Anda di halaman 1dari 9

TEORI DAN METODOLOGI ANTROPOLOGI

TEORI EVOLUSI

Oleh:

Anggun Mustika Yanti 18161006

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI PADANG (UNP)

2019
TEORI EVOLUSI

A. Konteks Lahirnya Teori


Banyak yang menyangka bahwa istilah evolusi berasal dari Darwin. Lama
sebelum Darwin, bahkan sebelum abad keenam masehi orang sudah berbicara tentang
evolusi. Mula-mula istilah evolusi tidak dipakai dalam bidang biologi, tetapi dipakai
terutama dalam ilmu sosial budaya. Kemudian Aristoteles menyebut istilah evolusi
tentang susunan hewan-hewan dari yang rendah sampai yang tinggi. Pandangan
Aristoteles (384-322 SM) menyatakan telah terjadi proses penyempurnaan di bumi
oleh kekuatan supernatural. Kekuatan ini membimbing penyempurnaan sehingga
benda mati menjadi beraneka ragam organisme. Aristoteles beranggapan bahwa bagi
semua organism yang terjadi melalui proses penyempurnaan dalam suatu “scale
naturae”, yakni suatu urutan tingkatan yang tersedia di alam dengan manusia
menempati urutan teratas, dan tumbuh-tumbuhan primitive diikuti benda mati pada
urutan terbawah. Selanjutnya, aristoteles menganggap setiap jenis (spesies) organism
yang telah mengalami proses penyempurnaan adalah stabil, jadi tidak lagi mengalami
perubahan.
Adapun bagaimana evolusi biologis berlangsung Lamarck berpendapat ciri-ciri
perolehan pada organism diwariskan kepada keturunannya. Sebelum Darwin lahir
pada abad ke-19, para ahli telah berbicara tentang evolusi, termasuk kakek Darwin
sendiri, Lamarck, dan lain-lain. Bahkan jauh sebelum itu, Ibn Maskawaih (Abu Ali
Bin Ahmad Bin Muhammad Bin Yaakub Bin Maskawaih, ilmuan islam pada tahun
941 Masehi telah mengasaskan evolusi. Evolusi merupakan kata yang umum dipakai
orang menunjuk adanya suau perubahan, perkembangan atau pertumbuhan secara
berangsur-angsur. Perubahan tersebut dapat terjadi karena pengaruh alam ataupun
rekayasa manusia. Penggunaan lebih lanjut istilah evolusi akhirnya merembet ke
berbagai hal atau bidang. Bintang-bintang dan planet-planet, termasuk bumi kita
senantiasa mengalami evolusi. Tingkah laku manusia, arsitektur bangunan, mode
busana, bahkan ilmu pengetahuan, teknologi, budaya dan seni juga mengalami
perubahan pelan-pelan (evolusi).
Kata evolusi menurut kamus Webster’s II mempunyai arti suatu proses perubahan
atau perkembangan secara bertahap atau perlahan. Sedangkan lawan katanya revolusi
yang berarti proses perubahan secara tiba-tiba (Cepat atau radikal) pada suatu
keadaan atau pada suatu sistem. Kata evolusi digunakan pertama kali oleh Herbert
Spencer, seorang ahli filsafat dari inggris. Oleh spencer pengertian evolusi yang
dilontarkan berkaitan dengan suatu perkembangan ciri atau sifat atau keadaan dari
waktu ke waktu melalui perubahan bertingkat. Sehingga istilah tersebut tidak ada
kaitannya dengan pembahasan di bidang biologi.
Dalam perkembangannya lebih lanjut, pengertian evolusi dikelompokkan menjadi 3,
yakni evolusi kosmik/kosmis, evolusi organic (biologis) dan evolusi budaya atau
budaya peradaban atau evolusi moral. Mendengar perkataan “evolusi” biasanya orang
awam segera memikirkan Darwin dengan teori “keranya”. Tetapi pengertian evolusi
tidaklah berkisar pada manusia dan kera saja, lagi pula manusia bukanlah keturunan
langsung dari kera. Teori evolusi hanyalah sebagian yang dipelajari dari biologi,
yakni suatu ilmu yang mempelajari makhluk hidup.

