Anda di halaman 1dari 94

Kelompok 1

G0119093 Randita Prasisti


G0119096 Ravena Maharani
G0119111 Syafiqa Aulianisa
G0119113 Sylfani Dinar Qurrota A
PENGANTAR
Metode Penelitian Kuantitatif

Mata Kuliah: Metode Penelitian


Kuantitatif
Kode MK: PSO201A
01
Pengertian
Penelitian
Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.
Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu Rasional, Empiris, dan Sistematis.
● Rasional artinya kegiatan penelitian itu dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal, sehingga terjangkau oleh penalaran
manusia.
● Empiris artinya cara-cara yang dilakukan itu dapat diamati oleh indera manusia.
● Sistematis artinya proses yang digunakan dalam penelitian itu menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis.

Penelitian adalah suatu penyelidikan terorganisasi, atau penyelidikan yang hati-hati dan kritis dalam mencari fakta untuk
menentukan sesuatu. Kata penelitian adalah terjemahan dari kata research yang berasal dari bahasa Inggris. Kata research berasal
dari dua kata, yaitu re yang berarti kembali dan to search yang berarti mencari. Jadi dapat disimpulkan bahwa ­research
(penelitian) adalah mencari kembali suatu pengetahuan. Dalam bahasa Indonesia, kata research dibakukan menjadi riset.

Pengertian: Perngertian Penelitian


Beberapa ahli berpendapat mengenai arti dari penelitian (riset) diantaranya sebagai
berikut:
1. Woody (1927)
Penelitian merupakan sebuah metode untuk menemukan 3. Parson (1946)
kebenaran yang juga merupakan sebuah pemikiran kritis Penelitian adalah suatu metode untuk
(critical thinking), yang meliputi pemberian definisi dan menemukan kebenaran serta metode berpikir
redefinisi terhadap masalah, memformulasikan hipotesa, secara kritis; pencarian atas sesuatu (inquiry)
membuat kesimpulan dan sekurang-kurangnya secara sistematis dengan penekanan bahwa
mengadakan pengujian yang hati-hati atas suatu pencarian ini dilakukan terhadap masalah-
kesimpulan untuk menentukan apakah ia cocok dengan masalah yang dapat dipecahkan.
hipotesa.

4. Sutrisno Hadi (1969)


2. John (1949) Penelitian adalah usaha menemukan,
Penelitian adalah suatu pencarian fakta mengembangkan dan menguji kebenaran
menurut metode objektif yang jelas suatu pengetahuan, usaha tersebut
untuk menemukan hubungan antar fakta dilakukan dengan menggunakan metode-
dan menghasilkan dalil atau hukum. metode ilmiah.

Pengertian: Perngertian Penelitian


Penelitian secara umum dapat diartikan
sebagai suatu metode studi yang dilakukan
seseorang melalui penyelidikan yang hati-hati
dan sempurna terhadap suatu masalah
sehingga diperoleh pemecahan yang tepat
terhadap masalah tersebut. (Hillway, 1956).

Pengertian: Perngertian Penelitian


Metodologi berasal dari Bahasa Yunani yaitu methodos dan logos. Methodos sendiri berasal dari kata “Metha” yang artinya
melewati, menempuh, atau melalui, dan “Hodos” yang artinya cara atau jalan. Jadi, methodos merupakan cara atau jalan yang
ditempuh. Sedangkan, kata logos berarti ilmu atau bersifat yang ilmiah. Sehingga dapat disimpulkan bahwa metodologi adalah ilmu
atau cara yang digunakan untuk memperoleh suatu kebenaran dengan menggunakan penelusuran dengan urutan atau tata cara tertentu
sesuai dengan apa yang akan dikaji atau diteliti secara ilmiah.

Bakker (1984), Metodologi merupakan cara-cara yang mengatur prosedur penelitian ilmiah pada umumnya, sekaligus
pelaksanaannya terhadap masing-masing bidang keilmuan secara khusus.

Burns & Grove (2003) menjelaskan Metodologi merupakan sebuah desain penelitian yang terdiri dari: setting, tata cara, sampel,
pembatasan, dan kumpulan data yang hendak dianalisis dalam sebuah kajian.

Ditambahkan oleh Salwa Rizki Nurkhalizah (G0119102)


Burns, N., & Grove, K. T. (2003). Understanding nursing research. (2nd ed), Philadelphia: W. B. Sauders
Company.
Bakker, J.W.M. Filsafat Kebudayaan Sebuah Pengantar. Yogyakarta: Kanisiu,1984.
Ratna, Nyoman Kutha. 2010. Metodologi Penelitian: Kajian Budaya dan Ilmu Sosial Humaniora Pada
Umumnya. Pustaka Pelajar : Yogyakarta.
METODE
PENELITIAN Metode penelitian kuantitatif merupakan salah satu jenis penelitian yang
spesifiknya adalah sistematis, terencana, dan terstruktur dengan jelas sejak awal
KUANTITATIF
hingga pembuatan desain penelitiannya.

Definisi lain menyebutkan penelitian kuantitatif adalah penelitian yang banyak


menggunakan penggunaan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran
data, serta penampilan dari hasilnya. Demikian pula pada tahap kesimpulan
penelitian akan lebih baik bila disertai dengan gambar, tabel, grafik, atau tampilan
lainnya.

Pengertian: Penelitian Kuantitatif


Menurut Sugiyono, metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang
berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu. Teknik
pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen
penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/ statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah
ditetapkan (Sugiyono, 2012).

Metode kuantitatif sering juga disebut metode tradisional, positivistik, ilmiah/scientific, dan metode
discovery. Metode kuantitatif dinamakan metode tradisional, karena metode ini sudah cukup lama digunakan
sehingga sudah mentradisi sebagai metode untuk penelitian. Metode ini disebut sebagai metode posistivistik
karena berlandaskan pada filsafat positivisme. Metode ini disebut metode ilmiah/scientific karena metode ini
telah memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yaitu konkret, empiris, objektif, terukur, rasional dan sistematis. Metode
ini juga disebut sebagai metode discovery karena dengan metode ini dapat ditemukan dan dikembangkan
berbagai IPTEK baru.

Pengertian:
Pengantar: Penelitian
PengertianKuantitatif
Penelitian
Penelitian kuantitatif merupakan studi yang diposisikan
sebagai bebas nilai. Dengan kata lain, penelitian kuantitatif sangat
ketat menerapkan prinsip-prinsip objektivitas. Objektivitas itu
diperoleh antara lain melalui penggunaan instrumen yang telah
diuji validitas dan reliabilitasnya. Peneliti yang melakukan studi
kuantitatif mereduksi sedemikian rupa hal-hal yang dapat
membuat bias, misalnya akibat masuknya persepsi dan nilai-nilai
pribadi. Jika dalam penelaahan muncul adanya bias itu maka
penelitian kuantitatif akan jauh dari kaidah-kaidah teknik ilmiah
yang sesungguhnya. (Hadjar, 2002).

Pengertian: Penelitian Kuantitatif


Penelitian kuantitatif adalah penelitian ilmiah yang sistematis terhadap bagian-bagian dan
fenomena serta hubungan-hubungannya. Tujuan penelitian kuantitatif adalah mengembangkan dan
menggunakan model-model matematis, teori-teori dan/atau hipotesis yang berkaitan dengan fenomena
alam. Proses pengukuran adalah bagian yang sentral dalam penelitian kuantitatif karena hal ini memberikan
hubungan yang fundamental antara pengamatan empiris dan ekspresi matematis dari hubungan-hubungan
kuantitatif.

Penelitian kuantitatif banyak dipergunakan baik dalam ilmu-ilmu alam maupun ilmu-ilmu sosial, dari
fisika dan biologi hingga sosiologi dan jurnalisme. Pendekatan ini juga digunakan sebagai cara untuk meneliti
berbagai aspek dari pendidikan. Istilah penelitian kuantitatif sering dipergunakan dalam ilmu-ilmu sosial
untuk membedakannya dengan penelitian kualitatif.

Pengertian: Penelitian Kuantitatif


Nazir (1988) Percobaan yang hati-hati dan kritis untuk menemukan sesuatu yang baru. Dari berbagai definisi tersebut,
dapat diambil kesimpulan bahwa penelitian (research) merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan
kegunaan tertentu.

Ditambahkan oleh Salma Arfia Fadhilah (G0119100)


Widiasworo, E. (2019). Menyusun Penelitian Kuantitatif untuk Skripsi dan Tesis. Yogyakarta: Araska.
Pengertian: Penelitian
Karakteristik Penelitian
1. Memiliki tujuan, kegiatan penelitian harus memiliki suatu tujuan dan harus dijelaskan tujuannya secara spesifik.
2. Sistematik, penelitian harus dilaksanakan secara sistematik. Langkah-langkah yang ditempuh oleh peneliti sejak dari persiapan,
pengambilan data dan analisisnya, sampai kepada pelaporan hasil-hasil penelitian harus terencana secara baik dan mengikuti
metodologi yang seharusnya.
3. Terkendali, penelitian harus dilakukan secara terkendali. Dalam batas-batas tertentu peneliti harus dapat menentukan fenomena-
fenomena mana yang akan diamatinya dan memisahkannya dari fenomena lain yang tidak relevan atau yang mengganggu.
4. Objektif, penelitian harus dilaksanakan secara objektif. Semua pengamatan dan penelaahan yang dilakukan serta kesimpulan yang
diambil oleh peneliti tidak boleh dilandasi oleh subjektivitas pandangan pribadi dan pengaruh kepentingan pihak lain.
5. Tahan uji (verifiable), penyimpulan penelitian harus merupakan hasil dari telaah yang didasari oleh teori yang solid dan metode
yang benar sehingga siapapun yang melakukan replikasi penelitian termaksud tentu akan sampai pada kesimpulan yang serupa.

