Anda di halaman 1dari 11

PERILAKU ORGANISASI

“ KONFLIK dan NEGOSIASI “

Disusun Oleh :

Rita Wardani (18530085)


Devia Ramadhani (18530086)
Satria (18530051)

Dosen Pengajar :

Ir. Sabar Napitulu, SE. MM. M.AK

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI


KELAS KARYAWAN
STIE SWADAYA
2019

DAFTAR ISI

1
DAFTAR ISI .................................................................................................................2

BAB 1 PENDAHULUAN .............................................................................................3


Latar Belakang ...................................................................................................3
Rumusan Masalah ..............................................................................................3

BAB 2 PEMBAHASAN KONFLIK .............................................................................4


Pengertian Konflik .............................................................................................4
Faktor-Faktor Penyebab Konflik .......................................................................5
Jenis-Jenis Konflik .............................................................................................6
Akibat Konflik ...................................................................................................6
Langkah-Langkah Menangani Konflik ..............................................................6
Contoh-Contoh Konflik .....................................................................................7

Pengertian Negosiasi .........................................................................................8


Jenis-Jenis Negosiasi .........................................................................................8
Tujuan Negosiasi ...............................................................................................9
Ciri-Ciri Negosiasi .............................................................................................9
Contoh Teks Negosiasi ......................................................................................9

BAB 3 PENUTUP .......................................................................................................10


Kesimpulan ......................................................................................................10
Daftar Pustaka ..................................................................................................11

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

2
Konflik dilatarbelakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu dalam suatu
interaksi. perbedaan-perbedaan tersebut diantaranya adalah menyangkut ciri fisik,
kepandaian, pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan lain sebagainya. Dengan
dibawasertanya ciri-ciri individual dalam interaksi sosial, konflik merupakan situasi yang
wajar dalam setiap masyarakat dan tidak satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami
konflik antar anggotanya atau dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan
hilang bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu sendiri.

Konflik bertentangan dengan integrasi. Konflik dan Integrasi berjalan sebagai sebuah
siklus di masyarakat. Konflik yang terkontrol akan menghasilkan integrasi. sebaliknya,
integrasi yang tidak sempurna dapat menciptakan konflik.

Penyelesaian konflik bisa dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya adalah
dengan cara negosiasi. Negosiasi biasanya dilakukan untuk mendapat jalan tengah dalam
sebuah kasus agar keadaan bisa.

B.   Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan konflik ?


2. Apa faktor penyebab terjadinya konflik ?
3. Apa pengertian dari negosiasi ?
4. Bagaimana tahap untuk melakukan negosiasi ?

BAB II

PEMBAHASAN

KONFLIK
3
A. Pengertian Konflik
Konflik berasal dari kata kerja latin configere yang berarti saling memukul. Secara sosiologis, konflik
diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah
satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak
berdaya.

Pengertian konflik menurut beberapa ahli.


1. Menurut Taquiri dalam Newstorm dan Davis (1977) , konflik merupakan warisan
kehidupan sosial yang boleh berlaku dalam berbagai keadaan akibat daripada
berbangkitnya keadaan ketidaksetujuan, kontroversi dan pertentangan di antara dua
pihak atau lebih pihak secara berterusan.
2. Menurut Gibson, et al (1997: 437), hubungan selain dapat menciptakan kerjasama,
hubungan saling tergantung dapat pula melahirkan konflik. Hal ini terjadi jika masing –
masing komponen organisasi memiliki kepentingan atau tujuan sendiri – sendiri dan
tidak bekerja sama satu sama lain.

3. Menurut Robbin (1996), keberadaan konflik dalam organisasi dalam organisasi


ditentukan oleh persepsi individu atau kelompok. Jika mereka tidak menyadari adanya
konflik di dalam organisasi maka secara umum konflik tersebut dianggap tidak ada.
Sebaliknya, jika mereka mempersepsikan bahwa di dalam organisasi telah ada konflik
maka konflik tersebut telah menjadi kenyataan. Dipandang sebagai perilaku, konflik
merupakan bentuk minteraktif yang terjadi pada tingkatan individual, interpersonal,
kelompok atau pada tingkatan organisasi (Muchlas, 1999). Konflik ini terutama pada
tingkatan individual yang sangat dekat hubungannya dengan stres.

Pandangan ini dibagi menjadi tiga bagian, antara lain:

a. Pandangan tradisional (The Traditional View). Pandangan ini menyatakan bahwa


konflik itu hal yang buruk, sesuatu yang negatif, merugikan, dan harus dihindari.
b. Pandangan hubungan manusia (The Human Relation View). Pandangan ini
menyatakan bahwa konflik dianggap sebagai suatu peristiwa yang wajar terjadi di
dalam kelompok atau organisasi perbedaan pandangan atau pendapat antar
anggota.
c. Pandangan interaksionis (The Interactionist View). Pandangan ini cenderung
mendorong suatu kelompok atau organisasi terjadinya konflik. Hal ini disebabkan
suatu organisasi yang kooperatif, tenang, damai, dan serasi cenderung menjadi
statis, apatis, tidak aspiratif, dan tidak inovatif.

