak.
Ia seorang notaris bertempat tinggal di Semarang.
Selain itu ia juga memiliki toko kain yang berlokasi di
Tanah Abang.
SEDARAH SEMENDA
AYAH
MERTUA
+
WP
IBU
10 KE ATAS 10 KE ATAS
10 10
KE
SAUDARA KE
SAM WP + ISTRI SAM IPAR WP
KANDUNG PING PING
10 KE BAWAH 10 KE BAWAH
ANAK ANAK
KANDUNG TIRI WP
SEDARAH SEMENDA
Hubungan keluarga sedarah dan semenda
Penghasilan istri
tidak digabung
Status K/... Penghasilan istri
PPh 21 atas digabung
penghasilan istri Status K/I/...
bersifat final (tidak PPh 21/22/23 atas
dapat dikreditkan) penghasilan istri dapat
dikreditkan
Contoh : Istri bekerja pada satu pemberi kerja
Penghasilan suami-istri
digabung
PPh dikenakan pada masing-
masing suami-istri sebesar Penghitungan Penghasilan
perbandingan penghasilan Kena Pajak dan pengenaan
neto mereka pajaknya dilakukan sendiri-
sendiri
Contoh soal HB
Ny Tamara telah hidup berpisah menurut putusan hakim
dengan suaminya, Tn Rafi.
Penghasilan Neto dari usaha Ny Tamara sebesar
Rp 40 juta sedangkan penghasilan neto dari usaha Tn Rafi
sebesar Rp 120 juta.
Keluarga ini telah mempunyai seorang anak benama Rasyid,
yang menjadi tanggungan Tn Rafi.
Bagaimana penghitungan PPh terutang untuk
Tn. Rafi dan Ny. Tamara ?
Contoh soal PH
Pak Hartawan mengadakan perjanjian pisah harta dengan
istrinya, Ny.Hartawati
Penghasilan netto dari usaha Pak Hartawan
Rp 60 juta, sedangkan penghasilan netto dari usaha Ny
Hartawati Rp 30 juta
Pak Hartawan & Ny Hartawati memiliki 1 orang anak yang
menjadi tanggungan
Contoh soal MT
Dokter Helmy status menikah dan memiliki tiga anak merupakan dokter spesialis
kandungan yang bekerja di Rumah Sakit Bersalin Kasih. Dokter Helmy juga
membuka praktik di klinik pribadinya.
Istri dr. Helmy, Kinan merupakan karyawan swasta yang di PT Adhi Perkasa.
Kinan menjalankan hak dan kewajibannya menggunakan NPWP sendiri.
Berikut data penghasilan & pembayaran Helmy & Kinanti :
Ph.neto Helmy dari RSB : Rp 228.000.000
Ph.neto Helmy dari praktek : Rp 263.750.000
Ph.neto Kinan dari PT : Rp 468.000.000
Helmy membayar zakat melalui Badan Amil Zakat : Rp16.500.000
Helmy membayar angsuran PPh 25 April–Mar total Rp 53.125.000
Bukti potong PPh 21 Helmy Rp 24.590.000
Bukti potong PPh 21 Kinan Rp 80.925.000
Dasar Hukum
PPh Psl. 21
PPh Psl. 22 dikreditkan berdasarkan
PPh Psl. 23 bukti pemotongan pajak,
PPh Psl. 24 (bukan PPh Final)
PPh Pasal 21
• pegawai;
• penerima uang pesangon, pensiun atau uang manfaat pensiun,
THT, JHT, termasuk ahli warisnya;
• bukan pegawai;
• anggota dewan komisaris/pengawas yang tidak merangkap
sebagai pegawai;
• mantan pegawai;
• peserta kegiatan:
– Peserta perlombaan
– Peserta rapat, konferensi, sidang, pertemuan, kunjungan
kerja
– Peserta/anggota kepanitiaan
– Peserta pendidikan, pelatihan dan magang
– Peserta kegiatan lainnya
Penghasilan yang Dikenakan PPh Pasal
21/26
• penghasilan pegawai tetap baik teratur maupun tidak
teratur
• penghasilan penerima pensiun secara teratur
• uang pesangon, pensiun, tunjangan hari tua, atau jaminan
hari tua yang dibayarkan sekaligus, yang pembayarannya
melewati jangka waktu 2 tahun;
• penghasilan pegawai tidak tetap atau tenaga kerja lepas
• imbalan kepada bukan pegawai;
• imbalan kepada peserta kegiatan;
• imbalan kepada dewan komisaris/pengawas yang bukan
merupakan pegawai tetap pada perusahaan yang sama;
• imbalan kepada mantan pegawai;
• penarikan dana pensiun oleh pegawai.
