Dua
Oleh
H.Arifin Ibrahim SE
Untuk kalangan sendiri
AAKPI SERANG
STIE BINA BANGSA SERANG
STIA BANTEN PANDEGLANG
Akuntansi Menengah Dua
BAB 1
Hutang jangka pendek adalah kewajiban atau hutang perusahaan kepada pihak lain yang jangka
pembayarannya tidak lebih dari satu tahun.
Timbulnya hutang bisa disebabkan karena perusahaan membeli barang dagangan secara kredit, membeli
peralatan, perlengkapan atau aktiva lainnya secara kredit. Bisa juga memimjam uang dari bank maupun
kreditor dan bisa juga terjadi timbulnya dari karyawan sendiri karena gaji yang terlambat dibayar atau
belum waktunya dibayar atau sebab-sebab lain yang merupakan kewajiban perusahaan yang harus
dibayar.
Contoh :
Hutang dagang
Hutang wesel / Wesel bayar
Biaya yang masih harus dibayar
Pendapatan terima dimuka
1. FOB (Free on board) Shipping point – Pencatatan pembelian dilakukan pada saat barang dikirim,
walaupun faktur belum sampai kepada pembeli
2. FOB (Free on board) Destination Point – Pencatatan dilakukan setelah barang sampai ke pembeli
Contoh :
PT Mahligai tgl 30 Desember 2010 membeli barang dagangan dengan syarat n/30, 2/10 dari PT Istana.
Barang dikirim 31 Desember 2010 dgn kapal laut dan sampai tujuan 4 Januari 2011.Harga barang tersebut
Rp 2.000.000.-
Hutang jangka panjang adalah utang yang pelunasannya akan dilakukan dalam waktu lebih dari satu
tahun.
Yang termasuk hutang jangka panjang adalah
1. Hutang Hipotik
2. Hutang Obligasi
3. Kredit Bank jangka panjang
4. Hutang wesel jangka panjang.
Dalam bab ini akan dibahas hanya Hutang Hipotik dan Hutang Obligasi
Hutang Hipotik
Hutang Hipotik adalah hutang jangka panjang dengan jaminan benda tidak bergerak.
Persetujuan Hipotik dibuat dengan persetujuan Notaris. Semua biaya yang berkaitan dengan hipotik,
seperti biaya Notaris, Provisi dan lain-lain ditanggung oleh peminjam.
Contoh :
1 Juli 2010 PT Aman meminjam uang ke BNI Cabang Cilegon sebesar Rp 50.000.000.- dengan jaminan
gedung dan tanahnya senilai Rp 100.000.000.- Lama pinjaman 5 tahun, bunga 12% setahun. Biaya Akte
Notaris Rp 250.000. dan Provisi Kredit 1%.
Diminta :
1. Jurnal saat penutupan hipotik
2. Jurnal penyesuaian dan jurnal pembalik (yang diperlukan)
3. Jurnal saat membayar angsuran pertama
Jawab
1. Jurnal saat penutupan hipotik
Kas Rp 49.250.000
Biaya Akte dan lain-lain Rp 250.000
Biaya Adimintrasi Bank Rp 500.000 (1% x 50 juta)
Hutang Hipotik Rp 50.000.000
BAB 2
Adalah penanaman Modal suatu perusahaan ke perusahaan lain berupa surat berharga (Saham atau
Obligasi) dalam waktu kurang dari 1 tahun.
SAHAM/Common Stock adalah Membeli kepemilikan perusahaan lain dengan mendapatkan bagian
keuntungan dalam bentuk deviden.
OBLIGASI/Bond : Meminjamkan uang ke perusahaan lain dengan mendapatkan bunga tetap biasanya 6
bulan sekali ( Kupon )
Pencatatan Pembelian Surat berharga ( Efek) di catat sebesar harga perolehan (Harga beli + biaya) baik
di DEBIT saat membeli maupun KREDIT saat menjual pada perkiraan Surat-surat berharga (Marketable
Securities).
Jika pada saat menjual Harga jual lebih besar dari Harga perolehan maka diperoleh LABA dan dicatat dlm
rekening “Laba atas penjualan surat-surat berharga” (Gain on Sale of Marketable Securities).
Jika sebaliknya maka RUGI dicatat ke “ Rugi atas penjualan surat-surat berharga” (Loss on Sale of
Marketable Securities)
Jawab
10/2/09 : Perhitungan
Kurs beli 100 x 10.000 x 110% = 1.100.000
Provisi dan meterai = 10.000 +
Harga perolehan 100 lbr = 1.110.000
Jurnal
Surat-surat berharga 1.110.000
Kas 1.110.000
25/5/09 : Perhitungan
Kurs beli 50 x 10.000 x 120% = 600.000
Provisi dan meterai = 5.000 +
Harga perolehan 100 lbr = 605.000
Jurnal
Surat-surat berharga 605.000
Kas 605.000
METODE FIFO
Kurs jual 60 x 10.000 x 120% 720.000
Provisi dan meterai 10.000 -
Hasil penjualan 60 lbr 710.000
Harga pokok FIFO
60/100 x Rp 1.110.000 (pertama beli) 666.000 -
Laba penjualan surat berharga 44.000
Jurnal
Kas 710.000
Surat-surat berharga 666.000
Laba atas penjualan surat-surat berharga 44.000
METODE LIFO
Kurs jual 60 x 10.000 x 120% 720.000
Provisi dan meterai 10.000 -
Hasil penjualan 60 lbr 710.000
Harga pokok LIFO 50 LBR 25/5 = 605.000
10/100 x 1.110.000 = 111.000
Harga pokok 60 lbr saham 716.000 -
Rugi penjualan surat berharga 6.000
Jurnal
Kas 710.000
Rugi atas penjualan surat-surat berharga 6.000
Surat-surat berharga 716.000
METODE RATA-RATA
Kurs jual 60 x 10.000 x 120% 720.000
Provisi dan meterai 10.000
Hasil penjualan 60 lbr 710.000
Harga pokok rata-rata 60/150 x 1715.000 686.000 –
Laba penjualan surat berharga 24.000.