1. Teori Evolusi

Teori adalah penjelasan rasional gejala alam dengan didasarkan pada bukti-bukti
secara tidak langsung atau bukti-bukti yang tidak lengkap. Bila gagasan itu sama sekali
belum disertai bukti yang diperlukan, masih dinamakan sebagai hipotesis. sedangkan
manakala kita menghadapi fenomena suatu peristiwa alam yang dikemukakan dapat
menjelaskan fenomena tersebut disertai dengan bukti-bukti yang telah dapat di uji, kita
menyatakan gagasan itu sebagai hokum dan ini sepadan dengan istilah dalam agama
yakni sunatullah. Gagasan evolusi, terutama evolusi organik, merupakan suatu gagasan
yang rasional (masuk akal), disertai beberapa bukti tidak langsung (petunjuk), maka
gagasan ini masuk kategori dalam suatu teori. Oleh karena itu evolusi organik ini
termasuk teori evolusi organik.
Sekalipun masih berderajat suatu teori bahwa teori evolusi organik haruslah
diakui merupakan suatu kenyataan dalam dunia ilmu pengetahuan dan telah mendapatkan
tempat sedemikian rupa sebagai satu-satunya cara yang masuk akal (berdasarkan fakta)
untuk menjelaskan timbulnya keanekaragaman makhluk hidup yang ada di permukaan
bumi ini. Menurut teori evolusi organik ini dikatakan secara umum bahwa semua
makhluk hidup yang ada sekarang berasal dari makhluk yang sama. Asal mula semua
bentuk kehidupan hanya satu bentuk sangat sederhana yang kemudian berkembang
melewati jalur percabangan dan pemisahan menjadi spesies yang berbeda-beda.
Perubahan-perubahan di alam terjadi sepanjang masa termasuk makhluk hidup. Bila yang
mengalami perubahan itu makhluk hidup kita menyebutnya sebagai evolusi organic atau
evolusi biologi. Menurut teori ini secara umum disebutkan semua makhluk hidup yang
hidup sekarang ini adalah keturunan dari berbagai jenis kehidupan yang hidup pada masa
silam, yang dalam banyak hal memiliki sifat yang lebih sederhana. Teori evolusi organik
adalah salah satu generalisasi ilmiah yang penting. Hal ini didukung banyak macam bukti
baik dari genetika, anatomi perbandingan, distribusi geografi, seleksi alam, dan lain
sebagainya.
Sejaka dikemukakan oleh Darwin dan Wallace, teori evolusi telah banyak
membuka lembaran baru dalam cara pemikiran biologi, sehingga tahun 1859 dianggap
sebagai permulaan jaman modern biologi. Sebetulnya sebelum tahun tersebut telah
banyak para penyelidik yang telah berperan besar di dalam bidang biologi, tetapi hanya
teori yang dikemukakan oleh Darwin dianggap sebagai permulaan teori evolusi modern
dalam bidang biologi.
Semenjak Charles Darwin mengemukakan gagasannya tentang teori evolusi,
bergulirlah dengan cepat gagasannya tersebut ke segala penjuru dunia. Teori ini telah pula
merasuki berbagai segi kehidupan manusia, utamanya dalam bidang keagamaan, politik,
sosial serta bidang keilmuan lainnya. Hingga sekarang pun teori evolusi ini masih hangat
dibicarakan oleh berbagai kalangan masyarakat. Tidak seperti yang diharapkan, gagasan
ini sejak awal telah mendapatkan tantangan, hambatan, bahkan celaan baik dari kalangan
agamawan, ilmuan, dan ahli kemasyarakatan. Perdebatan masih mewarnai pembicaraan
tentang evolusi, meskipun berbagai kemajuan bidang ilmu penunjang evolusi terus
berlangsung dan dapat dirasakan manfaatnya oleh manusia misalnya di bidang budidaya
pertanian, peternakan dan perikanan.
Masih banyak persoalan yang berkaitan dengan teori evolusi yang harus dipecahkan.
Tetapi harus kita sadari bahwa teori evolusi masih berderajat suatu teori atau keterangan
sementara. Hal ini dengan melihat kenyataan terdapat berbagai jenis atau spesies
makhluk hidup yang masih ada maupun yang telah memfosil, orang menyangka bahwa
tidak ada pertaliannya sama sekali. Maka timbullah keinginan para ahli untuk mencari
pertalian tersebut.
Teori evolusi pada dasarnya merupakan teori yang dinamis yang pada masa kini bukan
saja merupakan mata pelajaran penting dalam bidang biologi, tetapi juga penting dalam
bidang teknologi modern. meskipun banyak orang ang tidak begitu yakin dengan teori
evolusi ini namun teori evolusi merupakan sumber inspirasi yang tidak ada habis-
habisnya dalam perkembangan teknologi dunia.

