Oleh:
Kelompok 5
1
2010 yang dimana terdapat 88.930 koperasi aktif dan 14.147 koperasi yang tidak aktif pada
tahun 2000 dan mengalami peningkatan pada tahun 2001 sebesar 89.756 koperasi yang aktif
dan 21.010 koperasi yang tidak aktif. Berdasarkan data tersebut dapat kita lihat pertumbuhan
koperasi yang aktif juga diikuti oleh peningkatan koperasi yang tidak aktif. Sangat disayangkan
jika koperasi hanya bertumbuh secara kuantitas dan bukan secara kualitas.
Berbeda dengan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang mengalami
peningkatan yang sangat menggembirakan dikarenakan berhasil menyumbangkan 57% dari
PDB (di dukung oleh data BPS tahun 2006 - 2010) dimana UMKM meningkat bukan hanya
dari segi kuantitas melainkan tenaga kerja, modal serta asset mereka. UMKM juga dikatakan
usaha ekonomi produktif yang cukup kuat, sekalipun terjadi gejolak atau krisis mereka tidak
terkena dampak yang begitu menyedihkan. Hal tersebut dikarena prinsip kemandirian yang
dimiliki yang artinya mereka memiliki modal sendiri dan tidak terlalu bergantung pada
lembaga lain sehingga membuat mereka kokoh hingga saat ini dan menjadi katup
perekonomian negara.
Pencapaian yang sangat menggembirakn bagi UMKM kita tidak didapat hanya dengan
sekali mengedipkan mata. Banyak tantangan yang mereka harus lalui dan banyak masalah yang
harus mereka selesaikan baik secara modal, tenaga kerja, kegiatan produksi dan hal lainnya.
Sehingga apabila terdapat UMKM yang tidak siap dan tak mampu menghindari atau mengatasi
gejolak yang datang maka tidak mustahil akan ada juga UMKM yang collapsed.
Berdasarkan masalah-maslah yang dialami oleh koperasi dan UMKM di Indonesia
penulis menganalisis dan memiliki strategi penyelesaian masalah-masalah tersebut yang
mereka alami agar tak terulang kembali dan terus meningkat baik secara kuantitas maupun
kualitas. Strategi yang penulis sarankan, baik bagi pemerintah khususnya Menteri Koperasi
dan UMKM, anggota serta pengurus koperasi di seluruh Indonesia dan para owner UMKM di
seluruh Indonesia untuk agar memiliki komitmen yang kuat untuk meningkatkan
perekonomian Indonesia melalui cara-cara berikut, diantaranya:
a) Penyediaan modal dan akses kepada sumber dan lembaga keuangan. Ditambah dengan
pemberian kemudahan (bukan berbelit-belit) dalam mengurus administrasi untuk
mendapatkan modal dari lembaga keuangan. Dapat juga melalui pengefektifan dan
pengefisienan program Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang telah disediakan oleh
pemerintah sebelumnya.
b) Meningkatkan kualitas dan kapasitas kompetensi SDM. Melalui pendidikan dan pelatihan
baik dilakukan oleh pemerintah maupun oleh koperasi atau UMKM itu sendiri. Selain itu,
untuk meningkatkan kualitas SDM, mereka perlu “dibangunkan” kembali mengapa
2
mereka berada di koperasi, orang yang masih konsisten berusaha mengembalikan mindset
orang yang tidak aktif agar mereka mau berorganisasi khususnya koperasi berdasarkan
asas dan prinsip-prinsip yang telah ditetapkan.
c) Meningkatkan kemampuan pemasaran UMKMK. Pemberian pendidikan mengenai
pemasaran atau dengan cara membuka/merekrut tenaga profesional yang ahli dalam hal
pemasaran.
d) Meningkatkan akses informasi usaha bagi UMKMK.
e) Menjalin kemitraan yang saling menguntungkan antar pelaku usaha (UMKMK, Usaha
Besar dan BUMN).
f) Melakukan/membuat program goes to goal, yaitu langsung ke tujuan atau sasaran.
Dilakukan dengan cara memberikan bantuan baik modal, konsep, dan hal-hal yang
dibutuhkan oleh koperasi dan UMKM atau dengan membidik para individu yang memiliki
jiwa enterpreneur dengan tetap adanya prinsip prudensial dan adanya manager investasi
(meminjam istilah perbankan syariah dimana nasabah yang telah diberi pinjaman tetap
terus mendapat pengawasn atau layanan prima dalam pengolahan dana yang). Selama ini
banyak orang ahli dalam bidang UMKMK mengadakan seminar-seminar demi
meningkatnya kualitas dan kuantitas dari UMKMK, namun “efek” yang ada dari seminar
tersebut tidaklah lama, hanya bertahan sebentar, untukitu lebih baik mereka mencari
langsung terjun ke lapangan untuk mencari orang-orang yang benar-benar serius di
UMKMK dan jika dilihat potensi usahanya bagus segera dipinjami dana dalam rangka
mengembangkan usahanya.