Ditambahkan oleh Salwa Rizki Nurkhalizah (G0119102)


Azwar, Saifuddin. (2017). Metode Penelitian Psikologi.Yogyakarta: Pustaka Belajar.
02
Tahap Perkembangan
Proses Berpikir
dari Non-ilmiah menjadi Ilmiah
Ada beberapa taraf dalam usaha manusia untuk mendapatkan kebenaran dan untuk dapat
menempatkan pentingnya kedudukan “penelitian” di antara berbagai taraf tersebut .

2. Taraf trial dan Error


Proses berpikir menggunakan sikap untung-untungan,
tetapi ada kelebihannya dibandingkan dengan bekerja dalam
1. Taraf Kebetulan taraf kebetulan, karena orang tidak hanya menerima nasib
dengan pasif, tetapi sudah ada usaha yang aktif untuk
Dalam taraf ini sebenarnya penemuan diperoleh secara melakukan pemecahan masalah. trial dan error sebagai
kebetulan. Banyak peristiwa penting dan penemuan yang dasar dan metode penelitian yang tidak teratur dan tidak
berharga di dunia ini yang diilhami oleh sifat kebetulan, tidak pernah pasti, karena itu tidak dapat disebut sebagai metode
sengaja dilakukan penelitian secara ilmiah. Karena itu cara ilmiah dalam penelitian.
penemuan semacam ini tidak dapat digolongkan pada proses  
berpikir secara ilmiah.
 

Ditambahkan oleh Suci Vaida (G0119110) Tahapan Berpikir Ilmiah: Taraf Usaha
3. Taraf Otoritas dan Tradisi
Dalam hal ini pendapat-pendapat lembaga atau orang-orang
4. Taraf Spekulasi
tertentu yang dianggap sebagai kebenaran yang mutlak.
Pendapat-pendapat itu dijadikan doktrin dan orang- Proses berpikir pada taraf spekulasi sifatnya lebih sistematis

orang tidak lagi berusaha menguji kebenaran tersebut. daripada trial and error. Dalam melakukan tindakan seseorang

Dalam kehidupan kemasyarakatan sering kita jumpai berspekulasi atas suatu kemungkinan dari beberapa

pemujaan rakyat kepada pemimpin yang berkelebihan dan kemungkinan lain. Seseorang memilih satu dari beberapa

tradisi. Taraf berpikir otoritas dan tradisi tidak dapat kemungkinan, walaupun ia sendiri masih belum yakin apakah

dianggap sebagai metode ilmiah dalam mencari pilihannya itu merupakan cara yang tepat. Di dalam memilih dan

kebenaran, karena tidak dilandasi suatu sistem dan metode menetapkan suatu jalan ia hanya dibimbing oleh pertimbangan yang

tertentu, serta kebenarannya tidak diuji. tidak matang dan kurang perhitungan. Dalam pekerjaan keilmuan,

  kita harus berusaha menjauhkan diri dari cara berpikir spekulasi.

Ditambahkan oleh Suci Vaida (G0119110) Tahapan Berpikir Ilmiah: Taraf Usaha
5. Tahap Berpikir Kritis
Proses berpikir dalam taraf ini dilandasi oleh pemikiran dedukatif, artinya
mula-mula menempatkan pangkal kebenaran umum dan kemudian ditarik
suatu kesimpulan. Kebalikan dari berpikir deduktif adalah berpikir induktif.
Disini kebenaran diperoleh dengan meneliti terlebih dahulu segala fakta yang
diperoleh dari pengalaman langsung. Dari segala fakta inilah ditarik kesimpulan
umum. Perkembangan ilmu pada taraf ini sangat berbahaya, karena orang terlalu
mendewakan akal dan ketangkasan lidahnya, seolah-olah kebenaran adalah apa
yang dapat dicapai oleh akal atau pikir, lepas dari kenyataan, karena itu proses
berpikir pada taraf ini belum bisa dimasukkan sebagai proses berfikir ilmiah.

Ditambahkan oleh Suci Vaida (G0119110) Tahapan Berpikir Ilmiah: Taraf Usaha
6. Tahap Berpikir Ilmiah
Dalam taraf ini proses berpikir dapat dikatakan ilmiah
apabila:
a. Kebenaran tersebut telah diuji dan dibuktikan dengan
taraf-taraf berpikir bukan ilmiah.
b. Dalam mencari kebenaran dengan penelitian tersebut
harus ada objek studi yang jelas dengan sistem-sistem
dan metode-metode tertentu.

Ditambahkan oleh Suci Vaida (G0119110) Tahapan Berpikir Ilmiah: Taraf Usaha
Jhon Dawey (dalam Hardani, 2020) membagi garis-garis besar berfikir
secara ilmiah dalam lima taraf:
The felt need
1 Dalam taraf permulaan orang merasakan sesuatu kesulitan untuk menyesuaikan alat dengan
tujuannya, untuk menemukan ciri-ciri sesuatu obyek, atau untuk menerangkan sesuatu kejadian
yang tidak terduga.

The problem
2 Menyadari persoalan atau masalahnya seorang pemikir ilmiah dalam langkah selanjutnya berusaha
menegaskan persoalan itu dalam bentuk perumusan masalah.

The hypothesis
3
Langkah yang ketiga adalah mengajukan kemungkinan pemecahannya atau mencoba
menerangkannya. Ini boleh didasarkan atas terkaan-terkaan, kesimpulan-kesimpulan yang sangat
sementara, teori-teori, kesan-kesan umum atau atas dasar apapun yang masih belum dipandang
sebagai kesimpulan yang terakhir.

Ditambahkan oleh Suci Vaida (G0119110) Tahapan Berpikir Ilmiah: Garis Besar Berpikir Ilmiah
Collection of Data as Evidence
4 Selanjutnya bahan-bahan, informasi-informasi atau bukti-bukti dikumpulkan dan melalui
pengolahan-pengolahan yang logis mulai diuji sesuatu gagasan beserta-beserta
implikasinya.

5 Concluding Belief
Bertitik tolak dari bukti-bukti yang sudah diolah sesuatu gagasan yang
semula mungkin diterima, mungkin juga ditolak. Dengan jalan analisa yang
terkontrol terhadap hipotesa-hipotesa diajukan disusunlah suatu keyakinan
sebagai kesimpulan.

Ditambahkan oleh Suci Vaida (G0119110) Tahapan Berpikir Ilmiah: Garis Besar Berpikir Ilmiah
Kelley (dalam Hardani, 2020) melengkapi lima taraf berfikir Dawey dengan
satu lagi ialah:

General value of the conclusion: Akhirnya, jika suatu pemecahan telah dipandang tepat,
maka disimpulkan implikasi-implikasi untuk masa depan. Ini disebut “refleksi” yang
bertujuan untuk menilai pemecahan-pemecahan baru dari segi kebutuhan-kebutuhan
mendatang. Pertanyaan yang ingin dijawab disini adalah “kemudian apa yang harus
dilakukan?”.

Ditambahkan oleh Suci Vaida (G0119110) Tahapan Berpikir Ilmiah: Garis Besar Berpikir Ilmiah
Ciri dalam Taraf Berpikir Ilmiah

Dalam taraf berfikir ilmiah kebenaran harus dibuktikan dengan penelitian yang membedakan dengan cara
berfikir non ilmiah seperti dalam taraf kebetulan, trial and error, otoritas dan tradisi, spekulasi dan berfikir kritis.
Penelitian adalah penyaluran hasrat ingin manusia dalam taraf keilmuan. Penyaluran sampai taraf ini disertai oleh
keyakinan bahwa ada sebab bagi setiap akibat, dan bahwa setiap gejala yang nampak dapat dicari penjelasannya secara
ilmiah. Sejalan dengan sikap itu, maka metode penelitian tidak hanya akan menarik dan membenarkan suatu kesimpulan
apabila telah dibuktikan, tetapi juga terhadap penelitian yang terdahulu, baik sebagai verifikasi maupun sebagai follow-up
atau susulan.

Sebaliknya untuk menemukan kebenaran penelitian memperhitungkan segala sesuatu secara wajar. Penelitian
diadakan bukan untuk membuktikan kesalahan suatu pendapat; tetapi untuk menemukan kebenaran yang sesungguhnya.
Ciri dalam taraf berfikir ilmiah melalui penelitian harus adanya obyek studi yang jelas, dengan penggunaan sistem-sistem
dan metode-metode tertentu (Koentjaraningrat, 2007).

Ditambahkan oleh Suci Vaida (G0119110) Tahapan Berpikir Ilmiah: Ciri dalam Taraf Berpikir ilmiah
Hubungan Filsafat Ilmu Dan Metode Penelitian
Tujuan berfilsafat ialah menemukan kebenaran yang sebenarnya. Upaya menemukan kebenaran tersebut
dilakukan berdasarkan suatu cara atau metode yang disebut sebagai metode ilmiah atau metode
penelitian. Metode penelitian merupakan upaya untuk menemukan kebenaran dan/ atau menyelesaikan
masalah dalam ilmu pengetahuan, teknologi dan/ atau kesenian berdasarkan ciri-ciri keilmuan, yaitu
rasional empiris dan sistematis.