Jurnal
Kas 710.000
Surat-surat berharga 686.000
Laba atas penjualn surat-surat berharga 24.000
Investasi dalam bentuk Obligasi berarti perusahaan meminjamkan uang ke pihak lain. Oleh sebab itu
wajar jika perusahaan akan menerima balas jasa dalam bentuk Bunga yang nilainya tetap.
Karena Obligasi mempunyai waktu pembayaran bunga yang telah ditentukan, maka perlu diperhatikan
hal-hal berikut ini
1. Pada waktu membeli ( Apabila bukan pada tanggal jatuh tempo) harus membayar bunga lebih
dulu (bunga berjalan) dicatat ke perkiraan “Pendapatan Bunga” di DEBIT agar dapat
mempermudah perhitungan bunga yang sebenarnya diterima
2. Pada saat terima bunga dicatat : Kas di DEBIT Pendapatan bunga di KREDIT
3. Akhir priode : Piutang bunga di DEBIT. Pendapatan bunga di KREDIT
Obl Telkom @ 200.000 Bunga 18% Kupon 1/3 – 1/9. Dibeli 16 Juni
Hitunglah hari bunga berjalan
Dari 1/3 09 sampai 16 Juni 09
Maret 30 – 1 = 29 hari
April = 30 hari
Mei = 30 hari
Juni = 16 hari
Hari bunga =105 hari
Contoh 2
Bunga berjalan adalah dari 1/3 s/d 1/4/09 ( Dari tgl kupon terakhir s/d tgl jual/beli)
Maret 30 - 1 = 29 hari
April = 1 hari
Jumlah = 30 hari
Perhitungan
Jurnal
Surat-surat berharga 2.110.000
Pendapatan bunga 20.000
Kas 2.130.000
Contoh 3
1/5/09 : Dibeli 50 lbr Obl 12% PT HATI Nominal @ Rp 20.000. Kupon 1/3 – 1/9. Kurs beli 110%. Provisi dan
Meterai Rp 10.000.-
Maret 30 - 1 = 29 hari
April = 30 hari
Mei = 1 hari
Jumlah = 60 hari
Bunga berjalan : 60/360 x 12% x Rp 1.000.000 = Rp 20.000
Perhitungan
Kurs beli 110/100 x 1.000.000 = 1.100.000
Provisi dan meterai = 10.000 +
Harga perolehan 100 lbr = 1.110.000
Bunga berjalan = 20.000 +
Jumlah yang dibayar = 1.130.000
Jurnal
Surat-surat berharga 1.110.000
Pendapatan bunga 20.000
Kas 1.130.000
1/9/09 Penerimaan bunga atas semua Obligasi yang dimiliki ( 150 lembar)
Perhitungan bunga
16/9/09 Jual 70 lbr Obl 12% PT HATI nominal @ 20.000 hari kupon 1/3 – 1/9 Kurs Jual
110%. Provisi dan Meterai 10.000.-
Jika berdasarkan FIFO
Kurs jual 110/100 x(70 x 20.000) = 1.540.000
Provisi / meterai = 10.000 -
Harga jual 70 lbr Obl = 1.530.000
Bunga berjalan 1/9 – 16/9 = 15 hari
15/360 x 12/100 x 1.400.000 = 7.000 +
Hasil penjualan 70 lembar = 1.537.000
Perhitungan R/L
Harga jual 70 lbr = 1.530.000
Harga pokok FIFO 70/100 x 2.110.000 = 1.477.000
Laba penjualan surat berharga = 53.000
Jurnalnya
Kas 1.537.000
Surat-surat berharga 1.477.000
Pendapatan bunga 7.000
Laba atas penjualan surat-surat berharga 53.000
Perhitungan Rugi/Laba atas penjualan 70 lembar Obligasi
LIFO
Jurnal
Kas 1.537.000
Rugi atas penjualan surat-surat berharga 2.000
Surat-surat berharga 1.532.000
Pendapatan bunga 7.000
5/1/2011 Dibeli 300 lembar saham PT Moresko. Nominal @ Rp 10.000.- Kurs 105%. Provisi dan
meterai 1%.
10/2/2011 Dibeli 250 lembar saham PT Jaya Sakti. Nominal @ Rp 20.000. dengan kurs 98% Provisi
dan meterai 1%
30/3/2011 Dijual 100 lembar saham PT Moresko dengan kurs 104%. Provisi dan meterai 1%
20/4/2011 Dijual 100 lembar saham PT Moresko dengan kurs 106%. Provisi dan meterai 1%
30/8/2011 Dijual 100 lembar saham PT Jaya Sakti. Kurs 101 % Provisi dan meterai 1%
10/9/2011 Dijual 100 lembar saham PT Moresko Kurs 108% Provisi dan meterai 1%
Soal 2
1/3/04 Dibeli 50 lembar Obligasi 15% PT Jasa Marga Nominal Rp 50.000.- per lembar, Kurs 105%.