Termasuk:
Natura/Kenikmatan dari:
1. WP OP DN mulai bekerja
1. WP OP DN meninggal
pada tahun berjalan;
dunia atau meninggalkan
Indonesia selamanya; 2. WP OP DN pindah kerja
2. Orang asing mulai ke pemberi kerja yang
bekerja di Indonesia pada lain
tahun berjalan untuk
jangka waktu lebih dari 6
bulan;
3. Karyawan pindah cabang
Penghitungan PPh Pasal 21
Dikurangi PTKP
PPh Ps 21 Setahun
Upah kumulatif > Rp 3jt sebulan
Dibagi 12
Upah sehari dikurangi PTKP sehari
PPh Pasal 21 Sebulan
Tarif PPh 21 = 5%
PPh Pasal 21:
Bukan Pegawai
(50 % x Ph Bruto)
(50 % x Ph Bruto)
- (50 % x Ph Bruto)
PTKP sebulan,
Dihitung secara
Dihitung secara
kumulatif
kumulatif
PPh Pasal 21:
Lainnya
jasa produksi,
honorarium atau tantiem, gratifikasi,
imbalan yang penarikan dana
bonus atau imbalan pensiun
bersifat tidak teratur lain yang bersifat
tidak teratur
Tarif Pasal 17
UU PPh
Penghasilan
Bruto
6. Badan usaha yang bergerak dalam bidang usaha industri penjualan hasil
semen, yang ditunjuk oleh Kepala Kantor Pelayanan Pajak, produksinya di
atas dalam negeri;
7. Badan usaha yang bergerak dalam bidang usaha industri penjualan hasil
kertas yang ditunjuk oleh Kepala Kantor Pelayanan Pajak, produksinya di
atas penjualan hasil produksinya di dalam negeri; dalam negeri;
8. Badan usaha yang bergerak dalam bidang usaha industri penjualan hasil
baja yang ditunjuk oleh Kepala Kantor Pelayanan Pajak, atas produksinya di
penjualan hasil produksinya di dalam negeri; dalam negeri;
9. Badan usaha yang bergerak dalam bidang usaha industri penjualan hasil
otomotif yang ditunjuk oleh Kepala Kantor Pelayanan Pajak, produksinya di dalam
atas penjualan hasil produksinya di dalam negeri; negeri;
10. Badan usaha yang bergerak dalam bidang usaha industri penjualan hasil
farmasi yang ditunjuk oleh Kepala Kantor Pelayanan Pajak, atas produksinya di dalam
penjualan hasil produksinya di dalam negeri; negeri;
11. Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM), Agen Pemegang Penjualan kendaraan
Merek (APM), & importir umum kendaraan bermotor bermotor di dalam negeri
12. Produsen atau importir bahan bakar minyak, gas, dan pelumas penjualan hasil
atas penjualan bahan bakar minyak, gas, dan pelumas; produksinya di dalam
negeri;
13. Industri dan eksportir yang bergerak dalam sektor kehutanan, atas pembelian bahan-
perkebunan, pertanian, dan perikanan yang ditunjuk oleh Kepala bahan untuk keperluan
Kantor Pelayanan Pajak atas pembelian bahan-bahan untuk industri atau ekspor
keperluan industri atau ekspor mereka dari pedagang pengumpul. mereka dari pedagang
pengumpul.
14. Wajib Pajak badan yang melakukan penjualan barang yang atas penjualan barang
tergolong sangat mewah. yang tergolong sangat
mewah
Tarif PPh 22 Atas Impor
Atas penghasilan yang diterima atau diperoleh dari luar negeri yang
boleh dikreditkan terhadap PPh yang terutang atas seluruh
penghasilan WP Dalam Negeri (DN).
• Besarnya angsuran pajak yang harus dibayar sendiri setiap bulan untuk tahun 2010 adalah
sebesar Rp1.250.000,00 (Rp15.000.000,00 dibagi 12).
