Anda di halaman 1dari 12

Nama : Thomas Aquinas

Nim : 18530045
Kelas/ Jurusan : Eksekutif / S1 Akutansi
Mata Kuliah : Manajemen Operasional
Hari/ Tanggal : Sabtu, 27 Juni 2020
Dosen : Drs. R. Supriasmono, M.SIE

1. A. Hal hal apa saja yang diperlukan untuk menetapkan keputusan Desain Produk
a. Biaya
Biaya atau sering disebut modal diperlukan untuk membuat strategi desain. Tanpa adanya
biaya yang cukup maka strategi desain yang harus dilakukan akan lebih sulit dan tidak
menjamin tingkat keberhasilannya. Tetapi dalam strategi desain, biaya yang dikeluarkan
rendah produk yang dihasilkan tetap harus menarik dan berguna bagi para konsumen.

b. Mutu
Mutu yang dimaksud yaitu kemampuan yang dimiliki suatu produk untuk memuaskan
kebutuhan atau tuntutan pelanggan (simamora;2000:447). Mutu yang dimiliki suatu produk
harus menarik dan berguna bagi konsumen. Ada beberapa produk yang dipasarkan secara
bersamaan tetapi produk dengan mutu yang baiklah yang dipilih oleh konsumen.

c. Time-to-market
Lama waktu yang dibutuhkan dalam proses pengembangan produk dari ide produk sampai ke
produk jadi. Ini adalah komponen penting dalam kompetisi berbasis waktu. Saat produk
dirancang sampai diterima oleh kostumer atau juga disebut time to market.

d. Kepuasan Konsumen
Desain produk yang dibuat harus bisa memenuhi kebutuhan ataupun keinginan konsume.
Kepuasan konsumen merupakan hal penting bagi produsen, karena dengan adanya konsumen
hasil produksinya akan terus ada dan digunakan. Dan bisnisnya akan terus berjalan lancar.

e. Keunggulan Kompetitif
Keunggulan kompetitif adalah kemampuan perusahaan untuk memformulasi strategi
pencapaian peluang profit melalui maksimisasi penerima dari investasi yang dilakukan.
Sekurang-kurangnya ada dua prinsip pokok yang perlu dimiliki perusahaan untuk meraih
keunggulan kompetitif yaitu adanya nilai pandang pelanggan dan keunikan produk.

B. 4 Masa kehidupan produk (Product life cycle /PLC)

 Introduction
 Growth
 Maturity
 Decline

1. Tahap Pengenalan – (Introduction)

Ciri-ciri umum tahap ini adalah penjualan yang masih rendah, volume pasar berkembang
lambat (karena tingginya market resistance), persaingan yang masih relatif kecil, tingkat
kegagalan relatif tinggi, masih banyak dilakukan modifikasi produk dalam pengujian dan
pengembangannya (karena problem yang timbul tidak seperti yang diramalkan dan mungkin
pula disebabkan pemahaman yang keliru tentang pasar), biaya produksi dan pemasaran
sangat tinggi, serta distribusi yang masih terbatas.

Dalam tahap perkenalan , barang mulai dipasarkan kedalam jumlah yang besar meskipun
volume penjualannya belum sesuai . Barang yang di jual dasarnya barang baru (yang betul-
betul baru) dikarenakan masih berada ditahap permulaan, dan biasanya ongkos yang
dikeluarkan ini juga tinggi terutama biaya periklanan (Promosi). Promosi yang dilakukan
tersebut memang harus agresif serta juga mengarah kepada merek penjual. Di samping hal itu
distribusi barang itu juga masih terbatas serta laba yang diperoleh juga masih rendah

2. Tahap Pertumbuhan – (Growth)

Dalam tahap ini, penjualan serta juga laba akan meningkat dengan sangat cepat. disebabkan
permintaan sudah sangat meningkat serta juga masyarakat sekitara sudah mengetahui produk
bersangkutan, maka dari usaha promosi yang dilakukan oleh suatu perusahaan tersebut tidak
seagresif tahap sebelumnya. Di dalam tahap ini lahan pesaing sudah mulai memasuki pasar
sehingga terdapat persaingan menjadi lebih ketat. Cara lain yang dapat dilakukan untuk dapat
memperluas serta juga meningkatkan distribusinya adalah dengan cara menurunkan harga
jualnya.