Provisi dan meterai 1%. Kupon 1/3 – 1/9
16/4/04 Dibeli 300 lembar Obligasi 12% PT Danareksa. Nominal Rp 10.000.- per lembar Kurs 100%
Provisi dan meterai 1%. Kupon 1/3 – 1/9
16/5/04 Dibeli 150 lembar Obligasi 12% PT IKPN. Nominal Rp 100.000.- per lembar Kurs 97,5%
Provisi dan meterai 1%. Kupon 1/4 – 1/10
1/6/04 Dijual 100 lembar Obl PT Danareksa Kurs 105%. Provisi dan meterai 1%
1/7/04 Dijual 100 lembar Obl PT Danareksa Kurs 98%. Provisi dan meterai 1%
1/8/04 Dijual 20 lbr Obl PT Jasa Marga Kurs 110%. Provisi dan Meterai 1%
1/9/04 Diuangkan Kupon atas Obligasi PT Jasa Marga dan Obligasi PT Danareksa
BAB 3
(JANGKA PANJANG)
Perusahaan yang membutuhkan dana untuk modal kerja yang cukup besar, dimana dana sendiri sudah
tidak dapat lagi mengeluarkan emisi saham baru, maka perusahaan tsb dapat mencari dana dengan cara
menerbitkan surat Obligasi yang sering disebut Hutang Obligasi.
Hutang Obligasi ialah surat tanda berutang sejumlah dalam surat tsb dari pihak yang
menerbitkan/mengeluarkan surat itu kepada pemegangnya dengan disertai waktu pelunasan dalam
jangka waktu lebih dari 1 tahun (jangka panjang) dan disertai dengan tingkat bunga tertentu dan tanggal
pembayarannya
Jika suatu perusahaan mengeluarkan Obligasi, biasanya diikuti dengan suatu perjanjian dengan para
pemegang atau pembelinya antara lain mengenai, Nilai Nominal, tingkat bunga dan hari pembayaran
bunga
Jika misalnya harga jual dibawah nilai nominal, maka JURNAL nya
Kas Rp xx
DisAgio Obligasi Rp xx
Hutang Obligasi Rp xxx
Kadang-kadang penempatan hutang Obligasi bukan pada tanggal kupon, maka pada saat penempatan
harus menghitung bunga berjalan yang dicatat ke “Beban bunga” Kredit”, karena perusahaan yang
menerbitkan obligasi akan selalu mencatat pembayaran bunga pada rekening “Beban Bunga Obligasi”
Misalnya pada saat menempatkan obligasi diatas nilai Nominalnya, maka di
Jurnal
Kas xx
Agio Obligasi xx
Hutang Obligasi xx
Hutang bunga xx
Dalam penarikan / pelunasan dapat dibeli dengan harga kurs yang berlaku saat penarikan. Dengan
demikian pada saat penarikan dapat mengalami Rugi dicatat pada re kening “Rugi pelunasan hutang
obligasi” (Loss on bond redemption) di DEBIT
Kalau Laba dicatat pada “Laba pelunasan hutang obligasi “ (Gain on bond redemption) di KREDIT
Laba bila harga beli < dari nilai buku
Rugi bila harga beli > dari nilai buku
Contoh 1
PT Cemerlang pada tanggal 1/3/00 menerbitkan Obligasi Rp 1.000.000 dengan bunga 18% setahun yang
akan dibayar setiap tgl 1/3. Ditempatkan dengan kurs 88% su dah termasuk ongkos-ongkos. Obligasi ini
jangka waktunya hanya sampai 1/3/2002
PT Cemerlang melunasi/menarik hutang obligasi dengan kurs 105% telah termasuk ongkos-ongkos.
1/3/01 180.000 D
31/12/01 150.000 D
31/12/01 60.000 D
Contoh 2
PT. Merindu tanggal 1 Nopember 2004 mengeluarkan 2.000 lembar Obligasi 15% dengan kurs 103%.
Nominal Obligasi Rp 100.000.- per lembar. Obligasi jatuh tempo 2009. Kupon 1/5 – 1/11.
Buatlah Jurnal yang berhubungan dengan Hutang Obligasi tersebut tahun 2004
Jawab
Agio untuk 5 tahun (60 bulan) = 6.000.000 / 60 = Rp 100.000.-
Tiap bulan = Rp 100.000 yang diakumulasikan s/d jatuh tempo Obligasi 1/5/04
2004
Nop 1 : Kas 206.000.000
Agio Obligasi 6.000.000
Utang Obligasi 200.000.000
(mencatat pengeluaran Obligasi)
Contoh 3
PT Bayu pada tanggal 1/3/10 menerbitkan Obligasi. Tanggal 1/7/10 menempatkan (menjual) Obiligasi
Nominal Rp 1.000.000.- Bunga 12% setahun yang akan dibayar bunganya setiap 1/3. Ditempatkan dengan
Kurs 120% sudah termasuk ongkos-ongkos. Obligasi tsb jangka waktunya hanya sampai 1/3/12
Diminta
1. Jurnal transaksi penempatan obligasi pada 1/7/10
2. Jurnal penyesuaian bunga terutang dan jurnal amortisasi 31/12
Jawab
1/7/10 : Kas 1.240.000
Agio Hutang Obligasi 200.000
Hutang Obligasi 1.000.000
Beban Bunga Obligasi 40.000 *
Bunga berjalan 1/3 – 1/7 = 4 bulan
4/12 x 12% x Rp 1.000.000 = Rp 40.000
BAB 4
Ikut menderita kerugian senilai investasi, Tidak akan ikut menderita kerugian
3 Resiko bila perusahaan jbs menderita kerugian bila perusahaan tsb mederita kerugian
yang sangat besar
Contoh 1
PT Sederhana pada tanggal 01/03/1990 menanamkan modal dalam Obligasi PT Cemerlang nominal Rp
1.000.000 Bunga 18% setahun yang akan dibayar setiap tgl 1/3. Ditempatkan dengan kurs 124% sudah
termasuk ongkos-ongkos. Obligasi ini jangka waktunya hanya sampai 1/3/1992
PT Cemerlang melunasi/menarik hutang obligasi dengan kurs 105% telah termasuk ongkos-ongkos.
