Anda di halaman 1dari 38

AKUNTANSI MENENGAH

Dua

Oleh

H.Arifin Ibrahim SE
Untuk kalangan sendiri

AAKPI SERANG
STIE BINA BANGSA SERANG
STIA BANTEN PANDEGLANG
Akuntansi Menengah Dua

BAB 1

HUTANG LANCAR /CURRENT LIABILITIES


HUTANG JANGKA PANJANG (LONG TERM DEBT)

Hutang jangka pendek adalah kewajiban atau hutang perusahaan kepada pihak lain yang jangka
pembayarannya tidak lebih dari satu tahun.

Timbulnya hutang bisa disebabkan karena perusahaan membeli barang dagangan secara kredit, membeli
peralatan, perlengkapan atau aktiva lainnya secara kredit. Bisa juga memimjam uang dari bank maupun
kreditor dan bisa juga terjadi timbulnya dari karyawan sendiri karena gaji yang terlambat dibayar atau
belum waktunya dibayar atau sebab-sebab lain yang merupakan kewajiban perusahaan yang harus
dibayar.

Contoh :
Hutang dagang
Hutang wesel / Wesel bayar
Biaya yang masih harus dibayar
Pendapatan terima dimuka

Pembelian barang dagangan secara kredit ada 2 macam syarat.

1. FOB (Free on board) Shipping point – Pencatatan pembelian dilakukan pada saat barang dikirim,
walaupun faktur belum sampai kepada pembeli
2. FOB (Free on board) Destination Point – Pencatatan dilakukan setelah barang sampai ke pembeli

Contoh :

PT Mahligai tgl 30 Desember 2010 membeli barang dagangan dengan syarat n/30, 2/10 dari PT Istana.
Barang dikirim 31 Desember 2010 dgn kapal laut dan sampai tujuan 4 Januari 2011.Harga barang tersebut
Rp 2.000.000.-

Jurnal FOB Shipping point 31/12/10


Pembelian 2.000.000
Hutang dagang 2.000.000

Jurnal FOB Destination point 04/1/2011.


Pembelian 2.000.000
Hutang dagang 2.000.000

HUTANG JANGKA PANJANG


HUTANG HIPOTIK DAN HUTANG OBLIGASI

Hutang jangka panjang adalah utang yang pelunasannya akan dilakukan dalam waktu lebih dari satu
tahun.
Yang termasuk hutang jangka panjang adalah
1. Hutang Hipotik
2. Hutang Obligasi
3. Kredit Bank jangka panjang
4. Hutang wesel jangka panjang.
Dalam bab ini akan dibahas hanya Hutang Hipotik dan Hutang Obligasi

H. Arifin Ibrahim SE 08774379771 Hal: 1


Akuntansi Menengah Dua

Hutang Hipotik
Hutang Hipotik adalah hutang jangka panjang dengan jaminan benda tidak bergerak.
Persetujuan Hipotik dibuat dengan persetujuan Notaris. Semua biaya yang berkaitan dengan hipotik,
seperti biaya Notaris, Provisi dan lain-lain ditanggung oleh peminjam.

Contoh :
1 Juli 2010 PT Aman meminjam uang ke BNI Cabang Cilegon sebesar Rp 50.000.000.- dengan jaminan
gedung dan tanahnya senilai Rp 100.000.000.- Lama pinjaman 5 tahun, bunga 12% setahun. Biaya Akte
Notaris Rp 250.000. dan Provisi Kredit 1%.

Diminta :
1. Jurnal saat penutupan hipotik
2. Jurnal penyesuaian dan jurnal pembalik (yang diperlukan)
3. Jurnal saat membayar angsuran pertama

Jawab
1. Jurnal saat penutupan hipotik
Kas Rp 49.250.000
Biaya Akte dan lain-lain Rp 250.000
Biaya Adimintrasi Bank Rp 500.000 (1% x 50 juta)
Hutang Hipotik Rp 50.000.000

2. Jurnal penyesuaian dan jurnal pembalik (yang diperlukan)

Beban bunga Rp 3.000.000


Hutang bunga Rp 3.000.000

Jurnal Pembalik ( 1 Januari) 2011

Hutang bunga Rp 3.000.0000


Beban bunga Rp 3.000.000

Hutang bunga dari 1 Juli 2010 ------ 31 Desember 2010 = 6 bulan


Rp 50.000.000 x 6 x 12 = 3.000.000.-
12 x 100

3. Jurnal saat angsuran pertama

Hutang hipotik Rp 10.000.000.-


Beban bunga Rp 6.000.000,-
Kas Rp 16.000.000

Beban bunga dari 1 Juli 2010 ------ 1 Juli 2011 ( 1tahun)


50.000.000 x 12% = Rp 6.000.000.-

BAB 2

H. Arifin Ibrahim SE 08774379771 Hal: 2


Akuntansi Menengah Dua

INVESTASI SEMENTARA / JANGKA PENDEK

Adalah penanaman Modal suatu perusahaan ke perusahaan lain berupa surat berharga (Saham atau
Obligasi) dalam waktu kurang dari 1 tahun.

SAHAM/Common Stock adalah Membeli kepemilikan perusahaan lain dengan mendapatkan bagian
keuntungan dalam bentuk deviden.

OBLIGASI/Bond : Meminjamkan uang ke perusahaan lain dengan mendapatkan bunga tetap biasanya 6
bulan sekali ( Kupon )

Pencatatan Pembelian Surat berharga ( Efek) di catat sebesar harga perolehan (Harga beli + biaya) baik
di DEBIT saat membeli maupun KREDIT saat menjual pada perkiraan Surat-surat berharga (Marketable
Securities).

Jika pada saat menjual Harga jual lebih besar dari Harga perolehan maka diperoleh LABA dan dicatat dlm
rekening “Laba atas penjualan surat-surat berharga” (Gain on Sale of Marketable Securities).
Jika sebaliknya maka RUGI dicatat ke “ Rugi atas penjualan surat-surat berharga” (Loss on Sale of
Marketable Securities)

Pencatatan Surat berharga ada 3 Metode :


1. Metode First In First Out /FIFO (Masuk Pertama Keluar Pertama)
2. Metode Last In First Out/LIFO (Masuk Terakhir Keluar Pertama)
3. Metode Rata-rata/Average
CONTOH 1
10/2/09 Dibeli 100 lbr saham PT TEGAR nominal @ Rp 10.000. Kurs beli 110%. Provisi dan
meterai Rp 10.000.-
25/5/09 Dibeli 50 lbr saham PT TEGAR nominal Rp 10.000 Kurs beli 120%. Provisi dan
meterai Rp 5.000
15/8/09 Dijual 60 saham PT TEGAR nominal Rp 10.000 Kurs jual 120%. Provisi dan meterai
Rp 10.000

Jawab
10/2/09 : Perhitungan
Kurs beli 100 x 10.000 x 110% = 1.100.000
Provisi dan meterai = 10.000 +
Harga perolehan 100 lbr = 1.110.000

Jurnal
Surat-surat berharga 1.110.000
Kas 1.110.000

25/5/09 : Perhitungan
Kurs beli 50 x 10.000 x 120% = 600.000
Provisi dan meterai = 5.000 +
Harga perolehan 100 lbr = 605.000

Jurnal
Surat-surat berharga 605.000
Kas 605.000

H. Arifin Ibrahim SE 08774379771 Hal: 3


Akuntansi Menengah Dua

Tgl Ket Lbr Hrg /lbr Jumlah

10/2 Beli 100 11.100 1.110.000


25/5 Beli 50 12.100 605.000
Jumlah 150 1.715.000

METODE FIFO
Kurs jual 60 x 10.000 x 120% 720.000
Provisi dan meterai 10.000 -
Hasil penjualan 60 lbr 710.000
Harga pokok FIFO
60/100 x Rp 1.110.000 (pertama beli) 666.000 -
Laba penjualan surat berharga 44.000

Jurnal
Kas 710.000
Surat-surat berharga 666.000
Laba atas penjualan surat-surat berharga 44.000

METODE LIFO
Kurs jual 60 x 10.000 x 120% 720.000
Provisi dan meterai 10.000 -
Hasil penjualan 60 lbr 710.000
Harga pokok LIFO 50 LBR 25/5 = 605.000
10/100 x 1.110.000 = 111.000
Harga pokok 60 lbr saham 716.000 -
Rugi penjualan surat berharga 6.000

Jurnal
Kas 710.000
Rugi atas penjualan surat-surat berharga 6.000
Surat-surat berharga 716.000

METODE RATA-RATA
Kurs jual 60 x 10.000 x 120% 720.000
Provisi dan meterai 10.000
Hasil penjualan 60 lbr 710.000
Harga pokok rata-rata 60/150 x 1715.000 686.000 –
Laba penjualan surat berharga 24.000.

Jurnal
Kas 710.000
Surat-surat berharga 686.000
Laba atas penjualn surat-surat berharga 24.000

Investasi dalam bentuk Obligasi berarti perusahaan meminjamkan uang ke pihak lain. Oleh sebab itu
wajar jika perusahaan akan menerima balas jasa dalam bentuk Bunga yang nilainya tetap.
Karena Obligasi mempunyai waktu pembayaran bunga yang telah ditentukan, maka perlu diperhatikan
hal-hal berikut ini

H. Arifin Ibrahim SE 08774379771 Hal: 4


Akuntansi Menengah Dua

1. Pada waktu membeli ( Apabila bukan pada tanggal jatuh tempo) harus membayar bunga lebih
dulu (bunga berjalan) dicatat ke perkiraan “Pendapatan Bunga” di DEBIT agar dapat
mempermudah perhitungan bunga yang sebenarnya diterima
2. Pada saat terima bunga dicatat : Kas di DEBIT Pendapatan bunga di KREDIT
3. Akhir priode : Piutang bunga di DEBIT. Pendapatan bunga di KREDIT

Ketentuan menghitung bunga Obligasi


1. Bulan dihitung 30 hari

Menghitung bunga berjalan :


Sejak tgl jatuh tempo sampai tgl jual / beli obligasi.