3. Tahap Kedewasaan – (Maturity)


Tahap ini ditandai dengan tercapainya titik tertinggi dalam penjualan perusahaan. Normalnya
tahap ini merupakan tahap terlama dalam siklus hidup produk. Hal ini disebabkan pada tahap
ini pemenuhan inti kebutuhan oleh produk yang bersangkutan tetap ada. Sebagian besar
produk yang ada saat ini berada dalam tahap ini, karena itu sebagian besar strategi pemasaran
ditujukan untuk produk-produk dalam tahap ini. Strategi pemasaran kreatif yang digunakan
untuk memperpanjang daur hidup suatu produk disebut innovative maturity. Penjualan dalam
tahap ini sangat sensitif terhadap perubahan perekonomian. Pasar semakin tersegmentasi,
sehingga untuk masing masing segmen diperlukan promosi yang berbeda dengan lainnya.

Umumnya tahap ini terdiri dari tiga tingkatan, yaitu:

Tingkat Growth Maturity, yaitu pertumbuhan penjualan mulai berkurang yang disebabkan
oleh dewasanya distribusi. Tidak ada lagi saluran distribusi baru yang bisa ditambah.

Tiingkat Stable Maturity, penjualan menjadi mendatar yang disebabkan oleh jenuhnya pasar.
Sebagian konsumen potensial telah mencoba produk baru yang ditawarkan perusahaan.

Pada tingkat ketiga, Decaying Maturity, penjualan mulai menurun dan konsumen mulai
bergerak ke produk lain atau produk substitusi.

4. Tahap Penurunan – (Decline)

Penjualan perusahaan yang semakin bergerak ke arah penurunan merupakan gejala tahap
decline dalam siklus hidup produk. Penurunan penjualan ini disebabkan oleh faktor-faktor
seperti perubahan selera pasar, pasar merasa jenuh terhadap produk yang ada. produk
substitusi diterima konsumen (baik dan dalam negeri maupun dan luar negeri), dan perubahan
teknologi. Sejumlah alternatif dapat dilakukan pada tahap akhir siklus hidup produk ini.
Namun perlu diperhatikan bahwa pilihan alternatif haruslah didasarkan pada kekuatan dan
kelemahan perusahaan serta daya tarik industri bagi perusahaan. Contoh produk elektronik
yang sedang mengalami penurunan adalah CPU atau personal komputer yang saat ini sudah
hampir terlibas oleh laptop.

2 a. Strategi proses
Strategi proses adalah pendekatan yang digunakan organisasi dalam
mentransformasikan/mengubah sumber daya yang ada menjadi suatu barang atau
jasa.Tujuan strategi prosesadalah untuk menemukan suatu cara memproduksi barang dan
jasa yang memenuhi keinginan konsumen dan spesifikasi produk yang berada dalam
batasan biaya atau hambatan manajerial lainnya.

b. 4 Strategi Proses

 Fokus Proses (Proces focus)


 Fokus Berulang (Repetitive focus)
 Fokus Produk (Produck focus)
 Fokus Kustomisasi Massal (Massive Customization Focus).

 Fokus Proses (Process Focus)

Strategi ini memiliki ciri varietas (keragaman) tinggi, namun volume tiap jenis barang atau
produk yang di produksi sedikit. Jenis strategi ini cocok untuk sebuah proses produksi dengan
jenis produk yang banyak namun berubah ubah, outputnya berdasarkan pesanan, tidak ada
standar fasilitas operasi serta volume produksi yang relative sedikit.

Contoh : Restaurant, proses ini flexible dan memungkinkan menghasilkan produk dengan
jenis yang berbeda atau bervariasi.

