Sosiologi Perkotaan
Disusun Oleh:
Kelompok 6 (Sesi F)
DOSEN PEMBIMBING:
PADANG
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas kehendak-
Nyalah makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya dengan baik. Meskipun waktu
yang diberikan sangat singkat. Penulisan makalah ini bertujuan untuk menjelaskan peran
pranata agama dalam kehidupan sehari-hari dan kita dapat mengetahui fungsinya. Dalam
penyelesaiaan makalah ini, kami banyak mengalami kesulitan, terutama disebabkan oleh
kurangnya ilmu pengetahuan. Namun berkat bimbingan dari berbagai pihak, akhirnya
makalah ini dapat diselesaikan walaupun tentu saja masih terdapat banyak kekurangannya.
Karena itu, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyelesaiaan makalah ini. Kami menyadari bahwa makalah ini belum sempurna dan masih
banyak kekurangannya. Oleh karena itu, kami berharap adanya kritik dan saran yang
membangun agar makalah ini menjadi lebih baik dan berdaya guna di masa mendatang.
Penulis
Daftar Isi
Daftar Isi………………………………………………………………………........
BAB I Pendahuluan
2.1.2 Kumuh............……………………………………….
BAB IV Penutup
4.2 Saran……………………………………………………….…........
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
Sampah merupakan bahan yang padat telah dibuang dari aktivitas rumah,
tangga, hotel, pasar, industri, & aktivitas manusia lainnya sehingga sampah juga dapat
diartikan sebagai sampingan dari aktivitas manusia yang tidak terpakai.Sampah
merupakan indicator tepenting dalam pembersiahan kota demi terwujudnya kotaku
atau kota tanpa kumuh yang keberadaannya selalu ingin diharapkan oleh seluruh
kalangan masyarakat bukan hanya dari masyarakat elit saja tetapi masyarakat
ekonomi rendah. Namun keberadaan sampah malah semakin bertambah bayak diiringi
dengan laju pertumbuhan pendududk yang ad di kota padang, akibatnya sampah
tersebut merusak lingkungan yang mengakibatkan pencemmaran terhadap
lingkungan, hal ini disebabkan karena sampah yang ada di masyarakat tidak mampu
dikelolah, selain itu prilaku dan gaya hidup masyarakat denagn memebuang sampah
sembaranagn seperti ke sungai menagkibatkan permasalahanbaru seperti
menimbulkan bencana alam bahkan memunculkan bibit penyakit yang dapat
menurunkan tingkat kesehatan masyarakat yang tinggal di sepanjang sungai karena
membuang sampah sembarangan. Hal ini diperparah lagi dengan kurangnya rasa
kebertanggung jawaban masyarakat dalam menjaga lingkungan dimana tingkat
kesadaran warga rendah dalam menjaga lingkungan karena masih banyak ditemukan
warga yang membuang sampah ke sungai sehingga mencemari lingkungan
seharusnya pemerintah mampu memberikan solusi atas penumpukan sampah yang ad
di kota padang mengajak masyarakatnya untuk berprilaku besih demi mewujudkan
kota padang yang sejahtera yaitu kotaku kota tanpa sampah.
1. Observasi
2. Wawancara
1. Waktu penelitian
2. Lokasi penelitian
PENJELASAN KONSEP
Kumuh adalah kesan atau gambaran secara umum tentang sikap dan
tingkah laku yang rendah dilihat dari standar hidup dan penghasilan kelas
menengah. Dengan kata lain, kumuh dapat diartikan sebagai tanda atau cap
yang diberikan golongan atas yang sudah mapan kepada golongan bawah yang
belum mapan. Menurut kamus ilmu-ilmu sosial Slum’s diartikan sebagai suatu
daerah yang kotor yang bangunan-bangunannya sangat tidak memenuhi
syarat. Jadi daerah slum’s dapat diartikan sebagai daerah yang ditempati oleh
penduduk dengan status ekonomi rendah dan bangunan-bangunan
perumahannya tidak memenuhi syarat untuk disebut sebagai perumahan yang
sehat. Slum’s merupakan lingkungan hunian yang legal tetapi kondisinya tidak
layak huni atau tidak memnuhi persyaratan sebagai tempat permukiman
(Utomo Is Hadri, 2000). Slum’s yaitu permukiman diatas lahan yang sah yang
sudah sangat merosot (kumuh) baik perumahan maupun permukimannya
(Herlianto, 1985). Dalam kamus sosiologi Slum’s yaitu diartikan sebagai
daerah penduduk yang berstatus ekonomi rendah dengan gedung-gedung yang
tidak memenuhi syarat kesehatan (Sukamto Soerjono, 1985).
a. Sebuah komuniti tunggal, berada di tanah milik negara, dan karena itu dapat
atau bahkan terwujud sebagai sebuah Kelurahan, dan bukan hunian liar.