Metode penelitian adalah cara atau langkah-langkah sistematis dan logis tentang pengumpulan data,
pengolahan data, analisa data, pengambilan kesimpulan, dan cara pemecahan masalah. Jadi, upaya untuk
memperoleh ilmu pengetahuan yang benar diperlukan cara-cara yang benar pula.

Ditambahkan oleh Suci Vaida (G0119110) Tahapan Berpikir Ilmiah: Ciri dalam Taraf Berpikir ilmiah
 Terdapat tiga telaah kritis dalam filsafat ilmu dalam rangka mencari kebenaran
ilmiah, yaitu: ontologi, epistemologi, dan aksiologi.

Membahas tentang apa yang dikaji


oleh pengetahuan itu. Ontologi
Ontologi
merupakan hakikat yang ada dan Epistemologi Membahas tentang untuk apa pengetahuan
menjadi asumsi dasar dari
dicari. Sebagai landasan ilmu, aksiologi
kenyataan dan kebenaran.
bermaksud menyelidiki nilai-nilai
Ontologi bermaksud mencari esensi Aksiologi (value), tindakan moral yang
dari eksistensi terakhir dan terdalam
melahirkan nilai etika, serta ekspresi
dari suatu ilmu. Esensi dari ilmu
keindahan yang melahirkan nilai
adalah pengetahuan.
estetika.

Ditambahkan oleh Suci Vaida (G0119110) Tahapan Berpikir Ilmiah: Ciri dalam Taraf Berpikir ilmiah
 Terdapat tiga telaah kritis dalam filsafat ilmu dalam rangka mencari kebenaran
ilmiah, yaitu: ontologi, epistemologi, dan aksiologi.

Membahas tentang bagaimana cara memperoleh pengetahuan. Epistemologi


merupakan sarana, sumber, tata cara untuk memperoleh pengetahuan secara
Ontologi sistematis. Sistematika dan logika sangat berperan dalam epistemologi, demikian
Epistemologi halnya dengan metode-metode berpikir seperti deduktif dan induktif. Makna
epistemologi ini dapat disimpulkan bahwa untuk mencari kebenaran ilmiah
digunakan metode ilmiah, baik menggunakan pendekatan kuantitatif ataupun
Aksiologi kualitatif.

Ditambahkan oleh Suci Vaida (G0119110) Tahapan Berpikir Ilmiah: Ciri dalam Taraf Berpikir ilmiah
KEBENARAN DALAM PENELITIAN

Siyoto & Sodik (Siyoto & Sodik, 2015) kebenaran secara garis besar dibedakan menjadi
dua yaitu secara tradisional (pendekatan non ilmiah) dan secara modern (pendekatan
ilmiah).

Ditambahkan oleh Sherly Rachma Andreina(G0119106)


Siyoto, S., & Sodik, M. A. (2015). DASAR METODE PENELITIAN. Yogyakarta: Literasi Media Publishing
Dijelaskan secara tradisional (pendekatan non ilmiah) bahwasanya kegiatan manusia dalam usaha
mencari ilmu pengetahuan dan mencari kebenaran, terutama sebelum diketemukannya metode
ilmiah, dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya adalah penemuan ilmu pengetahuan secara
kebetulan, penemuan ilmu pengetahuan dengan menggunakan akal sehat (common sense), penemuan
ilmu pengetahuan dengan menggunakan intuisi, penemuan ilmu pengetahuan melalui Wahyu,
penemuan kebenaran melalui usaha coba-coba (trial and error), dan lain sebagainya. Dalam sejarah
kehidupan manusia tercatat adanya beberapa penemuan besar yang terjadi secara kebetulan, yakni
tanpa menggunakan langkah-langkah sebagaimana yang dikehendaki dalam penelitian ilmiah. Salah
satu contoh penemuan ilmu pengetahuan yang terjadi secara kebetulan adalah penemuan Kina
sebagai obat penyakit malaria.

Ditambahkan oleh Sherly Rachma Andreina(G0119106)


Siyoto, S., & Sodik, M. A. (2015). DASAR METODE PENELITIAN. Yogyakarta: Literasi Media Publishing
Sedangkan Kebenaran dijelaskan secara modern dengan melalui pendekatan ilmiah manusia
berusaha memperoleh kebenaran ilmiah, yaitu kebenaran yang dapat dipertanggungjawabkan secara
rasional dan empiris. Setidaknya terdapat tiga pola pikir yang dikembangkan dalam pendekatan
ilmiah yakni pola pikir induktif, pola pikir deduktif, dan pola pikir yang merupakan gabungan
deduktif-induktif. Dalam metode ilmiah, kebenaran dapat diperoleh melalui kegiatan penelitian yang
dilakukan secara terencana, sistematis, dan berdasarkan data-data empiris. Kebenaran yang diperoleh
melalui pendekatan ilmiah biasanya bersifat konsisten karena sesuai dengan sifatnya yang objektif.
Contoh dari kebenaran yang bersifat modern (pendekatan ilmiah) adalah data dari dilakukannya
eksperimen penelitian

Ditambahkan oleh Sherly Rachma Andreina(G0119106)


Siyoto, S., & Sodik, M. A. (2015). DASAR METODE PENELITIAN. Yogyakarta: Literasi Media Publishing
03
Paradigma
Penelitian
Paradigma adalah cara pandang yang hidup dalam diri seseorang dan
mempengaruhi orang tersebut dalam memandang realitas sekitarnya.
Paradigma penelitian merupakan kerangka berpikir yang
menjelaskan bagaimana cara pandang peneliti terhadap fakta kehidupan sosial;
dan perlakuan peneliti terhadap ilmu atau teori yang dikonstruksi sebagai suatu
pandangan mendasar dari suatu disiplin ilmu tentang apa yang menjadi pokok
persoalan yang semestinya dipelajari.
Paradigma penelitian juga menjelaskan bagaimana peneliti memahami
suatu masalah, serta kriteria pengujian sebagai landasan untuk menjawab
masalah penelitian (Guba & Licoln, 1988).

Ditambahkan oleh Nirmala Dyni Arzaqna (G0119088) Paradigma Penelitian: Pengertian


Menurut Thomas Kuhn, paradigma adalah cara mengetahui realitas
sosial yang dikonstruksi oleh mode of thought atau mode of inquiry tertentu,
yang kemudian menghasilkan mode of knowing yang spesifik.

Definisi tersebut kemudian dipertegas oleh Friedrich (1980), sebagai


suatu disiplin ilmu tentang apa yang menjadi pokok persoalan yang
semestinya dipelajari. Pengertian lainnya dikemukakan oleh George Ritzer,
dengan menyatakan paradigma sebagai pandangan yang menjadi pokok
persoalan yang semestinya dipelajari oleh salah satu cabang/disiplin ilmu
pengetahuan.

Ditambahkan oleh Nirmala Dyni Arzaqna (G0119088) Paradigma Penelitian: Pengertian


● Menurut Harmon (dalam Moleong, 2004 : 49), paradigma adalah cara mendasar untuk melakukan persepsi,
berpikir, menilai dan melakukan yang berkaitan dengan sesuatu secara khusus tentang realitas.

● Bogdan & Biklen (dalam Mackenzie & Knipe, 2006) menyatakan bahwa paradigma adalah kumpulan longgar dari
sejumlah asumsi, konsep, atau proposisi yang berhubungan secara logis, yang mengarahkan cara berpikir dan
penelitian.

● Baker (dalam Moleong, 2004 : 49) mendefinisikan paradigma sebagai seperangkat aturan yang membangun atau
mendefinisikan batas-batas dan menjelaskan bagaimana sesuatu harus dilakukan dalam batas-batas itu agar berhasil.

Ditambahkan oleh Shifani Tizar Agista (G0119107)


Muslim. (2015). Varian-Varian Paradigma, Pendekatan, Metode, dan Jenis Penelitian Dalam Ilmu Komunikasi.
Jurnal Media Bahasa, Sastra, dan Budaya Wahana, Vol. 1, No. 10. Paradigma Penelitian: Pengertian
Norman K. Denzin membagi paradigma kepada tiga elemen,
yaitu:

Metodologi
Memfokuskan pada bagaimana cara
Ontologi kita memperoleh pengetahuan
Epistemologi
Berkaitan dengan pertanyaan dasar
Mempertanyakan tentang bagaimana
tentang hakikat realitas
cara kita mengetahui sesuatu, dan apa
hubungan antara peneliti dengan
pengetahuan
.

Ditambahkan oleh Nirmala Dyni Arzaqna (G0119088) Paradigma Penelitian: Tiga Elemen Paradigma
Dari definisi dan muatan paradigma ini, Zamroni mengungkapkan tentang posisi
paradigma sebagai alat bantu bagi ilmuwan untuk merumuskan berbagai hal yang berkaitan
dengan;
1. Apa yang harus dipelajari
2. Persoalan-persoalan apa yang harus dijawab
3. Bagaimana metode untuk menjawabnya
4. aturan-aturan apa yang harus diikuti dalam menginterpretasikan informasi yang diperoleh.
Secara umum, paradigma penelitian diklasifikasikan dalam 2 kelompok yaitu penelitian
kuantitatif dan penelitian kualitatif. Pendekatan kuantitatif dibangun berdasarkan paradigma
positivisme dari August Comte (1798-1857), sedangkan penelitian kualitatif dibangun
berlandaskan paradigma fenomenologis dari Edmund Husserl (1859-1926).