Menghitung hari bunga


Sejak tgl jatuh tempo sampai tgl jatuh tempo berikutnya

Obl Telkom @ 200.000 Bunga 18% Kupon 1/3 – 1/9. Dibeli 16 Juni
Hitunglah hari bunga berjalan
Dari 1/3 09 sampai 16 Juni 09

Maret 30 – 1 = 29 hari
April = 30 hari
Mei = 30 hari
Juni = 16 hari
Hari bunga =105 hari

Contoh 2

PT Gelisah akan menginvestasikan dalam bentuk Obligasi :


1/4/09 : Dibeli 100 lbr Obl 12% PT HATI Nominal @ Rp 20.000.
Kupon 1/3 – 1/9. Kurs beli 105%. Provisi dan Meterai Rp 10.000.-

Bunga berjalan adalah dari 1/3 s/d 1/4/09 ( Dari tgl kupon terakhir s/d tgl jual/beli)
Maret 30 - 1 = 29 hari
April = 1 hari
Jumlah = 30 hari

Bunga berjalan 30/360 x 12% x 2.000.000 (Nominal) = Rp 20.000

Perhitungan

Kurs beli 105/100 x 2.000.000 = 2.100.000


Provisi dan meterai = 10.000 +
Harga perolehan 100 lbr = 2.110.000
Bunga berjalan = 20.000 +
Jumlah yang dibayar = 2.130.000

Jurnal
Surat-surat berharga 2.110.000
Pendapatan bunga 20.000
Kas 2.130.000
Contoh 3
1/5/09 : Dibeli 50 lbr Obl 12% PT HATI Nominal @ Rp 20.000. Kupon 1/3 – 1/9. Kurs beli 110%. Provisi dan
Meterai Rp 10.000.-
Maret 30 - 1 = 29 hari

H. Arifin Ibrahim SE 08774379771 Hal: 5


Akuntansi Menengah Dua

April = 30 hari
Mei = 1 hari
Jumlah = 60 hari
Bunga berjalan : 60/360 x 12% x Rp 1.000.000 = Rp 20.000

Perhitungan
Kurs beli 110/100 x 1.000.000 = 1.100.000
Provisi dan meterai = 10.000 +
Harga perolehan 100 lbr = 1.110.000
Bunga berjalan = 20.000 +
Jumlah yang dibayar = 1.130.000

Jurnal
Surat-surat berharga 1.110.000
Pendapatan bunga 20.000
Kas 1.130.000
1/9/09 Penerimaan bunga atas semua Obligasi yang dimiliki ( 150 lembar)
Perhitungan bunga

6/12 x 12% x (150 lbr x Rp 20.000) = 180.000


Jurnal
Kas 180.000
Pendapatan bunga 180.000

Tgl Ket Lbr Hrg /lbr Jumlah

1/3/09 Beli 100 21.100 2.110.000


1/5/09 Beli 50 22.200 1.110.000
Jumlah 150 3.220.000

16/9/09 Jual 70 lbr Obl 12% PT HATI nominal @ 20.000 hari kupon 1/3 – 1/9 Kurs Jual
110%. Provisi dan Meterai 10.000.-
Jika berdasarkan FIFO
Kurs jual 110/100 x(70 x 20.000) = 1.540.000
Provisi / meterai = 10.000 -
Harga jual 70 lbr Obl = 1.530.000
Bunga berjalan 1/9 – 16/9 = 15 hari
15/360 x 12/100 x 1.400.000 = 7.000 +
Hasil penjualan 70 lembar = 1.537.000

Perhitungan R/L
Harga jual 70 lbr = 1.530.000
Harga pokok FIFO 70/100 x 2.110.000 = 1.477.000
Laba penjualan surat berharga = 53.000

Jurnalnya
Kas 1.537.000
Surat-surat berharga 1.477.000
Pendapatan bunga 7.000
Laba atas penjualan surat-surat berharga 53.000
Perhitungan Rugi/Laba atas penjualan 70 lembar Obligasi
LIFO

H. Arifin Ibrahim SE 08774379771 Hal: 6


Akuntansi Menengah Dua

Hasil penjualan 70 lbr = 1.530.000


Harga pokok LIFO
50 x 22.200 = 1.110.000
20 x 21.100 = 422.000
Jml harga pokok LIFO = 1.532.000
Rugi penjualan MS = 2.000

Jurnal
Kas 1.537.000
Rugi atas penjualan surat-surat berharga 2.000
Surat-surat berharga 1.532.000
Pendapatan bunga 7.000

SOAL SURAT BERHARGA 1

5/1/2011 Dibeli 300 lembar saham PT Moresko. Nominal @ Rp 10.000.- Kurs 105%. Provisi dan
meterai 1%.
10/2/2011 Dibeli 250 lembar saham PT Jaya Sakti. Nominal @ Rp 20.000. dengan kurs 98% Provisi
dan meterai 1%
30/3/2011 Dijual 100 lembar saham PT Moresko dengan kurs 104%. Provisi dan meterai 1%
20/4/2011 Dijual 100 lembar saham PT Moresko dengan kurs 106%. Provisi dan meterai 1%
30/8/2011 Dijual 100 lembar saham PT Jaya Sakti. Kurs 101 % Provisi dan meterai 1%
10/9/2011 Dijual 100 lembar saham PT Moresko Kurs 108% Provisi dan meterai 1%

Soal 2

1/3/04 Dibeli 50 lembar Obligasi 15% PT Jasa Marga Nominal Rp 50.000.- per lembar, Kurs 105%.
Provisi dan meterai 1%. Kupon 1/3 – 1/9
16/4/04 Dibeli 300 lembar Obligasi 12% PT Danareksa. Nominal Rp 10.000.- per lembar Kurs 100%
Provisi dan meterai 1%. Kupon 1/3 – 1/9
16/5/04 Dibeli 150 lembar Obligasi 12% PT IKPN. Nominal Rp 100.000.- per lembar Kurs 97,5%
Provisi dan meterai 1%. Kupon 1/4 – 1/10
1/6/04 Dijual 100 lembar Obl PT Danareksa Kurs 105%. Provisi dan meterai 1%
1/7/04 Dijual 100 lembar Obl PT Danareksa Kurs 98%. Provisi dan meterai 1%
1/8/04 Dijual 20 lbr Obl PT Jasa Marga Kurs 110%. Provisi dan Meterai 1%
1/9/04 Diuangkan Kupon atas Obligasi PT Jasa Marga dan Obligasi PT Danareksa

BAB 3

HUTANG OBLIGASI (BOND PAYABLE)

H. Arifin Ibrahim SE 08774379771 Hal: 7


Akuntansi Menengah Dua

(JANGKA PANJANG)

Perusahaan yang membutuhkan dana untuk modal kerja yang cukup besar, dimana dana sendiri sudah
tidak dapat lagi mengeluarkan emisi saham baru, maka perusahaan tsb dapat mencari dana dengan cara
menerbitkan surat Obligasi yang sering disebut Hutang Obligasi.
Hutang Obligasi ialah surat tanda berutang sejumlah dalam surat tsb dari pihak yang
menerbitkan/mengeluarkan surat itu kepada pemegangnya dengan disertai waktu pelunasan dalam
jangka waktu lebih dari 1 tahun (jangka panjang) dan disertai dengan tingkat bunga tertentu dan tanggal
pembayarannya
Jika suatu perusahaan mengeluarkan Obligasi, biasanya diikuti dengan suatu perjanjian dengan para
pemegang atau pembelinya antara lain mengenai, Nilai Nominal, tingkat bunga dan hari pembayaran
bunga

Penjualan / penempatan Obligasi


Penjualan Obligasi bisa seharga nilai nominalnya atau dibawah nilai nominal atau diatas nilai nominal.
Namun Rekening “Hutang Obligasi” tetap dicatat seharga nilai nominalnya.
Jika obligasi dijual “dibawah” nilai nominal maka menimbulkan Rugi dan dicatat ke “Disagio Obligasi”
(Discount on bond payable) di Debit
Jika penjualan diatas nilai nominal timbul Laba, dicatat “Agio Obligasi” (Premium on bond payable)
sebelah Kredit.

Jika misalnya harga jual dibawah nilai nominal, maka JURNAL nya

Kas Rp xx
DisAgio Obligasi Rp xx
Hutang Obligasi Rp xxx

Kadang-kadang penempatan hutang Obligasi bukan pada tanggal kupon, maka pada saat penempatan
harus menghitung bunga berjalan yang dicatat ke “Beban bunga” Kredit”, karena perusahaan yang
menerbitkan obligasi akan selalu mencatat pembayaran bunga pada rekening “Beban Bunga Obligasi”
Misalnya pada saat menempatkan obligasi diatas nilai Nominalnya, maka di

Jurnal
Kas xx
Agio Obligasi xx
Hutang Obligasi xx
Hutang bunga xx

Penarikan (Pelunasan) hutang Obligasi

Dalam penarikan / pelunasan dapat dibeli dengan harga kurs yang berlaku saat penarikan. Dengan
demikian pada saat penarikan dapat mengalami Rugi dicatat pada re kening “Rugi pelunasan hutang
obligasi” (Loss on bond redemption) di DEBIT
Kalau Laba dicatat pada “Laba pelunasan hutang obligasi “ (Gain on bond redemption) di KREDIT
Laba bila harga beli < dari nilai buku
Rugi bila harga beli > dari nilai buku

Contoh 1

H. Arifin Ibrahim SE 08774379771 Hal: 8


Akuntansi Menengah Dua

PT Cemerlang pada tanggal 1/3/00 menerbitkan Obligasi Rp 1.000.000 dengan bunga 18% setahun yang
akan dibayar setiap tgl 1/3. Ditempatkan dengan kurs 88% su dah termasuk ongkos-ongkos. Obligasi ini
jangka waktunya hanya sampai 1/3/2002
PT Cemerlang melunasi/menarik hutang obligasi dengan kurs 105% telah termasuk ongkos-ongkos.

Diminta : Jurnal transaksi 1/3/00 dan 31/12/00


Jurnal transaksi 1/3/01 dan 31/12/01
Jurnal pembayaran bunga dan pelunasan 1/3/02

01/03/00 Kas 880.000


Disagio Obligasi 120.000
Utang Obligasi 1.000.000

Disagio untuk 2 tahun (24 bulan) Rp 120.000


Tiap bulan = Rp 120.000/24 = Rp 5.000.- yang diakumulasikan s/d jatuh tempo Obligasi 1/3/02

31/12/00 Ayat Jurnal Penyesuaian


Beban bunga obligasi 150.000
Utang bunga obligasi 150.000
Bunga yang dibebankan 10 bulan (1/3 ----- 31/12)
10/12 x 18% x Rp 1.000.000.- = Rp 150.000

31/12/00 Ayat Jurnal Penyesuaian


Beban bunga obligasi 50.000
Disagio obligasi 50.000
10 bulan x Rp 5.000 (Amortisasi tiap bulan)

31/12/00 Ayat Jurnal Penutup


Ikhtisar Rugi/Laba (Income Summary) 200.000
Beban bunga Obligasi 200.000

1/1/01 Jurnal pembalik


Utang bunga Obligasi 150.000
Beban bunga obligasi 150.000

01/03/01 Beban bunga obligasi 180.000


Kas 180.000
1/03/00 – 1/3/01 = 12 bulan

Ayat penyesuaian beban bunga 31/12/01


Beban bunga obligasi 150.000
Hutang bunga obligasi 150.000
Bunga 1/3/01 --- 31/12/01
10 bln = 10/12 x 18% x 1.000.000

Ayat penyesuaian Disagio 31/12/01


Beban bunga obligasi 60.000
Disagio Obligasi 60.000
01/01/01 ---- 31/12/01 = 12 bln 12 x Rp 5.000

