Anda di halaman 1dari 11

RMK SAP 3 AKUNTANSI PERBANKAN DAN LPD

AKUNTANSI UNIT DEPOSITO DAN TABUNGAN


PERTEMUAN KE-3

Oleh:
Kelompok 4
1. Ni Wayan Yantiari NIM. 1607532029 / 03 (…………)
2. Ade Surya Indrawan NIM. 1607532031 / 04 (…………)
3. Clara Yunneke Tanadi NIM. 1607532037 / 05 (…………)
4. Ni Wayan Ardyanti NIM. 1607532101 / 29 (…………)
5. Ni Putu Lia Sumertiasih NIM. 1607532108 / 35 (…………)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2018/2019
AKUNTANSI UNIT DEPOSITO DAN TABUNGAN

0
Deposito merupakan Merupakan simpanan masyarakat atau pihak ketiga yang
penarikannya dapat dilakukan pada waktu tertentu menurut perjanjian antara
penyimpanan dengan bank yang bersangkutan.

3.1. DEPOSITO BERJANGKA

Pembukaan Deposito. Untuk membuka deposito, deposan dapat menggunakan


setoran tunai, dengan cek, bilyet giro, bukti transfer masuk, wesel, atau warkat
lain yang disepakati bank. Contoh: 31 Mei 2017 Reni membuka deposito
berjangka di Bank Mitra Niaga Semarang dengan nominal Rp 50.000.000, bunga
18% pa, jangka waktu 3 bulan. Untuk itu Reni menyerahkan bilyet giro atas nama
Reni Rp 20.000.000, Cek Bank Mitra Niaga Semarang yang ditarik oleh Sinta
Sebesar Rp 10.000.000, transfer masuk dari Bank Mitra Niaga Cabang Bandung
Rp 10.000.000 dan kekurangannya dibayar tunai. Pajak bunga 15%. Pencatatan
transaksi ini adalah

Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)


31 Mei Dr. Giro Reni 20.000.000
2017 Dr. Giro Sinta 10.000.000
Dr. RAK. Cabang Bandung
Dr. Kas 10.000.000
Cr. Deposito Berjangka
10.000.000
50.000.000
Bunga Deposito Berjangka. Misalnya deposito dibuka tanggal 31 Januari,
maka jatuh tempo bunga tanggal 28 Februari atau 29 Februari, 31 Maret, 30
Apil, dan seterusnya. Tetapi kalau deposito dibuka tidak pada tanggal akhir
bulan, maka jatuh tempo bunga akan sama dengan tanggal pembukaan
deposito. Contoh deposito dibuka tanggal 15 Januari untuk 3 bulan, maka
jatuh tempo bunga pada tanggal 15 Februari, 15 Maret, dan 15 April.
Contoh: Dengan merujuk pada contoh di atas, dengan asumsi deposan
mengambil bunga deposito setiap tanggal 5 dan pajak bunga 15%
dibayarkan setiap tanggal 10 kepada kantor kas negara, maka pencatatan
dan perhitungan bunganya adalah sebagai berikut:

Keterangan Tgl Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)


Bunga ke-1 30 Dr. Biaya Bunga 750.000
Juni Cr. Bunga DB
Harus Dibayar
750.000

1
Penarikan 5 Dr. Bunga DB Harus 750.000
Bunga Juni Dibayar
Cr. Hutang PPh
Cr. Kas/Giro 112.500
637.500
Pelimpahan 10 Dr. Hutang PPh 112.500
Pajak Juni Cr. Giro Kantor
Kas Negara
112.500

Keterangan Tgl Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)


Bunga ke-2 31 Juli Dr. Biaya Bunga 750.000
Cr. Bunga DB
Harus Dibayar
750.000
Penarikan 5 Juli Dr. Bunga DB Harus
Bunga Dibayar 750.000
Cr. Hutang PPh
Cr. Kas/Giro 112.500
637.500
Pelimpahan 10 Juli Dr. Hutang PPh 112.500
Pajak Cr. Giro Kantor
Kas Negara
112.500
Bunga ke-3 dan 31 Dr. Biaya Bunga 750.000
Jatuh Tempo Agustus Cr. Bunga DB
Perpanj. Harus Dibayar
Deposito 750.000
Dr. Deposito Berjangka
Reni
Cr. Deposito 50.000.000
Berjangka Tlh Jth
Tempo

50.000.000
Penarikan 5 Agustus Dr. Bunga DB Harus 750.000
Bunga dan Dibayar
Deposito Dr. DB Berjangka Tlh Jth
Tempo 50.000.000
Cr. Hutang PPh
Cr. Kas 112.500
50.367.500
Pelimpahan 10 Dr. Hutang PPh 112.500
Pajak Agustus Cr. Giro Kantor
Kas Negara
112.500
Pencatatan Deposito Jatuh Tempo. Pada contoh di atas dinyatakan bahwa
penarikan bunga dilakukan setiap tanggal 5 dengan demikian bank akan
memberikan bunga dua kali yaitu saat jatuh tempo dan saat penarikan bunga. Hal
ini sampai dengan jatuh tempo deposito. Pada kasus ini bank juga harus
membukukan dua kali yaitu saat jatuh tempo dan saat deposito ditarik.