Ditambahkan oleh Nirmala Dyni Arzaqna (G0119088) Paradigma Penelitian: Posisi Paradigma Penelitian
Pendekatan kuantitatif merupakan suatu pendekatan penelitian yang dibangun
berdasarkan filsafat positivisme. Positivisme adalah satu aliran filsafat yang menolak unsur
metafisik dan teologik dari realitas soisal.
Paradigma ini disebut tradisional (tradisional), eksperimental (experimental), atau
empiris (empiricist). Dalam penelitian ini diyakini bahwa satu-satunya pengetahuan
(knowledge) yang valid adalah ilmu pengetahuan (science), yaitu pengetahuan yang berawal
dari pengalaman (experience) yang tertangkap lewat pancaindera untuk kemudian diolah oleh
nalar (reason).
Metode penelitian ini, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu.
Teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data
menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan
untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2012).

Ditambahkan oleh Nirmala Dyni Arzaqna (G0119088) Paradigma Penelitian: Paradigma Penelitian Kuantitatif
Paradigma kualitatif meyakini bahwa di dalam masyarakat terdapat
keteraturan. Keteraturan itu terbentuk secara natural, karena itu tugas
peneliti adalah menemukan keteraturan itu, bukan menciptakan sendiri
batasan-batasannya berdasarkan teori yang ada. Atas dasar itu, pada
hakikatnya penelitian kualitatif adalah suatu kegiatan sistematis untuk
menemukan teori dari kancah, bukan untuk menguji teori atau
hipotesis. Karenanya, secara epistemologis, paradigma kualitatif tetap
mengakui fakta empiris sebagai sumber pengetahuan tetapi tidak
menggunakan teori yang ada sebagai bahan dasar untuk melakukan
verifikasi.

Ditambahkan oleh Ummi Nur Syahdilah (G0119119) Paradigma Penelitian: Paradigma Penelitian Kualitatif
Menurut Indiantoro & Supomo masing-masing paradigma atau pendekatan ini mempunyai kelebihan dan juga kelemahan,
sehingga untuk menentukan pendekatan atau paradigma yang akan digunakan dalam melakukan penelitian tergantung pada
beberapa hal di antaranya;

1. Jika ingin melakukan suatu penelitian yang lebih rinci yang menekankan pada aspek detail yang kritis dan
menggunakan cara studi kasus, maka pendekatan yang sebaiknya dipakai adalah paradigma kualitatif. Jika penelitian yang
dilakukan untuk mendapat kesimpulan umum dan hasil penelitian didasarkan pada pengujian secara empiris, maka
sebaiknya digunakan paradigma kuantitatif
2. Jika penelitian ingin menjawab pertanyaan yang penerapannya luas dengan obyek penelitian yang banyak, maka
paradigma kuantitatif yang lebih tepat, dan jika penelitian ingin menjawab pertanyaan yang mendalam dan detail
khusus untuk satu obyek penelitian saja, maka pendekatan naturalis lebih baik digunakan.
3. Sifat humanis dari aliran pemikiran ini terlihat dari pandangan tentang posisi manusia sebagai penentu utama perilaku
individu dan gejala sosial. Pendekatan kualitatif lahir dari akar filsafat aliran fenomenologi hingga terbentuk
paradigma post positivisme.

Ditambahkan oleh Ummi Nur Syahdilah (G0119119) Paradigma Penelitian: Penggunaan Paradigma Kualitatif dan Kuantitatif
Paradigma Kuantitatif Paradigma Kualitatif
1. Dikenal dengan paradigma tradisional, positivis, 1. Dikenal dengan pendekatan konstruktifis, naturalistis
eksperimental, empiris (interpretatif), atau perspektif
2. Lebih menekankan pada proses berpikir positivisme-logis, 2. Lebih mementingkan penghayatan dan pengertian dalam
yaitu suatu cara berpikir yang ingin menemukan fakta atau menangkap gejala (fenomenologis).
sebab dari sesuatu kejadian dengan mengesampingkan keadaan 3. Pendekatannya wajar, dengan menggunakan pengamatan
subyektif dari individu di dalamnya. yang bebas (tanpa pengaturan yang ketat).
3. Peneliti cenderung ingin menegakkan obyektifitas yang tinggi, 4. Lebih mendekatkan diri pada situasi dan kondisi yang ada pada
sehingga dalam pendekatannya menggunakan pengaturan- sumber data, dengan berusaha menempatkan diri serta berpikir
pengaturan secara ketat (obstrusive) dan berusaha dari sudut pandang “orang dalam” .
mengendalikan stuasi (controlled). 5. Bertujuan untuk menemukan teori dari lapangan secara
4. Peneliti berusaha menjaga jarak dari situasi yang diteliti, deskriptif dengan menggunakan metode berpikir induktif. Jadi
sehingga peneliti tetap berposisi sebagai orang “luar” dari bukan untuk menguji teori atau hipotesis.
obyek penelitiannya.
5. Bertujuan untuk menguji suatu teori/pendapat untuk
mendapatkan kesimpulan umum (generasilisasi) dari sampel
yang ditetapkan.

Ditambahkan oleh Ummi Nur Syahdilah (G0119119) Paradigma Penelitian: Paradigma Paradigma Kualitatif dan Kuantitatif
Paradigma Kuantitatif Paradigma Kualitatif
6. Berorientasi pada hasil, yang berarti juga kegiatan 6. Berorientasi pada proses, dengan mengandalkan diri
pengumpulan data lebih dipercayakan pada instrumen peneliti sebagai instrumen utama. Hal ini dinilai cukup
(termasuk pengumpul data lapangan). penting karena dalam proses itu sendiri dapat sekaligus
7. Kriteria data/informasi lebih ditekankan pada segi terjadi kegiatan analisis, dan pengambilan keputusan.
realibilitas dan biasanya cenderung mengambil data konkrit 7. Kriteria data/informasi lebih menekankan pada segi
(hard fact). validitasnya, yang tidak saja mencakup fakta konkrit saja
8. Walaupun data diambil dari wakil populasi (sampel), namun melainkan juga informasi simbolik atau abstrak.
selalu ditekankan pada pembuatan generalisasi. 8. Ruang lingkup penelitian lebih dibatasi pada kasus-kasus
9. Fokus yang diteliti sangat spesifik (particularistik) berupa singular, sehingga tekannya bukan pada segi generalisasinya
variabelvariabel tertentu saja. Jadi tidak bersifat holistik. melainkan pada segi otensitasnya.
9. Fokus penelitian bersifat holistik, meliputi aspek yang
cukup luas (tidak dibatasi pada variabel tertentu).

Ditambahkan oleh Ummi Nur Syahdilah (G0119119) Paradigma Penelitian: Paradigma Paradigma Kualitatif dan Kuantitatif
Perbedaan penelitian kuantitatif dan kualitatif

Ditambahkan oleh Trisnia Rizqi Safithri (G0119117)


Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek (Revisi V ed.). Jakarta: PT Asdi
Mahasatya.
Jadi, paradigma penelitian dalam hal ini diartikan sebagai pola pikir yang menunjukkan hubungan antara variabel yang
akan diteliti yang sekaligus mencerminkan jenis dan jumlah rumusan masalah yang perlu dijawab melalui penelitian, teori yang
digunakan untuk merumuskan hipotesis, jenis dan jumlah hipotesis, dan teknik analisis statistik yang akan digunakan.

Variabel penelitian adalah suatu atribut, sifat, atau nilai dari obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Macam -macam variabel yaitu:

1. Variabel Independent
Merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya. Variabel ini sering disebut sebagai variabel
stimulus, prediktor, antecedent. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel bebas. Variabel bebas merupakan variabel
yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).
2. Variabel Dependen
Merupakan variabel yang dipengaruhi karena adanya variabel independen. Sering disebut sebagai variabel output, kroteria,
konsekuen. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi
atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.

Paradigma Penelitian: Variabel Penelitian


Contoh Hubungan Variabel Independen-Dependen

MOTIVASI BELAJAR PRESTASI BELAJAR

Paradigma Penelitian: Variabel Penelitian


3. Variabel Moderator
Merupakan variabel yang mempengaruhi (memperkuat dan memperlemah) hubungan variabel
independen dan dependen. Variabel ini disebut juga sebagai variabel independen kedua.

Paradigma Penelitian: Variabel Penelitian


4. Variabel Intervening
Merupakan variabel yang secara teoritis mempengaruhi hubungan antara variabel independen dengan dependen menjadi
hubungan yang tidak langsung dan tidak dapat diamati dan diukur.

Paradigma Penelitian: Variabel Penelitian


5. Variabel Kontrol
Merupakan variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga hubungan variabel independen
terhadap dependen tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti. Variabel ini sering digunakan
oleh peneliti, yang akan melakukan penelitian yang bersifat membandingkan.

Paradigma Penelitian: Variabel Penelitian


Selajutnya akan dibahas mengenai bentuk-bentuk paradigma, atau model penelitian kuantitatif
khususnya untuk penelitian survey, sebagai berikut:

1. Paradigma Sederhana
Paradigma sederhana terdiri atas satu variabel independen dan dependen.

2. Paradigma Sederhana Berurutan


Paradigma sederhana berurutan terdiri dari lebih dari dua variabel, tetapi hubungannya
masih sederhana.