Ayat jurnal penutup beban bunga 31/12/01


Ikhtisar Rugi laba 240.000
Beban bunga obligasi 240.000
1/1/01 150.000 K

H. Arifin Ibrahim SE 08774379771 Hal: 9


Akuntansi Menengah Dua

1/3/01 180.000 D
31/12/01 150.000 D
31/12/01 60.000 D

1/1/02 Jurnal pembalik


Utang bunga Obligasi 150.000
Beban bunga obligasi 150.000

01/03/02 Pembayaran bunga


Beban bunga obligasi 180.000
Kas 180.000
1/03/01 – 1/3/02 = 12 bulan

Jurnal penyesuaian Amortisasi 01/03/02 (2 bulan)


Beban bunga obligasi 10.000
Disagio obligasi 10.000

Jurnal pelunasan obligasi 01/03/02


Hutang obligasi 1.000.000
Rugi pelunasan hutang obligasi 50.000
Kas 1.050.000

Harga beli/pelunasan 105/100 x 1.000.000 = 1.050.000


Nilai nominal = nilai buku = 1.000.000
Rugi pelunasan obligasi = 50.000

Contoh 2
PT. Merindu tanggal 1 Nopember 2004 mengeluarkan 2.000 lembar Obligasi 15% dengan kurs 103%.
Nominal Obligasi Rp 100.000.- per lembar. Obligasi jatuh tempo 2009. Kupon 1/5 – 1/11.
Buatlah Jurnal yang berhubungan dengan Hutang Obligasi tersebut tahun 2004

Jawab
Agio untuk 5 tahun (60 bulan) = 6.000.000 / 60 = Rp 100.000.-
Tiap bulan = Rp 100.000 yang diakumulasikan s/d jatuh tempo Obligasi 1/5/04

2004
Nop 1 : Kas 206.000.000
Agio Obligasi 6.000.000
Utang Obligasi 200.000.000
(mencatat pengeluaran Obligasi)

Des 31 : Beban bunga Obl 5.000.000


Hutang bunga Obl 5.000.000
( penyesuaian bunga Obl 2 bln 1/11 – 31/12)

Des 31 : Agio Obligasi 200.000


Beban bunga Obligasi 200.000
(Penyesuaian Amortisasi 2 bulan = 2 x Rp 100.000.

31 Des : Ikhtisar Rugi Laba 4.800.000


Beban bunga 4.800.000
(Jurnal penutup Beban bunga 5.000.000 D – 200.000 K)
1/1/2005 ayat pembalik
Hutang Obligasi 5.000.000

H. Arifin Ibrahim SE 08774379771 Hal: 10


Akuntansi Menengah Dua

Beban bunga Obligasi 5.000.000


2005
1 Mei : Beban bunga Obligasi 15.000.000
Kas 15.000.000
6/12 x 15% x 200.000.000

Soal : 1. Selesaikan contoh diatas untuk tahun 2005 dan 2006

Contoh 3
PT Bayu pada tanggal 1/3/10 menerbitkan Obligasi. Tanggal 1/7/10 menempatkan (menjual) Obiligasi
Nominal Rp 1.000.000.- Bunga 12% setahun yang akan dibayar bunganya setiap 1/3. Ditempatkan dengan
Kurs 120% sudah termasuk ongkos-ongkos. Obligasi tsb jangka waktunya hanya sampai 1/3/12

Diminta
1. Jurnal transaksi penempatan obligasi pada 1/7/10
2. Jurnal penyesuaian bunga terutang dan jurnal amortisasi 31/12

Jawab
1/7/10 : Kas 1.240.000
Agio Hutang Obligasi 200.000
Hutang Obligasi 1.000.000
Beban Bunga Obligasi 40.000 *
 Bunga berjalan 1/3 – 1/7 = 4 bulan
4/12 x 12% x Rp 1.000.000 = Rp 40.000

Agio 24 bulan dikurangi 4 bulan = 20 bulan. Rp 200.000 /20 bulan


1/7/10 – 1/3/12

31/12/10 Jurnal penyesuaian beban bunga


Beban bunga Obligasi 60.000
Hutang bunga obligasi 60.000
1/7/10 – 31/12/10 = 6 bulan. 6/12 x 12/100 x 1.000.000

31/12/10 Penyesuaian Agio 6 bulan x 10.000 per bulan


Agio bunga obligasi 60.000
Beban bunga obligasi 60.000

BAB 4

INVESTASI PADA OBLIGASI

H. Arifin Ibrahim SE 08774379771 Hal: 11


Akuntansi Menengah Dua

Penanaman Modal dalam Obligasi


Investasi jangka panjang adalah penanaman modal suatu perusahaan kepada perusahaan lain (umumnya
berupa Saham atau Obligasi) untuk janga waktu lebih dari satu tahun.
Secara ringkas perbedaan investasi dalam Saham dan Investasi dalam Obligasi adalah sbb

No Keterangan Investasi Saham Investasi Obligasi

1 Arti Investasi Membeli hak kepemilikan perusahaan Meminjamkan uang perusahaan ke


lain perusahaan lain

Berhak atas pembagian Laba perusahaan Berhak mendapatkan bunga yang


2 Balas Jasa dalam bentuk deviden dan nilainya tidak nilainya tetap
tetap

Ikut menderita kerugian senilai investasi, Tidak akan ikut menderita kerugian
3 Resiko bila perusahaan jbs menderita kerugian bila perusahaan tsb mederita kerugian
yang sangat besar

Contoh 1

PT Sederhana pada tanggal 01/03/1990 menanamkan modal dalam Obligasi PT Cemerlang nominal Rp
1.000.000 Bunga 18% setahun yang akan dibayar setiap tgl 1/3. Ditempatkan dengan kurs 124% sudah
termasuk ongkos-ongkos. Obligasi ini jangka waktunya hanya sampai 1/3/1992
PT Cemerlang melunasi/menarik hutang obligasi dengan kurs 105% telah termasuk ongkos-ongkos.

Diminta : Jurnal transaksi 1/3/90 dan 31/12/90


Jurnal transaksi 1/3/91 dan 31/12/91
Jurnal pembayaran bunga dan pelunasan 1/3/92

01/03/90 Penanaman Modal dalam Obligasi 1.000.000.-


Disagio Obligasi 240.000.-
Kas 1.240.000

Kurs beli 124/100 x Rp 1.000.000 = Rp 1.240.000


Nilai Nominal = Rp 1.000.000
Rugi bagi investor = Rp 240.000

Rugi untuk 2 tahun (24 bulan) = Rp 240.000. Berarti Amortisasi Rugi tiap bulan Rp 240.000 / 24 = Rp
10.000 per bulan. Yang akan diamortisasikan s/d tanggal jatuh tempo 1/3/92

31/12/90 Ayat Jurnal Penyesuaian pendapatan bunga


Piutang bunga obligasi 150.000
Pendapatan bunga obligasi 150.000

Bunga yang dibebankan 10 bulan (1/3 ----- 31/12)


10/12 x 18% x Rp 1.000.000.- = Rp 150.000

31/12/90 Ayat Jurnal Penyesuaian Amortisasi Rugi


Pendapatan bunga Obligasi 100.000
Penanaman Modal dalam Obligasi 100.000
10 bulan x Rp 10.000 (Amortisasi tiap bulan) = Rp 100.000

31/12/90 Ayat Jurnal Penutup Pendapatan bunga


Pendapatan bunga Obligasi 50.000

H. Arifin Ibrahim SE 08774379771 Hal: 12


Akuntansi Menengah Dua

Ikhtisar Rugi/laba 50.000

1/1/91 Jurnal pembalik


Pendapatan bunga Obligasi 150.000
Piutang bunga Obligasi 150.000

1/03/91 Penerimaan pendapatan bunga


Kas 180.000
Pendapatan bunga Obligasi 180.000
12/12 x 18% x Rp 1.000.000 = Rp 180.000 (1/3/90 ------- 1/3/91)

Ayat penyesuaian pendapatan bunga 31/12/91


Piutang bunga Obligasi 150.000
Pendapatan bunga Obligasi 150.000

Bunga 1/3/91 --- 31/12/91 (10 bln = 10/12 x 18% x 1.000.000)

Ayat penyesuaian amortisasi rugi 31/12/91


Pendapatan bunga Obligasi 120.000
Penanaman Modal dalam Obligasi 120.000
12 bulan x Rp 10.000.- (31/12/90 ----- 31/12/91

Ayat jurnal penutup pendapatan bunga 31/12/91


Pendapatan bunga Obligasi 60.000 *
Ikhtisar Rugi/laba 60.000
01/01/91 150.000 D
01/03/91 180.000 K
31/12/91 150.000 K
31/12/91 120.000 D

1/1/92 Jurnal pembalik


Pendapatan bunga Obligasi 150.000
Piutang bunga Obligasi 150.000

Penerimaan bunga 01/03/92


Kas 180.000
Pendapatan bunga Obligasi 180.000
(12/12 x 18% x 1.000.000) = 180.000

01/03/92 Ayat Jurnal penyesuaian Amortisasi Rugi lebih dulu 2 bulan = Rp 20.000
Pendapatan bunga Obligasi 20.000
Penanaman Modal dalam Obligasi 20.000

Untuk Pelunasan Obligasi

Kas 1.050.000
Penanaman Modal dalam Obligasi 1.000.000
Laba penjualan Obligasi 50.000
SOAL 1
PT AYANK pada tanggal 01/05/2000 menanamkan modal dalam Obligasi PT GALAU nominal Rp 5.000.000
Bunga 16% setahun yang akan dibayar setiap tgl 1/5 – 1/11. Ditempatkan dengan kurs 99% sudah
termasuk ongkos-ongkos. Obligasi ini jangka waktunya 4 tahun

H. Arifin Ibrahim SE 08774379771 Hal: 13


Akuntansi Menengah Dua

PT.GALAU melunasi/menarik hutang obligasi dengan kurs 101% telah termasuk ongkos-ongkos.

Diminta : Jurnal transaksi 1/5/2000 – 1/11/2000 dan 31/12/2000


Jurnal transaksi 1/5/2001 – 1/11/2001 dan 31/12/2001

SOAL 2
PT Dinda pada tanggal 1/2/2010 menerbitkan Obligasi Rp 3.000.000 dengan bunga 12% setahun yang
akan dibayar setiap tgl 1/2 dan 1/8. Ditempatkan dengan kurs 108% sudah termasuk ongkos-ongkos.
Obligasi ini jangka waktunya hanya 2 tahun
PT Dinda melunasi/menarik hutang obligasi dengan kurs 95% telah termasuk ongkos-ongkos.