Rugi untuk 2 tahun (24 bulan) = Rp 240.000. Berarti Amortisasi Rugi tiap bulan Rp 240.000 / 24 = Rp
10.000 per bulan. Yang akan diamortisasikan s/d tanggal jatuh tempo 1/3/92
01/03/92 Ayat Jurnal penyesuaian Amortisasi Rugi lebih dulu 2 bulan = Rp 20.000
Pendapatan bunga Obligasi 20.000
Penanaman Modal dalam Obligasi 20.000
Kas 1.050.000
Penanaman Modal dalam Obligasi 1.000.000
Laba penjualan Obligasi 50.000
SOAL 1
PT AYANK pada tanggal 01/05/2000 menanamkan modal dalam Obligasi PT GALAU nominal Rp 5.000.000
Bunga 16% setahun yang akan dibayar setiap tgl 1/5 – 1/11. Ditempatkan dengan kurs 99% sudah
termasuk ongkos-ongkos. Obligasi ini jangka waktunya 4 tahun
PT.GALAU melunasi/menarik hutang obligasi dengan kurs 101% telah termasuk ongkos-ongkos.
SOAL 2
PT Dinda pada tanggal 1/2/2010 menerbitkan Obligasi Rp 3.000.000 dengan bunga 12% setahun yang
akan dibayar setiap tgl 1/2 dan 1/8. Ditempatkan dengan kurs 108% sudah termasuk ongkos-ongkos.
Obligasi ini jangka waktunya hanya 2 tahun
PT Dinda melunasi/menarik hutang obligasi dengan kurs 95% telah termasuk ongkos-ongkos.
Diminta : Jurnal yang diperlukan pada tahun 2010 dan 2011 serta Jurnal penarikan oleh PT Dinda
BAB 5
PERSEROAN (CORPORATION)
MODAL SAHAM (CAPITAL STOCK)
Pengertian : Perseroan Terbatas adalah badan usaha yang berbentuk badan hukum yang modalnya
terbagi atas saham-saham, dimana setiap pemegang saham / pemilik (pesero) hanya bertanggung jawab
kepada perusahaan secara terbatas sebanyak nilai saham yang dikuasainya.
Masing-masing saham mempunyai hak yang sama untuk masing-masing jenisnya dan saham tsb dapat
dipindah tangankan kepada orang lain.
Berbeda dengan bentuk Badan Usaha perorangan atau Firma dimana pemilik umumnya langsung
memimpin perusahaan, pada Perseroan Terbatas terdapat pemisahan antara petugas yang menjalankan
perusahaan dengan pemiliknya atau para pemegang saham
Laba atau Rugi yang diperoleh pada masing-masing bentuk perusahaan juga ada perbe daan, kalau pada
persekutuan dicatat pada perkiraan Modal sedangkan pada PT dicatat pada perkiraan Laba ditahan
(Retained Earning).
PERSEROAN (CORPORATION)
MODAL SAHAM (CAPITAL STOCK)
Dasar hukum:
UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas
Berlaku sejak diundangkan, yaitu tanggal 16 Agustus 2007
Menggantikan UU No. 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas
Definisi:
Badan hukum yang merupakan persekutuan modal, didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan
kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham, dan memenuhi
persyaratan yang ditetapkan dalam undang-undang ini serta peraturan pelaksanaannya.
Modal saham yang dimiliki oleh PT dapat dijual atau ditempatkan dengan 3 kemungkinan
1. Ditempatkan sama dengan Nominal (100%) atau a Pari
2. Diatas nilai Nomnal. Kurs diatas 100% atat diatas Pari
3. Dibawah nilai Nominal. Kurs dibawah 100% atau dibawah Pari
5/8/08 : PT Sampurna menerbitkan 10.000 lbr saham biasa @ Rp 10.000. dan pada tanggal tersebut dijual
2.000 lbr secara tunai dengan harga seluruhnya Rp 20.00.000
Jurnal PT Sampurna
Kas Rp 20.000.000
10/8/08 : Ditempatkan 4.000 lbr saham Nominal Rp 10.000 dengan harga Rp 12.000/lbr
Kas 48.000.000
Modal Saham 40.000.000
Agio 8.000.000
15/8/08 : Ditempatkan 4.000 lbr saham Nominal Rp 10.000 dengan harga Rp 9.000/lbr
Kas 36.000.000
Disagio saham 4.000.000
Modal saham 40.000.000
Kas 100.000.000.