4. Menurut Minnery (1985), Konflik organisasi merupakan interaksi antara dua atau lebih
pihak yang satu sama lain berhubungan dan saling tergantung, namun terpisahkan oleh
perbedaan tujuan.
5. Menurut Stoner dan Freeman(1989:392) membagi pandangan menjadi dua bagian,
yaitu :

4
a. Pandangan tradisional (Old view) . Pandangan tradisional menganggap bahwa
konflik dapat dihindari. Hal ini disebabkan konflik dapat mengacaukan organisasi
dan mencegah pencapaian tujuan yang optimal.
b. Pandangan modern (Current View). Konflik tidak dapat dihindari. Hal ini
disebabkan banyak faktor, antara lain struktur organisasi, perbedaan tujuan,
persepsi, nilai – nilai, dan sebagainya. Konflik dapat mengurangi kinerja organisasi
dalam berbagai tingkatan.
6. Menurut Myers (1993:234) Konflik dipahami berdasarkan dua sudut pandang, yaitu:
a. Pandangan tradisional. konflik dianggap sebagai sesuatu yang buruk yang harus
dihindari. Pandangan ini sangat menghindari adanya konflik karena dinilai sebagai
faktor penyebab pecahnya suatu kelompok atau organisasi. Bahkan seringkali
konflik dikaitkan dengan kemarahan, agresivitas, dan pertentangan baik secara
fisik maupun dengan kata-kata kasar.
b. Pandangan kontemporer mengenai konflik didasarkan pada anggapan bahwa
konflik merupakan sesuatu yang tidak dapat dielakkan sebagai konsekuensi logis
interaksi manusia. Namun, yang menjadi persoalan adalah bukan bagaimana
meredam konflik, tapi bagaimana menanganinya secara tepat sehingga tidak
merusak hubungan antarpribadi bahkan merusak tujuan organisasi. Konflik
dianggap sebagai suatu hal yang wajar di dalam organisasi. Konflik bukan
dijadikan suatu hal yang destruktif, melainkan harus dijadikan suatu hal konstruktif
untuk membangun organisasi tersebut, misalnya bagaimana cara peningkatan
kinerja organisasi.

B. Faktor-Faktor Penyebab Konflik


1. Perbedaan Setiap Individu
Setiap individu di dalam suatu kelompok masyarakat pasti memiliki perbedaan
pandangan, pendapat, dan cara berinteraksi. Hal ini sangat berpotensi menimbulkan
terjadinya perselisihan yang kemudian menjadi penyebab konflik.

Contoh : Pada satu kesempatan, ada temanmu yang mencoba untuk mengacaukan
jalannya diskusi dengan menanyakan hal-hal yang sebetulnya tidak perlu dibahas
dalam diskusi tersebut. Kamu yang bertindak selaku moderator melakukan
interupsi dan mencoba meluruskan pertanyaan untuk kembali ke permasalahan
pokok. Namun temanmu (si penanya) tadi menganggap kelompokmu payah dan
tidak siap untuk menjawab pertanyaan.

Perbedaan pandangan dan pendirian tersebut akan menimbulkan perasaan amarah


dan benci yang apabila tidak ada kontrol terhadap emosional kelompok akan terjadi
konflik.

2. Faktor Kebudayaan
Latar kebudayaan yang berbeda di suatu masyarakat dapat menimbulkan terjadinya
konflik. Kebudayaan masing-masing daerah memiliki keunikan tersendiri dan
dapat membentuk kepribadian seseorang.

5
Contoh : perilaku dan cara berbicara orang Batak yang keras seringkali dianggap
arogan dan suka marah oleh orang lain yang berbeda kebudayaan, misalnya
orang Sunda.

3. Faktor Kepentingan
Setiap individu maupun kelompok di dalam suatu masyarakat memiliki beragam
kepentingan masing-masing. Kepentingan tersebut bisa dalam hal ekonomi, sosial,
maupun politik.

Contoh : kebijakan mengirimkan pemenang Putri Indonesia untuk mengikuti


kontes ‘Ratu Sejagat’ atau ‘Miss Universe’.

Dalam hal ini pemerintah menyetujui pengiriman tersebut, karena dipandang


sebagai kepentingan untuk promosi kepariwisataan dan kebudayaan. Di sisi lain
kaum agamis menolak pengiriman itu karena dipandang bertentangan dengan
norma atau adat ketimuran (bangsa Indonesia).