Diminta : Jurnal yang diperlukan pada tahun 2010 dan 2011 serta Jurnal penarikan oleh PT Dinda

BAB 5

PERSEROAN (CORPORATION)
MODAL SAHAM (CAPITAL STOCK)

H. Arifin Ibrahim SE 08774379771 Hal: 14


Akuntansi Menengah Dua

Pengertian : Perseroan Terbatas adalah badan usaha yang berbentuk badan hukum yang modalnya
terbagi atas saham-saham, dimana setiap pemegang saham / pemilik (pesero) hanya bertanggung jawab
kepada perusahaan secara terbatas sebanyak nilai saham yang dikuasainya.
Masing-masing saham mempunyai hak yang sama untuk masing-masing jenisnya dan saham tsb dapat
dipindah tangankan kepada orang lain.
Berbeda dengan bentuk Badan Usaha perorangan atau Firma dimana pemilik umumnya langsung
memimpin perusahaan, pada Perseroan Terbatas terdapat pemisahan antara petugas yang menjalankan
perusahaan dengan pemiliknya atau para pemegang saham
Laba atau Rugi yang diperoleh pada masing-masing bentuk perusahaan juga ada perbe daan, kalau pada
persekutuan dicatat pada perkiraan Modal sedangkan pada PT dicatat pada perkiraan Laba ditahan
(Retained Earning).

PERSEROAN (CORPORATION)
MODAL SAHAM (CAPITAL STOCK)

Dasar hukum:
UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas
Berlaku sejak diundangkan, yaitu tanggal 16 Agustus 2007
Menggantikan UU No. 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas
Definisi:
Badan hukum yang merupakan persekutuan modal, didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan
kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham, dan memenuhi
persyaratan yang ditetapkan dalam undang-undang ini serta peraturan pelaksanaannya.

JENIS SAHAM MENURUT HAKNYA


1. Saham Biasa – (Common Stock) – Saham atas unjuk yang dapat dibeli oleh umum. Saham ini tidak
punya hak istimewa
2. Saham Utama (Prefered Stock) – Saham yang dimiliki oleh kelompok tertentu dibuat atas nama.
Saham ini punya hak istimewa dalam : - PEMILIHAN PENGURUS – PEMBAGIAN LABA (Deviden)
3. Saham Utama Kumulatif ( Cumulatif Preferred Stock) – Disamping punya hak istimewa dalam hal
pembagian laba juga bersifat kumulatif artinya – Hak deviden selalu diperoleh walaupun perusahaan
tsb Rugi. Bila tahun ybs PT Rugi, maka deviden akan dibagikan pada tahun berikutnya secara
kumulatif sebesar % tase tertentu.
4. Saham Utama Partisipasi – Diberi hak untuk memperoleh bagian deviden tambahan setelah saham
biasa memperoleh jumlah deviden yang sama dengan jumlah yang diperoleh saham preferen
5. Saham Utama non Partisipasi – Hanya memiliki hak istimewa tertentu, sehingga jika Laba yang
diperoleh lebih besar, mungkin deviden yang diterima lebih rendah daripada pemegang Saham
biasa.

Penjualan ( Penempatan ) Saham

Modal saham yang dimiliki oleh PT dapat dijual atau ditempatkan dengan 3 kemungkinan
1. Ditempatkan sama dengan Nominal (100%) atau a Pari
2. Diatas nilai Nomnal. Kurs diatas 100% atat diatas Pari
3. Dibawah nilai Nominal. Kurs dibawah 100% atau dibawah Pari

Contoh penempatan a Pari (100%)

5/8/08 : PT Sampurna menerbitkan 10.000 lbr saham biasa @ Rp 10.000. dan pada tanggal tersebut dijual
2.000 lbr secara tunai dengan harga seluruhnya Rp 20.00.000

Jurnal PT Sampurna

Kas Rp 20.000.000

H. Arifin Ibrahim SE 08774379771 Hal: 15


Akuntansi Menengah Dua

Modal saham Rp 20.000.000

Ditempatkan diatas Pari

10/8/08 : Ditempatkan 4.000 lbr saham Nominal Rp 10.000 dengan harga Rp 12.000/lbr

Kas 48.000.000
Modal Saham 40.000.000
Agio 8.000.000

Ditempatkan dibawah Pari

15/8/08 : Ditempatkan 4.000 lbr saham Nominal Rp 10.000 dengan harga Rp 9.000/lbr

Kas 36.000.000
Disagio saham 4.000.000
Modal saham 40.000.000

Penempatan Saham Preferen


Ditempatkan a pari (100%)
PT Sampurna menerbitkan 10.000 lbr saham preferen @ Rp 20.000.-Nominal. Misalkan : dijual 5.000 lbr
dengan harga Rp 20.000 (a Pari)

Kas 100.000.000.
Saham preferen 100.000.000

Ditempatkan diatas Pari


10/8/08 : Ditempatkan 4.000 lbr saham preferen Nominal Rp 10.000 dengan harga Rp 12.000/lbr

Kas 48.000.000
Saham preferen 40.000.000
Agio saham preferen 8.000.000

Ditempatkan dibawah Pari


15/8/08 : Ditempatkan 4.000 lbr saham Nominal Rp 10.000 dengan harga Rp 9.000/lbr

Kas 36.000.000
Disagio saham preferen 4.000.000
Saham preferen 40.000.000

Penempatan Saham tanpa nilai Nominal

PT Dewi pada saat pendiriannya menempatkan 500 lembar saham tanpa nilai nominal dengan harga @
Rp 10.000.- dan beberapa saat kemudian menempatkan 200 lembar saham @ Rp 7.500.-
Jurnalnya

Penempatan 500 lembar

Kas Rp 5.000.000
Modal saham Rp 5.000.000

H. Arifin Ibrahim SE 08774379771 Hal: 16


Akuntansi Menengah Dua

Penempatan 700 lembar

Kas Rp 7.500.000
Modal saham Rp 7.500.000

Bila yang ditempatkan saham preferen atau saham preferen kumulatif maka “ Modal saham preferen
atau Modal saham preferen kumulatif “ lainnya tetap

Pembagian Laba (Deviden) Perseroan Terbatas

Contoh PEMBAGIAN DEVIDEN

PT Eksos modal sahamnya terdiri dari :


10 lembar saham preferen 6% @ 10.000
100 lembar saham biasa @ 5.000
Tahun 2007 menderita kerugian dan tidak ada deviden
Tahun 2008 Laba, dan sudah dapat menutup kerugian tahun lalu, sehingga ada pembagian deviden.
Deviden yang akan dibagikan tahun 2008 sebesar Rp 48.000

Bila saham preferen kumulatif dan berpartisipasi


Perhitungan SAHAM SAHAM
SAHAM PREFEREN KUMULATIF / BERPARTISIPASI PREFEREN BIASA
Deviden yang dibagikan Rp 48.000
Shm preferen : 2007 = 6% x 100.000 6.000
2008 = 6% x 100.000 6.000
Deviden Saham biasa = 6% x 500.000 30.000
Sisanya (48.000 – 42.000) = 6.000
Dibagi berdasarkan perbandingan Modal
Saham preferen = 100.000/600.000 x Rp 6.000 1.000
Saham biasa 500.000/600.000 x Rp 6.000 5.000
Total Deviden 13.000 35.000
Saham yang dimiliki 10 lbr 100 lbr
Deviden per lembar Rp 1.300 Rp 350

Bila saham preferen kumulatif dan tidak berpartisipasi


Perhitungan SAHAM SAHAM
SAHAM PREFEREN KUMULATIF NON BERPARTISIPASI PREFEREN BIASA
Deviden yang dibagikan Rp 48.000
Shm preferen : 2007 = 6% x 100.000 6.000
2008 = 6% x 100.000 6.000
Sisanya (48.000 – 12.000) = 36.000 36.000
Total Deviden 12.000 36.000
Saham yang dimiliki 10 lbr 100 lbr
Deviden per lembar Rp 1.200 Rp 360

Bila saham preferen tidak kumulatif tetapi berpartisipasi


Perhitungan SAHAM SAHAM
SAHAM PREFEREN TIDAK KUMULATIF / BERPARTISIPASI PREFEREN BIASA
Deviden yang dibagikan Rp 48.000
Shm preferen : 2007 tidak ada
2008 = 6% x 100.000 6.000
Deviden Saham biasa = 6% x 500.000 30.000
Sisanya (48.000 – 36.000) = 12.000
H. Arifin Ibrahim SE 08774379771 Hal: 17
Akuntansi Menengah Dua

Dibagi berdasarkan perbandingan Modal


Saham preferen = 100.000/600.000 x Rp 12.000 2.000
Saham biasa 500.000/600.000 x Rp 12.000 10.000
Total Deviden 8.000 40.000
Saham yang dimiliki 10 lbr 100 lbr
Deviden per lembar Rp 800 Rp 400

Bila saham preferen tidak kumulatif dan tidak berpartisipasi


Perhitungan SAHAM SAHAM
SAHAM PREFEREN NON KUMULATIF NON BERPARTISIPASI PREFEREN BIASA
Deviden yang dibagikan Rp 48.000
Shm preferen : 2007 tidak ada
2008 = 6% x 100.000 6.000
Dividen saham biasa 42.000
Total Deviden 6.000 42.000
Saham yang dimiliki 10 lbr 100 lbr
Deviden per lembar Rp 600 Rp 420

LABA DITAHAN

(RETAINED EARNING)

PENGERTIAN
 Merupakan elemen modal yang berasal dari dalam perusahaan berupa
kumpulan laba & rugi sampai saat tertentu dikurangi pembagian dividen.