2
Keterangan Tgl Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)
Penarikan 31/8- Dr. Deposito Berjangka 50.000.000
Bunga dan 2017 Dr. Biaya Bunga 750.000
Deposito Cr. Kas 50.637.500
Cr. Hiutang PPh 112.500
Asumsi bunga pada bulan ke-1 dan ke-2 telah ditarik nasabah.

Perpanjangan Deposito Berjangka Antarkantor Cabang. Deposito yang telah


jatuh tempo bisa diperpanjang dengan dua cara yaitu:

a) Perpanjangan Otomatis (Automatic Rollover). Perpanjangan ini


dilakukan karena permintaan deposan yang sudah dibuat atau
diperjanjikan pada saat pembukaan deposito.
b) Perpanjangan Biasa. Perpanjangan ini terjadi bila ada kesepakatan antara
bank dengan deposan di kemudian hari saat jatuh tempo.
Contoh: kalau deposito atas nama Reni diperpanjang saat jatuh tempo (31/8-2017),
maka bank akan mencatat:

Dr. Deposito Berjangka Rp 50.000.000


(Lama)
Cr. Deposito (Baru) Rp 50.000.000
Penarikan Deposito Berjangka Sebelum Jatuh Tempo. Penarikan deposito
sebelum jatuh tempo dapat mengganggu likuiditas bank, sebab idealnya bank akan
menyiapkan dana untuk membayarkan sesuai dengan jadwal pembayaran. Bank
umum akan mengenakan penalty apabila deposan ditarik sebelum jatuh tempo.
Secara umum penalty memiliki kebijakan-kebijakan yaitu:
a) Penalty dihitung sekian persen tertentu dari bunga sebelum pajak.
b) Penalty dihitung sekian persen tertentu dari bunga setelah pajak.
c) Penalty dihitung sekian persen tertentu dari nominal deposito.
Perpindahan Deposito Berjangka Antar Kantor Cabang. Deposito yang telah
dibuka di cabang bank tertentu dapat dipindahkan ke cabang bank yang sama di
kota lain. Perpindahan ini menimbulkan hubungan rekening antar kantor. Di
samping itu harus ada alokasi beban bunga yang sudah berjalan. Alokasi beban
bunga dapat diperhitungkan secara prorate berdasarkan lamanya pengendapan
deposito suatu cabang.

3.2. SERTIFIKAT DEPOSITO


Sertifikat deposito pada prinsipnya sama dengan deposito berjangka yaitu
simpaan dana pihak ketiga/masyarakat dan terikat oleh jangka waktu (fixed time).

3
Perbedaannya adalah sertifikat deposito diterbitkan atas unjuk (pembawa),
sedangkan deposito berjangka diterbitkan atas tunjuk (nama). Sebagai deposito
yang diterbitkan atas pembawa berarti siapa saja boleh menarik sertifikat deposito
selama bisa menunjukkan sertifikat deposito tersebut kepada bank penerbit.
Perbedaan yang lain dengan deposito berjangka adalah bahwa bunga sertifikat
deposito pada saat membuka deposit tersebut hanya membayar sebesar nilai tunai
sertifikat deposito ditambah sejumlah pajak bunga yang diperhitungkan di muka.
Walaupun demikian pencatatan serifikat deposito tetap sebesar nilai nominalnya.
Nilai tunai sertifikat deposito ditentukan dengan rumus:

Keterangan:
NilaiPTunai Sertifikat
= nilai nominalDeposito
sertifikat=deposito
i = tingkat suku bunga sertifikat deposito
t = jangka waktu (dalam hari)
Contoh:
Tanggal 1 Mei 2017 Diana membeli sertifikat Deposito seri A sebanyak 10 lembar @
Rp. 10.000.000 secara tunai pada Bank Mitra Niaga Semarang. Jangk waktu 3 bulan
dengan suku bunga 20% pa. Pajak bunga 15%