2. SEJARAH TEORI EVOLUSI


1. Yunani Kuno
Makhluk hidup berasal dari makhluk hidup jenis lain.
2. Jean Lamarck
Makhluk hidup mewariskan sifat-sifat yang mereka peroleh selama hidup ke generasi
berikutnya.
3. Charles Darwin
Semua spesies berasal dari satu nenek moyang yang sama melalui proses yang terjadi
secara kebetulan.
4. Richard Dawkins
Evolusionis, materialis dan pembantah eksistensi Tuhan.
B. Asumsi yang ditawarkan
Berikut pendapat para ahli mengenai teori evolusi:

1. Anaximander yaitu Mempercayai manusia berevolusi dari makhluk akuatik.


2. Empedocles yaitu Kehidupan muncul dari lumpur dan tumbuhan
3. Eramus Darwin yaitu Berawal dari asal mula yang sama dan respon fungsional
diwariskan
4. Sir Charles Lyell yaitu Permukaan bumi terbentuk melalui proses bertahap dalam jangka
waktu yang lama.
5. Thomas Robert Malthus yaitu tidak adanya keseimbangan antara penduduk dan bahan
makanan.
6. George Cuvier yaitu Setiap masa diciptakan makhluk hidup yang berbeda

Teori Evolusi Lamarck berisi dua gagasan utama, yaitu:

• Gagasan use and disuse (digunakan dan tidak digunakan) bagian tubuh yang digunakan
secara intensif untuk menghadapi suatu lingkungan tertentu akan menjadi besar dan kuat.
Sementara itu, bagian tubuh yang jarang digunakan akan mengalami kemunduran.

• Sifat atau ciri-ciri dari lingkungan dapat diwariskan kepada keturunannya.


Charles Robert Darwin (1809-1882)

Darwin yang dikenal sebagai Bapak Teori Evolusi lahir di daerah Inggris bagian barat.
Teori Evolusi Darwin tidak muncul begitu saja, namun berdasarkan hasil perjalanannya dengan
kapal Beagle ke kepulauan Galapagos dan studi terhadap berbagai disiplin ilmu. Pelayaran
Darwin ke Kepulauan Galapagos

Weismann tidak menentang pandangan Darwin, tetapi lebih menjelaskan pandangan Darwin
mengenai seleksi alam. Weismann berpendapat bahwa perubahan sel tubuh karena pengaruh
lingkungan tidak akan diwariskan kepada keturunannya. Evolusi menyangkut bagaimana
pewarisan gen-gen melalui sel-sel kelamin, artinya evolusi adalah gejala seleksi alam terhadap
faktor-faktor genetika.

Teori Evolusi Darwin ( Teori Seleksi Alam )

Penemuan Teori Evolusi Darwin

1). Pelayaran Darwin ke Kepulauan

Galapagos

>> burung finch di Galapagos

2). Isi Teori Seleksi Alam

Spesies yang hidup sekarang berasal dari spesies-spesies yang hidup dimasa
silam evolusi terjadi melalui seleksi alam

C. Metoda yang digunakan


Metode yang digunakan dalam membuktikan teori ini adalah eksperimen dan dengan
pendekatan etnografi.

D. Bias Teori
Teori evolusi budaya
Berawal dari teori evolusi awal yang dikemukakan oleh Charles Darwin (1809-1882)
the origin species (1859) evolusi adalah seleksi alam, adaptasi dan bertahan hidup, dan
mewariskannya kepada yang lain secara genetic. Species tidak dapat bermutasi tapi
bahwasanya spesies itu termasuk kedalam generasi yang sama adalah keturunan linear
dari spesies tertentu lain yang pada umumnya sudah punah dan dengan cara yang sama
diakui sebagai variasi dari spesies masa lalu tersebut. Organism akan beradaptasi
dengan baik terhadap lingkungannya karena varian yang sukar beradaptasi akan hilang
meninggalkan sedikit keturunan dan ciri-ciri mereka akan hilang.

Metodologi teori evolusi awa yang pada akhirnya mendasari evolusi budaya :
evolusionisme unilinear, evolusionisme universal dan evolusionisme multilinear.