DIVIDEN
 Dividen adalah pembagian kepada pemegang saham PT yang sebanding dengan jumlah lembar yang
dimilikinya
Tiga tanggal penting yang diperhatikan dlm pembagian dividen
1. Tanggal pengumuman
2. Tanggal pendaftaran (pencatatan)
3. Tanggal pembayaran

1. Dividen Kas
 Contoh: PT SNR pada tgl 20 Desember 2001 mengumumkan pembagian dividen sebesar Rp 1.000,-
untuk setiap lembar saham biasa & akan dibayar tgl 20 Januari 2002 kepada pemegang saham yang
terdaftar pd tgl 10 Januari 2002. Saham biasa yg beredar sebanyak 1.000 lembar. Jurnal yang dibuat
oleh PT SNR untuk mencatat pembagian dividen sbb:

Tanggal pengumuman (20 Desember 2001)


Laba tidak dibagi Rp1.000.000,00
Utang dividen kas Rp1.000.000,00

Tanggal pembayaran (20 Januari 2002)


Utang dividen kas Rp1.000.000,00
Kas Rp1.000.000,00

 Di neraca 31 Desember 2001, utang dividen kas dilaporkan dlm utang lancar karena akan segera
dilunasi

2. Dividen Aktiva Selain Kas (Property Dividends)

H. Arifin Ibrahim SE 08774379771 Hal: 18


Akuntansi Menengah Dua

 PT Bahtera mempunyai 10.000 lembar saham PT XYZ dg harga perolehan Rp1.100.000,00. Saham PT
Bahtera yang beredar 10.000 lembar. Tgl 15 Desember 1991 diumumkan pembagian property
dividends dimana setiap lembar saham PT Bahtera akan menerima dividen 1 lembar saham PT XYZ,
pembagiannya pd tgl 15 Januari 1992. Harga saham PT XYZ tgl 15 Januari 1992 Rp125,00 per lembar.
Jurnal yg dibuat PT Bahtera sbb:

15 Desember 1991

Laba tidak dibagi Rp1.100.000,00


Utang dividen saham PT XYZ Rp1.100.000,00

15 Januari 1992
Utang dividen saham PT XYZ Rp1.100.000,00
Investasi dalam saham PT XYZ Rp1.100.000,00

3. Dividen Utang (Scrip Dividends)


 Timbul bila laba tidak dibagi saldonya mencukupi untuk pembagian dividen, tetapi saldo kas yang
ada tidak cukup
 Scrip dividends adalah janji tertulis untuk membayar jumlah tertentu di waktu yan akan datang.
Dapat berbunga atau juga tidak
 Misalnya PT ABC mengumumkan pembagian scrip dividends Rp100.000,- bunga 10% jatuh tempo 3
bulan kemudian. Jurnal oleh PT ABC sbb:

Laba tidak dibagi Rp100.000,00


Utang dividen scrip Rp100.000,00

Saat jatuh tempo, scrip & bunga dilunasi dengan jurnal


Utang dividen scrip Rp100.000,00
Biaya bunga (3/12 x 10% x Rp100.000,00) 2.500,00
Kas Rp102.500,00

4. Dividen Likuidasi
 Dividen likuidasi adl dividen yg sebagian merupakan pengembalian modal
 Pemegang saham hrs diberitahu berapa jumlah pembagian laba dan berapa yang merupakan
pengembalian modal.

5. Dividen Saham
 Dividen saham adalah pembagian tambahan saham, tanpa dipungut pembayaran kpd para
pemegang saham, sebanding dengan saham yang dimilikinya.
 Pembagian dividen saham dpt berupa:
1. Dividen saham berupa saham yang jenisnya sama.
2. Dividen saham berupa saham yang jenisnya berbeda.

 Alasan pembagian dividen saham:


1. Menahan laba secara tetap yaitu dengan mengkapitalisasi sebagian laba tidak dibagi. Akibat
adanya dividen saham adalah menaikkan jumlah modal disetor yakni dengan cara membebani
rekening laba tidak dibagi dan dikreditkan ke rekening modal saham
2. Untuk dpt membagi dividen tanpa pembagian aktiva yg diperlukan untuk modal kerja atau
ekspansi
3. Untuk menaikkan jumlah lembar saham yg beredar, sehingga harga pasarnya akan menurun.

Dividen utk Saham Tanpa Nilai Nominal


 Jika saham yg beredar tanpa nilai nominal, maka dividen yg akan dibagikan harus dinyatakan dlm
rupiah dan bukan dlm persentase. Bila perusahaan ingin mentransfer laba tidak dibagi ke modal
saham, tidak perlu mengumumkan dividen saham ttp cukup dg membuat jurnal:

H. Arifin Ibrahim SE 08774379771 Hal: 19


Akuntansi Menengah Dua

Laba tidak dibagi Rpxx


Modal saham Rpxx

PEMBATASAN LABA TIDAK DIBAGI


 Dua cara pembatasan:
1. Membuat jurnal untuk mencatat pembatasan laba tidak dibagi, shg jumlah laba tak dibagi terdiri
dari dua rekening, yaitu rekening laba tidak dibagi yang masih bebas dan laba tidak dibagi yang
dibatasi
2. Tidak membuat jurnal pembatasan laba tidak dibagi

 Sebab terjadinya pembatasan laba tidak dibagi:


1. Memenuhi peraturan, agar tak terjadi penurunan modal sampai dibawah jumlah modal yg
disetor.
2. Memenuhi perjanjian utang.
3. Tindakan pimpinan yg disesuaikan dg rencana keuangan perusahaan
4. Tindakan pimpinan perusahaan utk menjaga kemungkinan timbulnya kerugian di waktu yang
akan datang

Pembatasan Laba Ditahan utk Memenuhi Perjanjian Utang Jk Panjang


 Jurnal sbb:

Laba tidak dibagi Rpxx


Laba tidak dibagi untuk pelunasan obligasi Rpxx

Sesudah obligasi dilunasi pembatasan laba tidak dibagi dihapuskan dg


jurnal:
Laba tidak dibagi untuk pelunasan obligasi Rpxx
Laba tidak dibagi Rpxx

Pembatasan Laba Ditahan utk Perencanaan Keuangan


 Pembatasan laba tidak dibagi untuk tujuan ekspansi perusahaan dpt ditunjukkan dlm rekening sbb:
1. Laba tidak dibagi untuk investasi pabrik
2. Laba tidak dibagi untuk modal kerja
3. Laba tidak dibagi untuk pembelian mesin

Pembatasan Laba Ditahan utk Kemungkinan Ada Kerugian Masa Datang


 Menjaga kemungkinan timbulnya kerugian masa y.a.d. pimpinan perusahaan dpt membatasi laba
tidak dibagi & dicatat dlm rekening sbb:
1. Laba tidak dibagi untuk ketidakpastian
2. Laba tidak dibagi untuk kemungkinan turunnya harga persediaan
3. Laba tidak dibagi untuk kemungkinan kerugian dlm sengketa hukum
4. Laba tidak dibagi untuk asuransi sendiri
BAB 6

LEASING (SEWA GUNA USAHA)


Istilah Leasing berasal dari bahasa Inggris “to lease” yang berarti menyewakan. Istilah ini berbeda dengan
istilah Rent / rental. Leasing sebagai salah satu kegiatan usaha di Indonesia masih terbilang baru.
Perusahaan Leasing berstatus sebagai Lembaga Keuangan Non Bank.

Leasing memberikan kemungkinan bagi calon pemakai barang-barang modal (Leasee) untuk dapat
memperoleh barang modal ini dengan cara yang relative mudah dan tidak memerlukan uang tunai yang
besar. Perusahaan yang memerlukan barang-barang modal dapat memperoleh barang-barang ini dengan

H. Arifin Ibrahim SE 08774379771 Hal: 20


Akuntansi Menengah Dua

cara sewa beli yang pembayarannya dapat diangsur secara berkala, bulanan, triwulan, semesteran, atau
tahunan.

Definisi Leasing
Menurut Surat Keputusan Bersama tiga Menteri yaitu Menteri Keuangan, Menteri Perindustrian dan
Menteri Perdagangan dan Koperasi Nomor Kep-122/MK/IV/1/1974, Nomor 32/SK/2/194 dan Nomor
30/Kpb/I/1974, tertanggal 7 Februari 1974, antara lain didalam pasal 1 dijelaskan tentang definisi leasing
sebagai berikut :
Setiap kegiatan pembiayaan perusahaan dalam bentuk penyediaan barang-barang modal untuk
digunakan oleh suatu perusahaan untuk jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran secara
berkala disertai hak pilih (optie) bagi perusahaan yang bersangkutan pada akhir priode. Hak pilih
itu antara lain membeli atau memperpanjang sewa guna usaha sebesar nilai yang telah
disepakati bersama.
Definisi ini hanya menampung pengertian dari jenis leasing yang disebut finance lease. Untuk
menyempurnakan pengertian leasing sudah ditetapkan Keputusan Menteri Keuangan
No.151/KMK.013/1988 tgl 20 desember 1988. Keputusan Menteri Keuangan ini membagi kegiatan
Leasing ini menjadi 2 kelompok yaitu Finance Lease dan Operating Lease. Dalam pasal 1 surat Keputusan
ini antara lain menyaatkan sbb :
a. Perusahaan Sewa Guna Usaha (Leasing Company) adalah Badan Usaha yang melakukan kegiatan
pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang modal baik secara Finance Lease maupun secara
Operating Lease untuk digunakan oleh Penyewa Guna Usaha selama jangka waktu tertentu
berdasarkan pembayaran secara berkala.
b. Finance Lease adalah kegiatan Sewa Guna Usaha dimana penyewa Guna Usaha pada akhir masa
kontrak mempunyai Opsi untuk membeli objek Sewa Guna Usaha berdasarkan nilai sisa yang
disepakati bersama.
c. Operating Lease adalah kegiatan Sewa Guna Usaha dimana Penyewa Guna Usaha pada akhir masa
kontrak tidak mempunyai Opsi untuk membeli objek Sewa Guna Usaha.
d. Penyewa Guna Usaha ( Leasse ) adalah perusahaan atau perorangan yang menggunakan barang
modal dengan pembiayaan dari pihak perusahaan Sewa Guna Usaha ( Leassor)

Pihak yang terkait dengan Operasional Leasing.


1. Leassor adalah pihak yang menyewakan barang, dapat terdiri dari satu perusahaan atau beberapa
perusahaan.
2. Leasse adalah perusahaan yang akan memakai atau menikmati barang modal yang disewa gunakan
tersebut dengan membayar sewa. Pada akhir masa kontrak Leasse mempunyai hak opsi untuk dapat
melanjutkan sewa atau membeli barang modal tersebut dengan harga yang relatif murah.
3. Kreditur atau Lender atau Debt Holder atau Loan Participant, mereka ini bersifat pemberi pinjaman
atau penjamin dari aktiva yang dileasingkan. Mereka pada umumnya terdiri dari perusahaan Bank
atau Perusahaan Asuransi.
4. Supplier adalah pihak yang menjual barang modal yang akan dileasingkan . Mereka dapat berupa
Manufacturing atau produsen atau agen resmi perusahaan barang modal tsb.
5. Perusahaan Asuransi, adalah Lembaga Asuransi yang akan menjamin atas kemungkinan resiko yang
akan terjadi dimasa yang akan datang selama masa kontrak leasing.

AKUNTANSI BAGI LEASSOR (YANG MENYEWAKAN GUNA USAHA)


Akuntansi Sewa Guna Usaha ( Leasing ) bagi leassor atau pemilik barang modal atau perusahaan leasing
dapat dibagi menjadi 2 jenis yaitu :
1. Operating Lease
2. Financial Leasse

Operating Leasse.