Ciri-Ciri :

a. Perusahaan: memenuhi pesanan dengan berbagai macam pesanan dengan bentuk dan
kualitas yang berbeda.

b. Tingkat fleksibilitas yang tinggi

c. Biaya variable yang tinggi

 Fokus Berulang (Repetitive Focus)

Strategi proses produksi yang menggunakan modul yang berorientasi pada produk. Modul
adalah bagian atau komponen yang telah dipersiapkan sebelumnya yang serung berada dalam
proses yang kontinu (berkelanjutan). Fokus berulang merupakan lini perakitan klasik, yang
digunakan secara luas hampir pada seluruh perakitan, baik itu perakitan otomotif maupun alat
rumah tangga. Karena prosesnya berfokus pada modul, sehingga dalam prakteknya harus
mengikuti modul tersebut sehingga proses ini menjadi kurang flexible dibandingkan dengan
fokus proses.
Ciri-Ciri :

a. Menggunakan modul

b. Menggunakan proses yang sudah lama dikenal

c. Flesibilitas rendah

 Fokus Produk (Product Focus)

Fokus Produk adalah kebalikan dari Fokus Proses, dalam fokus proses keragaman jenis
Produk tinggi, namun volume produksi rendah. Sedangkan pada Fokus Produk, Volume
produksi tinggi namun keragaman jenis Produk rendah, proses ini juga dikenal dengan proses
berkelanjutan (continue). Karena memiliki lintasan produksi yang sangat panjang dan
berkelanjutan. Untuk model produk ini tidak mudah berubah, dan permintaan akan produk
besar. Hal ini disebabkan karena biasanya untuk produksi harus menggunakan mesin khusus,
memaksimalkan penggunaan dan menghindari terjadinya kesalahan dan pemberhentian.
Karena kerusakan salah satu mesin dapat menyebabkan keseluruhan proses terhenti.
Sehingga dengan demikian dibutuhkan spesialis pemeliharaan (specialist maintenance) untuk
berjaga apabila ada kerusakan. Fokus produk juga membutuhkan tenaga kerja yang lebih
sedikit karena menggunakan peralatan material handling yang otomatis. Contoh Fokus ini
adalah pabrik kimia, pembuatan baja dan sebagainya.

Ciri-ciri :

a. Fasilitas disusun di sekitar produk

b. Sifat produksi panjang dan memakan waktu lama

c. Standarisasi dan kontrol kualitas

d. Volume produksi tinggi dan sedikit variasi

 Fokus Kustomisasi Massal (Massive Customization Focus).

Produksi produk dan jasa yang cepat dan murah, namun dapat memenuhi keinginan
pelanggan yang semakin unik dan selalu berubah. Kustomisasi massal bukan hanya mengenai
keragaman produk, tetapi juga bagaimana secara ekonomis mengetahui apa yang diinginkan
pelanggan dan kapan pelanggan menginginkannya dengan tepat. Atau dengan kata lain,
produk di buat sesuai pesanan (build-to-order).
Beberapa tantangan besar untuk mendapatkan pesanan (build-to-order) antara lain :

a. Desain Produk harus cepat namun imajinatif, Ping inc. menggunakan kombinasi
berbeda dari kepala pemukul,pegangan, batang, dan sudut untuk membuat 20.000 ragam
tongkat golf. Teknik desain yang lain adalah melakukan kustomisasi di tahap yang mungkin
paling akhir dari proses produksi.

b. Desain Proses harus cepat, fleksibel namun akurat dan mampu mengakomodir
perubahan dalam desain dan teknologi. Sehingga dapat meminimalisir penundaan dalam
proses produksi. memungkinkan seorang pelanggan BMW untuk mengubah pesanan hingga
6 hari sebelum perakitan akhir mobil tersebut.

c. Manajemen persediaan memerlukan pengendalian yang ketat

d. Jadwal yang ketat, mulai dari pemesanan bahan, proses desain hingga pengiriman.
Membuat fokus ini hanya dapat di implementasikan kepada karyawan yang penuh dedikasi.

Beberapa keuntungan dalam kustomisasi massal antara lain :

a. Mitra yang responsif dalam rantai pasokan menghasilkan kerjasama yang efektif.

b. Berjalan beriringan, artinya perusahaan dapat sekaligus fokus pada permintaan


khusus namun juga berjalan dengan memenuhi permintaan pasar.

c. Mengurangi pengeluaran, baik itu karyawan, gudang hingga fasilitas.

3. A. keputusan penetapan lokasi terkait dengan biaya


- Produktivitas Tenaga Kerja

Saat memutuskan sebuah lokasi,manajemen mungkin tergiur dengan tingkat upah yang
rendah pada suatu daerah. Dengan tingkat pendidikan yang rendah atau kebiasaan kerja yang
buruk, pekerja yang tidak terlatih mungkin bukan merupakan hal yang baik bagi perusahaan
walaupun upahnya rendah. Demikian pula pekerja yang tidak dapat atau tidak konsisten
dalam bekerja tidak memberikan kebaikan bagi organisasi walaupun upahnya rendah.