Saham preferen 100.000.000
Kas 48.000.000
Saham preferen 40.000.000
Agio saham preferen 8.000.000
Kas 36.000.000
Disagio saham preferen 4.000.000
Saham preferen 40.000.000
PT Dewi pada saat pendiriannya menempatkan 500 lembar saham tanpa nilai nominal dengan harga @
Rp 10.000.- dan beberapa saat kemudian menempatkan 200 lembar saham @ Rp 7.500.-
Jurnalnya
Kas Rp 5.000.000
Modal saham Rp 5.000.000
Kas Rp 7.500.000
Modal saham Rp 7.500.000
Bila yang ditempatkan saham preferen atau saham preferen kumulatif maka “ Modal saham preferen
atau Modal saham preferen kumulatif “ lainnya tetap
LABA DITAHAN
(RETAINED EARNING)
PENGERTIAN
Merupakan elemen modal yang berasal dari dalam perusahaan berupa
kumpulan laba & rugi sampai saat tertentu dikurangi pembagian dividen.
DIVIDEN
Dividen adalah pembagian kepada pemegang saham PT yang sebanding dengan jumlah lembar yang
dimilikinya
Tiga tanggal penting yang diperhatikan dlm pembagian dividen
1. Tanggal pengumuman
2. Tanggal pendaftaran (pencatatan)
3. Tanggal pembayaran
1. Dividen Kas
Contoh: PT SNR pada tgl 20 Desember 2001 mengumumkan pembagian dividen sebesar Rp 1.000,-
untuk setiap lembar saham biasa & akan dibayar tgl 20 Januari 2002 kepada pemegang saham yang
terdaftar pd tgl 10 Januari 2002. Saham biasa yg beredar sebanyak 1.000 lembar. Jurnal yang dibuat
oleh PT SNR untuk mencatat pembagian dividen sbb:
Di neraca 31 Desember 2001, utang dividen kas dilaporkan dlm utang lancar karena akan segera
dilunasi
PT Bahtera mempunyai 10.000 lembar saham PT XYZ dg harga perolehan Rp1.100.000,00. Saham PT
Bahtera yang beredar 10.000 lembar. Tgl 15 Desember 1991 diumumkan pembagian property
dividends dimana setiap lembar saham PT Bahtera akan menerima dividen 1 lembar saham PT XYZ,
pembagiannya pd tgl 15 Januari 1992. Harga saham PT XYZ tgl 15 Januari 1992 Rp125,00 per lembar.
Jurnal yg dibuat PT Bahtera sbb:
15 Desember 1991
15 Januari 1992
Utang dividen saham PT XYZ Rp1.100.000,00
Investasi dalam saham PT XYZ Rp1.100.000,00
4. Dividen Likuidasi
Dividen likuidasi adl dividen yg sebagian merupakan pengembalian modal
Pemegang saham hrs diberitahu berapa jumlah pembagian laba dan berapa yang merupakan
pengembalian modal.
5. Dividen Saham
Dividen saham adalah pembagian tambahan saham, tanpa dipungut pembayaran kpd para
pemegang saham, sebanding dengan saham yang dimilikinya.
Pembagian dividen saham dpt berupa:
1. Dividen saham berupa saham yang jenisnya sama.
2. Dividen saham berupa saham yang jenisnya berbeda.
Leasing memberikan kemungkinan bagi calon pemakai barang-barang modal (Leasee) untuk dapat
memperoleh barang modal ini dengan cara yang relative mudah dan tidak memerlukan uang tunai yang
besar. Perusahaan yang memerlukan barang-barang modal dapat memperoleh barang-barang ini dengan
cara sewa beli yang pembayarannya dapat diangsur secara berkala, bulanan, triwulan, semesteran, atau
tahunan.
Definisi Leasing
Menurut Surat Keputusan Bersama tiga Menteri yaitu Menteri Keuangan, Menteri Perindustrian dan
Menteri Perdagangan dan Koperasi Nomor Kep-122/MK/IV/1/1974, Nomor 32/SK/2/194 dan Nomor
30/Kpb/I/1974, tertanggal 7 Februari 1974, antara lain didalam pasal 1 dijelaskan tentang definisi leasing
sebagai berikut :
Setiap kegiatan pembiayaan perusahaan dalam bentuk penyediaan barang-barang modal untuk
digunakan oleh suatu perusahaan untuk jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran secara
berkala disertai hak pilih (optie) bagi perusahaan yang bersangkutan pada akhir priode. Hak pilih
itu antara lain membeli atau memperpanjang sewa guna usaha sebesar nilai yang telah
disepakati bersama.
Definisi ini hanya menampung pengertian dari jenis leasing yang disebut finance lease. Untuk
menyempurnakan pengertian leasing sudah ditetapkan Keputusan Menteri Keuangan
No.151/KMK.013/1988 tgl 20 desember 1988. Keputusan Menteri Keuangan ini membagi kegiatan
Leasing ini menjadi 2 kelompok yaitu Finance Lease dan Operating Lease. Dalam pasal 1 surat Keputusan
ini antara lain menyaatkan sbb :
a. Perusahaan Sewa Guna Usaha (Leasing Company) adalah Badan Usaha yang melakukan kegiatan
pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang modal baik secara Finance Lease maupun secara
Operating Lease untuk digunakan oleh Penyewa Guna Usaha selama jangka waktu tertentu
berdasarkan pembayaran secara berkala.
b. Finance Lease adalah kegiatan Sewa Guna Usaha dimana penyewa Guna Usaha pada akhir masa
kontrak mempunyai Opsi untuk membeli objek Sewa Guna Usaha berdasarkan nilai sisa yang
disepakati bersama.
c. Operating Lease adalah kegiatan Sewa Guna Usaha dimana Penyewa Guna Usaha pada akhir masa
kontrak tidak mempunyai Opsi untuk membeli objek Sewa Guna Usaha.
d. Penyewa Guna Usaha ( Leasse ) adalah perusahaan atau perorangan yang menggunakan barang
modal dengan pembiayaan dari pihak perusahaan Sewa Guna Usaha ( Leassor)
Operating Leasse.