Contoh : 01

H. Arifin Ibrahim SE 08774379771 Hal: 21


Akuntansi Menengah Dua

Dalam perjanjian leasing antara PT Andalas (Leassor) dan PT Batavia (Leasse) disepakati harga kontrak
lease Rp 180.000.000.- Residu Rp 15.000.000.- Sewa per priode disepakati Rp 20.000.000.- Priode
angsuran leasing adalah 6 bulanan selama 5 tahun. Umur manfaat aktiva ini adalah 6 tahun. Kontrak
dimulai 31/12/05. Dan dibayar dibelakang, dan metode penyusutan aktiva ini dengan motode garis lurus.
Diawal priode leasing Leassor mengeluarkan biaya untuk penyelesaian transaksi leasing adalah biaya
komisi Rp 3.500.000.- dan biaya administrasi Rp 1.000.000.- Biaya-biaya ini berlaku selama umur kontrak (
5 tahun ). Untuk memonitor aktivanya PT.Andalas (Leassor) mengeluarkan biaya monitoring sebesar Rp
500.000.- per priode.
Diminta : Perhitungan dan Jurnal untuk PT Andalas (Leassor)

Jawab :
Perhitungan yang diperlukan :
 Jumlah angsuran sewa per priode 6 bulan Rp 20.000.000.-
 Biaya langsung yang ditangguhkan : Biaya komisi dan Administrasi = Rp 3.500.000 + Rp 1.000.000 =
Rp 4.500.000.-
 Amortisasi biaya yang ditangguhkan per tahun : Rp 4.500.000 / 5 th = Rp 900.000.-
 Penyusutan pertahun (Rp 180.000.000 – Rp 15.000.000) / 6 = Rp 27.500.000.-

Jurnal yang diperlukan PT Andalas (Leassor)

Tanggal Keterangan Debit Kredit


31/12/05 Aktiva Sewa Guna Usaha 180.000.000
Kas 180.000.000
(Mencatat pembelian Aktiva SGU)

Biaya langsung yang ditangguhkan 4.500.000


Kas
(Mencatat pembayaran biaya yg ditangguhkan 4.500.000

30/06/06 Kas 20.000.000


Pendapatan Sewa Leasing 20.000.000
(Mencatat penerimaan sewa berkala)

Beban Monitoring 500.000


Kas 500.000
(Mencatat pembayaran beban monitoring)

31/12/06 Kas
Pendapatan sewa leasing 20.000.000
(Mencatat penerimaan sewa berkala) 20.000.000

Beban Monitoring
Kas
(Mencatat pembayaran beban monitoring) 500.000 500.000
Beban Penyusutan Aktiva Tetap SGU
Akum Peny Aktiva SGU
(Mencatat penyusutan Aktiva SGU) 27.500.000 27.500.000

Amortisasi Biaya langsung


Biaya langsung yg ditangguhkan 900.000
(Mencatat Amortisasi beban ditangguhkan) 900.000

H. Arifin Ibrahim SE 08774379771 Hal: 22


Akuntansi Menengah Dua

Contoh : 02

Dalam perjanjian leasing antara PT Karina (Leassor) dan PT Daksa (Leasse) disepakati harga kontrak lease
Rp 90.000.000.- Sewa per priode disepakati untuk priode pertama dan kedua Rp 15.000.000.- Priode
ketiga dan seterusnya Rp 10.000.000.- Priode angsuran leasing adalah tahunan selama 8 tahun. Umur
manfaat aktiva ini adalah 10 tahun dengan nilai residu Rp 12.000.000.- Kontrak dimulai 31/12/05 dan
dibayar dibelakang, dan metode penyusutan garis lurus. Di awal priode leasing Leassor mengeluarkan
biaya untuk penyelesaian transaksi leasing adalah biaya komisi Rp 2.600.000.- dan biaya administrasi Rp
1.000.000.- biaya ini berlaku selama umur kontrak leasing ( 8 tahun ). Untuk memonitor aktivanya PT
Karlina (Leassor) mengeluarkan biaya monitoring sebesar Rp 400.000 per priode.
Diminta : Perhitungan dan Jurnal untuk PT Karlina (Leassor) tahun 2006, 2007 dan 2008.

Jawab :
Perhitungan dan Jurnal yang diperlukan
 Jumlah angsuran sewa adalah ( 2 x Rp 15.000.000 + 6 x Rp 10.000.000 ) = Rp 90.000.000
 Pendapatan sewa per tahun Rp 90.000.000 : 8 = Rp 11.250.000
 Biaya langsung ditangguhkan per tahun : Biaya komisi dan biaya administrasi ( Rp 2.600.000 + Rp
1.000.000 ) = Rp 3.600.000
 Amortisasi Biaya ditangguhkan per tahun Rp 3.600.000 / 8 = Rp 450.000.-
 Beban Penyusutan per tahun ( Rp 90.000.000 – Rp 12.000.000 ) / 10 = Rp 7.800.000.-

Jurnal yang diperlukan :


31/12/05 Aktiva Sewa Guna Usaha Rp 90.000.000
Kas Rp 90.000.000
(Mencatat pembelian aktiva SGU)

Biaya langsung yang ditangguhkan Rp 3.600.000


Kas Rp 3.600.000
(Mencatat pembayaran biaya ditangguhkan)

31/12/06 Kas Rp 15.000.000


Pendapatan Sewa Leasing Rp 11.250.000
Sewa diterima dimuka Rp 3.750.000
(Mencatat penerimaan sewa berkala dari Leasse)
Beban monitoring Rp 400.000
Kas Rp 400.000
(Mencatat pembayaran beban monitoring)

Beban Penyusutan Aktiva SGU Rp 7.800.000


Akumulasi Penyusutan Aktiva SGU Rp 7.800.000
(Mencatat penyusutan Aktiva SGU)

Amortisasi Biaya langsung Rp 450.000


Biaya langsung yang ditangguhkan Rp 450.000
(Mencatat Amortisasi Beban ditangguhkan)

31/12/07 Kas Rp 15.000.000


Pendapatan Sewa Leasing Rp 11.250.000
Sewa diterima dimuka Rp 3.750.000
(Mencatat penerimaan sewa berkala dari Leasse)

Beban monitoring Rp 400.000


Kas Rp 400.000

H. Arifin Ibrahim SE 08774379771 Hal: 23


Akuntansi Menengah Dua

(Mencatat pembayaran beban monitoring)

Beban Penyusutan Aktiva SGU Rp 7.800.000


Akumulasi Penyusutan Aktiva SGU Rp 7.800.000
(Mencatat penyusutan Aktiva SGU)

Amortisasi Biaya langsung Rp 450.000


Biaya langsung yang ditangguhkan Rp 450.000
(Mencatat Amortisasi Beban ditangguhkan)

31/12/08 Kas Rp 10.000.000


Sewa Diterima Dimuka Rp 1.250.000
Pendapatan Sewa Rp 11.250.000
(Mencatat Penerimaan sewa berkala dari lease)

Beban monitoring Rp 400.000


Kas Rp 400.000
(Mencatat pembayaran beban monitoring)

Beban Penyusutan Aktiva SGU Rp 7.800.000


Akumulasi Penyusutan Aktiva SGU Rp 7.800.000
(Mencatat penyusutan Aktiva SGU)

Amortisasi Biaya langsung Rp 450.000


Biaya langsung yang ditangguhkan Rp 450.000
(Mencatat Amortisasi Beban ditangguhkan)

Finance Leasse

Tingkat bunga yang diterapkan dalam perjanjian leasing biasanya adalah tingkat bunga Bank Komersial
dengan ditambah kelebihan ( Spread rate). Misalnya tingkat bunga kredit Bank Komersial 18% dan untuk
perjanjian leasing ditetapkan bunga kredit ybs dan ditambah Spread 3%. Berarti ingkat bunga yang
diperlakukan pada perjanjian leasing 21% ( 18% + 3%).

Perhitungan cicilan berkala :


C = HP – R
Fa
C = Cicilan berkala / priode
Hp = Harga kontrak leasing
R = Nilai residu aktiva leasing biasanya sama nilainya dengan uang jaminan.
Fa = Faktor Anuitas

Faktor Anuitas dapat dicari dengan rumus


1
Fa = (1 - -------------- )/r
(1 + r) n
r Tingkat bunga / priode dalam decimal
n Priode cicilan sewa guna usaha yang disepakati

Contoh 03 :

PT Bumi Indah menyewakan peralatan kepada PT.Bintang Terang mulai 02 Januari 2000. Kegiatan sewa
menyewa tersebut mempunyai ketentuan sbb

H. Arifin Ibrahim SE 08774379771 Hal: 24


Akuntansi Menengah Dua

 Jangka waktu sewa 5 tahun dengan syarat tidak dapat dibatalkan.


 Sewa diterima dibelakang setiap tanggal 31 Desember
 Jumlah sewa per tahun Rp 40.000.000.-
 Biaya pelaksanaan ditanggung oleh Leasse / penyewa
 Umur manfaat peralatan 5 tahun dengan nilai sisa nihil
 Bunga diperhitungkan adalah 12% per tahun.

Diminta :
Perhitungan yang dibuat Leassor dan Jurnalnya sampai tahun 2004

Jawab

Perhitungan yang dibuat Leassor


1
Fa = (1 - ------------ )/ 0,12 = 3,60477
(1+0,12)5

Dalam hal ini Harga Peralatan = 3.60477 x Rp 40.000.000 = Rp 144.190.800

Piutang Leasing = 5 x Rp 40.000.000 = Rp 200.000.000


Harga Perolehan Peralatan = Rp 144.190.800
Pendapatan leasing yang ditangguhkan = Rp 55.809.200

Priode 1
Piutang SGU sebelum Angsuran Rp 144.190.800
Bunga Priode 1= 12% x Rp 144.190.800 Rp 17.302.896,00
Pokok Priode 1 = Rp 40.000.000 – Rp 17.302.896,00 Rp 22.697.104,00
Saldo Pokok 1 = Rp 144.190.800 – Rp 22.697.104,00 Rp121.493.696,00

Priode 2
Saldo Pokok Rp 121.493.696,00
Bunga Priode 1 = 12% x Rp 121.493.696,00 = Rp 14.579.243,52
Pokok Priode 2 = Rp 40.000.000 – Rp 14.579.243,52 =Rp 25.420.756,48
Saldo Pokok = Rp 121.493.696,00 – Rp 25.420.756,48 = Rp 96.072.939,52
Begitu juga untuk Perhitungan priode ke 3, 4 dan ke 5

Dari perhitungan ini dapat dibuat Tabel Cicilan Leasing sbb:

Tanggal Jumlah yang Pokok Bunga Saldo


Penerimaan diterima Angsuran Pokok
02/01/2000 - - - 144.190.800,00
31/12/2000 40.000.000 22.697.104,00 17.302.896,00 121.493.696,00
31/12/2001 40.000.000 25.420.756,48 14.579.243,52 96.072.939,52
31/12/2002 40.000.000 28.471.247,26 11.528.752,74 67.601.692,26
31/12/2003 40.000.000 31.887.796,93 8.112.203,07 35.713.895,33
31/12/2004 40.000.000 35.714.332,56 4.285.667,44 437,23
Jumlah 200.000.000 144.190.800,00 55.809.200,00