1. Evolusionisme Unilinear
Evolusionisme unilinear yaitu perubahan masyarakat melalui tahap-tahap dalam
suatu garis yang sama secara universal. Oleh karena perubahan tingkat kecepatan
masyarakat yang berbeda maka masyarakat yang kecepatannya lebih rendah akan
tetap berada pada tingkat kemajuan yang lebih rendah pula daripada yang
kecepatannya lebih tinggi.
a. EB Taylor (1832-1917)
Evolusi kebudayaan mempunyai tingkat kebudayaan dari sederhana menuju
kompleks. Terjadi keseragaman pada setiap perkembangan kebudayaan
dimanapun diseluruh dunia. Adanya kemiripan satu dengan lain. Perkembangan
kebudayaan menjadi kompleks karena bertahan hidup.
b. LH Morgan
Perkembangan masyarakat dari sederhana menuju kompleks. Dilihat dari
struktur organisasi sosial/kekerabatan/pemerintahan.
2. Evolusionisme Universal
a. Leslie White (1900-1975)
Menekankan pada energy yaitu sampai seberapa efisien suatu kelompok
masyarakat menggunakan energy, sehingga bisa dikatakan bahwa kebudayaan
yang maju adalah bagaimana satu masyarakat mampu mengefisienkan energy
alam yang ada. Perkembangan kebudayaan manusia yang pada awalnya
berlangsung lambat, kemudian maju dengan pesat itu disebabkan karena
manusia selalu dapat menguasai berbagai macam sumber energy yang makin
lama semakin banyak dan digunakan secara intensif. Penemuan-penemuan baru
dalam penggunaan sumber-sumber energy yang baru itu dibandingkan dengan
peristiwa menyolok yang terjadi dalam proses evolusi bentuk-bentuk hidup yang
oleh para ahli biologi disebut mutasi. Dengan demikian berbagai peristiwa
penemuan sumber-sumber energy yang baru itu merupakan cultural mutations.
3. Multilinear Evolution
a. Julian Steward (1902-1972)
Lebih memperhatikan garis-garis spesifik perkembangan dalam masyarakat atau
kelompok masyarakat spesifik yang memiliki inti kebudayaan yang sama.
Perubahan budaya ditentukan dari proses adaptasi terhadap lingkungan yaitu
adanya konsep adaptasi, teknoekonomi yang kemudian melahirkan inti
kebudayaan yang sama. Ekologi budaya denga cara eksploitasi teknologi oleh
masyarakat akan merubah pola perilaku ekploitasinya kemudian merubah pola
perilaku dalam memanfaatkan lingkungan. Hal ini berarti bahwa pola perilaku
masyarakat berbeda untuk satu dengan daerah yang lain sesuai dengan
lingkungannya (ekologi budaya).
b. Marvin Haris (1927)
Materialism budaya Marvin Harris dipengaruhi oleh gagasan Marxis yang
menyebutkan adanya basis (base) dan suprastruktur hanya saja ia memodifikasi
skema Marxis dengan memasukkan unsure reproduksi manusia ke dalam basis
infrastruktur bersama-sama dengan mode ekonomi dari produksi.
Selain itu dia juga mengusulkan suatu kategori antara intermediate category
yakni struktur diantara basis dan supra struktur suatu kategori yang tidak
terdapat dalam skema Marxis.
Dia menyebut ketiga kategori tersebut sebagai fenomena etik yaitu yang dapat
ditemukan oleh ahli ilmu sosial yang menelitinya sebagai ilmuan dan dari sudut
pandang ilmu sosial sebagai strategi peneitian prioritas untuk mengembangkan
penjelasan fenomena sosial. Kondisi fisik menentukan kebudayaan besar.
E. Kelemahan/Kritik Teori Evolusi
1. Tidak mungkin adanya kemiripan unsure-unsur kebudayaan yang sama tingkat
kemiripan pemikiran manusia.
2. Terlalu menyederhanakan unsure-unsur kebudayaan dan pemikiran manusia.
3. Perbedaan dalam traits (unsur-unsur kecil dari budaya) pada masyarakat tidak
begitu penting
4. Kebenaran harus dilihat dan difahami secara detail, bukan secara umu (general).
DAFTAR PUSTAKA

Waluyo, Lud. 2010. Miskonsepsi dan Kontroversi Evolusi serta Implikasinya pada Pembelajaran.
Malang. UMM Press

Anda mungkin juga menyukai