Contoh : 01
Dalam perjanjian leasing antara PT Andalas (Leassor) dan PT Batavia (Leasse) disepakati harga kontrak
lease Rp 180.000.000.- Residu Rp 15.000.000.- Sewa per priode disepakati Rp 20.000.000.- Priode
angsuran leasing adalah 6 bulanan selama 5 tahun. Umur manfaat aktiva ini adalah 6 tahun. Kontrak
dimulai 31/12/05. Dan dibayar dibelakang, dan metode penyusutan aktiva ini dengan motode garis lurus.
Diawal priode leasing Leassor mengeluarkan biaya untuk penyelesaian transaksi leasing adalah biaya
komisi Rp 3.500.000.- dan biaya administrasi Rp 1.000.000.- Biaya-biaya ini berlaku selama umur kontrak (
5 tahun ). Untuk memonitor aktivanya PT.Andalas (Leassor) mengeluarkan biaya monitoring sebesar Rp
500.000.- per priode.
Diminta : Perhitungan dan Jurnal untuk PT Andalas (Leassor)
Jawab :
Perhitungan yang diperlukan :
Jumlah angsuran sewa per priode 6 bulan Rp 20.000.000.-
Biaya langsung yang ditangguhkan : Biaya komisi dan Administrasi = Rp 3.500.000 + Rp 1.000.000 =
Rp 4.500.000.-
Amortisasi biaya yang ditangguhkan per tahun : Rp 4.500.000 / 5 th = Rp 900.000.-
Penyusutan pertahun (Rp 180.000.000 – Rp 15.000.000) / 6 = Rp 27.500.000.-
31/12/06 Kas
Pendapatan sewa leasing 20.000.000
(Mencatat penerimaan sewa berkala) 20.000.000
Beban Monitoring
Kas
(Mencatat pembayaran beban monitoring) 500.000 500.000
Beban Penyusutan Aktiva Tetap SGU
Akum Peny Aktiva SGU
(Mencatat penyusutan Aktiva SGU) 27.500.000 27.500.000
Contoh : 02
Dalam perjanjian leasing antara PT Karina (Leassor) dan PT Daksa (Leasse) disepakati harga kontrak lease
Rp 90.000.000.- Sewa per priode disepakati untuk priode pertama dan kedua Rp 15.000.000.- Priode
ketiga dan seterusnya Rp 10.000.000.- Priode angsuran leasing adalah tahunan selama 8 tahun. Umur
manfaat aktiva ini adalah 10 tahun dengan nilai residu Rp 12.000.000.- Kontrak dimulai 31/12/05 dan
dibayar dibelakang, dan metode penyusutan garis lurus. Di awal priode leasing Leassor mengeluarkan
biaya untuk penyelesaian transaksi leasing adalah biaya komisi Rp 2.600.000.- dan biaya administrasi Rp
1.000.000.- biaya ini berlaku selama umur kontrak leasing ( 8 tahun ). Untuk memonitor aktivanya PT
Karlina (Leassor) mengeluarkan biaya monitoring sebesar Rp 400.000 per priode.
Diminta : Perhitungan dan Jurnal untuk PT Karlina (Leassor) tahun 2006, 2007 dan 2008.
Jawab :
Perhitungan dan Jurnal yang diperlukan
Jumlah angsuran sewa adalah ( 2 x Rp 15.000.000 + 6 x Rp 10.000.000 ) = Rp 90.000.000
Pendapatan sewa per tahun Rp 90.000.000 : 8 = Rp 11.250.000
Biaya langsung ditangguhkan per tahun : Biaya komisi dan biaya administrasi ( Rp 2.600.000 + Rp
1.000.000 ) = Rp 3.600.000
Amortisasi Biaya ditangguhkan per tahun Rp 3.600.000 / 8 = Rp 450.000.-
Beban Penyusutan per tahun ( Rp 90.000.000 – Rp 12.000.000 ) / 10 = Rp 7.800.000.-
Finance Leasse
Tingkat bunga yang diterapkan dalam perjanjian leasing biasanya adalah tingkat bunga Bank Komersial
dengan ditambah kelebihan ( Spread rate). Misalnya tingkat bunga kredit Bank Komersial 18% dan untuk
perjanjian leasing ditetapkan bunga kredit ybs dan ditambah Spread 3%. Berarti ingkat bunga yang
diperlakukan pada perjanjian leasing 21% ( 18% + 3%).