Jurnal yang dibuat oleh Leassor

H. Arifin Ibrahim SE 08774379771 Hal: 25


Akuntansi Menengah Dua

02/01/2000
Peralatan Finance Leasse Rp 144.190.800
Kas Rp 144.190.800

Piutang SGU Rp 200.000.000


Aktiva SGU Rp 144.190.800
Pendapatan Leasing yang ditangguhkan Rp 55.809.200

31/12/2000
Kas Rp 40.000.000
Piutang SGU Rp 40.000.000

Pendapatan leasing yang ditangguhkan Rp 17.302.896


Pendapatan leasing Rp 17.302.896

31/12/2001
Kas Rp 40.000.000
Piutang SGU Rp 40.000.000

Pendapatan leasing yang ditangguhkan Rp 14.579.243,52


Pendapatan leasing Rp 14.579.243,52

31/12/2002
Kas Rp 40.000.000
Piutang SGU Rp 40.000.000

Pendapatan leasing yang ditangguhkan Rp 11.528.752,74


Pendapatan leasing Rp 11.528.752,74
31/12/2003
Kas Rp 40.000.000
Piutang SGU Rp 40.000.000

Pendapatan leasing yang ditangguhkan Rp 8.112.203,07


Pendapatan leasing Rp 8.112.203,07

31/12/2004
Kas Rp 40.000.000
Piutang SGU Rp 40.000.000

Pendapatan leasing yang ditangguhkan Rp 4.285.667,44


Pendapatan leasing Rp 4.285.667,44

Contoh 04

Dalam perjanjian Leasing antara PT Andalas (Leassor) dan PT Bangka Indah (Leasse) di sepakati harga
kontrak lease Rp 180.000.000.- Residu Rp 15.000.000.- Priode angsuran 6 bulanan selama 5 tahun. Bunga
15% per tahun. Jaminan Rp 15.000.000.- Umur Aktiva 6 tahun dengan metode penyusutan garis lurus.
Kontrak dimulai tanggal 31 Desember 2005 dan dibayar dibelakang. Selama priode leasing, Leassor
mengeluarkan biaya untuk untuk memonitor aktivanya Rp 500.000 per priode. Biaya yang ditanggung
oleh Leasse adalah biaya Asuransi Rp 9.000.000.- dan biaya Notaris Rp 3.000.000 untuk selama priode
leasing. Untuk mengoperasikan peralatannya PT Bangka Indah menanggung beban pemeliharaan dan
bahan bakar Rp 800.000 per priode

H. Arifin Ibrahim SE 08774379771 Hal: 26


Akuntansi Menengah Dua

Diminta : Perhitungan dan Jurnal untuk Leassor

Jawab
Perhitungan
1
Fa = (1 - ---------------------) = 6,8641
(1+0,075)10
------------------
0,075

Cicilan per priode : 180.000.000 – 15.000.000 = 24.038.111


6,8641

Jumlah Piutang Leasing = 10 x Rp 24.038.111 Rp 240.381.110


Harga Pokok Aktiva SGU :
180.000.000 – 15.000.000 (Jaminan) Rp 165.000.000
Pendapatan leasing yang ditangguhkan Rp 75.381.110
Leasing 5 tahun diangsur setiap 6 bulan. Jadi 5 x 2 = 10 x angsuran
15.000.000 adalah uang jaminan

Penyusutan per tahun :


180.000.000 – 15.000.000 (Residu) =Rp 27.500.000
6

Priode 1
Piutang SGU sebelum angsuran :
180.000.000 – 15.000.000 = Rp 165.000.000
Bunga Priode 1 7,5% x 165.000.000 Rp 12.375.000
Pokok Priode 1 24.038.111 – 12.375.000 Rp 11.663.111
Sisa Piutang SGU setelah Angsuran 1 :
165.000.000 – 11.663.111 = Rp 153.336.889

Jika dibuatkan Tabel nya sbb Perhitungan dengan tanpa angka dibelakang koma.

Priode Jumlah Angsuran Bunga Pokok Saldo Piutang


SGU
0 165.000.000
1 24.038.111 12.375.000 11.663.111 153.336.889
2 24.038.111 11.500.267 12.537.844 140.799.045
3 24.038.111 10.559.928 13.478.183 127.320.862
4 24.038.111 9.549.065 14.489.046 112.831.816
5 24.038.111 8.462.386 15.575.725 97.256.091
6 24.038.111 7.294.207 16.743.904 80.512.187
7 24.038.111 6.038.414 17.999.697 62.512.490
8 24.038.111 4.688.437 19.349.674 43.162.816
9 24.038.111 3.237.211 20.800.900 22.361.916
10 24.038.111 1.677.144 22.360.967 949

H. Arifin Ibrahim SE 08774379771 Hal: 27


Akuntansi Menengah Dua

Jumlah

Jurnal yang dibuat oleh Leassor 31/12/05


Piutang SGU 240.381.110
Kas 15.000.000
Aktiva SGU 180.000.000
Pendapatan leasing yg ditangguhkan 75.381.110

30/06/06 :
Kas 24.038.111
Piutang SGU 24.038.111

Pendapatan leasing yg ditangguhkan 12.375.000


Pendapatan leasing 12.375.000

Beban monitoring 500.000


Kas 500.000

31/12/06 :
Kas 24.038.111
Piutang SGU 24.038.111

Pendapatan leasing yg ditangguhkan 11.500.267


Pendapatan leasing 11.500.267

Beban monitoring 500.000


Kas 500.000

Beban penyusutan Aktiva SGU 27.500.000


Akum peny Aktiva SGU 27.500.000

30/06/07 :
Kas 24.038.111
Piutang SGU 24.038.111

Pendapatan leasing yg ditangguhkan 10.559.928


Pendapatan leasing 10.559.928

Beban monitoring 500.000


Kas 500.000

31/12/07 :
Kas 24.038.111
Piutang SGU 24.038.111

Pendapatan leasing yg ditangguhkan 9.549.065


Pendapatan leasing 9.549.065

Beban monitoring 500.000


Kas 500.000

Beban penyusutan Aktiva SGU 27.500.000


Akum peny Aktiva SGU 27.500.000

H. Arifin Ibrahim SE 08774379771 Hal: 28


Akuntansi Menengah Dua

SEWA LEASING DITERIMA DIMUKA

CONTOH
PT Bumi Indah menyewakan peralatan kepada PT.Bintang Terang mulai 02 Januari 2000. Kegiatan sewa
menyewa tersebut mempunyai ketentuan sbb
 Jangka waktu sewa 5 tahun dengan syarat tidak dapat dibatalkan.
 Sewa diterima dimuka setiap tanggal 31 Desember
 Jumlah sewa per tahun Rp 40.000.000.-
 Biaya pelaksanaan ditanggung oleh Leasse / penyewa
 Umur manfaat peralatan 5 tahun dengan nilai sisa nihil
 Bunga diperhitungkan adalah 12% per tahun.

Diminta :
Perhitungan yang dibuat Leassor dan Jurnalnya sampai tahun 2004

1
Fa = 1+(1 - -------------- )/r
H. Arifin Ibrahim SE 08774379771 Hal: 29
Akuntansi Menengah Dua

(1 + r) n-1
1
Fa = 1+(1 - -------------- )/0,12 = 4,03735
(1 +0,12) 5-1
HARGA PEROLEHAN PERALATAN =
40.000.000 X 4,03735 = Rp 161.494.000
PIUTANG USAHA = 5 X Rp 40.000.000 Rp 200.000.000.-
HARGA PEROLEHAN PERALATAN Rp 161.494.000.-
-------------------------
PENDAPATAN YG DITANGGUHKAN Rp 38.506.000

Dari perhitungan ini dapat dibuat Tabel Cicilan Leasing sbb:


Tanggal Jumlah yang Pokok Bunga Saldo
Penerimaan diterima Angsuran Pokok
02/01/2000 - - - 161.494.000,00
02/01/2000 40.000.000 40.000.000,00 121.494.000,00
02/01/2001 40.000.000 25.420.720,00 14.579.280,00 96.073.280,00
02/01/2002 40.000.000 28.471.206,40 11.528.793,60 67.602.073,60
02/01/2003 40.000.000 31.887.751,17 8.112.248,83 35.714.322,43
31/12/2004 40.000.000 35.714.281,30 4.285.718,70 41,13
Jumlah 200.000.000

BAB 7

DANA PENSIUN
Pengertian Dana Pensiun :
Lembaga atau badan hukum yang mengelola program pensiun yang dimaksudkan untuk memberikan
kesejahteraan kepada karyawan pada suatu perusahaan terutama yang sudah pensiun.

Tujuan :
- Pemberi Kerja :
a. Kewajiban moral
Perusahaan mempunyai kewajiban moral untuk memberikan rasa aman kepada karyawan pada
saat mencapai usia pensiun.
b. Loyalitas
Dengan diadakannya program pensiun, karyawan diharapkan akan mempunyai loyalitas terhadap
perusahaan.
c. Kompetisi pasar tenaga kerja
Program pensiun sebagai suatu bagian dari total kempensasi yang diberikan kepada karyawan,
dan diharapkan perusahaan akan memiliki daya saing dan nilai lebih.

- Karyawan :
a. Rasa aman

H. Arifin Ibrahim SE 08774379771 Hal: 30


Akuntansi Menengah Dua

Rasa aman karyawan terhadap masa yang akan datang.


b. Kompensasi yang lebih baik
Karyawan mempunyai tambahan kompensasi meskipun baru bisa dinikmati pada saat mencapai
usia pensiun/berhenti bekerja.

USIA PENSIUN
Usia pensiun pada prinsipnya adalah usia dimana peserta berhak mengajukan pensiun dan mendapatkan
manfaat pensiun.

Usia pensiun dapat dibedakan sbb. :


a. Pensiun Normal (Normal Retirement)
Usia paling rendah dimana karyawan berhak untuk pensiun tanpa perlu persetujuan dari pemberi
kerja dengan memperoleh manfaat pensiun penuh.
b. Pensiun Dipercepat (Early Retirement)
Program pensiun biasanya mengizinkan karyawan untuk pensiun lebih awal sebelum mencapai usia
pensiun normalnya.
c. Pensiun Ditunda (Deferred Retirement)
Beberapa pemberi kerja yang memiliki program pensiun memperkenankan pensiun ditunda, dan
biasanya dengan ketentuan bahwa pembayaran pensiun dimulai saat tanggal pensiun normal
meskipun yang bersangkutan tetap meneruskan bekerja dan memperoleh gaji dari perusahaan yang
bersangkutan.
d. Pensiun Cacat (Disable Retirement)
Pensiun cacat ini sebenarnya tidak berkaitan dengan usia peserta, akan tetapi karyawan yang
mengalami cacat dan dianggap tidak lagi cakap atau tidak mampu melaksanakan pekerjaan dan
berhak mendapatkan manfaat pensiun, manfaat pensiun dihitung berdasarkan manfaat pensiun
normal dan penghasilan dasar pensiun ditentukan pada saat peserta bersangkutan dinyatakan cacat.