C. Jenis-Jenis Konflik
1. Menurut Dahrendorf, konflik dibagi menjadi 4 mcam yaitu :
a. Konflik antara atau dalam peran sosial (intrapribadi), misalnya antara peranan-
peranan dalam keluarga/profesi (konflik peran)
b. Konflik antara kelompok-kelompok sosial, misalnya antar keluarga, antar genk.
c. Konflik kelompok terorganisir dan tidak terorganisir, misalnya polisi melawan
massa.
d. Konflik antar satuan sosial, misalnya kampanye dan perang saudara.
e. Konflik antar politik

2. Konflik tugas yaitu konflik yang berhubungan dengan isi dan sasaran pekerjaan.
3. Konflik proses yaitu konflik yang berhubungan dengan cara melakukan pekerjaan.
4. Konflik hubungan yaitu konflik yang didasarkan atas hubungam personal.

D. Akibat Konflik
1. Meningkatkan solidaritas sesama anggota kelompok (ingroup) yang mengalami
konflik dengan kelompok lain.
2. Keretakan hubungan antar kelompok yang bertikai.
3. Perubahan kepribadian pada individu, misal timbulnya rasa dendam, benci, saling
curiga dan lain-lain.
4. Kerusakan harta benda dan hilangnya jiwa manusia.
5. Dominasi bahkan penaklukan salah satu pihak yang terlibat dalam konflik.

E. Langkah-Langkah Menangani Konflik


1. Menjadi pendamai
2. Tetap netral
3. Dengarkan kedua (atau lebih) pihak
4. Mau membujuk pihak-pihak untuk bertanggung jawab
5. Satukan pihak-pihak yang berselisih paham
6. Beri semua pihak kesempatan berbicara
7. Dorong mereka untuk memanfaatkan dan melupakan yang lalu

F. Contoh-Contoh Konflik

6
1. Konflik Vietnam berubah menjadi perang.
2. Konflik Timur Tengah merupakan contoh konflik yang tidak terkontrol sehingga
timbul kekerasan. Hal ini dapat dilihat dalam konflik Israel dan Palestina.
3. Konflik Katolik-Protestan di Irlandia Utara memberikan contoh konflik bersejarah
lainnya.
4. Banyak konflik yang terjadi karena perbedaan ras dan etnis. Ini termasuk konflik
Bosnia-Kroasia, konflik di Rwanda dan konflik di Kazakhstan.

NEGOSIASI
A. Pengertian

7
Negosiasi menurut KBBI adalah proses tawar-menawar dengan jalan berunding guna
mencapai kesepakatan bersama antara satu pihak (kelompok/organisasi) dan pihak
(kelompok/organisasi) yang lain.

Pengertian negosiasi menurut para ahli :

1. Suyud Margono
Negosiasi adalah proses konsensus yang digunakan para pihak untuk memperoleh
kesepakatan diantara mereka.
2. Linda L.Putnam
Negosiasi merujuk pada dua atau lebih orang yang bekerja sama untuk meraih
keputusan yang biasanya dilakukan melalui pertukaran usul ataupun sebaliknya.
3. Henry Kissinger (1969)
Negosiasi adalah sebuah proses mengkombinasikan posisi konflik ke dalam posisi yang
umum dibawah sebuah aturan keputusan yang bulat.
4. Robbins (2003)
Negosiasi adalah sebuah proses yang didalamnya 2 pihak atau lebih bertukar barang
dan jasa dan berupaya menyepakati tingkat kerjasama tersebut bagi mereka.
5. Jackman (2005)
Negosiasi adalah sebuah proses yang terjadi antara 2 pihak atau lebih yang pada
mulanya memiliki pemikiran berbeda, hingga akhirnya mencapai kesepakatan.

B. Jenis-Jenis Negosiasi

Negosiasi berdasarkan situasi


a. Negosiasi formal
Terjadi dalam situasi formal dan didalam negosiasi ini terdapat perjanjian yang
disahkan secara hukum. Contohnya negosiasi antar 2 perusahaan.
b. Negosiasi nonformal/informal
Terjadi dalam kehidupan sehari-hari dan dapat terjadi kapan saja, dimana saja atau
dengan siapa saja. Contohnya negosiasi antara ayah dan anak.

Negosiasi berdasarkan jumlah negoisator


a. Negosiasi dengan pihak penengah
Negosiasi dilakukan oleh 2 negosiasi atau lebih dan pihak penengah. Negosiator
saling memberiakan argumentasi. Pihak menengah bertugas memberikan keputusan
akhir dalam negosiasi tersebut. Contohnya sidang di pengadilan. Pihak penggugat
dan tergugat adalah pihak yang bernegosiasi dan hakim berperan sebagai pihak
penengah.
b. Negosiasi tanpa pihak penengah
Negosiasi dilakukan oleh 2 negosiasi atau lebih. Negosiasi dilakukan tanpa pihak
penengah, sehingga keputusan negosiasi tergantung pada pihak yang bernegosiasi.
Contohnya negosiasi antara perwakilan OSIS dan pihak sponsor.