Paradigma Penelitian: Variabel Penelitian


3. Paradigma Ganda dengan Dua Variabel Independen
Paradigma ganda dengan dua variabel independen yang terdiri dari dua variabel independen dan dependen.

4. Paradigma Ganda dengan Tiga Variabel Independen

Paradigma Penelitian: Variabel Penelitian


5. Paradigma Ganda dengan Dua Variabel Dependen

6. Paradigma Ganda dengan Dua Variabel Independen dan Dua Dependen

Paradigma Penelitian: Variabel Penelitian


7. Paradigma Jalur

Paradigma Penelitian: Variabel Penelitian


04
Tujuan Penelitian
Penelitian adalah sebuah usaha untuk menemukan, mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu penegtahuan dan dilakukan dengan
metode ilmiah. Tujuan penelitian sejalan dengan UU Nomor 22 Tahun 1961 tentang perguruan tinggi di Indonesia, dinyatakan bahwa
fungsi perguruan tinggi (Tri Dharma Perguruan Tinggi):

a. Menyelenggarakan Pendidikan dan pengajaran dalam usaha memelihara dan memajukan ilmu pengetahuan.
b. Melakukan penelitian dan usaha kemajuan dalam lapangan ilmu pengetahuan.
c. Pengabdian masyarakat.

Sesuai dengan tujuan dan fungsinya, penelitian mempunyai dua arah yaitu:

d. Kemasyarakatan, yaitu sebagai suatu cara ke arah kemajuan untuk mencapai suatu good life bagi manusia (masyarakat).
e. Bidang ilmu pengetahuan, fungsi pengetahuan yaitu:
• Menemukan, yaitu mendapatkan sesutau untuk mengisi kekosongan atau kekurangan.
• Mengembangkan ilmu pengetahuan yang sudah ada dalam arti jika yang sudah ada masih atau menjadi diragukan kebenarannya.
• Mengembangkan ilmu pengetahuan, yaitu memperluas dan menggali lebih dalam apa yang sudah ada.

Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah sesuatu yang ingin diketahui dan didapatkan. Tujuan penelitian merupakan
fokus yang mengarahkan jalannya penelitian. Menjawab pertanyaan dari penelitian itu sendiri merupakan
tujuan dari penelitian. Tanpa tujuan penelitian yang baik, maka sebuah penelitian akan kehilangan kendali.

Tujuan penelitian yang baik harus sebisa mungkin menjawab indikator berikut. Pertama, apakah
tujuan penelitian tersebut berhubungan erat dengan masalah penelitian. Tujuan penelitian tidak berdiri sendiri.
Tujuan penelitian harus tetap memperhatikan masalah penelitian, sehingga nantinya tujuan penelitian
benar-benar menjawab persoalan-persoalan dan pernyataan yang telah disampaikan di latar belakang
masalah penelitian. Dengan demikian, tujuan penelitian adalah indicator apakah perntanyaan penelitian
dapat dijawab oleh penelitian tersebut.

Tujuan Penelitian
Kedua, apakah masalah dalam latar belakang yang telah disusun oleh peneliti di atas sudah dapat diketahui
jawabannya melalui tujuan penelitian tersebut.
Tujuan yang baik harus mampu menunjukkan bahwa masalah penelitian akan terjawab dan tercapai dengannya.
Sebaliknya, tujuan yang tidak baik adalah yang sama sekali tidak berhubungan dengan masalah penelitian.

Maka bagi peneliti, tujuan penelitian adalah batasan-batasan untuk mengefektifkan penelitian. Sebuah tujuan
penelitian yang baik seharusnya dibuat seringkas mungkin dan dalam kalimat aktif. Hal tersebut harus
dilakukan karena tujuan penelitian nantinya akan diukur ketercapaiannya.

Tujuan Penelitian
Secara umum, tujuan penelitian disusun atas dua bentuk, yaitu:

 Tujuan Umum, merupakan tujuan akumulasi dan masih bisa diuraikan lagi ke dalam
bentuknya yang lebih sederhana.
Contohnya: Mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan warga Indonesia
dalam menerapkan PSBB.

 Tujuan Khusus, merupakan rincian yang lebih detail dari tujuan umum.
Contohnya: Mengetahui hubungan pengaruh iklim sosial dengan kepatuhan warga Indonesia
dalam menerapkan PSBB; Mengetahui hubungan edukasi mengenai Covid-19 dengan
kepatuhan warga Indonesia dalam menerapkan PSBB; Mengetahui hubungan kebiasaan
berperilaku hidup sehat dengan kepatuhan warga Indonesia dalam menerapkan PSBB.

Tujuan Penelitian
Contoh tujuan penelitian tersebut menunjukan bahwa “faktor-faktor
yang berhubungan” dengan kepatuhan warga Indonesia dalam menerapkan PSBB
diuraikan dalam tujuan khusus sehingga berupa tiga aspek, aspek eksternal (iklim
sosial) dan aspek internal (edukasi mengenai Covid-19 dan kebiasaan berperilaku
hidup sehat). Tujuan khusus ditambahkan oleh peneliti untuk melengkapi
kebutuhan penelitian, dengan catatan masih tetap relevan dengan tujuan umumnya.

Tujuan Penelitian
Rajasekar, et al. (2013) menjelaskan bahwa penelitian dapat dilakukan dengan tujuan untuk:
1. Menemukan fakta baru
2. Memastikan dan menguji kebenaran dan keberadaan fakta yang dianggap penting
3. Menganalisis suatu kejadian atau proses atau fenomena dan mengidentifikasi adanya hubungan sebab dan akibat
4. Mengembangkan piranti lmiah baru, konsep, dan teori baru untuk memecahkan masalah dan memahami permasalahan
ilmiah dan tidak ilmiah
5. Mencari jalan keluar dari permasalahan penelitian, baik ilmiah, tak ilmiah (praktis), maupun sosial/kemasyarakatan
6. Mengatasi atau memecahkan permasalahan yang terkait dengan kehidupan sehari-hari

Ditambahkan oleh Rifdah Hanifah Kushapsari(G0119098)


Timotius, K. H. (2017). Pengantar Metodologi Penelitian Pendekatan Manajemen Pengetahuan untuk
Perkembangan
Pengetahuan Yogyakarta: Penerbit ANDI.
Secara umum penelitian bertujuan untuk mencari, menemukan, mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu pengetahuan.

Penelitian juga sering dilaksanakan untuk mencari pemecahan terhadap permasalahan yang berkembang. Secara rinci tujuan

penelitian dapat dibedakan menjadi dua macam:

1. Tujuan Ilmiah

Suatu kegiatan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui sesuatu tetapi hasilnya tidak dapat dimanfaatkan secara langsung dalam

kehidupan nyata. Kegiatan penelitian seperti ini dikenal dengan istilah basic research atau pure research.

2. Tujuan Praktis

Suatu penelitian yang hasilnya dapat dimanfaatkan secara langsung dalam kehidupan nyata. Penelitian seperti ini dikenal dengan

istilah applied research.

Ditambahkan oleh Salma Arfia Fadhilah (G0119100)


Widiasworo, E. (2019). Menyusun Penelitian Kuantitatif untuk Skripsi dan Tesis. Yogyakarta: Araska.
Tujuan Penelitian
Menurut Satjipto Raharjo, suatu penelitian memiliki tujuan-tujuan berikut:
1. Mendapatkan pengetahuan tentang suatu gejala, sehingga dapat merumuskan masalah secara tepat.
2. Memperoleh pengetahuan yang lebih mendalam tentang suatu gejala, sehingga dapat merumuskan hipotesis.
3. Untuk menggambarkan secara lengkap karakteristik atau ciri-ciri dari suatu keadaan, perilaku individu dan
perilaku kelompok.
4. Mendapatkan keterangan tentang frekuensi suatu peristiwa.
5. Memperoleh data mengenai hubungan antara satu gejala dengan gejala lain.
6. Menguji hipotesis yang berisikan hubungan sebab akibat (untuk sebuah penelitian yang didasarkan pada sebuah
hipotesis).

Ditambahkan oleh Salma Arfia Fadhilah (G0119100)


Widiasworo, E. (2019). Menyusun Penelitian Kuantitatif untuk Skripsi dan Tesis. Yogyakarta: Araska.
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian juga diungkapkan oleh Sunaryati Hartono yakni meliputi:
1. Menggambarkan secara jelas dan cermat hal-hal yang dipersoalkan.
2. Menerangkan kondisi-kondisi yang mendasari peristiwa.
3. Menyusun teori, artinya mencari dan merumuskan dalil-dalil hukum (hukum-hukum atau kausalitas mengenai
hubungan antara kondisi yang satu atau kondisi yang lain, atau hubungan antara peristiwa dengan peristiwa lain.
4. Membuat prediksi atau ramalan, estimasi dan proyeksi peristiwa-peristiwa yang akan terjadi atau gejala-gejala
yang akan timbul.
5. Melakukan pengendalian atau pengarahan yaitu melakukan tindakan-tindakan guna mengendalikan atau
mengarahkan peristiwa-peristiwa atau gejala-gejala tertentu ke arah yang dikehendaki.