- Resiko Nilai Tukar dan Mata Uang

Walaupun tingkat upah buruh dan produktifitas dapat membuat sebuah negara terlihat
ekonomis, tingkat nilai tukar yang tidak menguntungkan dapat menghilangkan penghematan
yang telah dilakukan. Perusahaan terkadang dapat mengambil keuntungan dari nilai tukar
yang menguntungkan dengan memindahkan lokasi atau mengekspor produk kenegara asing.
Walau demikian ,nilai mata uang asing di hampir semua negara terus berfluktuasi.

- Biaya-biaya

Biaya lokasi dapat dibagi menjadi dua kategori yaitu biaya nyata dan biaya tidak nyata.
Biaya nyata adalah biaya-biaya yang dapat di identifikasi langsung dan dihitung cepat. Biaya
nyata meliputi biaya layanan umum,tenaga kerja, bahan baku, pajak, penyusutan, serta biaya
lain yang dapat biaya lain yang dapat di identifikasi oleh departemen akuntansi dan pihak
manajemen. Sedangkan Biaya tidak nyata adalah biaya yang meliputi pendidikan, fasilitas
transportasi umum, sikap masyarakat terhadap industri dan perusahaan , serta kualitas dan
sikap calon pekerja. Biaya tidak nyata juga meliputi variabel kualitas hidup seperti iklim dan
kelompok olahraga yang dapat mempengaruhi proses rekrutmen pekerja.

b. Faktor factor yang mempengaruhi penetapan lokasi

Kedekatan Pada Pemasok

Perusahaan menempatkan diri dekat dengan barang mentah dan pemasok karena (1) barang –
barang yang mudah busuk, (2) biaya transportasi, (3) jumlah produk yang sangat banyak.
Para penghasil roti, susu, sayur-sayuran dan makanan laut beku berhubungan dengan barang
mentah yang mudah busuk sehingga mereka kerap berlokasi dekat pemasok. Perusahaan yang
bergantung pada input yang berupa bahan mentah yang berat atau yang berjumlah sama
(seperti produsen baja yang menggunakan batu bara dan biji besi) harus membayar biaya
transportasi yang sangat mahal sehingga biaya transportasi menjadi faktor utama.

kedekatan dengan pasar

Bagi sejumlah perusahaan, berada pada lokasi yang dekat dengan pelanggan adalah sangat
penting. Organisasi jasa seperti toko obat, restoran, kantor pos, atau pencukur rambut
mendapati bahwa kedekatan pada pasar merupakan aktor lokasi utama. Perusahan
manufaktur mendapati berdekatan dengan pelanggan ketika biaya pengiriman barang jadi
mahal atau sulit (mungkin disebabkan produk yang dikirim banyak, berat, atau mudah pecah)
merupakan hal yang sangat berguna. Selain itu dengan produksi yang just in time pemasok
menginginkan lokasi yang dekat dengan pelanggan.

4. a. Karena Persediaan merupakan aktiva yang penting untuk kebanyakan bisnis dan
bisnisnya berupa aktiva lancar terbesar dari perusahaan manufaktur dan pengecer (retail).
Dalam iklim ekonomi yang kompetitif saat ini, metode akuntansi persediaan dan praktek
manajemen telah menjadi alat perbaikan laba. Sistem persediaan yang lebih baik dapat
meningkatkan profitabilitas, sementara sistem yang buruk dapat mengikis laba dan menjadi
bisnis kurang kompetetif.

b. 1) Analisis ABC / Analisis Pareto

Analisa ABC (ABC analysis) atau dikenal dengan nama analisis pareto (Pareto analysis)
dibuat berdasarkan sebuah konsep yang dikenal dengan Hukum Pareto (Pareto’s Law). Kata
‘Pareto’ berasal dari nama seorang ekonom Itali, Vilfredo Pareto. Hukum Pareto
menyatakan bahwa sebuah grup selalu memiliki persentase terkecil (20%) yang bernilai atau
memiliki dampak terbesar (80%). Sebagai contoh, 20% dari total barang biasanya bernilai
80% dari total nilai.

