Anda di halaman 1dari 20

Organisasi Pendidikan

Oleh :
Dr. Yayah Rahyasih, M.Pd
Materi Bahasan
01 Pengertian Organisasi

02 Aspek-aspek Organisasi

03 Jenis-jenis Organisasi

04 Dimensi Struktur Organisasi

05 Desain Organisasi

06 Sekolah Sebagai Organisasi Sosial


1. Pengertian
Organisasi
“Organisasi merupakan wadah yang
memungkinkan masyarakat dapat meraih hasil
“Organisasi merupakan kesatuan sosial yang
yang sebelumnya tidak dapat dicapai oleh individu
dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah
secara sendiri-sendiri”.(Gibson dkk, 1996)
batasan yang relatif dapat diidentifikasi, yang
bekerja atas dasar yang relatif terus menerus
“Organisasi adalah suatu sistem interaksi antar
untuk mencapai suatu tujuan bersama atau
orang yang ditujukan untuk mencapai tujuan
sekelompok tujuan”.
organisasi, dimana sistem tersebut memberikan
(Robbins (1994)
arahan perilaku bagi anggota organisasi”.
(Endang, 2018)
2. Aspek-aspek Organisasi
Aspek-aspek organisasi adalah komponen-komponen yang harus ada dalam suatu organisasi.
Menurut (O’Connor, T) Organisasi setidaknya harus memiliki 4 komponen:
1. Mission (Misi)
Goals (tu- Alasan utama keberadaan suatu organisasi
Mission

juan-tujuan)
(Misi)

2. Goals (Tujuan-tujuan)
Tujuan-tujuan umum atau tujuan divisi-divisi fungsional organ-
isasi yang dihubungkan dengan stakeholders organisasi

3. Objectives (Sasaran-sasaran)
Objectives
(sasaran-
sasaran)

Hasil/sasaran yang spesifik, terukur dan terkait dengan tujuan


Behavior
(perilaku) 4. Behavior (Perilaku)
Perilaku produktivitas dari tugas-tugas rutin pegawai
Organisasi Formal
Yaitu suatu organisasi yang memiliki
struktur yang jelas, pembagian tugas
yang jelas serta tujuan yang ditetapkan
3. Jenis-Jenis secara jelas.