Contoh 03 :
PT Bumi Indah menyewakan peralatan kepada PT.Bintang Terang mulai 02 Januari 2000. Kegiatan sewa
menyewa tersebut mempunyai ketentuan sbb
Diminta :
Perhitungan yang dibuat Leassor dan Jurnalnya sampai tahun 2004
Jawab
Priode 1
Piutang SGU sebelum Angsuran Rp 144.190.800
Bunga Priode 1= 12% x Rp 144.190.800 Rp 17.302.896,00
Pokok Priode 1 = Rp 40.000.000 – Rp 17.302.896,00 Rp 22.697.104,00
Saldo Pokok 1 = Rp 144.190.800 – Rp 22.697.104,00 Rp121.493.696,00
Priode 2
Saldo Pokok Rp 121.493.696,00
Bunga Priode 1 = 12% x Rp 121.493.696,00 = Rp 14.579.243,52
Pokok Priode 2 = Rp 40.000.000 – Rp 14.579.243,52 =Rp 25.420.756,48
Saldo Pokok = Rp 121.493.696,00 – Rp 25.420.756,48 = Rp 96.072.939,52
Begitu juga untuk Perhitungan priode ke 3, 4 dan ke 5
02/01/2000
Peralatan Finance Leasse Rp 144.190.800
Kas Rp 144.190.800
31/12/2000
Kas Rp 40.000.000
Piutang SGU Rp 40.000.000
31/12/2001
Kas Rp 40.000.000
Piutang SGU Rp 40.000.000
31/12/2002
Kas Rp 40.000.000
Piutang SGU Rp 40.000.000
31/12/2004
Kas Rp 40.000.000
Piutang SGU Rp 40.000.000
Contoh 04
Dalam perjanjian Leasing antara PT Andalas (Leassor) dan PT Bangka Indah (Leasse) di sepakati harga
kontrak lease Rp 180.000.000.- Residu Rp 15.000.000.- Priode angsuran 6 bulanan selama 5 tahun. Bunga
15% per tahun. Jaminan Rp 15.000.000.- Umur Aktiva 6 tahun dengan metode penyusutan garis lurus.
Kontrak dimulai tanggal 31 Desember 2005 dan dibayar dibelakang. Selama priode leasing, Leassor
mengeluarkan biaya untuk untuk memonitor aktivanya Rp 500.000 per priode. Biaya yang ditanggung
oleh Leasse adalah biaya Asuransi Rp 9.000.000.- dan biaya Notaris Rp 3.000.000 untuk selama priode
leasing. Untuk mengoperasikan peralatannya PT Bangka Indah menanggung beban pemeliharaan dan
bahan bakar Rp 800.000 per priode
Jawab
Perhitungan
1
Fa = (1 - ---------------------) = 6,8641
(1+0,075)10
------------------
0,075
Priode 1
Piutang SGU sebelum angsuran :
180.000.000 – 15.000.000 = Rp 165.000.000
Bunga Priode 1 7,5% x 165.000.000 Rp 12.375.000
Pokok Priode 1 24.038.111 – 12.375.000 Rp 11.663.111
Sisa Piutang SGU setelah Angsuran 1 :
165.000.000 – 11.663.111 = Rp 153.336.889
Jika dibuatkan Tabel nya sbb Perhitungan dengan tanpa angka dibelakang koma.
Jumlah
30/06/06 :
Kas 24.038.111
Piutang SGU 24.038.111
31/12/06 :
Kas 24.038.111
Piutang SGU 24.038.111
30/06/07 :
Kas 24.038.111
Piutang SGU 24.038.111
31/12/07 :
Kas 24.038.111
Piutang SGU 24.038.111
CONTOH
PT Bumi Indah menyewakan peralatan kepada PT.Bintang Terang mulai 02 Januari 2000. Kegiatan sewa
menyewa tersebut mempunyai ketentuan sbb
Jangka waktu sewa 5 tahun dengan syarat tidak dapat dibatalkan.
Sewa diterima dimuka setiap tanggal 31 Desember
Jumlah sewa per tahun Rp 40.000.000.-
Biaya pelaksanaan ditanggung oleh Leasse / penyewa
Umur manfaat peralatan 5 tahun dengan nilai sisa nihil
Bunga diperhitungkan adalah 12% per tahun.
Diminta :
Perhitungan yang dibuat Leassor dan Jurnalnya sampai tahun 2004
1
Fa = 1+(1 - -------------- )/r
H. Arifin Ibrahim SE 08774379771 Hal: 29
Akuntansi Menengah Dua
(1 + r) n-1
1
Fa = 1+(1 - -------------- )/0,12 = 4,03735
(1 +0,12) 5-1
HARGA PEROLEHAN PERALATAN =
40.000.000 X 4,03735 = Rp 161.494.000
PIUTANG USAHA = 5 X Rp 40.000.000 Rp 200.000.000.-
HARGA PEROLEHAN PERALATAN Rp 161.494.000.-
-------------------------
PENDAPATAN YG DITANGGUHKAN Rp 38.506.000
BAB 7
DANA PENSIUN
Pengertian Dana Pensiun :
Lembaga atau badan hukum yang mengelola program pensiun yang dimaksudkan untuk memberikan
kesejahteraan kepada karyawan pada suatu perusahaan terutama yang sudah pensiun.
Tujuan :
- Pemberi Kerja :
a. Kewajiban moral
Perusahaan mempunyai kewajiban moral untuk memberikan rasa aman kepada karyawan pada
saat mencapai usia pensiun.
b. Loyalitas
Dengan diadakannya program pensiun, karyawan diharapkan akan mempunyai loyalitas terhadap
perusahaan.
c. Kompetisi pasar tenaga kerja
Program pensiun sebagai suatu bagian dari total kempensasi yang diberikan kepada karyawan,
dan diharapkan perusahaan akan memiliki daya saing dan nilai lebih.
- Karyawan :
a. Rasa aman
USIA PENSIUN
Usia pensiun pada prinsipnya adalah usia dimana peserta berhak mengajukan pensiun dan mendapatkan
manfaat pensiun.
b. Perserta yang berhenti berkerja atau meninggal dunia sebelum mencapai usia pensiun dan
memiliki masa kepesertaan sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun misalnya, berhak atas iurannya
sendiri dan iuran perusahaan ditambah bunga.
