Analisis Standar Belanja (ASB) adalah pedoman yang digunakan untuk menganalisis
kewajaran beban kerja dan belanja setiap program atau kegiatan yang akan dilaksanakan
oleh suatu Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dalam satu tahun anggaran. ASB
merupakan suatu pendekatan yang digunakan oleh Tim Anggaran Pemerintah Daerah
(TAPD) untuk mengevaluasi usulan program, kegiatan, dan anggaran setiap SKPD dengan
cara menganalisis kewajaran beban kerja dan belanja dari setiap usulan program atau
kegiatan yang bersangkutan. Penilaian kewajaran beban kerja usulan program atau
kegiatan terkait dengan kebijakan anggaran, komponen dan tingkat pelayanan yang akan
dicapai, jangka waktu pelaksanaan, serta kapasitas satuan kerja untuk melaksanakannya.
Beban kerja program atau kegiatan yang diusulkan SKPD dapat dinilai kewajarannya
berdasarkan pertimbangan sebagai berikut :
Kaitan logis antara program atau kegiatan yang di usulkan dengan strategi dan
prioritas APBD;
Kesesuaian antara program atau kegiatan yang diusulkan dengan tugas pokok dan
fungsi satuan kerja yang bersangkutan;
Kapasitas SKPD yang bersangkutan untuk melaksanakan program atau kegiatan pada
tingkat pencapaian yang diinginkan dan dalam jangka waktu satu tahun anggaran.
Anda diminta untuk menyusun Analisis Standar Belanja (ASB) dengan metode regresi
sederhana. Dibawah ini adalah hasil dari tahap penyetaraan kegiatan yang didapat dari
data perencanaan anggaran berdasarkan Kebijakan Umum APBD (KUA) dan Prioritas dan
Plafon Anggaran (PPA) tahun 2017 di Dinas Lingkungan Hidup Pemerintah Kabupaten
ASP POLSRI, dan data Daftar Pelaksanaan Anggaran (DPA) pada masing-masing
kegiatan di Dinas Lingkungan Hidup Pemerintah Kabupaten ASP POLSRI pada Program
Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup.
No Kegiatan Jumlah Anggaran
Adapun perincian objek belanja berdasarkan kegiatan yang dilakukan pada masing-
masing kegiatan adalah sebagai berikut :
Anggaran
No. Objek Anggaran Belanja
(Rupiah)
1 Honorarium PNS 3,150,000.
2 Uang Lembur PNS 676,000.
3 Belanja ATK 1,677,500.
4 Belanja Perangko, Materai dan Benda Pos 900,000.
5 Belanja Penggandaan 5,671,500.
6 Belanja Sewa 1,650,000.
7 Belanja Makanan dan Minuman Rapat 22,860,000.
8 Belanja Perjalanan Dinas Dalam Daerah 4,015,000.
9 Belanja Perjalanan Dinas Luar Daerah 9,400,000.
JUMLAH 50,000,000.
Anggaran
No. Objek Anggaran Belanja
(Rupiah)
1 Honorarium PNS 8,100,000.
2 Uang Lembur PNS 3,616,000.
3 Belanja ATK 417,600.
4 Blj. Perangko, Materai dan Benda Pos 660,000.
5 Belanja Penggandaan 1,451,400.
6 Belanja Makanan dan Minuman Rapat 9,375,000.
7 Belanja Perjalanan Dinas Dalam Daerah 5,780,000.
8 Belanja Perjalanan Dinas Luar Daerah 20,600,000.
JUMLAH 50,000,000.
Anggaran
No. Objek Anggaran Belanja
(Rupiah)
1 Honorarium PNS 5,800,000
2 Uang Lembur PNS 9,324,000
3 Belanja ATK 2,163,500
4 Blj. Perangko, Materai dan Benda Pos 450,000
5 Belanja Penggandaan 900,000
6 Belanja Makanan dan Minuman Rapat 2,812,500
7 Belanja Perjalanan Dinas Dalam Daerah 3,800,000
8 Belanja Perjalanan Dinas Luar Daerah 4,750,000
9 Belanja Modal 10,000,000
JUMLAH 40,000,000
Tabel 5. Perincian Anggaran Koordinasi penyusunan AMDAL
Anggaran
No. Objek Anggaran Belanja
(Rupiah)
1 Honorarium PNS 65,050,000
2 Uang Lembur PNS 4,068,000
3 Belanja ATK 1,624,100
4 Belanja Perangko, Materai dan Benda Pos 870,000
5 Belanja Penggandaan 4,970,400
6 Belanja Makanan dan Minuman Rapat 13,612,500
7 Belanja Perjalanan Dinas Dalam Daerah 11,430,000
8 Belanja Perjalanan Dinas Luar Daerah 38,375,000
JUMLAH 140,000,000
Dari hasil analisis data, yang menjadi output dari kegiatan koordinasi adalah Orang
Kali (OK), sedangkan yang menjadi cost driver dari kegiatan koordinasi adalah jumlah
peserta dan frekwensi koordinasi, seperti yang dijelaskan pada table 6 berikut ini :