Permasalahan Koperasi
Permasalahan koperasi bisa disebabkan oleh faktor eksternal dan faktor internal.
Berikut permasalahan koperasi yang disebabkan oleh:
3
Faktor eksternal:
a) Komitmen (kejelasan dan keefektifan kebijakan) pemerintah untuk
menempatkan koperasi sebagai sokoguru perekonomian nasional yang
cenderung masih kurang.
b) Sistem prasarana, pelayanan, pendidikan dan penyuluhan yang masih kurang
efektif
c) Iklim pendukung perkembangan koperasi yang selama ini terkesan menjadikan
koperasi terlalu tergantung kepada pemerintah, dengan kata lain kurangnya ciri
kemandirian koperasi.
Faktor internal:
a) Perkembangan permodalan yang sangat lambat.
b) Keterampilan manajerial yang kalah bersaing dengan pelaku ekonomi lainnya.
c) Jaringan pasar yang relative masih terbatas.
d) Jumlah dan kualitas sumberdaya manusia para pengurus dan manajer yang
masih lemah.
e) Perkembangan omset, sisa hasil usaha dan asset produksi yang masih rendah.
f) Tingkat partisipasi anggota belum maksimum
g) Pemilikan dan pemanfaatan perangkat teknologi produksi dan informasi yang
belum memadai
Sebelum kita menetapkan strategi untuk pengembangan koperasi, kita perlu menyusun
arah pengembangan koperasi. Pengembangan koperasi diarahkan pada berbagai segi berikut:
a) Menjadikan koperasi yang mampu bersaing dengan pelaku ekonomi lainnya :
mampu melihat dan menciptakan peluang usaha, serta mahir dalam membuat
perhitungan strategis.
b) Menempatkan kualitas sumberdaya manusia sebagai unsur pelaku utama dalam
keberhasilan koperasi.
c) Menjadiakan pelayanan terhadap anggota sebagai sasaran program utama.
d) Menempatkan koperasi sebagai posisi strategis dalam pembangunan
berwawasan lingkungan.
e) Menjadikan koperasi sebagai bagian yang integral dari pembangunan ekonomi.
4
Strategi Pengembangan Koperasi
a) Manajemen koperasi harus diarahkan pada orientasi starategis yang harus memiliki
manusia-manusia yang mampu menghimpun dan memobilisasikan berbagai sumber
daya yang diperlukan untuk memanfaatkan peluang usaha.
b) Peranan pemerinah dalam menetapkan bidang-bidang kegiatan ekonomi yang hanya
dapat diusahakan oleh koperasi serta pemerintah juga dapat menetapkan bidang
kegiatan suatu wilayah yang telah berhasil diusahakan oleh koperasi untuk tidak
diusahakan oleh badan usaha lainnya.
c) Segenap kemampuan modal dan potensi dalam Negara harap dimanfaatkan dengan
disertai kebijakan-kebijakan dan membimbing pertumbuhan lebih besar pada golongan
ekonomi lemah dengan peningkatan perkoperasian.
d) Bukan hanya peranan pemerintah, tetapi masyarakat itu sendiri yang turut menentukan
berkembang atau tidaknya suatu koperasi.
e) Koperasi diharapkan semakin mandiri serta profesionalisme sehingga benar-benar
mencapai kedudukan otonomi berswadaya dan berdiri diatas kaki sendiri.
f) Keberhasilan koperasi tergantung pada aktifitas anggotanya, apakah ia mampu
melaksanakan kerja sama, memiliki kegairahan, kerja dan menaati segala ketentuan dan
garis kebijakan yang telah ditetapkan.
g) Koperasi harus mampu mengadakan kontak ekonomi secara internasional. Jadi tidak
selamanya menjadi subnya pengusaha-pengusaha besar.
h) Peranan manajer dituntut cepat bertindak dan menganalisis keadaan serta menghitung-
hitung usaha mana yang paling menguntungkan .
i) Menghadapi dunia usaha swasta yang makin ketat maka koperasi sebaiknya dapat
mengimbanginya, walaupun koperasi mempunyai peranan membantu yang lemah serta
memberikan jasa pelayanan yang lebih murah kepada anggotanya dalam rangka
meningkatkan kesejahteraan mereka.
j) Diterapkannya efesiensi dan tata tertib administrasi, sehingga bisa mengurangi
terjadinya penyimpanan pada berbagai bidang.
5
Menggunakan Strategi Pengembangan UKM (Usaha Kecil Menengah):
6
f) Melakukan umpan balik hasil evaluasi untuk menyusun langkah-langkah strategis
berikutnya dalam pengembangan koper
7
DAFTAR RUJUKAN
Sumantri, Bambang Agus dan Permana, Erwin Putera.2017.Manajemen Koperasi dan Usaha
Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).Kediri:Fakultas Ekonomi Universitas Nusantara
PGRI Kediri.