No. Keterangan Jumlah


1. Noinasi Sertifikat Deposito 100.000.000
2. Nilai Tunai= (Rp100.000.000 x 360) / (360 + (0,20 x 90) 95.238.095
3. Bunga Dibayar di Muka (Diskonto) 4.761.905
4. Pajak Bunga = 15% x Rp 4.761.905 714.286
5. Bunga bersih yang Dibayar oleh Bank 4.047.619
Berdasarkan perhitungan tersebut, maka dapat diketahui jumlah yang hrus dibayarkan
ke bank oleh deposan untuk membuka sertifikiat deposito tersebut, yaitu Rp100.000.000
– Rp4.047.619 = Rp95.952.381. jurnal transaksi ini adalah:

Keterangan Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)


1/5/2017 Dr. Kas 95.952.381
Penerbitan Dr. Biaya Bunga Dibayar
4.761.905
Sertifikat di Muka
Deposito Cr. Hutang PPh 714.286
Cr. Sertifikat Deposito 100.000.000

1/6/2017 Dr. Biaya Bunga 1.597.302


Amortisasi
Cr. Biaya Bunga
Bunga 1.587.302
Dibayar di Muka

1/7/2017 Dr. Biaya Bunga 1.587.302


Amortisasi
Cr. Biaya Bunga
Bunga 1.587.302
Dibayar di Muka

4
Amortisasi 1/8/2017 Dr. Biaya Bunga 1.587.302
Dr. Sertifikat Deposito 100.000.000
Bunga dan
Cr. Biaya Bunga Dibaya
Penarikan 1.587.302
di Muka
Sertifikat
Cr. Kas/Giro Diana 100.000.000
Deposito
3.3. PENCATATAN TRANSAKSI TABUNGAN
Setiap setoran tabungan akan dicatat sebesar nilai nominal setoran dan
selanjutnya disajikan sebesar nilai kewajiban. Nilai kewajiban adalah saldo
tambahan bunga yang diperhitungkan dikurangi pajak. Setiap bunga yang
diperhitungkan dikreditkan ke rekening tabungan. Untuk setor tabungan, seorang
penabung bisa menggunakan uang tunai, warkat, transfer masuk, dan sebagainya
yang disetujui bank. Setoran menggunakan warkat atau surat berharga lain bisa
dikreditkan ke tabungan kalau warkat itu sudah efektif. Artinya bisa diungkapkan
saat itu.
Contoh:
Tanggal 1 Mei 2017 Mas Rangga membuka tabungan prima pada Bank
Duta Prima Semarang dengan setoran berupa uang tunai Rp 1.000.000,
wesel yang telah jatuh tempo dan telah diendos oleh Bank Maxi Cabang
Cilacap sebesar Rp5000.000, cek BNI Semarang Rp 10.000.000. Inkaso dan
kliring terhadap warkat tersebut dinyatakan berhasil pada tanggal 1 Mei
2017. Biaya ingkaso Rp 50.000, biaya mateai untuk surat kuasa Rp 10.000.
Maka jurnal pada tanggal 1 Mei 2017 adalah:

Terima Warkat Ingkaso Dr. RAR. Warket Ingakaso Diterima 5.000.0000


Ingkaso Berhasil Cr. RAR. Warkat Inkasi Diterima 5.000.000

Catat ke Tabungan Dr. RAK.Cabang Cilacap 5.000.000


Dr. Giro BI 10.000.000
Dr. Kas 1.000.000
Cr. Pendapat Ingkaso 50.000
Cr. Bea Mateai 10.000
Cr. Tab. Prima-Mas Rangga 15.940.000
Penyetoran tabungan tidak hanya bisa dilakukan pada bank tempat penabung
membuka tabungan, namun bisa dilakukan di kantor cabang lain. Bila ini yang terjadi
maka akan dicatat pada Rekening Antar Kantor (RAK). Contoh: Mas Rangga setor tunai
untuk menabung pada tanggal 5 Mei 2017 sebesar Rp 10.000.000 dari cabang Cirebon.
Pencatatannya adalah:
Di Cab. Semarang Dr. RAK Cabang Cirebon 10.000.000
Cr. Tabungan Prima 10.000.000