Negosiasi berdasarkan untung rugi


a. Negosiasi kolaborasi (win-win)
Para negosiator berusaha mencapai kesepakatan dengan menggabungkan
kepentingan masing-masing. Contohnya dua orang sedang bermain futsal mereka
berdua suka dan senang dalam bermain.
b. Negosiasi dominasi (win-lose)

8
Negosiator mendapatkan keuntungan besar dari kesepakatan sedangkan pihak
lawan mendapatkan keuntungan yang sedikit. Contohnya salah satu pihak berhasil
memaksa seseorang untuk bermain basket walaupun pihak ke 2 tidak bisa bermain.
c. Negosiasi akomodasi (lose-win)
Negoisator akan memperoleh keuntungan yang sedikit bahkan kerugian sedangkan
pihak lawan bisa mendapatkan keuntungan yang besar. Contohnya Kakak
mengajak adiknya untuk menonton film horor tetapi adiknya ingin menonton film
kartun. Karena adiknya takut dengan film horor, akhirnya sang kakak mengalah dan
mengikuti film kartun adiknya.
d. Negosiasi menghindari konflik (lose-lose)
Dalam negosiasi ini, kedua pihak menghindari konflik yang terjadi sehingga kedua
belah pihak tidak bersepakat untuk menyelesaikan konflik. Contohnya kedua orang
berselisih terhadap pemilihan tempat bermain dan hasilnya kedua belah pihak tidak
jadi bermain bersama.

C. Tujuan Negosiasi
1. Untuk menyatukan perbedaan-perbedaan pendapat dari orang-orang yang memiliki
kepentingan yang berbeda.
2. Untuk mendapatkan/mencapai kata kesepakatan dalam persamaan persepsi, saling
pengertian dan persetujuan.
3. Untuk mendapatkan kondisi penyelesaian/jalan keluar dari masalah yang dihadapi.

D. Ciri-Ciri Negosiasi
1. Adanya tawar-menawar
2. Adanya ketidak setujuan atau kesepakatan antara kedua belah pihak
3. Terjadinya sebuah dialog
4. Terdapat kalimat persuasif (bujukan)

E. Contoh Teks Negosiasi


Penjual : Ada yang bisa dibantu mas ?
Pembeli : Baju yang ini ukuran L ada engga ya ?
Penjual : Ada mas, sebentar ya saya ambil.
Pembeli : Iya
Penjual : Ini mas yang ukuran L.
Pembeli : Berapa harganya mba ?
Penjual : Itu Rp 300.000, pas nya Rp 290.000.
Pembeli : Bisa Rp 260.000 engga mba ?
Penjual : Tidak bisa mas, paling bisa dikurangi Rp 5.000 jadi Rp 285.000.
Pembeli : Yah Rp 280.000 deh mba, langsung saya beli.
Penjual : Iya baiklah.

BAB III

PENUTUP

9
Kesimpulan

Dalam setiap kegiatan yang berlangsung dalam kehidupan kita sehari-hari sering
terjadi ketidaksamaan pendapat dengan orang lain yang akan menuntun kita pada konflik.
Masalah tersebut dapat berkepanjangan dan rumit apabila tidak segera dinegosiasikan. Untuk
itu negosiasi yang diterapkan atau dilaksanakan harusnya kuat untuk mengatasi konflik yang
sedang terjadi. Karena konflik tersebut bisa saja membawa kita pada kematian bagi
organisasi atau penurunan kinerja seseorang pada organisasi.

Daftar Pustaka

10
https://marwanhkm.wordpress.com/2012/05/02/makalah-prilaku-organisasi-konflik-dan-
negoisasi/

https://www.maxmanroe.com/vid/sosial/pengertian-konflik.html

https://www.siswapedia.com/faktor-faktor-penyebab-konflik-sosial/

https://simba-corp.blogspot.com/2018/11/makalah-konflik-dan-negosiasi-dalam.html?m=1

https://ilmumanajemenindustri.com/pengertian-negosiasi-negotiation-tahapan-negosiasi/

http://yayanxtpm1.blogspot.com/2016/03/negosiasi-pengertian-jenis-ciri-tujuan.html?m=1

https://www.pahlevi.net/pengertian-negosiasi/

https://brainly.co.id/tugas/5371379

https://venomthief.blogspot.com/2016/05/pengertiantujuanstrukturdan-ciri-ciri.html?m=1

https://www.dosenpendidikan.com/teks-negosiasi/

https://imasnurulhidayah.blogspot.com/2015/11/konflik-dan-negosiasi.html?m=1

11

Anda mungkin juga menyukai