SISTEM PEMBAYARAN MANFAAT


a. Pembayaran Secara Sekaligus (Lump Sum)
b. Pembayaran Secara Berkala (Anuitas)

PERATURAN DANA PENSIUN


- DANA PENSIUN
Untuk menghitung besarnya pensiun, maka gaji yang berhak diterima oleh karyawan peserta setiap
bulan ditetapkan sebagai penghasilan dasar pensiun.
- BESARNYA MANFAAT PENSIUN
a. Manfaat pensiun karyawan sebulan adalah sebanyak-banyaknya 75 % dan sekurang-kurangnya
50 % dari penghasilan dasar pensiun.
b. Besarnya manfaat pensiun janda/duda sebulan adalah 50 % dari pensiun peserta.
c. Besarnya manfaat pensiun anak yatim/piatu sebulan adalah 100% dari besarnya pensiun
janda/duda.
- IURAN PENSIUN
a. Setiap karyawan peserta wajib mengiur 5% dari penghasilan dasar pensiun setiap bulan.
b. Perusahaan mgiur 5 % dari total gaji karyawan peserta, ditambah dengan iuran untuk mengatur
dana yang seharusnya tersedia, atau berdasarkan perhitungan aktuaris.
c. Iuran dari karyawan dan pemberi kerja tersebut disetorkan kepada Dana Pensiun.

- HAK SEBELUM MENCAPAI USIA PENSIUN


a. Perserta yang berhenti berkerja atau meninggal dunia sebelum mencapai usia pensiun dan
memiliki masa kepesertaan pensiun kurang dari 5 (lima) tahun misalnya, berhak atas iurannya
sendiri ditambah bunga dan dapat dibayarkan sekaligus.

H. Arifin Ibrahim SE 08774379771 Hal: 31


Akuntansi Menengah Dua

b. Perserta yang berhenti berkerja atau meninggal dunia sebelum mencapai usia pensiun dan
memiliki masa kepesertaan sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun misalnya, berhak atas iurannya
sendiri dan iuran perusahaan ditambah bunga.

- KEKAYAAN DANA PENSIUN


a. Iuran peserta dan pemberi kerja
b. Hasil investasi
c. Pengalihan dana dari dana pensiun lain.

JENIS PROGRAM PENSIUN

- PROGRAM PENSIUN MANFAAT PASTI


(Dedined Benefit Plan)

Program pensiun yang memberikan formula tertentu atas manfaat yang akan diterima karyawan
pada saat mencapai usia pensiun. Atas dasar formula manfaat tersebut besarnya iuran yang
diperlukan dihitung oleh aktuaris. Perbandingan iuran karyawan dan pemberi kerja bervariasi
tergantung kesepakatan yang dicapai, namun pada umumnya iuran pemberi kerja lebih besar dari
iuran karyawan.

Kelebihan :
a. Lebih menekankan pada hasil akhir.
b. Suatu manfaat ditentukan terlebih dahulu mengingat manfaat dikaitkan dengan gaji
karyawan.
c. Dapat mengakomodasi masa kerja yang telah dilalui karyawan apabila program pensiun
dibentuk lebih jauh setelah perusahaan berjalan.
d. Karyawan lebih dapat menentukan besarnya manfaat yang akan diterima pada saat mencapai
usia pensiun.

Kelemahan :
Perusahaan menanggung resiko atas kekurangan dan apabila hasil investasi tidak mencukupi.

-
- PROGRAM PENSIUN IURAN PASTI
(Benefit Contribution Pension Plan)

Program pensiun yang menetapkan besarnya iuran karyawan dan perusahaan (pemberi kerja).
Sedangkan benefit yang akan diterima karyawan dihitung berdasarkan akumulasi iuran ditambah
dengan hasil pengembangan atau investasinya.

Kelebihan :
a. Pendanaan (biaya/iuran) dari perusahaan lebih dapat dihitung atau diperkirakan.
b. Karyawan dapat memperhitungkan besarnya iuran yang dilakukan setiap tahunnya.

Kelemahan :
a. Penghasilan pada saat mencapai usia pensiun lebih sulit untuk diperkirakan .
b. Karyawan menanggung resiko atas ketidakberhasilan investasi.

H. Arifin Ibrahim SE 08774379771 Hal: 32


Akuntansi Menengah Dua

BAB 8

AYAT JURNAL KOREKSI


CORECTING JOURNAL ENTRIES

Dalam kegiatan sehari-hari yang begitu banyak, maka kemungkinan terjadi kesalahan dalam pencatatan
akuntansi yang dilakukan oleh petugas pembukuan. Kesalahan tersebut tidak dilakukan dengan sengaja,
tetapi yang jelas tidak disengaja.
Kesalahan pencatatan tersebut dapat diketahui pada hari itu juga arau mungkin pada hari-hari berikunya.

Kesalahan yang terjadi bisa disebabkan :


1. Salah menulis perkiraan.
2. Salah menulis angka
3. Lupa mencatat transaksi

Cara pembetulan atas kesalahan yang terjadi.


 Jurnal yang salah dihapus (yaitu dengan cara membalik jurnal yang salah)
 Mencatat jurnal yang benar

Contoh:
1. Dibeli perlengkapan secara kredit dari toko Budi Rp 250.000. tercatat ke perkiraan Peralatan

H. Arifin Ibrahim SE 08774379771 Hal: 33


Akuntansi Menengah Dua

Yang salah :

Peralatan 250.000
Utang 250.000
Dibalik

Utang 250.000
Peralatan 250.000

Yang benar

Perlengkapan 250.000
Utang 250.000

2. Dibeli barang dagangan secara tunai dari EKO Rp 500.000.- dijurnal


Pembelian 550.000
Utang 550.000

Dibalik

Utang 550.000
Pembelian 550.000

Yang benar

Pembelian 500.000
Cash 500.000

Soal Latihan
1. Penjualan barang dagangan secara kredit kepada Edi Rp 850.000.-tercatat sebagai penjualan
tunai
2. Pembelian Peralatan dari toko Yani tunai Rp 110.000.-tercatat pada perkiraan Perlengkapan Rp
100.000.-
3. Pembelian sebidang tanah dari Yeni secara tunai Rp 2.500.000,- tercatat sebagai pembelian
barang dagangan dengan uang muka Rp 500.000. kekurangannya diangsur 2 kali
4. Diterima uang dari debitur Rp 760.000.-tercatat sebagai penerimaan atas penjualan barang
secara tunai.
5. Dibayar Hutang Rp 510.000 dicatat sebagai penerimaan Piutang Rp 150.000.
6. Penjualan Perlengkapan secara tunai Rp 120.000 tercatat dijurnal sebagai
Peralatan Rp 120.000
Hutang Rp 120.000

H. Arifin Ibrahim SE 08774379771 Hal: 34


Akuntansi Menengah Dua

BAB 9

KURS VALUTA ASING


NILAI TUKAR VALAS

 NILAI TUKAR TETAP – Kebijakan untuk memberlakukan kurs yang seragam dan nilainya
ditetapkan oleh pemerintah untuk semua transaksi valas. Pemerintah mempunyai otoritas unuk
menentukan nilai tukar secara sepihak dan pelaksanaannya boleh dipaksakan
 NILAI TUKAR BERGANDA – Kebijakan pemerintah untuk memberlakukan beberapa nilai tukar
(kurs) yang berbeda-beda terhadap transaksi valas.
 NILAI TUKAR MENGAMBANG – Kebijakan untuk menyerahkan nilai tukar valas kepada harga
pasar yang sesuai dengan hukum permintaan dan penawaran.

JENIS MATA UANG ASING

"Nama Negara" "Nama Mata Uang" "Nama Negara" : "Nama Mata Uang"

H. Arifin Ibrahim SE 08774379771 Hal: 35


Amerika Serikat : Dollar Muangthai : Bath
Australia : Dollar Myanmar : Kyat
Belanda : Gulden New Zealand : Dollar
Belgia : Franc Norwegia : Kroon
Brunei Darussalam : Dollar Oman : Rial
Canada : Dollar Pakistan : Rupee
Cina : Yuan Papua Nugini : Kina
Emirat Arab : Dirham Perancis : Franc
Filipina : Peso Portugal : Escudo
India : Rupee Qatar : Riyal
Irak : Kuwait Dinar Rusia : Rubel / Ruble / Rouble
Iran : Real Saudia Arabia : Riyal
Italia : Lire Singapura : Dollar
Jepang : Yen Spanyol : Peseta
Jerman : Deutsche Mark Srilanka : Rupee
Kamboja : Riel Swiss : Franc
Korea Selatan. /Utara: Won Taiwan : Dollar
Malaysia : Ringgit Thailand : Baht
Mesir : Pound Vietnam : Dong

Perubahan :
Negara-negara di Eropa menggunakan mata Euro mulai tahun 1999 (transaksi uang giral) dan 2002
(transaksi mata uang fisik / kartal). Daftar negara yang menggunakan Euro sebagai mata uang yaitu :

1. Italia 8. Finlandia 15. Siprus


2. Perancis 9. Belgia 16. Vatikan
3. Belanda 10. Jerman 17. Andorra
4. Portugal 11. Yunani 18. Monako
5. Irlandia 12. Spanyol 19. San Marino
6. Luxemburg 13. Slovenia
7. Austria 14. Malta

Negara Montenegro dan Kosovo diperbolehkan memakai Euro sebagai mata uang di negaranya

KURS BELI - adalah harga yang diberlakukan oleh Bank atau money changer pada saat dia membeli
mata uang luar negeri
KURS JUAL – saat Bank menjual mata uang luar negeri

Contoh :

Tn Hamid 15 Jan 2004 berkunjung ke India dan memiliki uang tunai Rp 34.850.000.- Kurs yang
berlaku saat itu Beli Rp 198 dan Jual Rp 205. Biaya perjalanan adalah
AKUNTANSI MENENGAH 2

Transport Jakarta – India 19.500 rupee


Penginapan 26.000 rupee
Belanja 15.700 rupee
Transport India – Jkt 19.650 rupee
Tgl 25 September ia pulang ke Indonesia. Sisa rupee ditukarkan ke rupiah. Kurs beli Rp 202 dan Jual
Rp 210.
 Berapa rupee jumlah uang didapat saat mau ke India
 Berapa rupiahkan sisa uang nya sesampai di Jakarta

Jawab
Jumlah rupee yg diterima = 34.850.000/205= 170.000 rupee
Transport ke India 19.500 rupee
Penginapan 26.000 rupee
Belanja 15.700 rupee
Transport India – Jkt 19.650 rupee
Total 80.850 rupee
Sisa 89.150 rupee

89.150 rupee x 202 = Rp 18.008.300

Lagi mikir

H.Arifin Ibrahim SE 087774379771 38

Anda mungkin juga menyukai