Organisasi
Organisasi Informal
Merupakan sebuah cara berorganisasi
yang berlawanan dari sistem
pembagian peran dan tanggung jawab
formal. (Keith Smith)
Struktur dalam Organ- Struktur dalam organisasi formal memperlihatkan unsur-
isasi Formal unsur administrastif sebagai berikut:
1) Kedudukan: Struktur menggambarkan letak/posisi
setiap orang dalam organisasi tanpa kecuali.
Kedudukan seseorang dalam struktur organisasi
mencerminkan hak dan kewajibannya.
2) Hierarki Kekuasaan: Struktur digambarkan sebagai
suatu rangkaian hubungan antara satu orang
dengan orang lainnya dalam suatu organisasi.
Rangkaian hubungan ini mencerminkan hierarki
kekuasaan yang inheren dalam setiap kedudukan.
3) Kedudukan garis dan staf: Kedudukan garis ialah
kedudukan yang diserahi kekuasaan administratif
umum dalam arus langsung dari tempat paling atas
ke tempat paling bawah. Kedudukan staf mewakili
keahlian-keahlian khusus yang diperlukan bagi
berfungsinya kedudukan garis tertentu dengan pasti.
Contoh struktur organisasi formal pendidikan
(Sekolah Dasar)
Contoh struktur organisasi formal pendidikan
(SMP/SMA)
Contoh struktur organisasi formal pendidikan
(Disdik Kab./Kota)
4. Dimensi Struktur Organisasi
Tiga Komponen yang menjadi dimensi struktur organisasi (Robbins,
1994), yaitu:
1 Kompleksitas  Tingkat diferensiasi (perbedaan) yang ada di
dalam sebuah organisasi. Diferensiasi tersebut dapat dilihat
secara horizontal, vertikal dan spasial:
- Diferensiasi horizontal adalah perbedaan antara unit-unit
2 berdasarkan orientasi anggota, sifat dari tugas yang
dilaksanakan, tingkat pendidikan dan pelatihan pegawai.
- Diferensiasi vertikal adalah perbedaan yang didasarkan pada
kedalaman struktur organisasi.
- Diferensiasi spasial adalah perbedaan yang didasarkan pada
kondisi georgrafis seperti lokasi kantor, tempat produksi
(barang/jasa), kantor pusat dan lain sebagainya.
2 Formalisasi  Sejauh mana pekerjaan di dalam organisasi
distandarkan. Formalisasi harus tertulis untuk dapat
memberikan kekuatan pada pengarahan perilaku pegawai.
Dalam konteks ini formalisasi diartikan sebagai sebuah
tingkat dimana peraturan, prosedur, instruksi, dan
komunikasi ditulis. Formalisasi penting karena standarisasi
perilaku akan mengurangi keanekaragaman dan
mendorong koordinasi.
3 Sentralisasi  Tingkat dimana pengambilan keputusan
dikonsentrasikan pada suatu titik tunggal dalam organisasi.
Sentralisasi menambah suatu perspektif yang menyeluruh
terhadap keputusan-keputusan dan dapat memberikan
efesiensi yang berarti. Sedangkan kebalikannya adalah
desentralisasi yang dapat mengurangi kemungkinan
terjadinya beban informasi yang berlebihan, memberi
tanggapan yang cepat terhadap informasi baru, memberi
masukan lebih banyak, mendorong terjadinya motivasi dan
merupakan sebuah alat potensial untuk melatih para
manajer dalam mengembangkan pertimbangan yang baik.
(Robbins, 1994)
5. Desain Organisasi
Desain organisasi didasarkan pada elemen-elemen umum dalam organisasi. Mintzberg
(dalam Robbins, 1994) menyatakan lima elemen umum dalam suatu organisasi, yaitu:
The Operating Core The Techno Structure
Para pegawai yang melaksanakan
01 pekerjaan dasar yang berhubungan 04 Para analis yang mempunyai tanggung
jawab untuk melaksanakan bentuk
dengan produksi dari produk dan jasa. standarisasi tertentu dalam organisasi.
The Strategic Apex The support staff
Manajer tingkat puncak yang diberi
02 tanggung jawab keseluruhan untuk 05 Orang-orang yang mengisi unit staf,
yang memberi jasa pendukung tidak
organisasi. langsung kepada organisasi.
The Middle Line
Para manajer yang menjadi
03 penghubung operating core dengan
strategic apex.
Berdasarkan lima elemen yang dikemukakan Mintzberg sebelumnya, Robbins menganalisis desain
organisasi yang berbeda. Lima konfigurasi organisasi menurut Robbins diantaranya struktur sederhana,
birokrasi mesin, birokrasi profesional, struktur divisional dan adhocracy. Secara ringkas perbedaan
kelima konfigurasi ini dapat dilihat pada tabel berikut.
Karakteristik Struktur Birokrasi Birokrasi Struktur Adhocracy
Sederhana Mesin Profesional Divisional
Spesialisasi Rendah Fungsional Sosial Tinggi Fungsional Sosial Tinggi
Tinggi Tinggi
Formalisasi Rendah Tinggi Rendah Tinggi diantara Rendah
divisi-divisi
Sentralisasi Tinggi Tinggi Tinggi Rendah Rendah
terbatas
Lingkungan Sederhana & Sederhana & Konpleks & Sederhana & Kompleksitas
Dinamis Stabil Stabil Stabil & Dinamis
Klasifikasi Organik Mekanistik Mekanistik Mekanistik Organik
Struktural
6. Sekolah sebagai
Organisasi Sosial “Sekolah sebagai organisasi sosial
memandang organisasi dalam
konteks sistem sosial yang memiliki
tujuan bersama. Organisasi sosial
adalah organisasi yang dicirikan
oleh saling ketergantungan antara
satu bagian dengan bagian lainnya,
kejelasan anggota, perbedaan
dengan lingkungannya, hubungan
sosial yang kompleks, dan budaya
organisasi yang khas”
Model Sistem Sosial Sekolah
Berikut merupakan gambar model sistem sosial sekolah menurut Hoy & Miskel (2001).
Penjelasan:
Model sistem sosial sekolah menurut Hoy dan Miskel menunjukan bahwa sekolah sebagai sistem sosial
memiliki keterkaitan yang kuat dengan input dan output yang dikategorikan sebagai hubungan yang
kompleks.
- Struktur meliputi peran dan harapan birokrasi, posisi dan hirarki, aturan dan regulasi, serta
spesialisasi.
- Individu memiliki kebutuhan keyakinan dan pemahaman tersendiri terhadap pekerjaan yang
dilakukannya. Dua hal utama dalam individu adalah kognisi dan motivasi.
- Culture (budaya) merepresentasi sesuatu yang tidak tertulis dalam organisasi, seperti nilai-nilai,
norma, kebiasan kerja, keyakinan, cara berfikir dan artifact (suatu yang bersifat fisik).
- Politik dalam organisasi merupakan kekuatan hubungan informal yang memunculkan penyeimbang
bagi kekuatan organisasi formal.
- Environment adalah segala sesuatu yang berada diluar organisasi. Lingkungan organisasi ini seperti
sosial, ekonomi, budaya, geografis dan sebagainya serta memiliki pengaruh yang kuat terhadap
organisasi sekolah.
- Outcomes adalah hasil/dampak yang dicapai dari proses transformasi berbagai komponen input.
Sekolah sebagai Organisasi Pembelajar

“Organisasi pembelajar adalah satu


cara dimana seseorang dengan
komitmen bersama menilai secara
rutin tujuan-tujuan mereka,
memodifikasi tujuan-tujuan tersebut
dan terus menerus
mengembangkan cara-cara yang
lebih efektif dan efisien untuk
mencapai tujuan-tujuan tersebut”
Cara agar sekolah menjadi organisasi pembelajar
a. Membuat struktur organisasi sekolah yang secara terus menerus mendukung
layanan pembelajaran dan memperluas kemampuan adaptasi organisasi;
b. Mengembangkan iklim dan budaya organisasi yang memiliki karakteristik
terbuka, kerjasama, dan mampu mengatur diri sendiri;
c. Mengidentifikasi individu-individu yang progresif, sukses, dan terbuka untuk
perubahan;
d. Mencegah kekerasan, penyelewengan dan politik yang tidak benar dalam
layanan pembelajaran;
e. Memimpin dengan model kepemimpinan transformasional;
f. Berkomunikasi secara terbuka dan berkelanjutan;
g. Membuat keputusan partisipatif; dan
h. Mengembangkan kapasitas sekolah untuk merespon berbagai masalah secara
efektif dan menyeluruh bukan secara sporadis.
D r. Ya y a h R a h y a s i h , M . P d

Anda mungkin juga menyukai