Kota Padang terletak dipantai barat pulau Sumatradan berada antara 0°44'00"-
1°08'35" LS serta antara 100°05'05"-100°34'09" BT. Menurut PP No.17 Tahun
1980, Luas Keseluruhan KotaPadang adalah 694,96 km²; atau setara dengan 1,65
persen dari luas Provinsi Sumatera Barat. Dari luas tersebut lebih dari 60% nya
yaitu ± 434,63 km² merupakan daerah perbukitan yang ditutupi
hutan lindung, baru selebihnya merupakan daerah efektif perkotaan. Kota
Padang memiliki garispantai sepanjang 84 km dan pulau kecil sebanyak
19 buah diantaranya yaituPulau Sikuaidi Kecamatan Bungus Teluk Kabung
seluas 38,6 km², Pulau Toran di kecamatan Padang Selatan seluas25 km², dan
Pulau Pisang Gadang seluas 21,12 km² juga di Kecamatan Padang Selatan.
Daerah perbukitan membentang dibagian timur dan selatan kota. Bukit-bukit yang
terkenal di Kota Padang
antara lain, Bukit Lampu, Gunung Padang, Bukit Gado-
Gado, Bukit Pegambiran, dll Wilayah daratan Kota Padang ketinggiannya
sangat bervariasi, yaitu antara 0 m sampai 1.853 m di atas permukaan laut
dengan daerah tertinggi adalah Kecamatan Lubuk Kilangan. Kota Padang memiliki
banyak sungai, yaitu 5 sungai besar dan
16 sungai kecil, dengan sungai terpanjang yaitu Sungai Batang Kandis
sepanjang 20 km. Tingkat curah hujan Kota Padang mencapai rata-rata 405,58 mm
per bulan dengan rata-rata hari hujan 17 hari per bulan pada tahun 2003. suhu
udaranya cukup tinggi yaitu antara 23°-32°C pada siang hari dan pada malam hari
adalah antara 22°-28°C.
Pemukiman kumuh tidak lepas dari Masalah sampah, dimana Kota Padang
sebagai kota dengan penduduk terpadat di provinsi Sumatra Barat tentunya juga
berbanding lurus dengan sampah yang di produksi tiap harinya. Jumlah produksi
sampah di Kota Padang dapat dilihat pada tabel 1.2 berikut :
3.4 Factor Penyebab Pemukiman Di Pasar Pagi Puruih Dikatakan Sebagai Pemukiman
Kumuh
3 Kab. Solok 351.51 355.70 359.81 348.56 351.97 355.07 358.37 361.09
5 5 9 6 6 7 1 5
7 Kab. Agam 428.34 429.82 431.15 454.85 459.48 463.71 469.02 472.99
5 2 3 3 7 9 8 5
14 Kota Solok 57.120 58.473 59.837 59.396 60.301 61.152 63.525 64.819
Sumatera Barat 4.697.7 4.763. 4.827.9 4.846.9 4.904. 4.957. 5.066.4 5.131.
64 099 73 09 460 719 76 882
2. Pembuangan Sampah Sembarangan
“yo kalau sampah dibuang se ka banda ko nyo, kalau dulu pas ibuk pindah kasiko
urang alun rami lai, masih ciek-ciek urang yang tingga disiko, itupun ujuang ka
ujuang. Dek kini urang lah padek yo sampah tabangnyo ka banda muko ko. Banda ko
kalau aia pasang naiknyo ka ateh ma, sabatih kaki ko tingginyo, beko kalau sarok
banyak mambarasiahan nyo samo-samo kalau lai lo, kok dak yang dibarasiahan
rumah surang-surang nyo”.
Artinya :
“ya kalau sampah dibuang saja ke selokan ini, kalau dulu ketika ibuk pindah kasini
orang belum ramai, masih beberapa orang yang tinggal disini, itupun dari ujung-
keujung. Sekarang penduduk yang makin banyak mereka membuang sampah di
selokan, ketika air pasang sampah mulai masuk kerumah penduduk bersamaan
dengan air yang naik setinggi betis orang dewasa, kalau sampah banayk terkadang
kami membersihkan dan mengangkat sampah secara bersama-sama, itupun kalau
sampahnya terlalu banyak, tapi lebih sering memmbersihkan rumah sendiri-sendiri”.
Dari hasil wawancara di atas jelas bahwasanya kesadaran masyarakat yang masih
rendah menyebabkan pemukiman menjadi kumuh.
PENUTUP
1. Kesimpulan
2. Saran
Indonesia.
Bakkaruddin Hand Out 2001, Geografi desa & kota: Geografi FIS UNP PADANG,
BPS Kota Padang Source : Statistical Central Board Of Padang City 2007.
www.Blogspot.co.id