Program pensiun yang memberikan formula tertentu atas manfaat yang akan diterima karyawan
pada saat mencapai usia pensiun. Atas dasar formula manfaat tersebut besarnya iuran yang
diperlukan dihitung oleh aktuaris. Perbandingan iuran karyawan dan pemberi kerja bervariasi
tergantung kesepakatan yang dicapai, namun pada umumnya iuran pemberi kerja lebih besar dari
iuran karyawan.
Kelebihan :
a. Lebih menekankan pada hasil akhir.
b. Suatu manfaat ditentukan terlebih dahulu mengingat manfaat dikaitkan dengan gaji
karyawan.
c. Dapat mengakomodasi masa kerja yang telah dilalui karyawan apabila program pensiun
dibentuk lebih jauh setelah perusahaan berjalan.
d. Karyawan lebih dapat menentukan besarnya manfaat yang akan diterima pada saat mencapai
usia pensiun.
Kelemahan :
Perusahaan menanggung resiko atas kekurangan dan apabila hasil investasi tidak mencukupi.
-
- PROGRAM PENSIUN IURAN PASTI
(Benefit Contribution Pension Plan)
Program pensiun yang menetapkan besarnya iuran karyawan dan perusahaan (pemberi kerja).
Sedangkan benefit yang akan diterima karyawan dihitung berdasarkan akumulasi iuran ditambah
dengan hasil pengembangan atau investasinya.
Kelebihan :
a. Pendanaan (biaya/iuran) dari perusahaan lebih dapat dihitung atau diperkirakan.
b. Karyawan dapat memperhitungkan besarnya iuran yang dilakukan setiap tahunnya.
Kelemahan :
a. Penghasilan pada saat mencapai usia pensiun lebih sulit untuk diperkirakan .
b. Karyawan menanggung resiko atas ketidakberhasilan investasi.
BAB 8
Dalam kegiatan sehari-hari yang begitu banyak, maka kemungkinan terjadi kesalahan dalam pencatatan
akuntansi yang dilakukan oleh petugas pembukuan. Kesalahan tersebut tidak dilakukan dengan sengaja,
tetapi yang jelas tidak disengaja.
Kesalahan pencatatan tersebut dapat diketahui pada hari itu juga arau mungkin pada hari-hari berikunya.
Contoh:
1. Dibeli perlengkapan secara kredit dari toko Budi Rp 250.000. tercatat ke perkiraan Peralatan
Yang salah :
Peralatan 250.000
Utang 250.000
Dibalik
Utang 250.000
Peralatan 250.000
Yang benar
Perlengkapan 250.000
Utang 250.000
Dibalik
Utang 550.000
Pembelian 550.000
Yang benar
Pembelian 500.000
Cash 500.000
Soal Latihan
1. Penjualan barang dagangan secara kredit kepada Edi Rp 850.000.-tercatat sebagai penjualan
tunai
2. Pembelian Peralatan dari toko Yani tunai Rp 110.000.-tercatat pada perkiraan Perlengkapan Rp
100.000.-
3. Pembelian sebidang tanah dari Yeni secara tunai Rp 2.500.000,- tercatat sebagai pembelian
barang dagangan dengan uang muka Rp 500.000. kekurangannya diangsur 2 kali
4. Diterima uang dari debitur Rp 760.000.-tercatat sebagai penerimaan atas penjualan barang
secara tunai.
5. Dibayar Hutang Rp 510.000 dicatat sebagai penerimaan Piutang Rp 150.000.
6. Penjualan Perlengkapan secara tunai Rp 120.000 tercatat dijurnal sebagai
Peralatan Rp 120.000
Hutang Rp 120.000
BAB 9
NILAI TUKAR TETAP – Kebijakan untuk memberlakukan kurs yang seragam dan nilainya
ditetapkan oleh pemerintah untuk semua transaksi valas. Pemerintah mempunyai otoritas unuk
menentukan nilai tukar secara sepihak dan pelaksanaannya boleh dipaksakan
NILAI TUKAR BERGANDA – Kebijakan pemerintah untuk memberlakukan beberapa nilai tukar
(kurs) yang berbeda-beda terhadap transaksi valas.
NILAI TUKAR MENGAMBANG – Kebijakan untuk menyerahkan nilai tukar valas kepada harga
pasar yang sesuai dengan hukum permintaan dan penawaran.
"Nama Negara" "Nama Mata Uang" "Nama Negara" : "Nama Mata Uang"
Perubahan :
Negara-negara di Eropa menggunakan mata Euro mulai tahun 1999 (transaksi uang giral) dan 2002
(transaksi mata uang fisik / kartal). Daftar negara yang menggunakan Euro sebagai mata uang yaitu :
Negara Montenegro dan Kosovo diperbolehkan memakai Euro sebagai mata uang di negaranya
KURS BELI - adalah harga yang diberlakukan oleh Bank atau money changer pada saat dia membeli
mata uang luar negeri
KURS JUAL – saat Bank menjual mata uang luar negeri
Contoh :
Tn Hamid 15 Jan 2004 berkunjung ke India dan memiliki uang tunai Rp 34.850.000.- Kurs yang
berlaku saat itu Beli Rp 198 dan Jual Rp 205. Biaya perjalanan adalah
AKUNTANSI MENENGAH 2
Jawab
Jumlah rupee yg diterima = 34.850.000/205= 170.000 rupee
Transport ke India 19.500 rupee
Penginapan 26.000 rupee
Belanja 15.700 rupee
Transport India – Jkt 19.650 rupee
Total 80.850 rupee
Sisa 89.150 rupee
Lagi mikir