5
Di Cab. Cirebon Dr. Kas 10.000.000
Cr. RAK Cabang Semarang 10.000.000
3.4. PENARIKAN TABUNGAN
Penarikan tabungan hanya bisa dilakukan secara tunai di setiap couter-
counter cabang bank yang bersangkutan atau dengan menggunakan alat tertentu
berupa kartu ATM. Penarikan di cabang lain umumnya dibatasii maksimum
plafond penarikannya, sedangkan di cabang tempat membuka tabungan bahwa
penarikan diijinkan sampai tabungan bersaldo minimal. Kartu ATM merupakan
kartu tunai (cash card) yang hanya bisa digunakan untuk penarikan tunai di setiap
tempat yang tersedia Automatic Teller Machine (ATM). Penarikan di cabang lain
akan dicatat pada Rekening Antar Kantor (RAK).
Contoh:
10/5-2017 Mas Rangga mencairkan tabungan di cabang Semarang Rp
10.000.000
25/5-2017 Mas Rangga mencairkan tabungan di cabang Surabaya sebesar Rp
15.000.000
Pencatatan transaksi ini dapat ditunjukkan baik di cabang Semarang maupun
di cabang Surabaya sebagai berikut:

Di Cab.Semarang 10/5/2017 Dr. Tabungan Prima 10.000.000


Cr. Kas 10.000.000

25/5-2017 Dr. Tabungan Prima 15.000.000


Cr. RAK. Cab. 15.000.000

Di Cab. Surabaya 25/5-2017 Dr. RAK. Cab. Semarang 15.000.000


Cr. Kas 15.000.000
Daftar Mutasi Tabungan Prima a/n Mas Rangga
Tanggal Keterangan Debit Kredit Saldo
1/5/2017 Setor Pembukaan 15.940.000 15.940.000
5/5/2017 Setor dari Cab. Cirebon 10.000.000 10.000.000
10/5/2017 Penarikan Tunai 10.000.000 15.940.000
25/5/2017 Penarikan Tunai di Cab. SBY 15.000.000 940.000
3.5. BUNGA TABUNGAN DAN PERHITUNGANNYA
Secara umum, ada tiga metode perhitungan yang diterapkan bank terhadap
bunga tabungan nasabahnya:
1. Berdasarkan saldo terendah
Dalam perhitungan ini, bunga tabungan akan dihitung berdasarkan jumlah
saldo terendah yang terjadi pada bulan laporan, di mana jumlah saldo tersebutlah
yang akan digunakan sebagai acuan dalam perhitungan bunga.
Contoh:

6
Tanggal Keterangan Debet Kredit Saldo
01/06/2016 Saldo Awal 10.000.000 10.000.000
06/06/2016 Setoran Tunai 7.000.000 17.000.000
10/06/2016 Setoran Tunai 5.000.000 22.000.000
15/06/2016 Penarikan 10.000.000 12.000.000
Tunai
21/06/2016 Penarikan 1.000.000 11.000.000
Tunai
29/06/2016 Setoran Tunai 5.000.000 16.000.000
Umpamanya Bunga tabungan yang berlaku adalah 5% per tahun.

Maka perhitungan bunga = (Jumlah saldo terendah x suku bunga x jumlah


hari pd bulan laporan) / Jumlah hari dalam 1 tahun

Berdasarkan tabel di atas, saldo terendah yang terdapat dalam tabungan


tersebut adalah Rp 10.000.000,-
Cara perhitungan:
Bunga tabungan: Rp. 10.000.000,- x 5% x 30 / 365 = Rp. 41.096,-
(Pendapatan bunga sebelum Pajak)
Pajak Bunga tabungan tersebut: 20% x Rp 41.096 = Rp. 8.219,-
Jadi, Bunga yang diterima oleh nasabah: Rp. 41.096 – Rp. 8.219 = Rp.
32.877,-
2. Berdasarkan saldo rata-rata
Perhitungan bunga dengan menggunakan metode ini didasarkan pada rata-
rata saldo harian pada bulan berjalan, sehingga nilai rata-rata tersebut yang akan
dijadikan acuan dalam perhitungan bunga.
Contoh:

Tanggal Keterangan Debet Kredit Saldo


01/06/2016 Saldo Awal 10.000.000 10.000.000

06/06/2016 Setoran Tunai 7.000.000 17.000.000


10/06/2016 Setoran Tunai 5.000.000 22.000.000
15/06/2016 Penarikan Tunai 10.000.000 12.000.000
21/06/2016 Penarikan Tunai 1.000.000 11.000.000
29/06/2016 Setoran Tunai 5.000.000 16.000.000
Umpamanya Bunga tabungan yang berlaku adalah sebesar 5%.