Ditambahkan oleh Salma Arfia Fadhilah (G0119100)


Widiasworo, E. (2019). Menyusun Penelitian Kuantitatif untuk Skripsi dan Tesis. Yogyakarta: Araska.
Tujuan Penelitian
Suatu riset, khususnya riset di dalam ilmu-ilmu pengetahuan empiris, pada umumnya bertujuan untuk menemukan,
mengembangkan, atau menguji kebenaran suatu pengetahuan. Menemukan berarti berusaha mendapatkan sesuatu untuk
mengisi kekosongan atau kekurangan. Mengembangkan berarti memperluas dan menggali lebih dalam apa yang
sudah ada; sedang menguji kebenaran dilakukan jika apa yang sudah ada masih diragukan kebenarannya.
Riset yang bertujuan menemukan masalah-masalah baru biasa disebut riset eksploratif. Riset yang khusus
dimaksudkan untuk mengembangkan pengetahuan yang sudah ada dinamakan riset pengembangan (development
research). Sedangkan riset yang ditujukan untuk menguji kebenaran suatu pengetahuan disebut riset verifikatif.

Ditambahkan oleh Salma Arfia Fadhilah (G0119100)


Hadi, Sutrisno. 2015. Metodologi Riset. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian kuantitatif meliputi variabel-variabel dalam penelitian dan hubungan antarvariabel tersebut, para
partisipan, dan lokasi penelitian. Tujuan ini ditulis dengan bahasa-bahasa yang berhubungan dengan penelitian kuantitatif,
dan terkadang juga mencakup pengujian deduktif atas hubungan-hubungan atau teori-teori tertentu. Tujuan penelitian
kuantitatif biasanya dimulai dengan mengidentifikasi variabel-variabel utama dalam penelitian (bebas, intervening, atau
terikat) beserta model visualnya, lalu mencari dan menentukan bagaimana variabel-variabel itu akan diukur atau diamati.
Pada akhirnya, tujuan digunakannya variabel-variabel secara kuantitatif adalah untuk menghubungkan variabel-variabel
tersebut, seperti yang biasa ditemukan dalam penelitian survei, atau untuk membandingkan sampel-sampel atau kelompok-
kelompok tertentu dalam kaitannya dengan hasil penelitian, seperti yang sering dijumpai dalam penelitian eksperimen.

Ditambahkan oleh Salma Arfia Fadhilah (G0119100)


Creswell, J. W. (2017). Research Design : Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Tujuan Penelitian
04
Jenis-Jenis
Penelitian
Akademis

BIDANG Profesional

Institusional

Murni
Survey
TUJUAN

Terapan
Ex post facto

Eksperimen

Menurut Sugiyono METODE


JENIS-JENIS Naturalistik
(2015) PENELITIAN

Policy Research

Deskriptif Evaluasi

TINGKAT
EKSPLANASI Komparatif Sejarah

Asosiatif

Cross Sectional
WAKTU
Longitudinal
A. Bidang penelitian
Berdasarkan bidangnya penelitian dibagi menjadi :
1. Penelitian Akademik, penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa dengan tujuan pembuatan
skripsi, disertasi, tesis. Penelitian ini digunakan sebagai sarana edukasi validitas internal. Pada
penelitian akademik, variabel yang digunakan terbatas dan analisis yang digunakan disesuaikan
dengan jenjang pendidikan.
2. Penelitian Profesional, penelitian yang dilakukan oleh orang yang berprofesi sebagai peneliti
dengan tujuan mendapatkan pengetahuan baru. Variabel penelitian lengkap dan analisis yang
digunakan disesuaikan dengan kepentingan.
3. Penelitian Institusional, penelitian yang bertujuan mendapatkan informasi yang dapat
digunakan dalam pengembangan lembaga. Hasil penelitian lebih menekankan pada validitas
eksternal (kegunaan), dengan variabel menggunakan variabel penelitian yang lengkap.

Jenis Penelitian: Berdasarkan Bidang


B. Tujuan penelitian

Berdasarkan tujuannya penelitian dapat diklasifikasikan sebagai penelitian dasar (basic


research), dan penelitian terapan (applied research).

Penelitian dasar bertujuan untuk menemukan pengetahuan baru yang sebelumnya belum
pernah diketahui dan tidak secara langsung memperhatikan kegunaan praktisnya dalam memecahkan
masalah. Penelitian terapan bertujuan untuk menerapkan, menguji, dan mengevaluasi
kemampuan sebuah teori yang secara praktis dapat memecahkan masalah-masalah kehidupan.

Penelitian dasar mampu menghasilkan produk yang bersifat hipotetik. Selanjutkan produk yang
masih bersifat hipotetik itu diuji. Setelah teruji, maka produk dapat diaplikasikan. Pengujian produk
tersebut disebut dengan penelitian terapan. Kedua penelitian tersebut dihubungkan oleh penelitian
pengembangan. Penelitian pengembangan dilakukan guna mengembangkan atau memvalidasi
produk-produk yang digunakan dalam pendidikan dan pembelajaran.

Jenis Penelitian: Tujuan Penelitian


Penelitian terapan dapat diartikan sebagai penyelidikan yang hati-hati, sistematik, dan terus menerus terhadap suatu
masalah dengan tujuan untuk digunakan dengan segera untuk keperluan tertentu (M. Nazir, 1988). Charters (1925)
dalam Nazir (1988) mengemukakan bahwa terdapat langkah-langkah dalam melaksanakan penelitian terapan, yakni:
1. Sesuatu yang sedang diperlukan, dipelajari, diukur, dan diperiksa kelemahannya
2. Satu dari kelemahan-kelemahan yang diperoleh, dipilih untuk penelitian
3. Biasanya dilakukan pemecahan dalam laboratorium
4. Kemudian dilakukan modifikasi sehingga penyelesaian dapat dilakukan untuk diterapkan
5. Pemecahannya dipertahankan dan menempatkannya dalam suatu kesatuan sehingga ia menjadi bagian yang permanen
dari satu sistem
Contoh penelitian terapan, antara lain sebagai berikut: peningkatan kualitas belajar mengajar siswa, pengaruh pemupukan
terhadap tanaman, pengaruh implementasi kurikulum MBS terhadap mutu pendidikan dan sebagainya.

Ditambahkan oleh Yovita Ajeng Pratiwi (G0119124)


Nazir, M. 1988. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
C. Metode penelitian

Berdasarkan metodenya, penelitian diklasifikasikan menjadi:

1. Penelitian Survey, penelitian yang dilakukan dengan mengumpulkan data, sehingga ditemukan
kejadian-kejadian relatif dan hubungan-hubungan antar variabel.

2. Penelitian Eksperimen, penelitian dalam kondisi terkontrol untuk mencari treatment tertentu,
dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel tertentu terhadap variabel yang lain dalam kondisi
yang dikontrol.

3. Penelitian Naturalistik, penelitian dengan mengetahui objek alamiah atau tanpa membuat
perlakuan.

4. Penelitian Ex Post Facto, penelitian dengan mempelajari peristiwa yang telah terjadi dan
menelusuri ke masa-masa sebelumnya untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan
timbulnya peristiwa tersebut.

Jenis Penelitian: Metode Penelitian


5. Policy Research, menurut Kurniawan dan Pusputaningtyas (2016), penelitian kebijakan bertujuan
untuk merekomendasikan hasil penelitian untuk digunakan oleh pembuat keputusan (kebijakan)
untuk bertindak secara praktis dalam menyelesaikan masalah.

6. Action Research, penelitian yang dilakukan dengan mengembangkan metode kerja yang paling
efisien.

7. Penelitian Evaluasi, penelitian dengan dilakukan penilaian atas proses membuat keputusan, dengan
membandingkan keputusan yang dapat berupa produk, kegiatan, atau kejadian dengan standar
program yang telah ditetapkan.

8. Penelitian Sejarah, penelitian dengan dilakukannya analisis terhadap kejadian yang berlangsung di
masa lalu.

Jenis Penelitian: Metode Penelitian


Menurut Pendekatannya (Masri Singarimbun (1982):
(1) Penelitian Eksperimen
(2) Penelitian Evaluasi
(3) Penelitian Grounded Research
(4) Analisis data Sekunder.

Ditambahkan oleh Nurul Qurrata A’yun (G0119090)


Suryana, M. S. (2010). Metodologi Penelitan Model Prakatis Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Jakarta:
Universits Pendidikan Indonsia..
Secara metodologis, ada tiga cara menyisihkan faktor-faktor non-eksperimen :

1. Disisihkan secara fisik dalam bentuk percobaan-percobaan di laboratorium

● Yang dimaksud dengan laboratorim dalam pengertian ini bukannya laboratorium fisika, kimia, atau

biologi yang merupakan tempat percobaan terhadap benda-benda saja, tetapi juga laboratorium untuk

ilmu sosial. Contoh: seorang anak dimasukkan ke dalam ruang coba yang dikelilingi dinding kaca diberi

berbagi macam mainan dan dilihat bagaimana reaksi anak tersebut.

Ditambahkan oleh Trisnia Rizqi Safithri (G0119117)


Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek (Revisi V ed.). Jakarta: PT Asdi
Mahasatya.
Jenis Penelitian: Metode Penelitian Eksperimen
2. Disisihkan secara selektif
● Dalam eksperimen jenis kedua ini faktor-faktor yang lain tetap ada dan berperan, tetapi kerjanya diawasi, diikuti, dipantau
pengaruhnya. Contoh metode diskusi dan tanya jawab. Selama menggunakan dua metode ini factor guru, alat pelajaran, jenis
mata pelajaran, tidak perlu disamakan tetapi penambahan pengurangan atau perubahan faktor-faktor tersebut tetap diamati.
3. Disusuhkan dengan manipulasi statistic
● Yaitu memilih data yang berhubungan dengan faktor yang dikehendaki saja. Contohnya, seorang guru meminjamkan buku
paket kepada siswa kelas 12A tapi tidak kepada siswa kelas 12B. Sesudah berlangsung selama satu tahun, peneliti melakukan
analisis data. Karena peneliti hanya ingin mengetahui pengaruh peminjaman buku paket bagi anak-anak petani saja baik
kelas 12A maupun 12B, maka yang diambil datanya hanya yang diperlukan saja. Yang lain tidak perlu diolah.