Contoh Umum
SOAL :
Hitung PPh 25 untuk tahun 2017
Surat Tagihan Pajak (STP) PPh Pasal 25
Tidak dapat
Dikreditkan maupun
dibiayakan
Nama WP : Tino Domino
Alamat : Jl Enggano No. 2 Tanjung Priok Jakarta Utara
NPWP : 04.567.891.0-042.000
Status : Menikah, mempunyai 5 orang anak
Tino Domino bekerja di PT Lautan Megah sebagai manajer marketing,
selain itu dia juga bekerja sebagai dosen marketing di Universitas
“Perjuangan”. Berdasarkan bukti pemotongan PPh 21 form 1721-A1 yang
diberikan pemotong pajak diketahui
PT Lautan Megah Universitas Perjuangan
Penghasilan bruto Rp 120.000.000 Rp 40.000.000 Pengurang
penghasilan bruto Rp 2.500.000 Rp 1.296.000 PPh 21
terutang Rp 23.925.000 Rp 1.095.200 PPh 21 yang telah
dipotong Rp 23.925.000 Rp 1.095.200
Istri Tino Domino yaitu Tini Remi bekerja sebagai kasir di Swalayan “PT
Mikro”
Bukti pemotongan PPh 21 form 1721-A1 yang diberikan pemotong pajak
sbb:
Penghasilan bruto Rp 30.000.000
Pengurang penghasilan bruto Rp 1.296.000
PPh 21 terutang Rp 835.200
PPh 21 yang telah dipotong Rp 835.200
Harta dan Penghasilan lainnya :
- Tino Domino memiliki deposito berjangka pada Bank Mandiri sebesar
Rp. 100.000.000 dengan tingkat bunga 9,5% setahun
- Menerima Deviden dari PT. MARUNDA sebesar Rp. 3.000.000 atas
penyertaan
PENYUSUTAN (Pasal 11 UU PPh)
1. BUKAN
BANGUNAN
- KELOMPOK 1 4 THN 25 % 50 %
- KELOMPOK 2 8 THN 12,5 % 25 %
- KELOMPOK 3 16 THN 6,25 % 12,5 %
- KELOMPOK 4 20 THN 5 % 10 %
2. BANGUNAN
PERMANEN 20 THN 5 %
TDK PERMANEN 10 THN 10 %
Contoh SL
• Sebuah gedung yang harga perolehannya
Rp1.000.000.000,- dan masa manfaatnya
20 tahun, penyusutannya setiap tahun
adalah sebesar :
Rp1.000.000.000 = Rp 50.000.000
20 tahun
Contoh DD
SEBUAH MESIN DIBELI DAN DITEMPATKAN PADA BULAN JULI 2009
DENGAN HARGA PEROLEHAN SEBESAR 100 JUTA,
MASA MANFAAT DARI MESIN TERSEBUT 4 TAHUN.
TARIF PENYUSUTAN DITETAPKAN 50%, MAKA PERHITUNGAN PENYUSUTANN
HARGA 100.000.000.
PEROLEHAN
75.000.000.
2009 6/12 X 50% 25.000.000.
37.500.000.
2010 50% 37.500.000.
18.750.000.
2011 50% 18.750.000.
9.375.000.
2012 50% 9.375.000.
0.
2013 DISUSUTKAN 9.375.000.
SEKALIGUS
AMORTISASI
• Atas pengeluaran untuk memperoleh harta tak
berwujud dan pengeluaran lainnya termasuk
biaya perpanjangan hak guna bangunan, hak
guna usaha, hak pakai, dan goodwill yang
mempunyai masa manfaat lebih dari 1 tahun
yang dipergunakan untuk mendapatkan, menagih,
dan memelihara penghasilan dilakukan dalam
bagian-bagian yang sama besar atau dalam
bagian-bagian yang menurun selama masa
manfaat.
AMORTISASI
Pasal 11A ayat (1)
METODE METODE
GARIS LURUS SALDO
MENURUN
PADA AKHIR
MASA MANFAAT
DIAMORTISASI
SEKALIGUS
(CLOSED ENDED)
Tabel Amortisasi Fiskal
.
KEL. HARTA MASA TARIF AMORTISASI
BERWUJUD MAN- GARIS LURUS SALDO MENURUN
FAAT
- KELOMPOK 1 4 THN 25 % 50 %
- KELOMPOK 2 8 THN 12,5 % 25 %
- KELOMPOK 3 16 THN 6,25 % 12,5 %
- KELOMPOK 4 20 THN 5 % 10 %