Analisis ABC adalah metode pembuatan grup atau penggolongan berdasarkan peringkat nilai
dari nilai tertinggi hingga terendah, dan dibagi menjadi 3 kelompok besar yang disebut
kelompok A, B dan C.

Kelompok A biasanya sejumlah 10-20% dari total item dan merepresentasikan 60-70% total
nilai. Kelompok B berjumlah 20% dari total item dan merepresentasikan 20% total nilai.
Kelompok C biasanya berjumlah 60-70% dari total item dan merepresentasikan 10-20% total
nilai.

Pengelompokkan dengan menggunakan prinsip ini akan membantu seseorang untuk bekerja
lebih fokus pada item-item yang bernilai tinggi (grup A) dan memberikan kontrol yg
secukupnya untuk item-item yang bernilai rendah (grup C). Prinsip ABC ini bisa digunakan
dalam pengelolaan pembelian, stok barang, penjualan, dsb. Prinsip pengelompokan ABC
adalah :

Tahapan-Tahapan melakukan analisis ABC

1. Buat daftar list semua item dan cantumkan harganya.

2. Masukkan jumlah kebutuhannya dalam periode tertentu.


3. Kalikan harga dan jumlah kebutuhan.

4. Hitung persentase harga dari masing-masing item.

5. Atur daftar list secara desending dengan nilai harga tertinggi berada di atas.

6. Hitung persentase kumulatif dari masing-masing item terhadap total harga.

7. Tentukan klasifikasinya A, B atau C.

Kelompok A merupakan kelompok obat yang paling cepat laku dan dalam beberapa kasus
merupakan obat yang sangat mahal. Kelompok A merupakan kelompok mayoritas obat di
apotek, oleh karena itu kelompok A seharusnya di monitoring dengan sangat ketat, agar tidak
mudah dicuri orang. Obat seharusnya dikalkulasi ulang paling sedikit 6 bulan.

Kelompok B merupakan obat yang penjualannya agak lambat dan dalam beberapa kasus obat
yang lebih murah dibandingkan kelompok A. Kelompok ini cukup di kendalikan dengan
menggunakan kartu stok saja, tidak perlu dimonitoring seketat kelompok A.

Kelompok C adalah kelompok obat yang penjualannya paling lambat dan dalam beberapa
kasus merupakan obat yang paling murah dibandingkan kelompok A dan B. Kelompok ini
tidak perlu dimonitor terlalu ketat. Apoteker seharusnya secara periodik memonitoring
kelompok C untuk menentukan apakah obat tersebut semestinya disingkirkan dari persediaan.
Menyingkirkan kelompok C yang lambat lakunya merupakan metode praktis mengurangi
jumlah obat dan investasi persediaan.

2. Akurasi Pencatatan

Dalam pencatatan persediaan metode yang digunakan adalah metode mutasi persediaan atau
metode perpetual. Metode ini dipakai karena pada akhir bulan diadakan penghitungan fisik,
sehingga dapat disesuaikan antara pembukuan yang dilakukan oleh manajer operasional
dengan hasil penghitungan fisik. Dalam metode ini setiap terjadi mutasi persediaan baik itu
pembelian maupun pemakaian, oleh bagian gudang akan dicatat dalam buku gudang. Bagian
gudang bertanggung jawab atas barang yang ada digudang berupa ponds, make up bedak dan
lain sebagainya, keluar masuknya barang, membuat catatan atas semua yang terjadi digudang.
Wawancara dengan manajer operasional (Rabu, 25 Januari 2017) menyatakan bahwa
pencatatan terhadap mutasi persediaan, yang mencakup kuantitas serta harga pokoknya dalam
buku persediaan
3. Just In Time.

Perubahan lingkungan tradisional ke pemanufakturan maju yang diikuti dengan persaingan


tajam bahkan berlevel global mengakibatkan system manajemen dengan pendekatan
tradisional yang berbasis Economic Order Quantity (EOQ) dan metode minimal-maksimal
tidak cocok lagi dalam lingkungan yang baru sehingga mendorong perusahaan menggunakan
Just In Time (JIT).