Ditambahkan oleh Trisnia Rizqi Safithri (G0119117)


Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek (Revisi V ed.). Jakarta: PT Asdi
Mahasatya.
Jenis Penelitian: Metode Penelitian Eksperimen
D. Tingkat Eksplanasi

Berdasarkan tingkat eksplanasinya penelitian dapat dikelompokan menjadi:

1. Penelitian Deskriptif, penelitian yang menggambarkan secara sistematis, mengetahui nilai variabel
independen (baik satu maupun lebih) tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan
variabel lain.

2. Penelitian Komperatif, penelitian yang diarahkan untuk mengetahui perbandingan antar variabel
dengan menggunkan sampel lebih dari satu atau dengan waktu yang berbeda.

3. Penelitian Asosiatif, penelitian yang diarahkan untuk mengetahui hubungan antar dua variabel atau
lebih.

Jenis Penelitian: Tingkat Eksplanasi


E. Waktu

1. Longitudinal, penelitian yang membandingkan perubahan subjek penelitian setelah periode


waktu tertentu

2. Cross-Sectional, penelitian yang melibatkan lebih daru satu kasus dalam satu waktu dan
melibatkan beberapa variabel untuk melihat pola hubungannya.

Jenis Penelitian: Waktu


Selain pembagian diatas, menurut Kurniawan dan Pusputaningtyas (2016) jenis penelitian dapat diklasifikasikan
berdasarkan jenis data dan analisisnya, penelitian dikelompokan menjadi penelitian kualitatif dan penelian kuantitatif.

Selanjutnya menurut Sutrisno Hadi terdapat beberapa jenis-jenis penilitian yang dapat dikelompokan, antar lain:

a. Menurut bidangnya terdapat penelitian pendidikan, penelitian sejarah, penelitian bahasa, penelitian ilmu teknik,
penelitian biologi.

b. Menurut tempatnya terdapat penelitian laboratorium, penelitian perpustakaan, dan penelitian lapangan.

c. Menurut pemakaiannya terdapat penelitian murni dan terapan

d. Menurut tujuan umumnya terdapat penelitian eksploratif, pengembangan dan verifikatif

e. Menurut tarafnya terdapat penelitian deskriptif, dan peneitian inferensial yang tidak hanya menggambarkan sesuatu
namun juga mengambil kesimpulan kesimpulan umum.

f. Menurut pendekatannya terdapat penelitian longitudinal dan penelitian cross-sectional


Jenis-jenis penelitian menurut Ranjit Kumar:

Ditambahkan oleh Natasyah Dwi Ramadina (G0119085)


Kumar, Ranjit. 2011. Research Metodology : A step-by-step Guide For Beginners. London : Sage publication.
Isaac & Michael (1976) mengelompokkan jenis penelitian menurut kategori fungsionalnya dan sudut pandang
karakteristik masalah menjadi beberapa macam, yaitu:

a. Penelitian deskriptif
b. Penelitian korelasional
c. Penelitian perkembangan
d. Studi kasus atau penelitian lapangan
e. Penelitian kausal-komparatif
f. Penelitian eksperimental-murni (true-experimental researches)
g. Penelitian eksperimental-kuasi (quasi experimental)

Ditambahkan oleh Salwa Rizki Nurkhalizah (G0119102)


Azwar, Saifuddin. (2017). Metode Penelitian Psikologi.Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Berdasarkan penerapannya, penelitian di bagi menjadi 2 kategori menurut Bailey (1978: 17) dalam ilmu sosial :
penelitian murni dan penelitian terapan.

● A. Penelitian murni melibatkan pengembangan dan pengujian teori dan hipotesis yang secara intelektual menantang
peneliti tetapi mungkin atau mungkin tidak memiliki aplikasi praktis saat ini atau di masa depan.

● B. Sedangkan sebagian besar penelitian dalam ilmu sosial adalah penelitian terapan. Dengan kata lain, teknik
penelitian, prosedur dan metode yang membentuk tubuh metodologi penelitian diterapkan pada koleksi informasi
tentang berbagai aspek situasi, masalah, masalah atau fenomena sehingga menjadi informasi dikumpulkan dapat
digunakan dengan cara lain - seperti untuk perumusan kebijakan, administrasi dan peningkatan pemahaman tentang
suatu fenomena.

Ditambahkan oleh Nuruttaqi Kafabihi Sabila (G0119091)


Kumar, Ranjit. 2011. Research Metodology : A step-by-step Guide For Beginners. London : Sage publication.
Sedangkan suatu studi penelitian menurut sudut pandang tujuannya, di kategorikan menjadi 4 bagian yaitu: deskriptif, korelasional,
penjelasan atau eksplorasi.

A. studi deskriptif berusaha untuk menggambarkan secara sistematis suatu situasi, masalah, fenomena, layanan atau program, atau
memberikan informasi tentang, katakanlah, kondisi kehidupan komunitas, atau menggambarkan sikap terhadap suatu masalah.

B. Penekanan utama dalam studi korelasional adalah menemukan atau menetapkan keberadaan hubungan/ asosiasi/ saling ketergantungan
antara dua atau lebih aspek dari suatu situasi.

C. Penelitian eksplanatori berusaha untuk menjelaskan mengapa dan bagaimana ada hubungan antara dua aspek situasi atau fenomena.

D. Penelitian eksplorasi ini adalah saat sebuah studi dilakukan dengan tujuan untuk menjelajahi daerah yang sedikit diketahui atau untuk
menyelidiki kemungkinan melakukan studi penelitian tertentu

Ditambahkan oleh Nuruttaqi Kafabihi Sabila (G0119091)


Kumar, Ranjit. 2011. Research Metodology : A step-by-step Guide For Beginners. London : Sage publication.
Cara inkuiri yang digunakan dalam melakukan penelitian. (mode of enquiry used in conducting the study.)

Secara umum, ada dua pendekatan untuk penyelidikan: 1. pendekatan terstruktur; 2. pendekatan tidak
terstruktur

Ditambahkan oleh Nuruttaqi Kafabihi Sabila (G0119091)


Kumar, Ranjit. 2011. Research Metodology : A step-by-step Guide For Beginners. London : Sage publication.
Pada umumnya penelitian dapat dibedakan kedalam dua jenis, yaitu penelitian menurut sifat masalahnya dan
menurut tujuannya.
Menurut sifat masalahnya (Dirjen Dikti, 1981):
1. Penelitian Historis; bertujuan untuk membuat rekonstruksi masa lampau, secara sistematis dan objektif
dengan cara mengumpulkan,
mengevaluasi, memverifikasi, dan mensintesiskan bukti-bukti untuk menegakkan fakta-fakta dan bukti-bukti
guna memperoleh kesimpulan yang akurat.
Contoh: Studi tentang Praktek Bawon di Pulau Jawa.
2. Penelitian Deskriptif; bertujuan untuk membuat deskripsi secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, dan
sifat-sifat populasi daerah tertentu. Apabila, diambil beberapa sampelnya saja, diseebut survey deskriptif.
Contoh:
Studi tentang kebutuhan pendidikan keterampilan di Daerah X.
Survey Pendapat Umum Tentang Sikap Berhemat Masyarakat.
Penelitian Tentang Daya Serap Siswa SMA dalam Pelajaran X.

Ditambahkan oleh Nurul Qurrata A’yun (G0119090)


Suryana, M. S. (2010). Metodologi Penelitan Model Prakatis Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Jakarta:
Universits Pendidikan Indonsia..
3. Penelitian Perkembangan (Development Research); bertujuan untuk menyelidiki pola urutan pertumbuhan atau
perubahan sebagai fungsi waktu.
Contoh:
Studi Longitudinal Pertumbuhan yang Mengukur Sifat-sifat Perubahan X.
Studi Cross-sectional Tentang Sifat-sifat Pertumbuhan X
Studi Kecenderungan Tentang Pola-pola Perubahan X

Ditambahkan oleh Nurul Qurrata A’yun (G0119090)


Suryana, M. S. (2010). Metodologi Penelitan Model Prakatis Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Jakarta:
Universits Pendidikan Indonsia..
4. Penelitian Kasus dan Penelitian Lapangan (Case Study and Field Research) ; bertujuan untuk mempelajari
secara intensif tentang latar belakang keadaan sekarang dan interaksi lingkungan suatu unit sosial: Individu,
kelompok dan masyarakat. Penelitian ini cirinya bersifat mendalam tentang suatu unit sosial tertentu yang hasilnya
merupakan gambaran yang lengkap dan terorganisir.

Contoh:

Studi Kasus yang dilakukan Piaget tentang Perkembangan Kognitif pada Anak-anak

Studi Kasus tentang Pola Konsumsi Masyarakat Kota dan Pola- pola Kehidupannya.

Studi Lapangan yang tentang Kelompok Masyarakat Terpencil.