Maka perhitungan bunga = (Saldo rata-rata harian x suku bunga x jumlah hari
pada bulan berjalan) / Jumlah hari dalam 1 tahun

Menghitung saldo rata-rata harian:


10.000.000 x 5 hari (tgl 1-5) = 50.000.000
17.000.000 x 4 hari (tgl 6-9) = 68.000.000
22.000.000 x 5 hari (tgl 10-14) = 110.000.000

7
12.000.000 x 7 hari (tgl 15-21) = 84.000.000
11.000.000 x 7 hari (tgl 22-28) = 77.000.000
16.000.000 x 2 hari (tgl 29-30) = 32.000.000
Jumlah = 421.000.000
Saldo rata-rata harian : 421.000.000 / 30 = 14.033.333
Bunga : (14.033.333 x 5% x 30) / 365 = Rp 57.671,-
(pendapatan bunga sebelum Pajak).
Pajak bunga tabungan: 20% x Rp 57.671,- = Rp 11.534,-
Maka bunga tabungan yang diterima oleh nasabah: Rp 57.671 – Rp
11.534 = Rp 46.137,
3. Berdasarkan saldo harian
Perhitungan bunga dengan menggunakan metode ini akan didasarkan pada
besarnya saldo harian pada bulan berjalan, sehingga dasar perhitungannya
mempertimbangkan saldo tabungan setiap harinya.
Contoh:

Tanggal Keterangan Debet Kredit Saldo


01/06/2016 Saldo Awal 10.000.000 10.000.000
06/06/2016 Setoran Tunai 7.000.000 17.000.000
10/06/2016 Setoran Tunai 5.000.000 22.000.000
15/06/2016 Penarikan Tunai 10.000.000 12.000.000
21/06/2016 Penarikan Tunai 1.000.000 11.000.000
29/06/2016 Setoran Tunai 5.000.000 16.000.000
Umpamanya Bunga tabungan yang berlaku adalah sebesar 5%.

Maka perhitungan bunga = (Saldo harian x suku bunga x jumlah hari pada
bulan berjalan) / Jumlah hari dalam 1 tahun.
Bunga yang diterima:
Tanggal Saldo Jumlah Hari Bunga Harian
1-5 10.000.000 5 10.000.000 x 5% x (5 /
365) = 6.849
6-9 15.000.000 4 17.000.000 x 5% x (4 /
365) = 9.315
10-14 22.000.000 5 22.000.000 x 5% x (5 /
365) = 15.068
15-21 12.000.000 7 12.000.000 x 5% x (7 /
365) = 11.507
22-28 11.000.000 7 11.000.000 x 5% x (7 /
365) = 10.548
29-30 14.000.000 2 16.000.000 x 5% x (2 /
365) = 4.384
Jumlah bunga selama bulan Juni adalah sebesar: Rp 57.671
(Pendapatan bunga sebelum Pajak)

8
Pajak bunga tabungan: 20% x Rp 57.671 = Rp 11.534,-
Jadi bunga tabungan yang diterima oleh nasabah: Rp 57.671 – Rp
11.534 = Rp 46.137,-
3.6. HADIAH UNTUK PENABUNG
Bank sering menyelenggarakan tabungan berhadiah. Hadiah yang diberikan
ini dalam pandangan akuntansi dicatat sebagai biaya. Biaya ini umumnya
diperhitungkan proporsional dengan kemampuan suatu cabang dalam
menghimpun dana melalui tabungan. Kemampuan itu tercermin dari posisi saldo
tabungan di neraca bank. Total biaya hadiah ditentukan sekian persen dari total
dana tabungan yang dihimpun dari seluruh cabang (termasuk kantor pusat)
ditambah sumbangan untuk sosial melalui pemerintah dan pajak undian. Pajak
undian ini adalah pajak yang ditanggung bank. Nilai hadiah undian sebelum
sumbangan sosial berkisar antara 0,1% hingga 0,5% dari posisi saldo tabungan
bank yang bersangkutan. Sumbangan sosial sekitar 10% dan pajak undian sekitar
25%. Bila dalam undian terdapat penabung yang memenangkan hadiah, maka
cabang akan mendebet Rekening Antar Kantor (RAK) kantor pusat dan
mengkredit rekening tabungan nasabah yang bersangkutan.
3.7. TABUNGAN ONGKOS NAIK HAJI
Tabungan ONH diselenggarakan baik oleh Bank Konvensional maupun Bank
Syariah. Pada Bank Konvensional tabungan ONH tidak diberikan bunga, namun
jasa tabungan diberikan dalam bentuk lain misalnya bingkisan tertentu pada setiap
bulan selama saldo tabungan masih mengendap. Sedangkan pada Bank Syariah,
tabungan ONH mendapatkan bagi hasil. Biaya untuk membeli souvernir tertentu
dibukukan sebagai biaya promosi.

DAFTAR PUSTAKA

9
Taswan. 2008. Akuntansi Perbankan Transaksi dalam Valuta Rupiah. Yogyakarta:
UPP STIM YKPN.

10

Anda mungkin juga menyukai