  Sistem persediaan Just-In-Time bertujuan meminimalkan tingkat persediaan, kalau bisa


tingkat persediaan ditekan menjadi nol. Sistem semacam ini, suplier akan ditekan sedemikian
rupa sehingga bisa mendatangkan barang hanya beberapa jam sebelum dibutuhkan. Pada
giliran selanjutnya, supplier akan ditekan lebih lanjut agar bisa menyediakan barang dengan
cepat. Tentu saja perubahan perilaku semacam itu tidak hanya terjadi di perusahaan, tetapi
juga pada mata rantai pemasok perusahaan.
  Dalam kondisi ideal, perusahaan yang menjalankan JIT akan membeli bahan baku hanya
untuk kebutuhan hari itu saja.  Perusahaan tidak memiliki persediaan barang dalam proses
pada akhir hari tersebut, dan semua barang jadi yang diselesaikan hari itu telah dikirimkan ke
konsumen begitu produksi selesai.  Dengan demikian, JIT berarti bahan baku yang diterima
segera masuk ke proses produksi, bahan-bahan produksi yang lain segera digabungkan dan
dikerjakan, dan produk yang telah jadi segera dikirimkan ke konsumen.
  Just In Time  merupakan suatu pendekatan manufaktur yang mempertahankan bahwa
produksi harus ditarik dari seluruh system  dengan adanya permintaan dan bukannya
mendorong seluruh system dengan skedul yang tetap untuk mengantisipasi permintaan.
Kebanyakan restoran cepat saji, seperti McDonalds, menggunakan system tarikan untuk
mengontrol persediaan barang jadi mereka. Ketika seorang pelanggan memesan hamburger,
maka hamburger itu diambil dari rak. Ketika jumlah hamburger mulai menipis maka juru
masak mulai memasak hamburger yang baru. Permintaan pelanggan manarik seluruh bahan
baku melalui system. Prinsip yang sama digunakan dalam mengatur proses produksi sehingga
setiap operasi memproduksi produk  yang diperlukaan untuk memuaskan permintaan dari
operasi yang mendahuluinya.
  Perusahaan yang menerapkan Just In Time (JIT) akan mendapatkan keuntungan antara lain :
a) modal kerja dapat ditunjang dengan adanya persediaan karena pengurangan-pengurangan
biaya persediaan, b)lokasi yang tadinya untuk menyimpan persediaan dapat digunakan untuk
aktivitas lain sehingga produktivitas meningkat.ik, c) waktu untuk melakukan aktivitas
produksi berkurang, sehingga dapat menghasilkan jumlah proudk lebih banyak dan lebih
cepat merespon konsumen.dan d) tingkat produk cacat berkurang, menakibatkan
penghematan dan kepuasan konsumen meningkat.
  Untuk menjamin agar penerapan Just In Time (JIT) dapat berhasil dengan baik maka
perusahaan perlu melakukan : a) kontrak jangka panjang dan menjaga hubungan  baik dengan
supplier. Melakukan negosiasi kontrak-kontrak jangka panjang untuk memasok bahan baku
dari luar pastinya akan mengurangi jumlah pemesanan dan biaya pemesanan itu sendiri.
Kontrak jangka panjang selain dilakukan dengan supplier juga dapat dilakukan antara
perusahaan manufaktur. b) Pertukaran data elektronik (electronic data interchange/EDI). EDI
memungkinkan para supplier untuk mengakses basis data pembelinya cecara on-line. Dengan
mengetahui skedul produksi pembelinya ( dalam hal ini adalah perusahaan manufaktur), para
supplier dapat mengirimkan barang ataupun  bahan baku  ysng diperlukan  ketika dibutuhkan,
yaitu tepat pada saat bahan tersebut dibutuhkan. EDI tidak memerlukan kertas kerja, tidak
perlu formulir  pemesanan. Para supplier menggunakan skedul produksi yang terdapat dalam
basis data pembeli,  untuk  menentukan skedul produksi dan pengiriman mereka. Ketika
bahan baku ataupun barang dikirimkan, sebuah pesan elektronik dikirimkan oleh supplier
kepada pembelinya bahwa  pengiriman dalam perjalanan.ketika barang ataupun bahan sudah
tiba suatu kode bar dipindah  dengan alat elektronik dan ini mengawali proses pembayaran
terhadap barang ataupun bahan yang dibeli tersebut. Jelasnya EDI memerlukan perjanjian
kerjasama yang ketat antara supplier dengan pembeli.

Anda mungkin juga menyukai