Ditambahkan oleh Nurul Qurrata A’yun (G0119090)


Suryana, M. S. (2010). Metodologi Penelitan Model Prakatis Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Jakarta:
Universits Pendidikan Indonsia..
5. Penelitian Eksperimen; bertujuan untuk menyelidiki kemungkinan sebab akibat dengan cara
mengenakan kepada suatu atau lebih kondisi perlakukan dan membandingkan hasilnya dengan suatu atau
lebih kelompok kontrol.

Contoh: Eksperimen tentang gejala-gejala alam 


6. Penelitian Korelasional, bertujuan untuk meneliti sejauhmana variasi-variasi pada suatu faktorberkaitan
dengan variasi-variasi faktor lain berdasarkan koefisien korelasi.
Contoh: Studi tentang Hubungan antara Pola Belajar dengan Prestasi Belajar.

Ditambahkan oleh Nurul Qurrata A’yun (G0119090)


Suryana, M. S. (2010). Metodologi Penelitan Model Prakatis Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Jakarta:
Universits Pendidikan Indonsia..
7. Penelitian Kausal Komparatif, bertujuan untuk menyelidiki kemungkinan sebab akibat terjadinya suatu
fenomena.
Contoh : Studi tentang faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas dan efisisensi perusahaan.
8. Penelitian Tindakan (action research), yaitu bertujuan untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan
baru atau cara-cara pendekatan baru dan untuk memecahkan masalah dengan cara penerapan langsung
didunia kerja atau dunia aktual yang lain.
Contoh:
Penelitian tentang Program “Inservice-Training” untuk melatih para Penyuluh Pertanian Lapangan.
Penelitian Tindakan Kelas oleh Guru-Guru di SMU

Ditambahkan oleh Nurul Qurrata A’yun (G0119090)


Suryana, M. S. (2010). Metodologi Penelitan Model Prakatis Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Jakarta:
Universits Pendidikan Indonsia..
THANK YOU!
DAFTAR PUSTAKA
Hadi, Sutrisno. 2015. Metodologi Riset. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Hardani, H. A., Ustiawaty, J., Istiqomah, R. R., Fardani, R. A., Sykmana, D. J., & Auliya, N. H. (2020). Buku Metode Penelitian
Kualitatif & Kuantitatif. Yogyakarta: CV. Pustaka Ilmu Group.

Kurniawan, W. A., dan Puspitaningtyas, Z. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif. Yogyakarta: Pandiva Buku

Mahmud, & Priatna, T. (2008). Penelitian Tindakan Kelas Teori Dan Praktek. Bandung: Tsabita

Paradigma Penelitian. Hikmah, 14(1), 62-70.

Puspitaningtyas, Z., & Kurniawan, A. W. (2016). Metodologi Penelitian Kuantitatif. Yogyakarta: Pandiya Buku.

Ridha, N. (2017). Proses Penelitian, Masalah, Variabel dan

Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Anggota Ikatan Penerbit Indonesia

Siyoto, S., & Sodik, A. (2015). Dasar Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Literasi Media Publishing

Syahrum, & Salim. (2012). Metodologi penelitian kuantitatif. Bandung: Citapustaka Media
Pertanyaan dan Jawaban
Dari Rizqi Maisaroh (G0119099)
Tadi dijelaskan taraf/tingkatan dalam mencari kebenaran, nah contoh konkret untuk setiap tarafnya ada tidak ya?

Jawab:
1. Kebetulan: Ditemukannya obat malaria secara kebetulan oleh seorang pengembara di daerah tropik yang terserang oleh penyakit demam yang
datangnya dalam waktu-waktu. Ketika sedang terserang penyakit tersebut ia merasa haus sekali, dan terpaksa minum air rawa di dalamnya
terendam pohon besar dan sembuh. orang menggunakan air kulit pohon yang serupa untuk mengobati penyakit demam.
2. Trial dan error: Saat penyakit datang seseorang secara aktif mencari obat yang dapat menyembuhkan dengan mencoba berbagai bahan hingga
menemukan obat yang dapat menyembuhkan
3. Otoritas dan Tradisi: Saat terjadi sebuah wabah dilakukan sebuah ritual yang menurut tradisi akan menghilangkan nasib buruk
4. Spekulasi: Saat ada yang sakit seseorang melihat gejalanya dan mempertimbangkan kemiripan kemiripan dengan penyakit yang sebelumnya
pernah ada. Walaupun hanya satu gejala yang sama dan tidak tahu pasti penyakitnya, orang tersebut berpikir dapat menggunakan obat yang sama.
Dari Tarissa Aqilla Yuris (G0119114)
Disebutkan bahwa penemuan yang ditemukan melalui ‘taraf kebetulan’ itu tidak dapat digolongkan ke dalam proses ilmiah. Tapi, jika penemuan
yang beranjak dari kebetulan ini kemudian terbukti benar setelah melalui penelitian objektif, apakah sudah bisa dibilang masuk ke dalam golongan
proses berpikir ilmiah?

Jawab:
Iya, penelitian bisa saja berawal dari sebuah penelitian non ilmiah seperti kebetulan. Jika sudah dilakukan sebuah cara yang sistematis dan hipotesa
dinyatakan valid, maka penelitian tersebut sudah terbukti ilmiah.
Dari Tarissa Aqilla Yuris (G0119114)
Kan kalau berdasarkan tujuannya, ada 2 klasifikasi penelitian, yaitu dasar dan terapan. Penelitian dasar bertujuan menemukan penelitian baru dan
mampu menghasilkan produk yang bersifat hipotetik. Sementara untuk menerapkan, menguji, dan mengevaluasi produk itu bagiannya penelitian
terapan. Nah, ada lagi kalau berdasarkan penerapannya, penelitian dibagi menjadi 2 dalam ilmu sosial, yakni murni dan terapan. Nah, di sini saya
menangkap kalau penelitian terapan di sini fungsinya kurang lebih sama dengan penelitian terapan yang disebut di awal. Namun, untuk penelitian
murninya ini apa bisa dianggap sama juga dengan penelitian dasar? Mengingat bahwa penelitian murni melibatkan pengembangan dan pengujian
teori sedangkan penelitian dasar tidak sampai tahap pengujian.

Jawab:
Penelitian murni dapat dikatakan sama dengan penelitian dasar, karena pada dasarnya produk yang dihasilkan tidak berfokus pada penggunaan
praktis yang dapat menyelesaikan masalah kehidupan secara langsung.
Dari Trisnia Rizqi Safithri (G0119117)
Di ppt beberapa kali disinggung tentang penelitian non ilmiah, pertanyaannya apakah kebenarannya ini benar benar sebuah kebenaran atau ndak.
Soalnya dari mana mereka tahu bahwa ini benar seperti ini. Apakah hanya karena saat penelitian non ilmiah ini terjadi hasilnya pas dengan
hipotesis mereka terus yaudah berarti bener, atau gimana? kan bukti ilmiah nya sedikit dan ga melewati beberapa cara ilmiah

Jawab:
Belum tentu benar, bisa jadi benar secara keseluruhan atau benar hanya sebagian. Tahu benar atau tidaknya juga dilihat dari ada atau tidak
manfaatnya. Mereka tahu mana yang benar bisa dengan menggunakan akal sehat, intuisi, wahyu, dan juga trial and error. Kalo yang dipercayai
benar itu memang benar/ada manfaatnya, maka untuk permasalahan yang sama di masa depan akan digunakan cara penyelesaian yang sama, jika
tidak maka akan ditinggalkan.
Dari Rangga Pangestu Adji (G0119094)
salah satu syarat proses berpikir dapat dikatakan ilmiah apabila kebenaran tersebut telah diuji dan dibuktikan dengan taraf-taraf berpikir bukan
ilmiah. mengapa hal tersebut diuji dengan sesuatu yang non ilmiah dan bukan dengan sesuatu yang ilmiah?

Jawab:
Belum tentu benar, bisa jadi benar secara keseluruhan atau benar hanya sebagian. Tahu benar atau tidaknya juga dilihat dari ada atau tidak
manfaatnya. Mereka tahu mana yang benar bisa dengan menggunakan akal sehat, intuisi, wahyu, dan juga trial and error. Kalo yang dipercayai
benar itu memang benar/ada manfaatnya, maka untuk permasalahan yang sama di masa depan akan digunakan cara penyelesaian yang sama, jika
tidak maka akan ditinggalkan.
Dari Sherly Rachma Andreina (G0119106)
Penelitian survey dilakukan tanpa ada perlakuan buatan, apakah dengan seperti itu penelitian survey merupakan penelitian naturalistic?

Jawab:
Dengan tidak adanya perlakuan buatan, penelitian survey dapat dikatakan sebagai penelitian yang natural, namun perbedaan penelitian naturalistik
dengan penelitian survey terletak pada pengumpulan data. Walaupun tidak terdapat perlakuan buatan, pada penelitian survey terdapat perlakuan
pada pengumpulan data, misalnya dengan mengedarkan kuesioner, test atau wawancara. Pada penelitian naturalistik peneliti mengumpulkan data
tanpa membuat perlakuan atau mengumpulkan data bersifat emic, yaitu berdasarkan pandangan dari sumber data, bukan pandangan dari sumber
peneliti.
Dari Sinung Baswara (G0119109)
Bagaimana penelitian sejarah dilakukan?

Jawab:
penelitian kualitatif yang dapat dilakukan untuk mencari kebenaran mengenai hal yang sudah berlalu dengan fakta dan bukti bukti, dan dilakukan
secara ilmiah.

Anda mungkin juga menyukai